Program studi : Profesi Apoteker Farmasi Unmul Angkatan II Pelayanan Farmasi : Ibu Hamil dan Menyusui
KEAMANAN KOTRIMOKSAZOL PADA KEHAMILAN :
SISTEMATIK REVIEW DAN META ANALISIS
Kotrimoksazol (trimetoprim-sulfametoksazol) adalah salah satu antibiotika yang aman,
efektif, dan merupakan kombinasi antibiotik yang banyak diresepkan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, parasit, dan jamur. Bagi orang yang terinfeksi HIV, kotrimoksazol diberikan sebagai profilaksis untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi oportunistik patogen seperti Pneumocystis jirovecii dan Toxoplasma gondii. Bagi ibu hamil yang terinfeksi HIV, penggunaan kotrimoksazol sebagai profilaksis dikaitkan dengan penurunan bayi prematur dan kematian bayi yang terkena HIV. Sejak tahun 2006, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa profilaksis kotrimoksazol harus diberikan kepada semua orang yang terinfeksi HIV dengan jumlah CD4 350 mm3. Menurut FDA, kotrimoksazol termasuk dalam kelas D obat-obat bagi ibu hamil. Yang artinya, terbukti positif berbahaya bagi janin. Namun, potensi manfaat obat menjamin penggunaannya dalam kehamilan meski beresiko. Penelitian ini akan menganalisis data dari berbagai penelitian sebelumnya mengenai keamanan kotrimoksazol jika digunakan saat hamil dan resikonya terhadap cacat bawaan saat lahir. Subjek dalam studi ini yakni ibu hamil yang tidak menderita HIV atau adanya koinfeksi lainnya. Bayi baru lahir dari ibu yang menggunakan kotrimoksazol diamati apakah terjadi cacat saat lahir. Informasi yang diambil dari berbagai penelitian untuk studi ini adalah pengaturan populasi (ibu hamil), status koinfeksi (HIV atau non HIV), periode dan durasi paparan (trisemester konsumsi kotrimoksazol dan berapa lama) serta kondisi bayi saat lahir. Outcome primer yakni bayi yang cacat saat lahir. Outcome sekunder termasuk aborsi mendadak, keguguran, meninggal saat lahir, lahir prematur dan keracunan terkait obat. Dari berbagai studi penelitian yang dikumpulkan hanya 24 studi yang masuk dalam kriteria inklusi. Terdapat 232 bayi dengan anomali kongenital dari 4.196 wanita yang menerima kotrimoksazol selama kehamilan, 3,5% (CI 95%: 1,8% - 5,1%; p = 0,03). 3 studi melaporkan 31 bayi dengan neural tube defect yang berhubungan dengan paparan korimoksazol trimester pertama, 0,7% (CI 95%: 0,5% - 1,0%). Hasil menunjukkan bahaya penggunaan kotrimoksazol tidak signifikan terjadi pada ibu hamil yang mengkonsumsi kotrimoksazol khususnya pada ibu hamil penderita HIV. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa bukti meyakinkan berhubungan dengan keamanan penggunaan kotrimoksazol. Monitoring dan perawatan terhadap ibu hamil mengurangi efek samping jundice pada paparan kotrimoksazol pada kehamilan. Outcome primer dari cacat lahir tidak ditemukan. Namun, Outcome sekunder tetap diamati dengan hati-hati karena adanya resiko lainnya. Jadi, pada kesimpulannya kotrimoksazol tetap direkomendasikan untuk profilaksis ibu hamil yang terinfeksi HIV. Dengan terus memonitoring penggunaan kotrimoksazol dan melaporkan adanya efek samping yang terjadi sehingga dapat mengurangi kejadian yang tidak diinginkan pada janin.