Anda di halaman 1dari 9

Perkembangan Biologis, Motorik, Kognitif, Dan Sosioemosional

Pada Masa Dewasa

Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik


Dosen Pengampu : Khairina Afni, S;Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Dira Sabrina (22053188)
2. Ezra Crishtiana (22053219)
3. Rizky Rizal Fadillah (22053198)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP BUDIDAYA BINJAI
2023/2024
PEMBAHASAN 6

a. Pengertian Dewasa

Menurut Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan dewasa apabila orang itu


bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan
khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang
dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah
laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari. Dengan demikian orang dewasa
dituntut untuk mempertanggung jawabkan semua yang dilakukan bekerja memenuhi
kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga sebagai wujud cinta terhadapp istri dan anak-
anaknya. Orang dewasa yang matang tidak takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri
dalam memproses mempertanggung jawabkan cinta yang diikrarkan. Dalam kebudayaan
Amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status dewasa kalau ia belum
mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaan Indonesia, seseorang dianggap
resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai
21 tahun.

b. Masa Dewasa Sebagai Masa Transisi

1. Transisi Fisik

Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa masa dewasa
sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini,
seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah
tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi
diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti
orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap
melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun
orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-
aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata).
Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.

2. Transisi Intelektual

Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia,
Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa operational
formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner & Helms,
1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah yang
kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual,
sebagian besar dari mereka telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi
(uniiversitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka
mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun
demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang

1
bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana.
Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai
dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.

3. Transisi Peran Sosial

Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating),
untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga
yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga
yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki
peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai
ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga,
sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-, ninggalkan tugas karier
tempat mereka bekerja Namun demikian, l tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan
kariernya untuk • menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic
tasks), agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan
pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.

c. Peristiwa Kehidupan Pada Masa Dewasa

Ada bebrapa peristiwa kehidupan yang dialami oleh orang dewasa dan tua, peristiwa-
peristiwa tersebut meliputi:

1. Dewasa Awal (Young Adulthoud)

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat
dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk
keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari
orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain). Hurlock
(1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira
umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Namun Secara umum, mereka yang tergolong
dewasa muda ialah mereka yang berusia 20-40 tahun.

2. Dewasa Tengah (Middle Adulthoud)

Banyak pendapat yang variatif sehubungan dengan bilangan usia dewasa tengah.
Hurlock (1992) membatasi usia dewas tengah adalah sekitar 40 – 60 tahun. Ia membagi 2
fase, yaitu usia tengah baya dini ( 40-50 tahun) dan usia tengah baya lanjut (50 -60
tahun). Mappiare (1982) sepakat dengan batasan usia tersebut. Gunarsa (1988) menduga
bahwa usia tengah baya berlangsung lebih cepat 5 tahun dari perkiraan orang.
Menurutnya usia tengah baya adalah pada umur 35 – 60 th. Sementara Jim & Sally
(1987), membatasi bahwa usia tengah baya adalah antara 33 – 70 tahun. Akan tetapi
sekalipun terdapat beberapa perbedaan, yang jelas para ahli umum-nya sepakat bahwa
dewasa tengah berlangsung dari sekitar usia 40 – 45 sampai sekitar usia 65 tahun. Dalam
banyak hal, periode dewasa tengah adalah waktu timbulnya tekanan emosional. Oleh
Bernice Nengeartein (dalam Callhoun dan Acocella, l990) dikatakan bahwa peroiode ini
2
merupakan suatu masa ketika orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Meskipun bagi orang lain ada kalanya periode ini justru merupakan permulaan
kemunduran.

Bagi Erik Erikson (Callhoun dan Acocella, l990), dalam periode ini individu memiliki
antara kearifan dan penyerapan pribadi. Kearifan yang dimaksud adalah kapasitas untuk
mengembangkan perhatian terhadap orang lain atau masyarakat sekitar. Orang yang gagal
mengembangkan kapasitas kearifan ini mungkin menjadi semakin terserap pada diri
mereka sendiri seperti larut dalam kehidupan duniawi dan bendawi saja. Teori Erikson
ini berpijak pada kenyataan yang dia sinyalir bahwa dalam setiap tingkat kehidupan
selalu dicirikan dengan pilihan-pilihan antara 2 pendekatan terhadap kehidupan, satu
positif dan satunya negatif. Tampaknya tengah baya merupakan salah satu waktu dalam
hidup seseorang dimana banyak terjadi peristiwa besar yang memaksanya untuk
mengadakan penataan kembali. Penataan kembali itu kiranya terjadi karena adanya
beberapa perubahan besar dalam hal fisiologis, psikologis, seksual dan perubahan-
perubahan sosial yang menyertai ketiga perubahan itu.

