Anda di halaman 1dari 43

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Trimester III
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai keluarnya bayi. Kehamilan
normal lamanya adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Syaiful, 2019). Kehamilan merupakan periode penting pada
pertumbuhan untuk membentuk kualitas sumber daya manusia dimasa yang
akan datang (Black et al., 2013) Pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan
anak sangat ditentukan oleh kondisi janin saat dalam kandungan. (Halisah et al.,
2022)
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Menurut Prawiharjo (1999)
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester yakni trimester I, sejak konsepsi
sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai
enam bulan (13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan
(29-42minggu) Menurut Prawiharjo (1999). Kehamilan trimester III yaitu periode 3
bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
(Simanullang, 2017)
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada masa kehamilan trimester III
dimulai sejak usia kehamilan memasuki Minggu Ke 28 bulan Ke 7 Pada akhir
minggu ke-28, panjang janin adalah sekitar 25 cm-35 cm dan berat janin sekitar
1.100 g, janin dapat bernapas, menelan dan mengatur suhu, surfakta terbentuk
didalam paru-paru, mata mulai membuka dan menutup.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia Kehamilan 32 Minggu atau bulan Ke 8 Simpanan lemak coklat
berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi
sudah tumbuh 38-43 cm, panjang janin 40 cm - 43 cm dan berat janin sekitar
1.800 gr mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Bila bayi dilahirkan ada
kemungkinan hidup 50-70 %.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia kehamilan 36 minggu atau bulan Ke 9 Berat janin sekitar 1.500-2.500
gram dan panjang janin 46 cm, lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru
telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan, seluruh uterus terisi oleh
bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar banyak, Antibodi ibu ditransfer
kebayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai
sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia kehamilan 40 minggu atau bulan ke 10 Bayi cukup bulan dan dimana
bayi akan meliputi seluruh uterus, air ketuban mulai berkurang, tetapi masih
2

dalam batas normal, Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh
baik, organ – organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam scrotum.
(Yulizawati, 2017) Pada wanita, labia major berkembang baik, tulang – tulang
kepala menulang, pada 80% kasus telah terjadi center osifikasi pada epifisis tibia
proksimal, panjang janin 50 cm – 55 cm. (Fatimah and Nuryaningsih, 2017)
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditentukan dengan:
1) Mempergunakan rumus Naegle
Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama
288 hari Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama
haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah tujuh dan bulannya
ditambah sembilan.(Mauliani, 2021)
Contohnya, haid hari pertama tanggal 15 Januari 2023, maka
penghitungan perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga
dugaan persalinan adalah 22 Oktober 2023
Cara 2 : Seorang wanita hamil dengan HPHT 14-8-2008 dan datang ke
bidan pada tanggal 11-2-2009, maka untuk menghitung usia kehamilan caranya
sebagai berikut :
14-8-2022 (bulan Agustus memiliki 31 hari, jadi 31-14=17 hari ?
Bulan Minggu Hari
8 2 3
9 4 2
10 4 3
11 4 2
12 4 3
1 4 3
11/02/2023 1 4
23 20 = 2 mgg 6 hari
23 + 2 mgg 6 hari

Cara 3 : Apabila tanggal pemeriksaan mendekati TTP bisa menggunakan


perhitungan sebagai berikut : Kehamilan sampai aterm mempunyai jumlah
minggu 40. Kemudian dihitung selisih jarak tanggal AnamnesePemeriksaan Anc
dengan tanggal HPHT, Contoh : Pasien datang periksa tanggal 28 Januari 2023.
Diketahui HPHT : 4-5- 2022. TTP 11-2-2023. Dihitung jarang periksa (28 Januari
2023) sampai dengan TTP (11-2-2023), hasilnya dapat maju atau mundur 14 hari
atau 2 minggu. Maka perhitungan usia kehamilannya adalah
Anamnese 28 - 01 - 2022. ( Ket : 1 thn : 12 Bln)
3

HPHT 04 – 05 – 2023
24 - 08 x 4 = 32 Minggu (Ket : Dikali 4 karena dalam 1 Bln : 4
Minggu )
08 x 2 = 16 Hari (Ket : Dikali 2 karena Usia kehamilan biasa maju biasa mundur
2 minggu
24 + 16 + = 40hari/7 Minggu 5 minggu sisa 5 hari
Usia Kehamilan : 32 Minggu + 5 Minggu + 5 Hari 37 Minggu 5 Hari
2) Gerakan pertama fetus. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan
pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat
ditetapkan. Perkiraan ini tidak tepat
3) Perkiraan tingginya fundus uteri.
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama
tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini
ku-rang tepat.
1. Rumus Bartholomew
Antara simfisi pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang sama,
maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan.
Tinggi fundus uteri Umur kehamilan
1/3 Di Atas Simfisis 12 minggu
½ Simfisis-Pusat 16 minggu
2/3 Di Atas Simfisis 20 minggu
Setinggi Pusat 24 minggu
1/3 Di Atas Pusat 28 minggu
½ Pusat-Prosesus Xifoideus 32 minggu
Setinggi prosesus xifoideus Dua jan (4cm) 36 minggu
di bawah prosesus xifoideus 38 minggu

2. Rumus Mc. Donald Berdasarkan tinggi fundus uteri dengan pita ukur
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi
7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obsterik dan bila dikalikan
8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.
Tabel Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan
8 Bulan hamil 10 bulan hamil
Perut lebih kecil Perut besar
Epigastrium tegang Epigastrium lembek, karena kepala
4

janin masuk PAP


Pusat datar Pusat menonjol
Kepala teraba kecil Kepala besar.
Kepala belum masuk PAP Kepala telah masuk PAP
Lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi samapai terjadinya
persalinan adalah kira-kira 280 hari ( 40 minggu ) , dan tidak lebih dari 300
hari ( 43 minggu ). Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam
3 bagian yaitu :
1. Kehamilan trimester I ( 0 sampai 12 minggu )
2. Kehamilan trimester II ( 12 sampai 28 minggu )
3. Kehamilan trimester III ( 28 sampai 40 minggu )
Taksiran berat janin dengan teori Johnson-Tausack, yaitu • Jika bagian
terbawah janin belum masuk PAP Taksiran Berat Janin = (TFU-13) x 155 • Jika
bagian terbawah janin sudah masuk PAP Taksiran Berat Janin = (TFU-11) x 155.
(Mauliani, 2021)
II.2. Tinjauan Umum out come /luaran kehamilan
II.2.1. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)(Rosyati
and Km, 2017) dengan membukanya dan menipisnya servik hingga janin turun
ke jalan lahir dan berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan disusul plasenta dan selaput janin. Persalinan dianggap
normal jika usia kehimalannya cukup bulan (37-42 minggu). (Yulizawati, 2017;
Mutmainnah, 2017).
Persalinan berdasarkan definisi terbagi ata 3 jenis bentuk persalinan yaitu
persalinan spontan bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, persalinan buatan bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar, persalinan anjuran bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
Persalinan berdasarkan umur kehamilan terdiri dari 5 yaitu Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan
berat badan kurang dari 500 gr. Partus immaturus Pengeluaran buah kehamilan
antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram
dan 999 gram. Partus prematurus 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan
5

berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram. Partus maturus atau a’terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan
berat badan 2500 gram atau lebih. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu. jenis (Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palang, 2019)
Permulaan persalinan dapat ditandai dengan Perut mulai tegang dan
mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit kemudian adanya
pengeluaran lendir dari jalan lahir, Ibu merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang
menjalar kebagian perut bawah, Kadang-kadang keluar cairan/darah dari
vagina.
1. Penatalaksanaan Dalam Persalinan
Pembagian kala dalam persalinan normal dibagi 4 kala yaitu : Lamanya
persalinan Lamanya persalinan terrtentu bagi primigravida dan multi gravida
Tabel 1. Durasi Perlangsungangan Persalinan pada ibu hamil Primigravida dan
multigravida
Primigravida Multigravida
Kala I : 12,5 jam Kala I : 7 jam 20 menit
Kala II : 80 menit Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit Kala III : 10 menit
Persalinan : 14 jam Persalinan : 8 jam
(Rosyati and Km, 2017)
Penambahan pembukaan 1 sejam bagi primigravida, dan 2 cm sejam bagi
multigravida. Tapi sesungguhnya kemajuan pembukaan tidak sama rata.
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat
berjalan-jalan. Klinis dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan ibu
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).
Proses kala I berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif masih dibagi menjadi 3 fase
lagi, yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3
menjadi 4 cm; fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm; dan fase
deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi 10.(Fitriahadi, 2019)
6

b. Kala II Persalinan
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada
kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat kurang lebih 2-3 menit sekali.
(Fitriahadi, 2019)
Tanda gejala kala II Persalinan:
1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum atau
vaginnya 3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva vagina, dan spingter ani terlihat membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
c. KALA III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim.
(Fitriahadi, 2019)
d. KALA IV Dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama post
partum. Dalam kala IV ini penderita masih membutuhkan pengawasan
yang intensif karena perdarahan karena atonia uteri masih mengancam.
Maka dalam kala IV penderita belum boleh dipindahkan keruang
perawatan dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan. (Rosyati and Km,
2017)
Observasi yang dilakukan 2 jam postpartum. Meliputi Keadaan umum ibu
TTV, Mengawasi perdarahan postpartum - Darah yang keluar dari jalan
lahir ada tidaknya laserasi, jika ada laserasi maka dilakukan heacting -
Kontraksi Rahim kontraksi uterus, kandung kemih tiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua dan TFU normal Setinggi
pusat atau 1 jari BPST /1000 gr - - Pengobatan perdarahan postpartum -
Memeriksa bayi (Rosyati and Km, 2017)
2. Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah
persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan primer dan
perdarahan post partum sekunder. Sebab perdarahan post partum ada 2 jenis
yaitu Perdarahan Postpartum Primer yaitu Perdarahan berlangsung dalam 24
jam pertama dengan jumlah peradrahan 500 cc atau lebih Penyebab : Atonia
7

uteri, Retensio Plasenta ,Robekan jalan lahir, Ruptura uteri inkomplet atau
komplet, Hematoma para metrium, Perlukaan servikal, Perlukaan vagina atau
vulva, Perlukaan perineum.
Perdarahan postpartum Sekunder, Perdarahan Postpartum setelah 24 jam
pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih Penyebab Tertinggalnya
sebagian plasenta atau membrannya, Perlukaan terbuka kembali dan
menimbulkan perdarahan, Infeksi pada tempat implantasi plasenta
4 T yang penting dalam persalinan hubungkan dengan persalinan
Power
Pesegger
Passage
Psikis ibu/penolong
3. Colostrum /ASI
Colostrum Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari
ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan
oleh payudara ibu berbentuk cairan berwarna kekuningan atau sirup bening
yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit lemak daripada susu
matang.
Kolostrum adalah cairan yang lumayan kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan Asi mature, bentuknya
lumayan kasar karena menyimpan butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan
khasiat: 1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran
pencerna siap untuk menerima makanan. 2) Mengandung kadar protein
yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan
perlindungan tubuh terhadap infeksi.3) Mengandung zat antibody yang
dapat melindungi tubuh bayi dari berbagai macam penyakit infeksi untuk
jangka waktu sampai dengan 6 bulan.
Fisiologi ASI
4. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan
setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Karena
inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan
adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat
8

digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi ASI. (Tjahjo and
Paramita, 2008)
Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protocol tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu dari Evidence for the ten step to
successful breastfeeding yang harus diketahui oleh setiap tenaga kesehatan.
Segera setelah dilahirkan, bayi diletakan di dada atau perut atas ibu selama
paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan kepada bayi untuk mencari
dan menemukan putting ibunya.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan incubator,
menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi
nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran
meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru
lahir. (Maryunani, 2012)
Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi telah tenang sehingga didapat
pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat meningkat
dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormone oksitosin, prolactin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi .(Maryunani, 2012) serta
mempengaruhi involusio uteri(Harianto, Yulifah and Erlisa, 2018)
Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Menurut
penelitian yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah
“Pediatrics”, 22% kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang terjadi
dalam satu bulan pertama - dapat dicegah bila bayi menyusu pada ibunya dalam
satu jam pertama kelahiran. (Tjahjo and Paramita, 2008)
Lama pemberian ASI (menyusui) Pada hari-hari pertama, biasanya ASI
belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang
produksi ASI dan membiasakan putting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5
boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat
disusukan selama 15 menit. Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI
cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa,
jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit
kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml.(Handayani et al., 2018)
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan sebab lain (kencing, kepanasan/ kedinginan, atau sekedar ingin
9

didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat, ASI
dalam lambungnya akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan
menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu
setelah 1-2 minggu kemudian. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan
bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar
rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari.(Handayani et al.,
2018)
II.2.2. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
minggu ssampai 42 minggu dengan berat badan 2500 gram-4000 gram lahir
langsung menangis tidak ada kelainan congenital (catatan bawaan) yang berat
dengan nilai APGAR antara 7-10. (Deswani, Julia dolok Hotmaria, 2014) Asuhan
segera aman dan bersih bagi bayi baru lahir adalah dengan pencegahan infeksi,
melakukan penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, perawatan mata dan
tali pusat, pemberian ASI, pemberian imunisasi Hepatitis B dan Vitamin K
(Dwienda, 2014) (Umrah,2018).
Asuhan Neonatus Neonatus adalah bayi baru lahir yang usianya antara 0
sampai 1 bulan biasanya28 hari sejak pertama ia dilahirkan.(Abarca, 2021) Pada
masa ini terjadi masa transisi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah serta oragan-organ tubuh mulai berfungsi. (Noorbaya, 2019)
Priode transisi bayi baru lahir terdiri atas 2 priode yang pertma yaitu masa Priode
reaktifitas pertama dan priode reaktivitas kedua. (Deswani, Julia dolok Hotmaria,
2014)
Priode reaktifitas pertama, sejak 30 – 60 menit pertama kehidupan dan
digambarkan dengan waspada/siaga, eksplorasi dan aktif refleks mengisap,
selama periode awal BBL mungkin akan mengalami takipnea(hingga 80x /menit)
dan takikardi(hingga 180x/menit).) dapat terlihat adanya retraksi dinding dada
ringan hingga sedang Nasal flaring (pernafasan cuping hidung), dengkuran saat
ekspresi, dan rales mungkin terdengar. Pernafasan periodik (jeda nafas kurang
15 detik) mungkin saja terjadi akrosianosis(tangan dan kaki kebiruan) juga lazim
terjadi. (Zaichkin & Askin, 2010)
Priode ketidakaktifan relatif berlangsung 2 – 3 jam setelah bayi lahir.bayi
baru lahir menjadi kurang tertark pada rangsangan eksternal dan tertidur selama
beberapa menit hingga beberapa jam. Selama tidur nyenyak pemberian carian
menyusui akan sulit denyut jantung stabil pada 100 – 140x/ menit laju
10

pernafasan 40 -60x/menit, suara nafas jernih, warnah kulit merah muda.


(Zaichkin & Askin, 2010)
Periode reaktivitas kedua terjadi antara 5 – 6 jam setelah lahir.priode ini
akan berlangsung selma 10 menit hingga beberapa jam. Jantung dan
pernafasan akan semakin meningkat, tetapi harus tetap dalam batas normal.
(Deswani, Julia dolok Hotmaria, 2014)
II.2.3. Pengukuran Antropometri Pada Bayi Baru Lahir
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri berarti ukuran dari tubuh. Metode
antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan
status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan
antropometri secara antropometri adalah konsep pertumbuhan. (Sinaga, 2017)
Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi(Widiastuti, 2021). Pengukuran antropometri BBL normal bayi lahir
dengan Berat badan lahir 2500-4000 gram, Panjang badan lahir 48-52 cm, LK
33-35 cm, LD 30-38 cm, LLA 9-11,5 cm. (Sinaga, 2017)
Penilaian Awal Keadaan umum Bayi Baru Lahir bayi dinilai setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi
menderita asfiksia atau tidak. Yang nilai ada 5 poin: 1. Appearance (warna kulit)
2. Pulse rate (frekuensi nadi) 3. Grimace (reaksi rangsangan) 4. Activity (tonus
otot) 5. Respiratotry (pernapasan) Setiap penilaian diberi nilai 0, 1, dan 2. Bila
dalam 2 menit nilai APGAR tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih lanjut, oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neurologic lanjutan di kemudian hari lebih
besar, berhubungan dengan itu penilaian APGAR selain pada umur 1 menit, juga
pada umur 5 menit.(Handayani et al., 2018)

Tabel 2. Nilai APGAR Score


Tanda Skor
0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
Pulse Tidak ada < 100x/menit >100 x/menit
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
mimic/menyeringai/merinti
Activity Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit Gerakan aktif
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik.menangis
11

Sumber :Modul Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Balita.(Tahun 2018)
Antropometri pada BBL dan PB
Tehnik pengukuran BBLdan PB
Masa nifas jelaskan asalmuasal fisiologi asi hingga produksi asi bisa muncul

II.3. Tinjauan Umum Tentang Zink


II.3.1.Definisi
Zink atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zink,
bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,4 merupakan unsur pertama
golongan 12 pada table periodik. Rantai zink merupakan protein kecil dengan
motif structural yang dapat mengordinasikan satu ion atau lebih untuk membantu
menstabilkan ikatan mereka. Rantai zink dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
struktur family yang berbeda dan biasanya berfungsi sebagai modul interaksi
yang mengikat DNA, RNA, protein, atau molekul kecil. (Prasad, 2012)
Zink sebagai logam esensial berperan penting sebagai fungsi kekebalan,
endokrin, kardiovaskular, dan sistem saraf. Efek biologis zink berkaitan dengan
kofaktor, antioksidan, anti-inflamasi, dan fungsi pensinyalan.(Rejeki and
Panunggal, 2016)
Peran yang umum adalah keterlibatan zink sebagai kofaktor pada protein
pengatur ekspresi gen dan sebagai enzim penyunting DNA. Kelas protein yang
menambat DNA dan memakai zink sebagai stabilisator ini dikenal sebagai
protein jemari zink / zink finger.(Widhyari, 2012)
Secara khusus, zink mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
membentuk senyawa yang kuat, tapi struktur kompleksnya mudah ditukar dan
fleksibel dengan molekul/unsur organik lain. Sehingga memungkinkan untuk
memodifikasi struktur tiga dimensi asam nukleat, dan protein khusus.(Hidayah,
2021)
Pada saat Realisasi peristiwa biologis. Zink adalah enzim penting yang
terlibat, Zink tersebut berupa mineral yang diperlukan untuk pemeliharaan dan
perbaikan sel. Aktivasi enzim diperlukan untuk pengaturan ekspresi gen dan
pembaruan sel.(Ahmed and Sagar, 2021)
I.3.2. Distribusi zink
Penyerapan zink terjadi di usus kecil jejunum dan duodenum bila kadar di
dalam darah rendah maka zink lebih banyak diserap. Namun apabila asupan zink
tinggi dan kadar yang diserap tinggi, maka didalam sel mukosa dinding sel usus
halus terbentuk protein metalotionein yang akan mengikat zink dan masuk ke
12

aliran darah. Zink yang diserap dibawa oleh albumin dan trasferin ke hati.
Kelebihan zink akan disimpan di hati dalam bentuk metalotionein, sisanya
disimpan di pancreas dan jaringan tubuh lainnya seperti kulit, rambut, kuku,
tulang, retina, dan organ reproduksi laki-laki.(Peternakan, Peternakan and
Udayana, 2016)
Di dalam pankreas zink digunakan untuk membuat enzim pencernaa, yang
pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikian
saluran cerna menerima zink dari dua sumber, yaitu dari kanan dan dari cairan
pencernaan yang berasal dari pankreas. Sirkulasi zink di dalam tubuh dari
pankreas ke saluran cerna
Absorpsi zink diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding
saluran cerna. Bila konsumsi zink tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna
sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi
berkurang. Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang
bersama sel-sel dinding usus halus yang umurny adalah 2-5 hari. Metalotionein
di dalam hati mengikat zink hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga
mempunyai peranan dalam mengatur kandungan zink di dalam cairan
ekstraseluler. Distribusi zink antara cairan ekstraseluler, jaringan dan dan
kembali ke pankreas dinamakan sirkulasi enteropankreatik. (Yuniastuti, 2014)
organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang
peranan penting dalam redistribusi ini. (Yuniastuti, 2014)
Zink diabsorpsi terutama di yeyenum. Jumlah zink yang ada di seluruh
pencernaan merupakan kombinasi dari asupan zink dan sekresi endogenous dari
organ seperti pankreas, sekresi gastroduodenal, dan empedu. Pankreas
menggunakan zink untuk membuat beberapa enzim pencernaan yang kemudian
dikeluarkan lagi dalam saluran pencernaan pada waktu makan. Jadi jumlah zink
dalam lumen usus halus setelah makan melebihi jumlah zink dari makanan
karena adanya sekresi endogenous Mekanisme zink memasuki enterosit belum
jelas benar.(washudi, 2018)
Gambar 2.1. Skema Distibusi zink dalam Tubuh

Zink
makanan

Zink dalam saluran cerna Menyimpan


sebagian
klus entero pankreatik

metalotionein
sebagian lagi
Mengikatkan zink ke
hilang melalui
albumin dan transferin
feses dan sel
saluran cerna yang
dibuang
Darah mengangkut zink ke
Pankreas membentuk enzim
pencernaan dari seng dan Hati 13
mengeluarkan kedalam
saluran cerna

Darah mengangkut zink dalam


albumin kejaringan tubuh lain

Sebagian hilang
Menyimpan melalui urtine kulit
kelebihan sebagai darah dan mani
metalotionein

Sumber :witney E.n dan S.R Rofles.Understending Nutrition.19993.hlm419


Konsensus secara umum mengatakan bahwa absorpsi zink memasuki
enterosit melibatkan dua proses kinetik, yaitu difusi (non mediated component)
dan berikatan dengan karier (a carrier mediated componenet). Mekanisme difusi
pasif lebih dominan pada asupan zink yang tinggi, sedangkan mekanisme
dengan karier lebih dominan pada asupan zink yang rendah. Peningkatan
afisiensi absorpsi zink yang terjadi saat zink rendah lebih disebabkan
peningkatan kecepatan transfer zink oleh carrier melewati membarn enterosit
diabndingkan dengan perubahan afinitas carrier terhadap zink (King, 2000 dan
flet, 2000).
Zink akan diikat oleh protein ususkaya sistein (CRIP = Cystein-Rich
Intestinal Protein) setelah mamsuk sel usu, yang akan memindahkan zink ke
metallothionein atau melintasi sisi serosal usus untuk berikataan dengan protein
palsma. Protein plasma pengangkut zink ke aliran darah antara lain albumin
dann trasnferrin.(Azrimaidaliza et al., 2020)
Zink diangkut oleh albumin dan transferrion menuju ke hepar. Darah
membawa zink dari hepar ke jaringfan ekstrahepatal seperti pankreas,
sedangkan kelebihannya tettap disimpan di dalam hepar dalam bentuk
metallothionein. Zink digunakan untuk membuat enzim pencernaan di dalam
14

pankreas yang pada waktu makan akan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Sirkulasi zink di dalam tubuh dari penkreas ke saluran cerna dan kembali ke
pankreas dinamakanb sirkulasi enteroohepatik. Zink dikeluarkan tubuh terutama
melalui feses (90%), urin (0,5-0,8 mg.hari), kulit 1-5 mg/hari, darah menstruasi
(0,5 mg/periode), cairan ejakulasi (1mg/ejakulasi) dan sel dinding usus halus.
Ada empat transporter zink pada metabolisme tingkat seluler, yang dberi
nama ZinkT-1, ZinkT-2, ZinkT-3 dan ZinkT-4. ZinkT-1 diekspresikan di berbagai
jaringan termasuk usus terutama pada permuaan basolateral vili duodenum dan
yeyenum; ginjal; dan hepar. ZinkT-1 diketahui berfungsi untuk mentranspor zink
dari eneterosit ke sirkulasi dara. ZinkT-2 terdapat pada vesikel asiik, berfungsi
untuk mengakumulasi zink dalam vesikel intrasel. melindungi sel dari kerusakan
yang disebabkan oleh level tokisk zink. ZinkT-2 banyak terekspresi pada usus,
ginjal dan testis, sedangkan ZINKT-3 terbatas pada otak dan testis.
ZinkT-4 bbanyak terdapat pada kelenjar payudara dan kemungkinan
berhubungan dengan sekresi zink dalam usus. Jumlah zink dalam tubuh
menggambarkan suatu keseimbangan dinamis antara masukan dan jumlah zink
yanng keluar. Zink diabsorpsi sepanjang usus halus. Hanya dalam jumlah kecil
saja yang diabsorpsi di lambungt dan usus besar. Jejenum merupakan tempat
absorpsi zink yang maksimal,sedangkan kolon tidak berperan penting. Absorpsi
zink adalah suatu fungsi dari daya larut senyawa-senyawa yang mengandung
zink di tempat absorpsi dan status zink.(Yuniastuti, 2018)
mlGambar 2.2. Keseimbangan zink pada orang dewasa normal.

USUS HALUS SERUM


Diet zn** JARINGAN
1,5 – 2,5 g
4-15mg/hr Zn ** Zn**
1-2mg/Hari 60%albumin
(0,15mM) Metallothionein 30%α – 2-
macrogobulin
4 -5 SEMINAL FLUD
3mm (protein bound)
mg/hr
Biliaryexcretion
Chheelating
agents phytat

SUSU
2 – 3 µg/ml
Feses Urine
( 3- 14mg/hr 0,5-0,8 mg/hr
Hati, Rambut, cell Kulit 1,5
mg/hr
Pada konsentrasi zink yang rendah sampai normal di luminal, mekanisme
melalui pembawa (carrier) lebih utama. Pngambilan oleh sel melalui mekanisme
15

carrier-mediated ttidak membutuhkan energi. Protein-protein reseptor yang


khusus untuk zink belum ditemukan. Asupan zink yang rendah ternyata tidak
merubah afinitas ”carrier” zink, tetapi kapasitas untuk transport ”carrier-mediated”
lebih besar. Hal ini menimbulkan kecurigaan kemungkinan adanya sejumlah
reseptor.
Asupan zink yang tinggi, mekanisme melalui difusi pasif menjadi lebih
dominan. Pengaturnn homeostatik dari absorpsi zink berhubngan dengan
sintesis metallothionein intestiunal, sebuah metalloprotein kaya sisttein yang
mengikat zink, tembaga dan kationn valensi dua lainnya. Ekspresi gen
metallothionein dipengaruhi oleh beberapa hormon dan didit zink yang tinggi,
khususnya ketika asupan tembaga rendah.
Komponene plasma yang mengandung zink adalah α2-makroglobulin,
transferrin dan asam amino, khususnya sisteindan histidin. Distribusi zink yang
telah diabsorpsui ke jaringan ekstrahepatik terrutama terjadi oleh plasma yang
mengandung sekitar 3 mg zink atau sekitar 0,1% dari total zink di dalam tubuh.
Zink dibagi menjadi α2-makroglobulin (40%), albumin (57%) dan asam amino
(3%) di dalam palsma.
Zink terikat longgar dengan albumin dan asam amino, fraksi ini
bertanggung jawab pada transport zinkdarri hati ke jaringan. Karena semua zink
yng diabsorpsi diangkut dari plasma ke jaingan, pertukaran zink dari palsma ke
dalam jaringan sangat cepat untuk memelihara konsentrasi plasma zink yang
relatif konstan.
Manusia dengan berat badan 70 kg mengandung unsur zink ± 2-3 gram,
kandungan zink dalam jaringan bervariasi antara 10 – 200 mcg/g jaringan basah
dan pada kebanyakan orang mengandung 20-30 mcg/g. Kandungan zink pada
jaringan hati, otot, dan tulang berkisar antara 60 – 180 mcg/g, sedangkan kadar
normal zink dalam serum 96 ± 20 mcg/100 ml, terikat dalam bentuk
macroglobulin kira-kira 40 – 50 % dari seluruh zink dalam serum. Kadar zink
dalam darah sangat fluktuatif pada pukul 09.30 merupakan kadar puncak
terendah.(Hidayah, 2021)
Sebagian zink terdapat pada intraseluler pada nucleus, nucleolus, dan
sitoplasma yang banyak mengandung metaloenzim dan kurang dari 1 % terdapat
pada ekstraseluler. (Adriani, 2014)
Absorbsi zink membutuhkan alat angkut dan terjadi dibagian atas usus
halus (duodenum). Zink diangkut oleh albumin dan trasferin masuk ke aliran
darah dan dibawa ke hati. Kelebihan zink disimpan didalam hati dalam bentuk
16

metallothionein. Lainnya dibawa ke pancreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam


pancreas zink digunakan untuk membuat enzim 44 pencernaan, yang pada
waktu makan dikeluarkan dalam saluran cerna. Dengan demikian, saluran cerna
menerima zink dari dua sumber, yaitu makanan dan cairan pencernaan yang
berasal dari pancreas.(Rahayu, Fahrini and Setiawan, 2019)
Absorbsi zink diatur oleh metallothionine yang disintesis didalam sel
dinding saluran cerna. Bila konsumsi zink tinggi, didalam sel dinding saluran
cerna sebagian diubah menjadi metallothionein sebagai simpanan, sehingga
absorpsi berkurang. Metallothionein di dalam hati mengikat zink hingga
dibutuhkan oleh tubuh. (Almatsier, 2009)
Banyaknya zink yang diserap berkisar antara 15 – 40%. Absorpsi zink
dipengaruhi oleh status zink dalam tubuh. Bila lebih banyak zink yang
dibutuhkan, lebih banyak pula zink yang diserap. Begitu pula jenis makanan
mempengaruhi absorpsi. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologis zink;
sebaliknya protein histidin, methionine, dan systeine dapat meningkatkan
penyerapan. Tembaga dalam jumlah melebihi kebutuhan faal mengahambat
penyerapan zink. Nilai albumin 45 dalam plasma merupakan penentu utama
penyerapan zink. Albumin merupakan alat transport utama zink. Penyerapan zink
menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang
atau kehamilan.(Agustian, Sembiring and Ariani, 2016)
Faktor yang berpengaruh dalam membantu penyerapan Zn diantaranya
adalah metionin, histidin, sistein, sitrat, pikolinat. Sedangkan yang menghambat
penyerapan Zn diantaranya kadmium (Cd), cuprum (Cu), fosfor (P), besi (Fe) dan
oksalat. Kandungan kalsium yang tinggi dan keberadaan asam fitat dapat
menghambat penyerapan Zn dan diduga merupakan faktor penyebab kejadian
defisiensi sekunder Zn pada babi dan unggas. (PRASAD, 1991)
II.3.4. Transporter zink (ZnTs)
Transpor Zn di dalam darah diatur oleh albumin, antiprotease dan α2
makroglobulin, kemudian dibawa ke berbagai jaringan. Dalam plasma, sekitar
30% Zn berikatan dengan 2 alfa makroglobulin, sekitar 66% berikatan dengan
albumin dan sekitar 2% membentuk senyawa kompleks dengan histidin dan
sistein. Albumin juga turut berperan dalam mengatur penyerapan Zn, karena
66% Zn dalam plasma berikatan dengan albumin (PRASAD, 1991). Komplek Zn-
albumin disebut ligan Zn makromolekul utama sedangkan ligan mikromolekul
adalah kompleks Zn-histidin dan Znsistein yang berfungsi untuk membawa Zn ke
seluruh jaringan termasuk ke hati, otak dan sel-sel darah merah (Widhyari, 2012)
17

Sebagian zink menggunakan alat transport transferrin, yang juga


merupakan alat transportasi besi. Dalam keadaan normal kejenuhan transferrin
akan besi biasanya kurang dari 50%. Bila perbandingan antara besi dan zink
lebih dari 2:1, transferrin yang tersedia untuk zink berkurang sehingga
menghambat absorpsi zink. Sebaliknya, zink dosis tinggi menghambat
penyerapan besi. Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi distribusi zink di
dalam tubuh manusia(Siswanto, Budisetyawati dan Ernawati, 2014)Di dalam sel,
Zn++ berikatan dengan Zur protein yang mengatur jumlah masuknya Zn ke
dalam sel. Jika terjadi kelebihan Zn maka protein Zur dengan cepat
memindahkan dan mengeluarkannya dari sel (BRADLEY, 2003). Sekitar 60 –
80% Zn intraseluler terdapat dalam sitosol, 10% dalam inti, dan hanya sebagian
kecil yang ditemukan dalam mitokondria dan ribosom. Sebagian besar Zn dalam
sitosol berikatan dengan protein, dan Zn yang berlebih berikatan dengan
metalotionein di bawah kondisi normal, (LINDER, 1992)
Setidaknya ada 10 ZnT dan 15 zip transporter dalam sel manusia. Mereka
tampaknya memiliki peran berlawanan dalam homeostasis zink seluler. Ekspresi
dan distribusi seluler ZnT sangat diatur oleh perubahan tingkat zink.(Devergnas
et al., 2004) ZnTs mengurangi ketersediaan zink intraseluler dengan
mempromosikan penghabisan zink dari sel atau ke dalam vesikel intraseluler,
sementara pengangkut zip meningkatkan ketersediaan zink intraseluler dengan
mempromosikan penyerapan zink ekstraseluler dan mungkin, pelepasan zink
vesikular ke dalam sitoplasma.(Villa et al., 2007)
Keluarga pengangkut ZnT dan zip menunjukkan ekspresi spesifik jaringan
yang unik, daya tanggap yang berbeda terhadap kekurangan dan kelebihan zink
makanan, dan daya tanggap yang berbeda terhadap rangsangan fisiologis
melalui hormon dan sitokin.(Liuzzi and Cousins, 2004) ZnT yang baru-baru ini
dikarakterisasi telah secara signifikan meningkatkan pemahaman tentang
keterkaitan penyerapan dan penghabisan zink seluler tetapi belum
memperhitungkan pengamatan di tingkat seluruh tubuh. ZnTs-1 adalah protein
yang diekspresikan di mana-mana yang telah ditemukan di vili usus kecil
proksimal.(Transporters, 2018)
Menanggapi manipulasi diet zink, bagaimanapun, pada percobaan tikus
dengan hasil ekspresi pada tikus meningkat sebagai respons terhadap
suplementasi zink tetapi tidak untuk pembatasan zink. Pengamatan ini dan
lainnya telah mengarah pada konsensus saat ini bahwa ZnTs-1 berfungsi
terutama sebagai pengekspor zink dan dapat memainkan peran dalam
18

homeostasis zink sebagai mekanisme untuk perolehan dan eliminasi zink dalam
kondisi kelebihan zink. (Mcmahon and Cousins, 1998)
Peran metallothionein (MT), protein pengikat logam intraseluler, dalam
pengaturan penyerapan zink, khususnya dalam hubungannya dengan ZnTs, juga
masih belum jelas. Sintesis MT hati dan usus distimulasi oleh suplementasi zinc
diet, injeksi zinc intraperitoneal dan inflamasi serta respon fase akut.
Pembatasan diet juga menyebabkan berkurangnya sintesis MT. MT dapat
berfungsi dalam respons seluler untuk membatasi konsentrasi zink bebas dalam
rentang yang cukup sempit (Clinical, 1967) dan berfungsi sebagai kolam zink.
(Davis, McMahon and Cousins, 1998)
Transporter lain yang berpotensi terlibat dalam penyerapan zink dan logam
lainnya adalah transporter kation divalen 1 (DCT 1), suatu polipeptida
transmembran yang ditemukan di duodenum di kripta dan vili bawah dan
mungkin tersedia untuk penyerapan beberapa ion logamKarena protein transpor
ini diidentifikasi dan dikarakterisasi. (Mcmahon and Cousins, 1998) Pengangkut
ZIP memfasilitasi masuknya zink ke dalam sitoplasma dari ruang ekstraseluler
atau organel intraseluler, sedangkan pengangkut ZinkT memobilisasi zink ke
arah yang berlawanan. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa zink yang
dimediasi transporter berkontribusi pada kontrol peristiwa intraseluler, termasuk
aktivasi transkripsi, regulasi enzim, dan kontrol jalur pensinyalan tertentu.(Fukada
and Kambe, 2011)
II.3.5. Homeostasis Zink
Mempertahankan keadaan konstan zink seluler, atau homeostasis, sangat
penting untuk kelangsungan hidup. Pada manusia, penyesuaian total
penyerapan zink dan ekskresi usus endogen adalah cara utama
mempertahankan homeostasis zink.(Yilmaz, 2004) Penyesuaian penyerapan
zink gastrointestinal dan ekskresi endogen bersifat sinergis. Pergeseran ekskresi
endogen tampaknya terjadi dengan cepat dengan perubahan asupan tepat di
atas atau di bawah asupan optimal sementara penyerapan zink merespons lebih
lambat, tetapi memiliki kemampuan untuk mengatasi fluktuasi asupan yang
besar. (King, Shames and Woodhouse, 2000)
Asupan zink yang sangat rendah atau dengan asupan marjinal yang
berkepanjangan, penyesuaian homeostatis sekunder dapat menambah
perubahan gastrointestinal. Penyesuaian sekunder ini termasuk perubahan
ekskresi zink urin, pergeseran tingkat pergantian zink plasma dan mungkin,
19

retensi zink yang dilepaskan dari jaringan tertentu, seperti tulang, di jaringan lain
untuk mempertahankan fungsinya.(Devergnas et al., 2004)
Salomo dan Yakub menemukan bahwa besi anorganik dosis tinggi
menurunkan serapan zink yang diukur dengan perubahan zink plasma selama 4
jam berikutnya setelah dosis oral. Manusia dewasa diberikan 25 mg zink
(sebagai Zink sulfat [ZnSO4]) dalam larutan air, dan zat besi ditambahkan pada
25, 50 atau 75 mg. Zink plasma berkurang secara signifikan dengan
meningkatnya dosis zat besi. (Solomons and Jacob, 1981)
London(Hunt and Beiseigel, 2009) menggunakan dosis zink yang mirip
dengan yang diperoleh dari sebagian besar makanan dan mempelajari
penyerapan zink dengan menggunakan zink berlabel radioaktif dan
penghitungan seluruh tubuh. Dia menemukan penurunan yang signifikan dalam
penyerapan zink dalam keadaan puasa ketika zat besi ditambahkan ke dosis zink
dalam larutan air pada rasio molar 25:1 tetapi tidak pada rasio 2,5:1, yang mirip
dengan rasio yang digunakan dalam penelitian oleh Salomo dan Yakub.
(Solomons and Jacob, 1981)
Dengan demikian, interaksi tampak jauh lebih sedikit ketika asupan zink
lebih dekat ke tingkat “fisiologis”. Dia menyimpulkan bahwa efek besi pada zink
diberikan hanya pada rasio besi terhadap zink yang sangat tinggi dan dalam
larutan air. Ini menunjukkan besi itu Protein umumnya berpengaruh positif
terhadap penyerapan zink, karena penyerapan zink cenderung meningkat
dengan asupan protein.(Hunt and Beiseigel, 2009)
Konsumsi protein hewani (misalnya daging sapi, telur dan keju)
meningkatkan bioavailabilitas zink dari sumber makanan nabati kemungkinan
karena asam amino yang dilepaskan dari protein hewani menahan zink dalam
larutan(Hunt and Beiseigel, 2009) atau protein mengikat fitat. Secara umum,
pengikatan zink ke ligan atau chelator yang larut memiliki efek positif pada
penyerapan zink karena meningkatkan kelarutan zink.(Solomons and Jacob,
1981)
Kehilangan zink melalui saluran pencernaan menyumbang sekitar
setengah dari semua zink yang dikeluarkan dari tubuh. Sejumlah besar zink
disekresikan melalui sekresi empedu dan usus, tetapi sebagian besar diserap
kembali. Ini adalah proses penting dalam pengaturan keseimbangan zink. Rute
ekskresi zink lainnya termasuk urin dan kehilangan permukaan (kulit, rambut,
keringat yang terkelupas).(FAO and WHO, 2001)
20

Pengukuran zink usus endogen pada manusia terutama dilakukan sebagai


ekskresi tinja; ini menunjukkan bahwa jumlah yang diekskresikan responsif
terhadap asupan zink, zink yang diserap, dan kebutuhan fisiologis.(Krebs, 2000)
Biasanya, asupan zink manusia berkisar dari 107μmol/hari menjadi
231μmol/hari (setara dengan 14-30 mg/kg). Asupan ini mendukung
keseimbangan zink kasar (yaitu, mengganti kehilangan feses dan urin) pada
orang dewasa yang sehat, tetapi keseimbangan dapat dicapai hanya dengan
22μmol/hari (2,8 mg/kg) atau sebanyak 306μ mol/hari (40 mg/kg) diberi makan.
(Johnson et al., 1993)
Dengan pengurangan ekstrim atau peningkatan asupan zink, kehilangan
zink turun atau meningkat selama 6-12 hari pertama setelah perubahan pola
makan sehingga keseimbangan tercapai.(King, Shames and Woodhouse, 2000)
Manusia tampaknya memiliki kapasitas untuk mengatur kandungan zink
seluruh tubuh melalui perubahan asupan 10 kali lipat, seperti yang telah diamati
pada hewan percobaan. Kandungan zink tubuh diatur, oleh mekanisme
homeostatis, melalui rentang asupan yang luas oleh perubahan absorpsi
fraksional (biasanya 20-40%) dan ekskresi urin (0,5 mg/hari) dan usus (1-3
mg/hari).(Fairweather-tait Susan, 1996)
Zink dikeluarkan dari tubuh melalui tinja, urin dan jaringanm yang terlepas
termasuk, kulit, sel-sel mukosa, menstruasi dan ejakulasi. Rute utama ekskresi
adalah melalui tinja (lebih dari 90%). Beberapa zink dalam tinja berasal dari
sekresi endogenous. Semenara sekitar 0,5 – 0,8 mg/hari zink dikeluarkan melalui
urin setiap harinya. Kehilangan zink melalui permukan seperti kulit, keringat dan
rabut hanya sekitar 1-5 mg/hari(Rahayu, Fahrini and Setiawan, 2019), selama
kehamilan, Zn dibutuhkan untuk perkembangan fetus Pada awal laktasi Zn
dikeluarkan melalui kolostrum dan. Selama laktasi, Zn diekskresikan sebanyak 2
– 3 µg/ml melalui susu. (Widhyari, 2012)
II.3.6. Sumber zink
Zink pada makanan banyak dijumpai pada daging, susu, dan beberapa
makanan laut, yang berasal dari sumber hewani diserap lebih baik daripada
sumber nabati yang sering diikat oleh fitat. Fitat merupakan inhibitor utama dalam
asupan zink yang dapat menurunkan bioavailabilitas zink, diduga rendahnya
asupan zink juga mungkin diikuti rendahnya asupan mineral esensial yang lain
seperti besi.(Kemenkes RI, 2017)
Terdapat pada berbagai jenis bahan pangan. Tiram mengandung zink
dalam jumlah terbesar per takaran sajinya. Namun dalam kehidupan sehari-hari,
21

daging dan faktor memenuhi mayoritas kebutuhan zink karena lebih sering
dikonsumsi. Sumber zink lain yang dapat dikonsumsiantara lain biji-bijian,
kacang-kacangan, makanan laut, gandum dan produk susu. Penyebab utama
penghambatan penyerapan zink dari bahan nabati ialah tingginya kadar asam
fitat dalam gandum, serealia, kacang-kacangan, dan sebagainya. Asam fitat
dapat bertindak sebagai antinutrisi yang mekanisme kerjanya menghambat
penyerapan zink dari bahan nabati. (Kemenkes RI, 2017)
Sumber zink yang paling baik adalah protein hewani, karena mengandung
asam amino yang meningkatkan actor zink dan mempunyai bioavailibilitas yang
tinggi. Serealia dan kacang-kacangan juga merupakan sumber zink yang baik,
tetapi bioavailibilitasnya rendah dan mengandung asam fitat yang menurunkan
kelarutan dan absorpsi zink dalam usus (Deshpande,et alJ.D 2013).
Tabel 3. Kandungan zink dan fitat pada makanan.

Jenis makanan Kandungan zink Kandungan fitat


Mg/100g Mg/100 Mg/100g Rasio
molaritas fitat :
Kkal
zink
Hati, ginjal(sapi, unggas) 4,2 – 6,1 2,7 – 3,8 0 0
Daging sapi 2,9 – 4,7 1,1 – 2,8 0 0
Unggas(ayam, bebek, dll 1,8 – 3,0 0,6 – 1,4 0 0
Seafood (ikan, dll) 0,5 – 5,2 0,3 – 1,7 0 0
Telur (ayam, bebek.dll) 1,1 – 1,4 0,7 – 0,8 0 0
Produk susu (susu , keju) 0,4 – 3,1 0,3 – 1,0 0 0
Biji – bijian, kacang – 2,9 – 7,8 0,5 – 1,4 1,76 – 22 – 88
kacangan (wijen, almond, 4,71
dll)
Buncis, kedelai, kacang 1,0 – 2,0 0,9 – 1,2 110 -617 19 – 56
panjang, dll)
Sereal utuh ( tepung, 0,4 – 0,8 0,2 – 0,4 30 - 439 16 – 54
maizena, beras merah, dll)
Roti 0,9 0,3 30 3
Tape ubi 0,7 0,2 70 10
Umbi - umbian 0,3 – 0,5 0,2 -0,5 93 - 131 26 – 31
Sayur 0,1 – 0,8 0,3 – 3,5 0 - 116 0 – 42
Buah buahan 0 – 0,2 0 – 0,6 0 - 63 0 -31
22

Sumber : Hotz, C., 2004


II.3.7 Kebutuhan zink
Kebutuhan Zink Kebutuhan zink sangat bervariasi tergantung pada
Keadaan fisiologis dan Keadaan patologis, Keadaan fisiologis yang
menggambarkan banyaknya zink yang harus diabsorbsi untuk menggantikan
pengeluaran endogen. Pembentukan jaringan, pertumbuhan dan sekresi melalui
susu. Sehingga kebutuhan zink secara fisiologis ini tergantung pada usia dan
status fisiologis seseorang, sedangkan Keadaan patologis, pada kondisi ini
kebutuhan zink akan meningkat seperti trauma, infeksi dan gangguan absorbs.
(Ekathjahjana, 2019)
Angka kecukupan zink sehari yang dianjurkan kemenkes dalam buku
bahan ajar berdasarkan gizi dan pangan dalam daur kehidupan 2017 dapat
dilihat pada table berikut :
Tabel 4. Angka Kecukupan Zink Dianjurkan Perhari
Kelompok Umur Zink3 (mg)
Bayi /Anak

