Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH WAHDATUL ULUM

” Relasi Relasi Ilmu ‘Ulumuddiniyah dan dirasah Islamiyah :

Fikih, Kesehatan, Sosiologi, Psikologi, Hukum Internasional ”

Dosen Pengampu:

Abdul Roni, M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Sonia Winda Rangkuti (0201231041)

Casilda Alya Az-zahra Simbolon (0201231027)

Rifqy Althaf Masaid (0210231007)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kahadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Relasi
Relasi Ilmu ‘Ulumuddiniyah dan dirasah Islamiyah : Fikih, Kesehatan, Sosiologi,
Psikologi, Hukum Internasional ini. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Wahdatul Ulum

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Desember 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
BAB 1 ...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................3
A. Pengertian „Ulumuddiniyah dan Disarah Islamiyah ....................................................................3
B. Pengertian Fikih ......................................................................................................................4
C. Pengertian Kesehatan...............................................................................................................5
D. Pengertian Sosiologi ................................................................................................................5
E. Pengertian Psikologi ................................................................................................................6
F. Pengertian Hukum Internasional ...............................................................................................7
G. Relasi Fikih, Kesehatan, Sosiologi, Psikologi, Hukum Internasional ...........................................8
BAB III............................................................................................................................................ 10
PENUTUP ....................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

kebutuhan umat Islam untuk memahami dan menerapkan ajaran agamanya.


Ulumuddiniyah muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk mempelajari dan
menyusun ilmu-ilmu agama, seperti tafsir, hadis, fiqh, dan akidah, guna memahami Islam
secara mendalam juga untuk memahami dan merinci aspek-aspek ajaran Islam, terutama
ketika umat Islam mulai menghadapi kompleksitas kehidupan sosial dan hukum.
Pengembangan ilmu-ilmu seperti tafsir (penjelasan Al-Qur'an), hadis (tradisi Nabi
Muhammad), fiqh (hukum Islam), dan akidah (keyakinan)
Sementara itu, Disarah Islamiyah, yang mengacu pada petunjuk atau pedoman Islami,
hadir sebagai upaya untuk memberikan arahan praktis dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Kedua konsep ini bersinergi untuk membantu umat Islam
memperoleh pengetahuan agama dan mengaplikasikannya dalam berbagai konteks
kehidupan, mulai dari ibadah hingga perilaku sosial. Disarah Islamiyah juga hadir sebagai
upaya untuk mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks
ini, terdapat pengembangan literatur seperti adab (etika), nasihat-nasihat praktis, dan panduan
moral yang membantu umat Islam menghadapi situasi hidup dengan kesadaran agama.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan „ulumuddiniyah dan dirasah


islamiyah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Fikih ?
3. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan ?
4. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi ?
5. Apa yang dimaksud dengan Psikologi ?
6. Apa yang dimaksud dengan Hukum Internasional ?
7. Apa relasi Fikih, Kesehatan, Sosiologi, Psikologi, Hukum Internasional ?

C. Tujuan Masalah

1 Untuk memahami apa yang dimaksud dengan „Ulumuddiniyah dan dirasah


islamiyah ?
2 Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Fikih ?
3 Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Kesehatan ?
4. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Sosiologi ?
5. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Psikologi ?
6. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Hukum Internasional ?
7. Untuk mengetahui apa relasi Fikih, Kesehatan, Sosiologi, Psikologi, Hukum
Internasional ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ‘Ulumuddiniyah dan Disarah Islamiyah

Ulumuddiniyah adalah istilah dalam bahasa Arab yang dapat diterjemahkan sebagai "ilmu
agama" atau "ilmu keagamaan." Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada pengetahuan atau
studi yang berkaitan dengan aspek-aspek keagamaan dalam Islam, seperti studi tentang Al-Qur'an,
hadis, fiqh (hukum Islam), aqidah (akidah), dan sebagainya. Ulumuddiniyah merujuk pada bidang
pengetahuan dalam Islam yang mencakup pemahaman mendalam tentang ajaran-ajaran agama,
hukum-hukum Islam, etika, dan prinsip-prinsip keimanan. Ini melibatkan studi tentang Al-Qur'an,
hadis, sejarah Islam, serta disiplin ilmu seperti fiqh dan aqidah. Dengan memahami ulumuddiniyah,
umat Islam diharapkan dapat mempraktikkan ajaran agama dengan lebih baik dalam kehidupan
sehari-hari
Pengertian Dirasah Islamiyah
Menurut bahasa Dirasah Islamiyah berasal dari kata “darasa” yang artinya pelajaran, belajar,
mengkaji, dan kata “islam” yaitu agama islam. Kalimat ini mengandung arti memahami, mempelajari,
atau meniliti islam sebagai obyek kajian. Dirasah islamiyah di indonesia diartikan sebagai studi
islam/kajian islam atau dalam kajian barat disebut islamic studies.
Dirasah Islamiyah menurut istilah adalah sebuah kajian yang tujuannya untuk mengetahui,
memahami serta menganalisis secara mendalam terhadap seluruh hal-hal yang berkaitan dengan
agama islam, pokok-pokok ajarannya, serta realisasi pelaksanaannya dalam kehidupan. Makna ini
sangat umum karena segala sesuatu yang berkaitan dengan islam dikatakan studi islam. Oleh karena
itu perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi islam dalam kajian ini yaitu kajian
secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui memahami dan menganalisis secara mendalam hal-
hal yang berkaitan dengan agama islam baik yang menyangkut sumber-sumber ajaran islam ,pokok-
pokok ajaran islam,sejarah islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan. Secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
islam.

3
B. Pengertian Fikih

Kata fikih dalam bahasa Arab (fiqh) secara bahasa atau etimologi berarti: pengetian;
pengetahuan; kepandaian dan kecerdasan (Munawwir, 1984: 1148). Dalam Al-Qur`an kata
fiqh dengan berbagai bentuk (shighat )nya terulang sebanyak dua puluh kali, semuanya
dalam bentuk kata kerja masa kini (fi‟il mudhari‟). Pada mulanya istilah fikih itu ditujukan
untuk ilmu pengetahuan yang tercakup di dalamnya hukum-hukum tentang keyakinan atau
akidah, seperti kewajiban beriman, akhlak tasawuf dan amal perbuatan lahiriah, seperti
shalat, puasa, jual beli dan lain-lain.
Pengertian ini dapat ditemukan dalam definisi yang dikemukakan oleh Abu Hanifah
yaitu pendiri mazhab Hanafi bahwa fikih itu adalah pengetahuan tentang apa yang menjadi
hak dan kewajiban diri seseorang (al-Zuhaili, 1998: 19 ). Dalam perkembangan sejarahnya,
pengertian fikih semakin mengerucut hanya membicarakan hukum-hukum syara‟ sebatas
perbuatan lahir manusia. Yang dimaksud perbuatan lahir adalah yang bisa dilihat dan diamati,
yaitu ucapan dan gerakan fisik, tidak membicarakan perbuatan hati (kepercayaan) dan jiwa
(perasaan dan sifat). Yang terakhir ini dalam literatur ilmu-ilmu keislaman dibicarakan
tersendiri. Yang menyangkut dengan kepercayaan atau keyakinan (terhadap yang gaib)
dibicarakan dalam ilmu tauhid atau ilmu kalam, sedangkan aspek perasaan, sifat dan sikap
dibahas dalam ilmu akhlak dan tasawwuf (al-Zuhaili, 1998: 19 ).
Hukum-hukum syara‟ yang dimaksudkan oleh para ahli fikih adalah titah Allah yang
berhubungan dengan perbuatan orang-orang mukallaf dalam bentuk tuntutan (iqtidha‟),
pilihan (takhyir), dan ketetapan (wadh‟). Tuntutan Allah itu terbagi dua, yaitu tuntutan
mengerjakan dan tuntutan meninggalkan dan masing-masing ada yang mengikat ada yang
tidak mengikat. Tuntutan mengerjakan yang bersifat mengikat dalam arti mesti dilaksanakan
dan diancam sanksi azab kalau ditinggalkan disebut wajib dan yang tidak mengikat dalam
arti bersifat anjuran disebut sunnat. Tuntutan meninggalkan sesuatu yang bersifat mengikat
dalam arti larangan tegas dengan ancaman azab kalau dilanggar disebut haram dan yang
tidak mengikat disebut makruh. Titah Allah yang memberi peluang untuk memilih antara
mengerjakan atau tidak mengerjakan disebut mubah. 1

1
Zulkarnaini, Jurnal Ilmiah Dakwah dan Komunikasi vol 2 no 3, 2010

4
C. Pengertian Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan didefinisikan sebagai
"keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan.2
Kesehatan merujuk pada keadaan yang baik dari segi fisik, mental, dan sosial, di mana
organisme atau individu dapat berfungsi secara optimal. Ini tidak hanya mencakup ketiadaan
penyakit atau gangguan, tetapi juga melibatkan keseimbangan psikologis, kesejahteraan
emosional, dan interaksi sosial yang positif. Kesehatan merupakan kondisi dinamis yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, faktor genetik,
pelayanan kesehatan, dan aspek-aspek lainnya.

D. Pengertian Sosiologi

Secara umum, Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari jaringan hubungan antara
manusia dalam masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu yang membicarakan apa yang terjadi saat ini,
khususnya pola hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertin umum, rasional,
empiris, dan bersifat umum. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis dan
sosiolog yang berkebangsaan Prancis Augste Comte yang dalam bukunya Cours de Philosophie
Positive. Menurut Comte, sosiologi berasal dari kata latin Socius yang artinya teman atau sesama dan
logos dari kata Yunani yang berarti cerita. Jadi, pada awalnya sosiologi berarti cerita tentang teman
atau masyarakat.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
 Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
 Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang
membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
 Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya
yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara
menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.

2
Julismin dan Nasrullah Hidayat, jurnal geografi vol5 no1

5
 Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-
prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan
struktur masyarakat manusia.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut
metode yang digunakan
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala
umum yang ada pada interaksi antara manusia. Sedangkan yang dibahas sosiologi adalah
mengenai bentuk-bentuk kerjasamanya, persaingan ataupun mengenai konflik yang terjadi dan
lain sebagainya 3

E. Pengertian Psikologi

Menurut etimologi, psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche (psukhē) yang maknanya
“berdarah panas” yang berarti: Hidup, jiwa. Dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah
psikologi berarti ilmu jiwa. Kata 'psikologi‟ (bahasa Latin: Psychologia) pertama kali digunakan oleh
ahli humaniora dari Kroasia dan literatur Kroasia berbahasa Latin dalam bukunya.

Pengertian psikologi masih berkembang hingga sekarang. Berikut adalah beberapa pengertian
psikologi menurut para ahli:

1. Gardner Murphy. Menurut perspektif beliau, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons
yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.

2. Clifford T. Morgan memperspektifkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dan hewan.

3. Dakir (1993) mengembangkan pengertian tentang psikologi, yaitu membahas tingkah laku manusia
dalam hubungannya dengan lingkungannya.

4. Muhibbin Syah (2001) memperspektifkan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun
kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya,
sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah

3
Nofia Angela, modul 1 sosiologi

6
tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain
sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain
sebagainya. Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun
dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang
tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari. Psikologi
tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan
proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.

F. Pengertian Hukum Internasional

Pengertian hukum internasional telah banyak di definisikan oleh pakar-pakar hukum internasional
dalam berbagai perspektif dan konteks yang berbeda, misalnya menurut:

Menurut J.L. Brierly hukum internasional dapat dibatasi maknanya sebagai himpunan kaidah dan
asas tindakan yang mengikat bagi negara-negara yang beradab dalam hubungan mereka antara satu
dengan yang lainnya.

Alf Ross berpendapat bahwa hukum internasional adalah the body of legal rules binding upon
states in their relations with one another (kumpulan peraturan hukum yang mengikat atas negara
dalamhubungan mereka dengan yang lainnya).

J. G Starke5 berpendapat bahwa hukum internasional sebagai keseluruhan hukum yang untuk
sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara
merasa dirinya terikat untuk menaati karenanya, benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-
hubungan mereka satu sama lain.

Hukum internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh
masyarakat internasional. Sebagai kumpulan ketentuan hukum, hukum internasional merupakan
bagian dari hukum dan sebagai bagian dari hukum, hukum internasional memenuhi unsur-unsur yang
menetapkan pengertian hukum yakni kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah laku orang dalam
masyarakat yang berlakunya dipertahankan oleh external power masyarakat yang bersangkutan

7
Hukum internasional memiliki pengertian sebagai salah satu bagian hukum yang
mengatur tentang aktivitas entitas berskala internasional. Hukum internasional sendiri
mengatur tentang hubungan antar negara, memberi hak dan kewajiban kepada setiap
negara, serta membuat ketentuan bagi situasi yang tengah terjadi konflik maupun perang.
Hal tersebut juga berlaku bagi setiap organisasi internasional dan badan politik yang ada. 4

G. Relasi Fikih, Kesehatan, Sosiologi, Psikologi, Hukum Internasional

Relasi antara fikih, kesehatan, sosiologi, psikologi, dan hukum internasional dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Fikih: Fikih merupakan hukum Islam yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan sehari-
hari. Hubungan dengan kesehatan terkait dengan aspek hukum terkait perawatan kesehatan dalam
Islam, seperti hukum-hukum terkait obat-obatan dan perawatan medis.
2. Kesehatan: Kesehatan memiliki keterkaitan erat dengan fikih, karena prinsip-prinsip fikih dapat
memengaruhi pandangan dan praktik kesehatan dalam masyarakat Islam. Pemahaman ini juga
dapat melibatkan aspek-aspek etika dan moral dalam bidang kesehatan.
3. Sosiologi: Hubungan antara fikih dan sosiologi mencakup pemahaman tentang bagaimana nilai-
nilai dan norma-norma dalam fikih dapat memengaruhi struktur sosial dan interaksi masyarakat.
Sosiologi juga dapat mempertimbangkan dampak hukum Islam terhadap pembentukan komunitas
dan struktur sosial.
4. Psikologi: Kesehatan mental dan psikologi individu dapat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip fikih
dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman psikologis tentang bagaimana keyakinan dan nilai-nilai
agama memengaruhi kesejahteraan mental juga dapat berperan di sini.
5. Hukum Internasional: Fikih Islam memiliki keterkaitan dengan hukum internasional terutama
dalam konteks hak asasi manusia dan hukum perang. Pandangan Islam tentang keadilan dan
perdamaian dapat memengaruhi sikap terhadap hukum internasional dan kerjasama antarnegara.

Dengan demikian, interaksi antara fikih, kesehatan, sosiologi, psikologi, dan hukum internasional
menciptakan jaringan kompleks yang mencerminkan pengaruh agama, nilai, dan norma dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Relasi antara fikih, kesehatan, sosiologi, psikologi, dan hukum
internasional memiliki pentingannya masing-masing dalam membentuk suatu kerangka kerja yang

4
Ahmad Syofyan, S.H., M.H. hukum internasional, hal 1 dan 2

8
komprehensif untuk memahami dan mengelola kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa
alasan mengapa relasi ini penting :

1. Integrasi Nilai dan Etika: Fikih membawa nilai-nilai dan etika agama Islam ke dalam aspek-aspek
kehidupan sehari-hari, termasuk kesehatan. Integrasi nilai ini penting untuk memandu tindakan
dan keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
2. Kesejahteraan Individu dan Masyarakat: Kesehatan, psikologi, dan sosiologi bekerja bersama
untuk mencapai kesejahteraan individu dan masyarakat. Dengan memahami aspek-aspek
kesehatan mental, sosial, dan fisik, dapat dibentuk masyarakat yang seimbang dan berdaya.
3. Pemahaman Sosial dan Struktural: Keterkaitan antara fikih dan sosiologi membantu dalam
memahami bagaimana norma-norma agama membentuk struktur sosial. Ini penting untuk
merancang kebijakan dan intervensi sosial yang memperhatikan nilai-nilai kultural dan agama.
4. Pelayanan Kesehatan yang Holistik: Integrasi fikih dengan kesehatan memungkinkan
pengembangan pelayanan kesehatan yang holistik, mempertimbangkan aspek spiritual dan moral
bersama dengan dimensi fisik dan psikologis.
5. Pemahaman Terhadap Konflik dan Perdamaian Internasional: Keterkaitan fikih dengan hukum
internasional membawa dimensi etika dan moral dalam hubungan antarnegara. Ini dapat
membentuk dasar untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan keadilan global.

Dengan saling terkaitnya aspek-aspek ini, masyarakat dapat mengembangkan pendekatan yang
lebih komprehensif terhadap kesejahteraan dan keadilan, memperkuat fondasi moral dan etika dalam
tindakan individu dan struktur sosial, serta mempromosikan kerjasama internasional yang
berlandaskan nilai-nilai universal.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ulumuddiniyah adalah istilah dalam bahasa Arab yang dapat diterjemahkan sebagai
"ilmu agama" atau "ilmu keagamaan." Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada
pengetahuan atau studi yang berkaitan dengan aspek-aspek keagamaan dalam Islam, seperti
studi tentang Al-Qur'an, hadis, fiqh (hukum Islam), aqidah (akidah), dan sebagainya. irasah
Islamiyah menurut istilah adalah sebuah kajian yang tujuannya untuk mengetahui,
memahami serta menganalisis secara mendalam terhadap seluruh hal-hal yang berkaitan
dengan agama islam, pokok-pokok ajarannya, serta realisasi pelaksanaannya dalam
kehidupan.

Relasi antara fikih, kesehatan, sosiologi, psikologi, dan hukum internasional memiliki
pentingannya masing-masing dalam membentuk suatu kerangka kerja yang komprehensif
untuk memahami dan mengelola kehidupan masyarakat. Dengan saling terkaitnya aspek-
aspek ini, masyarakat dapat mengembangkan pendekatan yang lebih komprehensif terhadap
kesejahteraan dan keadilan, memperkuat fondasi moral dan etika dalam tindakan individu
dan struktur sosial, serta mempromosikan kerjasama internasional yang berlandaskan nilai-
nilai universal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnaini, Jurnal Ilmiah Dakwah dan Komunikasi vol 2 no 3, 2010


Julismin dan Nasrullah Hidayat, jurnal geografi vol5 no1
Nofia Angela, modul 1 sosiologi
Ahmad Syofyan, S.H., M.H. hukum internasional, hal 1 dan 2

11

Anda mungkin juga menyukai