Hasil penelitian Oswald (2002); Barkan and Greenwood (2003), dan Qiang (2005),
menyimpulkan bahwa pada akhir dewasa madya seseorang memiliki
kecenderungan persoalan yang khas, seperti pekerjaan yang muncul sangat
mungkin telah terselesaikan oleh mereka dalam mencapai pensiun, tetapi dalam
situasi-situasi yang menuntut usia dewasa madya mencapai status memadai dalam
jabatan, banyak diantara dewasa madya (khususnya pria) merasa tidak puas dalam
pekerjaanya, masalah berkaitan dengan pola keluarga ada beberapa faktor yang
menyulitkan seseorang dewasa madya dalam mengadakan adjustment
(penyesuaian diri).
CIRI-CIRI MASA DEWASA MADYA
Menurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi
eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas
perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar
untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang
penting. Tetapi bailklah beberapa diantara faktor faktor-faktor tersebut ditinjau:
Makanan
Intelligensi
Luka dan penyakit
Seks
Hawa dan sinar
Kelenjar-kelenjar
Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang telah
menjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra ini diperoleh dari
turunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat,
meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan.
Sebab terjadinya perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau dengan
latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak dengan melalui
bantuan orang dewasa.
Kedua sebab kematangan dan belajar atau altihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi
bersama-sama, bantu membantu.
Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai
dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan
sejauh mana atas dasar pengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena
memungkinkan pengajaran/pelatihan.
Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di
antaraanak kembar dan anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika
misalnya).
Berlangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat
(kematangan) dengan pengajaran/latihan adalah sangat
menguntungkan bagi perkembangan anak.
Perubahan Bologis Pada Masa Dewasa
Pancaindra
1. Penglihatan Ketika lensa mengeras dan menipis, kemampuan untuk fokus
pada objek dekat menurun. Menguningnya lensa, melemahnya
Dari usia 30 tahun otot yang mengendalikan pupil, dan redupnya vitreous (zat mirip
agar-agar yang memenuhi mata) mengurangi jangkauan cahaya
retina dan merusak kemampuan membedakan warna dan
penglihatan di malam hari. Ketajaman pandangan, atau
ketepatan dalam pembedaan, semakin berkurang dengan
penurunan tajam antara usia 70 dan 80 tahun.
2. Pendengaran Kepekaan terhadap suara menuru, terutama frekuensi tinggi tetapi secara
berangsur-angsur meluas pada semua frekuensi. Perubahan pada laki-laki
Dari usia 30 tahun dua kali lebih cepat dibanding perempuan.
3. Pengecap Kepekaan pada empat rasa dasar—manis, asin, asam dan pahit—
berkurang. Hal ini mungkin dikarenakan faktor lain selain penuaan, karena
Dari usia 60 tahun jumlah dan persebaran perasa pada lidah tidak berubah.
4. Penciuman
Hilangnya reseptor bau mengurangi kemampuan untuk
mendeteksi dan mengidentifikasi bau.
Dari usia 60 Bertahap
Pernapasan (bertahap)
Saat aktivitas fisik, kemampuan pernapasan menurun dan laju napas meningkat. Menegangnya
jaringan ikat pada paru-paru dan otot duda menjadikan lebih sulit bagi paru-paru untuk
memperoleh volume penuh
Kekebalan (bertahap)
Menyusutnya kelenjar timus menghambat pematangan sel T dan kemampuan sel B dalam
melawan penyakit sehingga memengaruhi respons kekebalan
Otot (bertahap)
Ketika saraf perangsang otot mati, jumlah serat otot kejang cepat (yang bertanggung jawab atas
kecepatan dan kekuatan eksplosif) menurun dan menebal melebihi saraf otot kejang lambat
(yang mendukung daya tahan). Tendon dan ligamen (yang menyalurkan tindakan otot)
menegang sehingga mengurangi kecepatan dan fleksibilitas gerak.
Saraf Bobot otak berkurang saat neuron kehilangan kadar air dan
Dari usia 50 tahun mati, terutama pada korteks serebral, dan ketika bilik (ruang)
pada otak melebar. Perkembangan sinapsis baru dan generai
terbatas neuron sebagian dapat mengimbangi penurunan ini.
Bobot
Perubahan berat badan mencerminkan
Bertambah hingga
peningkatan lemak dan penurunan otot
usia 50 tahun,
menurun dari usia dan mineral tulang. Oleh karena otot dan
60 tahun tulang lebih berat daripada lemak,
hasilnya adalah kenaikan berat diikuti oleh
pengurangan. Lemak tubuh terakumulasi
pada batang tubuh dan berkurang pada
kaki dan tangan.