Anda di halaman 1dari 18

Dosen pengampu :

1. Nirwana Permatasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog


2. Nursyamsu Ismail, S.Psi., M.Si
3. Andi Juwita Amal, S.Psi., M.Psi., Psikolog
4. A. Tenri Pada Rustham, S.Psi., M.Psi

Tugas Psikologi Perkembangan II


Analisis Film I Am Sam

Kelompok 1
Psikologi B 2018

Felicia Leonardi (C021181010)


Yahya Muhaimin (C021181015)
Adek Titiek Chumaerah (C021181310)
Dhea Maya Karimata (C021181329)
Verry Nurdiantaka (C021181328)
Ummul Maharani Ode (C021181334)

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
akalah yang berjudul “Analisis Film I Am Sam” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi
perkembangan II.
Dalam penyusunan makalah, penulis banyak memperoleh bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bersyukur dan
mengucapkan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, pada
teman-teman yang telah berkolaborasi selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.

Makassar, September 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu mengalami perkembangan selama rentan hidupnya.
Perkembangan manusia dapat dilihat melalui aspek fisik, kognitif, sosio-
emosional, maupun moral. Salah satu tahap perkembangan yang dilalui
oleh manusia adalah tahap dewasa.
Bagi kebanyakan orang, masa dewasa ditandai dengan
memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18
hingga 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak
reflek mereka sangat cepat. Lebih dari itu kemampuan reproduktif mereka
berada dalam tingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa
dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncak-puncaknya, namun
selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia 25
tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Secara berangsur-angsur
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang
penyakit.
Pada pembahasan kali ini yang akan didiskusikan adalah kami
akan menganalisis filem yang melegenda dan menginspirasi yang
diterbitkan pada tahun 2001 yang berjudul I Am Sam. Pada filem tersebut
kami akan mengaitkan teori tentang masa dewasa dengan beberapa
karakter yang ada pada filem tersebut. Filem ini bercerita tentang seorang
laki-laki yang bernama Sam yang mengalami keterbelakangan mental
mencoba menjalani kehidupannya dengan tenang, namun bagian
konfliknya dimulai saat laki-laki tersebut pada akhirnya harus merawat
bayi yang dilahirkan oleh temannya sendiri yang tidak mau merawatnya.
Sehingga dimulailah Sam dengan ceritanya antara dia dan si bayi bersama
dengan para tokoh lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa dewasa?
2. Bagaimana perkembangan pada masa dewasa awal?
3. Bagaimana keterkaitan film I Am Sam terhadap teori perkembangan
dewasa awal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa dewasa.
2. Untuk mengetahui perkembangan pada masa dewasa awal
3. Untuk mengetahui keterkaitan film I Am Sam terhadap teori
perkembangan dewasa awal?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Dewasa


Dewasa dalam bahasa inggris disebut sebagai adult yang berasal
dari kata Latin adolscene atau adolescere yang berarti “ tumbuh menjadi
kedewasaan”. Kata adult juga berasal dari kata adultus yang berarti “telah
tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna”, sehingga orang
dewasa merupakan individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan dan
telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat (Hurlock, 2017).
Masa dewasa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu masa dewasa awal
(young adult), masa dewasa madya (middle adulthood), masa dewasa
lanjut (older adulthood) (Jahja, 2011).
1. Masa Dewasa Awal (Young Adult)
Masa dewasa awal berlangsung pada kisaran usia 21 hingga
40 tahun. Masa ini merupakan pencarian kemantapan dan masa
reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantugan, perubahan nilai, kreativitas
dan penyesuaian diri dengan pola hidup yang baru (Jahja,
2011).
2. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya berlangsung pada kisaran usia 40
hingga 60 tahun. Masa ini merupakan masa transisi dalam
memasuki periode kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan
perilaku yang baru, serta perhatian terhadap agama lebih besar
yang cenderung dilandasi oleh kebutuhan pribadi dan sosial
(Jahja, 2011).
3. Masa Dewasa Lanjut (Older Adult)
Masa dewasa lanjut berlangsung pada usia 60 tahun hingga
akhir hayat, yang merupakan periode penutup dalam kehidupan
individu. Masa ini ditandai dengan perubahan fisik dan
psikologis yang semakin menurun, perubahan kemampuan
motorik, kekuatan fisik, fungsi psikologis, sistem saraf, dan
penampilan (Jahja, 2011).

B. Aspek-Aspek Perkembangan Dewasa Awal


1. Aspek Fisik
Santrock (1999) menjelaskan bahwa perkembangan fisik dewasa
awal ditandai juga dengan adanya perubahan fisik, seperti tumbuh
bulu-bulu halus didaerah tertentu, perubahan suara, menstruasi bagi
wanita, kemampuan reproduksi. Pada masa ini, dewasa awal sudah
siap bekerja, menikah, mempunyai anak serta dapat bertanggung jawab
untuk dirinya maupun orang lain. Terdapat beberapa hal yang
mempengaruhi perkembangan fisik dewasa awal yaitu seperti
merokok, alcohol, dan obesitas.
Di masa dewasa awal, puncak performa fisik mulai menurun yaitu
kesehatan dan kekuatan otot biasanya mulai memperlihatkan tanda-
tanda penurunan pada usia 30 tahun seperti dagu yang mulai merosot
dan perut yang mulai tampak.
a. Kesehatan
Sebuah studi longitudinal mengungkapkan bahwa sebagian besar
kebiasaan yang merugikan kesehatan terbentuk pada masa remaja
yang semakin melekat pada masa beranjak dewasa, seperti
kurangnya gerak, diet, obesitas, penyalahgunaan zat terlarang, dan
perawatan kesehatan semakin memburuk pada masa beranjak
dewasa. pada masa dewasa awal, beberapa individu berhenti
memikirkan tentang bagaimana gaya hidup akan mempengaruhi
kesehatan mereka nantinya ketika dewasa. banyak individu yang
mengembangkan pola sarapan tidak teratur, mengandalkan
kudapan sebagai sumber makanan sepanjang hari, tidak
berolahraga, dan kurang tidur di malam hari.
Olahraga secara teratur merupakan salah satu faktor untuk
mencegah penyakit diabetes, jantung, dan penyakit lain. Para ahli
kesehatan merekomendasikan agar orang-orang dewasa melakukan
aerobic selama 30 menit atau lebih, seperti olahraga berenang,
bersepeda yang dapat merangsang kerja jantung dan paru-paru.
Para peneliti menemukan bahwa olahraga tidak hanya berguna
untuk menjaga kesehatan fisik saja namun kesehatan mental juga.
Secara khusus, olahraga dapat memperbaiki konsep diri serta
mengurangi kecemasan dan depresi.
b. Sumber orientasi seksual
Akhir abad ke-19, secara umum manusia mungkin heteroseksual
atau homoseksual. Para peneliti beranggapan bahwa orientasi
seksual merupakan sesuatu yang bersifat kontinum dari relasi yang
eksklusif antara pria-wanita hingga relasi yang eksklusif di antara
sesama jenis. Selain itu juga terdapat sejumlah individu yang
biseksual, secara seksual tertarik pada kedua jenis kelamin. Semua
orang memiliki respons fisiologis yang sama ketika terangsang
secara seksual dan terkait dengan stimulasi taktil. Para peneliti
tidak menemukan perbedaan sikap, perilaku, dan penyesuaian diri
antara LGB dan heteroseksual.
Perilaku heteroseksual, untuk pria dan wanita di masa beranjak
dewasa mencakup hal-hal berikut ini:
a) Pria lebih bebas dalam memilih pasangan seks, sementara
wanita dilaporkan lebih selektif dalam memilih pasangan
seks mereka
b) Sekitar 60 persen, individu yang beranjak dewasa pernah
berhubungan seks hanya dengan satu orang ditahun
sebelumnya, tetapi dibandingkan dengan orang dewasa
muda di usia dua puluhan akhir dan usia tiga puluhan,
sering berhubungan seks dengan dua orang atau lebih.
c) Meskipun individu yang beranjak dewasa berhubungan
seks lebih banyak dibandingkan orang dewasa muda yang
jarang berhubungan seks. Sekitar 25 persen individu
beranjak dewasa dilaporkan hanya berhubungan seks
beberapa kali dalam setahun atau tidak sama sekali.
d) Seks bebas lebih lazim dilakukan oleh individu yang
beranjak dewasa dibanding orang dewasa muda.
Orientasi seksual individu, berjenis kelamin sama, heteroseksual,
atau biseksual adalah orientasi yang paling berpengaruh oleh
kombinasi antara faktor genetic, hormonal, kognitif, dan
lingkungan. Para ahli mengatakan bahwa tidak ada faktor tunggal
relasi sesama jensi yang bertanggung jawab terhadap orientasi
seksual tertentu serta masing-masing faktor memiliki kontribusi
dalam derajat yang berbeda-beda.
Sikap dan perilaku lesbian dan gay, banyak perbedaan gender
yang muncul di dalam relasi heteroseksual dengan yang terjadi
dalam relasi sesama jenis. Bagi para lesbian dan gay,
mengembangkan identitas bikultural yaitu dapat menciptakan cara
baru untuk mendefinisikan diri mereka sendiri. Brown berpendapat
bahwa para lesbian dan gay akan mencapai adaptasi yang paling
baik jika mereka tidak perlu mendefinisikan dirinya sebagai
prioritas, seperti mencoba untuk hidup dalam kelompok lesbian
atau gay yang jelas dibedakan dari masyarakat luas.
Menyeimbangkan tuntutan dari dua budaya minoritas lesbian/gay
dan budaya mayoritas heteroseksual dapat membantu mereka
untuk lebih beradaptasi secara efektif.
2. Aspek Sosio-Emosional
Masa dewasa awal disebut sebagai masa keterasingan sosial. Hal
ini disebabkan karena hubungan dengan teman kelompok masa remaja
menjadi renggang dan kegiatan kelompok di luar rumah menjadi
berkurang akibat pola kehidupan dewasa yang meliputi karier,
pernikahan, dan rumah tangga. Keterasingan sosial hanya bersifat
sementara, bergantung pada cepat lambatnya individu membina
hubungan sosial yang baru (Hurlock, 2017).
Masa dewasa awal menjalin hubungan sosial yang lebih mengarah
pada hubungan yang terikat pada komitmen, bukan hanya hubungan
persahabatan atau percintaan. Individu menunjukkan niat untuk
mempertahankan dan mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan
berkeluarga (Agustina, 2018).
Aspek sosio-emosional pada masa dewasa juga memperhatikan
temperamen yang ditunjukkan juga kelekatan yang dijalin oleh orang
dewasa. Temperamen merupakan gaya perilaku dan karakteristik
respons emosional yang sifatnya individual. Temperamen pada masa
dewasa dipengaruhi oleh temperamen yang ditunjukkannya saat berada
pada masa kanak-kanak. Pada sebuah studi ditemukan bahwa anak
laki-laki yang pada masa kanak-kanak memiliki temperamen yang
cukup sulit akan cenderung tidak melanjutkan pendidikan formal pada
saat dewasa, sedangkan anak perempuan dengan temperamen yang
sulit cenderung mengalami konflik perkawinan. Meski demikian,
temperamen kepribadian pada masa dewasa tetap bervariasi, dapat
dipengaruhi oleh beberapa konteks yang mengintervensi pengalaman
individu (Santrock, 2002).
Tidak hanya temperamen, kelekatan juga memengaruhi aspek
sosio-emosional orang dewasa. Relasi terhadap pasangan dalam masa
dewasa dapat memenuhi sejumlah kebutuhan yang sama seperti yang
dipenuhi oleh orang tua terhadap anaknya. Sehingga orang dewasa
akan mengandalkan kelekatannya dengan pasangannya sebagai basis
aman dimana mereka dapat memeroleh kenyamanan dan keamanan
dalam kondisi penuh tekanan (Santrock, 2002).
Erikson mengemukakan bahwa pada masa dewasa awal individu
telah memasuki tahap keenam, yaitu keintiman versus isolasi.
Keintiman diartikan sebagai proses menemkan diri sendiri sekaligus
peleburan diri sendiri terhadap orang lain. Ketika gagal dalam tugas
perkembangan ini, maka individu akan mengalami isolasi.
Ketidakmampuan mengembangkan relasi dengan orang lain akan
menjadikan individu tidak mengakui, mengabaika, atau menyerang
orang lain yang dianggap frustasi. Keintiman yang dijalin dengan
orang lain dapat disertai dengan komitmen serta menuntut adanya
kemandirian. Individu dapat mengembangkan relasi interpersonal yang
intim dan disertai dengan komitmen di dalam persahabatan mereka.
Selain itu mereka juga dituntut untuk mampu berpikir secara mandiri
dan mengerjakan hal lain tanpa bergantung pada apa yang dikatakan
atau dilakukan orang lain (Santrock, 2002).
Kedekatan dan keakraban dalam persahabatan juga dibutuhkan
dalam masa dewasa, dan hasil studi membuktikan bahwa persahabat
memberikan pengaruh yang besar sepanjang perkembangan
kehidupan. Persahabatan dapat dijalin dengan sesama gender atau
antar gender. Persahabatan antar wanita akan lebih senang untuk saling
berbagi perasaan dan berbagi bersama teman bicara, sementara
persahabatan antar pria akan lebih sering dilakukan dengan melakukan
berbagai aktifitas bersama. Persahabat pria juga lebih cenderung
bersifat kompetitif dibanding wanita. Selain itu, persahabatan antar
pria dan wanita lebih banyak dijumpai pada kalangan dewasa
dibanding anak-anak. persahabatan antar gender dalam masa dewasa
memberikan banyak kesempatan untuk dapat saling mempelajari
perasaan dan minat secara umum serta karakteristik bersama, namun
seringkali menjadi masalah karena perbedaan ekspektasi. Masalah lain
juga dapat dilihat dari ketidakjelasan hubungan dengan batasan-
batasan seksual, dan hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan
kebinguungan (Santrock, 2002).

3. Aspek Kognitif
Masa dewasa memiliki pemikiran yang cenderung fleksibel,
terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognitif individu yang
dewasa biasa disebut sebagai pemikiran postformal. Pemikiran
postformal merupakan pemikiran yang matang, berdasarkan
pengalaman subjektif, intuisi, dan logika untuk menghadapi
ambiguitas, ketidakpastian, ketidakkonsistenan, kontradiksi,
ketidaksempurnaan, dan kompromis. Pemikiran postformal bersifat
relatif dan sering kali memberikan cara pandang baru dan tidak biasa
bagi individu (Papalia, 2011).
Periset Jan Sinnot (1984, 1998) memaparkan kriteria-kriteria
pemikiran postformal, yaitu fleksibel, multikausalitas dan multisolusi,
pragmatisme, dan kesadaran akan paradoks. Fleksibel berarti individu
mampu berpikir secara abstrak maupun pertimbangan praktis dan
nyata. Multikausalitas berarti individu menyadari bahwa sebagian
besar masalah memiliki lebih dari satu penyebab dan solusi.
Pragmatisme berarti individu mampu memilih kemungkinan solusi
terbaik dan kriteria pemilihan solusi tersebut. Kesadaran akan
paradoks berarti individu menyadari bahwa masalah atau solusi
mengandung konflik inheren (Papalia, 2011).

4. Aspek Moral
Jahja (2015) memaparkan bahwa pada masa dewasa kematangan
spiritual dan moral bagi individu adalah individu dapat mendorong diri
untuk mengasihi dan melayani individu lain dengan baik. Oleh sebab
itu, pertumbuhan ini harus telah dimulai sejak awal dan dikembangkan
untuk dapat menghayati rahmat Tuhan. Sehingga, dengan demikian
individu tersebut dapat dikatakan sebagi individu yang pandai
mensyukuri nikmat-Nya.
Individu yang telah berkembang pertumbuhan moral dan
spiritualnya akan lebih pandai dan tenang dalam menghadapi berbagai
kesulitan dan persoalan hidup yang menimpa individu, sebab dengan
demikian segalanya akan dipasrahkan kepada Tuhan dengan disertai
ikhtiar sesuai kemampuan individu (Jahja, 2011).
Adapun perkembangan menurut Kholberg pada masa dewasa awal
yang merupakan masa transisi individu dari masa remaja. Sehingga
terdapat 3 tahapan yaitu, tahap moralitas sistem sosial pada tingkat
penalaran konvensional, tahap hak-hak masyarakat versus hak-hak
individual, dan tahap prinsip-prinsip etis universal pada tingkat
penalaran pascakonvensional. Banyak orang-orang dewasa yang
mampu berpikir sendiri namun masih dalam tingkat penalaran
konvensional, hal tersebut terjadi karena kurangnya pengalaman yang
dapat mempersiapkan mereka untuk mencapai tingkat penalasan
pascakonvensional (Santrock, 2002).
Tahap moralitas sistem sosial pada tingkat penalaran konvensional
merupakan tahap keempat. Pada tahap ini, pertimbangan-pertimbangan
individu didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukum-hukum,
keadilan, dan kewajiban. Individu yakin bahwa apabila kelompok
sosial menerima peraturan yang sesuai bagi seluruh anggota kelompok,
individu harus berbuat sesuai dengan peraturan itu agar terhindar dari
kecaman dan ketidak setujuan sosial. Pada tahap ini orientasi sebagai
individu yang loyal, bak hati, memenuhi harapan individu atau
kelompok berganti dengan orientasi memelihara dan mempertahankan
sistem sosial. Orientasi melaksanakan kewajiban dengan baik dan
menghilangkan egosentrisme yang masih ada pada tahap ketiga
penalaran moral (Santrock, 2002).
Tahap hak-hak masyarakat versus hak-hak individual pada tingkat
penalaran pascakonvensional merupakan tahap kelima. Pada tahap ini,
individu memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan bersifat
relative dan bahwa standar dapat berbeda pada tiap individu. Individu
menyadari bahwa hukum penting bagi masyarakat, tetapi juga
mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Individu percaya bahwa
beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih penting dari pada hukum
(Santrock, 2002).
Tahap prinsip-prinsip etis universal pada tingkat penalaran
pascakonvensial merupakan tahap keenam dan tertinggi. Pada tahap
ini, individu telah mengembangkan suatu standar moral yang
didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi
konflik antara hukum dan suara hati, individu akan mengikuti suara
hati, walaupun keputusan itu mungkin melibatkan resiko pribadi. tahap
ini juga merupakan moralitas yang lebih banyak berlandaskan
penghargaan terhadap orang lain daripada keinginan pribadi (Santrock,
2002).

C. Analisis Film terkait Teori Perkembangan Dewasa Awal


1. Aspek Fisik
Terdapat sebuah scene dalam film I am Sam yang menunjukkan
bagaimana Sam sebagai tokoh utama dalam film telah mencapai masa
dewasa saat ditinjau dari aspek fisiknya. Melihat postur tubuh Sam
yang terlihat seperti orang dewasa pada umumnya, yaitu adanya
perubahan fisik, postur tubuh yang terlihat seperti orang dewasa,
perubahan suara, serta reproduksi kemampuan reproduksi.
Scene selanjutnya yang dapat menjelaskan aspek fisik ialah saat
Sam bersama Ritta terlihat menaiki sebuah tangga sebelum
mewawancarai para saksi untuk menguatkan bukti kemampuan Sam
dalam mengasuh anak. Retta terlihat menaiki tangga sambil
memerhatikan benda yang ia pegang dengan tangannya, dan ia
menyebut aktifitas naik tangga yang ia lakukan sebagai kardio. Hal ini
menunjukkan bahwa ada aktifitas olahraga yang dilakukan, meski pada
masa dewasa seringkali mengabaikan olahraga dan tidak
menyempatkan waktu dalam melakukannya (Santrock, 2012).
Tidak hanya menyangkut aktifitas fisik, aspek fisik pada masa
dewasa juga melihat orientasi seksual manusia. Film I am Sam ini
telah menunjukkan pada scene awal terkait kelahiran seorang putri
yang diberi nama Lucy Diamond Dawson oleh Sam. Lucy ini
merupakan anak biologis dari Sam dan Rebecca. Kelahiran Lucy
merupakan bentuk orientasi seksual yang terjadi pada masa dewasa,
yaitu masa dengan kerangka waktu di mana kebanyakan individu aktif
secara seksual dan belum menikah (Santrock, 2012).
2. Aspek Sosio-Emosional
Scene pertama pada aspek sosio-emosional menyangkut mengenai
kelekatan yang dijalin Ritta bersama pasangannya. Kelekatan yang
terjalin antaa keduanya tidak berjalan begitu baik. Ritta mengakui
bahwa suaminya seringkali menghabiskan malam bersama wanita lain
yang menurutnya jauh lebih sempurna daripada dirinya. Karena
kelekatan bersama pasangan yang tidak berjalan begitu baik, akhirnya
beberapa perlakuan buruk ia tunjukkan kepada anaknya Willy. Individu
dengan kelekatan yang aman akan menunjukkan sikap penerimaan diri
dengan baik, penghargaan diri, mengontrol emosi dan optimis, serta
ulet (Santrock, 2002). Sementara Ritta sendiri mengakui dirinya merasa
gagal dalam setiap kali ia bangun pagi dalam sebuah scene ketika Ritta
menerobos masuk ke apartemen Sam untuk kembali mengajaknya
memperjuangkan hak asuh Lucy pada Sam.
Aspek sosio-emosional lainnya yang dapat diamati dalam film
ialah ketika Ritta dan Sam sudah menjalani sidang berkali-kali dan
keduanya menjalin keakraban yang semakin dekat. Bahkan Ritta sendiri
mengatakan kepada Sam bahwa ia dapat menemukan sesuatu yang
lebih besar dibanding sekedar persahabatan mereka. Sam dalam
menjalani kehidupannya juga tidak terlepas dari pengaruh sahabat-
sahabat yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun. Dalam
sebuah studi yang dilakukan dalam sebuah penelitian menunjukkan
bahwa persahabatan memiliki peran yang penting dalam perkembangan
sepanjang hidup. Masa dewasa memberikan kesempatan untuk menjalin
persahabatan baru saat individu pindah ke tempat dan lingkungan yang
baru serta pada tempat kerja mereka (Santrock, 2002).

3. Aspek Moral
Film I am Sam ini menceritakan mengenai bagaimana seorang
lelaki bernama Sam yang mengalami retardasi mental merasa berhak
atas pengasuhan anaknya Lucy yang merupakan individu reguler
dengan kecerdasan diatas ayahnya. Lucy kemudian untuk sementara
waktu diasuh oleh Departemen Layanan Anak dan Keluarga hingga
hakim memutuskan siapa yang akan mengasuh Lucy. Sam kemudian
mencari pengacara yang dapat membantunya untuk membawa Lucy
kembali pulang bersamanya dan ia menemukan Ritta sebagai
pengacaranya. Dalam kasus ini, dapat ditinjau secara moral bahwa
individu memahami bahwa nilai-nilai dan aturan-aturan bersifat
relative dan bahwa standar dapat berbeda pada tiap individu. Individu
menyadari bahwa hukum penting bagi masyarakat, tetapi juga
mengetahui bahwa hukum dapat diubah. Individu percaya bahwa
beberapa nilai, seperti kebebasan, lebih penting dari pada hukum
(Santrock, 2002). Hukum mungkin dapat memberikan pengasuhan
yang lebih layak untuk Lucy, tapi nilai moralitas individu yang
diyakini juga memiliki nilai dapat dibuktikan dengan berbagai bukti
yang dapat dilihat.
Daftar Pustaka
Agustina, N. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Deepublish.
Hurlock, E. B. (2017). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Papalia, D. E. (2011). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta:
Kencana.
Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup, (5th
Ed.), Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup, (5th
Ed.), Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai