Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

Tentang
“Perkembangan Emosi Remaja”

Ditulis dan disusun oleh :


BK 2010 G
WIDYA ASTRI (10060247)

Dosen Pembimbing :
Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) PGRI SUMATRA BARAT

Semester Ganjil 2011

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat, taufik,

hidayah serta karunianya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan

makalah yang berjudul “Perkembangan Emosi Remaja”. Di mana penulis

mencoba menerangkan serta menguraikan point-point dalam pembahasan

ini secara sekilas sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, semoga bermanfaat

bagi diri penulis pribadi dan bagi pembaca yang berkepentingan.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon

maaf jika kiranya dalam makalah tersebut terdapat kesalahan, maksud dan

penulisan. Penulis menyadari makalah tersebut jauh dari sempurna dan

penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian.

Padang, 17 November 2011

Tim Penulis

DAFTAR
ISI
i
KATA

PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja.................................. 3
B. Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja...................... 5
C. Permasalahan Remaja Yang Tekait Dengan Emosinya......... 8
D. Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah
Perkembangan Emosi Remaja.................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan

emosi pada remaja

ii ditandai dengan emosi

yang tidak stabil dan

penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan

sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson

(1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit

untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”,

sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.

Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang


terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan

fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

B. Rumusan Masalah
Dimakalah ini akan dijelaskan tentang Perkembangan Emosi Remaja

yang mana terbagi atas beberapa poin, yaitu:

 Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja

 Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja

 Permasalahan Remaja Yang Tekait Dengan Emosinya

 Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Perkembangan Emosi

Remaja

C. Tujuan Penulisan
1

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas

mahasiswa dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan Remaja, dan juga

sebagai kegiatan pendukung untuk mengembangkan dan membentuk

kreativitas dalam proses perkuliahan.

D. Manfaat Penulisan
 Menambah pengetahuan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi

yang dibahas.

 Memberi pemahaman kepada penulis sebagai calon konselor betapa

pentingnya kegiatan pendukung dalam melaksanakan layanan bimbingan

dan konseling baik disekolah maupun diluar sekolah.

 Menjadikan penulis untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dalam mencapai

tujuan dari kependidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekhasan Perkembangan Emosi Remaja


Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak

stabil dan penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah

dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed

Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45

menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”,

sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.

Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang

terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan

fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

3
Menurut Havighurst remaja bertugas mencapai kemandirian

emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Hal ini bisa

membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat dengan

orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional,

pertentangan pendapat ini seringkali membuat remaja menjadi

pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama

orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung mencari jalan keluar di luar

rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang

senasib. Seringkali karena yang dihadapi adalah remaja yang seusia yang

punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil

mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang

ditawarkan kurang bijaksana. Kehadiran problem emosional tersebut

bervariasi pada setiap remaja.

Salah satu ciri-ciri remaja menurut Allport (1961) adalah

berkurangnya egoisme, sebaliknya tumbuh perasaan saling memiliki. Salah

atu tanda yang khas adalah tumbuh kemampuan untuk mencintai orang

lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk menenggang rasa dengan

orang yang dicintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami

oleh orang yang dicintainya. Ciri lainnya adalah berkembangnya “ego

ideal” berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan

bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai

dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai


akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi terutama

karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan

menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang

mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.

Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun

benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidak stabilan dari

waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada

pola prilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Hurlock, 2002 :213).

Pada dasarnya usia remaja merupakan masa kritis bagi

pembentukan kepribadian. Remaja yang sedang dalam masa pancaroba ini

apabila tidak mendapat bimbingan serta suasana lingkungan yang baik

dapat menjurus pada berbagai kelainan tingkah laku, kenakalan, bahkan

sampai melibatkan diri pada tindak kejahatan, termasuk penyalah gunaan

obat narkotika serta perilaku seksual.

Biehler (1972) membagi ciri-Ciri khas emosional remaja menjadi dua

rentang usia, yaitu:

1. Ciri khas emosional remaja usia 12-15 tahun

 Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka

 Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya

diri

 Kemarahan biasa terjadi

 Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang

sendiri
 Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif

2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun

 “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang

universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa

 Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka

 Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka

Selain itu remaja mampu untuk melihat diri sendiri secara objektif

yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri

sendiri dan kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang

menjadikan dirinya sebagai sasaran. Ia tidak marah jika di kritik dan di

saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan

meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar. Remaja juga memiliki falsafah

hidup tertentu, tanpa perlu merumuskannya atau mengucapkannya dalam

kata-kata.

B. Upaya Menumbuh Kembangkan Emosi Remaja


Rasa marah, kesal, sedih atau gembira adalah hal yang wajar yang

tentunya sering dialami remaja meskipun tidak setiap saat. Pengungkapan

emosi itu ada juga aturannya. Supaya bisa mengekspresikan emosi secara

tepat, remaja perlu pengendalian emosi. Akan tetapi, pengendalian emosi

ini bukan merupakan upaya untuk menekan atau menghilangkan emosi

melainkan:

a. Belajar menghadapi situasi dengan sikap rasional

b. Belajar mengenali emosi dan menghindari dari penafsiran yang berlebihan

terhadap situasi yang dapat menimbulkan respon emosional. Untuk dapat


menanfsirkan yang obyektif, coba tanya pendapat beberapa orang tentang

situasi tersebut.

c. Bagaimana memberikan respon terhadap situasi tersebut dengan pikiran

maupun emosi yang tidak berlebihan atau proporsional, sesuai dengan

situasinya, serta dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan social.

d. Belajar mengenal, menerima, dan mngekspresikan emosi positif (senang,

sayang, atau bahagia dan negative (khawatir, sedih, atau marah).

Kegagalan pengendalian emosi biasanya terjadi karena remaja

kurang mau bersusah payah menilai sesuatu dengan kepala dingin.

Bawaannya main perasaan. Kegagalan mengekspresikan emosi juga

karena kurang mengenal perasaan dan emosi sendiri sehingga jadi “salah

kaprah” dalam mengekspresikannya. Karena itu, keterampilan mengelola

emosi sangatlah perlu agar dalam proses kehidupan remaja bisa lebih

sehat secara emosional.

Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak

memnimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :

1. Berfikir Positif

2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain

3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan oranglain

4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama

terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya

5. Bersabar dan menjadi pemaaf


6. Alih perhatian, ayitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain

dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif

Mengendalikan emosi itu penting. Hal ni didasarkan atas kenyataan

bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan diri pada

orang lain. Orang-orang yang dijumpai dirumah atau dikampus akan lebih

cepat menanggapi emosi daripada kata-kata. Kalau seseorang sampai

dirumah dengan wajah murung, bahkan terkesan cemberut dan marah-

marah, emosi anggota keluarga yang lain akan bereaksi terhadap emosi

tersebut, sehingga mereka merasa tidak enak atau merasa bersalah dan

lain sebagainya.

Beberapa cara untuk mengendalikan emosi menurut Mahmud, 1990 :

1. Hadapilah emosi tersebut

2. Jika mungkin, tafsirkan kembali situasinya. Artinya melihat situasi

sulit yang dialami dari sudut pandang yang berbeda

3. Kembangkan asa humor dan sikapa realistis

4. Atasi secara lansung problem-problem yang menjadi sumber emosi

Agar emosi positif pada diri remaja dapat berkembang dengan baik,

dapat dirangsang, disikapi oleh orang tua maupun guru dengan cara :

1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan

anak (significant person) dapat menjadi model dalam

mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga tampilannya tidak

meledak-ledak
2. Adanya program latihan beremosi baik ssssssdisekolah maupun

didalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu

yang tidak sejalan sebagaimana mestinya

3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi

yang cenderung menimbulkan emosi negatif dan upaya-upaya

menanggapinya secara lebih baik

C. Permasalahan Remaja Terkait Dengan Emosi


Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng

berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas

pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung

jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda

yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa

yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda

yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus

bangsa. Disatu pihak remaja berusaha berlomba2 dan bersaing dalam

menimba ilmu, tetapi dilain pihak remaja berusaha menghancurkan nilai2

moralnya sebagai manusia. Hal ini sangat memprihatinkan bagi kita semua.

Memang tingkah laku mereka hanyalah merupakan masalah kenakalan

remaja, tetapu lama-kelamaan menuju suatu tindakan kriminalitas yang

sangat meresahkan.

` Pada umunya kenakalan remaja ini dilakukan oleh anak yang

berumur antara 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana sedang

beralihnya masa anak2 menuju masa kedewasaan. Pada masa ini jiwa
mereka masih labil dan mereka tidak memiliki pegangan yang pasti. Mereka

berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itu mereka lakukan

dalam mencari jati diri mereka sebenarnya.

Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini

mungkin agar tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar

yang dapat merugikan dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa

depan bangsa. Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode

hidup manusia punya masalahnya sendiri2, termasuk periode remaja.

Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu

terjadi, yaitu:

 Ketika masih anak2, seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang2

dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman

dalam menghadapi masalah.

 Karena remaja merasa dirinya telah mandiri, maka mereka mempunyai

gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.

Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau

keutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan2 sosial,

fisiologi dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat

tempat mereka hidup. Perubahan2 ini dipergencar dalam masyarakat kita

yang semakin kompleks dan berteknologi modern.Arus perubahan

kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu merasa

hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa daripada seorang

makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan


identitas diri sebagai seorang pribadi. Adapun masalah yang dihadapi

remaja masa kini antara lain :

 Kebutuhan akan figur teladan

Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari

keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus

yagn tinggal hanya kata2 indah.

 Sikap apatis

Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada

saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis

ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di

masyarakatnya.

 Kecemasan dan kurangnya harga diri

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak

kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk

“pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang,

seks dan lainnya).

 Ketidakmampuan untuk terlibat

Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir

ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional

maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di

masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan

uang.

 Perasaan tidak berdaya


Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin

menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi

mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita

untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2

masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya

menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik

atau ijasah.

 Pemujaan akan pengalaman

Sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras,

obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba.

Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn

keliru tentang pengalaman.

D. Upaya Guru Pembimbing Mengatasi Masalah Perkembangan


Emosi
Remaja Sesuai Dengan Bidang Bimbingan
Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali,

mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina

hubungan dengan orang lain. Guru dan keluarga dapat mengembangkan

keterampilan kecerdasan emosional seorang anak dengan memberikan

beberapa cara yaitu:

a. Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan

yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional.

kemampuan untuk memantau peraaan dari waktu kewaktu merupakan hal

penting bagi pemahahaman anak.


b. Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan

tepat kemampuan untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan

kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat – akibat yang muncul

karena kegagalan.

c. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan

adalah hal yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan

kasih sayang untuk memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara

bebas.

d. Memahami emosi anak.

e. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi

kemudian kita mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat

mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara

hubungan.

f. Berkomunikasi “dengan jiwa “, Tidak hanya menjadi pembicara terkadang

kita harus memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan

demikian posisikan diri kita menjadi pendengar dan penanya yang baik

dengan hal ini kita diharapkan mampu membedakan antara apa yang

dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi atau penilaian.

Setelah mengetahui bagaimana tipe remaja dalam mengekspersikan

dirinya, orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih

jauh dalam membimbing anaknya saat masa remaja, dengan cara berikut :
 Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan2

yang terjadi di dalam dirinya.

 Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.

 Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua

serta reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.

 Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat, membentuk kebiasaan2

yang positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi

“kesalahan” anak, “mengambil hati” anak dan “mencuri perhatian” anak.

 Kenali perubahan lingkungan misalnya peran gender serta rasa keadilan

antara pria dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir dan

pacaran.

 Masalah-masalah seksualitas, kelainan seksual dan pengaruh buruk yagn

ada di masyarakat.

Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupananya yang

“baru” tetapi orang tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan2

dan menemukan cara terbaik untuk menghadapinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Emosi yang paling sering dirasakan remaja adalah emosi marah,

takut, cemas, kecewa dan cinta. Gangguan emosi yang dialami remaja

dapat menjadi sumber tingkah laku nakal. Oleh karena itu hal-hal yang
menyebabkan emosi remaja terganggu perlu dihindari. Cara yang sangat

penting untuk menghindari gangguan emosi pada remaja yaitu memenuhi

kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis. Yaitu kebutuhan makan, pakaian

dan bergerak, kebutuhan mendapatkan status, kebutuhan untuk diakrabi,

kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk mandiri dan kebutuhan

memiliki filsafat hidup.

B. Saran
Usaha untuk mengembangkan emosi remaja, yaitu :

1. Adanya model dari orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya

dalam melahirkan emosi-emosi negatif

2. Adanya latihan beremosi secara terprogram di keluarga dan di

sekolah

3. Mempelajari secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung

menyebabkan emosi negatif remaja muncul dan menghindari

kondisi-kondisi itu

4. Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadinya dengan

mendorongnya membicarakan masalah pribadi itu kepada orang-

orang yang dipercayainya.

13

DAFTAR

PUSTAKA
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000. Psikologi Remaja. Jakarta

Elida Prayitno, Erlamsyah, 2002. Buku Ajar Psikologi Perkembangan

Remaja. Padang : Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNP

Sitti Hartinah. 2009. Pengembangan Peserta Didik. Tegal : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai