Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan bagaimana hubungan sistem syaraf dan pengindraan dengan tingkah laku ?

Jawab : Otak manusia terbagi kedalam tiga bagian, yaitu: Batang (bawah) otak, Otak
tengah, Otak depan. Di dalam otak kita juga terdapat sistem saraf. Sistem saraf adalah
Hubungan antara neuron-neuron yang ada didalam otak kita. Sistem saraf manusia terdiri
dari sel-sel (neuron-neuron), yang mana sel-sel tersebut sangat komplek sekali. Dan
dalam proses bekerjanya sistem saraf, antara sel satu dengan sel lainnya saling
berhubungan. Bagian terpenting dari otak yang perlu kita pahami adalah neuron. Sebab
neuron merupakan bagian otak yang berperan penting terhadap kemampuan belajar
individu dan berfungsinya mental seorang individu. Neuron merupakan tempatnya emosi,
intelegensi, dan afeksi (kasih sayang) individu. Dan segala aktifitas mental yang
dilakukan oleh individu, seperti merekam, mengingat, berpikir, dan aktifitas-aktifitas
mental yang lainnya, sangat ditentukan oleh berfungsi tidaknya neuron ini. Neuron paling
banyak ditemukan pada otak besar kita. Atau dapat pula dikatakan bahwa otak besar
manusia tersusun atas beribu-ribu neuron yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Otak besar memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap bagian-bagian otak yang
lainnya, dan dapat juga berpengaruh terhadap perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh
individu. Otak besar berfungsi sebagai pemproses atau pengolah informasi yang
didapatkan oleh manusia yang berasal dari panca indera kita, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa.

2. Jelaskan tahap perubahan tingkah perilaku ?


Jawab :
a) Tahap Precontemplation (Tahap pra kontemplasi)
Ini adalah tahap ketika kita merasa ahwa perubahan belumlah diperlukan. Kita
masih menikmati kebiasaan lama kita. Kita merasa belum butuh untuk berubah
b) Tahap 2: Contemplation (kontemplasi/perenungan).
Kita mulai berpikir untuk berubah. Kita mulai menyadari pentingnya perubahan.
Kita mulai merasa butuh untuk berubah. Banyak orang berhenti di tahap ini.
Mereka menghibur dirinya sendiri. Mereka menyangkal kebutuhan untuk
berubah. Mereka menunda untuk mulai berubah. Faktor kritis di tahap ini adalah
menemukan belief yang memotivasi Anda untuk berubah.
c) Tahap 3: Determination (keputusan/kebulatan tekad)
Kita mulai mengambil keputusan. Menyiapkan fisik dan mentak untuk bertindak
memulai perubahan
d) Tahap 4: Action (tindakan)
Kita mulai bertindak.
e) Tahap 5: Maintenance (pemeliharaan)
Anda mempertahankan tindakan Anda. Anda menjaga konsistensi Anda. Anda
merutinkan perilaku Anda. Inilah yang tidak mudah. Inilah tahap paling
menantang dalam mengubah perilaku. Di sinilah pentingnya seorang coach atau
minimal seroang kawan yang akan membantu Anda menjaga konsistensi.
Membantu memonitoring tindaka-tindakan Anda.

3. Apa yang dimaksud “ Sosial Learning Theory” Menurut Albert Bandura.


Jelaskan !
Jawab : (SosialLearning Theory) menurut Albert Bandura adalah teori belajar sosial atau
kognitif sosial serta efikasi diri yang menenjukkan pentingnya proses mengamati dan
meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori ini menjelaskan perilaku manusia
dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang berkesinambungan antara
kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan.

4. Berikan 1 contoh kasus dalam psikologi komunitas dan penerapan modifikasi yang sesuai
dengan kasus tersebut
Jawab : Didalam psikologi komunitas intervensi perilaku didesain untuk mengatur
perilaku banyak orang (masyarakat) untuk kesejahteraan bersama.
Sasaran dari intervensi perilaku komunitas adalah mengurangi perilaku membuang
sampah sembarangan, menggalakkan daur ulang sampah, mengurangi pemakaian listrik
berlebihan, mengurangi perilaku menyetir tidak aman, mengurangi penggunaan obat-
obatan terlarang, meningkatkan penggunaan sabuk pengaman, mengurangi parkir
kendaraan bukan ditempatnya, dan mengurangi perilaku kebut-kebutan.
5. Jelaskan pengertian psikologi komunitas dan tujuannya ?
Jawab : Psikologi komunitas adalah bidang psikologi yang memiliki objek kajian hubungan
individu, lingkungan komunitas, dan lingkungan yang lebih luas untuk mencapai tujuan
kesejahteraan komunitas. Dalam penelitian terhadap bidang-bidang psikologi komunitas,
psikologi komunitas banyak mengacu pada bidang-bidang psikologi yang lain (psikologi sosial,
psikologi perkembangan, psikologi klinis, psikologi konsumen, dan psikologi kelompok) dan
disiplin-disiplin ilmu lain di luar psikologi (antropologi, sosiologi, kesehatan masyarakat,
kriminologi, ekonomi, hukum, dan sejarah sosial).
Tujuan dari psikologi komunitas adalah memaksimalkan kesejahteraan individu dalam kelompok
dengan penanganan yang inovatif dengan cara bekerja sama dengan sesama anggota komunitas
serta disiplin ilmu berdasarkan ilmu psikologi.

Anda mungkin juga menyukai