0 –5 bulan 1.1

6 – 11 bulan 3

1 – 3 tahun 3

4 – 6 tahun 5

7 – 9 tahun 5

Perempuan

10 – 12 tahun 8

13 – 15 tahun 9

16 – 18 tahun 9

19 – 29 tahun 8

30 – 49 tahun 8

Hamil (+an)

Trimester 1 +2

Trimester 2 +4

Trimester 3 +4

Menyusui (+an)

6 bulan pertama +5
23

6 bulan kedua +5

Sumber : Permenkes No 28 Tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang


dianjurkan untuk masyarakat indonesia sumber zink berasal dari
sumber dengan bioavailability tinggi dan sedang.(Ekathjahjana, 2019)
Jumlah Zink yang dibutuhkan dalan tubuh relatif kecil, namun sangat
penting hal ini dikarenakan Tubuh mengandung 2-2,5 gram zink yang tersebar di
hampir semua organ tubuh, terutama di hepar, pankreas, ginjal, otot dan tulang.
(Yuniastuti, 2014) .(Nurmadilla and Marisa, 2018)
kebutuhan zink ibu hamil Zinc, jumlah kebutuhan zink ibu hamil sebesar
17,5 mg, enzim-enzim yang mengandung Zink terlibat dalam sintesis dan
degradasi karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. Zink juga berfungsi untuk
menstabikan strukstur molekular DNA binding protein, hal ini menyebabkan Zink
berperan dalam kesuksesan sintesis RNA dan respon hormon. Zink berperan
dalam pertumbuhan janin, meningkatkan metabolisme enzim dan hormon,
sintetis protein, dan pengaturan kekebalan tubuh.(Retnaningtyas, 2016)
Penyebab utama defisiensi mineral–mineral ini adalah asupan nutrisi yang
buruk khususnya untuk vegetarian, orang-orang dengan sosial ekonomi rendah
dan orang-orang di negara berkembang. Hal ini disebabkan berkurangnya
hormon-hormon tersebut selama kehamilan menyebabkan disfungsi sistem imun,
gangguan otak dan perkembangan sistem saraf, perkembangan dan fungsi otot
rangka, masalah pencernaan dan metabolisme tulang (Yulizawati, 2017)
II.3.8. Peran Zink
Zink Diperlukan untuk produksi lebih dari 200 enzim, termasuk fosfatase,
metallo-proteinase, oksidoreduktase, transferase, yang terlibat dalam sintesis
protein, metabolisme asam nukleat, dan fungsi kekebalan. Selain itu, ini adalah
komponen struktural dari berbagai protein, hormon, nukleotida. (Ahmed and
Sagar, 2021)
Bagian dari enzim peptidase karboksil yang terdapat dalam cairan
pancreas, zink berperan dalam pencernaan protein. Bagian integral enzim DNA
polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA.
Fungsi kekebalan tubuh, yaitu sel T dan dalam pembentukan antibody untuk sel
B. Berperan dalam reaksi-reaksi yang lain, sehingga kekurangan zink akan
berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan.
(Almatzier, 2009)
Enzim yang menggunakan ion logam seperti zink sebagai kofaktor disebut
metaloenzim. Zink bertindak sebagai akseptor elektron yang berkontribusi
24

terhadap aktivitas kalitik banyak enzim. Dalam peran lain enzim penting untuk
sintesis, penyimpanan, dan pelepasan insulin dari pankreas.
Zink sebagai antioksidan. Zink merupakan komponen penting superoksida
dismutase (SOD). Radikal bebas superoksida terbuat dari dua atom oksigen
yang berpasangan dangan elektron tambahan. Superoksida dismutase adalah
enzim antioksidan penting yang mengubah superoksida radikal bebas menjadi
oksigen dan hidrogen. Hidrogen peroksida kurang bahaya sebagai radikal bebas
dan dapat didegradasi lebih lanjut menjadi air dan oksigen. (Azrimaidaliza et al.,
2020)
Beberapa penelitian menunjukkan adanya defisiensi zink berpengaruh
terhadap hormon pertumbuhan. Rendahnya tingkat Insulinelike growth factor 1
(IGF-1), growth hormone (GH) reseptor, dan GH binding protein RNA sering kali
dihubungkan dengan defisiensi zink. Rendahnya sistem regulasi dari hormon
pertumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan linier dan kadang sampai
terhenti pertumbuhan berat badannya (Flora et al., 2021)
Studi menunjukkan bahwa penyerapan zink ibu meningkat dan / atau
ekskresi zink eksogen menurun selama kehamilan dan menyusui, sehingga
meningkatkan ketersediaan zink ibu untuk pertumbuhan janin dan ekskresi zink
susu.(Hess and King, 2009)
II.3.9. Defisiensi Zink
Defisiensi Zink Defisiensi zink timbul akibat asupan zink rendah namun
kebutuhan meningkat, misalnya pada kondisi Hamil, menyusi serta dikarenakan
infeksi. (Pincombe, J. Thrup, 2000) Homeostasis zink dikendalikan oleh tindakan
terkoordinasi dari pengangkut zink, yang bertanggung jawab atas masuk dan
keluarnya zink, dan secara rumit mengatur konsentrasi dan distribusi zink
intraseluler dan ekstra seluler. Protein transporter telah diklasifikasikan menjadi
dua keluarga, Slc30a (ZinkT) dan Slc39a (ZIP). Dalam genom manusia dan
tikus, pengangkut 14ZIP dan 10ZinkT dikodekan.
Defisiensi zinc dapat memicu defisiensi vitamin A pada ibu hamil hal ini
dikarenakan Defisiensi zinc juga berperan penting pada metabolisme protein
yang berperan sebagai alat transportasi zat-zat gizi seperti vitamin A hal ini
mengakibatkan meningkatnya prevalensi prematuritas dan retardasi pada janin.
Defisiensi zinc dan vitamin A bersama-sama dapat membawa dampak yang lebih
serius baik bagi ibu maupun bagi janin.pada ibu hamil mengakibatkan persalinan
25

lama, retardasi pertumbuhan janin intra uteri, teratogenik, dan kematian pada
janin. (Liona Dewi, 2012)
Defisiensi zink dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak
cukup, bioavailabilitas yang rendah, dan ekskresi berlebihan (Gibson, 1990).
Sindrom utama patogenesis defisiensi zink adalah konsumsi yang kaya serealia
dan rendah sumber-sumber zink (Sandstead dan Evans, 1988). Pola konsumsi
pangan daerah Jawa Barat adalah konsumsi sumber karbohidrat kompleks
rendah dan konsumsi lauk pauk, sayuran, serta buah sangat rendah (Depkes,
1995).(Hayati, Ardinsyah and Irnbawan, 2000)
Kekurangan zink dikaitkan dengan gangguan metabolisme berbagai
hormon dan enzim yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang.
Ini dapat mengganggu pertumbuhan dengan mengubah sirkulasi insulin seperti
faktor pertumbuhan (IGF-1) yang merupakan faktor pertumbuhan utama
pascakelahiran. IGF-1 plasma dilaporkan menurun pada anak-anak dengan
kekurangan energy protein dan anak-anak yang kekurangan zink. Namun,
suplementasi zink, meningkatkan IGF-1 plasma dan meningkatkan pertumbuhan
pada anak yang stunting. Dengan demikian, stimulasi pertumbuhan dapat
dimediasi melalui perubahan sirkulasi IGF-1.
Tabel 5. Klasifikasi etiologi defisiensi zink
Kategori defesiensi zink Contoh
Tipe I : intake tidak adekuat Nutrisi parental tanpa suplementasi zink.
Kadar zink yang rendah pada ASI
Kehamilan pada remaja
Anorexia nervosa atau bulimia nervosa
Tipe II : pengeluran berlebih Kehilangan cairan – fisitel intestinal, diare
Peningkatan urine – sirosis hepatis, infeksi,
gangguan ginjal, diabetes militus, diuretik,
alkohol
Lainn – lain
Kehilangan darah yang disebabkan oleh
infeksi parasit, luka bakar, hemolisis,
hemodialisis
Tipe III : Mal Absorbsi Acrodematitis enterohepatica
Intake berlebihan tembaga
Cellac disease
Ulcerative colitis
26

Cysticf fibrosis
Disfungsi hati
Disfungsi pangcreas
Short bowel syndrom
Intake fitat berlebih
diuretik
Tipe IV : Ibu Hamil
Peningkatan Kebutuhan Ibu menyusui
Bayi premature
Tipe V : lain-lain Down Syndrom
Congenital thymus defect
Sumber : Corbo, 2013
Berdasarkan akibat dari defisiensi yang ditimbulkannya, zink termasuk
dalam klasifikasi zat gizi tipe II, yaitu zat gizi yang tidak menunjukkan gejala yang
spesifik akibat defisiensinya. Hal ini karena zat gizi merupakan struktur dari
enzim. Fenomena yang menonjol dari akibat defisiensi zat gizi tipe II ini adalah
ketergantungan zat gizi satu dengan yang lain, dimana zat gizi yang paling
rendah kandungannya adalah yang akan menentukan perannya. Zat gizi lain
yang termasuk zat gizi tipe II adalah potasium, sodium, magnesium, phosfor,
protein, nitrogen, threonin, lysin, dan sulphur. (Hidayah, 2021)
Kondisi lingkungan seperti kebersihan dan sanitasi yang buruk serta akses
yang buruk ke layanan kesehatan juga dapat meningkatkan risiko infeksi dan
mengurangi kekebalan. Infeksi juga biasanya menekan nafsu makan yang
menyebabkan penurunan besar dalam asupan makanan sehingga memperburuk
defisiensi zink. (Martorell, 2002)
II.3.10. Dampak difisiensi terhadap ibu hamil dan janin serta out come
Zink merupakan komponen penting struktur Zink-finger yang berfungsi
sebagai domain pengikatan DNA bagi faktor transkripsi. Struktur Zink-finger
terdiri atas sebuah atom Zink yang berikatan tetrahedris dengan cysteine dan
histidine. Atom Zink mutlak diperlukan untuk pengikatan DNA. Keberadaan zink
dalam protein tersebut penting untuk pengikatan tempat spesifik bagi DNA dan
ekspresi gen. Zink menstabilkan pelipatan domain membentuk jari yang mampu
berikatan dengan spesifik pada DNA. Reseptor inti beberapa hormone, termasuk
hormon steroid dan hormon tiroid, mengandung struktur Zink finger. Maka
defisiensi zink dapat mengubah kerja hormonal melalui disfungsi protein Zink-
finger (Prasad, 2012)
27

Defisiensi zink mempengaruhi metabolisme dan konsentrasi GH.


Perubahan konsentrasi GH berhubungan dengan konsentrasi zink dalam darah,
urine dan jaringan lain. Pada defisiensi zink, efek metabolik GH dihambat
sehingga sintesis dan sekresi IGF-1 berkurang. Hewan percobaan yang
kekurangan zink memiliki ekspresi gen IGF-1 hepatik yang rendah dan
penurunan kadar reseptor GH hati dan GHBP (Growth Hormone Binding Protein)
sistemik. Berkurangnya sekresi IGF-1 menimbulkan shortstature (bertubuh
pendek). (Siswanto, Budisetyawati and Ernawati, 2014)
Zink sangat penting dalam induksi IGF1 untuk proliferasi sel, aktivasi
reseptor IGF1 tyrosine kinase dan ekspresi gen IGF1 hepatik. Defisiensi zink
akan menurunkan sirkulasi IGF1 dan konsentrasi insulinlike growth factor binding
protein-3 (IGFBP3). Kemudian zink berperan meregulasi aktifitas IGF1 pada
proses osteoblas, untuk pembentukan dan mineralisasi matriks ekstraseluler
tulang selama masa osifikasi endochondral Zink berperan pada semua tingkatan
mekanisme yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang. (Flora et al.,
2021)
Zink juga berperan dalam metabolisme karbohidrat. Dengan toleransi
glukosa yang terganggu sehingga terjadi defisiensi zink. Zink dapat berinteraksi
dengan insulin oleh glukosa serapan. Zink mempengaruhi aktivitas beberapa
hormon lainnya termasuk hormone pertumbuhan manusia, gonadotropin, hormon
seks, prolaktin, tiroid. (Adriani, 2004) Zink berperan pada jalur transduksi
intraseluler bagi beberapa hormon dan dapat mengaktivasi protein kinase C yang
berperan dalam transduksi sinyal growth hormone. (Rejeki and Panunggal, 2016)
Zink berperan pada semua tingkatan mekanisme yang bertanggung jawab
untuk pertumbuhan tulang. Sistem dasar yang meregulasi pertumbuhan adalah
hipotalamus – pituitari – hepar – tulang. Defisiensi zink yang lebih ringan telah
dikaitkan dengan berat badan lahir rendah (BBLR), retardasi pertumbuhan
intrauterin, dan kelahiran prematur.(Brown, Peerson and Allen, 1998)
Zink berperan merangsang growth hormone-releasing hormone (GHRH)
yang beraksi pada sel somatotropik hipofisis, dan mensintesis serta
mengeluarkan growth hormone (GH), mengalami sensitivitas terhadap GH
endogen, terjadi ikatan GH terhadap reseptornya, bioaktivitas GH, dimerisasi GH,
ekspresi gen reseptor GH dan insulin-like growth factor 1 (IGF1) pada hepar.
Brown, Peerson and Allen, 1998)
Peran langsung zink dalam sintesis protein dan ekspresi gen. Perubahan
dalam sintesis protein dan replikasi sel berkontribusi terhadap akumulasi jaringan
28

tanpa lemak. Dampak zink pada pertumbuhan juga bisa melalui pengurangan
morbiditas yang menyebabkan gangguan kekebalan dan kerusakan mukosa
usus, dan peningkatan nafsu makan.(Martorell, 2002)(Brown, Peerson and Allen,
1998
Keberadaan zink yang banyak pada jaringan tulang menyatakan bahwa zat
tersebut berperan dalam perkembangan sistem skeletal. Zink dapat merangsang
pembentukan tulang dan mineralisasi tulang. Zink dibutuhkan untuk aktivitas
enzim fosfatase alkali yang diproduksi osteoblas yang berfungsi utama dalam
deposisi kalsium pada diafisis tulang. Zink meningkatkan waktu paruh aktivitas
enzim fosfatase alkali dalam sel osteoblas manusia. Pemberian Zink dan vitamin
D3 meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan kandungan DNA, Zink dapat
menyebabkan interaksi kompleks reseptor kalsitriol dengan DNA. Growth
hormone dan pembentukan kompleks dimer sangat penting untuk penyimpangan
growth hormone di dalam granula sekretorik. Pelepasan growth hormone dari
granula sekretoriknya dirangsang oleh GHRH (Growth Hormone Releasing
Hormone) dan dihambat oleh somatostatin.
GHRH dan somatostatin merupakan actor yang dikeluarkan oleh
hipotalamus. Pengaruh growth hormone terhadap pertumbuhan utamanya
adalah mempengaruhi anabolisme pada hati, otot dan tulang. GH merangsang
banyak jaringan untuk memproduksi IGF-1 (insulin-like growth factor-1) acto yang
akan merangsang pertumbuhan jaringan tersebut (efek parakrin IGF-1). Selain
itu, di bawah pengaruh GH hati menghasilkan IGF-1 sistemik yang disekresikan
ke dalam darah (efek endokrin IGF-1), dan meningkatkan sekresi IGF-binding
protein-3 (IGFBP- 3) dan acid-labil subunit (ALS) yang akan membentuk
kompleks dengan IGF-1. Kompleks ini akan mengangkut IGF-1 ke jaringan
target, tetapi kompleksi ini juga bersifat sebagai reservoir dan inhibitor IGF-1.
(Adriani, 2004)
Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi, anak-anak, remaja, wanita
hamil dan menyusui memiliki kebutuhan zink yang lebih tinggi sehingga berisiko
mengalami deplesi zink (King and Cousins, 2006).
Tuntutan nutrisi yang meningkat selama kehamilan dan menyusui
mempengaruhi wanita untuk kekurangan zink. (King, 2000) Tuntutan ini lebih
besar selama menyusui, meskipun penyesuaian fisiologis dalam penyerapan zink
membantu memenuhi kebutuhan laktasi. Sejumlah penelitian telah menunjukkan
dampak negatif terapi zat besi tambahan pada penyerapan zink selama
kehamilan(Brien et al., 2000) dan laktasi.(Fung et al., 1997) Pada wanita hamil di
29

mana asupan makanan zink rendah, suplemen zat besi, dalam dosis serendah
60 mg/hari mencegah mereka memenuhi kebutuhan zink.(Brien et al., 2000)
Kehamilan Berhubungan dengan menurunnya kadar zink dalam serum,
biasanya pada trimester pertama.dan Infeksi dan inflamasi akut. Infeksi dan
inflamasi akut dapat menyebabkan rendahnya kadar zink dalam serum, karena
zink disalurkan kembali dari serum menuju hati. Penurunan kadar zink serum
ditemukan pada penyakit-penyakit infeksi atau peradangan kronik. Hal ini
seringkali mencerminkan redistribusi zink serum ke dalam hepar, yang terikat
pada metallothionein, disebabkan oleh peningkatan produksi siktosin-sitoksin
proinflamasi, khususnya faktor nekrosis tumor-α (TNF-α) dan interleukin-6 (IL-6).
Konsekuensinya, pengambilan zink oleh hepar meningkat dan konsentrasi
zink dalam serum berkurang. Penurunan kadar zink serum transien pada saat
infeksi juga disebabkan oleh peningkatan sekresi zink dalam urin. Hal ini juga
telah dilaporkan pada pasien-pasien kanker dan penyakit hepar kronis.
Variasi diurnal. Zink dalam serum paling tinggi konsentrasinya pada pagi
hari (tanpa memperhatikan status puasa) dibandingkan dengan siang hari.
Pada ibu hamil, konsentrasi zink relatif menurun hingga 35% disebabkan
oleh pengaruh perubahan hormon dan transpor nutrisi dari ibu ke bayi.
Kandungan zink yang rendah pada ibu hamil mengurangi transpor nutrisi ke
rahim dan mempengaruhi penyediaan gizi yang memadai ke bayi. Defisiensi zink
selama kehamilan dapat menimbulkan berat badan lahir rendah, Intrauterine
Growth Restriction (IUGR), kehamilan preterm, serta komplikasi lainnya
(Wijaksono, Rasyid, & Mariko, 2019).
Zink sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin normal.
Asupan zink sangat penting selama kehamilan, ketika produksi sel sangat cepat.
Wanita hamil rentan mengalami defisiensi zink sehingga membutuhkan banyak
asupan zink. Kisaran zink normal adalah 70-115 μg/dL (Çelikel, Doğan, & Aksoy,
2017).
Dampak kekurangan zink pada ibu hamil juga dapat menyebabkan abortus,
kelahiran prematur, kematian janin dalam kandungan, dan NTD (Neglected,
Tropical Disease) (Gumilang dkk, 2019). Kekurangan zink dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti :
1. Asupan yang tidak adekuat dan penyerapan yang terhambat.
2. Kehilangan zink yang berlebihan yang disebabkan penyakit akut seperti
diare
30

3. Konsentrasi albumin dalam plasma, merupakan penentu absorpsi zink


karena sekitar 70% zink yang beredar berikatan dengan albumin. Adapun
manifestasi klinis defisiensi zink yang moderat selain mempengaruhi
pertumbuhan yang tidak optimal, dapat menyebabkan diare, serta
penurunan fungsi imunitas, kulit kasar, penurunan nafsu makan, lambatnya
penyembuhan luka, dan gangguan neuro-sensoris.
(Kusudaryati & Prananingrum, 2016), (Nurmadilla & Marisa, 2018)
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi defisiensi pada ibu hamil:
1. Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi ibu hamil terhadap prilaku
kesehatan karena dengan pendidikan dapat memotivasi sikap ibu hamil
dalam melakukan perannya untuk hidup sehat. Makin tinggi tingkat
pendidikan ibu hamil, makin mudah menerima informasi sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang diterima. Sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu hamil terhadap nilai-
nilai baru menyebabkan berkurangnya pengetahuan mengenai informasi
gizi sehingga mempengaruhi asupan gizi ibu hamil mengakibatkan
defisiensi makronutrien atau mikronutrien. (Hamdiyah, 2017)
2. Sosial Ekonomi
Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli
pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik, sebaliknya
penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan
baik secara kualitas maupun kuantitas. Karena masyarakat yang tergolong
ekonomi rendah seringkali sangat bergantung pada asupan makanan
monoton yang rendah protein hewani dan tinggi fitat, sehingga kemiskinan
pasti terkait dengan defisiensi zink.(Sudirman, 2017)
3. Status Gizi
Status gizi ibu dipengaruhi oleh besaran asupan actor yang terdiri dari
karbohidrat, protein, zat besi, asam folat, vitamin A, zink, kobalamin,
vitamin D, yodium, kalsium, dan zat gizi lainnya. Adapun beberapa
mikronutrien seperti zink, vitamin A, dan asam folat yang juga disinyalir
memiliki hubungan dengan berat badan lahir. (Septiyeni, Lipoeto, & Serudji,
2016) (Wijaksono, Rasyid, & Mariko, 2019)
Ibu hamil yang memiliki status Gizi kurang dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin yang berisiko kelahiran bayi BBLR. Status gizi ibu
pada kehamilan berpengaruh pada status gizi janin.( Nurhayati & Fikawati,
2015)
31

Studi ini menunjukkan bahwa defisiensi zink dapat berperan dalam


etiologi Restless Leg Syndrome (RLS) selama kehamilan. Pasien yang
didiagnosis dengan RLS memiliki jumlah keguguran yang lebih tinggi dalam
riwayat kebidanan mereka dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain
itu, skor kecemasan yang lebih tinggi ditemukan pada kelompok RLS.
Wanita hamil yang didiagnosis dengan RLS memiliki gangguan tidur yang
lebih parah dan gejala kecemasan meningkat seiring dengan meningkatnya
keparahan gangguan tidur. Pasien RLS harus dievaluasi secara
menyeluruh selama kehamilan dan kehamilan harus diikuti lebih dekat.
(Yıldırım and Apaydın, 2021)
1. Dampak jangka panjang
Tingkat kecukupan zink yang tidak adekuat akan berisiko mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan linier anak. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan kecukupan zink yang adekuat. Adapun bahan makanan yang
mengandung zink adalah bayam, brokoli, pisang, kuning telur, daging sapi, dan
lain-lain. Tingkat kecukupan zink sangat berpengaruh penting terhadap
pertumbuhan tetapi masih banyak orang tua yang tidak memberikan sumber zink
yang tepat sehingga hal ini mengganggu pertumbuhan pada anak.(Ratnasari and
Endriani, 2020)
Defisiensi zink berkontribusi pada stunting melalui penekanan nafsu makan
dan pertumbuhan, peningkatan gangguan morbiditas dan metabolisme. Asupan
zink yang rendah dari diet menyebabkan penekanan nafsu makan terutama
karena gangguan selera. Penurunan rasa dimediasi melalui konsentrasi zink
dalam air liur dan kadar yang rendah menyebabkan penurunan rasa sehingga
sangat mengurangi nafsu makan.(Martorell, 2002 : (Brown et al., 2002)
Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dkk tahun 2016 mengungkapkan
bahwa balita dengan tingkat kecukupan zink yang tidak adekuat berisiko 7,8 kali
lebih besar menjadi stunting dibandingkan dengan balita dengan asupan zink
yang adekuat. (Damayanti, Muniroh and Farapti, 2017)
Pada tahun 2017 penelitian di Mesir juga menunjukkan bahwa kadar zink
serum pada anak stunting mengalami penurunan yang signifikan di bandingkan
dengan anak normal. (Abd El-Maksoud et al., 2017)
II.2.12. Efek toksik zink
Dosis zink 30 mg per hari umumnya masih dapat ditoleransi dengan baik.
Toksisitas akut dapat terjadi akibat pemberian zink dalam jumlah besar (> 200
mg per hari). Gejala berkembang dalam 8 jam dan bertahan 12-24 jam setelah
32

