BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intelektual adalah proses berpikir jernih berdasarkan ilmu pengetahuan,
orang yang mempunyai kecerdasan tinggi. Orang yang intelek biasanya orang
yang mempunyai kecerdasan tinggi, baik dari segi akademik maupun non-
akademik. Sedangkan dewasa adalah masa dimana manusia telah mencapai
titik puncaknya sebagai manusia, baik dari segi umur, biologis, kognitif
maupun psikis. Masa dewasa merupakan “hasil” dan masa “penentu” di
kehidupan, “hasil” dari pilihan yang kita ambil dari sejak bayi hingga remaja
dan “penentu” dari pilihan yang akan kita ambil untuk masa dewasa akhir
nanti.
Banyak perspektif bahwa saat kita bertambah usia atau memasuki masa
dewasa ada sesuatu hal dalam diri yang akan berkurang atau menurun, yaitu
intelektual. Saat bertambah usia tingkat intelektual kita akan menurun karena
pengaruh usia ataupun hal lainnya. Tapi apakah hal itu benar? Karena
nyatanya banyak ilmuan yang berhasil menemukan bahkan mencipatakan
sesuatu saat mereka telah tua (dewasa madya atau dewasa akhir), banyak
orang yang berhasil saat mereka telah mencapai umur yang tidak muda lagi.
Jadi kami mencoba untuk mengkaji permasalahan tentang hal di atas
dengan membuat sebuah makalah dengan judul “Karakteristik Intelektual
Masa Dewasa dan Tua”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa awal?
2. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa madya?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa akhir?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa dewasa awal
2. Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa dewasa madya
3. Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa dewasa akhir
1
[Type here]
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Perkembangan kognitif didefinisikan sebagai perkembangan pemikiran,
pemecahan masalah, membuat keputusan, konsep pengertian, proses
informasi, perkembangan bahasa, ingatan dan intelegensi dari masa kecil
kepubertas sampai masa dewasa. Intelegensi berasal dari bahasa Latin
Intelegency yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan, atau
menyatukan satu dengan yang lain. Menurut peneliti istilah pedagogis (1953)
yang mengangkat pendapat Stern, yang dimaksud dengan intelektual adalah
“Daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru menggunakan alat-alat berpikir
menurut tujuannya”.
Terman memberikan pengertian intelektual sebagai “... the ability to carry
on abstract thingking”. Terman membedakan adanya ability yang berkaitan
dengan hal-hal yang konkret dan abstrak. Individu itu intelek apabila dapat
berpikir secara abstrak dan baik. Ini berarti bahwa apabia individu kurang
mampu berpikir abstrak, individu yang bersangkutan intelektualitasnya kurang
baik. (Hariman dalam Jahja, 2013, hlm. 43)
Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang,
tetapi lazimnya merujuk pada manusia. Dewasa adalah orang yang bukan lagi
anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Seseorang dapat saja
dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi
tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa
secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa,
tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan
karakter dewasa. (Jahja, 2013, hlm.245) tidak ada di dapus
2.2 Pembagian Masa Dewasa
Menurut Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi 3 bagian:
1. Masa Dewasa Awal (Masa Dewasa Dini / Young Adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif, yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen, dan masa
2
[Type here]
3
[Type here]
4
[Type here]
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Awal
3.1.1 Postformal
Menurut teori kognitif Jean Piaget, periode perkembangan kognitif
manusia ada 4 periode, yaitu:
1. Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)
2. Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)
3. Periode konkret (7,0-11,0 tahun)
4. Periode operasi formal (11,0-dewasa)
Tapi, banyak pihak yang menentangnya karena menurut mereka
perkembangan kognitif pada manusia tidak hanya periode operasi
formal saja yang paling tinggi atau penting. Riset dan teori sejak 1970-
an menyatakan bahwa pemikiran dewasa lebih kaya dari pada hanya
manipulasi intelektual abstrak dari Piaget. (Arlin dalam Papalia, Diane.
E., dkk., 2011, hlm. 654)
Piaget berpendapat bahwa pemikiran formal operasional adalah
tahap terakhir dalam perkembangan kognitif dan bahwa tahap ini
menjadi ciri dari orang dewasa maupun remaja. Tapi, beberapa ahli
perkembangan berpendapat bahwa banyak individu yang baru akan
mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya ketika memasuki
masa dewasa. Di masa remaja mereka memang mulai mampu menyusun
rencana dan hipotesis, namun di masa dewasa muda mereka menjadi
lebih sistematis dan terampil. (Keating dalam Santrock, 2011, hlm.25)
Contoh penyusunan rencana dan hipotesis saat remaja adalah saat
dia belajar dengan giat dan terus mencoba mengerjakan soal-soal, maka
dia akan beranggapan bahwa dia akan lulus masuk universitas yang dia
inginkan. Tapi, saat memasuki masa dewasa awal, mereka menjadi lebih
sistematis dan terampil. Jadi mereka sadar, bahwa belajar yang giat saja
bukan penentu dari keberhasilan diterimanya dia di sebuah universitas.
Tapi, perencanaan pembelajaran yang konsisten, pengenalan akan soal-
soal yang belum pernah dikerjakan, sampai persiapan jika tidak diterima
5
[Type here]
6
[Type here]
7
[Type here]
8
[Type here]
9
[Type here]
10
[Type here]
11
[Type here]
saat kemudian, staf radiologi senior masuk dan melihat foto tersebut
melalui bahu mereka. "Pasien itu memiliki paru-paru yang sudah
kolaps dan harus dioperasi segera" katanya. (Lesgold dalam Papalia,
Diane. E., dkk., 2011, hlm.768)
Pertanyaannya adalah mengapa orang dewasa yang sudah matang
menunjukan peningkatan kompetensi dalam memecahkan masalah
pada bidang pilihan mereka? Salah satu jawabannya merupakan
pengetahuan terspesialisasi, atau kepakaran.
Kemajuan dalam kepakaran terus berlanjut sepanjang masa dewasa
pertengahan dan relatif terpisah dari kecerdasan umum serta berbagai
penurunan dalam perlengkapan pemrosesan informasi otak.
Pemrosesan informasi dan kemampuan yang mengalir menjadi
encapsulated , atau dengan kata lain didedikasikan kepada jenis
pengetahuan tertentu, menjadikan pengetahuan tersebut lebih mudah
diakses, ditambah, dan digunakan. Dengan kata lain, proses
encapsulation akan "menangkap" kemampuan yang cair untuk
memcahkan masalah tingkat lanjut. Oleh karena itu, walaupun orang-
orang usia paruh baya mungkin membutuhkan waktu lebih lama dalam
memproses informasi baru, akan tetapi mereka lebih percaya diri
dalam memecahkan masalah dalam bidangnya dengan penilaian yang
dikembangkan dari pengalaman. (Hoyer & Rybash dalam Papalia, D.
E., dkk., 2011, hlm. 768)
Beberapa studi terhadap beberapa pekerjaan yang berbeda, seperti
pemain catur, pedagang kaki lima, kasir, pakar fisika, pekerja rumah
sakit, dan penerbangan mengilustrasikan bagaimana pengetahuan
bidang tertentu mamberikan kontribusi terhadap performa superior
dalam bidang tertentu. Bahkan di dalam bidang tersebut, kepakaran
dapat sangat spesial; pengetahuan dan keterampilan berbeda lebih
dibutuhkan untuk mendesain dan menginterpretasi sebuah pengalaman
dalam psikologi kognitif ketimbang dalam psikologi sosial. (Schunn &
Anderson dalam Papalia, D. E., dkk., 2011, hlm. 769)
12
[Type here]
13
[Type here]
bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua yang kasar, maka anak akan
tubuh menjadi individu yang kasar juga, dan anak yang dibesarkan oleh
orangtua dengan penuh kasih sayang, maka akan tumbuh menjadi
individu yang penyayang dan peduli kepada individu lain. Tanggap
orang dewasa awal akan mempercayai kasus tersebut karena belum
mengalami atau baru mengalami. Sedangkan orang dewasa madya tidak
mudah untuk mempercayai kasus itu, karena orang dewasa madya akan
menyesuaikan dengan kenyataan dan pengalaman yang sudah dialami.
3.2.3 Pemecahan Masalah Praktis
Orang-orang paruh baya cenderung menjadi pemecah masalah
praktis yang efektif. Pemecah masalah terbaik adalah orang-orang yang
berada pada usia empat puluh dan limapuluhan, yang mendasarkan
jawabannya dengan pengalaman sehari-hari. Kemampuan memecahkan
masalah praktis makin kuat, dan mungkin memuncak pada masa paruh
baya.
3.2.4 Kreativitas
Performa kreatif bergantung pada atribut personal dan kekuatan
lingkungan dan juga kemampuan kognitif. Kreativitas tidak memiliki
kaitan yang kuat dengan kecerdasan. Walaupun demikian, merujuk
kepada (Stenberg dalam Papalia, 2011: 775), aspek pemahaman,
analitis, dan praktis memainkan peran dalam performa kreatif.
Penurunan yang berkaitan dengan usia tampak pada tes psikometris
pemikiran divergen dan output kreatif aktual. Akan tetapi, usia puncak
bagi output beragam sesuai dengan pekerjaan. Kehilangan dalam
produktivitas akibat usia dapat ditambal dengan meningkatkan kualitas.
3.2.5 Intelegensi
Studi Longitudinal Seattle
Studi ini dipelopori oleh K. Warner Schaie (1994, 1996, 2005,2010,
2011). Partisipan dinilai dalam interval tujuh tahun sejak 1956 sampai
2005. Ia melakukan tes kepada 500 individu di tahun 1956. Fokus
utama dari studi ini adalah perubahan dan stabilitas inteligensi individu.
Kemampuan utama yang diteskan adalah:
14
[Type here]
15
[Type here]
16
[Type here]
17
[Type here]
18
[Type here]
19
[Type here]
20
[Type here]
d. Memori
Dimensi-dimensi utama dari memori dan proses menjadi tua yaitu:
1) Memori Episodik adalah retensi informasi tentang dimana dan
kapan suatu hal terjdi,
2) Memori Semantik adalah pengetahuan seseorang mengenal
dunia,
3) Sumber daya kognitif dua mekanisme sumber daya kognitif
yang penting adalah memori kerja dan kecepatan perseptual,
4) Memori eksplisit adalah memori tentang fakta dan fakta yang
ketahui individu secara sadar dan dapat dinyatakan oleh
individu yang bersangkutan
5) Memori implisit memori yang tidak dapat melibatkan ingatan
yang disadari, mencakup keterampilan dan prosedur-prosedur
rutin yang ditmapilkan secara otomatis,
6) Memori sumber adalah kemampuan mengingat dimana
seseorang mempelajari sesuatu
7) Memori prospektif meliputi kemampuan mengingat untuk
melakukan sesuatu diwaktu mendatang
e. Pengambilan keputusan
Terlepas dari terjadinya penurunan dibanyak aspek memori, seperti
working academy dan memori jangka panjang, banyak orang
dewasa lanjut usia menjaga keahlian pengambilan keputusan
dengan cukp baik. Akan tetapi, orang dewasa lanjut usia
menujukan performa yang bagus ketika proses pengambilan
keputusan tidak dibatasi oleh tekanan waktu.
2. Perkembangan bahasa
Pada masa dewasa akhir individu mulai menujukan beberapa
kemunduran dalam berbahasa. Sebagai contoh, apabila oramg lanjut
usia mengalami masalah pendengaran, mereka dapat mengalami
kesulitan untuk membedakan bunyi-bunyi percakapan dalam konteks
tertentu.
21
[Type here]
22
[Type here]
23
[Type here]
24
[Type here]
Kakek : (menerima Koran dari nenek) “Kacamata kakek mana kacamata mata
kakek? (sambil mencari – mencari kacamata)
Ibu,Nenek, Kakak, Adik : “ Ituuuuuu, diatas kepala”
Kakek : “Hiya hiya hiya” (lalu kakek pergi meninggalkan ruangan.”
25
[Type here]
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif
dan individualis yang merupakan hasil dari pengalaman terhadap
ketidakpastian, ketidakkonsistenan, kontradiksi, ketidaksempurnaan, dan
kompromi. Tahap kognisi orang dewasa ini seringkali disebut dengan
pemikiran postformal.
Pemikiran Postformal bersifat relative. Ketika telah memasuki masa
dewasa menengah berbagai kemunduran dalam daya ingat terjadi selama masa
dewasa tengah, walaupun strategi-strategi dapat digunakan untuk mengurangi
kemunduran tersebut. Kekurangan yang lebih besar terjadi dalam memori
jangka panjang (long term) dari pada dalam memori jangka pendek (short
term). Walaupun orang-orang usia paruh baya mungkin membutuhkan waktu
lebih lama dalam memproses informasi baru, akan tetapi mereka lebih percaya
diri dalam memecahkan masalah dalam bidangnya dengan penilaian yang
dikembangkan dari pengalaman.
Dan ketika memasuki masa dewasa akhir, individu mencapai satu aspek
kebijaksanaan yang terlihat meningkat saat orang beranjak tua. Ia menjadi
lebih fleksibel di dalam mengubah dan mengakomodasikan tujuan – tujuan
hidup terhadap keadaan kehidupan yang baru dan kondisi – kondisi pribadi
yang baru.
4.2 Saran
Sudah sepatutnya kita sebagai individu yang akan mengalami masa
dewasa atau sudah berada di masa dewasa awal mengoptimalkan pendidikan
di masa dewasa awal untuk mempersiapkan kehidupan di masa dewasa akhir
agar menjadi individu yang bijaksana.
26
[Type here]
Daftar Pustaka
Craik, F. I. M., dan Salthouse, T. A. (Eds). (2000). The Handbook of Aging and
Cognition (2nd end.). Mahwah, NJ: Erlbaum.
27
[Type here]
28