Anda di halaman 1dari 150

Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan

Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras

SKRIPSI

Oleh :

Zulfahani
161101001

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


iii

Universitas Sumatera Utara


Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil a’lammiin....

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perilaku Ibu

Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas

Pagurawan, Kec. Medang Deras. Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dukungan dan doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta,

terkhusus Ayah saya Sangkot Asty dan Ibu saya Mahlian Ira yang senantiasa

memberikan bantuan, dukungan material, dan doa demi kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini, terimakasih juga saya ucapkan kepada Kakak saya yang

selalu menemani dan membantu saya selama proses pengerjaan dan kedua Adik laki-

laki saya dan seluruh keluarga besar saya yang telah berpartisipasi dan selalu

menghibur saya disetiap kesulitan yang saya alami dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen pembimbing akademik saya.

Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan 1 Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep.,

Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan

iv

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara, Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep.,

Sp.Mat Selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan perhatian dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

dalam memberikan masukan, arahan, dukungan serta bimbingan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, selaku Dosen Penguji II saya dan

Bapak Ismayadi S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen Penguji III yang telah

memberikan saran dan arahan untuk memperbaiki skripsi ini menjadi lebih

baik.

5. Semua teman dekat saya Sheila Syakila Tanjung, Wulandari Siagian, Yunda

Dela Basrina, dan teman satu grup yang berjumlah tujuh orang, teman-teman

satu dosen pembimbing saya yang telah membantu dan menyemangati saya

selama proses penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya, dan

penulis juga menerima saran yang membangun dari semua pihak untuk hasil yang

lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Medan, Agustus 2020

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman pengesahan sidang hasil penelitian ................................................... ii
Halaman pernyataan orisinalitas skripsi .......................................................... iii
Prakata .............................................................................................................. iv
Daftar isi ........................................................................................................... vi
Daftar skema .................................................................................................... viii
Daftar tabel ....................................................................................................... ix
Daftar lampiran ................................................................................................ .x

Bab I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang ...................................................................................... 1
2. Rumusan masalah................................................................................. 6
3. Tujuan penelitian.................................................................................. 6
4. Manfaat penelitian................................................................................ 6

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Perilaku Ibu Prakonsepsi ...................................................................... 8
2. Kehamilan ............................................................................................ 23
3. Kehamilan yang sehat .......................................................................... 25
4. Kebudayaan Secara Umum .................................................................. 29
5. Kebudayaan Melayu............................................................................. 35

Bab III. KERANGKA PENELITIAN


1. Kerangka Konsep ................................................................................. 39
2. Defenisi Operasional ............................................................................ 41

Bab IV. METODE PENELITIAN


1. Desain penelitian .................................................................................. 43
2. Populasi, sampel, teknik sampling ....................................................... 43
3. Lokasi dan waktu penelitian................................................................. 45
4. Pertimbangan etik................................................................................. 46
5. Instrumen penelitian ............................................................................. 47
6. Validitas dan reliabilitas....................................................................... 50
7. Pengumpulan data ................................................................................ 50
8. Analisa data .......................................................................................... 51
9. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 51

Bab V. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil penelitian..................................................................................... 53

vi

Universitas Sumatera Utara


2. Pembahasan .......................................................................................... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan .......................................................................................... 89
2. Saran..................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep ............................................................................. 40

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kecukupan gizi yang dianjurkan perhari bagi wanita tidak hamil

dan pada saat hamil

Tabel 1 Defenisi Operasional

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demogrfi ibu

prakonsepsi

Tabel 2 Kategori Pengetahuan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu

Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pengetahuan Ibu

Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Tabel 3 Kategori Sikap Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Sikap Ibu

Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Tabel 4 Kategori Tindakan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Tindakan Ibu

Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Tabel 5 Kebiasaan yang Dilakukan Ibu Sebelum dan Pada Saat Hamil

Sesuai Budaya Melayu

Tabel 6 Pantangan Makanan Ibu Hamil dan Pengaruh yang Terjadi

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Data Demografi Responden

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Perilaku Ibu Prakonsepsi (KPIP)

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Uji Validitas

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas

Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Lampiran 8. Master Tabel Demografi Dan Hasil Perilaku Ibu Prakonsepsi

Lampiran 9. Master Tabel Data Pengetahuan Ibu Prakonsepsi

Lampiran 10. Master Tabel Data Sikap Ibu Prakonsepsi

Lampiran 11. Master Tabel Data Tindakan Ibu Prakonsepsi

Lampiran 12. Daftar Rwayat Hidup

Universitas Sumatera Utara


Judul : Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat
Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan
Kec. Medang Deras
Nama : Zulfahani
NIM : 161101001
Program : S1 Keperawatan
Tahun Akademik : 2019/2020

ABSTRAK

Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari
tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, perilaku ibu prakonsepsi merupakan
segala sesuatu yang dilakukan oleh wanita usia subur budaya melayu sebelum
terjadinya kehamilan yang dapat mempengaruhi status kesehatan kehamilannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu
prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu di Puskesmas
Pagurawan Kec. Medang Deras. Desain penelitian ini studi deskriptif dengan jumlah
sample 80 responden dengan metode pengambilan sampel yaitu purposive sampling,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu prakonsepsi memiliki
pengetahuan yang baik (76%), sikap positif (55%), dan tindakan dalam perawatan
prakonsepsi cukup (80%). Berdasarkan hasil penelitian persepsi masyarakat melayu
terhadap kehamilan yang sehat masih mempercayai dan mengikuti tradisi adat
melayu, diantaranyamenjaga beberapa pantangan makanan yang dipercayai dapat
menyebabkan kehamilan tidak sehat/bermasalah, kemudian melakukan syukuran 3
bulanan, menggunakan jimat-jimatan tradisi adat melayu seperti gunting yang
dimasukkan ke kantong baju, paku di letakkan ke rambut, memakai gelang dari
jerangau, bedak dari bahan rempeh-rempah, pilis diletakkan ke kening, dan mandi air
limau sewaktu mengandung 7 bulan. Saran dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi perawat dan petugas kesehatan di unit layanan primer
untuk meningkatkan peran sertanya dimasyarakat dalam memberikan asuhan
keperawatan prakonsepsi dan memberikan pendidikan kesehatan kepada wanita usia
subur tentang pentingnya perawatan ibu sebelum kehamilan untuk melahirkan bayi
sehat.

Kata Kunci : perilaku ibu, prakonsepsi, budaya Melayu

xi

Universitas Sumatera Utara


xii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang wanita

karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak lahirnya

janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti, 2014). Ketika

seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah komitmen

untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi perhatian serius

karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan kesehatan ibu, pertumbuhan dan

perkembangan janin, proses persalinan, serta mengurangi resiko kelahiran abnormal

pada janin. Kehamilan yang sehat didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan

sebelum kehamilan. Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi

kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandungan (Pujiastuti,

2014)

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi

kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam

rahim, sehingga selama masa prakonsepsi disarankan agar calon ibu dapat menjaga

pola hidup sehat (Johnson, 2016). Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi

Universitas Sumatera Utara


2

kehamilan dengan rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi,

tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100

hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu. Sangatlah penting untuk mempersiapkan

kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi, kebiasaan yang dapat

menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras, polusi, lingkungan sehari-

hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan tingkat stress. Kesiapan ibu dalam

menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan

tubuh pada perubahan-perubahan pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah

risiko keguguran, persalinan premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress,

kematian janin mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang

bermasalah pada saat hamil (Chandranipapongse dan Koren, 2013)

Beberapa Studi di Eropa dan AS menunjukkan bahwa wanita yang

merencanakannya kehamilan lebih cenderung mengadopsi perilaku prakonsepsi yang

lebih sehat,termasuk asupan asam folat, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi

alkohol (Backhausen et al, 2014). Sebuah penelitian cross-sectional Denmark dengan

258 wanita hamil menemukan bahwa wanita dengan kehamilan yang terencana lebih

mungkin untuk mengkonsumsi asam folat (57% berbanding 2%) dan melaporkan

lebih sedikit mengkonsumsi minuman keras (20% berbanding 31%). Studi ini

menemukan perbedaan yang signifikan dalam perilaku kesehatan prakonsepsi antara

kehamilan yang direncanakan dan tidak direncanakan (Stern et al, 2016).

Universitas Sumatera Utara


3

Di Amerika Serikat, dalam 25 tahun terakhir, tingkat kematian ibu dengan

kehamilan yang tidak direncanakan, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan bayi

premature terus meningkat hingga dua kali lipat. Angka ini memiliki implikasi sosial

dan ekonomi yang signifikan, misalnya jumlah bayi yang dilahirkan premature di AS

tahun 2000 dan 2010 menunjukkan peningkatan lebih dari 3 % dan pada tahun 2010

angka kelahiran premature adalah 12% angka kelahiran hidup (Helen, dkk. 2015).

Kurang energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang sering

terjadi pada WUS. Prevalensi KEK pada WUS di Indonesia menurut Indeks

Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 menunjukkan angka sebesar

20,97% sementara untuk provinsi Sumatera Utara sebesar 17,61% Dampak dari

wanita yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan terjadinya anemia,

kematian pada ibu saat melahirkan, kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR),

kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie, dkk. 2016).

Menjaga jarak kehamilan merupakan salah satu upaya mempersiapkan

kehamilan dengan baik, di Kabupaten Tegal 2017 presentase responden yang pernah

menggunakan KB dan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan cukup tinggi

(78,6%). Hal tersebut menunjukkan responden mengalami kegagalan KB, kegagalan

KB disebabkan karena akseptor tidak patuh maupun ketidaksempurnaan dalam

menggunakan alat kontrasepsi (Dixit et al, 2012). Data tersebut

menggambarkanbahwa tingkat pengetahuan calon ibu mengenai pengetahuan

prakonsepsi masih rendah. Menurut Sariyati (2015) semakin tinggi pengetahuan

Universitas Sumatera Utara


4

seseorang maka akan semakin tinggi pula seseorang tersebut sadar akan pentingnya

kesehatan dalam hal ini merencanakan kehamilan. Perawatan kehamilan

dimasyarakat sangat dipengaruhi beberapa aspek seperti aspek sosial, ekonomi,

pendidikan dan budaya (Rahim, dkk. 2013).

Masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang bersumberkan

dari ajaran agama Islam, tradisi masyarakat melayu yang religious menjadi ciri

penting orang melayu (Junitia, 2017). Pantang larang merupakan salah satu adat yang

dijunjung tinggi oleh budaya melayu. Hal tersebut berarti bahwa pantang larang

sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dan dianggap sebagai sarana yang paling

tepat untuk penyampaian nasihat. Masyarakat mempercayai mitos yang beredar di

wilayahnya yang merupakan tinggalan nenek moyang yang dipercayai dapat

memperlancar proses kehamilan dan persalinan (Mayasari, 2010).

Menurut hasil penelitian di beberapa wilayah di Indonesia, faktor sosial budaya

terutama mitos merupakan salah satu penyebab terjadinya komplikasi ibu hamil,

bersalin dan nifas. Mitos-mitos dalam kehamilan ini dapat memberikan pengaruh

baik maupun buruk, salah satu contoh faktor sosial budaya di masyarakat yang masih

melekat sampai saat ini adalah masih banyak ibu hamil yang jarang memeriksakan

kehamilannya (Sholihah dan Sartika, 2014).

Kemudian beberapa mitos dan pantangan/larangan yang masih diyakini

masyarakat melayu sampai saat ini menurut penelitian Junitia (2017) seperti minum

air kelapa dipercayai dapat mempercepat persalinan, membawa gunting di kantung

Universitas Sumatera Utara


5

baju dan menggunakan gelang dari jerangau agar janin terhindar dari marabahaya dan

makhluk halus, minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi, sering makan

jambu putih karena dipercaya kulit anak yang lahir akan putih kelak, ibu hamil tidak

boleh makan tapai karena menyebabkan kandungan lemah, nenas, durian, nangka dan

kangkung dipercayai dapat menyebabkan keguguran dan ibu mudah untuk masuk

angin, pisang dipercayai anak yang dilahirkan kelak akan menempel satu sama lain

dan juga menjadi anak nakal kelak, telur itik membuat susahnya melahirkan,

makanan seafood seperti udang, kepiting, kerang dan ikan pari menyebabkan

kolesterol dan gatal-gatal pada perut ibu. Mitos tentang kehamilan yang telah beredar

di masyarakat akan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kesehatan

kehamilannya.

Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan

perilaku masyarakat terhadap kehamilan. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk

berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol yang dimiliki oleh masyarakat.

(Annisa dan Ike, 2010). Persiapan yang baik akan menghasilkan kehamilan yang

sehat dan dengan mengikuti pola hidup sehat maka kehamilan akan berjalan dengan

baik dan dapat menghindari timbulnya depresi setelah kelahiran ataupun kesulitan

menyusui (Wendy, 2007).

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi calon ibu hamil untuk

mempersiapkan kehamilan yang sehat yang di landasi dengan pengetahuan dan

perilaku yang baik selama masa prakonsepsi untuk meningkatkan derajat kesehatan

Universitas Sumatera Utara


6

ibu dan janin serta mencegah terjadinya berbagai komplikasi selama masa kehamilan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini

adalah “bagaimana perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan

budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras?”.

3. Tujuan Penelitian

3.1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di

Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras.

3.2. Mengidentifikasi sikap ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di


Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras.

3.3. Mengidentifikasi tindakan ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di


Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras.

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada:

4.1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan program

bagi pelayanan kesehatan ibu khususnyapada prakonsepsi, hal ini dapat

Universitas Sumatera Utara


7

menjadi dasar penyusunan panduan dalam program menentukan perilaku ibu

prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat di Puskesmas.

4.2. Masyarakat

Hasil penelitian ini merupakan fakta-fakta yang ditemukan pada masyarakat

Melayusebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan bagi ibu

prakonsepsi dalam merencanakan dan mempersiapkan kehamilan yang

sehat.

4.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi peneliti berikutnya

dalam melaksanakan penelitian di bidang kesehatan lebih lanjut khususnya

tentang perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan

budayaMelayu.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku Ibu Prakonsepsi

1.1 Definisi

Perilaku terdiri dari tiga komponen yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan

(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek.

Sikap adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun

perasaantidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek. Sikap merupakan perasaan

positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur

melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang

terhadap objek, orang dan keadaan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan suatu

kesiapan bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek.

Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi

sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tingkatan yaitu persepsi (perception)

yaitu mengenal dan memilih berbagai objek yang akan dilakukan,

Universitas Sumatera Utara


9

respon terpimpin yaitu melakukan segala sesuatu sesuai dengan urutan yang benar,

mekanisme yaitu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, dan adaptasi yaitu

suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dan dilakukan dengan baik.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun

sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur,

yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Masa

prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan

sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana

kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut

usia. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS yang perlu

mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang

optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin, kondisi

kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses melahirkan. Masa

pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita

akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum

kehamilan (Paratmanitya, dkk. 2012).

Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan

selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko dan mengaplikasikan

gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan

kemungkinan memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk. 2016).

Universitas Sumatera Utara


10

Idealnya pasangan suami istri perlu menyiapkan diri, setidak-tidaknya tiga atau

enam bulan sebelum konsepsi, dengan cara mengontrol pola makan dan gaya hidup

yang sehat, usahakan untuk makan-makanan yang bergizi yang dibutuhkan janin

untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu perhatikan fungsi tubuh dan sadari akibat

yang timbul akibat sering mengkonsumsi pil dan stress berkepanjangan. Persiapan

yang baik akan menghasilkan kehamilan yang sehat dan dengan mengikuti pola hidup

sehat maka kehamilan akan berjalan dengan baik dan dapat menghindari timbulnya

depresi setelah kelahiran ataupun kesulitan menyusui (Wendy, 2007).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap

pasangan suami istri, baik itu secara psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal

yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010). Perencanaan kehamilan merupakan

perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman,

sehat dan diinginkan dan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya

menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya

menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas

hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).

1.2 Persiapan Kesehatan

1. Status Nutrisi

Salah satu masalah gizi yang dihadapi di Indonesia adalah masalah gizi pada

masa kehamilan, gizi prakonsepsi didefinisikan sebagai masukan makanan dan

kebiasaan makan yang dilakukan wanita usia subur yang merencanakan kehamilan.

Universitas Sumatera Utara


11

Status gizi prakonsepsi juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi. Keadaan kesehatan dan

status gizi ibu hamil ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa remaja dan dewasa

sebelum hamil atau selama menjadi Wanita Usia Subur (WUS). Kualitas bayi yang

dilahirkan sangat tergantung kepada keadaan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan

(Cetin, et al. 2009).

Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dapat menimbulkan

gangguan selama kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.

Apabila kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama maka akan terjadi

ketidakseimbangan asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi

sehingga menyebakan ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (Yuliastuti,

2013). Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang

ibu hamil menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam jangka

waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat

terpenuhi (Kemenkes, 2015).

Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK ibu hamil salah satunya disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi (energi dan protein), sehingga zat gizi

yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh

berbagai faktor, karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada

tubuhnya yaitu adanya peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam

Universitas Sumatera Utara


12

kandungannya. Faktor tersebut diantaranya adalah usia, pendidikan, absopsi

makanan, paritas, dan status ekonomi. Proporsi wanita usia subur dan wanita hamil

risiko KEK dilihat berdasarkan indikator lingkar lengan atas (LILA sebesar 24,2%),

untuk mengambarkan adaya risiko KEK pada wanita hamil digunakan batas rata-rata

LILA < 23,5 cm (Depkes, 2013).

Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu pertama

kehamilan cenderung melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum

tulang karena sistem saraf pusat sangat peka pada 2–5 minggu pertama (Arisman,

2009). Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,

cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan) dan

bayi berat lahir rendah (BBLR) di bawah 2500 gram. Efek jangka pendek KEK

diantaranya yaitu anemia, perkembangan organ tidak optimal dan pertumbuhan fisik

kurang, yang mengakibatkan kurang produktifnya seseorang, sehingga perlu ada

pencegahan terhadap kejadian KEK (Waryono, 2010).

Untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi pada seseorang maka ditetapkan Angka

Kecukupan Gizi Indonesia yang disusun oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI), Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yang dituliskan dalam buku

Gizi Ibu Hamil oleh Sayogo (2007). Adapun angka kecukupan gizi pada wanita tidak

hamil dan wanita hamil sebagai berikut (tabel 1).

Universitas Sumatera Utara


13

Tabel 1. Kecukupan gizi yang dianjurkan perhari bagi wanita tidak hamil dan pada

saat hamil

Zat Gizi Kebutuhan wanita tidak Kebutuhan wanita


hamil hamil
Energi 1900 kal (19-24th) Trimester I + 180 kal
1800 kal (30-37 th) Trimester II, III + 300
kal
Protein 50 g + 17 g

Vitamin A 500 mikrogram + 300 mikrogram RE


retinol ekivalen /RE
Vitamin D 3 mikrogram /hr -

Vitamin B1 0,5 mg/ 1000 kal + 0,4 mg

Niasin 14 mg + 4 mg

Vitamin B6 1,3 mg + 0,4 mg

Vitamin B12 2,4 mikrogram + 0,2 mikrogram

Asam Folat 400 mikrogram 200 mikrogram

Vitamin C IOM 75 mg/hari + 10 mg

Yodium/Y 150 mikrogram + 50 mikrogram

Zat Besi/Fe 26 mg Trimester II + 9,0mg

Seng/Zn 9 mg Trimester I + 1,7 mg


Trimester II + 4,2 mg
Trimester III + 9,8 mg
Selenium/Se 30 mikrogram + 5 mikrogram

Kalsium/Ca 800 mg + 150 mg

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004)

Universitas Sumatera Utara


14

Nutrisi penting yang harus di perhatikan dan dikonsumsi pada masa prakonsepsi

adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sebagai sumber

energi, vitamin A, asam folat, vitamin D, kalsium, besi, serta yodium (Badriah,

2011). Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu

hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh

kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara mengkonsumsi yang

salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu. Tablet

zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus

dikonsumsi setiap hari. Namun, karena berbagai faktor misalnya pengetahuan, sikap

dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet yang ditimbulkan dapat

memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi tablet zat besi secara benar

sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak tercapai (Yenni, 2007).

Anemia adalah keadaan dimana seseorang mempunyai kadar hemoglobin di

bawah nilai normal berdasarkan jenis kelompok umur dan jenis kelamin. Untuk

subyek WUS dikategorikan anemia bila kadar Hb kurang dari 12,0 g/dl. Kurang

vitamin A apabila kurang dari 20 ug/dL. Sedangkan kategori kurang feritin apabila

kadar serum feritin kurang dari 15µg/l (Depkes, 2013). Menurut Setianingrum (2015)

dikatakan bahwa seorang ibu hamil menderita anemia bila kadar hemoglobinnya

dibawah 11 gr %. Kadar hemoglobin yang tidak normal pada ibu hamil dapat

menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), gangguan

perkembangan otak, dan risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan

Universitas Sumatera Utara


15

bisa menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil menderita anemia berat.

Keadaan ini terjadi karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta

yang akan mempengaruhi fungsi plasenta terhadap janin (Depkes RI, 2016).

Status gizi ibu selama masa pembuahan dan pada saat hamil juga mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung sehingga gizi ibu hamil akan menentukan

berat bayi yang akan dilahirkan, maka dari itu pentingnya pemantauan gizi pada ibu

hamil harus sangat diperhatikan (Kristyanasari, 2010).

2. Faktor Psikologis (Mental)

Waspadai beberapa penyakit kelainan jiwa yang diturunkan, misalnya

schizophrenia yang dapat menggaggu keharmonisan rumah tangga.

a. Stressor internal: pemicunya adalah karena faktor dari ibu sendiri

b. Stressor eksternal: Pemicunya berasal dari luar diri ibu seperti status

sosial, mal adaptasi, kasih sayang, relationship, support mental, broken

home, respon negatif dari lingkungan.

c. Dukungan keluarga: Ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang

intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih

sayang.

d. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan: Efek yang muncul apabila

ibu mengalami kekerasan dalam rumah tangganya adalah gangguan

rasa nyaman, dan sewaktu-waktu ibu akan mengalami perasaan

Universitas Sumatera Utara


16

terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janinnya.

3. Faktor fisik meliputi:

Status kesehatan pemeriksaan kandungan meliputi:

a. Keadaan organ kelamin dalam harus diperiksa secara sistematis.

b. Keadaan organ kelamin luar: Keadaan kelamin luar diperiksa untuk

memastikan apakah ada penyakit Condyloma acuminate (jengger ayam)

yang akan bertambah parah pada waktu kehamilan dan dapat menular ke

bayi sehingga terjadi papilloma laring (daging tumbuh pada saluran

pernafasan).

c. Pemeriksaan saluran kemih: riwayat haid perlu diketahui dengan baik,

misalnya jarak antara hari pertama haid, usia pertama kali haid, nyeri haid

(disminore), lama haid, sifat-sifat dua siklus haid sebelumnya, dan metode

kontrasepsi sebelumnya (jika ada)

(Judith, et al. 2010).

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau

penyakit yang dialami oleh ibu hamil:

a. Penyakit atau komplikasi selama masa kehamilan seperti: hyperemesis

gravidarum, pre-eklammsi/eklamsi, kehamilan ektopik, kelainan

plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dan gemelli.

Universitas Sumatera Utara


17

b. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan

kehamilan, terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat

memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat

diperberat oleh kehamilan. Salah satu contohnya adalah penyakit

kardiovaskular: penyakit jantung, hipertensi, penyakit jantung rematik,

endocarditi (Jannah, 2012).

Menurut Mirza (2008) faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi persiapan

kehamilan adalah kesiapan finansial, Persiapan finansial bagi ibu yang akan

merencanakan kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus

dipersiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan yang

dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai

persalinan.

Ada dua hal penting yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya:

1. Dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang tua, yaitu: saat hamil seperti

biaya untuk memeriksakan kehamilan (ANC), pemeriksaan penunjang

(laboratorium, USG, dan sebagainya), serta mengatasi penyakit/masalah (bila

ada).

2. Memerlukan biaya untuk persalinan (secara normal atau operasi), seperti

biaya penginapan di rumah sakit pilihan, obat-obatan, serta biaya penolong

persalinan. Kemudian setelah bayi lahir prioritas keuangan keluarga menjadi

berubah dan perlu memperhitungkan masa depan anak.

Universitas Sumatera Utara


18

Maka dari itu sangat perlu bagi calon orang tua mempersiapkan keuangan bisa

dengan cara menabung sejak jauh-jauh hari untuk dapat mempersiapkan kehamilan

dengan baik. Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang

cukup besar (Kurniasih, 2010).

1.3 Perawatan prakonsepsi

Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan

dengan tujuan mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang

optimal sebelum ia mengandung. Masalah umum dalam perawatan prakonsepsi yaitu

keluarga berencana, mencapai berat badan yang optimal, skrining dan pengobatan

untuk penyakit menular, memperbarui imunisasi yang tepat, meninjau obat untuk

efek teratogenik, konsumsi suplemen asam folat, dan pengendalian penyakit kronis

sangat penting untuk mengoptimalkan hasil kehamilan (Farahi dan Zolotor, 2013).

Pada tahun 2006, Center For Disease Control an Prevention mendefinisikan

perawatan prakonsepsi sebagai “serangkaian intervensi yang ditujukan untuk

menemukan dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial pada hasil akhir

kehamilan atau kesehatan wanita melalui pencegahan dan penatalaksanaan.” CDC

menetapkan tujuan-tujuan berikut untuk memperbaiki perawatan prakonsepsi yaitu:

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang kesehatan prakonsepsi,

dan memastikan bahwa semua wanita usia subur menerima layanan perawatan

prakonsepsi, termasuk promosi kesehatan, dan intervensi yang memungkinkan

mereka memasuki kehamilan dengan kesehatan optimal, mengurangi risiko yang

Universitas Sumatera Utara


19

diindikasikan oleh adanya penyimpangan pada hasil akhir kehamilan sebelumnya,

dan mengurangi kelainan pada kehamilan yang menyimpang.

Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan perawatan prakonsepsi untuk

kehamilan yang sehat yaitu:

Riwayat imunisasi ibu harus terpenuhi, untuk wanita usia subur suplementasi

asam folat 600 mg setiap hari harus didorong, wanita yang merencanakan kehamilan

dalam waktu dekat juga dapat didorong untuk memenuhi vitamin prenatal,

mengkonsumsi obat dan suplemen tidak dianjurkan secara berlebihan kecuali atas

resep dokter, penyalahgunaan obat-obatan merupakan masalah yang semakin

meningkat dan perlu di evaluasi secara khusus, kondisi kronis yang sering terjadi

pada ibu seperti hipertensi dan diabetes memiliki potensi dampak buruk yang

signifikan pada ibu dan janin jika tidak dikontrol sebelum dan selama kehamilan.

Tingkat kesehatan, riwayat keluarga, dan sosial budaya dapat menjadi faktor penting

dalam perencanaan kehamilan, lingkungan dan pekerjaan ibu sehari-hari juga harus di

perhatikan (Helen, dkk. 2015).

Perawatan prakonsepsi memiliki efek positif pada berbagai aspek kesehatan

antara lain adalah mengurangi angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan

yang tidak diinginkan, mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan dan

persalinan, bayi lahir mati, lahir prematur dan berat bayi lahir rendah, mencegah cacat

lahir, mencegah infeksi neonatal, mencegah stunting, mencegah penularan HIV/IMS,

menurunkan risiko beberapa bentuk kanker pada anak, menurunkan risiko diabetes

tipe 2 dan kardiovaskular penyakit di kemudian hari (CDC, 2006)

Universitas Sumatera Utara


20

1.4 Konseling Prakonsepsi

Konseling dalam keperawatan merupakan salah satu komponen penting dalam

proses keperawatan dan pendidikan kesehatan. Konseling mencerminkan hubungan

perawat dan klien, komunikasi terapeutik, serta pelayanan yang berorientasi pada

masalah. Konseling dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pelayanan

keperawatan, yaitu memberi petunjuk kepada individu untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku konstruktif yang berguna untuk mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatannya (Tamsuri, 2008). Tenaga Kesehatan

mempunyai kewajiban membimbingdan membantu klien dalam memecahkan

masalah melalui program konseling (Priyanto, 2009).

Konseling prakonsepsi memainkan peran utama dalam mempersiapkan

kehamilan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memodifikasi risiko yang

berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum ibu hamil

(Walfisch dan Koren, 2011). Selama ini, banyak orang yang kurang memahami

pentingnya kondisi-kondisi pada masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga

para calon ibu hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan

saja. Hal ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisi-

kondisi prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap

mereka (Sujiono, 2004).

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) (2006) Pada saat

wanita menyadari bahwa mereka hamil 1 sampai 2 minggu setelah terlambat haid

Universitas Sumatera Utara


21

maka medulla spinalis janin telah terbentuk dan jantung telah berdenyut. Karena itu,

banyak strategi pencegahan, misalnya asam folat untuk mencagah cacat tabung saraf

(neural-tube), diperkirakan hampir separuh dari semua kehamilan yang tidak

direncanakan, dan kehamilan inilah yang mungkin berisiko paling besar. Kehamilan

yang tidak diharapkan lebih besar kemungkinannya terjadi pada wanita muda atau

lajang, memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, merokok, minum alkohol, atau

memakai obat-obatan terlarang, dan tidak mendapatkan asam folat (Cunningham,

dkk. 2015).

Untuk menilai efektivitas konseling prakonsepsi dalam mengurangi kehamilan

yang tidak direncanakan, Moos dkk, mempelajari efek program perawatan

prakonsepsi yang dilakukan di sebuah klinik departemen kesehatan. Sebanyak 456

wanita yang menjalani konseling prakonsepsi memperlihatkan kemungkinan 50%

lebih besar untuk melaporkan bahwa kehamilan berikutnya adalah kehamilan yang

direncanakan dibandingkan dengan 309 wanita yang mendapat perawatan kesehatan

tetapi tanpa konseling, dan kemungkinan 65% lebih besar dibandingkan dengan

wanita yang tidak mendapat perawatan kesehatan sama sekali sebelum hamil.

Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan bahwa Wanita Usia Subur

(WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49 tahun. Wanita

pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu mempersiapkan kecukupan

gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu gizi yang optimal pada wanita pranikah akan

mempengaruhi tumbuh kembang janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan

Universitas Sumatera Utara


22

keselamatan selama proses melahirkan. Upaya peningkatan pengetahuan dapat

dilakukan dengan cara memberikan pendidikan gizi (Supariasa, 2014).

Kategori lain mengenai wanita yang mungkin memerlukan konseling nutrisi

adalah wanita yang mengalami kehamilan dalam jarak yang dekat, masa remaja

dimana pengaruh utama pada hasil kehamilan adalah jumlah tahun antara menarke-

an kehamilan. Semakin pendek interval antara menarke dan kehamilan, semakin

besar potensi untuk mengalami defisiensi nutrisi. Defisiensi nutrisi juga lebih

cenderung terjadi selama kehamilan karena untuk memenuhi kebutuhan bayi yang

sedang tumbuh, wanita yang memiliki ekonomi rendah, mereka yang sudah memiliki

penyakit misalnya, diabetes dan epilepsi karena alergi makanan harus selalu

didiagnosis secara medis dan sindrom malabsorpsi, seperti penyakit Crohn, colitis

ulseratif, atau fibrosis kistik, memerlukan konsultasi diet, mereka yang mengalami

gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia, nervosa, atau makan berlebihan

(binge eating) (Medforth, dkk. 2011).

Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan dalam perawatan prakonsepsi di tingkat

dasar antara lain pengkajian faktor risiko, promosi kesehatan, intervensi klinikal, dan

psikososial. Perawat harus memiliki akses, seperti informasi tentang perawatan

sebelum konsepsi untuk memberikan anjuran/nasihat kepada calon ibu, mengevaluasi

kehamilan dan bila menemukan suatu kelainan, dapat merujuk ke dokter spesialis

yang lebih kompeten sedini mungkin. Dari peran perawat yang dilakukan tersebut,

Universitas Sumatera Utara


23

diharapkan dapat menghasilkan sebuah kehamilan yang sehat pada pasangan usia

subur (Regina, 2011).

2. Kehamilan

2.1 Defenisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015). Menurut Departemen Kesehatan RI (2007)

kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/trimester pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,

triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9.

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya

sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi) berlangsung selama 40

minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan

sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal

bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Kamariyah,

dkk. 2014).

Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu

hamil sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat

menjalani proses kehamilan hingga melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana,

Universitas Sumatera Utara


24

2015). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dalam keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan

normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir,

namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2011).

Kehamilan merupakan proses alamiah, akan tetapi dalam perjalanannya kehamilan

dapat berkembang menjadi suatu permasalahan atau dapat menimbulkan komplikasi,

sehingga perlu pemantauan selama kehamilan untuk melihat kesejahteraan ibu dan

janin. Beberapa indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin adalah dengan

mengukur berat badan, tekanan darah, dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali

kunjungan (Yulifah, dkk. 2009).

Kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang terjadi bukan dikarenakan ibu

sedang menginginkan untuk memiliki anak, kehamilan tidak direncanakan dapat

disebabkan dari perilaku yang tidak sehat atau kondisi sebelum dan saat hamil seperti

korban pemerkosaan, kurangnya pengetahuan ibu tentang kontrasepsi, banyak anak,

usia relatif muda, pasangan tidak bertanggungjawab, kehamilan tidak direncanakan

sangat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan suatu negara. Hal

tersebut dikarenakan kehamilan tidak direncanakan lebih banyak menimbulkan

kerugian seperti kesehatan ibu yang cenderung mengalami komplikasi saat kehamilan

serta kehidupan sosial ekonomi. Ibu hamil yang tidak direncanakan cenderung untuk

menghindari layanan kesehatan baik untuk pemeriksaan ANC, bersalin maupun

Universitas Sumatera Utara


25

saatmasa nifas. Hal tersebut mengakibatkan kesehatan ibu dan janin tidak terpantau

(Sakti, 2017).

3. Kehamilan yang sehat

Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri

setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan

kesehatan diri dalam kesehatan reproduksinya. Mereka menganggap kehamilan dan

mempunyai anak adalah hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara

khusus, padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat masa prakonsepsi.

Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining

prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap

kesehatan ibu dan anak (Lusiana, dkk. 2017).

Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah

komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil menjadi

perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan kesehatan ibu,

pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta mengurangi resiko

kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat didukung dengan adanya

pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan. Kehamilan yang sehat adalah kondisi ibu

dalam keadaan sehat serta bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan normal

(Francis dan Nayak, 2013).

Universitas Sumatera Utara


26

Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama

kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui pola hidup sehat, asupan

gizi yang baik, mengkonsumsi tablet zat besi, melakukan aktifitas olahraga,

menghindari merokok dan makan obat tanpa resep dokter. Melakukan kunjungan

minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang

perawatan yang harus dilakukan (Gulardi, 2008).

Status kesehatan ibu hamil merupakan suatu proses yang butuh perawatan khusus

agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung unsur kehidupan ibu

maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis karena ibu hamil yang pada

mulanya normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. Jika status kesehatan ibu

hamil buruk, misalnya menderita anemia maka bayi yang dilahirkan beresiko lahir

dengan berat bayi lahir rendah, bayi dengan BBLR ini memiliki resiko kesakitan

seperti infeksi saluran nafas bagian bawah dan kematian yang lebih tinggi dari pada

bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Bagi ibu sendiri anemia ini

meningkatkan resiko pendarahan pada saat persalinan dan pasca persalinan, gangguan

kesehatan bahkan resiko kematian (kusmiyati, 2009).

Anemia selama kehamilanmerupakan masalah global yang sangat berhubungan

dengan tingkat morbiditas dan mortalitas ibu, janin dan kelahiran premature.

Rendahnya kadar HB yang mengikat oksigen di dalam darah dapat menyebabkan

kekurangan oksigen pada sirkulasi ibu dan janin sehingga terjadi hipoksia janin yang

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, banyak mengkonsumsi makanan sumber

Universitas Sumatera Utara


27

protein menjaga ibu hamil dari kemungkinan terkena anemia (Ribot et al, 2013). Ibu

sering mengalami defisiensi besi pada trimester kedua dan ketiga, disaat tubuh

memerlukan banyak zat besi, sehingga meningkatkan resiko anemia (Proverawati,

2011).

3.1 Perawatan kehamilan

Merupakan salah satu faktor yang sangat perlu diperhatikan untuk mencegah

terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, di samping itu juga untuk

pertumbuhan dan kesehatan janin. Perilaku perawatan kehamilan yang diukur

merupakan tindakan yang dilakukan ibu dalam menjaga kesehatannya seperti

perawatan diri (kulit, gigi, mulut, perawatan kuku, perawatan organ intim ) payudara,

imunisasi, senam hamil, pemeriksaan kehamilan (ANC), serta gizi untuk

perkembangan janin. Perawatan kehamilan dipengaruhi oleh faktor predisposisi,

faktor pendukung dan faktor faktor penguat, seperti pengetahuan yang diperoleh

melalui pemahaman tentang perawatan kehamilan. Beberapa faktor yang turut

berpengaruh di antaranya usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, dukungan keluarga,

dan ekonomi (Gamelia, dkk. 2013).

Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa perilaku seseorang didasari oleh

beberapa faktor seperti faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.

Faktor predisposisi contohnya adalah nilai dan budaya yang dapat mempengaruhi

perawatan kehamilan salah satunya pantangan terhadap makanan tertentu (Suryawati,

Universitas Sumatera Utara


28

2007). Fasilitas kesehatan sebagai faktor pendukung juga dapat mempengaruhi

perawatan kehamilan khususnya dalam melakukan antenatal care (Kristina, 2009).

Sedangkan faktor pendorong misalnya dorongan dan dukungan dari pasangan.

Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat. Pelayanan antenatal ini

merupakan pelayanan yang diterima wanita selama kehamilan dan sangat penting

dalam membantu memastikan bahwa ibu dan janin selamat dalam kehamilan dan

persalinan (Prasojo, dkk. 2015).

Tujuan ANC (Antenatal Care) yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan

fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta proses

kelahiran bayi. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, atau obstetri

selama kehamilan. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu,

dan tumbuh kembang janin. Mengetahui persiapan persalinan serta kesiapan

mencegah komplikasi. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,

menjalankan masa nifas dengan normal, serta merawat anak secara fisik, psikologis,

dan sosial. Mempersiapkan ibu dan keluarga untuk dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan normal

(Jannah, 2012).

Universitas Sumatera Utara


29

Komponen penting dalam Antenatal care (ANC) seperti mengukur tekanan

darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan atau

infeksi, maupun deteksi dan penanganan awal terhadap anemia, pada kebijakan

program kunjungan ulang dilakukan paling sedikit 4 kali yaitu 1 x pada trimester I, 1

x pada trimester II, dan 2 x pada trimester III (Pantikawati dan Saryono, 2010).

4. Kebudayaan secara umum

4.1 Defenisi

Secara etimologis, kata culture berasal dari bahasa latin cultus, yang mengandung

penghormatan atau pemujaan. Oleh karena itu nilai-nilai budaya adalah satu anutan

yang dianggap terhormat dan dipuja oleh masyarakat. Dalam kajian antropologi awal,

kajian mengenai kebudayaan erat kaitannya dengan masalah-masalah pemujaan,

magic, atau aspek sakralitas pada sebuah tradisi agama masyarakat (Sudarma, 2017).

Inti penting dari budaya adalah pandangan yang bertujuan untuk mempermudah

hidup dengan “mengajarkan” orang-orang bagaimana cara beradaptasi dengan

lingkunganya. Seperti yang Triandis tuliskan, budaya “berperan untuk memperbaiki

cara anggota kelompok suatu budaya beradaptasi dengan ekologi tertentu dan hal ini

melibatkan pengetahuan yang dibutuhkan orang supaya mereka dapat berperan aktif

dalam lingkungan sosialnya (Samovar, dkk. 2014).

Budaya erat kaitannya dengan kesehatan, dari budaya yang kemudian menjadi

tradisi turun temurun yaitu tradisi makan lalapan menjadikan orang Sunda dikenal

Universitas Sumatera Utara


30

memiliki wajah serta penampilan yang cantik nan rupawan. Kecantikan orang Sunda

dipercayai datang dari nenek moyang yang juga merupakan anggota tingkatan atas

kerajaan Sunda. Kecantikan para putri-putri keraton Sunda inilah yang dipercaya

masih menurun hingga generasi saat ini. Dalam budaya Sunda kombinasi makanan

lalapan dan sambal menjadi menu wajib untuk tiap kali makan, lalapan sendiri adalah

sayur-sayuran segar. Begitu pun sambal yang harus pedas, konsumsi sayuran setiap

hari bisa menjamin masukan nutrisi dan vitamin yang bagus untuk tubuh dankulit.

Sedangkan sambal dipercaya mampu berperan memperlancar metabolisme tubuh

dalam pembuangan lemak. Tradisi memakan lalapan tidak berhenti hanya pada skala

makanan rumahan saja. Saat ini, dengan semakin banyaknya restoran atau rumah

makan ala Sunda, tradisi makan lalapan pun terbawa hingga ke seluruh pelosok

Indonesia (Hendariningrum, 2018).

Kebudayaan adalah manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok

orang-orang. Aspek yang ada dalam kebudayaan ini meliputi segala perbuatan

manusia, seperti cara ia menghayati kematian dan membuat upacara-upacara untuk

menyambut peristiwa kematian, kelahiran, seksualitas, dan cara makan. Di zaman

orde baru, pada awal sosialisasinya sebagian masyarakat Indonesia melakukan

penolakan terhadap kebijakan Program Keluarga Berencana (KB) yang direncanakan

pemerintah. Penolakan masyarakat tersebut merupakan bentuk respons budaya atau

perlawanan budaya. Secara sosial budaya, jenis-jenis perkawinan itu hadir ditengah

masyarakat. Peran agama, negara, dan tenaga kesehatan, menjadi strategis dalam hal

Universitas Sumatera Utara


31

mensosialisasikan perkawinan yang sehat. Pemenuhan kebutuhan seks tidak boleh

sekedar pemuasan atau pemenuhan hasrat, melainkan juga harus tetap memperhatikan

aspek-aspek kesehatan (Sudarma, 2017).

Budaya pada masa kehamilan dan persalinan di sebagian daerah telah terjadi

pergeseran namun di sebagian lain masih dipertahankan. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh O’Neil (2006) bahwa semua budaya yang diwariskan cenderung

untuk berubah tetapi ada kalanya juga dipertahankan. Ada proses dinamis yang

mendukung diterimanya hal-hal dan ide-ide baru dan ada juga yang mendukung

untuk mempertahankan kestabilan budaya yang ada. Hiller (2003) menyatakan bahwa

ketika perubahan terjadi, maka terjadi destruksi nilai-nilai tradisional, kepercayaan,

peran dan tanggungjawab, pendidikan, keluarga dan lain-lain yang hampir simultan

dengan proses konstruksi cara baru sebagai pengaruh dari perubahan sosial. Nilai dan

ritual yang baru ini menggantikan nilai dan ritual yang lama. Namun di sebagian

masyarakat adakalanya terjadi kompromi yang mana nilai dan ritual baru dijalankan

dengan tanpa menghilangkan nilai dan ritual lama.

Masyarakat di berbagai budaya masih memberikan perhatian pada fase krisis ini.

Pada masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan

bahwa masyarakat di budaya manapun menganggap kehamilan sebagai peristiwa

yang luar biasa, bukan hanya dalam kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga

suami dan keluarganya. Perhatian masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil

merupakan bentuk dukungan sosial. Menurut Mc Court (2006) ada tiga komponen

Universitas Sumatera Utara


32

dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan informasi dan dukungan

praktis. Dukungan emosional ditunjukkan dengan hubungan yang hangat,

persaudaraan, persahabatan dan keinginan untuk mendengar. Saran dan informasi

yang baik merupakan contoh dari dukungan informasi. Sedangkan dukungan finansial

pada ibu hamil, contohnya pijat untuk mengurangi ketidaknyamanan merupakan

bentuk nyata dukungan praktis.

Menurut hasil penelitian di beberapa wilayah di Indonesia, faktor sosial budaya

terutama mitos merupakan salah satu penyebab komplikasi ibu hamil, bersalin dan

nifas. Salah satu contoh faktor sosial budaya di masyarakat yang masih melekat di

masyarakat sampai saat ini adalah masih banyak ibu hamil yang jarang memeriksakan

kehamilannya (Sholihah dan Sartika, 2014). Mitos terkait kehamilan yang masih

dipercaya diantaranya adalah pantangan makanan yang amis misalnya udang karena

dipercaya persalinannya akan lama, tidak boleh makan buah-buahan seperti durian,

mentimun dan nanas karena dipercaya akan menyebabkan keputihan dan keguguran

(Priyadi, 2006). Pantangan makanan selama kehamilan menurut hasil penelitian Otoo

(2015) di Ghana tentang larangan makan seafood, pisang matang, okra, kacang tanah,

milo, gandum, kentang, jahe dan mangga.

Menurut pandangan masyarakat budaya Timor (ATONI) mengenai pantangan

kehamilan seperti tidak boleh makan jeruk terlalu sering akan meningkatkan lender

pada paru bayi dan resiko penyakit kuning saat bayi lahir, sering minum es saat hamil

menyebababkan bayi besar dan akan sulit lahir, tidak boleh duduk di depan pintu

Universitas Sumatera Utara


33

terlalu lama ibu akan susah untuk melahirkan, dan masih banyak lagi mitos

kehamilan yang beredar di masyarakat Indonesia, namun mitos-mitos yang beredar

harus disaring lagi oleh ibu hamil karena belum tentu semuanya benar (Rahim,dkk

2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manuaba (1999) di Jawa terdapat pantangan

dan anjuran yang dilakukan selama masa kehamilan. Calon ibu di masyarakat Jawa

diberikan informasi tentang makanan yang diperbolehkan serta beberapa jamu yang

disarankan menjelang kelahiran bayi sesuai dengan kearifan local yang mereka

miliki. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan masyarakat sebagai

bentuk pengawasan kehamilan secara tradisional.

Kemudian keyakinan masyarakat terhadap pantangan beberapa jenis makanan

bergizi seperti pantang makan ikan ukuran besar yang menurut kepercayaan dapat

menyebabkan pendarahan, makan buah dapat menyebabkan kemaluan berair.

Perilaku tersebut dapat mempengaruhi asupan gizi pada saat hamil, nifas dan bayi

yang dilahirkan. Sedangkan pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi

untuk pertumbuhan janin serta adaptasi fisiologis terhadap ibu untuk mengurangi

potensial terjadinya anemia dalam kehamilan, menurunnya daya tahan tubuh, ibu

mudah terinfeksi, perdarahan antepartum saat hamil dan pardarahan post partum pada

saat bersalin. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan

petugas kesehatan yang masih rendah dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan

Universitas Sumatera Utara


34

dari rumah-rumah penduduk yang membuat masyarakat terlambat mendapatkan

pelayanan di fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2008).

Kepercayaan masyarakat menjalankan pantangan berdasarkan persepsi

budaya merupakan perwujudan masyarakat yang bersangkutan memandang sebuah

kepedulian orang tua terhadap keturunannya yaitu anak cucu sebagai generasi

penerus keluarga. Pantangan atau larangan merupakan cara orang tua di masa lalu

dalam menstranfer nilai-nilai tradisional yang merupakan warisan budaya dari suatu

generasi yang lebih tua ke generasi berikutnya. Kelaziman di masa lalu, anak sebagai

generasi muda akan lebih takut pada hal-hal gaib yang belum tentu terjadi atau

kebenarannya ketimbang pada hal-hal yang nampak nyata. Memang ada sisi negatif

dan positif menjalankan pantangan-pantangan yang dilandasi kepercayaan tradisional

(Kasnodihardjo dan Kristiana, 2013).

Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya terhadapibu hamil yang

mentaati dan menjalankan beberapa pantangan terutama untuk tidak mengkonsumsi

jenis makan tertentu adalah masalah gizi. Kegiatan ibu yang sedang mengandung

dalam kesehariannya tidak berkurang, ditambah lagi ia harus menjalani pantangan-

pantangan agar tidak mengkonsumsi jenis makanan yang sebenarnya sangat

dibutuhkan oleh wanita yang sedang hamil untuk kesehatan ibu yang bersangkutan

dan pertumbuhan serta perkembangan janin yang dikandungnya. Apabila kurang

asupan energi dari makanan tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu

dan janin yang dikandungnya, karena adanya kepercayaan dan pantangan terhadap

Universitas Sumatera Utara


35

beberapa makanan tertentu. Maka tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada

wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah-daerah dimana masyarakatnya kuat

memegang tradisi dan nilai-nilai budaya terkait dengan berbagai pantangan yang

diterapkan pada wanita saat wanita hamil (Kasnodihardjo dan Kristiana, 2013).

5. Kebudayaan Melayu

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang

majemuk. Kemajemukan tersebut ditandai dengan beragamnya etnis dan budaya yang

tercakup didalamnya. Seperti etnis melayu yang mempunyai corak kebudayaan yang

khas dengan etnis lain yang berada di Indonesia. Etnis melayu bermukim disebagian

besar Malaysia, Pesisir Timur Sumatera, Pesisir Pulau Kalimantan, Thailand Selatan,

Minando, Myanmar Selatan serta pulau- pulau kecil sepanjang Selat Malaka Dan

Selat Karimata. Dipulau indonesia sebagian besar etnis melayu bertempat di provinsi

Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,

Dan Kalimantan Barat (Tim Balai Litbang Perumahan Wilayah 1 Medan, 2016). Di

Sumatera Utara penyebaran masyarakat melayu terdapat di Daerah Langkat, Binjai,

Deli Serdang, Asahan, Batubara, dan Labuhanbatu (Damanik, 2018).

Etnis melayu yang mendiami wilayah Batubara memiliki kesamaan dengan etnis

melayu lainnya. Perbedaannya terletak pada bahasa, songket dan lain sebagainya.

Kultur masyarakat Melayu Batubara yang masih melekat pada perilaku dan

mentalitas masyarakatnya membuktikan bahwa Batubara dapat dikenal sebagai

Universitas Sumatera Utara


36

daerah religius. Baik dilihat dari simbol adat Melayu berupa pakaian, upacara

perkawinan dan upacara-upacara lainnya masih mengedepankan identitas etnik

Melayu. Ditambah lagi dengan beberapa kebijakan pemerintah daerah tentang

pemberlakuan kepada pegawai daerah untuk berpakaian dinas dengan menggunakan

Songket Batubara, kantor yang bercorak pada simbol-simbol Melayu, upacara

peringatan pesta tapai masyarakat Batubara dalam menyambut bulan ramadhan dan

kenduri laut sebagai kearifan lokal masyarakat Melayu Batubara yang masih

diperingati dan berlangsung hingga sampai sekarang (Morna, 2010).

Masyarakat etnis melayu masih memiliki warisan turun temurun yang tetap

melekatyaitu ungkapan pantang larang. Setiap orang yang melakukan perbuatan

dilarang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik bukan saja terhadap dirinya

sendiri, tetapi dapat pula merembet ke orang lain. Dengan demikian, ungkapan

pantang larang merupakan kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan

makna khusus sebagai pantangan dan larangan bersifat sakral bagi setiap orang untuk

melakukan sesuatu yang tabu.Inti dari ungkapan ini adalah menanamkan makna nilai-

nilai yang ditabukan berdasarkan agama, budaya, dan norma-norma sosial yang ada

dalam masyarakat kepada generasi penerus (Syahrir, 2016).

5.1 Pandangan budaya melayu terhadap perencanaan kehamilan

Pantang larang merupakan salah satu adat yang dijunjung tinggi oleh budaya

melayu. Hal tersebut berarti bahwa pantang larang sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari dan dianggap sebagai sarana yang paling tepat untuk penyampaian

Universitas Sumatera Utara


37

nasihat. Masyarakat mempercayai mitos yang beredar di wilayahnya yang merupakan

tinggalan nenek moyang yang dipercaya dapat memperlancar proses kehamilan dan

persalinan (Mayasari, 2010).

Beberapa pantangan di budaya melayu seperti pantang larang dalam aktivitas

ekonomi, ada pantangan untuk mereka yang berada di laut, ada juga pantang larang

untuk orang yang menanam padi di ladang, dan pantang larang untuk berbagai siklus

kehidupan seperti kehamilan, kelahiran, kematian, sunatan, dan lain sebagainya. Bagi

masyarakat melayu dahulu kala, penjagaan untuk wanita yang hamil merupakan

tindakan sangat penting (Junitia, 2017).

Menurut Hanapi (2007) menyatakan ibu hamil tidak boleh berada di luar rumah

setelah maghrib, karena pada saat itu di percayai syaitan, iblis, dan hantu mulai

berkeliaran. Ibu yang baru hamil bisa saja mengalami gangguan makhlus halus,

seperti kerasukan jin atau syaitan dan di larang tidur pada waktu sore dan senja.

Kemudian beberapa mitos dan pantangan/larangan yang masih diyakini

masyarakat melayu sampai saat ini menurut penelitian Junitia (2017) seperti minum

air kelapa dipercayai dapat mempercepat persalinan, membawa gunting di kantung

baju dan menggunakan gelang dari jerangau agar janin terhindar dari marabahaya dan

makhluk halus, minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi, sering makan

jambu putih karena dipercaya kulit anak yang lahir akan putih kelak, ibu hamil tidak

boleh makan tapai karena menyebabkan kandungan lemah, nenas, durian, nangka dan

kangkung dipercayai dapat menyebabkan keguguran dan ibu mudah untuk masuk

Universitas Sumatera Utara


38

angin, pisang dipercayai anak yang dilahirkan kelak akan menempel satu sama lain

dan juga menjadi anak nakal kelak, telur itik membuat susahnya melahirkan,

makanan seafood seperti udang, kepiting, kerang dan ikan pari menyebabkan

kolesterol dan gatal-gatal pada perut ibu. Mitos tentang kehamilan yang telah beredar

di masyarakat akan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil terhadap kesehatan

kehamilannya.

Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan

perilaku masyarakat terhadap kehamilan. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk

berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol yang dimiliki oleh masyarakat.

(Annisa dan Ike, 2010). Dalam masyarakat melayu, wanita yang mengandung mesti

menjalani masa berpantang/larangan. Sekiranya melanggar pantangan, maka mereka

akan mengalami bentan atau sakit (Syaifuddin dan Syahril, 2008).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini merupakan landasan berfikir peneliti berdasarkan teori-

teori yang menggambarkan variabel penelitian. Kerangka penelitian ini disusun

untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu sebelum hamil untuk kehamilan yang

sehat berdasarkan budaya Melayu yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ibu prakonsepsi seperti

nutrisi, kondisi kronis yang sering terjadi pada ibu, tingkat kesehatan ibu, riwayat

kesehatan keluarga, sosial budaya, lingkungan, dan pekerjaan ibu sehari-hari

menjadi faktor penting dalam perencanaan kehamilan (Helen, dkk. 2015).

Kemudian faktor lainnya seperti faktor kesehatan fisik, psikologis/mental (Judith,

et al. 2010). Dan Menurut Mirza (2008) faktor lainnya yang juga dapat

mempengaruhi persiapan kehamilan adalah kesiapan finansial.

Kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

39

Universitas Sumatera Utara


40

Skema 1. Kerangka penelitian perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang


sehat berdasarkan budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang
Deras.

Perilaku ibu prakonsepsi


- Pengetahuan
- Sikap Kategori hasil
- Tindakan pengukuran:

- Baik
Faktor-faktor yang - Cukup
mempengaruhi perilaku - Kurang
ibu prakonsepsi:

- Nutrisi
- Kondisi kronis ibu
- Tingkat kesehatan
ibu
- Riwayat kesehatan
keluarga
- Sosial budaya
- Lingkungan
- Pekerjaan ibu
- Faktor kesehatan
fisik
- Faktor psikologi
- Finansial
(Helen, dkk. 2015),
(Judith, et al. 2010 dan
(Mirza 2008).

Universitas Sumatera Utara


41

2. Defenisi operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Perilaku Ibu Segala sesuatu yang Kuesioner Kuesioner Kategorik
Prakonsepsi dilakukan oleh wanita usia perilaku
untuk subur budaya Melayu yang sebanyak 30
Kehamilan terdiri dari pengetahuan, pernyataan
yang Sehat sikap dan tindakan dengan
Berdasarkan sebelum terjadinya pilihan
Budaya kehamilan dan faktor- jawaban Ya
Melayu faktor yang dapat atau Tidak.
mempengaruhi perilaku untuk
ibu prakonsepsi seperti jawaban Ya
nutrisi, kondisi kronis ibu, bernilai 1
tingkat kesehatan ibu, dan
riwayat kesehatan jawaban
keluarga, sosial budaya, Tidak
lingkungan, pekerjaan ibu, bernilai 0.
faktor kesehatan fisik,
faktor psikologi, dan
finansial yang dapat
mempengaruhi persiapan
kehamilan
Kuesioner Baik 8-10
pengetahuan Cukup 4-7
sebanyak 10 Kurang 0-3
pernyataan
positif

Kuesioner Baik 8-10


sikap Cukup 4-7
sebanyak 10 Kurang 0-3
pernyataan
yang terdiri
dari 9
pernyataan
positif dan 1
pernyataan

Universitas Sumatera Utara


42

negatif
Kuesioner Baik 8-10
tindakan Cukup 4-7
sebanyak 10 Kurang 0-3
pernyataan
yang terdiri
dari 9
pernyataan
positif dan 1
pernyataan
negatif
Prakonsepsi Merupakan perawatan
sebelum terjadinya
kehamilan dengan rentang
waktu dari tiga bulan
hingga satu tahun sebelum
konsepsi, tetapi idealnya
harus mencakup waktu
saat ovum dan sperma
matur,yaitu sekitar 100
hari sebelum konsepsi bagi
seorang ibu.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pengetahuan, sikap, dan

tindakan ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu di

Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras.

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian

2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi penelitian ini adalah

jumlah keseluruhan wanita usia subur usia 15-35 tahun (usia produktif), yang masih

sehat dan sudah menikah di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras yaitu

sebanyak 400 orang.

2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Dalam suatu penelitian kuantitatif maka

43

Universitas Sumatera Utara


44

penetapan jumlah sampel ditentukan oleh suatu rumusan. Adapan rumusan dalam

penelitian ini adalah metode Slovin yaitu sebagai berikut :

𝑁
𝑛
𝑁𝑑

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi ( 400 orang)

d² = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,1)

sampel

2.3 Teknik sampling

Teknik sampling pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan

sampel dilakukan berdasarkan ciri-ciri atau kriteria yang ditentukan peneliti. Kriteria

inklusi yang diambil adalah wanita usia subur usia 15-35 tahun (usia produktif), yang

Universitas Sumatera Utara


45

masih sehat, sudah menikah dan ingin hamil/memiliki anak, serta bersedia menjadi

responden. Sedangkan kriteria eksklusi adalah wanita yang sudah menopause dan

tidak bersedia menjadi responden.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medang Deras, Desa Nenassiam,

Kabupaten Batubara. Wilayah ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan daerah tersebut mayoritas masyarakatnya suku melayu yang memadai

untuk dijadikan sebagai subjek penelitian, serta belum ada penelitian sebelumnya

mengenai perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya

melayu di daerah tersebut.

Karena tempat penelitian di daerah pesisir pantai, rata-rata masyarakatnya

memiliki pendapatan yang rendah sehingga kaum wanita ikut serta bekerja dari pagi

dan kadang-kadang hingga larut malam untuk membantu suami memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari dengan bekerja menyisik ikan dan menjemur ikan untuk di asinin

kemudian di jual. Banyak anak perempuan usia sekolah yang ikut membantu ibunya

bekerja untuk mendapatkan uang jajan setelah pulang sekolah, karena keterbatasan

ekonomi membuat remaja tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi/kuliah, sebagian

memutuskan untuk bekerja di Malaysia dan sebagian lagi memutuskan untuk

langsung berumah tangga walaupun usia mereka masih terlalu dini untuk menikah

dan tanpa didasari ilmu pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan. Berhubungan

Universitas Sumatera Utara


46

dengan karakteristik lokasi penelitian yang telah di jabarkan, maka peneliti yakin

untuk meneliti di wilayah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

2019 sampai dengan bulan Juli 2020.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Keperawatan USU dan kemudian mendapat persetujuan dari

Institusi Pendidikan yaitu Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Objek penelitian ini adalah manusia, oleh sebab itu hakekatnya manusia harus

dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu

responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek

atau tidak dalam penelitian tanpa ada sanksi apapun, tidak menimbulkan penderitaan

dari responden, dalam hal ini penelitian juga memberikan penjelasan dan informasi

secara lengkap dan rinci. Responden juga diperlakukan secara baik sebelum, selama

dan sesudah penelitian, responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk

menjadi responden dalam penelitian, selain itu ada prinsip-prinsip etik meliputi : (Self

determination) memberikan kebebasan kepada responden dalam menentukan bersedia

atau tidak dijadikan sebagai sampel peneltian. Informed consent (lembar persetujuan)

pada lembaran ini, peneliti akan menjelaskan kepada responden yang memenuhi

kriteria inklusi berdasarkan topik yang akan diteliti dengan tujuan agar responden

Universitas Sumatera Utara


47

dapat mengetahui maksud dan tujuan peneliti. Apabila dalam pelaksanaan penelitian

responden menolak atau tidak bersedia, maka penulis tidak memaksa dan tetap

menghormati keinginannya. (Anonymity) pada lembar kuisioner yang akan diisi oleh

responden tidak akan dicantumkan melainkan hanya memberikan kode atau inisial,

hal ini dilakukan agar privasi responden tetap terjaga. (Confidentiality) informasi dari

responden dijamin kerahasiannya, karena yang akan dilampirkan sebagai hasil dari

penelitian ini adalah data-data tertentu. (Beneficence) penelitian yang dilakukan

memiliki keuntungan baik untuk peneliti maupun responden. (Non maleficence)

Penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan bahaya terhadap responden.

5. Instrumen penelitian

“Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang penting di dalam kegiatan

penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner

yang digunakan oleh peneliti dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Kuesioner data demografi responden yang meliputi: nama, usia, jumlah anak,

pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan keluarga perbulan.

2. Kusioner Perilaku Ibu Prakonsepsi (KPIP) meliputi: pengetahuan, sikap, dan

tindakan, kuesioner ini terdiri dari 30 pernyataan, yaitu: kuesioner

pengetahuan terdiri dari 10 pernyataan, dengan semua pernyataan positif,

kuesioner sikap ada 10 pernyataan dengan 9 pernyataan positif, dan 1

Universitas Sumatera Utara


48

pernyataan negatif pada no 16, kuesioner tindakan ada 10 pernyataan, dengan

9 pernyataan positif, dan 1 pernyataan negatif pada no 23. Dan ada tiga

pertanyaan terbuka mengenai kebiasaan apa saja yang masih dilakukan ibu

sebelum hamil dan pada saat hamil, apakah makanan pantangan ibu hamil

sesuai dengan budaya melayu, dan apa pengaruh yang terjadi apabila

pantangan/larangan tidak diikuti selama kehamilan.

Instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data yang

akurat dengan menggunakan skala guttman. Peneliti menggunakan jenis instrumen

dengan pemberian skor 1 apabila menjawab Ya, dan 0 apabila menjawab Tidak. Nilai

tertinggi yang diperoleh adalah 10 dan terendah adalah 0.”

Berdasarkan rumus statistika menurut sugiono (2012).

Nilai terbesar-Nilai terendah


Dengan rumus
P =
Banyak Kelas

Maka apabila responden mendapat skor 8-10 dikategorikan baik, apabila

responden mendapat skor 4-7 dikategorikan cukup, dan apabila responden mendapat

skor 0-3 dikategorikan kurang.

Universitas Sumatera Utara


49

6. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoadmodjo, 2010). Dengan kata lain, validitas adalah

suatu pengamatan atau pengukuran kuisioner sebelum dilakukannya penelitian. Pada

penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas instrumen kuesioner perilaku ibu

prakonsepsi yang dilakukan oleh salah satu pengajaryang ahli dalam bidang

keilmuannyadi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Instrument ini

sudah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dengan nilai CVI 0,98.

2. Reliabilitas Instrumen

Adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta tersebut diukur

atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Setiadi, 2013). Uji

reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur

dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Uji reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan uji internal consistency dengan teknik Kuder Richardson

(KR-21) dengan 30 responden yang tidak termasuk bagian dari sample dan dengan

tempat yang berbeda dari sample. Suatu instrument dikatakan reliable bila

koefisiennya > 0,6 - 0,8 (Siregar, 2013). Setelah dilakukan proses perhitungan

menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil uji reliabilitas kuesioner adalah 0,73.

Universitas Sumatera Utara


50

7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti melakukan seminar proposal dan

menerima surat izin pelaksanaan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian. Tahapan

pengumpulan data pada penelitian ini diawali dengan responden sebanyak 80 orang

sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, kemudian peneliti mendatangi

Puskesmas Pagurawan dan mendatangi rumah responden satu persatu di desa

Nenassiam, Kec. Medang Deras Kab.Batubara untuk melakukan pengumpulan data.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian, peneliti

meminta responden untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent)

sebagai bentuk persetujuan bersedia menjadi responden, kemudian peneliti

membagikan kuesioner kepada wanita usia subur yang sudah menikah dan bersedia

menjadi responden. Responden diminta untuk mengisi data demografi terlebih dahulu

secara lengkap, dan diminta untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari 30 pernyataan

dan 3 pertanyaan terbuka dengan memberikan tanda checklist pada tabel kuesioner

sesuai dengan jawaban responden. Selama melakukan pengisian kuesioner responden

diberi kesempatan untuk bertanya kepada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak

dipahami. Setelah kuesioner terjawab, peneliti akan memeriksa kelengkapan data.

Dan jika ada data yang kurang lengkap, dapat dilengkapi langsung, dan selanjutnya

data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa

Universitas Sumatera Utara


51

8. Analisa Data

1. Analisa data univariat: Penelitian dengan metode analisa univariat bertujuan untuk

mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase data demografi yang meliputi:

nama, usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan penghasilan keluarga

perbulan, lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.

Data yang telah diperoleh diolah menggunakan komputerisasi dengan tahap

pertama editing (Mengedit data), yaitu pengumpulan dan pemeriksaan seluruh data

penelitian yang dibutuhkan, tahap kedua coding (mengkode data), yaitu pembuatan

kode untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data, tahap ketiga processing,

yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang sudah

diberi kode kedalam program atau software komputer, tahap keempat data entry,

yaitu (penyusunan data) yang terstruktur setelah pemasukan dan pemberian kode

pada data, dan tahap terakhir cleaning, yaitu (membersihakan data) dan mengulang

pemeriksaan data yang sudah dimasukkan ke pemprograman untuk melihat terjadi

atau tidaknya kesalahan. Selanjutnya digunakan program komputerisasi untuk

mengolah data.

9. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini yang pertama yaitu sebagian

responden tidak bisa membaca dan tidak sepenuhnya mengerti isi dari kuesioner

tersebut, sehingga peneliti harus bertanya secara langsung dan mengisi jawaban dari

Universitas Sumatera Utara


52

responden, yang kedua terkendala karena covid-19 sehingga ada 15 responden lagi

yang belum sempat dilakukan penelitian, sehingga sesuai dengan arahan pembimbing

peneliti mengambil hasil data relib yang sudah terkumpul dan telah dilakukan uji

reliabilitas dengan hasil 0.73.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang

perilaku ibu prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu

di puskesmas Pagurawan kec. Medang deras. Proses pengumpulan data telah

dilaksanakan pada Maret 2020 dengan jumlah responden sebanyak 80 ibu

prakonsepsi. Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik

responden, variabel perilaku ibu prakonsepsi, dan persepsi berdasarkan budaya

melayu.

1.1 Data Demografi

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden, mayoritas usia ibu

prakonsepsi mulai dari 26-35 tahun (78%), jumlah anak yang dimiliki ibu

prakonsepsi sebanyak 0-2 anak (83%), pekerjaan suami sebagai nelayan (49%),

pekerjaan istri mayoritas sebagai IRT (80%). Berdasarka pendidikan terakhir

suami umumnya SD (45%), pendidikan terakhir istri umumnya SMA (41%),

mayoritas keluarga memiliki penghasilan setiap sebulan <Rp 2.000.000 dan >Rp

2.000.000 hasilnya (36%) dimana mayoritas istri tidak berpenghasilan.

53

Universitas Sumatera Utara


54

Tabel l. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi ibu


prakonsepsi (n= 80).

Karakteristik Responden Frekuensi persentase


Usia Ibu
17-25 Tahun 18 22
26-35 Tahun 62 78

Jumlah Anak
0-2 66 83
3-4 14 17

Pekerjaan Suami
PNS 3 4
Wiraswasta 31 38
Petani/Pedagang 3 4
Nelayan 39 49
Lainnya 4 5

Pekerjaan Istri
IRT 64 80
PNS 5 6
Wiraswasta 5 6
Petani/Pedagang - -
Lainnya 6 8

Pendidikan Suami
SD 36 45
SMP 13 16
SMA 26 33
Perguruan Tinggi 5 6

Pendidikan Istri
SD 21 26
SMP 15 19
SMA 33 41
Perguruan Tinggi 11 14

Penghasilan Keluarga
< Rp 2.000.000 29 36
RP 2.000.000 22 28
> Rp 2.000.000 29 36

Universitas Sumatera Utara


55

1.2 Gambaran pengetahuan ibu prakonsepsi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari hasil pembagian kuisioner

bahwa sebagian besar ibu prakonsepsi memiliki pengetahuan yang baik

mengenai kehamilan yang sehat yaitu sebanyak 61 orang (76%) dan tidak ada ibu

prakonsepsi yang memiliki pengetahuan yang kurang (tabel 2).

Tabel 2. Kategori Pengetahuan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu (n= 80)

Pengetahuan Ibu frekuensi persentase

Baik 61 76

Cukup 19 24

Kurang 0 0

Pada penelitian ini akan menampilkan 10 elemen tentang gambaran

pengetahuan ibu prakonsepsi untuk perawatan kehamilan yang sehat berdasarkan

budaya melayu dalam bentuk tabel berdasarkan uraian yang terperinci (Tabel

2.1)

Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan ibu prakonsepsi

dengan mayoritas yang menjawab benar paling banyak seperti pernyataan

mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat (vitamin B9) sebanyak 78

orang (98%), nasi sayur dan buah termasuk makanan sumber energi sebanyak 80

Universitas Sumatera Utara


56

orang (100%), makanan yang dikonsumsi tiap hari harus mempunyai nilai gizi

sebanyak 76 orang (95%), dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil

dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan KEK sebanyak 76 orang

(95%), ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga

sebanyak 79 orang (99%), dan persiapan finansial sangat perlu dalam

merencanakan kehamilan yang sehat sebanyak 75 orang (94%).

Tabel 2.1 Distribusi frekuensi dan persentase gambaran pengetahuan ibu

prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat (n= 80)

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)


Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam 78 (98) 2 (2)
folat (vitamin B9)

Ibu yang memiliki gizi kurang, dapat 70 (88) 10 (12)


menyebabkan terjadinya resiko BBLR

Nasi, sayur, dan buah-buahan termasuk dalam 80 (100) 0 (0)


makanan sumber energi

Makanan yang dikonsumsi tiap hari harus 76 (95) 4 (5)


mempunyai nilai gizi

Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu 76 (95) 4 (5)


hamil dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan KEK

Pasangan suami-istri yang baru menikah, perlu 64 (80) 16 (20)


untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
jasmani/fisik

Universitas Sumatera Utara


57

Tabel 2.1 (Lanjutan)


Ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang 79 (99) 1 (1)
intensif dari keluarga

Persiapan finansial sangat perlu dalam 75 (94) 5 (6)


merencanakan kehamilan yang sehat

Salah satu cara untuk merencanakan kehamilan 68 (85) 12 (15)


dengan baik adalah dengan ber-KB

Sebelum hamil, calon ibu harus memiliki berat 51 (64) 29 (36)


badan yang ideal

1.3 Gambaran Sikap Ibu Prakonsepsi

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa sama halnya dengan pengetahuan ibu

prakonsepsi yang menunjukkan hasil yang baik, sikap ibu prakonsepsi mayoritas

respondennya juga memiliki sikap yang baik mengenai kehamilan yang sehat

berdasarkan budaya melayu yaitu sebanyak (55%) dan (44%) menunjukkan

sikap yang cukup.

Tabel 3. Kategori Sikap Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu (n= 80)

Sikap Ibu frekuensi persentase


Baik 44 55

Cukup 35 44

Kurang 1 1

Universitas Sumatera Utara


58

Tabel 3.1 Distribusi frekuensi dan persentase gambaran sikap ibu prakonsepsi

untuk Kehamilan yang Sehat (n= 80)

Pernyataan Ya (%) Tidak (%)


Apabila saya hamil, saya akan memperbaiki 77(96) 3 (4)
nutrisi selama masa kehamilan saya
Saya akan menjaga kehamilan dengan 74 (93) 6 (7)
mengkonsumsi suplemen penambah darah

Saya akan menabung mulai dari sekarang 76 (95) 4 (5)


Saya akan memeriksakan kehamilan jika saya 65 (81) 15 (19)
merasa adanya tanda bahaya kehamilan

Apabila saya hamil, saya akan datang ke 73 (91) 7 (9)


petugas kesehatan minimal 4 x

Saya tidak akan memilih menggunakan alat 62 (78) 18 (22)


kontrasepsi karena memiliki efek samping

Jika saya hamil, saya tidak akan 39 (49) 41 (51)


mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep
dokter

Jika saya hamil, saya akan melakukan 56 (70) 24 (30)


aktifitas ditempat yang tidak berisiko
terhadap kesehatan kehamilan

Sebelum saya hamil, saya akan menghentikan 45 (56) 35 (44)


semua kebiasaan buruk saya

Apabila saya hamil, saya akan mengikuti 73 (91) 7 (9)


semua pantangan/larangan

Pada tabel 3.1 diatas menampilkan 10 elemen gambaran sikap ibu prakonsepsi

untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu. Sama halnya dengan

pengetahuan, hasil penelitian ini juga menunjukkan mayoritas yang menjawab

Universitas Sumatera Utara


59

benar paling banyak seperti pernyataan: bila hamil akan memperbaiki nutrisi

selama masa kehamilan (96%), klien menyatakan akan menjaga kehamilan

dengan mengkonsumsi suplemen penambah darah sebanyak 74 orang (93%),

menabung mulai dari sekarang untuk mempersiapkan kebutuhan hingga

melahirkan nanti sebanyak 76 orang (95%), apabila saya hamil saya akan datang

ke petugas kesehatan minimal 4 x sebanyak 73 orang (91%), dan apabila saya

hamil saya akan mengikuti semua pantangan/larangan sebanyak 73 orang (91%).

1.4 Gambaran Tindakan Ibu Prakonsepsi

Hasil penelitian ini menunjukkan dari total 80 responden, mayoritas ibu

prakonsepsi memiliki tindakan yang cukup mengenai kehamilan sehat

berdasarkan budaya melayu (80%) dan hanya 10 orang ibu prakonsepsi (13%)

yang memiliki tindakan yang baik (7%) yang memiliki tindakan yang kurang

(tabel 4).

Tabel 4. Kategori Tindakan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat

Berdasarkan Budaya Melayu (n= 80)

Tindakan Ibu Frekuensi Persentase


Baik 10 13

Cukup 64 80

Kurang 6 7

Universitas Sumatera Utara


60

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi dan persentase gambaran tindakan ibu

prakonsepsi untuk kehamilan yang sehat (n= 80)

Pernyataan Ya ( % ) Tidak ( % )
Saya mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari 70 (88) 10 (12)

Pada saat hamil, saya mengkonsumsi nasi lebih 51 (64) 29 (36)


banyak dibandingkan sumber makananan
lainnya

Saya mengkonsumsi jenis makanan dan 18 (22) 62 (78)


minuman yang manis

Saya menghindari bekerja sampai larut malam 45 (56) 35 (44)

Sebelum saya hamil, saya melakukan perawatan 10 (12) 70 (88)


payudara (SADARI)

Saya akan datang ke pelayanan kesehatan 73 (91) 7 (9)


apabila dilakukan program kesehatan

Sebelum saya hamil, saya sudah memeriksakan 46 (58) 34 (42)


kondisi kesehatan ke petugas kesehatan

Saya selalu membersihkan rumah dan 80 (100) 0 (0)


lingkungan sekitar

Adat mandi air limau dan air bunga masih saya 45 (56) 35 (44)
lakukan sewaktu mengandung

Saya tidak mengkonsumsi telur bebek asin pada 35 (44) 45 (56)


saat hamil

Pada hasil penelitian yang tertera di tabel 4.1 tersebut, responden yang

melakukan tindakan yang salah untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya

Universitas Sumatera Utara


61

melayu seperti pernyataan sebelum saya hamil saya melakukan perawatan

payudara (SADARI) sebanyak 70 orang (88%), saya mengkonsumsi makanan dan

minuman manis sebanyak 62 orang (78%), saya tidak mengkonsumsi telur bebek

asin pada saat hamil sebanyak 45 orang (56%), dan responden yang melakukan

tindakan yang benar untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu

seperti pernyataan saya selalu membersihkan rumah dan lingkungan sekitar

sebanyak 80 orang (100%), dan saya akan datang ke pelayanan kesehatan apabila

dilakukan program kesehatan (91%).

1.5 Persepsi Ibu Prakonsepsi Terhadap Kehamilan yang Sehat Berdasarkan

Budaya Melayu

Tabel 5. Kebiasaan yang Dilakukan Ibu Sebelum dan Pada Saat Hamil Sesuai

Budaya Melayu

No Kebiasaan ibu sebelum hamil Kebiasaan ibu pada saat hamil

1. Bekerja/beraktifitas Banyak bergerak dan jalan-jalan


terutama pada pagi hari saat udara
masih segar

2. Suka masak, suka makan Makan lebih banyak dan lebih sering
dari sebelum hamil, yaitu banyak
mengkonsumsi sayuran, buah-buahan,
susu dan makanan bergizi

3. Suka menghias diri Melakukan syukuran 3 bulanan,


menggunakan jimat-jimatan tradisi
adat melayu seperti gunting yang
dimasukkan ke kantong baju, paku di
letakkan ke rambut, memakai gelang
dari jerangau,

Universitas Sumatera Utara


62

Tabel 5. (Lanjutan)

No Kebiasaan ibu sebelum hamil Kebiasaan ibu pada saat hamil

bedak dari bahan rempeh-rempah,


pilis diletakkan ke kening, dan mandi
air limau sewaktu mengandung 7
bulan

4. Suka bersih-bersih rumah Ibu yang sudah memasuki trimester ke


3 harus sering melakukan pergerakan
seperti beres beres rumah dll.

5. Suka jalan-jalan/bepergian Memeriksakan kondisi kehamilan ke


petugas kesehatan

6. Makan sembarangan, tanpa ada Menjaga pantangan makanan sesuai


pantangan dengan budaya Melayu

Tabel 6. Pantangan Makanan Ibu Hamil dan Pengaruh yang Terjadi Sesuai Budaya
Melayu

No Makanan pantangan ibu hamil Pengaruh yang terjadi apabila


sesuai budaya Melayu pantangan/ larangan tidak diikuti
1. Durian, nenas, nangka, Menyebabkan panas pada perut ibu,
kedondong, dan kangkung berisiko mengakibatkan keguguran,
masuk angin/kembung, dan bisa
mengakibatkan asam lambung pada
ibu

2. Bakso, indomie, ubi-ubian, tapai Menyebabkan kehamilan tidak sehat


dan mengurangi makanan yang seperti melemahnya kandungan, janin
mengandung karbohidrat membesar dan susah melahirkan
normal, janin yang lahir akan bau

3. Makanan seafood seperti udang, Bisa menyebabkan kolesterol ibu naik


kepiting, kerang, dan ikan pari dan gatal pada perut ibu

Universitas Sumatera Utara


63

Tabel 6. (Lanjutan)

No Makanan pantangan ibu hamil Pengaruh yang terjadi apabila


sesuai budaya Melayu pantangan/ larangan tidak diikuti
4. Ikan asin, ikan tongkol dan Selain dapat menyebabkan gatal-gatal
sarden pada perut ibu, juga dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi
dan perdarahan.

5. Tebu, kerak nasi, daun nasi-nasi, Tebu dan melinjo bisa mengakibatkan
dan melinjo ibu susah untuk melahirkan normal,
kerak nasi dan daun nasi-nasi bisa
menyebabkan melengketnya plasenta
dan susah untuk keluar

6. Makanan yang pedas Bisa menyebabkan ibu sakit perut,


asam lambung naik, mual muntah, dan
diare

7. Mengurangi makanan yang Menghindari ibu dari kolesterol dan


berminyak dan bersantan bisa menyebabkan ASI tidak keluar

2. Pembahasan

Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil penelitian dari 80 responden yang

telah menjawab pertanyaan penelitian tentang perilaku ibu prakonsepsi untuk

kehamilan yang sehat berdasarkan budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kec.

Medang Deras.

2.1 Pengetahuan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan

Budaya Melayu

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan ibu prakonsepsi

untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu sebanyak 61 orang (76%)

Universitas Sumatera Utara


64

memiliki pengetahuan dalam kategori baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa

mayoritas ibu prakonsepsi memiliki pengetahuan yang baik mengenai kehamilan

yang sehat sesuai dengan kondisi yang dialami pada saat ini. Hal ini erat kaitannya

dengan salah satu program kerja puskesmas yaitu melakukan kegiatan posyandu

bagi ibu hamil dan balita setiap bulannya di Desa tersebut, sehingga para ibu telah

terpapar dengan informasi perawatan prakonsepsi khususnya pada kelompok

wanita usia subur.

Selanjutnya, terkait dengan perawatan prakonsepsi dan kehamilan ada

beberapa pendapat diantaranya menurut Proctor (2006) pengetahuan gizi

prakonsepsi merupakan faktor penting dalam mempersiapkan kehamilan yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya kekurangan asupan zat gizi selama

kehamilan. Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan

kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang

memiliki kemampuan yang optimal berupa pengetahuan dan sikap.

Gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti

lancarnya proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan

proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting

dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin selama kehamilan.

Bagi calon ibu, pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang akan

mempengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan

kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi pada

Universitas Sumatera Utara


65

masa kehamilan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). Nutrisi penting yang harus di

perhatikan dan dikonsumsi pada masa prakonsepsi adalah makanan yang

mengandung karbohidrat, protein, lemak sebagai sumber energi, vitamin A, asam

folat, vitamin D, kalsium, besi, serta yodium (Badriah, 2011).

Kebutuhan asam folat pada ibu hamil sebesar 600 ug per hari. Selain itu

kebutuhan folat tidak hanya pada saat hamil tetapi juga sebelum hamil. Tiga bulan

sebelum hamil sebaiknya wanita mengkonsumsi asam folat sebanyak 600 ug per

hari. Cacat tabung saraf janin bisa terbentuk saat kehamilan berusia 2-4 minggu.

Jika kehamilan direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik

sebelum hamil karena kebutuhan asam folat harus dipersiapkan sejak sebelum

kehamilan. Sebagian besar ibu hamil tersebut belum mengetahui tentang asam

folat, kegunaannya, maupun jenis makanan yang mengandung asam folat

walaupun obat yang diberikan petugas kesehatan sudah mengandung asam folat.

Hal ini akan berbahaya apabila tidak segera ditindak lanjuti (Almatsier, dkk.

2011).

Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko

anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat serta bisa menyebabkan

keguguran. Asam folat juga penting dalam membantu pembelahan sel, asam folat

bisa menurunkan resiko terjadinya NTD (Neural Tube Deffects) dan sebagai

antidepresan. Bagi janin, kekurangan asam folat bisa menyebabkan terjadinya

kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami kecacatan pada otak dan

Universitas Sumatera Utara


66

sumsum tulang belakang, menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi

lahir dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, bayi mengalami kelainan

pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah,

menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya. Kelainan lainnya adalah bayi

mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan

emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa tidak mengalami menstruasi

(Purwani dan Zulaekah, 2008).

Teori diatas berhubungan dengan hasil pernyataan kuesioner pengetahuan

tentang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat (Vitamin B9)

seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, susu dan daging

sangat baik bagi kesehatan wanita usia subur yang akan hamil, hampir semua

responden menjawab dengan benar sebanyak 78 orang (98%). Yang berarti

pengetahuan responden terhadap kebutuhan gizi yang mengandung asam folat

sangat baik untuk kesehatan wanita usia subur yang akan hamil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Steegers

dkk. (2009) yang menyatakan bahwa 3 dari 5 ibu hamil yang jarang

mengkonsumsi sumber asam folat rata-rata mengalami defisiensi asam folat

sedangkan yang sering mengkonsumsi sumber asam folat tidak mengalami

defisiensi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Fatimah (2011) di

Kabupaten Maros ditemukan anemia gizi sebesar 79,4 % dengan jumlah asupan

protein, vitamin C, Vitamin B6, zat besi, asam folat dan zink dibawah AKG.

Universitas Sumatera Utara


67

Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh

kondisi kesehatan ibu atau perempuan sebelumnya, yaitu pada masa remaja dan

dewasa sebelum mengalami kehamilan atau selama periode Wanita Usia Subur

(WUS). Status gizi dan kesehatan WUS golongan remaja belum banyak

diperhatikan, contohnya yaitu Kurang Energi Kronis (KEK). Kekurangan energi

kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil menderita

kekurangan asupan makanan bergizi yang berlangsung dalam jangka waktu yang

lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan dan

masalah kesehatan perempuan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada

masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (Kemenkes, 2015).

Dampak dari wanita yang menderita KEK antara lain dapat mengakibatkan

terjadinya anemia, kematian pada ibu saat melahirkan, kematian janin, bayi berat

lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi

(Stephanie. 2016). Berdasarkan hasil penelitian Rahmaniar dkk. (2011) mengenai

faktor faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil di Tampa Padang,

Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, pola

makan, makanan pantangan dan status anemia merupakan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil.

Menurut pengetahuan, ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tinggi

kemungkinan untuk menderita KEK semakin kecil. Menurut pola makan, ibu

hamil yang memiliki pola makan kurang akan menderita KEK. Menurut makanan

Universitas Sumatera Utara


68

pantangan, ibu hamil yang memiliki makanan pantangan akan menderita KEK

karena beberapa alasan seperti makanan pantangan jenis hewani. Menurut status

anemia, ibu hamil yang anemia di antaranya menderita KEK (Rahmaniar, dkk.

2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sulistyoningsih (2011)

mengenai gambaran karakteristik ibu hamil yang menderita KEK di Kecamatan

Wonosalam, Kabupaten Demak dapat disimpulkan bahwa responden yang menderita

KEK mempunyai pengetahuan cukup tentang KEK dengan tingkat pendidikan tamat

SMA dan mempunyai status ekonomi yang tinggi. Tidak semua ibu hamil yang

menderita KEK mempunyai tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi yang

rendah juga, tetapi masih banyak ibu hamil yang mempunyai tingkat pendidikan yang

tinggi dan status ekonomi yang tinggi juga menderita KEK.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diidentifikasi ada dampak dari

ketidakseimbangan asupan gizi ibu hamil dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), responden

menjawab dengan benar sebanyak 76 orang (95%) dari 80 responden, yang berarti

responden lebih banyak mengetahui mengenai dampak kekurangan energi kronis

bagi ibu hamil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjawab

dengan benar bahwa ibu yang memiliki gizi kurang, dapat menyebabkan berat bayi

Universitas Sumatera Utara


69

lahir rendah (BBLR) sebanyak 70 orang (88%), yang berarti responden lebih

banyak yang mengetahui tentang dampak kekurangan gizi terhadap BBLR.

Bayi dengan berat badan lahir rendah akan lebih rentang terhadap pengaruh

lingkungan yang kurang baik dimasa mendatang (Umboh, 2013). Teori

menyatakan bahwa berat badan lahir sangat terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan jangka panjang anak balita. Bayi dengan berat badan lahir rendah

akan mengalami hambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya serta

kemungkinan terjadi kemunduran fungsi intelektualnya selain itu bayi lebih rentan

terkena infeksi dan terjadi hipotermi (Direktorat Bina Gizi dan KIA, 2012).

Penelitian di Nepal menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah

mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menjadi stanting (Paudel et al, 2012).

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir, kehamilan dibawah umur 21

tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dua sampai empat kali lebih tinggi

dibandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang

masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum

optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada

saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara

sempurna dan sering terjadi komplikasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

beberapa ibu yang mempunyai umur < 21 tahun dan jarak kehamilan juga sangat

mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Seorang wanita

memerlukan waktu selama 2-3 tahun agar dapat pulih secara fisiologis dari satu

Universitas Sumatera Utara


70

kehamilan atau persalinan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan yang terlalu

dekat memberikan indikasi kurang siapnya rahim untuk terjadi implantasi bagi

embrio (Fikadu et al, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa ibu prakonsepsi

memiliki pengetahuan yang baik mengenai kehamilan yang sehat berdasarkan

budaya melayu khususnya tentang gizi prakonsepsi yang dibuktikan dengan

pengisian kuesioner pengetahuan dengan persentase (76%). Pengetahuan yang

baik ini berhubungan dengan dilakukannya kegiatan posyandu bagi ibu hamil dan

balita setiap bulannya di Desa tersebut, sehingga wanita usia subur yang sudah

menikah dan wanita hamil dapat datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

serta mendapatkan informasi yang akurat mengenai kehamilan yang sehat,

pengetahuan baik ini dibuktikan dengan ibu prakonsepsi menjawab sebanyak 8-10

pernyataan dengan benar.

2.2 Sikap Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya

Melayu

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sikap ibu prakonsepsi untuk

kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu mayoritas sebanyak 44 orang

(55%) yang memiliki sikap yang baik (positif) dan hanya 1 orang yang memiliki

sikap yang kurang (negatif). Hal ini dikarenakan responden mendapatkan banyak

informasi dari petugas kesehatan selama mengikuti program posyandu di daerah

Universitas Sumatera Utara


71

tersebut serta saling berbagi pengalaman mengenai pola hidup untuk menjaga

kehamilan yang sehat dari keluarga maupun orang lain yang dibimbing oleh bidan

desa dan petugas kesehatan dari puskesmas.

Chandra (2007) mengemukakan bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah pengalaman pribadi dan budaya. Seseorang

yang berpengetahuan baik tidak menjamin akan mempunyai sikap yang positif.

Seseorang harus mampu menyerap, mengolah dan memahami informasi yang

diperoleh, sikap positif yang dimaksud adanya keselarasan antara pengetahuan

dengan sikap orang itu sendiri.

Berdasarkan hasil kuesioner penelitian sikap ibu prakonsepsi akan menjaga

kehamilannya dengan mengkonsumsi sumplemen penambah darah (zat besi)

sebanyak 74 orang (93%) dari 80 responden yang menyatakan benar, hal ini

dikarenakan responden mudah untuk memperoleh suplemen zat besi yaitu dari

kegiatan posyandu yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.

Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut

oksigen di dalam darah. Selama kehamilan, suplai darah meningkat untuk

memberikan nutrisi ke janin. Suplemen besi yang dibutuhkan adalah 30-50

mg/hari dan disarankan pada wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl

pada akhir kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging,

Universitas Sumatera Utara


72

telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering (Almatsier, dkk.

2011).

Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu

hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh

kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara mengkonsumsi

yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu.

Tablet zat besi sebagai suplemen yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan

harus dikonsumsi setiap hari. Namun, karena berbagai faktor misalnya

pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet

yang ditimbulkan dapat memicu seseorang untuk kurang mematuhi konsumsi

tablet zat besi secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet tersebut tidak

tercapai (Yenni, 2007).

Untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet fe, petugas

kesehatan harus mengikutsertakan keluarga dalam pengawasan minum obat,

pengawasan minum obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin

kepatuhaan minum obat sesuai dengan dosis dan jadwal seperti yang telah

ditetapkan. Keterlibatan suami semenjak awal akan sangat berguna untuk menjaga

secara emosional agar ibu merasa tenang dan yakin. Terlebih jika setiap keluarga

mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungan dalam

berbagai hal. Ibu hamil pun akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia selama

menjalani kehamilan (Maulana, 2008).

Universitas Sumatera Utara


73

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ramawati dan Sejati

(2008) yang menunjukkan bahwa kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi zat besi

dipengaruhi oleh tersedianya tablet Fe di tempat pelayanan kesehatan. Kemudian

dari hasil penelitian Amy et al. (2015) menunjukan adanya pengaruh

mengkonsumsi rutin suplemen zat besi terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil

di U.S. Kemudian tidak sejalan dengan penelitian Sadariah (2012) di Puskesmas

Bara-Baraya diperoleh bahwa dari 110 sampel ibu hamil terdapat 43 (39,9%) ibu

hamil yang menderita anemia, dan didapatkan 16 (37,2%) ibu yang tidak patuh

dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah

pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialis

kandungan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu

selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan

atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi

kehamilannya, bidan memberi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu

hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi kehamilannya (Karunniap, 2011).

Tujuan ANC (Antenatal Care) yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan

fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta

Universitas Sumatera Utara


74

proses kelahiran bayi. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, atau

obstetric selama kehamilan. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan

kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang janin. Mengetahui persiapan persalinan

serta kesiapan mencegah komplikasi. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui

dengan sukses, menjalankan masa nifas dengan normal, serta merawat anak secara

fisik, psikologis, dan sosial. Mempersiapkan ibu dan keluarga untuk dapat

berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang

secara sehat dan normal (Jannah, 2012).

Ibu hamil secara ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13

sampai 15 kali dan minimal 4 kali, yaitu l kali pada trimester 1,1 kali pada

trimester II dan 2 kali pada trimister III. Namun jika terdapat kelainan dalam

kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan

masing-masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan teratur jika ibu

hamil melakukan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan, kurang teratur:

pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya

melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kunjungan (WHO, 2006).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden melakukan kunjungan

antenatal care secara teratur, yaitu melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali

yang menunjukkan bahwa di Desa tersebut program posyandu yang didirikan oleh

puskesmas masih sangat aktif setiap bulannya, sehingga responden dapat datang

untuk memeriksakan kehamilannya selama 4 kali, ini dibuktikan dengan sebanyak

Universitas Sumatera Utara


75

73 orang (91%) yang menyatakan benar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Rachmawati (2015) yang menyatakan bahwa ibu merasa lebih tertarik untuk

memeriksakan kehamilan dan melakukan kunjungan antenatal care dengan teratur

jika dekat dan mudah untuk diakses dari tempat tinggalnya.

Kemudian dari penelitian Priani (2012) bahwa informasi tentang antenatal

care yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun media cetak atau elektronik

akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan

antenatal care, sehingga dapat mendorong ibu untuk melakukan kunjungan

antenatal care secara teratur. Responden memperoleh informasi mengenai ANC

bisa dari buku KIA, brosur atau leaflet yang disediakan oleh Puskesmas dan

penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan.

Faktor yang mempengaruhi keteraturannya pelaksanaan antenatal care ini

adalah sikap responden. Responden yang teratur memeriksakan kehamilannya

cenderung memiliki sikap positif. Hal ini didukung dengan pendapat Azwar

(2005) jika sikap seseorang tersebut positif maka akan cenderung muncul sebuah

perilaku yang positif, sebaliknya jika sikap seseorang tersebut negatif maka akan

cenderung muncul sebuah perilaku yang negatif pula. Dengan sikap positif

responden dapat merespon atau menilai pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas ibu

prakonsepsi memiliki sikap yang baik (positif) terhadap kehamilan yang sehat

Universitas Sumatera Utara


76

berdasarkan budaya melayu. Sikap yang baik dapat diperoleh dari pengetahuan ibu

prakonsepsi yang baik tentang kehamilan yang sehat dan dari pengalaman yang

dimilikinya, sehingga seseorang tersebut dapat menyikapinya dengan baik.

2.3 Tindakan Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya

Melayu

Menurut Notoatmodjo (2012) tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari

tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar

tubuh suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan

banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap

stimulus tersebut. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang

nyata (praktek) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tindakan ibu prakonsepsi

untuk kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu mayoritas sebanyak 64

orang (80%) yang memiliki tindakan yang cukup, dan hanya 10 orang (13%) yang

memiliki tindakan baik. Hal ini dikarenakan responden sudah mendapatkan

pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan selama program pelayanan kesehatan

dilakukan, namun walaupun sudah diberikan pendidikan kesehatan mengenai

kesehatan kehamilan, masih banyak responden yang tidak mempedulikan dan

tidak mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan alasan sibuk bekerja

Universitas Sumatera Utara


77

seharian membantu perekonomian keluarga, contohnya seperti tidak melakukan

perawatan payudara (SADARI) sebelum hamil maupun pada saat hamil.

Berdasarkan hasil pernyataan kuesioner tindakan mengenai perawatan

payudara sebelum hamil, hanya 10 orang (12%) yang menjawab iya, yang berarti

mayoritas tindakan ibu prakonsepsi mengenai SADARI masih kurang, padahal

perawatan payudara selama hamil (Prenatal Breast Care) sangat penting dilakukan

karena untuk persiapan menyusui dengan tujuan memudahkan bayi menghisap

ASI, untuk menjaga kesehatan payudara, sehingga mencegah gangguan yang bisa

timbul selama menyusui (Manuaba, 2010). Perawatan payudara yang tidak

dilakukan mulai dari masa kehamilan, selain memberikan dampak pada bayi juga

memberikan dampak permasalahan bagi ibu antara lain pembengkakan pada

payudara, bernanah, payudara meradang, infeksi pada payudara, dan muncul

benjolan di payudara. Permasalahan inilah beberapa penyebab ibu tidak mau

memberikan ASI eksklusif pada bayinya, maka dari itu ibu dianjurkan untuk

melakukan perawatan payudara sejak kehamilan dimulai (Rahayu, 2012).

Sejalan dengan teori yang dikemukakan Green (2011) mencoba menganalisa

perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Perilaku kesehatan seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan, sikap, nilai,

kepercayaan, dan lain-lain misalnya pengetahuan ibu hamil untuk melaksanakan

perawatan payudara bila ibu hamil mengetahui tujuan dan manfaat bagi kesehatan

diri ibu dan bayinya.

Universitas Sumatera Utara


78

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masdiana dkk. (2012) gambaran

perilaku siswi dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Sma Plus

Safiyyatul Amaliyyah Medan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 29

orang tidak rutin melakukan SADARI, dan hanya 13 orang responden rutin

malakukan SADARI. Responden memiliki tindakan kurang terhadap pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) di karenakan masih banyak responden yang hanya

sekedar tahu tetapi tidak di lakukan. Responden merasa bahwa payudaranya baik-

baik saja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi responden tidak melakukan

SADARI seperti pengetahuan responden yang kurang, sikap yang kurang, dan

sumber informasi yang tidak mendukung.

Kemudian dari hasil penelitian Fatimah (2018) yang menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan kategori baik dan memiliki perilaku

SADARI yang baik lebih mendominasi yaitu sebanyak (70%), sedangkan

responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang dan memiliki

perilaku SADARI yang kurang sejumlah (30%).

Wanita yang memiliki pengetahuan kurang tentang kanker payudara dan

SADARI menyebabkan kurangnya praktik dan perilaku SADARI itu sendiri.

Faktor utama yang menyebabkan sebagian besar wanita yang tidak melakukan

SADARI dikarenakan ketidaktahuan mereka dalam cara memeriksa payudara

mereka. Pada dasarnya, tingkat pengetahuan adalah faktor yang penting dalam

mengontrol kanker payudara (Fatimah, 2018).

Universitas Sumatera Utara


79

Persepsi tentang kehamilan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan

perilaku masyarakat terhadap kehamilan. Persepsi tentang kehamilan ini terbentuk

berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol yang dimiliki oleh masyarakat

(Annisa dan Ike, 2010). Masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat

yang bersumberkan dari ajaran agama Islam, tradisi masyarakat melayu yang

religious menjadi ciri penting orang melayu (Junitia, 2017).

Pantang larang merupakan salah satu adat yang dijunjung tinggi oleh budaya

melayu. Hal tersebut berarti bahwa pantang larang sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari dan dianggap sebagai sarana yang paling tepat untuk penyampaian

nasihat. Masyarakat mempercayai mitos yang beredar di wilayahnya yang

merupakan tinggalan nenek moyang yang dipercayai dapat memperlancar proses

kehamilan dan persalinan (Mayasari, 2010).

Kabupaten Batubara merupakan suatu daerah yang masih kental akan adat

istidat mereka, mandi balimau atau mandi air limau merupakan salah satu adat

turun temurun dari nenek moyang masyarakat melayu, yang mana adat ini masih

bertahan sampai sekarang. Mandi air limau adalah sebuah upacara tradisional yang

istimewa bagi masyarakat Melayu untuk menyambut bulan suci ramadhan dan 7

bulanan sewaktu mengandung yang dipercayai akan mempermudah selama proses

persalinan (Arman, 2017).

Universitas Sumatera Utara


80

Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan

memasuki bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri. Balimau sendiri

bermakna mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk dan bunga yang

oleh masyarakat melayu sendiri disebut limau. Berdasarkan hasil kuesioner

tindakan mengenai adat mandi air limau masih di lakukan sewaktu mengandung,

sebanyak 45 orang (56%) yang masih melakukannya, artinya mayoritas responden

lebih banyak yang masih mempercayai dan melakukannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan ibu prakonsepsi dalam

mempersiapkan kehamilan yang sehat berdasarkan budaya melayu secara

keseluruhan cukup, karena ibu prakonsepsi memiliki pengetahuan yang baik dan

sikap yang baik juga dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.

2.4 Persepsi Ibu Prakonsepsi Terhadap Kehamilan yang Sehat Berdasarkan

Budaya Melayu

1. Kebiasaan yang dilakukan ibu pada saat hamil berdasarkan budaya Melayu

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat

yangmajemuk. Kemajemukan tersebut ditandai dengan beragamnya etnis dan

budaya yang tercakup didalamnya. Seperti etnis melayu yang mempunyai corak

kebudayaan yang khas dengan etnis lain yang berada di Indonesia. Dipulau

indonesia sebagian besar etnis melayu bertempat di provinsi Sumatera Utara, Riau,

Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Dan Kalimantan

Universitas Sumatera Utara


81

Barat (Tim Balai Litbang Perumahan Wilayah 1 Medan, 2016). Di Sumatera Utara

penyebaran masyarakat melayu terdapat di Daerah Langkat, Binjai, Deli Serdang,

Asahan, Batubara, dan Labuhanbatu (Damanik, 2018).

Masyarakat etnis melayu masih memiliki warisan turun temurun yang tetap

melekat yaitu ungkapan pantang larang. Setiap orang yangmelakukan perbuatan

dilarang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik bukan saja terhadap dirinya

sendiri, tetapi dapat pula merembet ke orang lain. Dengan demikian, ungkapan

pantang larang merupakan kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan

makna khusus sebagai pantangan dan larangan bersifat sakral bagi setiap orang

untuk melakukan sesuatu yang tabu. Inti dari ungkapan ini adalah menanamkan

makna nilai-nilai yang ditabukan berdasarkan agama, budaya, dan norma-norma

sosial yang ada dalam masyarakat kepada generasi penerus (Syahrir, 2016).

Budaya di masyarakat memiliki resep tentang makanan atau minuman yang

tepat untuk memperlancar proses fisiologis kehamilan yang dipercaya akan

berdampak terhadap kelancaran persalinan dan pasca persalinan (Helman, 2002).

Anjuran makanan pada ibu hamil di Desa Nenassiam sejalan dengan hasil

penelitian M’soka et al. (2010) di Zambia yang mana ibu hamil meyakini perlunya

diet seimbang. Hasil studi Higginbottom (2014) di Canada juga menemukan

wanita hamil harus makan lebih sering dan atau dengan porsi yang lebih besar,

banyak minum susu (dan juga jus apel) supaya kulit bayinya bagus dan juga untuk

kesehatan dan kesejahteraan janin.

Universitas Sumatera Utara


82

Kabupaten Batubara merupakan suatu daerah yang masih kental akan adat

istidat mereka, mandi balimau atau mandi air limau merupakan salah satu adat

turun temurun dari nenek moyang masyarakat melayu, yang mana adat ini masih

bertahan sampai sekarang. Kebiasaan mandi air limau ini sudah menjadi sebuah

upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat melayu khususnya wanita

hamil yang sedang mengandung 7 bulan yang dipercayai mempermudah selama

proses persalinan. Kebiasaan lainnya adalah menggunakan jimat-jimatan seperti

gunting yang dimasukkan ke kantong baju, paku di letakkan ke rambut, memakai

gelang dari jerangau (sejenis tumbuh-tumbuhan), bedak dari bahan rempah-

rempahan, dan pilis diletakkan ke kening ibu. Hal ini dipersepsikan oleh

masyarakat melayu untuk menjaga ibu dan bayinya dari gangguan roh jahat dan

makhluk halus serta menghindari dari segala hal-hal yang membahayakan.

Kemudian syukuran atau upacara pada masa kehamilan, hasil yang didapatkan

di Desa Nenassiam bahwa masyarakat masih mempertahankan kebiasaan upacara

empat bulanan dan tujuh bulanan. Upacara tiga bulanan dilaksanakan pada saat

usia kehamilan ibu menginjak tiga bulan karena diyakini pada usia ini ditiupkan

ruh ke dalam janin. Upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah diberi

kepercayaan untuk hamil, mengakrabkan anggota keluarga dan tetangga dan sama-

sama memberikan dukungan kepada ibu hamil dan suaminya. Syukuran ini

mengundang keluarga dan tetangga terdekat, besar kecilnya acara syukuran ini

disesuaikan dengan kemampuan ekonomi ibu hamil dan keluarganya.

Universitas Sumatera Utara


83

Dianjurkan pula untuk sesering mungkin membaca surat-surat al-Quran yaitu

surat Yusuf dan surat Maryam. Dipercaya kelak bila anak yang dilahirkan laki-laki

akan menjadi laki-laki tampan, bila kelak anak yang dilahirkan adalah perempuan

maka menjadi perempuan yang cantik. Kebiasaan lainnya yaitu ibu yang sudah

memasuki trimester ke 3 harus sering melakukan pergerakan seperti beres beres

rumah dll, di yakini supaya janin yang di dalam kandungan cepat turun dan

membuka jalan lahir serta membuat persalinan lancar tanpa ada kesulitan.

2. Makanan pantangan bagi ibu hamil dan pengaruh yang terjadi berdasarkan

budaya Melayu

Ibu hamil adalah salah satu kelompok manusia yang rawan terhadap kesehatan

terutama masalah gizi. Ibu hamil memerlukan makanan yang berkualitas baik,

tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil

sebaiknya tidak hanya mengikuti selera makan saja, tetapi juga perlu dilihat

kebutuhan makanan yang diperlukan untuk kesehatan. Pemilihan makanan yang

baik adalah pemilihan makanan yang menyediakan gizi yang cukup untuk

kebutuhan kesehatan kehamilan. Selain gizi yang cukup, pemilihan makanan juga

dipengaruhi oleh kepercayaan, pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam memilih

makanan. Karena pemilihan makanan pada ibu hamil akan dibentuk oleh resep

sosial dan kepercayaan dari lingkungannya baik berupa pantangan/larangan

maupun anjuran (Hutchinson, 2017).

Universitas Sumatera Utara


84

Pemilihan makanan yang dilakukan oleh ibu hamil tidak terlepas dari mitos-

mitos kehamilan. Mitos-mitos tersebut salah satunya mengenai anjuran dan

kepercayaan makanan pada ibu hamil. Pemilihan makanan pada ibu hamil hadir

dalam kehidupan masyarakat lewat pantangan makanan. Pantangan makanan

terhadap perempuan, khususnya untuk ibu hamil dapat mempengaruhi pemilihan

makanan sebagai bentuk asupan nutrisinya. Berbagai makanan yang dianjurkan

memiliki tujuan untuk memperlancar proses kehamilan dan persalinan (Ahimsa,

2005).

Pantang larang merupakan salah satu adat yang dijunjung tinggi oleh budaya

melayu. Hal tersebut berarti bahwa pantang larang sangat penting bagi kehidupan

sehari-hari dan dianggap sebagai sarana yang paling tepat untuk penyampaian

nasihat. Masyarakat mempercayai mitos yang beredar di wilayahnya yang

merupakan tinggalan nenek moyang yang dipercayai dapat memperlancar proses

kehamilan dan persalinan (Mayasari, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2015), yang membahas tentang

perilaku ibu hamil secara umum dalam menjaga kesehatan kehamilan di Desa

Pasar Baru, Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh pengetahuan dan

kepercayaan-kepercayaan dari lingkungannya mengenai mitos-mitos kehamilan,

salah satunya yang berhubungan dengan makanan. Mitos mengenai makanan yang

tidak boleh dimakan ibu hamil di desa Pasar Baru adalah kerupuk jangek, karena

Universitas Sumatera Utara


85

ketika ibu hamil memakan kerupuk jangek, maka akan 10 melahirkan anak yang

lengket. Keperayaan ibu hamil mengenai krupuk jangkek ini sebesar 34,62%,

sedangkan yang tidak percaya mengenai larangan ini sebesar 65,38%. Penelitian

ini juga menunjukkan bahwa ibu hamil di sana telah mengetahui begitu pentingnya

pola makan saat kehamilan, karena akan berdampak pada ibu dan janinnya.

Menurut Wibowo (1993) dampak positif menjalankan pantangan pada wanita

hamil untuk tidak mengkonsumsi buah pisang, nenas, ketimun dan lain-lain jenis

makanan tertentu. Buah-buahan tersebut jika dimakan akan menimbulkan

pengaruh pada kondisi kesehatan ibu hamil. Jika wanita sedang mengandung

mengkonsumsi buah nenas dan durian akan menyebabkan rasa panas pada perut.

Rasa panas ini timbul karena efek gas yang dihasilkan oleh buah-buahan tersebut

dan hal itu tidak baik bagi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Temuan

dari hasil penelitian Fauziah (2012) di daerah Aceh juga menggambarkan hal yang

sama, ada larangan makanan bagi ibu hamil seperti larangan memakan makanan

yang dianggap tajam, seperti nenas dan durian dikhawatirkan mengalami

keguguran.

Adanya pantangan makanan selama kehamilan sejalan dengan hasil penelitian

Otoo (2015) di Ghana tentang larangan makan siput, pisang matang, okra, kacang

tanah, milo, gandum, kentang, jahe dan mangga. Selain itu juga pembatasan

makanan tertentu seperti gula tebu, alkohol, garam (M’soka et al. 2010).

Universitas Sumatera Utara


86

Masyarakat Ankara, Turki ada larangan makan ikan, kepala dan kaki domba serta

daging kelinci (Ayaz & Efe, 2008).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian mengenai pantangan makanan

bagi ibu hamil menurut masyarakat melayu di Desa Nenassiam Kec. Medang

Deras yaitu nenas dan durian yang di anggap masyarakat melayu menyebabkan

panas pada perut ibu, dan berisiko mengakibatkan keguguran. Kemudian ada

beberapa pantangan makanan lainnya untuk ibu hamil seperti kedondong dapat

menyebabkan asam lambung pada ibu, kangkung dan nangka dipercayai dapat

menyebabkan ibu masuk angin/kembung, bakso, indomie, ubi-ubian, tapai,

dipercayai menyebabkan kehamilan tidak sehat seperti melemahnya kandungan,

janin membesar dan ibu susah melahirkan dengan normal.

Demikian pula pantangan memakan kerak nasi dan daun nasi-nasi,

dikhawatirkan akan menyebabkan tidak keluarnya atau lengketnya ari-ari/plasenta

saat melahirkan, tebu dan melinjo juga dipersepsikan bisa mengakibatkan ibu

susah untuk melahirkan normal. Kemudian mayoritas ibu berkeyakinan, selama

hamil tidak boleh mengkonsumsi makanan seafood seperti udang, kepiting,

kerang, dan ikan pari, karena bisa menyebabkan kolesterol ibu naik dan gatal-gatal

pada perut ibu. Ikan asin, ikan tongkol dan sarden selain dapat menyebabkan

gatal-gatal pada perut ibu, juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan

perdarahan.

Universitas Sumatera Utara


87

Anjuran lain, ibu hamil yang sudah menginjak usia kehamilan 8-9 bulan,

diharapkan memakan belut. Karena dipercayai ibu hamil dapat melahirkan dengan

lancar dan licin seperti belut. Larangan untuk makan pedas yang dipercayai bisa

menyebabkan ibu sakit perut, asam lambung naik, mual muntah, dan diare, dan ibu

hamil harus mengurangi makanan yang berminyak dan bersantan karena

dipercayai bisa menyebabkan ASI tidak keluar dan untuk menghindari ibu dari

kolesterol.

Beberapa ibu hamil yang diwawancarai menjelaskan bahwa kepercayaan

mereka terhadap berbagai pantangan dan anjuran dimaksudkan sebagai upaya

menjaga kehamilan agar dapat berjalan lancar dan sehat sampai melahirkan.

Walaupun menjalankan pantangan dan anjuran upaya lain yang dilakukan adalah

dengan mengkonsultasikan kepada dokter dan bidan. Nampaknya dalam masa

kehamilan yang dialami seorang wanita akan memasuki suasana kehidupan sehar-

hari yang penuh dengan berbagai kepercayaan terhadap mitos atas kehamilannya.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka berikut ini disampaikan

kesimpulan dan saran terkait dengan “Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan

yang Sehat Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan Kecamatan

Medang Deras”.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu

prakonsepsi memiliki pengetahuan yang baik, memiliki sikap yang positif, dan

memiliki tindakan perawatan prakonsepsi yang cukup. Selanjutnya, dijelaskan

persepsi masyarakat melayu khususnya ibu prakonsepsi terhadap kehamilan yang

sehat sampai saat ini masih mempercayai dan mengikuti tradisi adat melayu,

diantaranya menjaga beberapa pantangan makanan yang dipercayai dapat

menyebabkan kehamilan tidak sehat/bermasalah, kemudian melakukan syukuran 3

bulanan, menggunakan jimat-jimatan tradisi adat melayu seperti gunting yang

dimasukkan ke kantong baju, paku di letakkan ke rambut, memakai gelang dari

jerangau, bedak dari bahan rempeh-rempah, pilis diletakkan ke kening, dan mandi

air limau sewaktu mengandung 7 bulan.

88

Universitas Sumatera Utara


89

2. Saran

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Diharapkan perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang professional,

diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan peran sertanya

dimasyarakat dalam memberikan informasi berupa pendidikan kesehatan

kepada seluruh wanita usia subur tentang pentingnya perawatan prakonsepsi,

khususnya persiapan ibu WUS untuk kehamilan sehat dengan

mempertimbangkan kebiasaan dan tradisi adat melayu dalam memelihara

kesehatan dirinya dan bayinya agar lahir sehat.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar informasi data awal yang

dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya dalam topik dan ruang lingkup yang

sama dengan penelitian ini, sehingga pengembangan penelitian selanjutnya di

harapkan lebih baik lagi dan lebih melengkapi khasanah bidang ilmu

keperawatan berdasarkan hasil penelitian ini.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini merupakan informasi berbasis bukti yang dapat dijadikan

sebagai masukan bagi pendidikan keperawatan, agar perawat khususnya lulusan

ners dapat mengintegrasikannya pada pelayanan keperawatan prakonsepsi

untuk meningkatkan edukasi terhadap ibu dalam mempersiapkan kehamilan

sehat.

Universitas Sumatera Utara


90

DAFTAR PUSTAKA

Achadi. (2013). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Raja Grafindo, Jakarta.

Ahimsa, Putra, Heddy Shri. (2005). “Kesehatan dalam Perspektif Ilmu Sosial-

Budaya”. Masalah Kesehatan dalam Kajian Ilmu Sosial-Budaya.

Yogyakarta: Kepel Press.

Amy et al. (2015). Reasons for Intrauterine Device Use, Discontinuation and NonUse

in Malawi: A Qualitative Study of Women and their Partners. African

Journal of Reproductive Health 19 (4): 50 -57.

Annisa dan Ike. (2010). Tradisi kepercayaan masyarakat pesisir mengenai kesehatan

ibu di Desa Tanjung Limau Muara Badak Kalimantan Timur. Vol. 1 No 1,

42 – 50.

Almatsier, S., Soetarjo, S., Soekarti, M . (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur

Kehidupan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Arisman. (2009). Gizi dalam daur kehidupan edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Ayaz, S. and Efe, Y.S. (2008). Potentially harmful traditional practices during

pregnancy and postpartum. The European Journal of Contraception &

Reproductive Health Care, 13 (3), 282-288,

Azwar Saifudin. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Backhausen, M. G., Ekstrand, M., Tyden, T., Magnussen, B.K., Shawe, J., Stern, J.,

Hegaard, H.K., ( 2014). Pregnancy planning and lifestyle prior to

Universitas Sumatera Utara


91

conception and during early pregnancy among Danish women. The

European Journal of Contraception & Reproductive Health Care 19, 57–65.

Badriah, DL. (2011). Gizi alam kesehatan reproduksi. Bandung:Refika Aditama.

Chandra.(2007). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

CDC. (2006). Recommendation to improve preconception health and health care –

United States :A report of the CDC/ATSDR preconception care work group

and the select panel on preconception care. MMWR Recomm Rep. 55

(No.RR-6), 1-23

Chandranipapongse, W., Koren, G. (2013). Preconception counseling for preventable

risks. Canadian Family Physician, 59, pp.737–739.

Cunningham, dkk. (2015). OBSTETRI WILLIAMS, Ed. 23, Jakarta: EGC Vol. 2

Damanik, Erond L. (2018). Menolak Evasive Identity: Memahami Dinamika

Kelompok Etnik Di Sumatera Utara. 4(1): 9-22

Depkes, RI (2007). Pedoman Pelayanan ANC. Jakarta: depkes RI

Depkes RI. (2006). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Depkes Jateng( 2008). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.

Departemen Kesehatan RI (2013). Standar Pemantauan Status Gizi. Jakarta

:Departemen Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. (2011). Keputusan

Menteri Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Dixit P, Ram F, Dwivedi LK. (2012). Determinants of unwanted pregnancies in India

usisng matced case-control designs. Pregnancy and Childbirth, 12 (84).

Universitas Sumatera Utara


92

Fauziah. 2012). Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Farahi dan Zolotor. (2013). Recommendations For Preconception Counseling And

Care. Family Physician, 88(8),499-506

Fatimah, St. (2011). Pola Konsumsi Ibu Hamil Dan Hubungannya Dengan Kejadian

Anemia Defisiensi Besi, J. Sains & Teknologi. Desember 2011. Vol. 7 No.

3:137-152

Fikadu, T., Assegid, S. & Dube, L. (2014). Factor associated with stunting among

children age 24 to 59 months in Meskan District, Gurage Zone, South

Ethiopia: A case-control study. BMC Public Health, 14(800). Diakses dari

http:// www.biomedcentral.com/1471-2458/14/800.

Fraenkel, J. L., Wallen, N. E., & Hyun, H. H.. (2012). How to design and evaluate

research in education eighth edition. New York : Mc Graw Hill.

Francis, S. & Nayak, S., (2013). Maternal Haemoglobin Level and Its Association

with Pregnancy Outcome among Mothers. Nitter University Journal of

Health Science, 3(3): 96-100.

Gamelia, E. Sistiarani, C. Masfiah, S. (2013). Determinan Perilaku Perawatan

Kehamilan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 8, No. 3.

Green. (2011). Lauwrence W. Health Promotion Planing An Education and

Environmental Approach. Mayfield Publishing Company. London:

Mountain View-Toronto.

Universitas Sumatera Utara


93

Gulardi, H, Wiknjosastro. (2008). Pertumbuhan Janin Terhambat. Ilmu Kebidanan.

edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka hal. 696-701

Helen, M. dkk. (2015). Perawatan Prakonsepsi: Perencanaan untukmasa depan.

Jurnal untuk Praktisi Perawat - JNP 335

Helman, G.C. (2002). Culture, Health and Illness. London: Arnold Publisher.

Higginbottom, M.A.G., Vallianatos, H., Joan Forgeron, J., Gibbons, D., Mamede, F.

and Barolia, R. (2014). Food Choices And Practices During Pregnancy Of

Immigrant Women With HighRisk Pregnancies In Canada: A Pilot Study.

BMC Pregnancy and Childbirth.http://www. biomedcentral.com/1471-

2393/14/370

Hendariningrum, R. (2018). BUDAYA DAN KOMUNIKASI KESEHATAN (STUDI

PANDANGAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT SUNDA DALAM

TRADISI MAKAN LALAPAN). Jurnal Lugas Vol. 2, No. 1, pp. 13 – 19

Herawati. (2011). Panduan Ibu Hamil dan Bayi. Jakarta : ORYZA

Hutchinson, A.D. et al. (2017). Understanding Maternal Dietary Choices During

Pregnancy: The Role Of Social Norms And Mindful Eating. Appetite, doi:

10.1016/j.appet.2017.02.004.

Jannah, Nurul. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta.

Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan

Mahasiswa Keperawatan. Penerjemah : Diana Kurnia S. Yogyakarta: Rapha

Publishing

Universitas Sumatera Utara


94

Judith, et.al. (2010). Antenatal steroids in Preterm Labour for The Prevention of

Neonatal Deaths Due to Complications of Preterm Birth. Vol. 39.

International Journal of Epidemiology.

Junitia, J. (2017). TRADISI PERAWATAN IBU HAMIL DALAM MASYARAKAT DI

KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. Vol. 4, No.

2.

Juli dan Herizasyam. (2016). KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN DAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA. Vol. 3, No. 2, hal : 147-

159.

Kamariyah, Nurul., dkk. (2014). Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa dan Praktisi

Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Karunniap. (2011). Kehamilan. ml.scribd.com/doc/51187289/Kehamilan. Diakses 10

Januari 2013.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 dalam

http://www.depkes.go.id/resurces/download/pusdatin/profilkesehatanindones

ia/profilkesehatan-Indonesia2015. pdf diakses tanggal 19 Oktober 2017

Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku,Media,

dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Universitas Sumatera Utara


95

Kurniasih, dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit Buku

Gramedia, Jakarta

Kusmiyati, Yuni. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya Syafrudin.

Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lestari, Titin Maya Puji. (2015). Perilaku Ibu Hamil dalam Menjaga Kesehatan

Kehamilan di Desa Pasar Baru Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan

Singingi. Dalam JOM FISIP, Vol. 2 No. 2. Pekanbaru: Bina Widya.

Lusiana, N, dkk. (2017). Buku Ajar: Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: CV.

Budi Utama

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Maulana, D. (2008). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi dengan Kepatuhan

Masdiana Tanjung Dkk. (2012). Gambaran Perilaku Siswi Dalam Pemeriksaan

Payudara Sendiri (Sadari) Di Sma Plus Safiyyatul Amaliyyah Medan. Jurnal

Kesehatan. Nomor 1 Halaman 1-9.

M’soka, N.C., Mabuza L.H. and Pretorius, D. (2010). Cultural And Health Beliefs Of

Pregnant Women In Zambia Regarding Pregnancy And Child Birth.

Curationis 38(1).

Mayasari. (2010). Perbedaan tingkat pengetahuan antara primigravida dan tentang

tandabahayakehamilanhttp://eprints.uns.ac.id/8582/1/149111608201001461

.pdf. Diakses tanggal 18 Juli 2015.

Mirza. (2008). Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Yokyakarta.

Universitas Sumatera Utara


96

Mc Court, C. (2006). Social Support and Childbirth. In: Squire C (ed.) The Social

Context of Birth, Radcliffe Medical Press Ltd: Abingdon. (pp. 187-2009).

Moos et al. (2008). Healthier women, healthier reproductive outcomes:

recommendations for the routine care of all women of reproductive age. 199.

Morna, M.Y. (2010). Sejarah Batubara Dari Masa Ke Masa. Perpustakaan,Arsip

Dan Dokumentasi Kabupaten Batubara.

Mubarak, W. I., Chayatin, N., Santoso, B. A. (2011). Ilmu keperawatan Komunitas

Konsep dan Aplikasi. Jakarta:Salemba Medika

Notoatmodjo, (2010). Promosi kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Otoo, P., Habib, H. and Ankomah, A. (2015). Food Prohibitions and Other

Traditional Practices in Pregnancy: A Qualitative Study in Western Region

of Ghana. Advances in Reproductive Sciences, 3(1) 4149.

http://dx.doi.org/10.4236/ arsci. 33005

Purwani, Eni & Zulaekah, Siti. (2008). Resiko Lahirnya Bayi Cacat Pembuluh Syaraf

Pada Ibu Hamil Yang Kekurangan Asam Folat. Jurnal Kesehatan, 1(1), hal.

20-21.

Paudel, R. Pradhan, B. Wagle, R.R. Pahari, D.P. & Onta S.R., (2012). Risk Factors

for Stunting Among Children: A Community Based Case Control Study in

Nepal. Kathmandu University Medical Journal, 10(3) 18-24.

Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Universitas Sumatera Utara


97

Priani, I.F. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil

Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Skripsi.

Universitas Indonesia.

Proctor, Janie., (2006). Preconception Nutrition Knowledge, Dietary Intakes And

Lifestyle Characteristics Of Auckland Women, Tesis, Massey University,

Albany, New Zealand.

Pujiastuti, A. (2014). Konsep Kehamilan Sehat: Upaya Mencetak Generasi Cerdas

Rahayu Y, Akhiriyanti N. (2012). Buku Ajar Masa Nifas Dan Menyusui. 1 st Ed.

Jakarta: Mitra Wacana Medika; 18-31.

Rahim, Muarifah, Alhairini, S. (2013). Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap

Pantangan Makanan Suku Toraja di Kota Makassar. 1–9.

Rahmaniar, A., Taslim M., Bahar B. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil di Tampa Padang,

Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Artikel. Makassar : Pascasarjana

Universitas Hasanuddin.

Rahmawati, D, Mursiyam, & Sejati, W. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja

Tengah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Bayumas Purwokerto. The

soedirman jurnal of nursing, vol 3, universitas jendral Soedirman.

Rachmawati, M. A. (2015). Analisis Kebijakan Implementasi Antenatal Care

Terpadu Puskesmas Di Kota Blitar. Puslitbang Humaniora dan Manajemen

Kesehatan. Surabaya: Badan Litbang kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


98

Ratih Sakti Prastiwi, (2017). Determinan Kejadian Kehamilan Tidak Direncanakan

(KTD) di Kabupaten Tegal.

Regina, vt Novita. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas.Ghalia Indonesia, Bogor.

Ribot, B. Aranda, N. Giralt, M. Romeu, M. Balaguer, A. Arija, V. (2013). Effect of

Different Doses of Iron Supplementation During Pregnancy on Maternal

and Infant Health. Springer. vol. 92. no. 2. pp. 221-229.

Sadariah. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Bara-Baraya Makassar. Kebidanan UIT

Santoso dan Ranti, (2004). Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta

Sanusi, Ojofeitimi EO, Ogunjuyigbe PO, et al. (2008). Poor Dietary Intake of Energy

and Retinol among Pregnant Women: Implications for Pregnancy Outcome

in Southwest Nigeria. Pak. J. Nutr, 7(3), 480-484.

Sariyati S, Mulyaningsih S, Sugiharti S. ( 2015). Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota

Yogyakarta. Journal Nersand Midwifery Indonesia, 3(3), p. 123-128 [11]

Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Samovar, Larry A, Richard E.Porter, Edwin R McDaniel. (2014). Komunikasi Lintas

Budaya. Jakarta : Salemba Humanika

Sayoga, S. (2007). Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Graha

Universitas Sumatera Utara


99

Sujiono, dkk. (2004). Persiapan dan Saat Kehamilan. Jakarta:PT Elex Media

Comptindo.

Sujarweni, V. Wiratna (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susilowati dan Kuspriyanto. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT

Refika Aditama.

Sholihah, L.A., Sartika, R.A.D., (2014). Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku

Tengger. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(7), pp.319–324.

Steegers-Theunissen RP, dkk. (2009). Periconceptional Maternal Folic Acid Use of

400 microg per Day Is Related to Increased Methylation of the IGF2 Gene

in the Very Young Child.

Stern, J., Joelsson, L.S., Tyden, T., Berglund, A., Ekstrand, M., Hegaard, H., Aarts,

C.,Rosenblad, A., Larsson, M., Kristiansson, P. (2016). Is pregnancy

planning associated with background characteristics and pregnancy-

planning behavior? Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 95,

182–189.

Stephanie, p. (2016). Gambaran kejadian kurang energi kronik dan pola makan

wanita usia subur di desa pesinggahan kecamatan dawan klungkung bali. E-

jurnal medika, vol.5, no.6.

Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi.Penerbit Buku Kedokteran EGC

Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


100

Syahrir, elvina. (2016). Ungkapan Pantang Larang Masyarakat Melayu Belantik. 7

(2): 237-250.

Syaifuddin, W. Syahril,O. (2008). Khazanah Melayu Sumatera Utara. Medan,

Indonesia.

Sudarma, Momon. (2017). Ilmu social & Budaya Dasar Buku Ajar Kebidanan.

Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Tamsuri, Anas. (2008). Konseling Dalam Keperawatan. Jakarta:EGC.

Umboh A, (2013). Berat lahir rendah dan tekanan darah pada anak.

Jakarta: Penerbit Sagung Seto.

Pantikawati, Ika. Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan I : Kehamilan, Nuha Medica

:Yogyakarta.

Pratiwi, Y.,S. (2016). Asuhan Prakonsepsi

Prasojo, S. Fadilah, U. Sulaiman, M. (2015). Motivasi Ibu Hamil untuk Melakukan

Pemeriksaan Kehamilan. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), Vol. VIII, No. 2.

Priyadi, S. (2006). MAKNA SIMBOLIS PANTANGAN PADA WANITA HAMIL DI

PEDESAAN BANYUMAS SYMBOLIC MEANING OF TABOOS ON

PREGNANT IN THE VILLAGES OF BANYUMAS. Jurnal Pembangunan

Pedesaan Vol. 6 No. 3.

Priyanto, Agus. (2009). Komunikasi dan Konseling : Aplikasi dalam sarana

Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika.

Universitas Sumatera Utara


101

Proctor, Janie. (2006). Preconception Nutrition Knowledge, Dietary Intakes And

Lifestyle Characteristics Of Auckland Women. Tesis, Massey University,

Albany, New Zealand.

Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Walfisch dan Koren. (2011). Preconception Counseling:Rational, Practice And

Challenges. Diakses dari

http://europepmc.org/abstract/MED/21926950.pada tanggal 14 Januari 2014

Waryono. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Wawan dan Dewi. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku

manusia, dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: Muha Medika

WHO. (2006). Profil Kesehatan dan Pembangunan Perempuan di Indonesia. Jakarta:

Bhakti Husada

World Health Organization. (2013). Meeting to develop a global consensus on

preconception care to reduce maternal and childhood mortality and

morbidity: Geneva, 6–7.

Wendy, R. (2007). Perawatan kehamilan cetakan keenam. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Wibowo, A. (1993). Kesehatan Ibu di Indonesia: Status "Praesens" dan Masalah

yang dihadapi di lapangan. Makalah yang dibawakan pada Seminar "Wanita

dan Kesehatan". Jakarta: Pusat Kajian Wanita FISIP UI.

Yenni, S. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan.

Trans Info Media. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


102

Yuliana. (2015). Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Masa

Persalinan Di Desa Joho Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kebidanan dan Ilmu

Kesehatan, Vol, 2 .

Yulifah, Rita, Yuswanto, Tri Johan Agus. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas.

Jakarta : Salemba Medika

Yulistiana dan Evayanti. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami

Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di

Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun Jurnal Kebidanan, Vol 1, No 2,

81-90.

Yulizawati, lusiana Elsinta Bustami,Ayu Nurdiyan, Detty Iryani, Aldina Ayunda.

(2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai

Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur

Di Wilayah Kabupaten Agam.Vol 1, No 2.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(INFORM CONSENT)
Dengan Hormat:
Sehubungan dengan penyelesaian penyusunan skripsi ini, Program Studi
Pendidikan S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara,
dengan ini saya:
Nama : Zulfahani
NIM : 161101001
Akan melakukan penelitian dengan judul “Perilaku Ibu Prakonsepsi
untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas
Pagurawan Kec. Medang Deras”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebiasaan ibu
prakonsepsi budaya Melayu dan mengidentifikasi kesiapan ibu prakonsepsi untuk
kehamilan yang sehat di Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras. Manfaat
penelitian ini sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan bagi ibu
prakonsepsi dalam merencanakan dan mempersiapkan kehamilan yang sehat
berbasis budaya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan cara membagikan
kuesioner, sehingga tidak ada perlakuan apapun pada subyek. Subyek hanya
terlibat sebagai responden yang akan diberikan kuesioner untuk diisi.
Untuk kepentingan tersebut, maka saya memohon kesediaan Saudari untuk
berpartisispasi menjadi responden dan menjawab pertanyaan dengan sejujur jujur
nya sesuai dengan apa yang Saudari alami/rasakan/lakukan. Semua jawaban dan
data anda akan dirahasiakan dan tidak ada maksud untuk kegunaan lain. Demikian
atas bantuan dan kerjasama saudari, saya mengucapkan terimakasih.

Medan, 2020
Hormat Saya,

Zulfahani
NIM .161101001

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Alamat :

Bersedia menjadi responden untuk penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu

Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya Melayu di

Puskesmas Pagurawan Kec. Medang Deras”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi kebiasaan ibu prakonsepsi budaya Melayu di Puskesmas

Pagurawan Kec. Medang Deras.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, ibu bebas untuk ikut

atau menolak tanpa adanya sanksi apapun, jika bersedia silahkan memberikan

tanda tangan pada lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Peneliti Medan 2020

Responden

(Zulfahani) (............................)
NIM. 161101001

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
1. Kuesioner Data Responden
No Identitas Ibu
1 Inisial ibu
2 Usia
3 Jumlah anak
4 Pekerjaan [ ] PNS
[ ] Wiraswasta
a. Suami
[ ] Petani / Pedagang
[ ] Nelayan
[ ] Lainnya

[ ] IRT
[ ] PNS
b. Istri
[ ] Wiraswasta
[ ] Petani / Pedagang
[ ] Lainnya

5 Pendidikan
a. Suami [ ] SD
[ ] SMP
[ ] SMA
[ ] Perguruan Tinggi

b. Istri [ ] SD
[ ] SMP
[ ] SMA
[ ] Perguruan Tinggi

6 Penghasilan Per bulan [ ] < Rp 2.000.000


[ ] Rp 2000.000
a. Suami
[ ] > Rp 2000.000

b. Istri
[ ] < Rp 2000.000
[ ] Rp 2000.000
[ ] > Rp 2000.000

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

2. Kuesioner Perilaku Ibu Prakonsepsi (KPIP) :


Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut dibawah ini


2. Isilah jawaban pada tempat yang disediakan
3. Gunakan tanda ceklis(√) pada jawaban Yadan Tidak
Perilaku ibu No Ya Tidak
prakonsepsi yang
meliputi
Pengetahuan 1 Mengkonsumsi makanan yang mengandung

asam folat (vitamin B9) seperti sayur-sayuran

hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, susu dan

daging sangat baik bagi kesehatan wanita usia

subur yang akan hamil

2 Ibu yang memiliki gizi kurang, dapat


menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR)
3 Nasi, sayur, dan buah termasuk makanan sumber
energy
4 Makanan yang dikonsumsi tiap hari harus
mempunyai nilai gizi
5 Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi ibu
hamil dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan ibu hamil mengalami Kekurangan
Energi Kronis (KEK)
6 Pasangan suami-istri yang baru menikah, sangat

perlu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

jasmani/fisik untuk mengetahui dan mencegah

Universitas Sumatera Utara


beberapa penyakit kelainan jiwa yang

diturunkan, terutama bagi ibu yang akan hamil

agar anak yang akan dilahirkan dalam keadaan

sehat fisik dan psikis.

7 Ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang


intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan
perhatian dan kasih saying
8 Persiapan finansial/keuangansangat perlu dalam
merencanakan kehamilan yang sehat dan untuk
mencukupi kebutuhan selama kehamilan
berlangsung sampai persalinan
9 Salah satu cara untuk merencanakan kehamilan
dengan baik adalah dengan ber-KB
10 Sebelum hamil, calon ibu harus memiliki berat
badan yang ideal
Sikap 11 Apabila saya hamil, saya akan memperbaiki
nutrisi selama masa kehamilan saya
12 Saya akan menjaga kehamilan saya dengan
mengkonsumsi suplemen penambah darah (zat
besi)
13 Saya akan menabung mulai dari sekarang untuk
mempersiapkan kebutuhan selama saya hamil
nanti hingga melahirkan.
14 Saya akan memeriksakan kehamilan jika saya
merasa adanya tanda bahaya pada kehamilan
saya ke petugas kesehatan
15 Apabila saya hamil, saya akan memeriksakan
kehamilan ke petugas kesehatan minimal 4 kali

Universitas Sumatera Utara


pada masa kehamilan

16 Saya tidak akan memilih menggunakan alat


kontrasepsi karena mempunyai efek sampingnya
17 Jika saya hamil, saya tidak akan mengkonsumsi
obat-obatan yang berlebihan/tanpa resep dokter
karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu
dan janin
18 Jika saya hamil, saya akan melakukan aktifitas
ditempat yang tidak berisiko terhadap kesehatan
dan kehamilan saya

19 Sebelum saya hamil, saya akan menghentikan


semua kebiasaan buruk saya seperti merokok,
sering minum kopi, begadang, dll untuk
mempersiapkan kehamilan yang sehat
20 Apabila saya hamil, saya akan mengikuti semua
pantangan/larangan pada saat saya hamil sesuai
dengan budaya saya apabila sudah sesuai dengan
anjuran medis
Tindakan 21 Saya mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
22 Pada saat hamil, saya mengkonsumsi nasi lebih
banyak dibandingkan sumber makanan lainnya
23 Saya mengkonsumsi makanan dan minuman
yang manis
24 Saya menghindari bekerja sampai larut malam
25 Sebelum saya hamil,saya sering melakukan
perawatan payudara (SADARI)
26 Saya akan datang ke pelayanan kesehatan
apabila dilakukan program pelayanan kesehatan

Universitas Sumatera Utara


di daerah saya
27 Sebelum saya hamil, saya sudah memeriksakan
kondisi kesehatan saya ke petugas kesehatan

28 Saya selalu membersihkan rumah dan


lingkungan sekitar saya, untuk menjaga saya
pada saat hamil nantinya tetap sehat
29 Adat mandi air limau dan air bunga masih saya
lakukan sewaktu mengandung agar
mempermudah dalam proses persalinan
30 Saya tidak mengkonsumsi telur bebek asin pada
saat hamil, agar terhindar dari edema/mengalami
pembengkakan dan tekanan darah tinggi

Isilah beberapa pertanyaan di bawah ini!

1. Kebiasaan apa saja yang masih dilakukan ibu sebelum hamil dan
pada saat hamil?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
2. Apakah makanan pantangan ibu hamil sesuai dengan budaya
melayu?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Universitas Sumatera Utara


3. Apa pengaruh yang terjadi apabila pantangan/larangan tidak diikuti
selama kehamilan?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Hasil uji validitas

Koefisien Validitas Isi Aiken’s V

V= ∑S / n(C-1) V= ∑S / n(C-1)

Keterangan :

V = indeks kesepakatan ahli mengenai butir validitas

S = r- l0

r = angka yang diberikan oleh seorang ahli

l0 = angka penilaian validitas terendah (1)

n = jumlah ahli

C = angka penilaian validitas tertinggi (4)

Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat Berdasarkan Budaya

Melayu

Indeks
Penilai Pernyataan R s Validitas
V= ∑S /
N(C-1)
1 item 1 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 2 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 3 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 4 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 5 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 6 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 7 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 8 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 9 4 3 v = 3/1(3) = 1
item 10 4 3 v = 3/1(3) = 1

Universitas Sumatera Utara


item 11 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 12 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 13 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 14 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 15 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 16 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 17 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 18 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 19 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 20 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 21 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 22 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 23 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 24 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 25 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 26 3 2 v = 2/1(3)
= 0,67
item 27 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 28 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 29 4 3 v = 3/1(3) = 1

item 30 4 3 v = 3/1(3) = 1

Total V = 29,67

= 0,989

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7

Reliabilitas Kuesioner

Keterangan

= Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir soal atau pernyataan

M = Skor rata-rata

Vt = Varians total

= }

1,03 }

= 1,03 x 0,71

= 0,73

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8

Master Tabel Demografi Dan Hasil Perilaku Ibu Prakonsepsi

Na U J. Peke Peke Pend Pend Peng Peng Penge Si Tin

m si A rjaa rjaa idika idika hasil hasil tahua ka dak

a a na n S nI nS nI an S an I n p an

S 2 3 2 5 1 1 2 0 2 1 2

S 1 2 4 5 3 3 3 0 1 1 2

L 2 0 5 3 3 4 3 3 1 1 2

U 2 2 3 5 3 1 3 0 2 1 2

Y 2 2 2 5 3 3 1 0 1 2 2

A 2 2 2 5 2 3 1 0 1 2 2

I 2 3 2 5 1 1 1 0 1 2 3

S 2 1 2 5 1 3 2 0 2 2 2

Y 2 1 4 5 1 3 2 0 1 2 2

K 2 3 4 5 3 2 2 0 1 2 2

M 1 1 2 5 2 3 3 0 1 2 2

N 2 1 4 5 1 3 3 0 2 2 2

F 1 1 2 5 1 3 1 0 2 1 2

S 2 1 4 5 1 3 2 0 1 2 2

W 2 3 5 5 4 4 3 0 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


N 2 1 2 5 2 2 1 0 1 1 2

Z 1 2 4 5 2 3 2 0 1 2 2

S 1 2 2 5 1 1 3 0 2 1 2

S 1 1 4 5 1 3 1 0 1 1 2
S 1 1 2 3 3 2 3 2 1 2 3
E 2 1 4 5 1 3 1 1 1 1 2
L 1 2 2 5 2 1 1 0 1 3 3
R 2 2 2 5 1 2 3 0 1 1 2
E 1 1 2 5 3 2 1 0 2 2 2
I 1 2 2 5 1 2 2 0 1 2 3
N 2 4 2 5 3 3 1 0 1 1 2
W 2 2 2 5 1 1 1 0 2 2 2
H 1 1 4 5 3 4 3 0 1 1 2
I 2 2 1 5 2 3 2 0 2 1 2
M 1 1 1 5 1 2 2 0 1 1 2
N 2 1 2 5 3 3 1 0 1 1 1
Z 2 1 2 1 3 4 3 3 1 1 1
N 2 2 4 5 2 3 2 0 1 2 2
H 2 2 2 5 1 1 3 0 2 1 2
N 2 3 2 5 1 1 1 0 1 2 2
H 2 1 2 5 1 3 3 0 1 2 3
N 2 2 2 5 1 3 1 0 1 1 1
S 2 1 2 5 1 3 1 0 1 1 2
N 1 1 4 5 3 1 1 0 1 1 2
E 2 3 2 5 1 3 3 0 1 1 2
K 1 2 2 5 2 2 2 0 2 2 2
M 2 3 2 5 1 1 1 0 1 1 2
I 2 1 2 5 1 1 1 0 1 1 2
M 1 1 4 5 3 3 3 0 2 1 1
F 2 1 4 5 1 3 2 0 1 2 1
P 2 2 2 5 1 2 1 0 1 1 2
D 2 4 4 5 2 3 2 0 1 1 1
M 2 3 4 5 3 3 3 0 1 1 1
S 1 1 1 5 3 1 2 0 1 2 2
S 2 1 4 5 3 3 2 0 1 2 2
U 2 1 4 5 3 2 2 0 1 1 2
N 1 1 4 5 1 2 3 0 1 1 2
R 2 3 2 4 1 2 3 3 1 1 2

Universitas Sumatera Utara


S 2 3 2 5 1 1 3 0 1 1 2
M 2 1 3 5 2 2 1 0 1 1 2
S 2 2 2 5 2 1 2 0 1 2 2
S 1 1 2 5 1 1 1 0 1 2 2
P 2 2 4 1 3 4 1 3 1 1 1
M 2 3 4 5 1 1 2 0 1 1 2
E 2 1 5 4 1 1 3 2 1 1 2
S 2 2 4 4 3 4 1 1 1 2 1
N 2 1 2 5 1 3 3 0 1 1 2
H 2 2 4 5 2 1 1 0 1 2 2
F 2 2 3 5 1 2 1 0 1 1 2
E 2 2 2 5 3 3 2 0 1 2 2
H 2 2 2 5 1 1 1 0 2 2 2
F 2 1 4 5 3 3 2 0 1 2 2
S 2 2 4 4 4 4 3 3 1 1 2
W 2 0 4 4 3 3 3 1 2 2 2
W 2 0 4 1 3 4 1 1 2 2 2
S 2 3 2 5 1 1 2 0 2 2 2
A 2 2 4 1 4 3 3 2 1 1 2
N 2 1 2 5 1 1 1 0 2 2 2
H 2 2 4 3 4 3 2 1 2 1 2
R 2 2 1 1 3 4 3 1 1 2 2
D 2 2 4 3 4 4 3 2 2 1 2
R 2 0 4 1 3 4 3 1 1 1 2
M 2 1 4 3 3 3 3 1 1 2 2
S 2 2 2 5 2 2 1 0 1 2 3
S 2 1 2 5 1 3 3 0 1 1 2

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9

Master Tabel Data Pengetahuan Ibu Prakonsepsi

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0

2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

7 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

8 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

13 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0

14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

19 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

21 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

22 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0

29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

38 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0

39 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Universitas Sumatera Utara


42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

43 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0

44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

46 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

51 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

52 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

54 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

56 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


64 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

65 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

67 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

69 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0

70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

71 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

72 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0

73 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0

74 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

75 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1

76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

77 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

78 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

79 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0

80 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10

Master Tabel Data Sikap Ibu Prakonsepsi

P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

0 1 1 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 0 1 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 0 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 0 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


1 1 1 1 1 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 1 1 1 0 0 0 1

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 0 0 1

1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

1 1 0 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 0 1 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 0 0 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 11

Master Tabel Data Tindakan Ibu Prakonsepsi

P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30

1 0 0 1 0 1 1 1 0 0

1 0 0 1 0 1 1 1 0 0

1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

1 1 0 0 1 1 0 1 0 0

1 0 0 0 0 1 0 1 1 1

1 1 1 0 0 1 0 1 0 0

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 0 0 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 1 0 1 0 0

1 1 0 0 1 1 0 1 0 0

1 0 0 0 0 1 1 1 1 0

0 0 0 0 1 1 0 1 0 1

1 0 1 0 0 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 1 1 1 0 0

0 1 0 0 0 1 1 1 1 0

1 0 0 1 0 1 0 1 0 0

1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

1 0 1 0 1 1 0 1 0 0

Universitas Sumatera Utara


1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 9

1 1 0 0 0 1 0 1 0 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

1 1 0 1 0 0 1 1 0 1

0 0 1 0 1 1 0 1 0 0

1 1 0 1 0 1 1 1 0 0

1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

1 1 1 0 0 1 0 1 0 0

1 1 1 1 0 1 0 1 1 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

0 1 1 0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 0 1 1 0

1 1 0 0 0 0 1 1 1 0

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

1 0 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 0 1 1 1 0

1 1 0 0 0 0 1 1 1 0

0 0 0 0 0 1 0 1 1 0

1 0 0 1 0 1 1 1 1 0

Universitas Sumatera Utara


1 0 0 1 0 1 1 1 0 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 0 1 1 0 1 1 1 0 1

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 0 1 1 0 1 0 0 0 1

0 1 0 0 0 0 0 1 0 0

1 1 0 0 0 1 0 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 0 0 0 0 0 0 1 0 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 0 0

1 1 0 1 0 1 1 1 0 0

1 1 0 1 0 1 0 1 0 0

1 0 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 1 0 1 1 0

1 1 0 0 0 1 1 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


1 1 1 1 0 1 0 1 1 0

1 0 0 1 0 1 0 1 1 1

1 0 0 1 0 1 0 1 1 0

1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

1 0 0 1 0 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 1 0 1 1 1

1 0 0 0 0 1 0 1 0 0

1 1 0 0 0 1 1 1 0 1

0 1 0 0 0 1 0 1 1 0

0 1 0 1 0 1 0 1 0 0

1 0 0 1 0 1 0 1 0 1

1 1 0 1 0 1 1 1 0 0

1 1 0 0 0 1 1 1 1 0

1 0 0 0 0 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 0 1 1 1

1 0 0 0 0 1 1 1 1 0

1 1 0 0 0 1 0 1 1 0

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Zulfahani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Nenassiam, 25 juli 1998

Anak Ke :1

Alamat : JL. Abdul Hakim, Komplek Insan Cita Griya B7

No. Hp : 082163487637

E-Mail : zulfahani 836 @ gmail.com

Nama Ayah : Sangkot Asty

Nama Ibu : Mahlian Ira

Pendidikan

1. Tahun 2004-2010 : SD N. 010235 Nenassiam


2. Tahun 2010-2013 : SMP N. 3 Kisaran
3. Tahun 2013-2016 : SMA N 2 Kisaran
4. Tahun 2016-sekarang : S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumate

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13

Perilaku Ibu Prakonsepsi untuk Kehamilan yang Sehat


Berdasarkan Budaya Melayu di Puskesmas Pagurawan
Kec. Medang Deras
ORIGINALITY REPORT

% 13
SIMILARITY INDEX
% 13
INTERNET SOURCES
% 2
PUBLICATIONS
% 5
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

I
1 media.neliti.com n
t
Internet Source
e
r
2 repository.usu.ac.id n
e
Internet Source t

S
3 text-id.123dok.com o
u
Internet Source r
c
e
4 repository.unair.ac.id
Internet Source

5 jurnal.uinsu.ac.id
Internet Source

6 eprints.poltekkesjogja.ac.id
Internet Source

7 www.scribd.com
Internet Source

8 id.123dok.com
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai