BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum Tentang Kehamilan Trimester III
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai keluarnya bayi. Kehamilan
normal lamanya adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Syaiful, 2019). Kehamilan merupakan periode penting pada
pertumbuhan untuk membentuk kualitas sumber daya manusia dimasa yang
akan datang (Black et al., 2013) Pertumbuhan, perkembangan serta kesehatan
anak sangat ditentukan oleh kondisi janin saat dalam kandungan. (Halisah et al.,
2022)
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Menurut Prawiharjo (1999)
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester yakni trimester I, sejak konsepsi
sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai
enam bulan (13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan
(29-42minggu) Menurut Prawiharjo (1999). Kehamilan trimester III yaitu periode 3
bulan terakhir kehamilan yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
(Simanullang, 2017)
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada masa kehamilan trimester III
dimulai sejak usia kehamilan memasuki Minggu Ke 28 bulan Ke 7 Pada akhir
minggu ke-28, panjang janin adalah sekitar 25 cm-35 cm dan berat janin sekitar
1.100 g, janin dapat bernapas, menelan dan mengatur suhu, surfakta terbentuk
didalam paru-paru, mata mulai membuka dan menutup.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia Kehamilan 32 Minggu atau bulan Ke 8 Simpanan lemak coklat
berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi
sudah tumbuh 38-43 cm, panjang janin 40 cm - 43 cm dan berat janin sekitar
1.800 gr mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Bila bayi dilahirkan ada
kemungkinan hidup 50-70 %.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia kehamilan 36 minggu atau bulan Ke 9 Berat janin sekitar 1.500-2.500
gram dan panjang janin 46 cm, lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru
telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan, seluruh uterus terisi oleh
bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar banyak, Antibodi ibu ditransfer
kebayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai
sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.(Nurfadillah et al., 2021)
Usia kehamilan 40 minggu atau bulan ke 10 Bayi cukup bulan dan dimana
bayi akan meliputi seluruh uterus, air ketuban mulai berkurang, tetapi masih
2
dalam batas normal, Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh
baik, organ – organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam scrotum.
(Yulizawati, 2017) Pada wanita, labia major berkembang baik, tulang – tulang
kepala menulang, pada 80% kasus telah terjadi center osifikasi pada epifisis tibia
proksimal, panjang janin 50 cm – 55 cm. (Fatimah and Nuryaningsih, 2017)
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditentukan dengan:
1) Mempergunakan rumus Naegle
Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama
288 hari Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama
haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah tujuh dan bulannya
ditambah sembilan.(Mauliani, 2021)
Contohnya, haid hari pertama tanggal 15 Januari 2023, maka
penghitungan perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga
dugaan persalinan adalah 22 Oktober 2023
Cara 2 : Seorang wanita hamil dengan HPHT 14-8-2008 dan datang ke
bidan pada tanggal 11-2-2009, maka untuk menghitung usia kehamilan caranya
sebagai berikut :
14-8-2022 (bulan Agustus memiliki 31 hari, jadi 31-14=17 hari ?
Bulan Minggu Hari
8 2 3
9 4 2
10 4 3
11 4 2
12 4 3
1 4 3
11/02/2023 1 4
23 20 = 2 mgg 6 hari
23 + 2 mgg 6 hari
HPHT 04 – 05 – 2023
24 - 08 x 4 = 32 Minggu (Ket : Dikali 4 karena dalam 1 Bln : 4
Minggu )
08 x 2 = 16 Hari (Ket : Dikali 2 karena Usia kehamilan biasa maju biasa mundur
2 minggu
24 + 16 + = 40hari/7 Minggu 5 minggu sisa 5 hari
Usia Kehamilan : 32 Minggu + 5 Minggu + 5 Hari 37 Minggu 5 Hari
2) Gerakan pertama fetus. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan
pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat
ditetapkan. Perkiraan ini tidak tepat
3) Perkiraan tingginya fundus uteri.
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama
tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini
ku-rang tepat.
1. Rumus Bartholomew
Antara simfisi pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang sama,
maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan.
Tinggi fundus uteri Umur kehamilan
1/3 Di Atas Simfisis 12 minggu
½ Simfisis-Pusat 16 minggu
2/3 Di Atas Simfisis 20 minggu
Setinggi Pusat 24 minggu
1/3 Di Atas Pusat 28 minggu
½ Pusat-Prosesus Xifoideus 32 minggu
Setinggi prosesus xifoideus Dua jan (4cm) 36 minggu
di bawah prosesus xifoideus 38 minggu
2. Rumus Mc. Donald Berdasarkan tinggi fundus uteri dengan pita ukur
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi
7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obsterik dan bila dikalikan
8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.
Tabel Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan
8 Bulan hamil 10 bulan hamil
Perut lebih kecil Perut besar
Epigastrium tegang Epigastrium lembek, karena kepala
4
berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram. Partus maturus atau a’terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan
berat badan 2500 gram atau lebih. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu. jenis (Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palang, 2019)
Permulaan persalinan dapat ditandai dengan Perut mulai tegang dan
mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit kemudian adanya
pengeluaran lendir dari jalan lahir, Ibu merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang
menjalar kebagian perut bawah, Kadang-kadang keluar cairan/darah dari
vagina.
1. Penatalaksanaan Dalam Persalinan
Pembagian kala dalam persalinan normal dibagi 4 kala yaitu : Lamanya
persalinan Lamanya persalinan terrtentu bagi primigravida dan multi gravida
Tabel 1. Durasi Perlangsungangan Persalinan pada ibu hamil Primigravida dan
multigravida
Primigravida Multigravida
Kala I : 12,5 jam Kala I : 7 jam 20 menit
Kala II : 80 menit Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit Kala III : 10 menit
Persalinan : 14 jam Persalinan : 8 jam
(Rosyati and Km, 2017)
Penambahan pembukaan 1 sejam bagi primigravida, dan 2 cm sejam bagi
multigravida. Tapi sesungguhnya kemajuan pembukaan tidak sama rata.
