Support keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang
sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali
hamil. Seorangwanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanyadukungan dan
perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
Dukungan dan peran suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan ddan proses persalinan, bahka
juga memicu produksi ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah
pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan
mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok
“ manusia mungil’ di dalam perutnya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa
mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri,
misalnya dengan mengajak istri jalan – jalan ringan, menemani istri ke dokter
utuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam
komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman
hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah
atau kekhawatiran akan bayinya.
Dukungan suami yang diharapkan istri :
Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
Suami senang mendapat keturunan
Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
Suami memperhstiksn kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri /
janin yang dikandung
Suami tidak menyakiti istri
Suami menghibur / menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
Suami membantu tugas istri
Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
Suami menunggu ketika istri melahirkan
Suami menunggu ketika istri di operasi
2. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggl yang
kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil
sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama
pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
Dukungan keluarga dapat berbentuk :
Ayah – Ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
Ayah – Ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak
boleh ditinggalkan
B. Support Lingkungan
Dukungan lingkungan dapat berupa :
Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian /
perkumpulan / kegiatan yang berhubungn dengan sosial / keagamaan
Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan
Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
Mengunggui ibu ketika melahirkan
Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
C. Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui dukungan :
Aktif : melalui kelas antenatal
Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah
untuk berkonsultasi
Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar
ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu : bapak , kakak, dan pengunjung.
D. Persiapan menjadi orang tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi
atau peralihan. Terlihat adanya peralihan yang angat besar akibat kelahiran dan peran
yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat
disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan
statis
Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai
Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :
Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu
dan merupakan perubahan negatif
Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti :
Perubahan kehidupan seksual
Pola tidur dan lain – lain
Hal – hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir
adalah :
Temperamen
Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Peralihan menjadi orang tua
Fase penantian :
Berkaitan dampaknya pada kehamilan
Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua,
misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan
tanggung jawab
Fase bulan madu :
Sangat berdampak pada masa puerperium, perlu mendapat perhatian pada
askebnya
Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembira
Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan
baru dengan bayi
Merupakan fase yng beradaptasi dengan anggota baru
E. Persiapan Sibling
Sibling ( Kakak – kakak )
Respon kakak – kakak atas kelahiran seseorang bayi laki – laki atau
perempuan bergantung pada umur dan tingkat perkembangan
Biasanya balita kurang sadar akan adanya kelahiran
Mereka mungkin melihat “ pendatang baru “ itu sebagai saingan atau mereka
takut akan kehilagan kasih sayang orang tua
Tingkah laku negatif mungkin muncul dan merupakan petunjuk derajat stress
pada kanak – kanak ini
Tingkah laku negatif ini mungkin berupa masalah tidur, peningkatan upaya
menarik perhatian, kembali ke pola tingkah laku kekanak – kanakan seperti
ngompol, atau menghisap jempol
Beberpa anak mungkin memperlihatkan tingkah laku bermusuhan terhadap
sang ibu, terutama blia ibu menggendong bayi atau memberi makan
Tingkah laku ini merupakan manifestasi rasa iri dan frustasi yang dirasakan
kakak –kakak ini bila mereka melihat perhatian sang ibu diberikan kepada
orang lain.
Orang tua harus mencari kesempatan – kesempatan untuk menegaskan
kembali kasih sayag mereka untuk kakak yang sedang rapuh ini
Anak prasekolah mungkin akan lebih banyak melihat daripada menyentuh
Sebagian besar akan mengahbiskan waktu dekat dengan bayi dan berbicara
kepada ibu tentang bayi ini
Lingkungan yang relaks dan biasa tanpa dibatasi waktu yang akan
mempermudah interaksi anak – anak yang mudah dengan bayi
Sang kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua, pengunjung dan
bidan yang sepadan dengan yang diberikan kepada bayi baru
Adaptasi kakak
Balita
Bagaimana cara kakak menyesuaikan diri dengan kelahiran bayi akan sangat
bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan anak – anak
Anak – anak yang muda, 2 tahun atau kurang, tidak menyadari perubahan
pada ibunya yang sedang hamil dan tidak mengerti bahwa akan lahir seorang
adik laki – laki atau perempuan karena balita belum mempunyai persepsi
waktu
Banyak orang tua yang menangguhkan pemberitahuan sampai dekat dengan
saat kelahiran
Meskipun sulit untuk mempersiapkan anak yang masih sangat muda untuk
menyongsong kelahiran bayi, seorang bidan dapat memberikan saran yang
membantu
o Pertama, segala perubahan dalam susunan tidur bersama harus dibuat
beberapa minggu sebelum kelahiran supaya balita tersebut tidak
merasa disingkirkan oleh bayi yang baru
o Kedua, orang tua dapat mempersiapkan keluarga dan kawan – kawan
mereka untuk menanyakan balita tersebut apakah dia iri dan menyesali
adanya adik, apabila si balita harus dapat berbagi waktu dan perhatian
dengan si bayi
o Hanya apabila si balita merasa aman terhadap kasih sayang orang
tuanya, baru dapat diharapkan seorang anak berumur 2 tahun dapat
menyongsong kedatangan “orang lain”
o Sangat penting diyainkan secara berulang kali yang utaa bagi orang tua
adalah kasih sayang mereka kepada si balita
o Dapat diajarkan kepada orang tua untuk menerima perasaan kuat /
hebat yang diperlihatkan balita, seperti marah, iri atau kesal, tanpa
menghakimi dan selalu memperkuat kasih sayang terhadap anak
tersebut
Anak yang lebih tua
Anak yang lebih tua, dari usia 3 – 12 tahun, lebih sadar akan perubahan –
perubahan tubuh ibunya dan mungkin menyadari akan terjadinya kelahiran
bayi
Anak – anak ini mungkin akan tertarik untuk memperhatikan perut ibu, dan
merasakan pergerakan janin. Mereka akan senang mendengarkan denyut
jantung janin, dan mungkin mempunyai beberapa pertanyaan tentang cara bayi
dikeluarkan dari perut
Mereka umumnya mengerti si bayi akan merupakan adik laki – laki atau
perempuan dan sangat mnunggu kehadiran bayi
Namun mereka mungkin mengharpkan bayi yang lahir langsung sudah dapat
dibuat bermain dan sering kaget melihat betapa kecil dan tak berdayanya si
bayi
Anak – anak yang telah sekolah akan mendapat keuntungan bila diikutsertakan
dalam persiapan menyongsong bayi
Mereka sering senang mengukur besar dan perkembangan janin dan mencatat
di kalender
Mereka tertarik untuk mempersiapkan tempat untuk bayi tidur dan
mengumpulkan barang – barang keperluan bayi
Anak – anak ini harus diajak untuk merasakan pergerakan janin, dan banyak
diantara mereka mendekat ke perut ibunya dan berbicara dengan si janin
Anak – anak yang lebih tua juga mendapat rasa tenteram dan menikati waktu
bersama orang tua
Anak – anak yang berumur 3 tahum pun akan mendapat keuntungan dari kelas
untuk persiapan sebagai kanak
Mereka diajak untuk membawa boneka sehingga mereka dapat belajar cara
mengasuh bayi
Kelas – kelas ini juga merupakan kesempatan untuk dapat berdiskusi
mengenai perubahan – perubahan dalam keluarga akibat adanya bayi yang
baru
Dalam beberapa keadaan, anak berumur 3 tahun sudah diperbolehkan hadir
saat persalinan
Bila anak yang muda ini akan hadir untuk peristiwa persalinan, mereka harus
mengikuti kelas yang akan mempersiapkan mereka untuk peristiwa tersebut
Seseorang yang sudah dikenal harus hadir untuk dapat menerangkan apa yang
sedang terjadi dan menenangkan mereka atau membawa mereka keluar
ruangan kalau mereka takut
Remaja
Respon para remaja juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka
Ada remaja yang malu karena kehamilan berarti ada hubungan seksual antara
orang tua mereka
Mereka mungkin jijik melihat perubahan fisik ibu
Banyak remaja yang larut dalam perkembangan mereka sendiri yang meliputi :
o Pengenduran ikatan kepada orang tua dan menghadapi perkembangan
seksualitas mereka sendiri
o Mereka mungkin tidak peduli terhadap kehamilan kecuali bila
mengganggu kegiatan mereka sendiri, namun ada remaja yang justru
menjadi sangat terlibat dan ingin membantu dengan persiapan untuk
bayi