Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian dari lansia


Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah
orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan
seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia,
lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena
pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya
ciri-ciri ketuaan.
2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi
usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan
usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan
seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang
tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger,
Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang
dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

2. CIRI-CIRI LANSIA

Ciri-ciri dewasa akhir

 Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
 Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
 Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda.
 Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
 Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan.
3. TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA

Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap
usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya
lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan
merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan
sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh
darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife
yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan
kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan
pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya
sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah
menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut
telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu
ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

Tugas Perkembangan dewasa akhir

Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:


• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif
(menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.

D. PERUBAHAN YANG TERJADI

Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa
dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.

Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir,
diantanya adalah :
1. Daerah kepala

 Hidung menjulur lemas


 Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
 Mata kelihatan pudar
 Dagu berlipat dua atau tiga
 Kulit berkerut/keriput dan kering
 Rambut menipis dan menjadi putih

2. Daerah Tubuh

 Bahu membungkuk dan tampak mengecil


 Perut membesar dan tampak membuncit
 Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
 Garis pinggang melebar
 Payudara pada wanita akan mengendor

3. Daerah persendian

 Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat


 Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
 Tangan menjadi kurus kering
 Kaki membesar karena otot-otot mengendor
 Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.

Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada
beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di
dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas
menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.

Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan keterampilan
mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua biasanya
memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya
dengan juru ketika yang masih muda.

Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda dan
pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa ada hal
lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para juru
ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial; para
juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah
belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk
mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan

Pada tahun 1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna
waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari tahun 1900
sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).
Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya
perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65
tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh
waktu.

Pengaturan Tempat Tinggal


Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-institusi-
rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas
orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang
dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya
sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt
ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga,
teman-teman, dan para tetangga.

Perkembangan Psikis

 Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental
merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian
besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55
tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak
dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau
depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat
dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah
satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun
melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya
kepikunan

 Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi
dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian
suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri
cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang
yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik,
maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.

 Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan
keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan
mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997),
bahwa :
 Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang
yang religius.

 Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang
non religius.

 Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah
hidup lainnya.

 Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang
nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.

 Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian)
daripada yang nonreligius.

Perkembangan Kepribadian
Pertanyaan awal adalah…
Apakah kepribadian itu berubah pada saat kita tua?
Apakah kita memasuki tahapan baru dari perkembangan kepribadian?
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita akan merujuk kepada teori
psikoanalisa; Freud, Roger, dan Erikson

• Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa
kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250).
Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak
bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.

• Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran
(Santrock, 2002: 250).
Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang yang sudah
tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali ke alam sadar.
Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga
pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran

• Erikson
Integritas Vesus Keputusasaan
Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap
siklus kehidupan.
Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang
telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan
baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.

Bahaya Fisik dan Psikis Lansia

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik
baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut
usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan
fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.

Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya
akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi
dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan
seseorang (Stanley, 2007).

Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi


1. Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
• Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini
dirinya ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.

2. Bahaya Psikis Pada Lansia


• Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya
mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena
anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka
sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa,
kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan
tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan
keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu, mereka
menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah
karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada
dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan
seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan
pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan
dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang
ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga
terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri
dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga
mungkin akan menjadi sangat apatis.

Anda mungkin juga menyukai