Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PSIKOLOGI

PENANGANAN UNTUK PASIEN INFERTIL

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fegga Aulia Ananda


Fitri Wahyuni
Nani Rahayu
Nur Aisyah N
Sumitra Afriani
Tri Astutik

AKADEMI KEBIDANAN AL-FATHONAH


JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Psikologi berjudul
Penanganan untuk Pasien Infertil.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi para pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 20 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Judul Makalah....................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
2.1 Definisi Infertilitas.......................................................................................5
2.2 Etiologi Infertilitas.......................................................................................6
2.3 Faktor-faktor Infertilitas Yang Sering Ditemukan.......................................6
2.4 Penatalaksanaan Infertilitas.........................................................................7
2.5 Pencegahan Infertilitas.................................................................................8
2.6 Patofisiologi.................................................................................................8
2.7 Peran Bidan Komunitas Terhadap Tingkat Kesuburan................................9
2.8 Tanda Gejala Gangguan Psikologis Pada Wanita Infertilitas......................8
2.9 Pengelolaan Gangguan Psikologis Pada Infertilitas....................................9
BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................................10-16
BAB IV PENUTUP...........................................................................................17
4.1 Kesimpulan................................................................................................17
4.2 Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebanyak 60% 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun
pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia
pernikahannya. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau
lebih atau tidak pernah memiliki anak. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000
pasangan suami istri di Indonesia sekitar 12% atau sekitar 3 juta pasangan mengalami
infertile. Dan baru sekitar 50% dari pasangan tersebut yang berhasil di tolong untuk
menangani masalah infertile dan selebihnya harus mengadopsi atau hidup tanpa seorang
anak.
Walaupun pasangan suami istri dianggap infertile bukan tidak mungkin kondisi
infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat
dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang
manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Di masyarakat, kadang
infertlitas di salahartikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau
kemandulan pada kenyataan nya di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai
ketidakmampuan

pasangan

untuk

menghasilkan

keturunan,

jadi

bukanlah

ketidakmampuan mutlak untuk memilki keturunan.


Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di antaranya,
adalah : faktor tuba fallopi 36%, gangguan ovulasi 33%, endometriosis 30%, dan hal lain
yang tak diketahui sekitar 26%. Hal ini berarti sebagian besar masalah infertilitas pada
perempuan disebabkan oleh gangguan reproduksi/proses ovulasi. Di Indonesia masih
langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas. Faktor kurangnya pengetahuan
tentang kesuburan dan infertile juga menjadi faktor penyebab masih tingginya angka
infertilitas. Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan lingkungan, gizi dan status ekonomi
juga menjadi faktor yang mempengaruhi. Maka dari itu, kami akan membahas tentang
Infertilitas beserta penanganan dalam kebidanan dan konseling psikologi dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Apa yang menyebabkan infertilitas?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi infertilitas?


4. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan untuk infertilitas?
5. Bagaimana peran psikolog dalam menangani pasien yang infertil?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai infertilitas
2. Mengetahui penyebab dan pencegahan infertilitas
3. Mengetahui bagaimana menangani pasien yang infertil

BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. DEFINISI INFERTILITAS
Infertilitas

adalah

kegagalan

dari

pasangan

suami-istri

untuk

mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu
tahun (Sarwono,497). Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan
kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu
tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
(Djuwantono,2008, hal: 2).
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum mendapatkan kehamilan.
c. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 3 kali dalam setiap minggunya.
d. Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
(Djuwantono,2008, hal: 3).

2.2 ETIOLOGI INFERTILITAS


Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a.

Pada wanita

Gangguan organ reproduksi

1.

Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan
pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.

2.

Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran
mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim

3.

Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.

4.

Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi
obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti
adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obatobatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi
gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan
berakhir pada gangguan ovulasi.

Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah
abortus.

Endometriosis

Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan
pada wanita hamil.

Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat

menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
b.

Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:

Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas

Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia

Abnormalitas ereksi

Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi

Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital

Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.

2.3 FAKTOR-FAKTOR INFERTILITAS YANG SERING DITEMUKAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi infertilitas pasangan sangat tergantung pada
keadaan local, populasi dan diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a.

Faktor koitus pria


Riwayat dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap
riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera pada genital pria
atau daerah inguinal, dan setiap paparan terhadap timbel, cadmium,radiasi atau obat
kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau rokok atau paparan yang luar biasa
terhadap panas lingkungan harus dicari.

b.

Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 35hari) mengalami ovulasi, terutama
kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan
perubahan suasana hati).

c.

Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang
bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai
kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14
dari siklus 28 hari).

d.

Faktor tuba-rahim

Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau
pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan.
Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun
sekitar separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan
segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak
ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat bersifat bawaan
atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90% kasus,
penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian
dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e.

Faktor peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai
50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan
yang paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae
dari permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan. (Cristina, 600-607)

2.4 PENATALAKSANAAN INFERTILITAS


A.

Wanita
Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital, Pemberian terapi obat, seperti :

1.

Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .

2.

Terapi penggantian hormon

3.

Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

4.

Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat
o GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
o Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
o Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
o Pengangkatan tumor atau fibroid
o Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B.

Pria
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan
kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba

Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan


HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.

2.5 PENCEGAHAN INFERTILITAS


a) Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate,
buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus
ditangani serius (Steven RB,1985).
b) Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk
rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c) Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d) Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).

2.6 PATOFISIOLOGIS
a. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan
LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas,
diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan

reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
b. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok,
penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan
penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi
abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat
pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang
mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

2.7 Peran bidan komunitas terhadap tingkat kesuburan


a. Fertilitas dengan KB
b. Infertilitas :
1) Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang

tepat.
2) Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa

subur makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau istri.


3) Mencari ketenangan psikologi

2.8 Tanda gejala gangguan psikologis pada wanita infertilitas


Dalam buku psikologi wanita karangan kartini kartono (2006) disebutkan gambaran
tentang gangguan psikologis pada wanita yang infertil yaitu sebagai berikut:
a) Ada kebiasaan dan religi dari banyak suku bangsa di dunia yang menegaskan bahwa
wanita tiddak mampu melahirkan anak adalah wanita binferior. Hal inilah yang membuat
wanita yang tidak mampu memberikan keturunan menjadi rendah diri dan kehilangan
percaya diri.
b) Pada beberapa wanita yang lain, selalu berusaha mengingkari trauma sterilitasnya
dengan justifikasi bahwa ia tidak menginginkan kehadiran anak dalam kehidupannya.

c) Sebagai manifestasi dari sterilitassnya, banyak wanita infertil mengambil substitusi lain
dengan cara mengembangkan hobi, meniti karier, mengadopsi anak, dan lainnya.
d) Setiap kegagalan dan kekecewaan selalu diproyeksikan kepada orang lain.
e) Adapula wanita steril yang memiliki sifat pseudo-keibuan, menghibur diri dengan
memilih pekerjaan yang bersifat keibuan.

2.9 Pengelolaan gangguan psikologis pada infertilitas


Gangguan psikologis pada infeertilitas merupakan siklus yang tidak terputus. Infertilitas
dapat disebabkan oleh adanya gangguan psikologis yang menghambat proses reproduksi itu
sendiri dan dampak dari infertilitas ini juga mengakibatkan gangguan psikologis. Adapun
penanganannya dapat dilakukan dengan konseling baik secara individu atau konseling
pasangan, mengingat kondisi ini melibatkan kedua belah pihak, yaitu suami dan istri.
Konseling yang di lakukan yaitu :
Memberikan pencerahan spiritual yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Selalu berfikir positif, yaitu harus ada keyakinan dalam diri bahwa ia pasti akan
hamil.
Jangan pesimis dan banyak fikiran, karena akan menimbulkan stress.
Lakukan kegiatan yang dapat menghibur diri.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY A USIA 25 TAHUN
DENGAN INFERTILITAS PRIMER

I.

TANGGAL

: 9 November 2010

JAM

: 09.00

TEMPAT

: BPS Melati, Jombang

PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF
1.

2.

IDENTITAS
Nama istri

: Ny. A

Nama suami : Tn. B

Umur

: 25 tahun

Umur

: 28 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMA

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasta

Penghasilan

:-

Alamat

: Jombang

STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Umur kawin : 23 tahun
Lama kawin

: 2 tahun

Penghasilan
Alamat

: Rp. 800.000,: Jombang

3.

KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN


Pasien mengatakan datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah
menikah 2 tahun yang lalu dan anigin memiliki anak, padahal hubungan seks
dilakukan secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.

4.

RIWAYAT KEBIDANAN

a.

HAID
Menarche

: 13 tahun

Siklus

: teratur, 30 hari

Banyaknya

: 3 kotek/hari

Warnanya

: merah

Baunya

: anyir

Keluhan

: tidak ada

Flour albus

: tidak ada

Haid terakhir

: - HPHT

- Lamanya

: 29 November 2010

: 8 hari

- Banyaknya : 3 kotek/hari

b.

- Warnanya

: merah

- Keluhan

: tidak ada

RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU

Kehamilan

Persalinan

Anak

Nifas

Perka-

winan ke-

Ke

Uk

Jenis

Penolong

Tempat

Penyulit

BBL

Jenis Kelamin

Hidup/ Mati

Usia anak skrg

Penyulit
ASI

5.

PERN

AH

HA

RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan menular serta
menurun seperti tekanan darah tinggi, paru-paru, kencing manis dan jantung.

6.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
dan menahun seperti tekanan darah tinggi, pari-paru, kencing manis, hepatitis dan
jantung.

7.

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

a.

Pola nutrisi
makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air putih 5-6 gelas/hari

b.

Pola eliminasi
BAB : 1 kali/hari, warna kuning, lembek, bau khas
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning, bau khas

c.

Pola aktifitas
Memasak, mencuci, mengurus rumah dan tidak ada keluhan.

d.

Pola personal hygiene


Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari, keramas 2 kali/minggu.

e.

Pola istirahat
Siang : 2 jam/hari

f.

Malam : 7 jam/hari

Pola seksual
3-4 kali/minggu

8.

DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai
saat ini belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang
lain baik.

9.

DATA SOSIAL BUDAYA


Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu tradisional agar
bisa hamil. Pasien tidak memiliki kebiasaan pijat perut dan pasien juga tidak
mempunyai kebiasaan merokok.

B. DATA OBYEKTIF
1.

PEMERIKSAAN FISIK UMUM

a.

Keadaan umum : Baik

b.

Kesadaran

c. TTV

: Conposmentis
: - TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit

d. TB/BB
2.

- Suhu : 36,8C
- RR

: 21 x/menit

: 155 cm / 54 kg

PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Kepala

: kulit kepala bersih, warna rambut hitam, rambut tidak rontok.

Muka

: tidak oedem

Mata

: simetris, conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik

Hidung

: bersih, tidak ada polip

Telinga

: simetris, tidak ada kelainan

Mulut

: tidak ada gigi palsu/carries gigi, lidah bersih

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Dada

: simetris, tidak ada pembesaran mamae, puting menonjol, tidak ada

nyeri tekan, tidak ada ronchi/wheezing

Perut

: simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka opersi

Genetalia

: bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per

vaginam, tidak varises, tidak ada condiloma

Perineum

: tidak ada luka parut

Anus

: tidak ada haemoroid

Ekstremitas

: simetris, tidak ada kelainan, reflek patella (+/+)

PEMERIKSAAN DALAM
- Tidak ada kelainan vagina
- Tidak ada kelainan servik
- Bentuk uterus retro fleksi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

II.
a.

INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa

: Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer

Data subyektif

: Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 2


tahun yang lalu

b.

c.

