Anda di halaman 1dari 34

PERUBAHAN PSIKOLOGIS

PADA LANSIA

K E L O M P O K 3 A N G G O TA :
L I N D A R U M A PA S S A L
ROSALINA LUTURMAS
TRIDILI PUTRI
M O S E S TAW U N
N O N S I ATA R E F W U T U
S A L O M I L A R AT
WULAN RAHANGSERANG
1. Konsep Teori Lansia
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang
dikarunia umur panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat
berupaya untuk menghambat kejadiannya (arya,2008).
 Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi:
a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
2. Teori Kejiwaan Lansia
1. Aktifitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada
cara hidup dari lanjut usia
2. Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori
ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
personaliti yang dimiliki.
 Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi
kehilangan ganda (triple loss), yakni:
 Kehilangan Peran
 Hambatan Kontak Sosial
 Berkurangnya Kontak Komitmen
 Teori Psikologi
Spikology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai
individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa
tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang
tidak disadari
 Teori Tugas Perkembangan
 Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara lain
adalah:
a. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas perkembangan yang spesifik yang
dapat muncul sebagai akibat tuntutan:
a. Kematangan fisik
b. Harapan dan kebudayaan masyarakat
c. Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 1954).
 Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh
fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa
muda, usia pertengahan sampai lansia. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri
(introvert).
 Teori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi
dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu.
MENURUT:
 Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (delapan
tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas perkembangan yang harus
dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus
asa.
 Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan Erikson dengan
mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilih dalam tiga tingkat
yaitu : pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh
terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.
 Faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia sehingga para
lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda. (multiple pathology),: dapat
menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial,
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan
dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme,
misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi,
kekurangan gizi, dll
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
1. Fungsi kognitif dan
2. Fungsi psikomotor.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan
aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
 Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia
sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak
banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome.
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka
pada masa lansia tidak bergejolak
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-
kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi
ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung
membuat susah dirinya.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua,
namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering
diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status
dan harga diri
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
 Macam-macam Masalah Keperawatan Psikologi pada lansia
A. Depresi
Pengertian:
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu rnakan, psikomotor, konsentrasi, keielahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri (Kap'an dan Sadock, 1998).
TANDA DAN GEJALA DEPRESI

Perilaku yang berhubungan dengan depresi menurut Kelliat (1996) meliputi beberapa
aspek seperti:
1. Afektik
Kemarahan, ansietas,penyangkalan perasaan, kemurungan, rasa bersalah,
ketidakberdayaan, keputusasaan, kesepian, harga diri rendah, kesedihan.
2. Fisiologik
Nyeri abdomen, anoreksia, sakit punggung, konstipasi, pusing,
keletihan, gangguan pencernaan,
3. Kognitif
Ambivalensi, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan minat dan
motivasi, menyalahkan diri sendiri,
4. Perilaku
Agresif, agitasi, alkoholisme, perubahan tingkat aktivitas, kecanduan obat,
intoleransi, mudah tersinggung,
Menurut PPDGJ-III (Maslim,1997), tingkatan depresi ada 3 yaitu:
1. Depresi Ringan
2. Depresi Sedang
3. Depresi Berat
 Karakteristik Depresi Pada Lanjut Usia
Meskipun depresi banyak terjadi dikalangan lansia,- depresi ini sering di diagnosis salah atau diabaikan.
Rata-rata 60-70% lanjut usia yang mengunjungi praktik dokter umum adalah mereka dengan depresi, tetapi ;
acapkali tidak terdeteksi karena lansia lebih banyak memfokuskan pada keluhan badaniah yang sebetulnya ;
adalah penyerta dari gangguan emosi (Mahajudin, 2007).
Samiun (2006) menggambarkan gejala-gejala depresi pada lansia :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Somatik
4. Psikomotor
 Penyebab Depresi
 Menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 ), faktor penyebab depresi ialah :
A. Faktor Predisposisi
1. Faktor genetik, dianggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui riwayat
keluarga dan keturunan.
2. Teori agresi menyerang kedalam, menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan
marah yang ditunjukkan kepada diri sendiri.
3. Teori kehilangan obyek, menunjuk kepada perpisahan traumatika individu dengan
benda atau yang sangat berarti.
4. Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri yang negatif dan
harga diri rendah mempe ngaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap
stressor.
5. Model kognitif, menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang di
dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri sesorang, dunia seseorang dan
masa depan seseorang.
6. Model ketidakberdayaan yang dipelajari ( learned helplessness ), menunjukkkan
bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang
tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh
karena itu ia mengulang respon yang tidak adaptif.
7. Model perilaku, berkembang dari teori belajar sosial, yang mengasumsi penyebab
depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
8. Model biologik, menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama
depresi, termasuk definisi katekolamin, disfungsi endokri, hipersekresi kortisol, dan
variasi periodik dalam irama biologis.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. M
TTL : Pasaman Barat,21 Januari 1945
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
TB/BB : 151 cm/45 kg
Penampilan : Bersih, kurang rapi, gigi ompong
Ciri-ciri Tubuh : Kulit keriput, ada bekas luka gores di lutut
kiri, kifosis
Alamat : Jl.Batu Manyar No.21
Orang Yang Dekat : Ny. S
Hubungan : Anak kandung
Alamat/Telepon : Jl.Batu Manyar No.21
RIWAYAT KEPERAWATAN
2. Riwayat Keluarga
Klien adalah anak kedua dari 3 orang bersaudara. Merupakan anak dari pasangan
petani. Ayah klien meninggal dunia saat klien duduk di kelas 4 SD. Sedangkan ibu klien
meninggal saat klien kelas 6 SD. Klien sendiri tidak tahu penyakit apa yang pernah
diderita oleh mendiang orang tuanya. Setelah orang tua klien meninggal dunia, awalnya
klien tinggal bertiga dengan saudara-saudara klien saja sebelum akhirnya kakak
pertamanya menikah. Klien akhirnya tinggal berdua dengan adiknyak sampai akhirnya
adik klien juga menikah. Klien lupa kapan tepatnya klien menikah. Klien menikah dengan
seorang guru dan memiliki3 orang anak dam suami klien meninggal 3 tahun yang lalu.
Setelah suami klien meninggal dunia tahun 2003 karena stroke, klien tinggal dengan anak
bungsunya di rumah.
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan :
Sumber pendapatan didapat dari hasil pensiunan suami klien dan dari penghasilan anak-
anak klien terutama anak bungsu klien.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal
Jenis lantai rumah : Kayu Ulin
Kondisi lantai : Kering
Tangga rumah : -
Penerangan : Cukup
Tempat tidur : Aman
Kebersihan lingkungan : Kurang bersih
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 2 orang
Alamat dan telepon : Jl. Batu berlian No.11
 
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi/Minat : Berkebun dan Menyulam
Keanggotaan Organisasi ; Organisasi Wanita Wredatama
Liburan/Perjalanan : -
 
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat : Ny.N
Jarak dari rumah : 2 Km
Rumah Sakit : RSUD Jambak Jarak 3,5 km
H. STATUS KESEHATAN
1. Status Kesehatan Umum Selama Setahun Yang Lalu:
Setahun yang lalu klien sempat dirawat di RS karena mengalami
kecelakaan lalu lintas dengan anak klien. Klien mengalami luka lecet di pergelangan
tangan dan kaki klien.
2. Status Kesehatan Umum Selama 3Tahun Yang lalu:
Klien sering melamun,nangis dan terkadang kurang berinteraksi
dengan para tetangganya.
3. Keluhan Utama : Gangguan Spikology
a. Provocative/Paliative : Klien Mengalami Depresi Karena ditinggal suaminya
b. Quality/Quantity : Merenung,Diam diri terkadang terasa sakit berkisar antara
10-15 menit
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks KATZ : A
Oksigenisasi : Baik, tanpa alat bantu
Cairan & Elektrolit : Klien minum ±4-6 gelas/hari, klien suka minum kopi
Nutrisi : Baik, klien terkadang makan nasi lunak. Sayur-sayuran terutama kangkung, dan
ikan
Eliminasi : BAB kadang lancar kadang tidak, BAK dalam sehari 3-5 kali
Aktivitas : Terbatas, klien sering merasa sedih, dan lebih mengurung diri dirumah.
Istirahat & Tidur : Tidur siang kadang-kadang, tidur malam dari pukul 21.00 WIB dan terbangun pukul
03.00 WIB
Personal Hygiene : Terkadang dibantu sama anak tertuanya
Seksual : -
Rekreasi : Klien tidak pernah rekreasi selain mengunjungi anaknya
J. PSIKOLOGI, KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
Konsep Diri : Baik, positif, klien menyadari dirinya sudah lansia
Emosi : Tidal Labil dan mudah tersinggung
Adaptasi : kurang karena Pasien tidak terlalu berbaur dengan masyarakat
sekitarnya
Mekanisme pertahanan diri : Baik
Status mental
Tingkat kesadaran : Composmentis
Afasia : -
Demensia : iya
Orientasi : Tidak Normal
Bicara : Tidak Normal
TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD: 130/70 mmHg
N: 68x/m
RR: 20x/m
S: 36,3oC
TB: 152 cm
BB: 48 Kg
§ PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Masalah kandung kemih : Sering
Produksi urine : 250ml/hari
Frekuensi : 2-6x/hari
Warna : Kuning Jernih
Bau : Amoniak
§ PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Mulut : Selaput lendir mulut lembab
b. Lidah : Hiperemik
c. Kebersihan Rongga Mulut : Tidak berbau
d. Tenggorokan : Sakit Menelan
e. Abdomen : Kenyal
f. Pembesaran Hepar : Tidak
g. Pembesaran Lien : Tidak
h. Asites : Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB : 2X/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar : Tidak
Lavemen : Tidak
2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus
BAB : 2X/hari, Tidak ada masalah
Obat pencahar : Tidak
Lavemen : Tidak
ENDOKRIN : Klien tidak memiliki kelainan endokrin
PENGETAHUAN : Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari
dirinya sudah lansia dan akan ren
C. Diagnosa Keperawatan yang diambil
1. Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
Diagnosa Keperawatan

1. Mencederai diri berhubungan dengan depresi.


2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptif
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Dx 1 : Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
§ Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24
jam lansia tidak mencederai diri.
§ Kriteria Hasil:
Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
Lansia tampak lebih bahagia.
Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Dx 2 : Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif
§ Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia
merasa tidak stres dan depresi.
§ Kriteria Hasil :
1. Klien dapat meningkatkan harga diri
2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,
keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai