Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmad
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
dengan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu keperawatan dasar II di semester satu.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tak lupa kami mengucap terimakasih kepada:
1. Sesilliea sumual, BSN. sebagai dosen pengajar mata kuliah psikologi pendidikan
yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini,
2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
Page 1
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
DAFTAR ISI
Bab I : PENDAHULUAN..................................................................................
- Latar belakang............................................................................................
- Rumusan masalah...................................................................................
- Tujuan..........................................................................................................
Bab II : PEMBAHASAN...................................................................................
Bab III : PENUTUP............................................................................................
- Kesimpulan..................................................................................................
- Daftar pustaka...............................................................................................
Page 2
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
BAB II
PEMBAHASAN
Inti teori Erik Erikson, yaitu: Perkembangan emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik.
Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk sosial.
Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi dalam 8 fase, dengan
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap fase.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindsey (2000) menyatakan bahwa Erik Erickson membagi
perkembangan kepribadian individu menjadi 8 (delapan) tahap yang secara garis besar
terbagi menjadi:
Empat tahap pertama terjadi pada fase bayi dan fase kanak-kanak.
Tahap kelima terjadi pada fase remaja, yang memiliki arti sangat penting dalam teori
Erickson. Pada fase ini terjadi peralihan dari fase kanak-kanak ke fase dewasa, dan apa
yang terjadi pada fase remaja sangat menentukan terbentuknya kepribadian pada fase
dewasa, yaitu: identitas, krisis identitas, dan kekacauan identitas.
Tiga tahap terakhir terjadi pada fase dewasa dan fase tua.
Page 3
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
Hal-penting yang perlu dipaparkan pada fase ini, yaitu:
---> Timbulnya rasa aman pada diri anak yang terjadi akibat intraksi erat antara anak
dan ibu.
---> Dasar perkembangan rasa aman adalah pengaruh kualitas hubungan ibu dan anak
bukan kuantitas makanan atau bentuk kasih sayang yang berlebihan dari ibu kepada
anak.
---> Dari rasa aman, tumbuh kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
---> Apabila hubungan ibu dan anak tidak berkualitas akan timbul rasa tidak aman dan
selanjutnya tidak percaya terhadap dunia luar ataupun sesama manusia sehingga timbul
kecurigaan dasar.
---> Apabila tidak memperoleh kepercayaan dasar akan timbul gangguan kepribadian
skizofrenia.
---> Apabila tidak memperoleh kepercayaan terhadap dunia luar akan mengalami
kepribadian skizoid, yaitu hanya melihat dirinya sendiri (introvert) dan akan terjadi
depresi apabila mendapatkan stres.
Page 4
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
kemampuan untuk hidup bermasyarakat. Hal-hal penting yang perlu dipahami pada fase
ini, yaitu:
---> Timbul inisiatif, yang ditandai anak sudah mulai merencanakan permainan bersama
teman sebaya yang dilakukan dengan gembira.
---> Adanya keseimbangan perkembangan fisik dan psikologis.
---> Sudah tertanam norma masyarakat yang diajarkan oleh orang tua maupun
lingkungannya.
---> Timbul rasa bersalah karena terjadi persaingan dengan orang tua sejenis. Terjadi
setelah dipahaminya norma masyarakat.
---> Timbul kebencian kepada orang tua karena orang tua melakukan hal-hal yang
semula dilarang dilakukan anak.
---> Sisa konflik yang dijumpai pada fase ini adalah reaksi histeris dan psikosomatik.
Page 5
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
---> Kebingungan peran diri dapat menimbulkan kelainan perilaku, yaitu kenakalan
remaja dan mungkin juga psikotik.
Keintiman vs Isolasi
Dapat disejajarkan dengan fase dewasa awal, yaitu berakhirnya fase remaja. Hal-hal
penting pada fase ini, yaitu:
a. Terjadi hubungan yang intim dengan pasangannya.
b. Terjadi hubungan tertutup dengan kedua orang tuanya.
Integritas vs Keputusasaan
Integritas adalah keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap keberhasilan dan
kegagalan dalam hidup. Hal-hal yang perlu dimengerti pada fase ini, yaitu:
---> Apabila integritas tercapai, individu akan dapat menikmati keuntungan dari ketujuh
tahap sebelumnya dan merasa bahwa kehidupan itu bermakna.
---> Individu menyadari gaya hidup individu lain, namun ia tetap memelihara dan
mempertahankan gaya hidupnya sendiri.
---> Gaya hidup dan integritas kebudayaan merupakan warisan jiwa.
---> Dapat timbul juga keputusasaan dalam menghadapi perubahan siklus kehidupan,
kondisi sosial dan historis, dan kefanaan hidup di hadapan kekekalan hidup (kematian)
sehingga kadang-kadang timbul perasaan bahwa hidup tidak berarti bahwa ajal sudah
Page 6
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
dekat, ketakutan atau bahkan keinginan untuk mati.
---> Tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan dalam siklus hidupnya dan menyiapkan diri untuk menuju alam
baka (kematian).
Sumber 2 : Kusumawardani044.wordpress.com/teori-perkembangan-anak/erik-erikson
erik erikson
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MENURUT ERIK ERIKSON
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MENURUT ERIK ERIKSON
(1902-1994)
Erikson mengembangkan teori psikososial sebagai pengembangan teori psikoanalisis dari
Freud. Di dalam teori psikososial disebutkan bahwa tahap perkembangan individu selama
siklus hidupnya, dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan individu yang
menjadi matang secara fisik dan psikologis.
Inti teori Erik Erikson, yaitu:
Perkembangan emosional sejajar dengan pertumbuhan fisik.
Adanya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
Dalam menuju kedewasaan, perkembangan psikologis, biologis, dan sosial akan
menyatu.
Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk sosial.
Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi dalam 8 fase, dengan
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap fase.
Prinsip prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan dan
berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau
proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian
baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang
Page 7
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
mempengaruhi selama masa kritis
Perkembangan Psikososial ( Erik Erikson )
Erik Erikson (1902-1994) mengatakan bahwa terdapat delapan tahap perkembangan
terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari
tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan individu dengan suatu krisis yang
harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana, tetapi suatu titik balik
peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi.
Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan mereka.
Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan menurut Erik Erikson:
Page 9
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
> Pembentukan garis pedoman untuk generasi mendatang.
> Tumbuh nilai pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian, keinginan
memberi perhatian, berbagi dan membagi pengetahuan, serta pengalaman kepada orang
lain.
> Apabila pada fase ini pembentukan garis pedoman untuk generasi yang akan datang
lemah, individu akan mengalami kemiskinan, kemunduran bahkan mungkin mengalami
kemandekan kepribadian.
> Tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah kreativitas berperan sebagai
orang tua.
Integritas vs Keputusasaan (dewasa lanjut)
Integritas adalah keberhasilan dalam menyesuaikan diri terhadap keberhasilan dan
kegagalan dalam hidup. Hal-hal yang perlu dimengerti pada fase ini, yaitu:
> Apabila integritas tercapai, individu akan dapat menikmati keuntungan dari ketujuh
tahap sebelumnya dan merasa bahwa kehidupan itu bermakna.
> Individu menyadari gaya hidup individu lain, namun ia tetap memelihara dan
mempertahankan gaya hidupnya sendiri.
> Gaya hidup dan integritas kebudayaan merupakan warisan jiwa.
> Dapat timbul juga keputusasaan dalam menghadapi perubahan siklus kehidupan,
kondisi sosial dan historis, dan kefanaan hidup di hadapan kekekalan hidup (kematian)
sehingga kadang-kadang timbul perasaan bahwa hidup tidak berarti bahwa ajal sudah
dekat, ketakutan atau bahkan keinginan untuk mati.
> Tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan dalam siklus hidupnya dan menyiapkan diri untuk menuju alam
baka (kematian).
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Page 10
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar
anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau
kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik
anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori
tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus
mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan
sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik
merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.
Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk
mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya
yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu,
mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik
yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk
bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya,
anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat
menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus :
1.Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit,
melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan
ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada
anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya,
seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke
bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah.
Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari
Page 11
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi
gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Walaupun
demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi
suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara
sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6
tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah
mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan
mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada
waktu anak menulis atau menggambar.
Sumber 3 : Wikipedia.org/wiki/Erik_Erikson
Erikson lahir di Frankurt Jerman pada tanggal 15 Juni 1902. Ayahnya adalah seorang
kebangsaan Denmark yang tidak dikenal namanya dan ibunya, Karla Abrhamsen, adalah
wanita Yahudi. Orang tuanya berpisah sebelum Erik lahir. Ibunya, Karla kemudian
menikah dengan Dr. Theodore Homburger, lalu pindah ke Karlsruhe, Jerman Selatan.
Page 12
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
dalam diri Erikson. Pengaruh lain yang lebih dalam ialah perkenalannya yang tak
teralakan dengan psikoanalisis ialah ia berkenalan dengan perkumpulan Freud, mengikuti
pendidikan pbeliau dengan konsep psikoanalisis di bawah bimbingan Anna Freud,
mempelajari psikoloanalisis di Institut Psikoanalisis di Wina, dan tamat dari sana pada
tahun 1933. Bisa dikatakan, ia telah menemukan identitas profesinya.
Sumbangan penting yang telah diberikan Erikson meliputi dua topik utama yaitu teori
psikososial tentang perkembangan dari mana muncul suatu konsepsi yang luas tentang
ego dan penelitian psikosejarah yang menerangkan psikososialnya.
Erikson membagi tahap-tahap itu berdasarkan kualitas dasar ego pada masing-masing
tahap yaitu:
Kepercayaan dasar yang paling awal terbentuk selama tahap sensorik oral dan
ditunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap
makanan dengan nyaman dan membuang kotoran dengan santai. Kebiasaan itu
berlangsung terus dalam kehidupan bayi dan merupakan dasar paling awal bagi
berkembangnya suatu perasaan identitas psikososial. Melalui pengalaman dengan orang
Page 13
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
dewasa, bayi belajar menggantungkan diri dan percaya pada mereka, tetapi mungkin
yang lebih penting, ia mempercayai dirinya sendiri. Kepastias semacam itu harus
mengungguli lawan negatif dari kepercayaan dasar yakni, kecurigaan dasar.
Pengharapan merupakan kebajikan paling awal dan paling esensial yang melekat dalam
hidup. Fondasi pengharapan pertama terletak pada hubungan dengan orang tua yang
memberikan pengalaman-pengalaman seperti ketenangan, makanan dan kehangatan.
Tahap pertama kehidupan ini merupakan tahap ritualisasi numinous yaitu, perasaan bayi
akan kehadiran ibu, dalam hal ini pandangannya, pegangannya, sentuhannya, teteknya
atau pengakuan atas dirinya. Bentuk ritual numinous yang menyimpang dan terungkap
dalam kehidupan dewasa berupa pemujaan terhadap pahlawan secara berlebih-lebihan
atau idolisme.
Anak harus didorong untuk mengalami situasi-situasi yang menuntut otonomi dalam
melakukan pilihan bebas. Rasa mampu mengendalikan diri akan menimbulkan dalam diri
anak rasa memiliki kemauan baik dan bangga yang bersifat menetap. Sebaliknya rasa
kehilangan kontrol diri dapat menyebabkan perasaan malu dan ragu-ragu yang bersifat
menetap.
Nilai kemauan muncul pada tahap ke dua kehidupan ini. Anak belajar dari dirinya sendiri
dan dari orang. Kemauan menyebabkan anak secara bertahap mampu menerima
peraturan hukum dan kewajiban. Kemauan adalah kemampuan untuk membuat pilihan-
pilihan bebas, memutuskan, melatih mengendalikan diri dan bertindak yang terus
meningkat.
Ritualisasi menyebut ritualisasi tahap ini sifat bijaksana, karena anak mulai menilai
dirinya sendiri dan orang lain serta membedakan antara benar dan salah.
Penyimpangan ritualisme pada tahap ini adalah legalisme, yakni pengagungan huruf
ketentuan hukum daripada semangatnya, mengutamakan hukuman daripada belas kasih.
Page 14
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
3. Inisiatif vs. Kesalahan[sunting | sunting sumber]
Tahap psikososial ketiga ialah tahap inisiatif yaitu suatu masa untuk memperluas
penguasaan dan tanggung jawab. Selama tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan
lebih seimbang secara fisik maupun kejiwaan.
Tujuan adalah nilai yang menonjol pada tahap perkembangan ini. Kegiatan utama anak
dalam tahap ini adalah bermain, dan tujuan tumbuh dari kegiatan bermainnya, eksplorasi,
usaha, kegagalannya serta eksperimen dengan alat permainannya.
Masa bermain ini bercirikan ritualisasi dramatik. Anak secara aktif berpartisipasi dalam
kegiatan bermain, memakai pakaian, meniru kepribadian orang dewasa dan berpura-pura
menjadi apa saja. Keterasingan batin yang dapat timbul pada masa kanak-kanak ini ialah
suatu perasaam bersalah.
Padanan negatif dari ritualisasi dramatik adalah ritualisme impersonasi sepanjang hidup,
yaitu melakukan tindakan yang tidak mencerminkan kepribadiannya yang sejati.
Pada tahap ini, anak harus belajar mengontrol imjinasinya yang sangat kaya, dan mulai
menempuh pendidikan formal. Bahaya dari tahap ini ialah anak bisa mengembangkan
perasaan rendah diri apabila ia tidak berhasil menguasai tugas-tugas yang dipilihnya atau
yang diberikan oleh guru dan orangtua.
Nilai kompetensi muncul pada tahap kerajinan ini. Rasa kompetensi dicapai dengan
menerjunkan diri pada pekerjaan dan penyelesaian tugas, yang pada akhirnya
mengembangkan kecakapan kerja.
Usia sekolah merupakan tahap ritualisasi formal, masa anak belajar bekerja secara
metodis. Penyimpangan ritualismenya dimasa depan adalah formalisme, berwujud
pengulangan, formalitas yang tidak berarti.
Selama masa [adolesen], individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya
sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk memasuki suatu
peranan yang berarti di tengah masyarakat, entah peranan ini bersifat menyesuaikan diri
atau bersifat memperbaharui. Inilah masa dalam kehidupan ketika orang ingin
Page 15
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
menentukan siapakah ia pada saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia pada masa yang
akan datang.
Daya penggerak batin dalam rangka pembentukan identitas ego dalam aspek-aspeknya
yang sadar maupun tak sadar. Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk memilih dan
mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan identifikasi dengan
orang yang sependapat, dalam lingkungan sosial, serta menjaga pertahanannya terhadap
berbagai ancaman dan kecemasan. Semua ciri yang dipilih oleh ego ini dihimpun dan
diintegrasikan oleh ego serta membentuk identitas psikososial seseorang.
Peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak ke masa dewasa di satu pihak dan karena
kepekaan terhadap perubahan sosial dan historis dilain pihak, maka selama tahap
pembentukan identitas seorang remaja, mungkin merasakan penderitaan paling dalam
dibandingkan pada masa-masa lain akibat kekacauan peranan atau kekacauan identitas.
Istilah krisis identitas menunjuk pada perlunya mengatasi kegagalan yang bersifat
sementara itu untuk selanjutnya membentuk suatu identitas yang stabil atau sebaliknya
suatu kekacauan peranan. Kesetiaan adalah pondasi atas dasar mana terbentuk suatu
perasaan identitas yang bersifat kontinyu. Ritualisasi yang menyertai tahap adolesen
adalah ritualisasi ideologi. Penyimpangan ritualisasinya adalah totalisme.
