Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI ANTROPOLOGI

AGAMA DAN BUDAYA

Makalah

Diajukan untuk Melaporkan Hasil Observasi

Dosen Pengampu :

Yunidar Cut Mutia Yanti, S.Sos, M.Sos

Oleh :

ANJELI OKTATIFFANY MAZEL

NPM 1941010271

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LMAPUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

TAHUN AJARAN

2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas nikmat dan berkah
yang selalu dilimpahkan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah
hasil observasi yang berjudul “ LAPORAN OBSERVASI ANTROPOLOGI AGAMA
DAN BUDAYA”

Selawat beriringan salam tidak lupa juga saya sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Karena dengan kegigihan dan kesabaran beliaulah yang membawa kita
bias menuntut ilmu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
cara penulisan mauoun isi kandungannya. Penulis berharap mendapatkan kritik dan saran
membangun agar dikemudian hari lebih baik.

Bandar Lampung, 5 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Kegiatan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

A. Pelaksanaa Kegiatan .................................................................................... 2


B. Hasil Kegiatan ............................................................................................. 2

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8

A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi budaya sebagai sebuah cabang ilmu social memiliki lahan
kajian yang cukup luas, terutama di bidang kebudayaan manusia. Untuk
mengetahui bagaimana suatu kebudayaan itu berkembang dan mempengaruhi
kehidupan manusia. Tentu saja kajian seperti itu tidak dapat dilakukan di bangku
kuliah, sebuah kajian intensif di lapangan diperlukan untuk menguji semua teori-
teori yang ada.
Makalah ini bermaksud untuk menjabarkan sebuah hasil penelitian kami di
dalam sebuah karya tulis. Makalah ini mengangkat aspek-aspek yang berhubungan
dengan kehidupan manusia dan semua aspek yang mempengaruhi kehidupan
budaya manusia.
Aspek-aspek yang diangkat ialah seputar kondisi ekonomi, pendidikan,
social budaya, social politik dan masalah pembangunan desa. Aspek-aspek tersebut
diteliti dengan menggunakan metode penyebaran questioner.

B. Rumusan Masalah
Fokus penelitian ini kami gariskan dengan bagaimana kami berinteraksi
dengan agama lain terutama yang kami observasi yaitu Vihara Thay Hin Bio,
Masjid Jami Al-Anwar, dan Pantai Batu Kapal juga para pengurus yang kami ingin
kami cari tahu lebih lanjut, bagaimana sejarah yang kami teliti, apa saja tradisi dan
kegiatan yang biasa dilakukan.

C. Tujuan Kegiatan
Agar apa yang kami teliti bisa kami eksplore lagi dengan mengetahui
berbagai hal yang bersangkutan dengan apa yang kami teliti. Juga supaya kami
lebih mengenal lagi berbagai hal tentang Agama Buddha dengan tahu secara
langsung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan yang kami lakukan adalah mengikut serangkaian kegiatan yang
dilakukan di Vihara Thay Hin Bio, Masjid Jami Al-Anwar, dan Pantai Batu
Kapal. Kami juga melakukan observasi sejarah dari masing – masing tempat
yang kami kunjungi. Melakukan wawancara bersama para pengurus yang saat
itu kami temui.
2. Waktu dan Tempat
Hari/Tgl : Sabtu, 16 November 2019
Tempat : Vihara Thay Hin Bio, Jalan Ikan Kakap No. 35, Teluk Betung
Selatan, Bandar Lampung, Lampung.
Masjid Jami Al-Anwar, Jalan Laksamana Malahayati No. 100, Teluk
Betung Selatan, Bandar Lampung, Lampung.
Pantai Guci Batu Kapal, Jl. Pesisir, Maja, Kec. Kalianda, Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung 35551.
B. Hasil Observasi
1. Vihara Thay Hin Bio
Wawancara: dengan bapak romo selaku pengurus Vihara Thay Hin Bio.
Waktu: 09 : 55 – 10 : 53 WIB
Vihara Thai Hin Bio dulunya adalah sebuah cetiya. Sejarah panjangnya
bermula ketika orang dari Tiongkok bernama Po Heng datang membawa
patung Dewi Kwan Im pada tahun 1850. Patungb tersebut menarik perhatian
masyarakat, sehingga muncul gagasan untuk membangun tempat ibadah yang
dapat digunaka bersama-sama. Akhirnya, pada tahun yang sama, masyarakat
sekitar bersama-sama membangun cettiya yang diberi nama Avalokiteswara.
Cettiya Avalokiteswara dulu dibangun di tempat yang sekarang menjadi lokasi
gudang agen. Karena banjir akibat letusan Krakatau tahun 1883, bangunannya
rusak, sehingga patung sang Dewi harus dipindahkan. Pemindahan patung
dilakukan oleh Po Heng. Ia membawa patung tersebut ke tempat yang disebut
“ Tanjakan Residen”. Tiga belas tahun kemudian yaitu pada tahun 1896,
Cettiya yang baru didirikan ditempat ini. Cettiya ini diberi nama Kuan Im
Thing Atau persinggahan Dewi Kuan Im.
Vihara Thai Hin Bio Adalah Vihara yang merupakan saksi sejarah
peradaban bangsa Tionghoa Di Teluk Betung, Karena Vihara Ini merupakan
yang tertua di kota Bandar Lampung, Bahkan untuk Provinsi Lampung. Vihara
ini terletak di dekat dengan Perbelanjaan oleh-oleh Teluk Betuk Selatan.
Vihara Thai Hin Bio dibuat pada tahun 1850. Berdirinya vihara merupakan
salah satu tanda titik kemajuan perkembangan peradaban etnis China di
Lampung . Stabilitas Ekonomi, keamanan yang terjamin, pola hubungan Sosial
yang harmonis dan dinamis, baik secara Etnis China maupun dengan
masyarakat Non Etnis china.
2. Masjid jami Al-anwar
Wawancara: bersama pengurus masjid.
Waktu: 12 : 30 – 13 : 41 WIB
Masjid Jami Al Anwar dikenal sebagai masjid tertua di Provinsi
Lampung dan masih bertahan sampai sekarang . Masjid ini menjadi saksi bisu
letusan dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda pada 1883, meski saat itu
sempat rusak dan sudah direnovasi beberapa kali.
Masjid ini sudah ada sejak 1839 atau sudsh berfungsi sejak sekitar 108
tahun lalu walaupun semula hanya berupa Surau atau Langgar kecil. Masjid ini
terletak tidak jauh dari VIHARA THAI HIN BIO Tepatnya di Jl.Laksamana
Malahayati No.100 Kelurahan Kangkung, Kec.Teluk Betung Selatan, Kota
Bandar Lampung.
Masjid ini juga memiliki banyak peninggalan bersejarah yang masih ada
sampai sekarang. Pemerintah Provinsi Lampung melalui Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi lampung bahkan menetapkan Masjid ini sebagai
Masjid tertua dan Bersejarah di Bandar Lampung. Masjid ini dibangun oleh
ulama Pendatang yang berasal dari Pulau Sulawesi dan Suku bugis. Aat masih
berbentuk surau, masjid ini digunakan oleh para Ulama tersebut untuk
perkumpulan Mengaji, Bersama dengan ulama dan masyarakat sekitarnya.
Ulama tersebut Bernama Daeng Muhammad Ali, K.H. Muhammad Said, dan
H.ismail .
Surau kemudian mengalami beberapa renovasi dan perluasan bangunan
sehingga membentuk masjid, renovasi awal dilakukan pada 5 tahun setlah
gunung Krakatau meletus. Sekitar 1888, Para ulama bersama Masyarakat
langsung mendirikan masyarakat yang lebih prmanen pada tahun itu, lalu
dilanjutkan renovasi, termasuk yang dilakukan pada 1972, dan terahir pada
2015.
Dalam buku berjudul :Masji-Masjid Bersejarah di Indonesia” karya
Abdul Baqir Zein pada 1999, keenam tiang masjid yang dibangun pada 1888
dibuat bukan menggunakan semen, melainkan campuran telurayam dan kapur.
Setelah itu, masjid tersebut dinamakan Masjid Al-Anwar yang artinya
Bercahaya. Nama tersebut diharapkan masjid tersebut dapat menjadi sumber
cahaya kehidupan yang dapat menerangi umat dan dipakai sampai sekarang.
3. Pantai Guci Batu Kapal
Wawancara: bersama pengurus pantai.
Waktu: 16 : 00 – 17 : 50 WIB
Pantai ini memiliki sejarah yang sangat penting untuk masyarakat
lampung, karena dari pantai ini kita bisa mengenang dahulu ada cerita tentang
Si Pahit Lidah. Diceritakan bahwa dulu Si Pahit Lidah adalah tokoh legenda
yang memiliki kesaktian luar biasa hingga bisa merubah apa saja yang
dikutuknya menjadi batu. Hubungannya dengan nama pantai ini adalah ketika
itu ada kapal-kapal bangsa asing di zaman majapahit yang dikutuk menjadi
batu oleh Si Pahit Lidah, meskipun ini adalah sebuah mitos, namun jika kita
berkunjung ke pantai ini dan melihat batu karang yang paling besar, maka
konon itu adalah kapal-kapal asing tadi, batu karang yang besar tetsebut adalah
kapal-kapal asing yang tidak disukai oleh Si Pahit Lidah sehingga dikutuk
menjadi batu.
Kemudian ada orang yang menemukan Guci dikarang besar di Pantai
Guci Batu Kapal, guci tersebut mitosnya adalah milik pedagang sebagaimana
diceritakan bahwa dulu kawasan pantai adalah sebuah dermaga penghubung
antara pulau jawa dan sumatera. Oleh sebab itu pantai ini disebut pantai “Guci
Batu Kapal”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang kami dapatkan bahwasannya vihara, masjid dan pantai
terdapat sejarah nya masing-masing yang didalamnya terdapat kisah atau amanat
yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup. Dari Vihara Thay Hin Bio memiliki
peraturan nya masing masing yang sudah ditetapkan, begitu juga dengan masjid
Jami Al-anwar terdapat kisah para pejuang dibalik kisah berdirinya Masjid Jami
Al-anwar, dan yang terakhir pantai Guci Batu Kapal yang menceritakan kisah Si
Pahit Lidah yang mengutuk kapal-kapal asing menjadi Batu sehingga sampai
sekarang dijuluki Pantai Guci Batu Kapal.
B. Saran
Kita harus saling menghargai dan menghormati dari setiap perbeda agama
dan adat budaya, serta melestarikan dan menjaganya, dari segi moral kita harus
berakhlak baik dan menjaga sopan santun dimanapun berada.
Dan Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari
penulisan serta penyajian dalam laporan kunjungan ini. Oleh sebab itu kami
mengharapkan masukan-masukan dari dosen mata kuliah serta teman-teman guna
kesempurnaan laporan hasil kunjungan yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Wawancara dengan bapak roma, pada 16 november 2019, jam 09 : 55 – 10 : 53

Wawancara dengan pengurus masjid, pada 16 november 2019, jam 12 : 30 – 13 : 41

Wawancara dengan pengurus pantai, pada 16 november 2019, jam 16 : 00 – 17 : 50

Anda mungkin juga menyukai