Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : INDIVIDU II KPA

Dosen : Ns.Faisai Rizal.S.Kep.,M.kes

Wawancara kepada keluarga pasien terkait proses kehilangan,support Keluarga,peran dan fungsi keluarga
pada perawatan paliatif di instansi ruang rawat inap di RS.

NAMA : ROSALINA LUTURMAS

NIM : 120241831

SEMESTER : V

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2020
Nama : Rosalina Luturmas

NIM : 120241831

Tugas : Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Dosen Pembimbing : Ns.Faisai Rizal.S.Kep.,M.kes

Melakukan wawancara kepada keluarga pasien terkait proses kehilangan,support Keluarga,peran dan
fungsi keluarga pada perawatan paliatif di instansi ruang rawat inap di RS.

 Pengertian kehilangan menurut Aurora Ridha Zetana, kehilangan adalah suatu keadaan invidu mengalami

kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada dan dimiliki.

 Pengertian Kehilangan menurut Nia,Kehilangan merupakan bagian dari fitrah manusia yang bisa membuat

perubahan dalam kehidupan kita. Arti kehilangan bisa berupa kesedihan dan penderitaan atau tempaan atas

kualitas ketabahan dan kesiapan diri. Rasa kehilangan merupakan bagian dari rasa memiliki karena adanya

keterikatan atas sesuatu atau seseorang.

 Pengertian kehilangan menurut Amalia Senja,Kehilangan adalah kenyataan atau situasi uang mungkin

terjadi dimana sesuatu yang dihadapi,dinilai terjadi perubahan,tidak lagi memungkinkan ada atau pergi atau

hilang.

 Menurut saya kehilangan adalah suatu keadaan dimana seuatu yang kita miliki entah itu orang,benda dan

apapun itu dari ada menjadi tidak ada untuk selamanya, kehilangan juga pernah dan bisa dialami oleh siapa

saja mulai dari anak sampai orang dewasa, kehilangan sebuah benda yang berharga adalah sebuah

malapetaka bagi seseorang atau sebagian orang,dan kehilangan sosok seseorang bisa membuat

derita,ksedehian yang mendalam bagi kita sendiri atau siapapun yang mengalami kehilangan.

Pada tanggal 25 Oktober2020, saya melakukan wawancara kepada tante saya lewat telepon terkait proses

kehilangan. Saya bertanya kepada tante saya apa yang ibu rasakan pada saat anak ibu (saudara laki-laki saya)

meninggal?

Tante saya mengatakan awalnya memang tidak percaya dan syock karena sore hari anak saya masih bermain

dengan baik dalam keadaan sehat tapi pada malam hari anak saya tiba-tiba masuk Rumah Sakit tanpa alasan
apapun, selama seminggu anak saya dirawat Ruang ICU disitu saya merasa sangat takut dan gelisah karena anak

saya tidak sadarkan diri Dokterpun tidak mengetahui apa yang terjadi pada anak saya dansetelah anak saya

dilakukan pemeriksaan dokter tidak mengetahui anak saya mengidap penyakit apa. Setelah seminggu berlalu

karena lihat tidak ada perubahan pada anak saya, saya marah kepada dokter dan perawat-perawat yang ada di

Rumah sakit karena sudah seminggu anak saya dirawat kenapa tidak ada perubahan sama sekali, padahal anak saya

sudah dipasang alat-alat pada tubuhnya, saya juga marah kepada keluarga saya tanpa sebab karena saya belum

percaya. Pada saat itu saya susah tidur dan gelisah karena tidak ada perubahan sama sekali pada anak saya. Pada

suatu hari saya duduk sendir diluar saya bertanya pada diri saya, kenapa ini harus terjadi pada saya, pada keluarga

saya terlebih kenapa harus terjadi pada anak saya, disitu sangat bingung dan sangat cemas. Dalam hati saya berkata

andai saja saya selalu berhati-hati tidak membiarkan anak saya bermain sampai sore. Setiap hari saya hanya duduk

diam dan berdoa agar Tuhan memberikan mujizat pada anak saya. Saya hanya duduk diam dan takut saya merasa

sudah tidak ada harapan lagi untuk anak saya tetapi saya hanya bisa kuat dengan doa. Saya tidak bisa tidur,susah

makan dan saya merasa sangat tidak berdaya. Setelah dua minggu tubuh anak saya terpasang bermacam-macam

alat saya merasa kasihan dan tidak tega kenapa harus dipasangkan begitu banyak alat pada tubuh anak saya saya

memutuskan agar alat-alat tersebut dilepas saya mengatakan pada dokter dan perawat agar melepaskan alat-alat

tersebut saya ikhlas sudah atas kepergian anak saya walaupun rasanya sangat berat untuk mengikhlaskan

kepergiannya.

 Saya bertanya lagi bagaimana support dari keluarga yang diberikan kepada ibu?
Tante saya mengatakan, suami menguatkan saya dan mengatakan saya harus kuat dan ikhlas karena semua

yang ada hanya titipan dari Tuhan perbanyaklah untuk berdoa dan lebih dekat dengan Tuhan, kita harus kuat dan

juga harus ikhlas agar anak kita bisa pergi dengan tenang dan kita juga harus kuat karena masih ada empat anak

lagi yang harus kita jaga kita rawat. Kita harus lebih berhati-hati lagi agar tidak terjadi lagi peristiwa atau hal-hal

yang tidak diinginkan bisa terjadi pada anak kita yang lainnya. Disitu saya merasa kuat,saya juga merasa apa yang

dikatakan suami saya adalah benar dan saya mengikhlaskan kepergian anak saya. Saya juga yakin Tuhan punya

rencana yang lebih indah dihari esok dan Tuhan akan memberikan segala yang baik kepada saya dan keluarga saya

 Saya bertanya kepada ibu saya,bagaimana peran keluarga dalam proses kehilangan yang ibu alami?

Tante saya mengatakan, keluarga besar ikut bersedih dan merasa kehilangan atas apa yang terjadi pada anak

saya, keluarga juga memberi semangat kepada saya mengerti akan keadaan saya dan suami saya. Pada saat anak

saya meninggal keluarga saya sering datang kerumah untuk menghibur saya agar tidak larut dalam kesedihan dan

juga agar saya tidak sakit karena memikirkan anak saya yang telah meninggal. Disitu saya senang karena masih

ada keluarga yang mengerti saya masih ada juga keluarga yang tidak meninggalkan saya disaat saya sedih

keluarga saya selalu ada untuk mengibur saya dan menguatkan saya. Ketika saya sedih keluarga saya mengatakan

ikhlaskan saja kepergian anakmu semua sudah diatur oleh Tuhan, Tuhan sudah menyediakan anakmu tempat

disana dan Tuhan juga akan memberikan yang terbaik untukmu dan keluargamu Tuhan juga akan memberkati

kamu,suamimu,dan anak-anakmu. Tetap kuat dan jangan pernah putus asa.

 Saya bertanya,apa fungsi keluarga dalam perawatan paliatif

Tante saya mengatakan,sebelum anak saya di bawah ke ruang ICU anak saya dirawat di ruang Rawat inap

disini saya masih merasa tenang,karena anak saya baru masuk rumah sakit. Setalah kurang lebih satu minggu anak

saya dirawat, anak saya dipindahkan ke ruang ICU, disitu saya mulai merasa cemas,khawatir,dan gelisah karena
doketer dan para perawat mulai memasang alat-alat di tubuh anak saya, setelah dua minggu tubuh anak saya

terpasang alat-alat saya mulai merassa bahwa untuk apa anak saya dipasangkan banyak alat pada tubuhnya kalau

tidak ada perubahan. Disitu saya mulai putus asa dan mengatakan pada dokter agar alat-alat tersebut dilepas. Pada

saat dilepas keluarga saya disini berusaha menenangkan saya karena pada saat alat-alat dilepas anak saya

meninggal, saya sangat sedih dan saya menangis,saya teriak-teriak di rumah sakit karena saya tidak ingin agar

semua ini terjadi. Pada saat jenazah anak saya akan dimandikan disitu juga ada keluarga saya yang berkerja di

rumah sakit tersebut, keluarga saya juga membantu memandikan jenazah anak saya

Referensi

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-kehilangan-da-berduka/13824

https://www.niahidayati.net/arti-kehilangan.html

https://www.slideshare.net/mobile/AmaliaSenjaI I / asuhan-keperawatan-kehilangan-dan-berduka-75907105
Sumber : Ibu susana (2020)

Penanya : Rosalina luturmas (2020)

Anda mungkin juga menyukai