Mulai menerima tanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Oleh kaena itu jika terjadi
kesalahan bertingkah laku atau melanggar aturan dan moral ia mau bertanggung jawab
dan menerima sanksi.
Sedangkan seseorang yang matang menurut Anderson memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego;
2. Mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaankebiasaan kerja yang
efisien;
3. Dapat mengendalikan perasaan pribadinya;
4. Mempunyai sikap yang obyektif;
5. Menerima kritik dan saran;
6. Bertanggung jawab;
7. Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan yang realistik dan baru.
Dari dua pandangan seperti dikemukakan tersebut, maka secara sederhana dapat
dikatakan bahwa seseorang dapat disebut dewasa apabila telah sempurna pertumbuhan
fisiknya dan mencapai kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan berperan
bersama-sama orang dewasa lainnya. Umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20
tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40 - 45, dan
pertengahan masa dewasa berlangsung dari sekitar usia 40 - 45 sampai sekitar usia 65
tahun, serta masa dewasa lanjut atau. masa tua berlangsung dari sekitar usia 65 tahun
sampai meninggal (Feldman, 1996).
Karena panjangnya rentangan usia masa dewasa ini, maka para ahli lain membagibaginya lagi ke dalam beberapa fase.
Hurlock (1980: 265) membagi menjadi tiga fase, yaitu:
1. Early Adulthood (fase dewasa awal):
Sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai usia 40 tahun.
2. Middle Age (fase setengah baya):
Fase Iuventus
umur 25 40 tahun
2.
Fase Virilitas
umur 40 55 tahun
3.
Fase Frasenium
umur 55 65 tahun
4.
Fase Senium
menurut Duvall (1989) adalah memiliki pasangan hidup, berkeluarga dan berkarir. Pada
periode ini mulai diperoleh identitas pribadi dan kemampuan bekerja yang sangat
produktif. Pencapaian dewasa awal ditandai oleh tercatatnya perubahan fisik dan
perkembangan pribadi. Perubahan fisik dapat dilihat dari tingginya stamina dan
kekuatan fisik serta kematangan biologis. Demikian pula keyakinan dan nilai pribadi
makin mendalam. Minat pribadi makin terarah, dan lebih menyempit dibanding minat
pada periode perkembangan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari makin terarah minat
terhadap lawan jenis, khususnya kepada seseorang yang akan dipilih menjadi pasangan
hidup.
Selain itu memilih pekerjaan yang cenderung tetap. Yang akan digeluti
sepanjang hidup.
BAB II
A.Perkembangan Psikologi Dewasa Awal
1. PERKEMBANGAN SEPUTAR DEWASA AWAL
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik
dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa
depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa
seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang
lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999),
orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically
trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial
(social role trantition).
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan
sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris
menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan
penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas
perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,
mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab
sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan
melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana
seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock
(1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada
salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian
diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit,
mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal
adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh
kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa
remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik
daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Ciri Perkembangan Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson
(dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi
pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri
sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang
matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu
dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja
secara terbimbing menuju arahnya.
c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaanperasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan
sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri,
tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai
keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham
bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran
orang lain demi peningkatan dirinya.
f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi
kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara
realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya
secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia
brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri
fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya
dengan situasi-situasi baru.
10
doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar
kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar.
g. Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa
biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan
yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka
memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
h. Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena
ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi
orang dewasa.
i. Masa Kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung
pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan
kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang
memungkinkan ekspresi kreativitas.
B.HASIL HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI DEWASA AWAL
Hasil penelitian dewasa awal lebih banyak mengarah pada hubungan sosial, dan
perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia dewasa awal, dan
pengoptimalan perkembangan dewasa awal serta perilaku penghayatan keagamaan.
Beberapa hasil penelitian, diantaranya:
1. Persepsi seks maya pada dewasa awal
11
Hasil penelitian oleh Ida Ayu Putu Sri Andini, menunjukkan bahwa baik pria
maupun wanita memiliki sikap yang negatif terhadap seks maya. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan Indonesia yang masih memegang teguh adat dan
istiadat budaya timur, dimana manusia harus memperhatikan aturan dan nilai budaya di
dalam bersikap dan berperilaku. Menurut Azwar (dalam Riyanti dan Prabowo, 1998)
kebudayaan yang berkembang dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap, tanpa disadari kebudayaan telah
menanamkan pengaruh yang kuat dalam sikap seseorang terhadap berbagai macam hal.
2. Penundaan usia perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkwaninan
Dari hasil penelitian didapatkan hubungan yang positif dan sangat signifikan
antara sikap terhadap penundaan usia perkawinan dengan intensi penundaan usia. Hal
ini berarti mereka memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penundaan usia perkawinan
akan memberikan keuntungan bagi mereka, baik keuntungan dari segi biologis,
psikologis, sosial dan ekonomi. Penundaan perkawinan akan memberikan waktu lebih
banyak bagi mereka untuk membentuk identitas pribadi sebagai individu yang matang
secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.
3. Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja
Adanya ketakutan menghadapi krisis pernikahan dan berujung perceraian
merupakan hal/kondisi yang membuat wanita bekerja ragu tentang kesiapan menikah
mereka. Ditambah lagi maraknya perceraian yang dipublikasikan di media massa saat
ini sehingga dianggap menjadi menjadi fenomena biasa. Salah satu penyebab wanita
yang bekerja memutuskan untuk menunda pernikahan adalah keraguan dapat berbagi
secara mental dan emosional dengan pasangannya. Ketidaksiapan menikah yang
dimiliki wanita bekerja termanifestasi dengan adanya ketakutan menghadapi krisis
perkawinan serta ragu tentang kemampuan mereka berbagi secar mosional dengan
pasangannya kelak. Selain kesiapan psikis juga ketidak siapan fisik. Individu yang
12
merasa memiliki kondisi kesehatan yang tidak prima (sakit, misal DM) cenderung ragu
melangkah menuju jenjang pernikahan.
Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa
criteria yang perlu diperhatikan:
seksual.
Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.
Memiliki kelembutan dan kasih saying kepada orang lain.
Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.
Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan harapan.
Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.
Bersedia menerima keterbatasan orang lain.
Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah yang
13
memiliki kemandirian tinggi akan lebih mudah menghadapi kehidupan, tantangan yang
dihadapinya, serta menjalin hubungan yang mantap dalam kehidupan sosialnya.
5. Perilaku Perkembangan penghayatan Identitas dan Nilai-Nilai Agama dalam
Kehidupan Sehari-Hari
a. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama
Penelitian dengan judul Perkembangan Identitas Diri Dalam Area Agama pada
Remaja Akhirini adalah studi deskriptif pada mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN
Suska Riau, dengan usia sample 18 22 tahun Menurut Hurlock, usia ini sudah
memasuki usia Dewasa Awal.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa remaja akhir yang berstatus
sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi berada pada status identitas diri yang ideal.
b. Perilaku Penghayatan Nilai-Nilai Agama
Penelitian dengan judul Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan
dengan perilaku Membeli produk Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa
Fakultas Syariah IAIN SUSQA Pekanbaru, membuktikan bahwa semakin positif sikap
terhadap aspek kehalalan, maka semakin meningkat perilaku membeli produk makanan
dan minuman halal. Subjek memiliki pengetahuan tantang masalah kehalalan, sehingga
subjek memiliki persepsi dan keyakinan bahwa kehalalan adalah hal yang mendasar
dalam kaitannya dengan produk makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Subjek
meyakini bahwa bahan yang terkandung dan proses yang dilalui dalam pembuatan
produk tersebut memiliki titik kritis untuk kehalalan pangan. Subjek juga membentuk
afek yang mendukung keyakinan tersebut, serta reaksi fisiologis yang sesuai dengan
kepercayan dan keyakinan yang dimilikinya. Selanjutnya juga muncul keinginan dan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang selaras dengan kepercayaan dan perasaan
tersebut.
14
perkembangan
dewasa
awal
mengacu
pada
tugas-tugas
15
bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria
yang berbeda-beda.
b. Belajar hidup bersama dengan suami istri
Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan
masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun
rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga
berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak
dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 40) dianggap
sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu
tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah
Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier
tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah
mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap
yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan
sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar
mengasuh anak-anak.
d. Mengelolah rumah tangga
Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya.
Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah
tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus
dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing.
16
Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak
dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua
ataupun saudara-saudaranya yang lain.
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan
keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang
dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa
cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat
kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis
pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.
Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu,
pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan
dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan
dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa
dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang
menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman
sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan
mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang
makmur-sejahtera bagi keluarganya.
f. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang
ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti:
17
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat
paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri),
(2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan),
(3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak
tercela di mata masyarakat, dan
(4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan
sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat.
Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat),
mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup
dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa
muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
g. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya
Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang
sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk
ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
2.Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang
menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa
yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa
awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu
antara lain:
18
19
realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja)
tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.
D.PERIODESISASI PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk
membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan
ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri
tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil
maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran
berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung
jawab terhadap masa depannya.
Secara fisik, seorang dewasa muda {young adulthood) menampil-kan profil
yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek
fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf
kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif,
kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999),
orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically
trantition^ transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial
(social role trantition).
20
21
bekerja, sambil terns melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana.
Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang
ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.
c. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya
(dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan
rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan
rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita
dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga
pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai
kepala rumah tangga, sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-,
ninggalkan tugas karier tempat mereka bekerja Namun demikian, l tak sedikit seorang
wanita mau meninggalkan kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai
ibu rumah tangga (domestic tasks), agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya
dengan baik. Sebagai anggota masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas
sosial, misalnya dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan
pengurus RT/RW.
2. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
a) Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal
ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-
22
benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan
kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong
luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
b) Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established),
seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika
menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam
meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan
ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan
ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok
dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera
pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan
mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah,
umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan,
dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi
kegagalan.
c) Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri
sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi
Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan
eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai
suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau
rintang-an dari lingkungan eksternal.
23
obatan);
tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging
sapi/kambing, fast-food/sea food (udang, cumi).
Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya
akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang tidak
melakukannya. Para tokoh terkenal di dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf,
1995), yang hidup sehat dan berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh
24
25
26
a. Shifting gears
27
berbagai
faktor
(multiple
factors).
Karena
itu,
untuk
dapat
d. Awareness of paradox
28
29
2. Fleksibilitas kognitif
adalah kemampuan individu memasuki dan menyesuaikan diri dari pemikiran
yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan memahami melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan
memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorongan biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan
ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai
prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
30
3. Fleksibilitas Visuamotor
adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari yang mudah ke hal
yang lebih sulit, yang memerlukan aspek kemampuan visual /motoric (penglihatan,
pengamatan, dan keterampilan tangan).
4. Visualisasi
yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana
individu memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MASA DEWASA ASAL
1.Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai
taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam
pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan
dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan
pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams
memperhaukan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan
hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner
dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di
antaranya:
(a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup
(b) membina kehidupan rumah tangga
(c) meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan
31
32
33
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang
ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat
paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri)
(2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan)
(3) menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar
tidak ter-cela di mata masyarakat, dan
(4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan
sebagainya).
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang
tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendu^ selibat), mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian B
membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap
orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
BAB III
A.Perkembangan Psikologi Usia Dewasa Madya (setengah baya)
Setengah baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja.
Khusus usia setengah baya, sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal
fisik dan psikis juga terdapat kesamaan antara dua masa kehidupan itu.
34
Kalau posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanakkanak dan belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam
peralihan, tidak muda dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya
perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku
dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada
masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya
bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan perasaan yang
menyertainya adalah sama yaitu swalah tingkah, canggung dan kadang-kadang
bingung .
1.Karakteristik Usia Madya
a. Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih
terasa menakutkan. Oleh karena itu orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa
mereka telah mencapai usia tersebut. Pria dan wanita banyak mempunyai alasan untuk
takut memasuki usia madya. Diantaranya adalah : banyaknya stereotip yang tidak
menyenangkan tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang kerusakan
mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta
berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda. Mereka ketakutan pada usia madya
dalam kehidupan mereka, kebanyakan orang dewasa menjadi rindu pada masa muda,
mereka dan berharap akan kembali ke masa itu.
35
kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru. Seperti yang telah
diuraikan, bahwa periode ini merupakan masa dimana pria mengalami perubahan
keperkasaan dan wanita daam kesuburan. Transisi senantiasa merupakan penyesuaian
diri terhadap minat, nilai, dan pola perilaku yang baru. Pada usia madya, cepat atau
lambat, semua orang dewasa harus melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan
jasmani dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki
secara radikal mendasar.
c. Usia madya adalah masa stress
Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap
peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah,
bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
d. Usia madya adalah usia yang berbahaya
Cara biasa menginterpretasi usia berbahaya ini berasal dari kalangan pria yang
ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa
usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal
lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik
sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun
kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di
kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di
kalangan pria.
36
37
orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian
dengan kepergian mereka.
j. Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni
pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari
dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan. Wanita yang
menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak
mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang
membuat mereka merasa jenuh.
2.Bahaya Personal (Pribadi) dan Sosial bagi Orang Dewasa Madya
Bahaya sosial dan pribadi yang paling besar bagi mereka yang berusia madya
timbul karena kecenderungan untuk menerima pendapat umum klise tentang
kebudayaan bahwa orang usia madya biasanya mulai gemuk dan botak. Karena
kurangnya informasi ilmiah tentang usia madya, banyak kepercayaan tradisional dan
budaya klise tetap dipegang. Akibatnya, perilaku mereka menjadi serius.
Akan tetapi, selama penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial dapat menerima
kepercayaan tradisional dan budaya yang klise tersebut, orang tidak semata-mata
mengartikan hal tersebut sebagai bahaya saja. Beberapa bahaya sosial dan pribadi
dianggap penting sehingga orang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri.
a. Bahaya Personal
1) Diterimanya kepercayaan tradisional
38
39
Apabila penyesuian diri dalam usia madya tidak bagus, yang biasanya ditandai
dengan keluhan dan penolakan yang terus menerus terhadap perubahan fisik yang tidak
dapat dihindari karena faktor usia, maka orang secara intensif tertarik pada dandanan
dan pakaian. Baimpria maupun wanita pada umumnya berkonsentrasi pada pemilihan
pakaian yang dapat menimbulkan kesan bahwa ia nampak lebih muda dibandingkan
sebelumnya.
3) Perubahan Peran
Mengubah peran bukanlah masalah mudah, terutama setelah seseorang telah
memainkan peran tertentu selama periode waktu yang relatif lama dan telah belajar
memperoleh kepuasan dari peran tersebut. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa terlalu
berhasil dalam suatu peran nampaknya dapat mengakibatkan kekakuan sehingga proses
penyesuaian terhadap peran lain akan menjadi sulit. Untuk dapat menyesuaikan dengan
baik dengan peran yang baru, seseorang harus dapat berbuat seperti yang dikatakan oleh
Havighurst : menghilangkan emosi yang selama ini diterapkan dalam peran tertentu
dan memanfaatkannya pada kesempatan yang lain.
4) Perubahan Keinginan dan Minat
Bahaya besar dalam penyesuaian diri seseorang pada usia madya timbul karena
ia mau tidak mau harus mengubah keinginan dan minatnya sesuai dengan tingkat
ketahanan tubuh dan kemampuan fisik serta memburuknya tingkat kesehatan fisik.
Mereka mau tidak mau harus mencoba untuk mencari dan mengembangkan keinginan
baru sebagai pengangganti keinginan lama yang biasa dilakukan, atau jauh hari sebelum
masa madya tiba mereka telah mengembangkan keinginan baru tersebut yang cukup
menarik sehingga dapat membebaskannya dari perasaan tertekan dan tidak enak karena
kehilangan keinginan yang biasanya dilakukan. Apabila hal ini tidak dilakukan mereka
akan merasa bosan dan bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara
memanfaatkan waktu yang begitu banyak. Seperti seorang dewasa yang menjadi bosan
pada waktu mereka harus mencari berbagai kegiatan dan keinginan untuk mengisi
waktu yang begitu banyak.
40
5) Simbol status
Kebanyakan dewasa madya memiliki respon yang besar terhadap simbol status,
hal tersebut merupakan tanda betapa besar keinginan seorang untuk memperoleh
symbol status. Sikap seperti ini dapat menimbulkan percekcokan dengan keluarga, dan
bersikap tidak menyenangkan. Karena ia sadar hal itu tidak mungkin ia peroleh.
6) Aspirasi yang tidak Realistis
Orang berusia madya yang mempunyai keinginan yang tidak realistis tentang
apa yang ingin dicapai, akan menghadapi masalah yang serius dalam proses
penyesuaian diri dan social, apabila ia kelak menyadari bahwa ia tidak bias mencapai
tujuan tersebut. Sikap tidak realistis ini sering merupakan faktor bawaan sejak masa
remaja. Bahaya ini merupakan efek langsung bagi pria, sedangkan bagi kaun wanita
merupakan efek tidak langsung apabila suaminya gagal atau tidak mampu untuk
mencapai cita-cita yang diinginkan. Walaupun wanita cenderung mempunyai aspirasi
yang lebih realistis dibanding pria, ia mungkin sadar bahwa tidak mungkin untuk
mencapai cita-cita nya karena waktu yang berlalu begitu cepat. Kegagalanuntuk
mencapai setiap cita-cita dan keinginan menimbulkan perasaan tidak enak dan rendah
diri, yaitu perasaan yang biasanya dapat mengakibatkan kegagalan yang semakin parah.
b.
Bahaya Sosial
Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi penyesuaian social pada masa
usia madya. Kondisi ini umumnya dibawa secara bertahap sejak seseorang masih muda,
terutama pada waktu seseorang berusia remaja dan dewasa muda. Itulah sebabnya
menyapa orang pada masa mudanya tidak memiliki kemampuan penyesuaian social
dengan cara yang baik sehingga pada waktu ia berusia madya hasilnya akan sama saja.
Penyesuaian sosial yang buruk pada masa tersebut, merupakan bahaya, karena semakin
bertambah usia seseorang maka ia akan semakin bergantug pada orang lain, terutama
orang yang suami atau isterinya telah meninggal, sedang anak-anaknya sibuk dengan
keluarga masing-masing. Orang usia madya yang tidak dapat mengikuti perkembangan
41
penting untuk memegang tanggung jawab sosial dan tanggung jawab sebagai warga
Negara di masa tuanya hidupnya akan terasa kesepian dan tidak bahagia sehingga
mengakibatkan ia terlambat dalam proses penyesuian socialnya.
3.Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya
Menurut Erikson
Tugas perkembangan yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas
(Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang
lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui
bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang
berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut Havighurst
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada
fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka
akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang
tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulita.
Masa Usia Dewasa Madya
1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
42
43
menopaose, dimana pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti
secara keseluruhan, sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi
wanita, seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini disebabkan
oleh menurunnya produksi hormon estrogen oleh indung telur.
10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya
antara lain penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.
5.Perkembangan Kognitif
Pada tahap Formal Operasional :
Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua
hal berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini.
Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.
Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki
masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat
melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik
fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih
dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai
hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat
suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapatpendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan
relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
6.Penyesuaian Diri Terhadap PerubahanFisik Masa Dewasa madya
penyesuaian diri terhadap perubahan fisik pada masa dewasa madya terasa agak
44
sulit. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang
menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang
menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-tahun
selanjutnya.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya yang menyebabkan
individu perlu melakukan penyesusaian padanya, antara lain:
1. Perubahan dalam penampilan
2.Perubahan dalam kemampuan indra
3. Perubahan pada keberfungsian fisiologis
4.Perubahan pada kesehatan
5.Perubahan seksual
BAB IV
A.Perkembangan Psikologi Dewasa Akhir
45
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995), masa tua adalah
bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan produktifitasnya yang puas.
Lawannya adalah keputusasaan (despair), yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu
singkat. Beberapa cara menghadapi krisis di masa dewasa akhir adalah tetap produktif
dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan fisik yang semakin menua, maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya. Dengan
begitu, seseorang secara bertahap mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan inilah yang mengakibatkan
interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Sehingga hal ini secara perlahan mulai mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam
46
berbagai hal, yaitu kehilangan peran di tengah masyarakat, hambatan kontak fisik, dan
berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial pada masa dewasa akhir di tandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
2.Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain
dan berbagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin
hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan
hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang
memasuki masa dewasa akhir.
3.Perkembangan Generatif
Generatifitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami
individu selama masa dewasa menengah menurut Erikson. Ketika seseorang mendekati
usia masa dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung
berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anakanak seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan
mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang
membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa
yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
4.Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial menurut Erikson yang
terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang
setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk, dan ide-ide, serta
berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan
dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusasaan dalam menghadapi
47
Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari
Pada saat kematian semakin mendekat, orang seperti ingin membuang semua hal
48
Barangkali penyelidikan yang lebih masuk akal adalah bahwa 5-10% dari neuron kita
akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron
akan lebih cepat. Aspek yang signifikan dari proses penuaan adalah bahwa neuronneuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian, otak dapat cepat
sembuh dan memperbaiki kemampuannya dan hanya kehilangan sebagian kecil dari
kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Sensori
Perubahan sensori fisik pada masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan,
pendengaran, perasa, pembau, dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir, penurunan
indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah.
Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang-orang lanjut
usia membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka
ketika keluar dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap. Penurunan
penglihatan ini biasanya dari pengurangan kualitas dan intensitas cahaya yang mencapai
retina. Di puncak usia tua, perubahan ini mungkin disertai oleh perubahan-perubahan
kemunduran dalam retina yang menyebabkan beberapa kesulitan dalam penglihatan.
Meskipun pendengaran dapat dimulai pada masa dewasa tengah, hal itu biasanya
tidak banyak membawa kesulitan sampai masa dewasa akhir. Pada saat itu, banyak
sekali alat bantu pendengaran yang bisa dipakai untuk bantuan pendengaran. Tuli
biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga, saraf penerima-penerima suara
didalam telinga. Selain berkurangnya penglihatan dan pendengaran,orang pada masa
dewasa akhir juga mengalami penurunan dalam kepekaan rasa dan bau. Kepekaan
terhadap rasa pahit dan asam bertahan lebih lama dibandingkan dengan rasa manis dan
asin.
3. Sitem Peredaran Darah
Tidak lama berselang, terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh
jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun juga, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah
darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangkan usia pada masa dewasa.
49
Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi
lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat, bukan menurun.
4. Sistem Pernafasan
Kapasitas akan menurun pada usia 20-80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paruparu kehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun
begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa akhir dapat memperbaiki fungsi
paru-paru dengan latihan-latihan yang memperkuat diafragma.
5. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas
manusia, lebih banyak terjadi pada laki laki daripada perempuan. Orgasme menjadi
lebih jarang pada laki laki yang terjadi dalam setiap 2-3 kali hubungan seksual, bukan
setiap kali. Rangsangan yang lebih langsung biasanya dibutuhkan untuk ereksi.
Sekalipun hubungan seksual terganggu oleh kelemahan, relasi lainnya harus
dipertahankan diantara kedekatan sensualitas dan nilai sebagai seorang pria maupun
wanita.
C. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Akhir
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam
studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang
dewasa seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralel dengan
penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar,
memori,
dan
intelegensi
mengalami
pemerosotan
bersamaan
dengan
terus
bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut usia juga kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi
secara perlahan-lahan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir,
namun faktor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986)
menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah,
mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut usia melakukan aktifitas-aktifitas yang
abstrak dan sederhana.
50
Ada tiga komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu
berusia lanjut, antara lain sebagai berikut.
1.Pendidikan
Fasilitas pendidikan semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga
generasi sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik
daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata
berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan
informasi atau ingatan (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara maju,
beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasanalasan yang dikemukakan antara lain:
1.
2.
kehidupannya;
3.
Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk
51
tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi (Siegler & Costa, 1985). Jadi,
beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-orang dewasa
lanjut usia sangat mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan kesehatan
daripada faktor usia semata.
Gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya.
Pada satu penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan antara aktifitas olahraga dengan
kecakapan kognitif pada subyek pria dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith
& Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga memiliki kemampuan penalaran,
ingatan, dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang atau tidak pernah
berolahraga.
Penelitian berikutnya, (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa
olahraga merupakan faktor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada
orang dewasa lanjut usia. Yang harus diperhatikan dalam aktifitas berolahraga pada
masa dewasa akhir adalah pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani harus disesuaikan
dengan usia subyek, dalam arti kondisi fisik individu tersebut.
D. Perkembangan Sosioemosi Pada Masa Dewasa Akhir
Pada masa lalu, diduga kerusakan mental yang tidak dapat dihindari juga diikuti
oleh kerusakan fisik. Menurunnya kondisi fisik yang menunjang kerusakan mental telah
ditunjukan dengan fakta bahwa perlakuan terhadap hormon seks pada wanita berusia
lanjut dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mempelajari bahan baru, menghafal,
mengingat, dan meningkatkan kemauan untuk mengeluarkan energi intelektual. Pada
pihak lain, beberapa kondisi patologis seperti tekanan darah tinggi, mengarah pada
hilangnya kemampuan intelektual pada usia lanjut meskipun menurut Wilkie dan
Eisdorfer bahwa gangguan-gangguan semacam itu bukan merupakan bagian dari proses
penuaan yang normal (Hurlock, 1980).
52
53
pandangan dunia sosial yang negatif dan diakhiri dengan identifikasi, serta pemberian
label seseorang sebagai individu yang tidak mampu.
Seberapa besar penurunan kemampuan mental pada masa dewasa akhir? Ada
yang penting untuk diketahui bahwa menurunnya kemampuan mental yang
berhubungan dengan usia lanjut mungkin tidak sepopuler yang diduga orang atau
seperti yang dilaporkan oleh hasil studi terdahulu. Dalam beberapa hal, untuk
penurunan mental yang kelihatan, ternyata menyertai pertambahan usia.
Sebagai tambahan,selama diketahui bahwa kecepatan bergerak menurun secara
bertahap sesuai dengan pertambahan usia, maka tes terhadap kemampuan mental yang
menekankan pada elemen waktu dianggap tidak sesuai bagi orang dewasa lanjut usia.
Karena adanya bukti-bukti yang saling bertentangan dengan dewasa ini tentang
menurunnya kemampuan mental. Perubahan mental pada orang dewasa lanjut usia
adalah sebagai berikut.
1. Belajar
Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar, memerlukan waktu
yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban mereka, kurang mampu
mempelajari hal-hal baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa
lalu, dan hasilnya kurang tepat dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
2. Kreatifitas
Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berpikir kreatif bagi orang
dewasa lanjut usia cenderung berkurang. Dengan demikian, prestasi kreatifitas dalam
menciptakan hal-hal penting dalam orang-orang berusia lanjut secara umum relatif
berkurang dibandingkan dengan mereka yang lebih muda.
3. Berpikir dan Memberi Argumen
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan, baik
dalam alasan induktif maupun deduktif. Sebagian dari hal ini merupakan hasil dari sikap
yang terlalu hati-hati dalam mengungkapkan alasan yang gradasinya cenderung
meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.
4. Rasa Humor
54
Pada umumnya, mereka kehilangan rasa humor. Pendapat ini benar karena
dalam kemampuan mereka untuk membaca komik dan hal-hal lain yang menyenangkan
berkurang, dan perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan
bertambahnya usia.
5. Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu
meningkat. Semakin senang seseorang dalam menjalani masa dewasa akhir, semakin
kecil waktu yang digunakan untuk mengenang masa lalu dan sebaliknya.
6. Ingatan
Orang dewasa lanjut usia pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat
hal-hal baru yang baru dipelajari. Sebagian dari ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka
tidak selalu termotivasi dengan kuat untuk mengingat-ingat sesuatu, sebagian
disebabkan oleh kurangnya perhatian, dan juga pendengaran yang kurang jelas.
7. Mengingat Kembali
Banyak dipengaruhi oleh faktor usia dibandingkan dengan pemahaman terhadap
obyek yang ingin diungkapkan kembali. Banyak orang berusia lanjut yang
menggunakan tanda-tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerak (kinestetik) untuk
membantu mereka untuk mengingat kembali.
8. Kekerasan Mental
Kekerasan mental sangat tidak universal bagi orang dewasa lanjut usia. Orang
yang pada masa dewasa akhir cenderung semakin tampak terjadi kekerasan mental
seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan pada usia lanjut, mereka sudah
lambat dan susah untuk belajar daripada yang sudah dikerjakan sebelumnya.
Tidak ada usia tertentu yang dianggap sebagai awal mula terjadinya penurunan
mental dan tidak ada pola khusus dalam penurunan mental yang berlaku untuk semua
orang. Ketika orang-orang dewasa lanjut mengikuti pencarian stimulasi mental yang
tepat, dan memiliki relasi dan dukungan sosial yang baik, maka perkembangan masa
dewasa akhir mereka akan berhasil. Penuaan yang berhasil membutuhkan usaha dan
keterampilan pemecahan masalah terjadi.
55
DAFTAR PUSTAKA
Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
56
pada
Dewasa
Awal.
Fakultas
Psikologi,
Universitas
Gunadarma:
dayu_sarasvaty@yahoo.com
Qalbinur.
Periodesasi
Perkembangan
Masa
Dewasa
Awal.
http//qalbinur.wordpress/2009/03/27.
Hubungan Sikap terhadap Penundaan Usia Perkawinan dengan Intensi Penundaan
Usia Perkawinan: http/www.averroes.or.id / 2009/03/21
Nurul. Dewasa Dini.http/www.nurul.or.id/2009/02/23
Sari Dewi, Ika. 2006.Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja.
Medan: Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005
Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Desember 2005
57
Dikutif dari Psikologi Orang Dewasaoleh Andi Mappiare, hal 20 dan Psikologi
Perkembangan oleh Elizabeth E. Hurlock. Hal 246-252
Ida Ayu Putri. Perbedaaan sikap terhadap perilaku seks maya berdasarkan jenis kelamin
pada
dewasa
awal.
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
dayu_sarasvaty@yahoo.com.
Jurnal. Hubungan Sikap Terhadap Penundaan Perkawinan Dengan Intensi Penundaan
Usia Perkawinan. http//www.averroes.or.id.(03.12.2009)
Dalam jurnal Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Ika Sari
Dewi. 2006: USU
Jurnal. Kemandirian Mahasiswi UIN Suska Riau Ditinjau dari Ksetaraan Gender. Oleh
Hirmaningsih, S.Psi. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni
2005
Ibid. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama pada Remaja Akhir.Oleh
Mukhlis. Fakultas Psikoogi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 2, Desember 2005
Ibid. Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli
produk Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN SUSQA
Pekanbaru. Oleh Reni Susanti dkk, Fakultas Psikologi UIN Suka Riau. Volume 1,
Nomor 1, Juni 2005
Dalam jurnal.Ibid.
Dalam Op Cit. hal 31-32
Op Cit. Hal 36
Agoes Dariyo.2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda,Jakarta;PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia
58
59