KELOMPOK 1 :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun judul makalah ini yaitu “Teori-teori pada Proses
Penuaan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik. Tidak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir
serta pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, sehingga makalah ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho. W, 2000). Dengan kata lain, proses menua merupakan
tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh
untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara
fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran.
Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu
pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa
hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global,
bila ditinjau dari aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi
kependudukan yang oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964
dan Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka
morbiditas (S. Tamher & Noorkasiani, 2011).
Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan
masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia.
Salah satu wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah
dengan disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan
lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian
Bantuan bagi Orang Jompo (R. Siti Maryam, dkk., 2012).
Sehingga dirasa perlu adanya sumbangsih dari lapis masyarakat, khususnya penyusun
sebagai mahasiswa kesehatan untuk membantu upaya pemerintah dalam mensejahterakan
lansia. Salah satu upaya primer yang dapat dilakukan adalah menambah wawasan dan
pemahaman mengenai keperawatan pada usia lanjut atau gerontik. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai “Teori-teori pada Proses Penuaan”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah, sebagai berikut:
1) Apayang dimaksud dengan menua atau proses menua?
2) Bagaimana proses penuaan dari sudut pandang teori biologis?
3) Bagaimana proses penuaan dari sudut pandang teori sosiologi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami teori
proses penuaan khususnya pada teori biologisnya dan teori sosiologis.
2. Tujuan Khusus
Secaraa khusus, tujuan dari penyusunan makalah ini, yakni:
a. Mengetahui proses terjadinya penuaan,
b. Mengetahui dan memahami proses penuaan dari sudut pandang teori biologis
c. Mengetahui dan memahami aspek-aspek biologis pada usia lanjut,
d. Mengetahui dan memahami proses penuaan dari sudut pandang teori sosiologis
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis dapat manambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai proses penuaan
yang terjadi pada lansia.
2. Bagi pembaca
Adanya penyusunan makalah ini, supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi
pembaca.Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk menambah atau
memahami tentang proses penuaan yang terjadi pada lansia.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Menua
Menua sama dengan menjadi tua atau suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 1999). Seiring dengan bertambahnya usia
terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan
fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapannya pada kehidupan sehari-hari.
B. Batasan-batasan Lansia
1. Menurut WHO
- Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun
- Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun
- Usia lanjut tua (old) antara 75- 90 tahun
- Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2. Menurut undang-undang RI No 13 tahun 1998
Tentang kesejahteeraan lanjut usia: bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas
3. Menurut Dep. Kes RI
Usia lanjut digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
- Kelompok lansia dini (55-64)
- Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas)
- Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)
4. Menurut Bernice Neu Gardon (1975)
- Lansia muda, aitu pada orang yang berumur antara 55-75 tahun
- Lansia tua, yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun
5. Menurut Levinson (1978)
- Lansia peralihan awal, antara 50-55 tahun
- Lansia peralihan menengah, antara 55-60 tahun
- Lansia peralihan akhir, antara 60-65 tahun.
C. Teori-teori Penuaan
1. Teori Biologis
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup
(Zairt, 1980 dalam Khalid Mujahidullah, 2012). Teori ini lebih menekankan pada
perubahan kondisi tingkat struktural sel/organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah
pengaruh agen patologis. Fokus dari teori ini adalah mencari determinan-determinan
yang menghambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam korteks sistemik dapat
memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan berkembang
sesuai dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick, 1977 dalam Khalid Mujahidullah,
2012). Adapun beberapa teori menua yang termasuk dalam lingkup proses menua
biologia antara lain, sebagai berikut:
a. Teori Genetik
1) Teori “Genetic Clock”
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies-spesies
tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam genetic yang telah
diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut konsep ini bila jam kita ini berhenti
kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dengan obat-obatan tindakan tertentu.
Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara
menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan
hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun,
anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk
beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.
Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan
wanita 82 tahun (WHO, 1995)
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal
ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies.
Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau
sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.
Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla
replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)
3) Teori Neuroendokrin
Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya
proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam
sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf. Hormon dalam tubuh
berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dam
menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Pengeluaran
hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat hormon
tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamus kehilangan
kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi hormon
individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu, pada lansia banyak hormon yang
tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan. Penurunan
kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari
kelenjar adrenal (terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres.
Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat dengan usia.
Jika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu hipotalamus akan
mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk
mengendalikan sistem.
2. Teori Sosiologi
Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial. Teori
ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh
a. Teori Akitivitas/Kegiatan
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia
harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti
bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang
kehidupan.
Pokok dari teori ini adalah :
- Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori
ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
banyak ikut serta dalam kegiatan social
- lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakkan aktivitas dan
mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin
- ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia
- mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan sampai lanjut usia
b. Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.Teori kontinuitas
mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering
dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan
dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas
hidupTeori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimiliki.
B. Saran
Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya
dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun
beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang tidak
cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.
Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai tingkatan
usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya termasuk pada usia lanjut.
Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai acuan dalam
pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak, Iqbal Wahit, dkk. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi, Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Tamher, S., dan Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.