paparan dihentikan. Gejala yang paling sering timbul adalah gejala


gastrointestinal seperti nausea, muntah, dan nyeri abdomen(Taylor, 2018).
Toksisitas zink sendiri sangat jarang terjadi, walaupun ada laporan mengenai
kematian yang lebih tinggi pada penderita malnutrisi yang mendapat rehabilitasi
dengan zink dosis 6,0 mg/kgBB selama 30 hari. Tak diketahui penyebab hal ini.
Dosis yang amat besar (450 mg/Hari) dapat menginduksi defisiensi tembaga
dengan anemia sideroblastik. (Petry et al., 2016).
Keracunan akut akibat makanan belum pernah dilaporkan, Hal ini
barangkali berkaitan erat dengan pendapat Cousins dan Hempe (1990), bahwa
kisaran antara asupan zink yang defisiensi dan toksik yang cukup lebar.
Keracunan akut karena konsumsi zink yang berlebih menyebabkan iritasi
gastrointestinal dan muntah sudah diamati setelah pemberian zink 2 gram atau
lebih dalam bentuk sulfat. Pemberian zink sebesar 150 mg per hari dalam jangka
waktu lama dapat mengarah pada anemia defisiensi tembaga Pasien yang diberi
10 – 30 kali kecukupan selama beberapa bulan menyebabkan hipocuprumia,
mikotoksis, dan neutropenia (NRC, 1989). Pada orang sehat yang diberi
suplementasi 20 kali lipat kecukupan selama enam minggu menyebabkan
penurunan fungsi kekebalan.(Muchtadi, 2007)(Kemenkes RI, 2017)
II.2.13. Suplementasi Zink
Banyak percobaan suplemen zink telah menunjukkan bahwa berbagai
manfaat kesehatan dapat diwujudkan dengan meningkatkan asupan zink di
mana diet tidak memadai dalam hal ini. Mikronutrien. Hasil uji coba ini sangat
mendukung pengembangan program untuk meningkatkan status zink pada
populasi berisiko tinggi. Untuk memberikan hasil terbaik, upaya tersebut harus
diintegrasikan ke dalam program kesehatan dan gizi yang ada. Strategi intervensi
utama adalah diversifikasi/ modifikasi makanan, suplementasi, fortifikasi, dan bio-
fortifikasi. Strategi-strategi ini tidak saling eksklusif tetapi dapat digunakan
dengan cara yang saling melengkapi. Pilihan mereka tergantung pada sumber
daya yang tersedia dan kelayakan teknis. Diversifikasi/modifikasi diet ,Benteng
Program fortifikasi Fortifikasi pangan, Bio-fortifikasi, Metode bio-fortifikasi zink,
suplementasi.(Roohani et al., 2013)
Suplementasi zink dapat memperbaiki keadaan kehamilan dan luarannya
(Mohamed, et al., 2011). Suatu penelitian tentang hubungan suplementasi zink
pada ibu hamil terhadap pertumbuhan anak yang diamati sampai usia 23 bulan
mendapati bahwa pertambahan tinggi badan dijumpai bermakna pada usia 6
bulan. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa bayi dari ibu yang mendapat
33

suplementasi zink pada saat kehamilan memiliki konsentrasi serum zink yang
lebih tinggi pada tali pusat dibandingkan yang tidak. Penelitian yang memberikan
suplementasi zink pada ibu hamil dengan dosis 15 mg per hari sejak kehamilan
16 minggu tidak menunjukkan perbaikan dalam ukuran antropometri bayi baru
lahir (Sorouri et al., 2015).
Sementara pemberian 25 mg zink menunjukkan perbaikan yang penting
pada pertumbuhan tulang janin yang diukur dengan ultrasografi (Merialdi et al.,
2004). Kemudian penelitian di Bangladesh pada masyarakat ekonomi lemah,
pemberian zink 30 mg pada ibu hamil selama 2 semester akhir kehamilan tidak
menunjukkan penurunan insiden bayi berat lahir rendah (BBLR), namun
menurunkan risiko terhadap diare akut, disentri, dan impetigo (Osendarp et al.,
2001).
Penelitian lain memberikan suplementasi zink 25 mg pada ibu hamil yang
mempunyai kadar serum zink rendah sampai sedang, hasilnya tidak
menunjukkan perbaikan ukuran bayi baru lahir (berat badan, panjang badan,
lingkar kepala dan lingkar dada) (Norrozi, et al., 2012).
Sebuah uji coba terkontrol acak buta dari suplementasi zink (zink sulfat 10
mg / hari) untuk ibu menyusui menunjukkan peningkatan konsentrasi zink ibu dan
peningkatan konsentrasi zink susu. (Taylor, 2018)
Hasil Luaran kehamilan diantarannya panjang bayi, skor Apgar, dan IUGR.
Tidak perbedaan signifikan terlihat pada Dengan kata lain Menambahkan
suplementasi Zink selama kehamilan untuk perawatan rutin wanita dengan
persalinan prematur sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap usia
kehamilan saat melahirkan dan berat badan lahir tetapi meningkatkan lingkar
kepala lahir.(Danesh, Janghorbani and Mohammadi, 2009)
Sebuah penelitian pada ibu hamil selama kehamilan dengan suplementasi
Zink untuk mengetahui efek suplementasi Zink pada berat lahir dan panjang
kehamilan Ulasan tentang percobaan, melibatkan lebih dari 9000 wanita dan bayi
mereka menemukan bahwa meskipun suplementasi Zink memiliki efek kecil
dalam mengurangi kelahiran prematur, ternyata tidak membantu mencegah bayi
berat lahir rendah (Shah and Sachdev, 2001 ; Mori et al., 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2017) dengan memberikan
suplementasi zinc pada ibu hamil KEK trimester III berhasil meningkatkan kadar
zinc serum ibu, hal ini terlihat pada kelompok perlakuan suplementasi zinc 40 mg
selama 3 bulan secara statistik terdapat perbedaan rata-rata kadar zinc serum.
Antara pretest dengan posttest (p < 0,05) dengan peningkatan rata-rata kadar
34

zink serum 62,95 g/dl. Bayi yang lahir dari ibu yang mendapat suplemen zinc
secara signifikan lebih berat dibandingkan bayi yang lahir dari ibu pada kelompok
kontrol, dengan perbedaan terbesar saat suplementasi dimulai pada trimester
ketiga kehamilan (D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, 2017)
Nurfadillah tahun 2021 pada penelitiannya dengan meberikan intervensi
suplementasi zink pada wanita hamil dengan serum zink tingkat di bawah 70
g/dL (defisiensi zink) dengan dosis zink 20 mg/hari zink tablet yang dipantau
melalui lembar kontrol untuk konsumsi tablet zink ibu selama 14 hari, kemudian
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kadar zink > 70g/dL. Dengan hasil
Pemberian tablet zinc pada ibu hamil dengan defisiensi zink pada trimester
ketiga meningkatkan kadar zink pada wanita hamil, meningkatkan Berat Badan
Lahir (BBL), Panjang Badan Lahir (PBL).(Nurfadillah et al., 2021) sejauh ini Studi
tentang hubungan antara defisiensi Zink ringan sampai sedang dan risiko hasil
kehamilan pada manusia memiliki kesimpulan yang tidak konsisten. (State of the
World’s Mothers, 2012)
Program suplementasi berguna untuk menargetkan subkelompok populasi
yang rentan, yang berisiko tinggi mengalami defisiensi mikronutrien. Cara
termudah untuk melengkapi zink adalah dengan memasukkannya ke dalam
program sudah memberikan suplemen nutrisi harian atau mingguan untuk
pencegahan defisiensi zink Saat memformulasikan suplemen multi-gizi,
direkomendasikan bahwa garam yang menyediakan zink yang mudah diserap,
seperti ZnSO4, zink glukonat, atau zink asetat digunakan karena diserap lebih
efisien.(de Romaña, Carlos Castillo and Diazgranados, 2010)
Di antara beberapa senyawa zink yang tersedia untuk fortifikasi, zink
oksida dan ZnSO4 paling murah dan paling sering digunakan oleh industri
makanan. ZnSO4 secara teoritis memberikan zink yang lebih mudah diserap
karena kelarutannya yang lebih besar,(Wolfe et al., 1994) tapi itu lebih mahal.(de
Romaña, Carlos Castillo and Diazgranados, 2010)Namun, terdapat penelitian
pada manusia yang tidak menunjukkan adanya perbedaan penyerapan zink dari
zink oksida dan ZnSO4.(Hotz et al., 2018)
Suplementasi zink melalui oral merupakan senyawa zink sulfat yang
toksisitasnya sangat rendah, dan dibutuhkan dosis yang sangat besar untuk
dapat terjadi pengaruh toksik pada manusia. Dosis yang dapat menyebabkan
efek mual dan muntah mencapai 225- 400 mg/hari. Dosis letal (LD50) zink
adalah 27 g/ hari dengan gejala dimulai dengan mual, muntah, nyeri perut,
35

takikardia, hiperglikemia, perdarahan pankreatitis, dan gagal ginjal (Nriagu, 2007;


Plum et al., 2010)
II.5.11. Zink dalam ASI
Jumlah rata-rata zink yang ditransfer dalam ASI ke bayi yang disusui
secara eksklusif menurun dengan cepat dari ~ 4 mg/hari selama beberapa hari
pertama kehidupan menjadi ~1,75 mg/hari pada 1 bulan. Transfer zink menurun
lebih lambat setelahnya menjadi ~1 mg/hari pada 6 bulan. Studi menunjukkan
bahwa penyerapan zink ibu meningkat dan / atau ekskresi zink eksogen menurun
selama kehamilan dan menyusui, sehingga meningkatkan ketersediaan zink ibu
untuk pertumbuhan janin dan ekskresi zink susu.(Djauhari, 2018)
Kemampuan mekanisme homeostatik ini untuk mengkompensasi diet yang
rendah total zink atau zink yang tersedia secara hayati tampaknya terbatas,
sehingga fungsi reproduksi dapat dikompromikan dalam keadaan ini. Dalam
kasus ini, suplementasi wanita dengan asupan zink rendah mungkin diperlukan
untuk memastikan hasil reproduksi yang optimal. (Hess,King, 2009)
Secara ilmiah Zink adalah modulator kunci dari biologi glandula mamae
dan sangat penting untuk keberhasilan laktasi. Zink mengatur transkripsi gen,
perkembangan sel – sel dan apoptosis, yang penting dalam mengatur
pembaruan laktosit. Pengembangan sel alveolar dan diferensiasi fungsional
menjadikan sel mensekresi ASI yang diatur oleh zink. Zink penting untuk
aktivitas struktural, katalitik dan pengaturan untuk sintesis dan mensekresi ASI.
(Lee and Kelleher, 2016)
Glandula mammae adalah jaringan sekretorik yang membutuhkan zink untuk
proses biologis tertentu yang sangat penting untuk fungsi jaringan. Peranan zink
dalam glandula mammae bersifat multifaset, karena glandula mammae adalah
jaringan dinamis yang mengalami perubahan morfologis dan fungsional.
Diperlukan upaya terkoordinasi untuk menyediakan zink yang cukup untuk
ekspansi jaringan selama laktasi, dimana jaringan glandula mammae secara
efisien akan diperbaiki setelah penyapihan. (Kelleher et al., 2011)
Secara struktural galndula mammae terdiri dari jaringan duktus alveolus
yang berakhir pada unit tekecil yang disebut asinar. Setiap asinar dilapisi
dengan sel epitel mammae (SEM) yang bertanggung jawab untuk memindahkan
nutrisi kedalam ASI selama laktasi.dari persfektif ini SEM adalh pusat
reproduksi ASI dimana Mereka mengatur fungsi regullasi proliferasi SEM dan
diferensi sel, Zink mengatur poliferasi sel, khususnya melalui perannya dalam
mengatur ekspresi gen. Dengan demikian, pengaturan yang tidak efektif dari
36

faktor transkripsi dapat menyebabkan hiperproliferasi atau hiperproliferasi SEM.


(Kelleher et al., 2011; Djauhari, 2018)
Masih sedikit informasi tentang mekanisme khusus dimana zink mengatur
perkembangan glandula mammae, tetapi data yang ada menunjukkan bahwa
zink secara spesifikasi memainkan peran penting dalam faktor transkripsi. Zink
yang telah terlokalisasi di sitoplasma akan mengekspresikan glandula mammae,
dan ekspresi ini terbatas pada tahap perkembangan poliferasi SEM aktif dan
pengembangan kelenjar labulo – alveolar atau kelenjar asinar. (Djauhari, 2022)

Gambar 2.3. . Poliferasi SEM Aktif dan Pengembangan Kelenjar Asinar


A. Zink dan zinktranspor terlibat dakam mengatur funsi glandula mammae yang terdiri
dari jaringan struktur duktus alveolar dan berakhir pada sel asinar yang dikenal
sebagai actor. SEM bertanggung jawab untuk produksi dan sekresi ASI ke dalam
duktus koletivus untuk persiapan menyusui. Diperlukan Zip3 dan ZinkT2 selama
kondisi normal atau non laktasi, ZinkT4 akan membantu mengekspresikan produksi
susu, Zip 6 dan Zip 7 diekspresikan dalam sel asinar.
B. Selama menyusui, ZinkT2 memainkan peran utama dalam sekresi zink ke dalam
ASI,sementara Zip3 memainkan peran dalam re-uptakezink dari lumen.kontribusi
zink transporter selama diferensiasi dan laktasi SEM memegang peran penting
untuk proses laktasi.
C. Hyper-akumlasi zink akan dikaitkna denga Ca Mamae, diketahui zink transporter
seperti (zip5. Zip6, Zip7, Zip8 da Zip10) telah terbutki menigkat pada kasus mamae.
Zink diperlukan dalam metabolisme dan laktasi diglandula mammae untuk
memberikan zink yang optimal pafa bayi. Glandula mammae harus mengimpor
sejumlah besar zink dari sirkulasi ibu dan kemudian mensekresikanny akedalam
glandula mammae sekitar 0,5 – 1mg zink perhari. Proses ini hampir dua kali
jumlah zink yang ditransfer tiap hari dari plasenta kejanin selama timester ketiga
kehamilan. Pentingnya asupan zink yang optimal selama priode neonatal yang
37

optimal selama priode Neonatal dibuktikan dengan kematian neonatal terkait


dengan kadar Zink ASI yang rendah.(Djauhari, 2022)
Peran zink sebagai modulator kunci biologi kelenjar susu selama
menyusui. Kelenjar susu adalah kelenjar sekretori yang sangat dibedakan yang
terdiri dari jaringan kompleks mensekresi saluran dan alveoli yang diatur dalam
lobulus. Alveoli mammae adalah unit fungsional kelenjar susu dan dilapisi
dengan mengeluarkan sel-sel epitel susu atau lactocytes yang mendapatkan luar
biasa kapasitas untuk mensintesis dan mensekresi jumlah berlebihan susu,
terutama dalam menanggapi prolaktin. (Lee and Kelleher, 2016)
Zink adalah diperlukan untuk kebanyakan proses biologis yang penting
untuk lactocyte, pembaharuan, sekretorik diferensiasi, dan sintesis susu dan
sekresi selama menyusui Konsentrasi zink pada ASI berkisar antara 0.5 – 2.1
mg/l. (Butte. 2002) (Lee and Kelleher, 2016). Estimasi konsentrasi nutrisi zink
pada ASI matur dalam buku nutrition during lactation (1991) yaitu 1.2 ± 0.2
(mg/liter ± SD). Komposisi zink dalam ASI pada usia 1, 2, 3, 4, 5, 6 bulan,
berturut-turut dengan nilai 0.5 mg, 0.4 mg, 0.4 mg, 0.35 mg, 0.35 mg, dan 0.3
mg.(Joko pambudi, 1999).

II.4. Tinjauan Umum Tentang Gizi ibu Hamil


IMT
Pengukuran IMT
38

II. 4. Kerangka Teori


Zink

Stimulasi thymus Zink - finger Fungsi Hormon Pituitary Sintesis gustin

methallothionine sekresi growth hormon


Timidine – DNA Timidine Nafsu Makan
kinase
SOD
menstimulasi produksi Intake baik
Mengkatalisis fosforilasi somatomedin-C
Menstimulasi PMN deoxythymidine

sintesis IGF-1 oleh hati


Memperkuat epitel sel Deoxythimidine monophosfatase
mukosa usus
Proliferasi dan hipertrofi Calcineurin 
Mencegah inflamasi: diare Fase G1 dan S awal siklus sel kondrosit mengaktifkan
troponin I dan
mioglobulin

↓ Insidensi diare Proliferasi sel Aktifitas lempeng epifise Pertumbuhan sel-sel otot rangka

Asupan energi &


Sosial, Ekonomi,lingkungan gizi baik
Luaran kehamilan
Pendidikan org tua
Berat Badan Sakit kronis Usia Jenis Kelamin
Genetik
Lahir
Gambar 2.4. Bagan Kerangka teori
39

II.5. Kerangka Konsep

Lingkungan, Sosial, Ekonomi, Status Gizi Ibu, Genetik, usia

 Lama kala II
Suplementasi Zink pada Ibu Hamil  Jumlah pendarahan
 BBL
 PBL
 ASI

Gambar 6. Bagan Kerangka konsep

= Variabel Independen

= Variabel Dependen
= Variabel Moderating
40

II.6. Definisi Operasional


Tabel 6. Definisi operasional
No Variabel Defenisi Kriteria Objektif Instrume Skala
n
1 Suplementasi Memberikan tablet zink 20 mg kepada ibu Hamil dalam bentuk kapsul, Teratur = diminum setiap Log book Nominal
zink sebanyak 1x1 tablet selama 4 minggu, diminum sebelum makan hari 1 jam setelah makan .
Cara ukur : observasi pagi.
Tidak teratur = tidak
diminum setiap hari
2 Pemberian Pemberian plasebo tanpa kandungan zink kepada ibu hamil Teratur = diminum setiap Log book Nominal
plasebo trimester III dalam benruk kapsul, penampakan fisik serupa hari 1 jam setelah makan .
dengan kapsul yang berisi tablet zink baik bentuk warna dan rasa, 1 x 1 pagi.
tablet selama 4 minggu, diminum 1 jam setelah makan pagi. Tidak teratur = tidak
diminum setiap hari
3 Berat Badan Berat badan dinyatakan dalam gram. Pengukuran dilakukan dalam Satuan yang digunakan Log book Rasio/
Bayi Baru keadaan anak tanpa memakai pakaian, Berat badan saat dilahirkan kg/gram timbangan ordinal
Lahir diperoleh dari data catatan medik.seorang anak dengan BB/U rendah, Normal : ≥ 2500 g bayi.
kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan BBLR : < 2500 g
4 Panjang PB baru lahir yang diukur dari kepala sampai telapak kaki dengan Satuan yang digunakan Log book Rasio/
Badan bayi menggunakan alat pengukur panjang bayi. Bila dijumpai ada caput adalah centimeter (cm); Papan ordinal
Baru lahir succedaneum, pengukuran diulang kembali dalam 24 jam berikutnya. kelompok pengukur
Cara ukur: Bayi baru lahir diletakkan pada permukaan datar. Petugas Normal : 48-52 cm PB bayi
pengukur memposisikan bayi agar lurus di papan pengukur sehingga Pendek : < 48 cm
kepala bayi menyentuh papan penahan kepala dalam posisi bidang
datar.Pengukur menahan agar lutut dan tumit bayi secara datar
menempel dengan papan penahan kaki. Catat angka penunjuk sebagai
hasil pengukuran dengan pembulatan satu angka desimal. Panjang
bayi baru lahir diukur 2 kali oleh petugas yang berbeda, dan diambil
nilai reratanya.
5 Lama Lama perlangsungan Kala II pada kehamilan primigravida umumnya : Kelompok : Rasio/
Perlangsun 80 menit dan pada multi gravida Kala II : 30 menit, dikatakan kala II Partus Normal : primi : 80 ordinal
gan Kala II memanjang jika lama persalinan merupakan fase terakhir dari suatu menit dan multi gravida : 30
partus yang macet dan berlangsung terlalu lama dengan proses normal jam
pada kala II yaitu berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada Partus Lama : primi > 2jam
multigravida.  dan multi gravida >1 jam
6 Perdarahan Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah Satuan yang digunakan Lembar Rasio/
persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan adalah cc ; Normal : <500 cheeklis/ ordinal
primer dan perdarahan post partum sekunder. cc partigraf
41

Abnormal/pendarahan :>
500cc
7 IMT IBU Penilaian status gizi dengan Indeks Massa Tubuh yaitu ukuran berat Berat badan kurang Log book Rasio
disesuaikan untuk tinggi, dihitung sebagai berat dalam kilogram dibagi (Underweight) : < 18,5 Timbanga
dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2 ). Berat badan normal: 18,5 - n Dewasa
Alat ukur: Timbangan berat badan dewasa 22,9 Alat ukur
Satuan ukur: Kilogram (kg) Kelebihan berat badan TB
(Overweight): 23 - 24,9
Obesitas : 25 - 29,9
Obesitas II : ≥ 30
8 Pendidikan Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir 1. Tidak Sekolah Log book ordinal
Ibu 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Diploma
6. S1
7. S2

9 Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan meliputi pekerjaan ibu 1. IRT/Tidak Bekerja Ordinal


2. Karyawan Swasta
3. PNS
10 Penghasilan Penghasilan meliputi penghasilan Ibu 1. <Rp.2.000.000 (Rendah) Ordinal
2. >Rp.2.000.000 (Tinggi)
11 ASI/ Colostrum merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai Produksi kolostrum pada Rasio/
colostrum hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang Hari Ordinal
dihasilkan oleh payudara ibu berbentuk cairan berwarna kekuningan 1 Ke 1 - 3.Hari
atau sirup bening yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit 2.> 3 hari
lemak daripada susu matang.
42

II.7. Hipotesis
II.7.1. Hipotesis mayor
Suplementasi zink pada ibu hamil pada trimester ke III berpengaruh positif
terhadap hasil luaran kehamilan.
II.7.2. Hipotesis minor
1. Terdapat hubungan antara suplementasi zink dengan lama kala II
2. Terdapat hubungan antara suplementasi zink terhadap volume
pendarahan pada ibu bersalin
3. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap panjang bayi baru lahir
4. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap BB bayi baru lahir
5. Terdapat rata rata ukuran panjang bayi baru lahir yang lebih tinggi pada
kelompok suplementasi dibandingkan plasebo.
6. Terdapat rata rata ukuran berat badan bayi baru lahir yang lebih tinggi
pada kelompok suplementasi dibandingkan plasebo.
7. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap ASI pada hari pertama
pasca salin .
43

Anda mungkin juga menyukai