Masalah
Dasar

: cemas

Data subyektif

: pasien mengatakan sangat cemas dengan keadaannya

Kebutuhan
- Nutrisi
- Konseling tentang teknik berhubungan
- Cara mengatasi cemas

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG mengenai masalah ibu, anjurkan ibu untuk
melakukan USG

V. IMPLEMENTASI

Diagnosa /

Tanggal

Jam

Implementasi

masalah
Diagnosa :

9 Novenber 2010

Menjelaskan hasil pemeriksaan

Ny A usia

pada pasien agar pasien bahwa

25

bentuk

tahun

uterusnya

retrofleksi

dengan

sehingga sperma yang masuk sulit

infertilitas

bertemu dengan sel telur dan

primer.

tidak terjadi kehamilan.


Menjelaskan

pada

pasien

makanan-makanan apa saja yang


dapat meningkatkan kesuburan
yaitu

makanan

mengandung

yang

banyak

protein

seperti

daging serta mengandung vitamin


E contohnya kecambah.
Menjelaskan teknik berhubungan
yang benar yang sesuai dengan
masalah yang dihadapi pasien saat
ini

yaitu

saat

berhubungan

bokong istri harus diganjal bantal


agar sperma yang masuk bisa
sampai ke mulut rahim. Atau
dengan posisi Doggy Style (dari
arah belakang) sehingga sperma
tidak akan keluar lagi. Setelah itu
jangan

langsung

tidur/berdiri,

namun tetap berada dalam posisi


sujud sekitar 20-30 menit.
Menganjurkan pasien datang lagi
bila masih ada keluhan.
Melakukan

kolaborasi

dengan

dokter spesialis.
Masalah
cemas

Meyakinkan pasien bahwa semua


masalah pasti ada solusinya yang
penting kita berusaha dan berdoa.
Memberi

dukungan

kepada

pasien. Jika tetap berusaha dan


berdoa

InsyaAllah

akan

bisa

hamil.
Menganjurkan

agar

lebih

mendekatkan diri pada Tuhan


Yang Maha Esa.

VI. EVALUASI
Tanggal

: 9 November 2010

jam

Diagnosa

: Ny A usia 25 tahun dengan infertilitas primer

: 9.20 WIB

1. Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas.


2. Pasien dapat mengulang kembali penjelasan petugas.
3. Pasien mengatakan sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya.
4. Muka pasien tampak lebih tenang
5. Masalah sudah teratasi
6. Intervensi dihentikan.

Pada tanggal 5 Juni 2011 Ibu S datang bersama suaminya yang bernama bapak T
ke BPS Ny Nurrohmah dengan keluhan setelah 5 tahun kelahiran anak pertamanya ibu
belum hamil lagi sampai sekarang, padahal ibu ingin mempunyai anak lagi dan anak
pertamanya juga sudah menginginkan seorang adik. Selama ini ibu mengeluh kalau
menstruasinya tidak teratur. Ibu kawatir hal ini berkaitan dengan alat kontrasepsi yang

dipakai. Padahal ibu sudah berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut selama 2 tahun.
Suami ibu menyarankan pada ibu untuk melakukan pemeriksaan infertilitas.
Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh data sebagai berikut:
1. Identitas (Biodata)
Nama Pasien : Ny. S

Nama Suami

: Bp. T

Umur

Umur

: 35 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidkan

: SMA

Pendidikan

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pekerjaan

: Guru SD

Penghasilan

: -

Penghasilan

: Rp. 3.500.000/bln

: 30 tahun

: S1

Alamat Kantor : -

Alamat Kantor : Jl. Dharmawangsa, Kediri

Alamat Rumah: Grogol

Alamat Rumah : Grogol

2. Riwayat Menstruasi
Menarche

: 11 tahun

Lama

: 5-6 hari

Banyaknya

: 2-3x ganti pembalut

Siklus

: 28 hari

Teratur/tidak

: tidak teratur

Dismenorhoe

: pernah

Warna/bau

: normal/khas

3. Pola Makan dan Minum


Makan

: 2x sehari (menu tidak seimbang, tidak teratur)

Minum

: + 4 gelas/hari air putih

4. Pola aktivitas sehari-hari


Istirahat

: teratur

Tidur

: siang : 2 jam, Malam : + 7 jam

Coitus

: 2-3 kali seminggu

5. Pola eliminasi
BAB

: 1 x sehari (bau, warna khas, konsistensi lunak)

BAK

: + 6 x / hari (bau dan warna khas)

6. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan
7. Riwayat penyakit yang sedang diderita

: suntik 3 bulanan

Ibu tidak sedang menderita penyakit kronis/ menular (hepatitis, jantung)


8. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis/ menular (jantung, hepatitis)
9. Riwayat penyakit keturunan
Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dalam keluarga (DM)
10. Perilaku kesehatan
-

Minum alkohol, obat-obatan

: tidak pernah

Jamu yang sedang digunakan

: tidak pernah

Merokok, makan sirih, kopi

: tidak pernah

Ganti pakaian dalam

: 2x sehari

11. Riwayat Sosial


-

Status perkawinan

: kawin

Jumlah

: 1

Lama perkawinan

: 7 tahun

Jumlah keluarga yang tinggal serumah

: 2 orang

Susunan keluarga yang tinggal serumah

No

Jenis Kelamin

Umur/Bln

Hubungan Keluarga

Pendidikan

Pekerjaan

1.

Laki-laki

35 th

Suami

S1

Guru SD

2.

Laki-laki

5 th

Anak Kandung

TK

Pelajar

12. Keadaan Psikologis


-

Hubungan ibu dengan keluarga

: baik

Hubungan ibu dengan masyarakat

: baik

III.

KONSELING YANG DIBERIKAN

Masalah Menstruasi yang tidak teratur mungkin memang ada kaitannya dengan Kontrasepsi
yang dipakai ibu. Salah satu kelemahan dari KB suntik adalah adanya mens yang tidak
teratur.
Untuk pemeriksaan infertilitas ibu diberi konseling terlebih dahulu bahwa infertilitas itu tidak
sepenuhnya karena faktor dari istri. Bisa juga karena faktor dari suami. Jika hendak dilakukan
pemeriksaan, istri dan suami sebaiknya semua diperiksa.
Infertilitas karena faktor dari istri misalnya :
o Masalah vagina : Sumbatan psikogen (vaginismus)
Sumbatan anatomik (karena didapat ataupun bawaan)
Radang (karena Candida Albicans atau Trichomonas vaginalis)
o Masalah serviks : Sumbatan canaliscervikalis

Ket

Lendir cerviks yang abnormal


Malposisi cerviks
Kombinasi
Kelainan anatomi serviks (atresia, polips, stenosis, radang kronik)
o Masalah uterus : Radang endometrium
Gangguan kontraksi uterus
Distorsi cavum uteri karena polip atau mioma
o Masalah Tuba Falopii : karena sumbatan, dll
o Adanya penyakit radang panggul
Dari faktor suami misalnya :
o Masalah Air Mani : Gangguan ereksi dan ejakulasi
Aspermia : tidak ada semen
Hiperspermia : vol semen > 6 ml
Hipospermia : vol semen < 1,5 ml
Oligozoospermia : spermatozoa < 20 jt/ml
Asthenozoospermia : motilitas < 50%
Teratozoospermia : morfologi normal < 50%
Azoospermia : tidak ada spermatozoa dalam semen
Setelah diketahui faktor penyebab infertilitas dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
penanggulangan berdasarkan penyebabnya, misalnya :
Air mani yang abnormal : senggama dilakukan secara berencana pada saat masa subur
istri
Mioma uteri

: momectomy

Tuba yang tersumbat

: pembedahan

Endometriosis

: terapi hormonal, operasi

Bisa juga karena konsumsi nutrisi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan infertilitas.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai