Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan pada Ny”I” Akseptor Lama Implan
di Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa Brangkal Kecamatan Sooko Mojokerto.
Untuk pendokumentasian asuhan adalah sebagai berikut :

Tanggal : 05 Januari 2022 Pukul : 10.00 WIB


3.1.1 DATA SUBJEKTIF
1. Identitas istri/suami
Nama Pasien/Istri : Ny.I Nama Suami : Tn.A
Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds.Jampirogo, Rt.02, Rw.01, Kec.Sooko, Kab.Mojokerto.

2. Alasan Kunjungan
Ibu ingin mencaput KB Implan dan Mengantinya dengan Implan yang baru
karena masa pemakaian sudah habis.

3. Keluhan Utama
Tidak ada, ibu hanya ingin mencaput KB Implannya dan Mengantinya dengan
Implan yang baru

4. Riwayat Pernikahan
Status : Sah
Usia : 18 tahun
Lama : 15 tahun
5. Riwayat Obstetik
a. Riwayat mestruasi
Menarche : umur 12 tahun
Siklus : 28-30 hari, teratur
Lama haid : 5-7 hari
Banyaknya haid : banyak dihari 1 dan 2 ,mengganti pembalut 3-4x/hari
Disminorrea : kadang kadang
b. HPHT : 28 Desember 2021

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak
No Ke Usia Jenis Penolong Tempat Penyu BB/ Jk Umur ASI Nifas
lit PB
1. 1 Abortus
2. 2 9 bln Spont Bidan BPM - 3200 PR 14 thn ±6 Norm
an /48 bln al

7. Riwayat KB
a. Macam Peserta KB : Akseptor Lama KB Implan
b. Metode yang pernah digunakan :
Tahun pakai Tahun lepas Jenis alkon Keluhan Alasan lepas
2010 2011 Pil Tidal ada Ganti alkon
2011 2013 Suntik 3 Tidak ada Ganti alkon
(hanya 8 kali suntik) bulan
2013 2016 Implan-2 Nyeri Masa habis
2016 2019 Implan-2 Tidak ada Masa habis
2019 2022 Implan-2 Tidak ada Masa habis
2022 2025 Dikasi saat ini

8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung,
diabetes militus, anemia, dan penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS,
Hepatitis, gonnorea.
b. Riwayat Kesehatan Sekarng
Ibu tidak sedang menderita penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung,
diabetes militus, anemia dan penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS,
hepatitis, gonnorea.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit menahun
seperti jantung dan hipertensi, menurun seperti asma, diabetes militus,
menular seperti HIV/AIDS maupun TBC dan di dalam keluarga tidak
mempuanyai riwayat keturunan kembar.

9. Data Psikologis dan Spiritual


Hubungan klien dengan suami, keluarga dan tetangga baik. Suami
menyetujui klien untuk ber-KB. Dalam agama klien tidak ada larangan untuk
menggunakan alat kontrasepsi, Klien mengatakan merasa nyaman menggunakan
KB Implan.

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


a. Pola Nutrisi
- Pola Makan
Menu : Nasi, sayur, lauk-pauk
Jumlah : 1 porsi penuh
Pantangan : Tidak ada
Frekuensi : 2-3 kali dalam sehari
- Pola Minum
Jenis : Air putih, teh manis
Jumlah : Air Putih : 3-4 gelas/hari
Teh manis : 1 gelas/hari
b. Pola Eliminasi
BAB : Ibu BAB 1x dalam sehari, rutin pada pagi hari. Konsistensi
kadang keras.
BAK : Ibu BAK 6-7x dalam sehari.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Tidur malam pada pukul : 21.00-05.00 WIB
Ibu tidur siang sekitar 2 jam.
d. Pola Aktivitas
Ibu sebagai ibu rumah tangga saja
e. Pola Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Keramas : 2 hari sekali
Ganti Baju : 2 kali sehari
Ganti Celana Dalam: setiap dirasa tidak nyaman (4-5 kali sehari)
Sikat Gigi : 2 kali sehari
Potong Kuku : 1 minggu sekali
f. Pola Seksual
Ibu selama menggunakan alat kontrasepsi jenis Implan bisa menerima dan
mendukung, tidak ada keluhan dalam melakukan hubungan seksual

9. Pola pengetahuan ibu mengenai KB Implan


Ibu mengatakan pernah dijelaskan tentang KB Implan tersebut tentang efek
sampingnya keuntungan dan kerugian KB Implan.

3.1.2 DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat Badan : 68 kg

Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Suhu : 36,5˚C

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Bentuk : simetris
- Muka : tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum, dan
tidak pucat.
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
gangguan penglihatan, dan tidak ada secret.
b. Ekstremitas atas : Simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar betah
bening pada aksila, kuku bersih, tidak ada odema, ujung
jari tidak pucat, dan tidak ada kelainan bawaan seperti
sindaktil maupun polidaktil.
c. Ekstremitas bawah : Tidak ada odema, varises, dan refleks patella positif.

3.1.3 ANALISA DATA


Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan pada Ny”I” P10011 Usia 33
tahun Akseptor Lama Implan di Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa
Brangkal Kecamatan Sooko Mojokerto.

3.1.4 PENATALAKSANAAN
 Melakukan informed consent dan informed coise serta konseling tentang
pencabutan dan pemasangan KB implant, ibu setuju dan mengerti dengan
informasi yang dijelaskan.
 Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.
 Mempersiapkan ibu serta memberi tahu langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam pemasangan implan, ibu sudah siap untuk pemasangan alat kontrasepsi
implan dan ibu mengerti dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan.
 PERSIAPAN BAHAN DAN PERALATAN
Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalam
kondisi baik (misalnya klem harus dapat menjepit dengan kuat dan skalpel
harus tajam). Periksa alat-alat dan bahan yang akan dipakai sudah dalam
keadaan steril atau DTT.
 KONSELING SEBELUM PENCABUTAN
Sebelum mencabut kapsul, ajak klien berbicara tentang alasannya ingin
mencabut dan jawab semua pertanyaannya. Tanyakan pada klien tentang
tujuan reproduksinya (misalnya: Apakah klien ingin mengatur jarak
kehamilan atau membatasi kelahiran). Terangkan secara ringkas proses
pencabutan dan apa yang dapat diharapkan selama dan sesudah pencabutan.
 Langkah-langkah dalam pencabutan KB Implan-2
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
2. Tanyakan apa alasanya ingin mencabut imlant tersebut dan jawab semua
pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kebutuhannya
3. Tanyakan tujuan dari KB selanjutnya (apakah klien ingin mengatur jarak
kehamilan atau membatasi jumlah anak)
4. Jelaskan proses pencabutan implant dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pencabutan.
PENCABUTAN IMPLANT 2 KAPSUL
PERSIAPAN
5. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan implant
6. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
7. Minta klien untuk mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun,
serta membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun. Keringkan lengan
menggunakan kain bersih
8. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air, serta membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun (karena bisa menurunkan efektifitas
antiseptik tertentu).
9. Bantu klien naik ke meja periksa, letakkan kain yang bersih dan kering
di bawah lengan klien dan atur posisi lengan klien dengan benar
10. Raba kapsul untuk menentukan jumlah kapsul dan lokasi insisi guna
mencabut kapsul dengan menghitung jarak yang sama dari ujung kedua
kapsul (tentukan menggunakan metode pencabutan apa)
11. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didesinfeksi tingkat
tinggi sudah tersedia
 Alat yang diperlukan untuk pemasangan :
a.Bak instrumen besar
 Doek lengan berlubang steril
 Pinset anatomi
 Klem lengkung
 Klem mosquito
 Bisturi/skalpel
 Handscoon 2 pasang
b. 3 cucing steril
 1 untuk povidon iodin (betadin)
 1 untuk kasat steril
 1 untuk lidokain tanpa epinefrin
c. Spuit 5 ml
d. Implan set disposable (Disiapkan apabila ibu ingin memasang
kembali KB Implan, KB dilepas dan dipasang dengan yang
baru karena masa sudah habis)
 Implan 2 kapsul steril
 Trokat dengan pendorongnya
 Bisturi/skalpel (pisau bedah)
e. Bengkok
f. Larutan klorin 0,5%
g. Alkohol sweb
h. Kasa pembalut, band aid atau plester
i. Alas lengan
j. Clemek
k. Sabun untuk mencuci tangan
l. Lap kering/ kain bersih kering
12. Buka peralatan steril dari kemasanya
- Buka kemasan spuit 5 ml
- Patahkan ampul lidokain
- Buka alkohol sweb
- Tuangkan povidon iodin dalam cucing
- Buka kemasan band haid atau plester
- Dekatkan larutan klorin 0,5%
TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN
13. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan handuk atau kain
yang bersih
14. Gunakan clemek untuk melindungi diri dari cairan/ darah
15. Pakai sarung tangan steril atau DTT pada tangan kanan (bila terdapat
bedak di sebelah luarnya sarung tangan, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air steril atau DTT)
16. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
- Isi spuit 5 ml dengan lodokain 2-3ml, letakkan pada bak instrumen
- Dekatkan semua peralatan (Siapkan apabila ibu ingin memasang
kembali KB Implan, KB dilepas dan dipasang dengan yang baru
karena masa sudah habis)
- Gunakan sarung tangan pada tangan kiri
17. Usap tempat pemasangan menggunakan alkohol sweb, usap lagi
menggunakan kasa steril dengan larutan antiseptic (povidon
iodin/betadin), gerakkan kearah luar secara melingkar (desinfeksi)
seluas 8-13 cm dan biarkan kering
18. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan pasien,
fokuskan lubang doek tepat pada pola yang sudah ditandai. Tanpa
menyentuh barang lainnya
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK STANDAR
19. Setelah memastika (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi dari obat
anastesi. Ambil spuit yang sudah diisi lidokain 2-3ml, lakukan anastesi
lokal, dikulit tepat lokasi implan yang sudah raba
20. Suntikkan anestesi local tepat di bawah kulit intrakutan 15° pada
tempat insisi yang telah ditentukan sampai kulit sedikit
menggelembung
21. Suntikkan 0,3-0,5 cc obat anestesi pada bagian yang akan di insisi,
sambil menarik semprit ke arah tempat jarum di kulit tetapi tidak
sampai mencabut seluruh jarumnya (dengan teknik anestesi local akan
merata di sepanjang bawah kulit di mana batang implant akan dicabut)
22. Masukkan jarum dibawah implan sekitar 4 cm. Begitu juga pada sisi
yang satunya, masukan obat sebanyak 0,5 cc setiap sisi, dan sisahkan
0,5 cc obat anastesi untuk antisipasi apabila masih terasa sakit.
23. Tunggu 2-3 menit, sebelum melakukan insisi pada kulit, pastikan efek
anastesi telah bereaksi dan sensasi nyeri hilang. Lakukan uji efek
anestesinya dengan cara jepit kecil-kecil/tekan pelan menggunakan
pinset anatomi
24. Jika anasteri sudah berhasil, Buat insisi dangkal di kulit selebar 2 mm
dengan skalpel (sudut 45 derajat), pada pola yang sudah ditandai
(langkah ini dapat digantikan dengan menusukkan trokar langsung ke
lapisan di bawah kulit sub dermal)
25. Buat insisi kecil dengan bisturi dengan jarak sekitar 5mm di bawah
ujung dari kapsul yang terdekat dengan kapsul
26. Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk di cabut pertama dan
didorong pelan-pelan ke insisi hingga ujung dari kapsul tampak
27. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan bawa ke arah
insisi
28. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang melilitinya dengan
menggunakan bisturi bagian atas yang tidak tajam
29. Keluarkan kapsul dengan cara menariknya menggunakan klem/pinset,
letakkan pada mangkuk yang berisi larutan klorin 0,5 %
30. Lakukan langkah yang sama untuk kapsul berikutnya yang akan
dicabut (bila perlu suntikkan lagi anestesi)
TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN
31. Perlihatkan kedua kapsul tersebut pada klien
PEMASANGAN SETELAH PENCABUTAN IMPLAN
Bila klien ingin meneruskan memakai implan-2, maka satu set kapsul
yang baru dapat segera dipasang setelah selesai pencabutan.
32. Kapsul yang baru dapat dipasang melalui insisi dan arah yang sama
dengan yang terdahulu (asalkan posisi yang dahulu tersusun tapih)
33. Kapsul dipasang dengan arah yang berlawanan (pastikan tidak
terpasang dekat siku).
34. Insisi baru hanya dilakukan bila terlalu banyak jaringan ikat pada
tempat pemasangan pertama atau bila tidak ada tempat yang cukup
antara tempat insisi dan lipatan siku.
35. Bila pada tempat pencabutan tidak memungkinkan untuk dipasang lagi
atau atas permintaan klien, maka pemasangan satu set kapsul yang baru
dapat dilakukan pada lengan yang lain.
TINDAKAN SETELAH PEMASANGAN KAPSUL
36. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid atau plester
37. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
38. Beri petunjuk pada pada klien cara memerawat luka (misalnya bila ada
nanah, atau darah, atau keluar dari luka insisi, klien harus segera
kembali ke klinik )
39. Sedot larutan klorin 0,5% kedalam lubang semprit keluar lagi, lalu
lepaskan jarum dari tabung tersebut
40. Buang jarum di wadah khusus (terbuat dari bahan yang sulit rusak oleh
benda tajam) buang tabung semprit dan pendorongnya di tempat
sampah medis
41. Letakkkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
42. Buang peralatan yang sudah dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas,
sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
43. Celupkan tangan yang terbungkus sarung tangan kedalam larutan klorin
kemudian lepas secara terbalik dan rendam selama 10 menit
44. Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian, keringkan dengan handuk
atau kain bersih
45. Bereskan semua peralatan yang belum dipakai, kembalikan pada
tempatnya
46. Buat rekam medic tentang pemasangan implant, lakukan pencatatan,
pada buku register/catatan akseptor
47. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang
KONSELING SETELAH PEMASANGAN IMPLANT
48. Lengkapi rekam medic dan gambar posisi implant
49. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping (segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat/ datang kembali)
50. Beri tahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control (1
minggu setelah pemasangan/ apanila ada keluhan)
51. Ingatkan kembali masa pemakaian implant 2 tahun (perhatikan
tergantung jenisnya), cara kerja/ efektifitasnya 48 jam/ 2 hari. Jika ibu
mau besenggama gunakan KB alamiah dulu
52. Yakinkan pada klien ia dapat keklinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medic atau bila menginginkan pencabutan
kembali implant tersebut
53. Mintalah klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan (supaya kita tau bahwa klien sudah paham)
54. Berikan kesempatan pada klien dan suaminya untuk bertanya, berikan
jawaban sesuai kebutuhanya
55. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang, untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain
sebelum memulangkan klien.
- Pastikan luka kering dan bersih
- Implan 2 batang masanya 2 tahun
- Dalam 3 hari ini ibu tidak boleh berkegiatan berat agar kapsul tidak
lepas
56. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
PETUNJUK PERAWATAN LUKA INSISI DIRUMAH
57. Mungkin akan terdapat memar, bengkak, nanah atau sakit di daerah
insisi selama beberapa hari. Ini normal.
58. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam
dan biarkan band aid di tempatnya sampai luka insisi sembuh
(umumnya 3-5 hari).
59. Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di
daerah tersebut atau menambahkan tekanan.
60. Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan
dibersihkan dengan tekanan normal
61. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi
kemerahan dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari,
segera kembali ke klinik.
BILA TERJADI INFEKSI
62. Obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal (Obat
antibiotik, penghilang nyeri)
63. Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua
kapsul
 KIE tentang jadwal kunjungan ulang. Kontrol pertama kali ke tempat
pelayanan setelah 3 hari dari waktu pemasangan implan karena untuk
mengkaji luka insersi dan implan terpasang dengan baik. Kontrol ke pelayanan
kesehatan bila ada keluhan pasca pemasangan implan (Amenore yang disetai
nyeri perut bagian bawah hal ini perlu diperiksakan untuk mendiagnosa ada
tidaknya klien terjadi kehamilan ektopik. Rasa nyeri pada lengan, perlu
ditanyakan ini salah satu tanda apapbila terjadi infeksi pada daerah insersi.
Luka bekas insersi mengeluarkan darah atau nanah, jika terjadi infeksi maka
perlu tindakan pencabutan Implan). Ke pelayanan kesehatan 1 tahun sekali dan
bila akseptor akan dipindah alamat. Periksa ketempat pelayanan setelah 3
tahun jika implan akan dilakukan pencabutan
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan pada Ny”I” P10011
Usia 33 tahun Akseptor Lama Implan di Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa
Brangkal Kecamatan Sooko Mojokerto. Penulis dapat menyimpulkan hasil dari data tinjauan
kasus dengan tinjauan teori antara lain :

4.1 Data Subjektif


Pada data subjektif tinjauan kasus di dapatkan data, Ibu ingin mencaput KB Implan
dan Mengantinya dengan Implan yang baru karena masa pemakaian sudah habis. Saat ini
ibu tidak ada keluhan, ibu hanya ingin mencaput KB Implannya dan Mengantinya dengan
Implan yang baru, ibu memiliki dua orang anak dan anak pertama mengalami abortus,
anak kedua perempuan usia 14 tahun. Ini adalah pemasangan KB Implan yang ke 4 kali,
ibu pernah menggunakan KB Pil pada tahun 2010-2011, setelah itu berganti ke KB Suntik
3 bulan pada tahun 2011-2013 jadi 8 kali suntik, dan berganti lagi pada tahun 2013-2022
menggunakan KB Implan-2 yang masanya 3 tahun yang sudah digunakan ibu 4 kali
pemasangan, yang pertama pada tahun 2013-2016 ibu merasa nyeri pada luka insersi, yang
ke dua pada tahun 2016-2019, yang ketiga pada tahun 2019-2022 dan ke empat yaitu
sekarang pada tahun 2022-2025. Ibu didalam keluarga tidak pernah menderita penyakit
menahun seperti jantung dan hipertensi, menurun seperti asma, diabetes millitus, menular
seperti HIV/AIDS maupun TBC, dan didalam keluarga tidak mempunyai riwayat
keturunan kembar. Ibu mengatakan nyeri pada luka insersinya oleh bidan diberikan terapi
asam mefenamat, serta memberitaukan pada ibu bahwa nyeri pad luka insersi itu hal yang
normal. Hanya saja dianggap tidak normal jika sudah 3 hari belum membai dan keluar
nanah dari luka insersi atau disebut juga Infeksi pada daerah insersi (Sri Handayani, 2014).
Ini adalah hal yang normal karena ada beberapa efek samping dari pemasangan KB
Impan, dan nyeri adalah efek samping yang normal. Tetap lakukan kunjungan ulang
apabila rasa sakit tidak kunjung hilang (Suratun, 2012). Hasil dari anamnesa tidak ada
masalah dalam akseptor implan ibu, dan keluhan yang dirasakan ibu merupakan suatu hal
yang fisiologis terjadi, sehingga dari hasil fakta dan teori dalam tinjauan kasus penulis
menemukan tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
4.2 Data Objektif
Didapatkan dari data objektif bahwa hasil dari pemeriksaan umum adalah sebagai
berikut : K/U baik, kesadaran composmentis, BB: 68 kg, TTV : TD: 110/70 mmHg, Suhu:
36,5o C, Muka tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum, dan tidak pucat, tidak ada
nyeri tekan. Pada Ekstremitas atas simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar betah bening
pada aksila, kuku bersih, tidak ada odema, ujung jari tidak pucat, dan tidak ada kelainan
bawaan seperti sindaktil maupun polidaktil. Ekstremitas bawah tidak ada odema, varises,
dan refleks patella positif. Dari hasil yang didapatkan Ny “I”. TTV dalam batas normal,
pada ekstermitas atas tidak ditemukan kelainnan atau nyeri tekan. Disini dapat dilakukan
pemasangan implan pada lengan yang jarang digunakan beraktivitas, kebanyakan pada
lengan kiri (DPPKBPMD, 2021). Pemeriksaan Fisik dalam batas normal, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada pemeriksaan yang mengarah ke hal-hal yang bersifat patologis.
Sedangkan menurut diagnosis di Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko Ny.”I” P10011
Usia 33 tahun Akseptor Lama Implan. Dari hasil fakta dan teori dalam tinjauan kasus di
temukan tidak ada kesenjangan.

4.3 Analisa Data


Analisa data dengan cara diagnosa ditegakkan berdasarkan data subjektif dan
obyektif dapat di simpulkan bahwa Ny”I” P10011 Usia 33 tahun Akseptor Lama Implan di
Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa Brangkal Kecamatan Sooko Mojokerto.
Merupalan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data
subjektif dan objektif dalam pendokumentasian kebidanan. Diagnosa : Ny. ... PAPIAH
usia ... tahun, akseptor KB ... (Saifudin, 2012). Sehingga tidak ada kesenjangan antara
kasus dengan teori

4.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah dilakukan oleh
penulis. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny”D” adalah sebagai berikut : Melakukan
informed consent dan informed coise serta konseling tentang pencabutan dan pemasangan
KB implant, ibu setuju dan mengerti dengan informasi yang dijelaskan.
Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ibu
mengerti dengan informasi yang diberikan. Mempersiapkan ibu serta memberi tahu
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pemasangan implan, ibu sudah siap untuk
pemasangan alat kontrasepsi implan dan ibu mengerti dengan langkah-langkah yang sudah
dijelaskan (Persiapan pencabutan implant 2 kapsul, Tindakan sebelum pencabutan,
Pencabutan kapsul dengan teknik standar, Tindakan setelah pencabutan, Pemasangan
setelah pencabutan implant, Tindakan setelah pemasangan kapsul, Konseling setelah
pemasangan implant, Petunjuk perawatan luka insis dirumah, Bila terjadi infeksi). KIE
Jadwal kunjungan ulang, Kontrol pertama kali ke tempat pelayanan setelah 3 hari dari
waktu pemasangan implan karena untuk mengkaji luka insersi dan implan terpasang
dengan baik, Kontrol ke pelayanan kesehatan bila ada keluhan pasca pemasangan implan
(Amenore yang disetai nyeri perut bagian bawah hal ini perlu diperiksakan untuk
mendiagnosa ada tidaknya klien terjadi kehamilan ektopik. Rasa nyeri pada lengan, perlu
ditanyakan ini salah satu tanda apapbila terjadi infeksi pada daerah insersi. Luka bekas
insersi mengeluarkan darah atau nanah, jika terjadi infeksi maka perlu tindakan
pencabutan Implan). Ke pelayanan kesehatan 1 tahun sekali dan bila akseptor akan
dipindah tempat. Periksa ketempat pelayanan setelah 3 tahun jika implan akan dilakukan
pencabutan (Suratun, 2012). Dengan demikian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
tinjauan teori dan tindakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penatalaksanaan antara tinjauan kasus pada Ny.“I” P10011 usia 33 tahun
Akseptor Lama Implant di Ruang Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa Brangkal,
Kecamatan Sooko Mojokerto, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

5.1.1 Data Subjektif


Pada data subjektif didapatkan kasus Ny.”I” P10011 Usia 33 tahun ingin
mencabut KB Implannya karena masa pemakaiannya sudah habis 3 tahun. Ini adalah
pemasangan KB Implan yang ke 4 kali, ibu pernah menggunakan KB Pil pada tahun
2010-2011, setelah itu berganti ke KB Suntik 3 bulan pada tahun 2011-2013 jadi 8
kali suntik, dan berganti lagi pada tahun 2013-2022 menggunakan KB Implan-2
yang masanya 3 tahun yang sudah digunakan ibu 4 kali pemasangan, yang pertama
pada tahun 2013-2016 ibu merasa nyeri pada luka insersi, yang ke dua pada tahun
2016-2019, yang ketiga pada tahun 2019-2022 dan ke empat yaitu sekarang pada
tahun 2022-2025.

5.1.2 Data Objektif


Pada data objektif didapatkan hasil setelah dilakukan pemeriksaan, hasil
pemeriksaan umum yaitu : K/U baik, kesadaran composmentis, BB: 68kg, TTV :
TD: 110/70 mmHg, Suhu: 36,5 C, Muka tidak ada odema, tidak ada cloasma
gravidarum, dan tidak pucat, tidak ada nyeri tekan. Pada Ekstremitas atas simetris,
tidak teraba pembesaran kelenjar betah bening pada aksila, kuku bersih, tidak ada
odema, ujung jari tidak pucat, dan tidak ada kelainan bawaan seperti sindaktil
maupun polidaktil. Ekstremitas bawah tidak ada odema, varises, dan refleks patella
positif.

5.1.3 Analisa Data


Analisa data pada Ny”I” P10011 Usia 33 tahun Akseptor Lama Implan di Ruang
Poned UPT Puskesmas Sooko, Desa Brangkal Kecamatan Sooko Mojokerto.
5.1.4 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada rencana asuhan kebidanan yang sudah dilaksanakan
adalah : Melakukan informed consent dan informed coise serta konseling tentang
pencabutan dan pemasangan KB implant. Menginformasikan kepada ibu tentang
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Mempersiapkan ibu serta memberi tahu
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pemasangan implan (Persiapan
pencabutan implant 2 kapsul, Tindakan sebelum pencabutan, Pencabutan kapsul
dengan teknik standar, Tindakan setelah pencabutan, Pemasangan setelah
pencabutan implant, Tindakan setelah pemasangan kapsul, Konseling setelah
pemasangan implant, Petunjuk perawatan luka insis dirumah, Bila terjadi infeksi).
KIE Jadwal kunjungan ulang

5.2 SARAN
Dari hasil penulisan diatas ini diharap dapat memberi wawasan/masukan dalam
pelayanan asuhan kebidanan keluarga berencana dan semoga bermanfaat bagi tempat
praktik, bagi pasien, bagi institusi pendidikan dan bagi mahasisa maupun orang yang
membacanya. Dan penulis mengharapkan saran untuk kemajuan pelayanan, saran yang
membangun sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai