Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA DEWASA MADYA

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok


pada mata kuliah Perkembangan Sepanjang Hayat

Dosen Pengampu : Nurmala Nasution, M.Psi, Psikolog

Disusun Oleh :
Aulia Putri Pratiwi Wijaya 2008015005
Adinda Putri Prisilia 2008015083
Kholidina Azri 2008015182

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
JAKARTA SELATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan rahmat, nikmat, karunia, serta petunjuk-Nya kepada
kita semua umumnya dan kepada para penyusun khususnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Perkembangan Sepanjang Hayat dengan judul
“Perkembangan Masa Dewasa Madya”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat disusun
sebagaimana mestinya. Karena tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, pasti terdapat berbagai kekurangan di dalamnya. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar bahwasanya masih
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan makalah ini, agar
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 05 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masa dewasa madya merupakan sebagian rentang kehidupan yang paling
sedikit dipelajari. Tahun-tahun pertengahan dianggap sebagai ruang kosong
menjemukan diantara perubahan yang lebih dramatis masa dewasa awal dan
usia tua. Fenomena yang terjadi pada fase perkembangan dewasa madya
cenderung diwarnai oleh kematian orang tua, anak terakhir meninggalkan
rumah orang tua, menjadi kakek-nenek, mempersiapkan diri untuk pensiun
dan dalam kebanyakan kasus adalah benar-benar pensiun. Banyak orang yang
berada di dalam rentang usia ini dihadapkan pada masalah kesehatan untuk
pertama kalinya (Santrock, 2013).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dewasa madya merupakan masa
yang paling sulit untuk dilalui oleh individu karena masa ini ditandai dengan
tanggung jawab yang berat dan beragam, menuntut peran dan tanggung jawab
sebagai orang yang menjalankan rumah tangga, departemen maupun
perusahaan, merawat orangtua mereka, membesarkan anak, dan mulai menata
karir yang baru (Papalia, Old dan Feldman, 2008).
Pada saat yang sama, banyak individu pada masa dewasa madya
membesarkan anak mereka, memiliki peningkatan kebebasan dan
independensi. Usia dewasa madya juga dapat merupakan masa untuk
melakukan evaluasi ulang terhadap target dan aspirasi, dan memutuskan cara
terbaik menggunakan sisa umur (Lachman & James, 1997, dalam Papalia,
2008).

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan dewasa madya?
2) Apa saja karakteristik masa dewasa madya?
3) Apa saja tugas perkembangan masa dewasa madya?
4) Apa saja perkembangan yang terjadi pada masa dewasa madya?

3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dewasa madya.
2) Untuk mengetahui karakteristik pada masa dewasa madya.
3) Untuk mengetahui tugas perkembangan pada masa dewasa madya.
4) Untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada masa dewasa
madya.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Dewasa Madya


Menurut Santrock (2012), masa dewasa madya adalah masa yang
dimulai ketika seorang memasuki usia 40-45 tahun hingga 60-65 tahun.
Menurut seorang ahli life span, Gilbert Brim (1992) dalam Santrock
(2012) menyatakan bahwa middle adulthood atau dewasa madya adalah
masa yang penuh perubahan dan konflik. Masa dewasa madya
disebutkan sebagai sebuah masa yang unik karena terjadinya losses and
gain balance pada masa tersebut. Losses and gains terjadi seimbang baik
pada aspek biologis maupun sosiokultural, seperti pendidikan, karier,
dan relationship (Willis & Schaie, 2005 dalam Santrock, 2012).
Memasuki usia dewasa madya, ada banyak perubahan yang dialami oleh
seseorang. Menurut Santrock (2012), pada usia dewasa madya,
seseorang akan mengalami perubahan fisik dan perubahan kognitif.
Perubahan fisik yang kentara misalnya kulit yang tidak lagi sekencang
dulu dan rambut yang mulai memutih. Beberapa di antaranya
mengalami gangguan penglihatan jarak dekat dan mulai kesulitan
mendengar suara yang low pitched. Jumlah kematian pada dewasa
madya meningkat karena penyakit kronis mulai bermunculan, seperti
kanker atau serangan jantung. Untuk seksualitas, wanita mulai
mengalami menopause dan perubahan hormonal pada pria bisa
mengarah pada erectile dysfunction. Dewasa madya juga mulai
dihadapkan pada pencarian makna hidup atau meaning in life. Viktor
Frankl (1984) dalam bukunya Man’s Search of Meaning mengatakan
bahwa dengan menyadari keterbatasan eksistensi seseorang sebagai
manusia dan kesadaran akan adanya kematian memberikan suatu makna
bagi hidup. Frankl (1984) juga menjelaskan bahwa manusia memiliki
tiga most distinct qualities yaitu spirituality, freedom, dan responsibility.
Melalui spiritualitas, seseorang dapat memertanyakan mengapa ia ada di
dunia ini, apa yang diinginkan, dan apa makna hidupnya. Memasuki usia
dewasa madya, banyak individu yang mulai mengevaluasi apa yang
dipertanyakan Frankl dalam bukunya tersebut (Cohen, 2009 dalam
Santrock, 2012). Koenig (2002) mengatakan bahwa seiring dengan
semakin menuanya usia, akan sangat mungkin bagi seseorang untuk
kehilangan tujuan dan identitasnya, padahal dewasa madya juga sedang
dihadapkan pada proses pencarian meaning in life atau makna hidup. Itu
sebabnya, dewasa madya mulai mengembangkan kehidupanspiritualitas.
Jung (1964 dalam Wink & Dillon, 2002) mengatakan bahwa memasuki
usia midlife, individu cenderung mulai mengeksplorasi aspek spiritual
dari dalam diri mereka. Sebelumnya, individu lebih sibuk mengurus hal
lain seperti mengembangkan karier atau mengurus keluarga.
Spiritualitas sendiri adalah produk dari maturational process yang
muncul dalam adult life (Alexander et al. 1990; Sinnott, 1994).
2. Karakteristik Dewasa Madya

Menurut Hurlock (1980) terdapat beberapa karakteristik pada masa dewasa


madya, yaitu :

1) Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti


Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa
lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu
orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai
usia tersebut.

2) Usia madya merupakan masa transisi


Usia madya merupakan masa di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri
jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.

3) Usia madya adalah masa stress


Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah,
khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung
merusak homeo stasis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka.

4) Usia madya adalah usia canggung


Pria dan wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua.
Franzblau (dalam Hurluck, 1980) mengatakan bahwa “orang yang berusia
madya seolah-olah berdiri di antara Generasi Pemberontak yang lebih muda
dan Generasi Warga Senior”.

5) Usia madya adalah masa berprestasi


Menurut Erikson (dalam Hurlock, 1980), usia madya merupakan masa krisis
“generativitas”(generativity) kecenderungan untuk menghasilkan maupun
stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan.

6) Usia madya adalah usia yang berbahaya


Umumnya usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia yang berbahaya
dalam rentang kehidupan.

7) Usia madya merupakan masa evaluasi


Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai
puncak prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat
mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula harapan–
harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.

8) Usia madya dievaluasi dengan standar ganda


Ciri kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi dengan
standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita. Walaupun
perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan
wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam
kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.

9) Usia madya merupakan masa sepi


Masa ini dialami masa sepi (empty nest), masa ketika anak-anak tidak lama
lagi tinggal bersama orangtua. Kecuali dalam beberapa kasus di mana pria dan
wanita menikah lebih lambat dibandingkan dengan usia rata-rata, atau
menunda kelahirahan anak hingga mereka lebih mapan dalam karir, atau
mempunyai keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi
dalam kehidupan perkawinan.

10) Usia madya merupakan masa jenuh


Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir
usia tiga puluhan dan empat puluhan. Para pria mejadi jenuh dengan kegiatan
rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan
sedikit hiburan.

3. Tugas Perkembangan Dewasa Madya


Havighurst (dalam Hurlock, 1991), membagi tugas-tugas perkembangan
periode dewasa madya menjadi empat kategori utama, yaitu penyesuaian diri
terhadap perubahan fisik dan fisiologis, penyesuaian diri terhadap perubahan
minat, penyesuaian diri terhadap kejuruan, yaitu pemantapan dan
pemeliharaan standar hidup yang relatif mapan, serta penyesuaian diri
terhadap kehidupan keluarga.

Apabila individu dewasa madya tidak berhasil menjalankan tugas-tugas


perkembangan tersebut, maka individu akan merasakan kesedihan dan
perasaan tidak bahagia. Sedangkan keberhasilan individu dalam menjalankan
tugas-tugas perkembangan tersebut akan memberikan perasaan berhasil dalam
hidup dan bahagia (Havighurst dalam Monks dkk, 1998), dimana salah satu
komponen kebahagiaan bagi individu adalah adanya penerimaan diri
(Hurlock, 1993).

4. Perkembangan Pada Masa Dewasa Madya


Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40
tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan
organ kelamin anak yang telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada
masa ini, individu akan mengalami suatu perubahan fisik dan psikologis
tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-
harapan terhadap perubahan tersebut.

Dalam masa kedewasaaan dengan berakhirnya masa adolesensi orang muda


pada masa kedewasaan. Bahwa ciri utama dari adolesensi ialah :
1. Mampu mengaitkan realitas dunialuar yang obyektif dengan AKU-nya
(kehidupan jiwanya) sendiri; dan
2. Mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari dalam, untuk diarahkan
pada tujuan yang berarti.

Batas dari adolesensi ini pun tidak jelas, dan relatifseekali. Lagi pula, pada
suatu masing-masing individu ekspresi adolesensi tersebut mengambil bentuk
yang berbeda. Namun dapat dinyatakan di sini, bahwa cirri-ciri adolesensi itu
masih banyak melekat dalam fase kedewasaan. KEDEWASAAN 3 itu dapat
diartikan sebagai : satu pertanggung jawaban penuh terhadap diri sendiri,
bertanggung jawab atas nasib sendiri dan pembentukan diri sendiri.
Bertanggung jawab dapat diartikan sebagai : memahami arti norma-norma
susila dan nilai-nilai etis, dan berusaha hidup sesuai dengan norma-norma
tadi.

Dalam dinamik kedewasaan itu termuat :


a. Tugas membuat rencana hidup.
b. Membuat penggarisan tujuan final yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip
dan norma-norma etis tertentu.

Sebab itu salah satu cirri kedewasaan ialah : dengan konsekuen dan
bertanggung jawab mencapai tujuan yang sudah digariskan sendiri. Dan ini
dapat dicapai dengan usaha KERJA/KARYA, membuat proyek-proyek hidup,
dan berprestasi. Kedewasaan dicirikan juga dengan : secara konsekuen
melakukan identifikasi terhadap normanorma susila yang dipilih sendiri.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, RF. 2016. Karakteristik Usia Madya,


http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1970/5/128600385_file5.pdf,
(diakses pada 05 Juni 2021 pukul 18.32)
“Spiritual Wellbeing antara Dewasa Madya Laki-laki dan Dewasa madya
Perempuan di Bandung”
http://repository.maranatha.edu/21693/3/1130215_Chapter1.pdf
(diakses pada 07 Juni 2021 pukul 19.07)

Anda mungkin juga menyukai