Tahap dimana orang dewasa awal siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang
lain. Agar memiliki arti sosial yang bersifat menetap maka genitalitas membutuhkan
seseorang untuk dicintai dan diajak menngadakan hubungan seksual, dan dengan siapa
seseorang dapat berbagi rasa dalam suatu hubungan kepercayaan. Bahaya pada keintiman
ini adalah isolasi.
Ritualisasi pada tahap ini adalah afiliatif yakni berbagi bersama dalam pekerjaan,
persahabatan dan cinta. Penyimpangan ritualismenya adalah elitisme.
Ciri tahap ini adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk, ide serta
pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila
generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan
mengalami stagnasi. Nilai pemeliharaan berkembang dalam tahap ini.
Page 16
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
Ritualisasi dari tahap ini ialah sesuatu yang generasional, yakni ritualisasi peranan orang
tua, produksi, pengajaran dengan mana orang dewasa bertindak sebagai penerus nilai-
nilai ideal kepada kaum muda. Penyimpangan dari ritualisasi ini adalah autoritisme.
Tahap terakhir dalam proses epigenetis perkembangan disebut integritas. Integritas paling
tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda,
produk, ide, orang dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan
kegagalan dalam hidup.
Kebijaksanaan adalah nilai yang berkembang dari hasil pertemuan antara integritas dan
keputusasaan dalam tahap kehidupan yang terakhir ini.
Ritualisasi usia lanjut dapat disebut integral, ini tercermin dalam kebijaksanaan segala
zaman. Sebagai ritualisme yang padanannya, Erikson mengusulkan sapientisme.
Freud memandang ego sebagai eksekutif kepribadian yang memuaskan impuls id,
mengatasi keadaan darurat sosial dan fisik dari dunia luar, serta berusaha memenuhi
dengan norma-norma perfeksionistik dari superego. Sebagaimana tampak dalam tahap
kehidupan yang dikemukakan Erikson, ia telah memberikan sejumlah kualitas pada ego
yang jauh melampaui konsepsi psikoanalitik pendahulu tentang ego.
Tipe ego yang digambarkan oleh Erikson dapat disebut ego kreatif. Ego kreatif dapat dan
memang berhasil menemukan pemecahan-pemecahan kreatif atas masalah-masalah baru
yang menimpanya pada setiap tahap kehidupan. Pada setiap tahap ia mampu
menggunakan kombinasi antara kehidupan batin dan kesempatan yang tersedia di dunia
luar serta melakukannya dengan giat, bahkan dengan perasaan gembira. Apabila
menemui hambatan, maka bereaksi dengan usaha baru dan bukan menyerah.
Kemampuan untuk bangkit kembali menurut Erikson merupakan suatu yang inheren
dalam ego muda. Pada kenyataannya, ego justru berkembang berkat konflik dan krisis.
Page 17
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
Konsep ego Erikson, memasyarakat dan historis. Disamping faktor genetik, fisiologis dan
anatomis, yang menentukan kodrat ego, terdapat juga pengaruh kultural dan historis. Ini
merupakan sumbangan Erikson yang sangat kreatif tentang ego.
Erikson juga telah berpikir tentang dimensi yang mungkin terdapat pada suatu identitas
ego yang baru. Ia berpendapat bahwa suatu identitas harus berpijak pada tiga aspek
kenyataan, yaitu faktualitas, kesadaran akan kenyataan dan aktualitas. Namun kemudian
Erikson dengan bercanda menambahkan aspek yang ke empat yaitu nasib atau
kebetulan.lahir di Frankfurt-am-Main, Jerman, 15 Juni 1902 meninggal
di Harwich, Cape Cod, Massachusetts, Amerika Serikat, 12 Mei 1994 pada umur 91
tahun) adalah seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang delapan tahap
perkembangan pada manusia.[2] Sebenarnya Erikson adalah seorang psikolog Freudian,
namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan jika dibandingkan dengan
para psikolog Freudian lainnya.[2]
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap
perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.[2] Erikson menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa
kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap.[2] Berkembangnya manusia dari
satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau
ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.[2] Pembagian tahap-tahap ini
berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia: bayi (0-1 tahun), balita (2-3
tahun), pra-sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (7-12 tahun), remaja (12-18 tahun), pemuda
(usia 20-an), separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an), dan manula (usia 50-an dan
seterusnya).[3][2]
Sumber 4 : Randinidini.blogspot.co.id/2012/11/teori-erkembangan-eric-erikson
Page 18
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
selama siklus hidupnya, dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan individu
yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Secara umum inti dari teorinya adalah :
Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
Pada setiap saat anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk sosial.
