Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TERAPI FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI UNTUK IBU HAMIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Dosen Pengampu : Tia Srimulyawati, M.Tr.Keb

Disusun Oleh:

Siti Nurlela

CBR01900021

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan dengan judul “Terapi Farmakologis dan Untuk Ibu
Hamil”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tia Srimulyawati,


M.Tr.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan yang
telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi tugas yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kuningan, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar belakang .............................................................................................1


B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Kehamilan..................................................................................3
B. Obat Yang Aman Untuk Ibu Hamil.............................................................4
C. Terapi Farmakologi Yang Aman di Konsumsi Oleh Ibu Hamil..................5
D. Terapi Non Farmakologi Yang Aman di Konsumsi Oleh Ibu Hamil..........7

BAB V PENUTUP ...............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran ..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh


wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa
kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan
ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan
kedua bagian unit tersebut.
Selama kehamilan, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau
gangguan kesehatan yang membutuhkan obat. Penggunaan obat pada Ibu hamil
dapat beresiko bagi ibu hamil dan janin. Banyak ibu hamil menggunakan obat
dan suplemen pada periode organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko
terjadi cacat janin lebih besar. Sedangkan kebanyakan obat yang dipasarkan
tidak diteliti efek sampingnya kepada Ibu hamil dan janin.
Beberapa obat yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat
pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam plasenta obat mengalami proses
biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan dan dapat terbentuk
senyawa antara yang reaktif, yang bersifat teratogenik/dismorfogenik. Obat-
obat teratogenik atau obat-obat yang dapat menyebabkan terbentuknya
senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam pertumbuhan.
Jadi harus diingat bahwa obat yang diberikan selama kehamilan harus
untuk kepentingan ibu tanpa menghasilkan komplikasi yang tidak diinginkan.
Beberapa obat dapat memberi risiko bagi kesehatan ibu, dan dapat memberi
efek pada janin juga. Selama trimester pertama, obat dapat menyebabkan cacat
lahir (teratogenesis), dan risiko terbesar adalah kehamilan 3-8 minggu. Selama
trimester kedua dan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta.
Obat cenderung dikelola sendiri atau diresepkan oleh praktisi kesehatan
selama kehamilan. Cerdas menggunakan obat selama kehamilan mengharuskan
praktisi kesehatan memahami interaksi antara obat-obatan dan kehamilan
sehingga menghindari penggunaan sembarangan obat dengan konsekuensi
teratogenik seperti tragedi thalidomide. Perubahan fisiologi selama kehamilan
dapat berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum.
Dengan demikian, perlu pemahaman yang baik mengenai obat apa saja
yang relatif tidak aman hingga harus dihindari selama kehamilan ataupun
menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung ataupun bayinya.
Untuk memberikan pengetahuan mengenai penggunaan obat pada ibu hamil,
maka farmasis perlu dibekali pedoman dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian bagi ibu hamil dan menyusui.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu apa saja obat yang aman
untuk ibu hamil, baik obat-obatan farmakologis maupun non farmakologis
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mendapat
pengetahuan mengenai pengelolaan obat yang baik untuk ibu hamil yaitu
farmakologis dan non-farmakologis, untuk mengetahui konsep kehamilan dan
untuk mengetahui obat-obatan apa saja yang digunakan dalam pengelolaan
nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
D.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan di dahului oleh proses pembuahan satu sel telur yang
bersatu dengan sel spermatozoa dan hasilnya akan terbentuk zigot. Zigot mulai
membelah diri satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel dan
seterusnya. Pada hari ke empat zigot tersebut menjadi segumpal sel yang sudah
siap untuk menempel nidasi pada lapisan dalam rongga rahim (endometrium).
Kehamilan dimulai sejak terjadinya proses nidasi ini. Pada hari ketujuh
gumpalan tersebut sudah tersusun menjadi lapisan sel yang mengelilingi suatu
ruangan yang berisi sekelompok sel di bagian dalamnya.
Sebagian besar manusia, proses kehamilan berlangsung sekitar 40
minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan preterm, sedangkan bila
lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm. Menurut usianya, kehamilan
ini dibagi menjadi 3 yaitu kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu,
kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu dan kehamilan trimester ketiga 28 –
42 minggu.
Gangguan pada kehamilan :
1. Mual dan muntah
2. Liur melimpah
3. Tekanan pada dada
4. Lemah dan pusing
5. Sariawan
6. Gangguan buang air besar
7. Varises
8. Wasir atau ambeien
9. Kejang kaki
10. Keputihan
B. Obat Yang Aman Untuk Ibu Hamil
Untuk mengetahui obat-obatan yang aman untuk janin, para tenaga
kesehatan di Indonesia berpedoman pada kategori dari Food and Drug
Administration (FDA) di Amerika Serikat. FDA membuat kategori obat-obatan
untuk ibu hamil berdasarkan tingkat keamanannya terhadap janin:
1. Kategori A : penelitian pada manusia di trimester 1 tidak menunjukan
kelainan terhadap janin (belum ada bukti pada trimester 2 dan 3)
2. Kategori B : penelitian pada hewan percobaan tidak menunjukan efek
terhadap janin dan penelitian pada manusia masih belum menunjukan bukti
yang jelas. Atau, pada hewan percobaan menunjukan kelainan janin,
sedangkan pada manusia tidak menunjukan kelainan janin sama sekali di
semua trimester.
3. Kategori C : penelitian pada hewan percobaan menunjukan kelainan janin,
tetapi pada manusia belum menunjukan bukti yang jelas. Tetapi manfaat
obat lebih tinggi dibandingkan potensial resiko yang terjadi.
4. Kategori D : penelitian pada manusia menunjukan bukti kelainan yang jelas
pada janin. Tetapi manfaat obat lebih tinggi dibandingkan potensi resiko
yang terjadi.
5. Kategori X : penelitian pada manusia menunjukan kelainan pada janin. Dan
tingkat bahayanya lebih besar daripada manfaatnya.

Secara singkatnya adalah:


 Kategori A = Aman untuk janin
 Kategori B = Cukup aman untuk janin
 Kategori C = Digunakan jika perlu, kemungkinan bisa ada efek samping
pada janin
 Kategori D = Digunakan jika darurat, bisa terjadi efek samping pada janin
 Kategori X = Tidak pernah digunakan dan sangat berbahaya bagi janin.

4
C. Terapi Farmakologis Yang Aman Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil
1. Penghilang nyeri
Obat golongan parasetamol aman dikonsumsi selama mengikuti dosis
yang dianjurkan. Jenis pereda nyeri lainnya adalah ibuprofen dan naproxen
tidak disarankan karena bisa mengurangi kadar cairan ketuban pada
semester akhir kehamilan. Obat ibuprofen juga bisa membuat pembuluh
darah di jantung bayi menutup sebelum waktunya.
2. Sembelit Kesulitan BAB
Saat hamil adalah hal yang wajar karena peningkatan hormon
progesteron yang memperlambat sel otot sehingga gerakan usus tidak
aktif. Beberapa jenis obat pencahar yang dijual bebas sebenarnya cukup
aman, tetapi keluhan sembelit dapat diatasi dengan memperbanyak asupan
serat.
3. Gangguan pencernaan dan Heartburn
Kenaikan hormon progesteron juga bisa menyebabkan keluhan
heartburn (serangan panas di dada). Hormon itu memengaruhi sel otot di
antara lambung dan esofagus sehingga asam lambung gampang naik. Obat
yang dijual bebas biasanya tidak terlalu kuat, namun sebaiknya
konsultasikan dengan dokter. Makan dalam porsi kecil tetapi sering, dan
hindari makan berat dua jam sebelum tidur untuk mengurangi gejalanya.
4. Infeksi
Jika menderita infeksi, seperti radang tenggorokan atau infeksi saluran
kemih, biasanya diperlukan antibiotik. Obat-obatan golongan penisilin
cukup aman dan tidak pernah ada laporan adanya kasus cacat lahir atau
gangguan kesehatan pada bayi terkait obat ini.
5. Jamur Infeksi
Jamur juga cukup sering terjadi saat kehamilan. Kondisi ini
sebenarnya tak berbahaya bagi bayi, tetapi menyebabkan
ketidaknyamanan bagi ibu karena rasa gatal pada vagina. Obat pil
antijamur tidak dianjurkan karena memiliki efek samping berbahaya bagi

5
janin. Sebaiknya konsumsi obat krim dosis rendah untuk dioleskan pada
organ intim.

6. Salesma
Obat-obatan yang dijual bebas, seperti obat semprot hidung atau obat
batuk, aman untuk ibu hamil. Tetapi, hindari kombinasi obat-obatan,
misalnya obat parasetamol dengan obat batuk. Sebaiknya pilih gejala
paling mengganggu yang ingin diobati dan beli obat spesifik itu.
7. Flu
Kekebalan tubuh saat hamil memang tidak sekuat sebelum kehamilan,
ini sebabnya ibu jadi rentan terinfeksi virus. Untuk gangguan flu berat,
obat antivirusoseltamivir (tamiflu) tergolong aman untuk mengurangi
gejala dan durasi sakit.
8. Untuk penyakit kronik
Jika ibu hamil menderita penyakit kronik sejak sebelum kehamilan,
misalnya asma, diabetes, atau hipertensi, konsultasikan dengan dokter
apakah obat-obatan yang selama ini dikonsumsi boleh dilanjutkan. Pada
umumnya pengobatan boleh dilanjutkan, tetapi dalam dosis paling rendah.
Tujuannya adalah membuat penyakit tetap terkontrol, karena bisa lebih
besar bagi bayi.
9. Obat obatan untuk saluran nafas bagian atas
Keluhan pada saluran pernapasan atas seperti rinore (hidung berair),
bersin-bersin, hidung tersumbat, batuk, sakit pada tenggorok diikuti
dengan lemah dan lesu adalah keluhan yang umum dimiliki oleh wanita
hamil. Flu tersebut dapat disebabkan oleh rinovirus, koronavirus, influenza
virus, dan banyak lagi. Apabila keluhan ini murni disebabkan oleh virus
tanpa infeksi tambahan oleh bakteri maka terapi menggunakan antibiotik
tidak diperlukan. Obat-obatan yang paling sering digunakan untuk
mengurangi gejala yang terjadi diantaranya adalah :
1. Antihistamin
Antihistamin atau sering dikenal sebagai antialergi aman digunakan

6
selama kehamilan. Antihistamin yang aman termasuk diantaranya
adalah klorfeniramin, klemastin, difenhidramin, dan doksilamin.
Antihistamin generasi II seperti loratadin, setirizin, astemizol, dan
feksofenadin baru memiliki sedikit data mengenai penggunannnya
selama kehamilan
2. Dekongestan
Dekongestan atau obat pelega sumbatan hidung adalah obat yang
digunakan untuk meredakan gejala flu yang terjadi. Dekongestan oral
(diminum) diantaranya adalah pseudoefedrin, fenilpropanolamin,dan
fenilepinefrin. Pada triwulan pertama pemakaian pseudoefedrin
berkaitan dengan kejadian gastroschisis karena itu sebaiknya dipikirkan
alternatif penggunaaan dekongestan topikal (hanya disemprotkan di
bagian tertentu tubuh, hidung) pada triwulan pertama
10. Mineral dan Vitamin
Konsumsi multivitamin dan mineral pada umumnya diberikan untuk
wanita hamil dari tenaga kesehatan. Sudah dibuktikan berdasarkan
penelitian bahwa folat dapat mengurangi kelainan saraf. Suplementasi besi
dapat meningkatkan hematokrit ketika melahirkan dan 6 minggu pasca
melahirkan. Vitamin yang terbukti teratogen adalah vitamin A ketika
dikonsumsi lebih dari 10.000 IU/hari. Vitamin A dalam dosis ini dapat
menyebabkan kelainan saraf. Apabila digunakan sebagai suplementasi
tidak lebih dari 5000 IU/hari.

D. Terapi Non Farmakologis Yang Aman Dikonsumsi Oleh Ibu Hamil


Terapi untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu hamil dapat menggunakan
bahan-bahan alami sebagai berikut.
1. Jahe
Sejak dahulu, orang-orang telah beralih menggunakan jahe sebagai obat
sakit perut alami, yang juga bisa mengatasi rasa mual.Penelitian telah
menunjukkan bahwa jahe dapat menjadi pengobatan yang sangat efektif

7
untuk beberapa jenis sakit perut. Anti-inflamasi alami, jahe tersedia dalam
berbagai bentuk, yang semuanya dapat membantu.
Jahe dapat dikonsumsi dengan cara dikunyah ataupun diolah dalam
bentuk minuman. Cara mengolahnya pun mudah, kamu hanya perlu
merebus jahe segar yang telah dicuci terlebih dahulu, kemudian tambahkan
sedikit gula merah dan dapat pula disajikan sebagai minuman hangat untuk
mengatasi mual pada ibu hamil.
2. Air kelapa
Air kelapa dapat membantu mengurangi rasa sakit atau nyeri perut
yang dialami oleh ibu hamil bahkan dapat mengurangi rasa sakit
tenggorokan atau panas dalam serta sulit menelan yang dialami oleh ibu
hamil.
3. Teh Chamomile
Jenis teh yang satu ini dipercaya dapat membantu meringankan rasa
sakit karena sakit perut yang berkhasiat sebagai anti-inflamasi. Sifat anti-
inflamasi ini membantu otot perut rileks, yang dapat mengurangi rasa sakit
kram dan kejang. Teh chamomile aman untuk dikonsumsi ibu hamil asalkan
tidak dikonsumsi secara berlebih.

Beberapa pengobatan alternatif yang aman dan dapat dilakukan oleh ibu
hamil:
1. Aromaterapi
Di trimester awal kehamilan, umumnya ibu hamil akan lebih mudah
merasakan mual dan muntah. Kondisi ini dikenal dengan sebutan morning
sickness. Untuk mengurangi kondisi tersebut, ibu hamil dapat menghirup
wewangian dari minyak aromaterapi.
Selain untuk meredakan morning sickness, menghirup minyak
aromaterapi saat hamil juga bisa membantu ibu hamil tidur lebih nyenyak,
merasa lebih relaks, serta bersemangat.
Selain dihirup langsung, minyak aromaterapi juga bisa ditambahkan
ke dalam air hangat untuk mandi. Namun perlu diingat, tidak semua bahan

8
minyak aromaterapi baik untuk ibu hamil. Tanyakan dulu kepada dokter
mengenai jenis minyak aromaterapi apa yang aman digunakan selama
kehamilan.
2. Pijat
Menurut sebuah penelitian, ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh
ketika melakukan pijat selama kehamilan, antara lain:

a. Membuat suasana hati menjadi lebih baik.


b. Mengurangi stres, depresi, dan rasa cemas.
c. Mengurangi rasa tidak nyaman selama kehamilan, seperti nyeri otot pada
kaki atau tangan, sakit pinggang, atau sakit kepala.
d. Melancarkan sirkulasi darah.
e. Membuat tidur lebih nyenyak.
f. Membantu memperlancar proses persalinan.

Meski begitu, pemijatan saat masa kehamilan harus dilakukan secara


hati-hati. Ibu hamil disarankan untuk tidak memijat area perut pada trimester
pertama kehamilan. Ibu hamil bisa melakukan pemijatan pada area pundak,
lengan, atau tungkai dengan tekanan yang lembut, untuk membuat tubuh
menjadi lebih rileks.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses fisiologi yang perlu di persiapkan oleh
wanita agar dapat dilalui dengan baik. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan
penting untuk perkembangan janinya. Selama kehamilan, seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat. Penggunaan obat pada Ibu hamil dapat beresiko bagi ibu hamil dan janin.
Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada saat hamil sehingga
risiko terjadi cacat janin lebih besar. Sedangkan kebanyakan obat yang
dipasarkan tidak di teliti efek sampingnya kepada Ibu hamil dan janin.
Beberapa obat yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada
wanita hamil perlu berhati-hati.
Secara farmakologis dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan
yang sesuai dengan keluhan ibu, misalnya obat paracetamol untuk penghilang
nyeri. Tetapi penggunaan obat pada ibu hamil harus sesuai dengan anjuran
dokter. Sedangkan terapi non farmakologis pada ibu hamil dapat diringankan
dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami seperti dari jahe, ari kelapa dan teh
chamommile. Atau ibu hamil dapat melakukan pengobatan alternatif seperti
pijat dan aromaterapi.
B. Saran
Dalam makalah ini menyajikan mengenai macam-macam obat yang aman
untuk ibu hamil baik secara farmakologis maupun non-farmakologis. Dengan

10
adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya calon tenaga kesehatan
dapat lebih mengerti dan memahaminya sehingga dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya dalam melakukan asuhan kepada pasien dan dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun isi dari makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat
kesalahan, karena itu diharapkan pembaca tetap mencari referensi lain untuk
menambah pengetahuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, Fatihatul. Persepsi Ibu Hamil tentang Terapi Komplementer dalam


Kehamilan. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi 10.2 (2021): 289-293.

Inggrid, Tanama. Penggunaan Obat Pada Ibu Hamil.

Diakses melalui : (https://id.scribd.com/doc/248397510/Penggunaan-Obat-


Pada-Ibu-Hamil) pada tanggal 12 Desember 2021

Sukarno, W. Makalah Pemberian Obat Pada Ibu Hamil.

Diakses melalui : (https://id.scribd.com/document/415446901/Makalah-


Pemberian-Obat-Pada-Ibu-Hamil) pada tanggal 12 Desember 2021

12

Anda mungkin juga menyukai