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat
berjalan-jalan. Klinis dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan ibu
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show).
Proses kala I berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm
sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif masih dibagi menjadi 3 fase
lagi, yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3
menjadi 4 cm; fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm; dan fase
deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi 10.(Fitriahadi, 2019)
6
b. Kala II Persalinan
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini berlangsung jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada
kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat kurang lebih 2-3 menit sekali.
(Fitriahadi, 2019)
Tanda gejala kala II Persalinan:
1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum atau
vaginnya 3) Perineum terlihat menonjol
4) Vulva vagina, dan spingter ani terlihat membuka
5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
c. KALA III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim.
(Fitriahadi, 2019)
d. KALA IV Dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama post
partum. Dalam kala IV ini penderita masih membutuhkan pengawasan
yang intensif karena perdarahan karena atonia uteri masih mengancam.
Maka dalam kala IV penderita belum boleh dipindahkan keruang
perawatan dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan. (Rosyati and Km,
2017)
Observasi yang dilakukan 2 jam postpartum. Meliputi Keadaan umum ibu
TTV, Mengawasi perdarahan postpartum - Darah yang keluar dari jalan
lahir ada tidaknya laserasi, jika ada laserasi maka dilakukan heacting -
Kontraksi Rahim kontraksi uterus, kandung kemih tiap 15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua dan TFU normal Setinggi
pusat atau 1 jari BPST /1000 gr - - Pengobatan perdarahan postpartum -
Memeriksa bayi (Rosyati and Km, 2017)
2. Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah
persalinan melebihi 500 cc yang dibagi menjadi bentuk perdarahan primer dan
perdarahan post partum sekunder. Sebab perdarahan post partum ada 2 jenis
yaitu Perdarahan Postpartum Primer yaitu Perdarahan berlangsung dalam 24
jam pertama dengan jumlah peradrahan 500 cc atau lebih Penyebab : Atonia
7
uteri, Retensio Plasenta ,Robekan jalan lahir, Ruptura uteri inkomplet atau
komplet, Hematoma para metrium, Perlukaan servikal, Perlukaan vagina atau
vulva, Perlukaan perineum.
Perdarahan postpartum Sekunder, Perdarahan Postpartum setelah 24 jam
pertama dengan jumlah perdarahan 500 cc atau lebih Penyebab Tertinggalnya
sebagian plasenta atau membrannya, Perlukaan terbuka kembali dan
menimbulkan perdarahan, Infeksi pada tempat implantasi plasenta
4 T yang penting dalam persalinan hubungkan dengan persalinan
Power
Pesegger
Passage
Psikis ibu/penolong
3. Colostrum /ASI
Colostrum Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari
ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan
oleh payudara ibu berbentuk cairan berwarna kekuningan atau sirup bening
yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit lemak daripada susu
matang.
Kolostrum adalah cairan yang lumayan kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan Asi mature, bentuknya
lumayan kasar karena menyimpan butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan
khasiat: 1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran
pencerna siap untuk menerima makanan. 2) Mengandung kadar protein
yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan
perlindungan tubuh terhadap infeksi.3) Mengandung zat antibody yang
dapat melindungi tubuh bayi dari berbagai macam penyakit infeksi untuk
jangka waktu sampai dengan 6 bulan.
Fisiologi ASI
4. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,
bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan
setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Karena
inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang digunakan
adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat
8
digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi ASI. (Tjahjo and
Paramita, 2008)
Pada tahun 1992 WHO/UNICEF mengeluarkan protocol tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) sebagai salah satu dari Evidence for the ten step to
successful breastfeeding yang harus diketahui oleh setiap tenaga kesehatan.
Segera setelah dilahirkan, bayi diletakan di dada atau perut atas ibu selama
paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan kepada bayi untuk mencari
dan menemukan putting ibunya.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan incubator,
menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi
nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran
meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru
lahir. (Maryunani, 2012)
Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi telah tenang sehingga didapat
pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan bayi cepat meningkat
dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan
pengeluaran hormone oksitosin, prolactin, dan secara psikologis dapat
menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi .(Maryunani, 2012) serta
mempengaruhi involusio uteri(Harianto, Yulifah and Erlisa, 2018)
Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Menurut
penelitian yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah
“Pediatrics”, 22% kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang terjadi
dalam satu bulan pertama - dapat dicegah bila bayi menyusu pada ibunya dalam
satu jam pertama kelahiran. (Tjahjo and Paramita, 2008)
Lama pemberian ASI (menyusui) Pada hari-hari pertama, biasanya ASI
belum keluar, bayi cukup disusukan selama 4-5 menit, untuk merangsang
produksi ASI dan membiasakan putting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5
boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat
disusukan selama 15 menit. Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI
cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa,
jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ± 112 ml, 5 menit
kedua ± 64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ± 16 ml.(Handayani et al., 2018)
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan sebab lain (kencing, kepanasan/ kedinginan, atau sekedar ingin
9
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat, ASI
dalam lambungnya akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan
menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu
setelah 1-2 minggu kemudian. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan
bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar
rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari.(Handayani et al.,
2018)
II.2.2. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
minggu ssampai 42 minggu dengan berat badan 2500 gram-4000 gram lahir
langsung menangis tidak ada kelainan congenital (catatan bawaan) yang berat
dengan nilai APGAR antara 7-10. (Deswani, Julia dolok Hotmaria, 2014) Asuhan
segera aman dan bersih bagi bayi baru lahir adalah dengan pencegahan infeksi,
melakukan penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, perawatan mata dan
tali pusat, pemberian ASI, pemberian imunisasi Hepatitis B dan Vitamin K
(Dwienda, 2014) (Umrah,2018).