3. Dewasa Akhir (Final Adulthoud)

Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di
dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki
masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah
enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam puluh,
tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental. Oleh karena itu,
usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi
hidup yang baik.

d. Penyesuaian Terhadap Peristiwa Kehidupan

1. Perkembangan Fisik

Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Yang
meliputi:

1. Kesehatan Badan

Awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan frsik.
Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif mereka
berada di tingkat yang pailing tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa kondisi
kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan keadaan fisik
juga terjadi. sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat.
Perubahan-perubahan ini sebagian besar lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif.
Secara berangsur-angsur kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah
terserang penyakit. Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa
pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai
mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada
umumnya, menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang
3
sudah mengalami menopause pada usia 40. Bagi sebagian besar perempuan, menopause
tidak menimbulkan problem psikologis. Tetapi, bagi sebagian lain, menopause telah
menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala psikologis, termasuk depresi dan hilang
ingatan.

Sejumlah studi belakang ini menunjukkan bahwa problem-problem tersebut


sebenarnya lebih disebabkan oleh reaksi terhadap usia tua yang dicapai oleh wanita dalam
suatu masyarakat yang sangat menghargai anak-anak muda daripada peristiwa menopause
itu sendiri (Feldman, 1996). Bagi laki-laki, tetap subur dan mampu menjadi ayah anak-
anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi secara
berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani, dan frekuensi orgasme yang
cenderung merosot. Penelitian Daniel Levinson dkk, menemukan bahwa salah satu
perubahan penting yang terjadi pada masa dewasa awal ini adalah menurunnya kekuatan
fisik dan psikologis. Pada akhir usia 30-an dan awal 40-an, umumnya pria menyadari
bahwa dirinya sudah tidak lagi di puncak kemudaannya. Dia tidak bisa lagi berlari cepat,
mengangkat benda yang berat, dan sedikit tidur. Penglihatan dan pendengarannya mulai
berkurang ketajamannya, daya ingatnya melemah, dan sulit sekali untuk belajar dan
mengingat informasi tertentu. Dia menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan lebih
gampang terkena penyakit parah, sehingga rnungkin dapat menimbulkan cacat seumur
hidup atau bahkan kematian (Davidoff, 1988).

2. Sensori

Pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran


merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Pada usia antara 40 dan 59 tahun,
daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada
usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek objek yang dekat (Kline &
Schieber, 1985). Sementara itu, pendengaran juga mengalami penurunan pada usia sekitar
40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat pada sensitivitas terhadap
nada tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap nada tinggi ini, terdapat perbedaan
jenis kelamin, yakni Iaki-laki biasanya kehilangan sensitivitasnya terhadap nada tinggi
lebih awal dibandingkan perempuan.

Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman
laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari. Selanjutnya pada masa
dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan, indera
pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera peraba. Perubahan dalam indera
penglihatan pada masa dewasa akhir misalnya tampak pada berkurangnya ketajaman
penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya. Biji mata menyusut
dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya yang diperoleh retina
berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya mampu menerima jumla cahaya
sepertiga dari jumlah cahaya yang diperolehnya pada usia 20 tahun (Kline & Schiebcr,
1985).

3. Otak

Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Khususnya
bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal ini
membantu menjelaskan pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik

4
secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka
untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada tahun-tahun selanjutnya. Pada usia
tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang. Menurut hasil
sejumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai 50% selama tahun-
tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan bahwa kehilangan itu lebih
sedikit. Menurut Santrock (1995), diperkirakan bahwa 5 hingga 10 % dari neuron kita
berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan
semakin cepat.Hilangnya sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antaranya
disebabkan oleh serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak
minum minuman beralkohol.

Semua ini akan semakin merusak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental, yang
sering disebut dengan kepikunan (senility). Bahkan, juga dapat menimbulkan penyakit
otak yang lebih menakutkan lagi, yaitu penyakit Alzheimer (kepikunsn), yang diderita 3
% dari populasi dunia berusia 75 tahun. Alzheimer dapat merusak kecerdasan pikiran.
Pertama pertama Alzheimer menyebabkan memori berkurang, kemudian penalaran dan
bahasa memburuk. Sebagai penyakit yang menjalar cepat, setelah 5 hingga 20 tahun,
penderita menjadi kehilangan arah, kemudian tidak dapat mengendalikan diri, dan
akhirnya kosong secara mental, hidup menjadi merana (Myers, 1996).

2. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Agama

Penyesuaian terhadap perkembangan agama pada masa dewasa dewasa antara lain
memiliki ciri sebagai berikut:

1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang,


bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk
mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri
hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan beragama
selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati
nurani.
7. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-
masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami
serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
8. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social,
sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah
berkembang.

3. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Emosi

5
Perkembangan emosional yang terjadi pada masa dewasa adn tua yaitu sebagai
berikut:

1. Memulai masa dewasa-muda dengan optimisme dan pengharapan, kemudian


berangsur-angsur mengatur hidupnya kembali dalam pergumulan antara harapan-
kenyataan, idealisme-pengalaman.
2. Goncangan emosional mudah timbul karena frustrasi dan kekecewaan dalam
penyesuaian diri dalam pekerjaan, pernikahan (dan kondisi tidak menikah),
bermasyarakat. Dewasa-muda yang stabil secara emosi adalah yang tidak membawa
masalah emosional yang belum terselesaikan dalam masa sebelumnya.
3. Kedewasaan emosi dibangun melalui evaluasi terhadap diri, gaya hidup, dan
pengalamannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya (keberhasilan dan
kebermaknaan).

4. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Cinta

Selama tahap perkembangan keintiman ini, nilai-nilai cinta muncul. Cinta mengacu
pada perilaku manusia yang sangat luas dan kompleks. Menurut Santrock (1995), cinta
dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk cinta, yaitu:

1. Altruisme (perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri


sendiri),
2. Persahabatan,
3. Cinta yang romantis atau bergairah
4. Cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.

Meskipun cinta sudah tampak dalam tahap-tahap sebelumnya (seperti _cinta bayi
pada ibunya dan cinta birahi pada remaja). Namun perkembangan cinta dan keintiman
sejati baru muncul setelah seseorang memasuki masa dewasa. Pada masa ini, perasaan
cinta lebih dari sekadar gairah atau romantisme, melainkan suatu afeksi – cinta yang
penuh perasaan dan kasih sayang. Cinta pada orang dewasa ini diungkapkan dalam
bentuk kepedulian terhadap orang lain. Orang-orang dewasa awal lebih mampu
melibatkan diri dalam hubungan bersama, di mana mereka saling berbagi hidup dengan
seorang mitra yang intim.

5. Penyesuaian Terhadap Perkembangan Seksual

a. Anak laki-laki Menjadi lelaki

Setelah aktivitas testis terbentuk pada masa pubertas, secara normal berlanjut
sepanjang sisa umur dengan hanya sedikit pelemahan pada tahun-tahun mendatang. Pada
usia tua ada sedikit pengurangan sperma dan androgen. Hal ini dikaitkan dengan beberapa
perubahan degenerasi di dalam testis, tetapi tidak ada penurunan testikel yang tiba-tiba
dibandingkan dengan daya klimaks wanita.

b. Anak Perempuan Menjadi Wanita

6
Pada tahap terakhir kedewasaan, biasanya setelah menstruasi, tubuh anak perempuan
mulai membentuk tubuh wanita. Perubahan yang dialami anak perempuan secara
langsung berhubungan dengan sekresi hormon wanita, estrogen dan progesteron. Dia
menjadi lebih tinggi, pinggul dan paha lebih berisi, tubuh lebih padat dan berlekuk. Buah
dada mulai membesar dan rambut tumbuh di tangan dan kaki. Alat genital eksternal dan
internal tumbuh dan berkembang, dinding vagina mulai menebal. Sekresi vagina terjadi.

Bentuk tubuh wanita tergantung pada dua hal: besar hormon yang dihasilkan dan
sensitivitas tubuh dalam mereaksi terhadap hormon-hormon tersebut. Sekitar umur 45,
fungsi ovarium perlahan-lahan semakin berkurang, tingkat estrogen dan progesteron
menurun, yang mengakibatkan berhenti menstruasi dan tidak subur, penipisan dinding
vagina dan sangat sering, perubahan tulang yang menyebabkan bongkok.

KESIMPULAN

Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki masa
dewasa, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah
masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai
belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru. Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak dioptimalkan dengan baik akan menjadi
bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang. Perkembangan fisik, emosional,
agama, cinta, kognitif dan sosial pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap individu.

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya
tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis
ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan
dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang
dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain,
termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam
menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk
seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

belajar psikologi, diakses 7 Mei 2023 dari, http://belajarpsikologi.com

mewarnai hidup, diakses 6 Mei 2023 dari, mewarnaihidup.blogspot.com

qalbinur, diakses 7 Mei 2023 dari, qalbinur.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai