Disusun Oleh :
PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah
Teori-teori Komunikasi Alternatif dan Augmentatif sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi
Alternatif dan Augmentatif.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Manfaat Penulisan......................................................................................................
BAB II Landasan Teori
A. Konsep Anak Berkebutuhan Khusus.........................................................................
B. Konsep Komunikasi Alternatif dan Augmentatif......................................................
C. Konsep Anak Autisme...............................................................................................
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi berperan amat penting atau krusial bagi setiap orang, karena sebagi
kebutuhan dasar dari kita sebagai makhluk sosial yang hidup bersama dalam masyarakat.
Komunikasi akan menyalurkan segala kebutuhan, keinginan, dan pesan yang perlu
disampaikan ke pihak lain dan sebailknya kita menerima segala pesan tentang kebutuhan
dan keinginan dari pihak lain. Berbagai persoalan tentang individu belajar untuk
perolehan pengetahuan, keterampilan dan berkembang dikarenakan adanya komunikasi.
Untuk itu, komunikasi amat berperan penting dan krusial dalam kehidupan manusia harus
selalu diusahakan dan dikembangkan dengan melalui berbagai bentuk.
Berbagai bentuk komunikasi diperuntukkan bagi semua individu, khususnya bagi
individu yang memiliki hambatan komunikasi verbal atau komunikasi dengan bahasa.
Khususnya bagi penyandang cerebral palsy yang dikarenakan keterbatasan dalam
kemampuan verbal membutuhkan komunikasi dalam berbagai bentuk. Anak cerebral
palsy banyak yang mengalami gangguan komunikasi verbal dalam bentuk bicara karena
kondisi otot-otot yang berfungsi membentuk suara terganggu oleh kekakuan atau
inkoordinasi. Hal itu juga sebagai bentuk kelayuan atau kecacatan otak yang memberika
efek pada otot-otot bicara. Gangguan bicara terdapat 70 persen pada anak-anak cerebral
palsy (Reynold & Janzen, 2007: 389).
Alternatif mencari pengganti agar supaya kebutuhan komunikasi bagi cerebral palsy
tetap terpenuhi adalah penggunaan berbagai bentuk kode simbol yang diwujudkan
dengan logo atau gambar dan dipergunakan sebagai pengganti simbol dalam bicara.
Pengganti itu akan fungsional dan juga dapat dipahami oleh semua pihak harus disusun,
disepakati bersama dalam komunitas, khususnya juga dalam keluarga. Untuk itu, orang
tua amat memiliki peran agar supaya komunikasi pengganti bicara tersebut fungsional.
Orang tua mencari alternatif simbol gambar, sketsa atau photo yang disusun dan
dipergunakan dalam pembiasaan kehidupan sehari-hari di keluarga. Mulai dari kebiasaan
yang paling dasar untuk mengkomunikasikan kebutuhan makan, minum, bantu diri,
kebersihan diri, dan bermain terjadi dalam kehidupan seharihari dan menjadi pembiasaan
di antara keluarga diperlukan peran orang tua. Peran itu menjadikan komunikasi alternatif
atau komunikasi tambahan menjadi bermakna, karena orang tua mengkonsikan untuk
selalu menggunakan bersama-sama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori-teori komunikasi alternative dan augmentative?
2. Bagaimana analisis dari komunikasi alternative dan augmentative?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui teori-teori komunikasi alternative dan augmentative
2. Untuk mengetahui analisis dari komunikasi alternative dan augmentative
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Penyebab Austisme
Penyebab dari autis ituu sendirii sebenarnya sudah ada sebelum bayi dilahirkan
bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Seorang ahli embrio yaitu Patricia Rodier
menyebutkan bahwa gejala autis disebabkan karena terjadinya kerusakan jaringan
otak. Peneliti lain menyebutkan karena bagian otak untuk mengendalikan memori dan
emosi menjadi lebih kecil dari anak normal (Suteja, 2014).
3. Ciri-Ciri Austisme
Ciri anak autis yang dapat diamati dalam lingkungan sehari-hari adalah :
a. Perilaku
1) Cuek terhadap lingkungan
2) Perilaku tak terarah; mondar mandir, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar,
lompat-lompat dan sebagainya.
3) Kelekatan terhadap benda tertentu
4) Perilaku tak terarah
5) Terpukau terhadap benda yang berputar atau benda yang bergerak (Yuwono,
2012).
b. Interaksi sosial
1) Tidak mau menjalin interaksi seperti :kontak mata, ekpresi muka, posisi tubuh
serta gerak gerik kurang setuju
2) Kesulitan dalam bermain dengan orang lain ataupun teman sebayanya.
3) Tidak empati, perilakunya hanya sebagai minat atau kesenangan
4) Kurang bisa melakukan interaksi sosial dan emosional 2 arah (Moore, 2010).
c. Komunikasi dan bahasa
1) Terlambat bicara
2) Tidak ada usaha untuk berkomunikasi secara non verbal dengan bahasa tubuh
3) Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dipahami
4) Membeo (echolalia)
5) Tidak memahami pembicaraan orang lain (Nugraheni, 2008).
Secara kuantitas dan kualitas, ciri-ciri yang ditunjukkan anak autis berbeda-beda.
Ciri-ciri yang muncul pada anak autis yaitu:
a. Gangguan pada komunikasi verbal dan nonverbal, seperti terlambat bicara atau
tidak dapat berbicara sama sekali, mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat
dimengerti oleh orang lain. Disamping itu, dalam berbicara tidak digunakan untuk
komunikasi tapi hanya meniru atau membeo bahkan beberapa anak sangat pandai
menirukan beberapa nyanyian maupun kata-kata tanpa mengerti artinya, kadang
bicara monoton seperti robot, mimik mukanya datar, dan bila mendengar suara
yang disukainya akan bereaksi dengan cepat.
b. Gangguan pada bidang interaksi sosial, yaitu anak menolak atau menghindar
untuk bertatap muka, anak mengalami ketulian, merasa tidak senang dan menolak
bila dipeluk, tidak ada usaha melakukan interaksi dengan orang disekitarnya, jika
ingin sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan
orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. Disamping itu, bila didekati untuk
bermain justru menjauh, tidak berbagi kesenangan dengan orang lain, kadang
mereka mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar
kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun.
c. Gangguan pada bidang perilaku dan bermain, seperti tidak mengerti cara bermain,
bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang-ulang
sampai lama, jika sudah senang satu mainan tidak mau mainan lain dan cara
bermainnya pun aneh, terdapat kelekatan dengan benda-benda tertentu, sering
melakukan perilaku rituslistik, dapat terlihat hiperaktif sekali misalnya tidak dapat
diam, lari ke sana kemari, melompat-lompat, berputar-putar, dan memukul benda
berulang-ulang (Mulyati, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
Kangas & Lloyd dalam Smith (2006: 179) menyatakan bahwa “Alternative and
Augmentative Communication (AAC) device provide different means for individuals
with speech or language impairments to interact and communicate with others.”
Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi alternatif dan augmentatif
merupakan sebuah perangkat yang menyediakan sarana untuk individu dengan
ketidakmampuan berbahasa dan bicara untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan individu lainnya.
(Komunikasi augmentatif adalah cara orang berkomunikasi tanpa bicara. Cara yang
digunakan adalah dengan gerak isyarat, ekepresi wajah, daftar barang belanjaan dan
catatan tertulis untuk menolong kita menyampaikan pesan. Istilah komunikasi
augmentatif menggambarkan cara orang berkomunikasi tanpa bicara ketika mereka tidak
mampu berbicara secara jelas untuk dimengerti oleh orang –orang disekitar mereka.
Sementara komunikasi alternatif berhubungan dengan metode komunikasi yang
digunakan untuk mengganti bahasa ujaran secara menyeluruh).
Dari berbagai definisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa Augmentative and
alternative communication (AAC) adalah media dan metode serta cara yang digunakan
oleh anak/orang yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi atau menulis agar bisa
berkomunikasi dengan baik dan lancar bersama dengan orang yang ada disekitarnya.
A. Kesimpulan
Komunikasi alternatif adalah teknik-teknik yang menggantikan komunikasi lisan
bagi individu yang mengalami hambatan dalam bicara atau tidak mampu berkomunikasi
melalui bahasa lisan. (McCormick & Shane, 1990). Sedangkan Komunikasi augmentatif
adalah kaidah-kaidah dan peralatan/media yang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal dalam kenyataan hidup sehari-hari (Mustonen, Locke, Reice,
Solbrack, dan Lingren, 1991).
B. Saran
Dengan adanya komunikasi alternatif dan augmentatif diharapkan semua pihak
ikut membantu dalam mengaplikasikannya kepada kehidupan keseharian anak. Entah itu
dari segi keluarga, guru ataupun pihak sekolah yang bisa ikut menyediakan alat atau
media komunikasi alternatif dan augmentatif. Guru dan sekolah harus berinovasi dan
berkreasi alat atau media apa yang dapat mudah digunakan sebagai komunikasi alternatif
dan augmentatif anak autism atau anak yang memiliki hambatan bicara dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
eprints.umm.ac.id https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiw3pOfm6PvAhXz4nMBH
W5cBAsQFjABegQIAxAD&url=http%3A%2F%2Feprints.umm.ac.id
%2F35541%2F3%2Fjiptummpp-gdl-lutfiavili-48155-3-babii.pdf&usg=AOvVaw0K-
09w9yGumt6J6KCs43Vg (diakses pada tanggal 09 Maret 2021 pukul 19.00 WIB).
Maimunah. Manfaat Media Komunikasi Augmentatif dan Alternatif Bagi Orang Tua Yang
Mempunyai Anak Yang Mengalami Hambatan Komunikasi. Link ...
Mangesti, Sumunar Prapti. (2016). Efektifitas Penggunaan Media Buku Komunikasi Berbasis
Augmentative dan Alternative Communication (AAC) dalam Kemampuan Bahasa
Ekspresif Pada Anak Autis Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa di Sekolah
Luar Biasa Negeri 1 Bantul. Skripsi . Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Mumpuniarti. 2017. Peran Orang tua bagi Perkembangan Komunikasi Celebral Palsy dengan
Sistem Komunikasi Tambahan dan Alternatif (Augmentatif and Alternatif
Communication). Vol.13. No.1
Nawawi, Ahmad dkk. 2009. “Media Komunikasi Augmentatif Bagi Anak Autis Spektrum
Disorder (ASD”. Bandung: FIP UPI Bandung.
Nawawi, Ahmad. Anik Dwi H, Munce R. Theric, dan Yulian Agus S. (2009) Media
Komunikasi Augmentatif Bagii Anak Autis Spektrum Disorder. Jurusan Pendidikan Luar
Biasa. FIP Upi Bandung. Tidak Diterbitkan
Permanarian, Somad. 2016. “Augmentative and Alternative Communication”.
http://permanariansomad.blogspot.com/2016/03/a.html (diakses pada tanggal 09 Maret
2021 pukul 19.00 WIB).
Pertiwi, Dwi Endah, Nurbani, Abdul Rahim & Christine Jelly Hartono. (2016). Pengembangan
Kemampuan Komunikasi Alternatif dan Augmentatif Melalui Media Kartu GambarPada
Siswa Autis di Kkezia School and Learning Center. Journal of Special Education . Vol.
II, No 2, Hal. 139
repository.unimus.ac.id https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjP8IeIt6PvAhWPaCsKHW
QzAwoQFjADegQIAxAD&url=http%3A%2F%2Frepository.unimus.ac.id
%2F1956%2F2%2FBAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw396IZsBU219o2fj4uAr1oT
(diakses pada tanggal 09 Maret 2021 pukul 21.00 WIB).
S, Ayu Yuliani. 2012. Sistem Komunikasi Augmentatif dan Alternatif untuk Anak-anak dengan
Autism Spektrum Disorder (ASD). Tidak diterbitkan
Shopianty, Riani. (2019). Pengembangan Media Komunikasi Augmentative dan Alternative
Pada Anak PDD NOS dirumah Intervensi Anak Cimahi. Teras Kesehatan. Vol. 2, No. 1,
Halaman 32 – 43