Asuhan Neonatus Neonatus adalah bayi baru lahir yang usianya antara 0
sampai 1 bulan biasanya28 hari sejak pertama ia dilahirkan.(Abarca, 2021) Pada
masa ini terjadi masa transisi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah serta oragan-organ tubuh mulai berfungsi. (Noorbaya, 2019)
Priode transisi bayi baru lahir terdiri atas 2 priode yang pertma yaitu masa Priode
reaktifitas pertama dan priode reaktivitas kedua. (Deswani, Julia dolok Hotmaria,
2014)
Priode reaktifitas pertama, sejak 30 – 60 menit pertama kehidupan dan
digambarkan dengan waspada/siaga, eksplorasi dan aktif refleks mengisap,
selama periode awal BBL mungkin akan mengalami takipnea(hingga 80x /menit)
dan takikardi(hingga 180x/menit).) dapat terlihat adanya retraksi dinding dada
ringan hingga sedang Nasal flaring (pernafasan cuping hidung), dengkuran saat
ekspresi, dan rales mungkin terdengar. Pernafasan periodik (jeda nafas kurang
15 detik) mungkin saja terjadi akrosianosis(tangan dan kaki kebiruan) juga lazim
terjadi. (Zaichkin & Askin, 2010)
Priode ketidakaktifan relatif berlangsung 2 – 3 jam setelah bayi lahir.bayi
baru lahir menjadi kurang tertark pada rangsangan eksternal dan tertidur selama
beberapa menit hingga beberapa jam. Selama tidur nyenyak pemberian carian
menyusui akan sulit denyut jantung stabil pada 100 – 140x/ menit laju
10
Sumber :Modul Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Balita.(Tahun 2018)
Antropometri pada BBL dan PB
Tehnik pengukuran BBLdan PB
Masa nifas jelaskan asalmuasal fisiologi asi hingga produksi asi bisa muncul
aliran darah. Zink yang diserap dibawa oleh albumin dan trasferin ke hati.
Kelebihan zink akan disimpan di hati dalam bentuk metalotionein, sisanya
disimpan di pancreas dan jaringan tubuh lainnya seperti kulit, rambut, kuku,
tulang, retina, dan organ reproduksi laki-laki.(Peternakan, Peternakan and
Udayana, 2016)
Di dalam pankreas zink digunakan untuk membuat enzim pencernaa, yang
pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikian
saluran cerna menerima zink dari dua sumber, yaitu dari kanan dan dari cairan
pencernaan yang berasal dari pankreas. Sirkulasi zink di dalam tubuh dari
pankreas ke saluran cerna
Absorpsi zink diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding
saluran cerna. Bila konsumsi zink tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna
sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi
berkurang. Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang
bersama sel-sel dinding usus halus yang umurny adalah 2-5 hari. Metalotionein
di dalam hati mengikat zink hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga
mempunyai peranan dalam mengatur kandungan zink di dalam cairan
ekstraseluler. Distribusi zink antara cairan ekstraseluler, jaringan dan dan
kembali ke pankreas dinamakan sirkulasi enteropankreatik. (Yuniastuti, 2014)
organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang
peranan penting dalam redistribusi ini. (Yuniastuti, 2014)
Zink diabsorpsi terutama di yeyenum. Jumlah zink yang ada di seluruh
pencernaan merupakan kombinasi dari asupan zink dan sekresi endogenous dari
organ seperti pankreas, sekresi gastroduodenal, dan empedu. Pankreas
menggunakan zink untuk membuat beberapa enzim pencernaan yang kemudian
dikeluarkan lagi dalam saluran pencernaan pada waktu makan. Jadi jumlah zink
dalam lumen usus halus setelah makan melebihi jumlah zink dari makanan
karena adanya sekresi endogenous Mekanisme zink memasuki enterosit belum
jelas benar.(washudi, 2018)
Gambar 2.1. Skema Distibusi zink dalam Tubuh
Zink
makanan
metalotionein
sebagian lagi
Mengikatkan zink ke
hilang melalui
albumin dan transferin
feses dan sel
saluran cerna yang
dibuang
Darah mengangkut zink ke
Pankreas membentuk enzim
pencernaan dari seng dan Hati 13
mengeluarkan kedalam
saluran cerna
Sebagian hilang
Menyimpan melalui urtine kulit
kelebihan sebagai darah dan mani
metalotionein
pankreas yang pada waktu makan akan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Sirkulasi zink di dalam tubuh dari penkreas ke saluran cerna dan kembali ke
pankreas dinamakanb sirkulasi enteroohepatik. Zink dikeluarkan tubuh terutama
melalui feses (90%), urin (0,5-0,8 mg.hari), kulit 1-5 mg/hari, darah menstruasi
(0,5 mg/periode), cairan ejakulasi (1mg/ejakulasi) dan sel dinding usus halus.
Ada empat transporter zink pada metabolisme tingkat seluler, yang dberi
nama ZinkT-1, ZinkT-2, ZinkT-3 dan ZinkT-4. ZinkT-1 diekspresikan di berbagai
jaringan termasuk usus terutama pada permuaan basolateral vili duodenum dan
yeyenum; ginjal; dan hepar. ZinkT-1 diketahui berfungsi untuk mentranspor zink
dari eneterosit ke sirkulasi dara. ZinkT-2 terdapat pada vesikel asiik, berfungsi
untuk mengakumulasi zink dalam vesikel intrasel. melindungi sel dari kerusakan
yang disebabkan oleh level tokisk zink. ZinkT-2 banyak terekspresi pada usus,
ginjal dan testis, sedangkan ZINKT-3 terbatas pada otak dan testis.
ZinkT-4 bbanyak terdapat pada kelenjar payudara dan kemungkinan
berhubungan dengan sekresi zink dalam usus. Jumlah zink dalam tubuh
menggambarkan suatu keseimbangan dinamis antara masukan dan jumlah zink
yanng keluar. Zink diabsorpsi sepanjang usus halus. Hanya dalam jumlah kecil
saja yang diabsorpsi di lambungt dan usus besar. Jejenum merupakan tempat
absorpsi zink yang maksimal,sedangkan kolon tidak berperan penting. Absorpsi
zink adalah suatu fungsi dari daya larut senyawa-senyawa yang mengandung
zink di tempat absorpsi dan status zink.(Yuniastuti, 2018)
mlGambar 2.2. Keseimbangan zink pada orang dewasa normal.
SUSU
2 – 3 µg/ml
Feses Urine
( 3- 14mg/hr 0,5-0,8 mg/hr
Hati, Rambut, cell Kulit 1,5
mg/hr
Pada konsentrasi zink yang rendah sampai normal di luminal, mekanisme
melalui pembawa (carrier) lebih utama. Pngambilan oleh sel melalui mekanisme
15
homeostasis zink sebagai mekanisme untuk perolehan dan eliminasi zink dalam
kondisi kelebihan zink. (Mcmahon and Cousins, 1998)
Peran metallothionein (MT), protein pengikat logam intraseluler, dalam
pengaturan penyerapan zink, khususnya dalam hubungannya dengan ZnTs, juga
masih belum jelas. Sintesis MT hati dan usus distimulasi oleh suplementasi zinc
diet, injeksi zinc intraperitoneal dan inflamasi serta respon fase akut.
Pembatasan diet juga menyebabkan berkurangnya sintesis MT. MT dapat
berfungsi dalam respons seluler untuk membatasi konsentrasi zink bebas dalam
rentang yang cukup sempit (Clinical, 1967) dan berfungsi sebagai kolam zink.
(Davis, McMahon and Cousins, 1998)
Transporter lain yang berpotensi terlibat dalam penyerapan zink dan logam
lainnya adalah transporter kation divalen 1 (DCT 1), suatu polipeptida
transmembran yang ditemukan di duodenum di kripta dan vili bawah dan
mungkin tersedia untuk penyerapan beberapa ion logamKarena protein transpor
ini diidentifikasi dan dikarakterisasi. (Mcmahon and Cousins, 1998) Pengangkut
ZIP memfasilitasi masuknya zink ke dalam sitoplasma dari ruang ekstraseluler
atau organel intraseluler, sedangkan pengangkut ZinkT memobilisasi zink ke
arah yang berlawanan. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa zink yang
dimediasi transporter berkontribusi pada kontrol peristiwa intraseluler, termasuk
aktivasi transkripsi, regulasi enzim, dan kontrol jalur pensinyalan tertentu.(Fukada
and Kambe, 2011)
II.3.5. Homeostasis Zink
Mempertahankan keadaan konstan zink seluler, atau homeostasis, sangat
penting untuk kelangsungan hidup. Pada manusia, penyesuaian total
penyerapan zink dan ekskresi usus endogen adalah cara utama
mempertahankan homeostasis zink.(Yilmaz, 2004) Penyesuaian penyerapan
zink gastrointestinal dan ekskresi endogen bersifat sinergis. Pergeseran ekskresi
endogen tampaknya terjadi dengan cepat dengan perubahan asupan tepat di
atas atau di bawah asupan optimal sementara penyerapan zink merespons lebih
lambat, tetapi memiliki kemampuan untuk mengatasi fluktuasi asupan yang
besar. (King, Shames and Woodhouse, 2000)
Asupan zink yang sangat rendah atau dengan asupan marjinal yang
berkepanjangan, penyesuaian homeostatis sekunder dapat menambah
perubahan gastrointestinal. Penyesuaian sekunder ini termasuk perubahan
ekskresi zink urin, pergeseran tingkat pergantian zink plasma dan mungkin,
19
retensi zink yang dilepaskan dari jaringan tertentu, seperti tulang, di jaringan lain
untuk mempertahankan fungsinya.(Devergnas et al., 2004)
Salomo dan Yakub menemukan bahwa besi anorganik dosis tinggi
menurunkan serapan zink yang diukur dengan perubahan zink plasma selama 4
jam berikutnya setelah dosis oral. Manusia dewasa diberikan 25 mg zink
(sebagai Zink sulfat [ZnSO4]) dalam larutan air, dan zat besi ditambahkan pada
25, 50 atau 75 mg. Zink plasma berkurang secara signifikan dengan
meningkatnya dosis zat besi. (Solomons and Jacob, 1981)
London(Hunt and Beiseigel, 2009) menggunakan dosis zink yang mirip
dengan yang diperoleh dari sebagian besar makanan dan mempelajari
penyerapan zink dengan menggunakan zink berlabel radioaktif dan
penghitungan seluruh tubuh. Dia menemukan penurunan yang signifikan dalam
penyerapan zink dalam keadaan puasa ketika zat besi ditambahkan ke dosis zink
dalam larutan air pada rasio molar 25:1 tetapi tidak pada rasio 2,5:1, yang mirip
dengan rasio yang digunakan dalam penelitian oleh Salomo dan Yakub.
(Solomons and Jacob, 1981)
Dengan demikian, interaksi tampak jauh lebih sedikit ketika asupan zink
lebih dekat ke tingkat “fisiologis”. Dia menyimpulkan bahwa efek besi pada zink
diberikan hanya pada rasio besi terhadap zink yang sangat tinggi dan dalam
larutan air. Ini menunjukkan besi itu Protein umumnya berpengaruh positif
terhadap penyerapan zink, karena penyerapan zink cenderung meningkat
dengan asupan protein.(Hunt and Beiseigel, 2009)
Konsumsi protein hewani (misalnya daging sapi, telur dan keju)
meningkatkan bioavailabilitas zink dari sumber makanan nabati kemungkinan
karena asam amino yang dilepaskan dari protein hewani menahan zink dalam
larutan(Hunt and Beiseigel, 2009) atau protein mengikat fitat. Secara umum,
pengikatan zink ke ligan atau chelator yang larut memiliki efek positif pada
penyerapan zink karena meningkatkan kelarutan zink.(Solomons and Jacob,
1981)
Kehilangan zink melalui saluran pencernaan menyumbang sekitar
setengah dari semua zink yang dikeluarkan dari tubuh. Sejumlah besar zink
disekresikan melalui sekresi empedu dan usus, tetapi sebagian besar diserap
kembali. Ini adalah proses penting dalam pengaturan keseimbangan zink. Rute
ekskresi zink lainnya termasuk urin dan kehilangan permukaan (kulit, rambut,
keringat yang terkelupas).(FAO and WHO, 2001)
20
daging dan faktor memenuhi mayoritas kebutuhan zink karena lebih sering
dikonsumsi. Sumber zink lain yang dapat dikonsumsiantara lain biji-bijian,
kacang-kacangan, makanan laut, gandum dan produk susu. Penyebab utama
penghambatan penyerapan zink dari bahan nabati ialah tingginya kadar asam
fitat dalam gandum, serealia, kacang-kacangan, dan sebagainya. Asam fitat
dapat bertindak sebagai antinutrisi yang mekanisme kerjanya menghambat
penyerapan zink dari bahan nabati. (Kemenkes RI, 2017)
Sumber zink yang paling baik adalah protein hewani, karena mengandung
asam amino yang meningkatkan actor zink dan mempunyai bioavailibilitas yang
tinggi. Serealia dan kacang-kacangan juga merupakan sumber zink yang baik,
tetapi bioavailibilitasnya rendah dan mengandung asam fitat yang menurunkan
kelarutan dan absorpsi zink dalam usus (Deshpande,et alJ.D 2013).
Tabel 3. Kandungan zink dan fitat pada makanan.
0 –5 bulan 1.1
6 – 11 bulan 3
1 – 3 tahun 3
4 – 6 tahun 5
7 – 9 tahun 5
Perempuan
10 – 12 tahun 8
13 – 15 tahun 9
16 – 18 tahun 9
19 – 29 tahun 8
30 – 49 tahun 8
Hamil (+an)
Trimester 1 +2
Trimester 2 +4
Trimester 3 +4
Menyusui (+an)
6 bulan pertama +5
23
6 bulan kedua +5
terhadap aktivitas kalitik banyak enzim. Dalam peran lain enzim penting untuk
sintesis, penyimpanan, dan pelepasan insulin dari pankreas.
Zink sebagai antioksidan. Zink merupakan komponen penting superoksida
dismutase (SOD). Radikal bebas superoksida terbuat dari dua atom oksigen
yang berpasangan dangan elektron tambahan. Superoksida dismutase adalah
enzim antioksidan penting yang mengubah superoksida radikal bebas menjadi
oksigen dan hidrogen. Hidrogen peroksida kurang bahaya sebagai radikal bebas
dan dapat didegradasi lebih lanjut menjadi air dan oksigen. (Azrimaidaliza et al.,
2020)
Beberapa penelitian menunjukkan adanya defisiensi zink berpengaruh
terhadap hormon pertumbuhan. Rendahnya tingkat Insulinelike growth factor 1
(IGF-1), growth hormone (GH) reseptor, dan GH binding protein RNA sering kali
dihubungkan dengan defisiensi zink. Rendahnya sistem regulasi dari hormon
pertumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan linier dan kadang sampai
terhenti pertumbuhan berat badannya (Flora et al., 2021)
Studi menunjukkan bahwa penyerapan zink ibu meningkat dan / atau
ekskresi zink eksogen menurun selama kehamilan dan menyusui, sehingga
meningkatkan ketersediaan zink ibu untuk pertumbuhan janin dan ekskresi zink
susu.(Hess and King, 2009)
II.3.9. Defisiensi Zink
Defisiensi Zink Defisiensi zink timbul akibat asupan zink rendah namun
kebutuhan meningkat, misalnya pada kondisi Hamil, menyusi serta dikarenakan
infeksi. (Pincombe, J. Thrup, 2000) Homeostasis zink dikendalikan oleh tindakan
terkoordinasi dari pengangkut zink, yang bertanggung jawab atas masuk dan
keluarnya zink, dan secara rumit mengatur konsentrasi dan distribusi zink
intraseluler dan ekstra seluler. Protein transporter telah diklasifikasikan menjadi
dua keluarga, Slc30a (ZinkT) dan Slc39a (ZIP). Dalam genom manusia dan
tikus, pengangkut 14ZIP dan 10ZinkT dikodekan.
Defisiensi zinc dapat memicu defisiensi vitamin A pada ibu hamil hal ini
dikarenakan Defisiensi zinc juga berperan penting pada metabolisme protein
yang berperan sebagai alat transportasi zat-zat gizi seperti vitamin A hal ini
mengakibatkan meningkatnya prevalensi prematuritas dan retardasi pada janin.
Defisiensi zinc dan vitamin A bersama-sama dapat membawa dampak yang lebih
serius baik bagi ibu maupun bagi janin.pada ibu hamil mengakibatkan persalinan
25
lama, retardasi pertumbuhan janin intra uteri, teratogenik, dan kematian pada
janin. (Liona Dewi, 2012)
Defisiensi zink dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak
cukup, bioavailabilitas yang rendah, dan ekskresi berlebihan (Gibson, 1990).
Sindrom utama patogenesis defisiensi zink adalah konsumsi yang kaya serealia
dan rendah sumber-sumber zink (Sandstead dan Evans, 1988). Pola konsumsi
pangan daerah Jawa Barat adalah konsumsi sumber karbohidrat kompleks
rendah dan konsumsi lauk pauk, sayuran, serta buah sangat rendah (Depkes,
1995).(Hayati, Ardinsyah and Irnbawan, 2000)
Kekurangan zink dikaitkan dengan gangguan metabolisme berbagai
hormon dan enzim yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang.
Ini dapat mengganggu pertumbuhan dengan mengubah sirkulasi insulin seperti
faktor pertumbuhan (IGF-1) yang merupakan faktor pertumbuhan utama
pascakelahiran. IGF-1 plasma dilaporkan menurun pada anak-anak dengan
kekurangan energy protein dan anak-anak yang kekurangan zink. Namun,
suplementasi zink, meningkatkan IGF-1 plasma dan meningkatkan pertumbuhan
pada anak yang stunting. Dengan demikian, stimulasi pertumbuhan dapat
dimediasi melalui perubahan sirkulasi IGF-1.
Tabel 5. Klasifikasi etiologi defisiensi zink
Kategori defesiensi zink Contoh
Tipe I : intake tidak adekuat Nutrisi parental tanpa suplementasi zink.
Kadar zink yang rendah pada ASI
Kehamilan pada remaja
Anorexia nervosa atau bulimia nervosa
Tipe II : pengeluran berlebih Kehilangan cairan – fisitel intestinal, diare
Peningkatan urine – sirosis hepatis, infeksi,
gangguan ginjal, diabetes militus, diuretik,
alkohol
Lainn – lain
Kehilangan darah yang disebabkan oleh
infeksi parasit, luka bakar, hemolisis,
hemodialisis
Tipe III : Mal Absorbsi Acrodematitis enterohepatica
Intake berlebihan tembaga
Cellac disease
Ulcerative colitis
26
Cysticf fibrosis
Disfungsi hati
Disfungsi pangcreas
Short bowel syndrom
Intake fitat berlebih
diuretik
Tipe IV : Ibu Hamil
Peningkatan Kebutuhan Ibu menyusui
Bayi premature
Tipe V : lain-lain Down Syndrom
Congenital thymus defect
Sumber : Corbo, 2013
Berdasarkan akibat dari defisiensi yang ditimbulkannya, zink termasuk
dalam klasifikasi zat gizi tipe II, yaitu zat gizi yang tidak menunjukkan gejala yang
spesifik akibat defisiensinya. Hal ini karena zat gizi merupakan struktur dari
enzim. Fenomena yang menonjol dari akibat defisiensi zat gizi tipe II ini adalah
ketergantungan zat gizi satu dengan yang lain, dimana zat gizi yang paling
rendah kandungannya adalah yang akan menentukan perannya. Zat gizi lain
yang termasuk zat gizi tipe II adalah potasium, sodium, magnesium, phosfor,
protein, nitrogen, threonin, lysin, dan sulphur. (Hidayah, 2021)
Kondisi lingkungan seperti kebersihan dan sanitasi yang buruk serta akses
yang buruk ke layanan kesehatan juga dapat meningkatkan risiko infeksi dan
mengurangi kekebalan. Infeksi juga biasanya menekan nafsu makan yang
menyebabkan penurunan besar dalam asupan makanan sehingga memperburuk
defisiensi zink. (Martorell, 2002)
II.3.10. Dampak difisiensi terhadap ibu hamil dan janin serta out come
Zink merupakan komponen penting struktur Zink-finger yang berfungsi
sebagai domain pengikatan DNA bagi faktor transkripsi. Struktur Zink-finger
terdiri atas sebuah atom Zink yang berikatan tetrahedris dengan cysteine dan
histidine. Atom Zink mutlak diperlukan untuk pengikatan DNA. Keberadaan zink
dalam protein tersebut penting untuk pengikatan tempat spesifik bagi DNA dan
ekspresi gen. Zink menstabilkan pelipatan domain membentuk jari yang mampu
berikatan dengan spesifik pada DNA. Reseptor inti beberapa hormone, termasuk
hormon steroid dan hormon tiroid, mengandung struktur Zink finger. Maka
defisiensi zink dapat mengubah kerja hormonal melalui disfungsi protein Zink-
finger (Prasad, 2012)
27
tanpa lemak. Dampak zink pada pertumbuhan juga bisa melalui pengurangan
morbiditas yang menyebabkan gangguan kekebalan dan kerusakan mukosa
usus, dan peningkatan nafsu makan.(Martorell, 2002)(Brown, Peerson and Allen,
1998
Keberadaan zink yang banyak pada jaringan tulang menyatakan bahwa zat
tersebut berperan dalam perkembangan sistem skeletal. Zink dapat merangsang
pembentukan tulang dan mineralisasi tulang. Zink dibutuhkan untuk aktivitas
enzim fosfatase alkali yang diproduksi osteoblas yang berfungsi utama dalam
deposisi kalsium pada diafisis tulang. Zink meningkatkan waktu paruh aktivitas
enzim fosfatase alkali dalam sel osteoblas manusia. Pemberian Zink dan vitamin
D3 meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan kandungan DNA, Zink dapat
menyebabkan interaksi kompleks reseptor kalsitriol dengan DNA. Growth
hormone dan pembentukan kompleks dimer sangat penting untuk penyimpangan
growth hormone di dalam granula sekretorik. Pelepasan growth hormone dari
granula sekretoriknya dirangsang oleh GHRH (Growth Hormone Releasing
Hormone) dan dihambat oleh somatostatin.
GHRH dan somatostatin merupakan actor yang dikeluarkan oleh
hipotalamus. Pengaruh growth hormone terhadap pertumbuhan utamanya
adalah mempengaruhi anabolisme pada hati, otot dan tulang. GH merangsang
banyak jaringan untuk memproduksi IGF-1 (insulin-like growth factor-1) acto yang
akan merangsang pertumbuhan jaringan tersebut (efek parakrin IGF-1). Selain
itu, di bawah pengaruh GH hati menghasilkan IGF-1 sistemik yang disekresikan
ke dalam darah (efek endokrin IGF-1), dan meningkatkan sekresi IGF-binding
protein-3 (IGFBP- 3) dan acid-labil subunit (ALS) yang akan membentuk
kompleks dengan IGF-1. Kompleks ini akan mengangkut IGF-1 ke jaringan
target, tetapi kompleksi ini juga bersifat sebagai reservoir dan inhibitor IGF-1.
(Adriani, 2004)
Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi, anak-anak, remaja, wanita
hamil dan menyusui memiliki kebutuhan zink yang lebih tinggi sehingga berisiko
mengalami deplesi zink (King and Cousins, 2006).
Tuntutan nutrisi yang meningkat selama kehamilan dan menyusui
mempengaruhi wanita untuk kekurangan zink. (King, 2000) Tuntutan ini lebih
besar selama menyusui, meskipun penyesuaian fisiologis dalam penyerapan zink
membantu memenuhi kebutuhan laktasi. Sejumlah penelitian telah menunjukkan
dampak negatif terapi zat besi tambahan pada penyerapan zink selama
kehamilan(Brien et al., 2000) dan laktasi.(Fung et al., 1997) Pada wanita hamil di
29
mana asupan makanan zink rendah, suplemen zat besi, dalam dosis serendah
60 mg/hari mencegah mereka memenuhi kebutuhan zink.(Brien et al., 2000)
Kehamilan Berhubungan dengan menurunnya kadar zink dalam serum,
biasanya pada trimester pertama.dan Infeksi dan inflamasi akut. Infeksi dan
inflamasi akut dapat menyebabkan rendahnya kadar zink dalam serum, karena
zink disalurkan kembali dari serum menuju hati. Penurunan kadar zink serum
ditemukan pada penyakit-penyakit infeksi atau peradangan kronik. Hal ini
seringkali mencerminkan redistribusi zink serum ke dalam hepar, yang terikat
pada metallothionein, disebabkan oleh peningkatan produksi siktosin-sitoksin
proinflamasi, khususnya faktor nekrosis tumor-α (TNF-α) dan interleukin-6 (IL-6).
Konsekuensinya, pengambilan zink oleh hepar meningkat dan konsentrasi
zink dalam serum berkurang. Penurunan kadar zink serum transien pada saat
infeksi juga disebabkan oleh peningkatan sekresi zink dalam urin. Hal ini juga
telah dilaporkan pada pasien-pasien kanker dan penyakit hepar kronis.
Variasi diurnal. Zink dalam serum paling tinggi konsentrasinya pada pagi
hari (tanpa memperhatikan status puasa) dibandingkan dengan siang hari.
Pada ibu hamil, konsentrasi zink relatif menurun hingga 35% disebabkan
oleh pengaruh perubahan hormon dan transpor nutrisi dari ibu ke bayi.
Kandungan zink yang rendah pada ibu hamil mengurangi transpor nutrisi ke
rahim dan mempengaruhi penyediaan gizi yang memadai ke bayi. Defisiensi zink
selama kehamilan dapat menimbulkan berat badan lahir rendah, Intrauterine
Growth Restriction (IUGR), kehamilan preterm, serta komplikasi lainnya
(Wijaksono, Rasyid, & Mariko, 2019).
Zink sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin normal.
Asupan zink sangat penting selama kehamilan, ketika produksi sel sangat cepat.
Wanita hamil rentan mengalami defisiensi zink sehingga membutuhkan banyak
asupan zink. Kisaran zink normal adalah 70-115 μg/dL (Çelikel, Doğan, & Aksoy,
2017).
Dampak kekurangan zink pada ibu hamil juga dapat menyebabkan abortus,
kelahiran prematur, kematian janin dalam kandungan, dan NTD (Neglected,
Tropical Disease) (Gumilang dkk, 2019). Kekurangan zink dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti :
1. Asupan yang tidak adekuat dan penyerapan yang terhambat.
2. Kehilangan zink yang berlebihan yang disebabkan penyakit akut seperti
diare
30
suplementasi zink pada saat kehamilan memiliki konsentrasi serum zink yang
lebih tinggi pada tali pusat dibandingkan yang tidak. Penelitian yang memberikan
suplementasi zink pada ibu hamil dengan dosis 15 mg per hari sejak kehamilan
16 minggu tidak menunjukkan perbaikan dalam ukuran antropometri bayi baru
lahir (Sorouri et al., 2015).
Sementara pemberian 25 mg zink menunjukkan perbaikan yang penting
pada pertumbuhan tulang janin yang diukur dengan ultrasografi (Merialdi et al.,
2004). Kemudian penelitian di Bangladesh pada masyarakat ekonomi lemah,
pemberian zink 30 mg pada ibu hamil selama 2 semester akhir kehamilan tidak
menunjukkan penurunan insiden bayi berat lahir rendah (BBLR), namun
menurunkan risiko terhadap diare akut, disentri, dan impetigo (Osendarp et al.,
2001).
Penelitian lain memberikan suplementasi zink 25 mg pada ibu hamil yang
mempunyai kadar serum zink rendah sampai sedang, hasilnya tidak
menunjukkan perbaikan ukuran bayi baru lahir (berat badan, panjang badan,
lingkar kepala dan lingkar dada) (Norrozi, et al., 2012).
Sebuah uji coba terkontrol acak buta dari suplementasi zink (zink sulfat 10
mg / hari) untuk ibu menyusui menunjukkan peningkatan konsentrasi zink ibu dan
peningkatan konsentrasi zink susu. (Taylor, 2018)
Hasil Luaran kehamilan diantarannya panjang bayi, skor Apgar, dan IUGR.
Tidak perbedaan signifikan terlihat pada Dengan kata lain Menambahkan
suplementasi Zink selama kehamilan untuk perawatan rutin wanita dengan
persalinan prematur sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap usia
kehamilan saat melahirkan dan berat badan lahir tetapi meningkatkan lingkar
kepala lahir.(Danesh, Janghorbani and Mohammadi, 2009)
Sebuah penelitian pada ibu hamil selama kehamilan dengan suplementasi
Zink untuk mengetahui efek suplementasi Zink pada berat lahir dan panjang
kehamilan Ulasan tentang percobaan, melibatkan lebih dari 9000 wanita dan bayi
mereka menemukan bahwa meskipun suplementasi Zink memiliki efek kecil
dalam mengurangi kelahiran prematur, ternyata tidak membantu mencegah bayi
berat lahir rendah (Shah and Sachdev, 2001 ; Mori et al., 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2017) dengan memberikan
suplementasi zinc pada ibu hamil KEK trimester III berhasil meningkatkan kadar
zinc serum ibu, hal ini terlihat pada kelompok perlakuan suplementasi zinc 40 mg
selama 3 bulan secara statistik terdapat perbedaan rata-rata kadar zinc serum.
Antara pretest dengan posttest (p < 0,05) dengan peningkatan rata-rata kadar
34
zink serum 62,95 g/dl. Bayi yang lahir dari ibu yang mendapat suplemen zinc
secara signifikan lebih berat dibandingkan bayi yang lahir dari ibu pada kelompok
kontrol, dengan perbedaan terbesar saat suplementasi dimulai pada trimester
ketiga kehamilan (D.A. Liona Dewi, Bambang Wirjatmadi, 2017)
Nurfadillah tahun 2021 pada penelitiannya dengan meberikan intervensi
suplementasi zink pada wanita hamil dengan serum zink tingkat di bawah 70
g/dL (defisiensi zink) dengan dosis zink 20 mg/hari zink tablet yang dipantau
melalui lembar kontrol untuk konsumsi tablet zink ibu selama 14 hari, kemudian
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kadar zink > 70g/dL. Dengan hasil
Pemberian tablet zinc pada ibu hamil dengan defisiensi zink pada trimester
ketiga meningkatkan kadar zink pada wanita hamil, meningkatkan Berat Badan
Lahir (BBL), Panjang Badan Lahir (PBL).(Nurfadillah et al., 2021) sejauh ini Studi
tentang hubungan antara defisiensi Zink ringan sampai sedang dan risiko hasil
kehamilan pada manusia memiliki kesimpulan yang tidak konsisten. (State of the
World’s Mothers, 2012)
Program suplementasi berguna untuk menargetkan subkelompok populasi
yang rentan, yang berisiko tinggi mengalami defisiensi mikronutrien. Cara
termudah untuk melengkapi zink adalah dengan memasukkannya ke dalam
program sudah memberikan suplemen nutrisi harian atau mingguan untuk
pencegahan defisiensi zink Saat memformulasikan suplemen multi-gizi,
direkomendasikan bahwa garam yang menyediakan zink yang mudah diserap,
seperti ZnSO4, zink glukonat, atau zink asetat digunakan karena diserap lebih
efisien.(de Romaña, Carlos Castillo and Diazgranados, 2010)
Di antara beberapa senyawa zink yang tersedia untuk fortifikasi, zink
oksida dan ZnSO4 paling murah dan paling sering digunakan oleh industri
makanan. ZnSO4 secara teoritis memberikan zink yang lebih mudah diserap
karena kelarutannya yang lebih besar,(Wolfe et al., 1994) tapi itu lebih mahal.(de
Romaña, Carlos Castillo and Diazgranados, 2010)Namun, terdapat penelitian
pada manusia yang tidak menunjukkan adanya perbedaan penyerapan zink dari
zink oksida dan ZnSO4.(Hotz et al., 2018)
Suplementasi zink melalui oral merupakan senyawa zink sulfat yang
toksisitasnya sangat rendah, dan dibutuhkan dosis yang sangat besar untuk
dapat terjadi pengaruh toksik pada manusia. Dosis yang dapat menyebabkan
efek mual dan muntah mencapai 225- 400 mg/hari. Dosis letal (LD50) zink
adalah 27 g/ hari dengan gejala dimulai dengan mual, muntah, nyeri perut,
35
↓ Insidensi diare Proliferasi sel Aktifitas lempeng epifise Pertumbuhan sel-sel otot rangka
Lama kala II
Suplementasi Zink pada Ibu Hamil Jumlah pendarahan
BBL
PBL
ASI
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Variabel Moderating
40
Abnormal/pendarahan :>
500cc
7 IMT IBU Penilaian status gizi dengan Indeks Massa Tubuh yaitu ukuran berat Berat badan kurang Log book Rasio
disesuaikan untuk tinggi, dihitung sebagai berat dalam kilogram dibagi (Underweight) : < 18,5 Timbanga
dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2 ). Berat badan normal: 18,5 - n Dewasa
Alat ukur: Timbangan berat badan dewasa 22,9 Alat ukur
Satuan ukur: Kilogram (kg) Kelebihan berat badan TB
(Overweight): 23 - 24,9
Obesitas : 25 - 29,9
Obesitas II : ≥ 30
8 Pendidikan Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan terakhir 1. Tidak Sekolah Log book ordinal
Ibu 2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Diploma
6. S1
7. S2
II.7. Hipotesis
II.7.1. Hipotesis mayor
Suplementasi zink pada ibu hamil pada trimester ke III berpengaruh positif
terhadap hasil luaran kehamilan.
II.7.2. Hipotesis minor
1. Terdapat hubungan antara suplementasi zink dengan lama kala II
2. Terdapat hubungan antara suplementasi zink terhadap volume
pendarahan pada ibu bersalin
3. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap panjang bayi baru lahir
4. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap BB bayi baru lahir
5. Terdapat rata rata ukuran panjang bayi baru lahir yang lebih tinggi pada
kelompok suplementasi dibandingkan plasebo.
6. Terdapat rata rata ukuran berat badan bayi baru lahir yang lebih tinggi
pada kelompok suplementasi dibandingkan plasebo.
7. Terdapat hubungan suplementasi zink terhadap ASI pada hari pertama
pasca salin .
43