Perkembangan manusia dari sejak lahir hingga akhir hayat dibagi dalam 8 fase, dengan
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap fase.
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas
perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian
baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis.
Teori perkembangan yang dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori yang
memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Erik erikson menyimpulkan bahwa
perkembangan anak itu mengalami delapan tahap dan setiap tahapnya menawarkan
potensi kemajuan dan potensi kemunduran ( Human Development;1978).
Teori Erikson dikatakan juga sebagai salah satu teori yang sangat selektif karena
didasarkan pada tiga alasan. Alasan yang pertama, karena teorinya sangat representatif
Page 19
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
dikarenakan memiliki kaitan atau hubungan dengan ego yang merupakan salah satu
aspek yang mendekati kepribadian manusia. Kedua, menekankan pada pentingnya
perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan, dan
yang ketiga/terakhir adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam
mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat
memberikan kekuatan/kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam sebuah
lingkungan. Melalui teorinya Erikson memberikan sesuatu yang baru dalam mempelajari
mengenai perilaku manusia dan merupakan suatu pemikiran yang sangat maju guna
memahami persoalan/masalah psikologi yang dihadapi oleh manusia pada jaman modern
seperti ini. Oleh karena itu, teori Erikson banyak digunakan untuk menjelaskan kasus
atau hasil penelitian yang terkait dengan tahap perkembangan, baik anak, dewasa,
maupun lansia.
Delapan tahap/fase perkembangan menurut Erikson memiliki ciri utama setiap tahapnya
adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak bersifat sosial, yang berjalan
melalui krisis diantara dua polaritas. Adapun tingkatan dalam delapan tahap
perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson adalah sebagai berikut :
Page 20
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini
:
Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust-mistrust. Perilaku bayi didasari
oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia
sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan
mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh
orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing
tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan
sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
Inisiatif vs Kesalahan
Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative-guilty. Pada
masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut
dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut
masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut
menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau
berinisatif atau berbuat.
Kerajinan vs Inferioritas
Page 21
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat
menyebabkan anak merasa rendah diri.
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber
dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity-Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan
didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha
untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya.
Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering
sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas
diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang
besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan
pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan
kepada masing-masing anggota.
Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan memasuki
jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa
Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy-isolation.
Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok
sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai
selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang
sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim
dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-
orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai
adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa,
pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga
Page 22
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu
sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan
kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan
atau mencapai hal hal tertentu ia mengalami hambatan.
Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh
orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai
adanya kecenderungan ego integrity-despair. Pada masa ini individu telah memiliki
kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi
milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang
mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan
dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat
dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi
masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan
tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
KESIMPULAN
Eric erikson merupakan salah satu dari ahli yng membahas tentang perkembangan
manusia. Menurutnya ada delapan tahap/fase, diantara lain :
1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
6. Keintiman vs Pengasingan
7. Perluasan vs Stagnasi
Page 23
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON
DAFTAR PUSTAKA
Anita Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Sally wendkos olds., dkk. 2008. Human development. Jakarta: kencana prenada media
grups.
Sumber 1 : Dunia-anak-sehat.blogspot.co.id/2009/02/tumbuh-kembang-anak
Sumber 2 : Kusumawardani044.wordpress.com/teori-perkembangan-anak/erik-erikson
Page 24
TUMBUH KEMBANG ANAK MENURUT ERIK ERIKSON