OLEH
PUSKESMAS NGARINGAN
TAHUN 2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
Judul makalah “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologis Pada Ny T, Usia
26 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 20 Minggu Di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan”.
Telah Diperiksa Dan Disahkan Pada Tanggal:
Grobogan, 2022
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ngaringan
Surami,S.K.M,M.A.P
NIP. 19790207 200604 2 019
ii
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah asuhan kebidanan pada
ibu hamil fisiologis trimester I. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
persyaratan untuk Pengembangan Profesi. Dalam penulisan makalah ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian laporan
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan.......................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Teori
A. Tinjauan Teori Medis................................................................................ 3
BAB III Tinjauan Kasus
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil pada Ny. R ............................................ 36
BAB IV Pembahasan ......................................................................................... 53
Daftar Pustaka..................................................................................................... 57
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam
12 minggu, trimester 2 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan
trimester 3 13 minggu (minggu ke-28 hingga minggu ke-40) (Prawirohardjo,
2009).
Lama hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu (9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu
trimester I (minggu ke-0 hingga ke-12), trimester II (minggu ke-13 hingga ke-
28), dan trimester III (minggu ke-29 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010).
Kehamilan trimester I adalah suatu keadaan dimana seorang wanita
mengandung hasil konsepsi di dalam tubuhnya yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi sosok manusia baru dimana pada usia 0 –12 minggu terjadi
pembentukan pertama alat-alat tubuh janin pada usia 8 minggu mempunyai ciri
khas kepala fleksi ke dada, hidung, telinga, jari terbentuk pada usia kehamilan 12
minggu.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk membahas asuhan
kebidanan pada ibu hamil fisiologis di Puskesmas Ngaringan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis di Puskesmas
Ngaringan?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan ibu hamil fisiologis dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan masalah atau
manajemen kebidanan dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Tujuan Khusus
v
1) Melakukan pengkajian dengan cara semua data yang dibutuhkan untuk
menilai keadaan ibu secara keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau
masalah.
3) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial dan
mengantisipasinya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga medis lain dan tim berdasarkan
kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan, dan mengulang
kembali asuhan kebidanan yang tidak efektif.
8) Mendokumentasikan asuhan kebidanan kedalam SOAP.
vi
BAB II
TINJAUAN TEORI
vii
4) Quickening; berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi
getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh calon
ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang pernah
hamil sebelumnya.
b. Tanda Obyektif (Probabilitas)
1) Tanda Chadwick’s, yaitu bercak keunguan pada vagina karena
meningkatnya suplai darah.
2) Tanda Hegar’s, yaitu melunaknya segmen bawah uterus.
3) Tanda Godell’s, yaitu melunaknya uterus
4) Perubahan uterus;pada awal bulan keempat, uterus menjadi sebesar buah
jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada akhir bulan kelima
fundus uteri telah naik sampai ke pusat.
5) Ballottement; pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang
menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi
sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan
6) Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
7) Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa
kehamilan, tidak terasa sakit.
8) Perubahan abdomen; karena uterus membesar, maka secara alamiah
dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen mungkin
teregang
9) Striae gravidarum, terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak
teratur pada kulit abdomen.
10) Hiperpigmentasi; terjadi karena pengumpulan pigmen pada kulit
payudara, mula dan midline abdomen
c. Tanda Pasti
1) Mendengar bunyi jantung janin dan desiran funik (dorongan darah janin
melalui tali pusat). Denyut jantung janin dapat didengar selambatnya
pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi janin, pada
minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar
seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit. Desiran
funik jarang didengar, secara alamiah denyut terdengar bersamaan dengan
denyut janin tetapi memiliki pantulan, bunyi berdesis.
2) merasakan bagian – bagian janin. Bagian janin paling cepat teraba pada
minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba kemudian
3) melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada
gambaran X-ray. USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio
viii
paling cepat minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray
paling cepat minggu ke 12
4) merasakan gerakan janin. Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan
gerakan janin. Untuk menjadi tanda positif, gerakan ini harus dirasakan
dan ditentukan oleh pemeriksa.
5) Mencatat elektrokardiogram janin. EKG janin adalah tekniuk dimana
impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara
meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan
informasi berkelanjutan tentang janin.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Trimester II
Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan
pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Selama
trimester II janin dalam rahim mengalami perkembangan sebagai berikut
(Megasari,Miratu,dkk. 2014) :.
a. Minggu ke-16
Panjang badan kira – kira 16 cm, berat 100 gram, sirkulasi fetal telah
berfungsi secara penuh, traktus renalis mulai berfungsi, terdapat reflex
menghisap dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan dapat
ditetapkan jenis kelaminnya.
b. Minggu ke-20
Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan, gambaran
wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada tempatnya yang normal,
kelopak mata, alis mata dan kuku telah tumbuh sempurna, skeleton terlihat
pada pemeriksaan sinar – X, kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa
akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu setelah
kehamilan minggu ke – 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 –
17 ml urin dikeluarkan setiap 24 jam
c. Minggu ke -24
Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan, lanugo
menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat. Dari minggu ke – 24
dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan (stimulus)
d. Minggu ke- 28
Perkembangan Janin : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan
yang menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis mengalami penurunan dari
abdomen ke skrotum
4. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Kehamilan Trimester II
a. Perubahan Fisiologis
ix
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan
kehamilan antara lain :
1) Sistem Reproduksi
Suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar
hormon steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin (Prawirohardjo,
2010). Terdapat tiga tanda penting yakni :
a) tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
b) tanda Hegar’s : uterus lunak
c) tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat
menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut,
bloody show. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah,
sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun
telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran uterus
dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang
disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang
berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf akibat
adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang meningkat
(leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan
pelvik yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti.
Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsngan sexsual,
terutama antara bulan 4 dan 7 masa kehamilan(Benson, 2009) (Bobak et
al., 2005).
2) Sistem Integument
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar
karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah.
Putting susu menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih
(kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol
keluar. Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat
serabut elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi
pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu
bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga
meningkat(Prawirohardjo, 2010).
3) Sistem Endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan
estrogen, plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans
membentuk insulin lebih banyak, hormon-hormon pituitari secara
signifikan terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak.
Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu
x
kel 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon
paratiroit tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu (Prawirohardjo,
2010).
4) Sistem Kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema
jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat
sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan.
Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan
uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena
sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena (Prawirohardjo,
2010).
5) Sistim Musculoskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi
pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin,
bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung.
Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya,
mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor,
kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak
seimbang (Prawirohardjo, 2010).
6) Sistim Pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih
cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru
tidak berubah, pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi
bengkak seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal umum yang
dapat menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit
tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra penciuman
(Prawirohardjo, 2010).
7) Sistem Gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi
saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak. Menurunnya gerakan
peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi
(Prawirohardjo, 2010).
8) Sistem Perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat
meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih
meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat
menyebabkan meningkatnya berkemih (Prawirohardjo, 2010).
9) Sistem Persarafan
xi
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan
acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness,
tingling, dan kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan namun
efek psikologis mungkin dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis
akibat tidak menerima kehamilannya (Prawirohardjo, 2010).
b. Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota
keluarga. Efek – efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik
bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang krisis
dinyatakan sebagai suatu ketidak seimbangan psikologis yang disebabkan
oleh situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya, terdapat periode syok
dan menyangkal, kemudian kebingungan dan preoccupation dengan berbagai
masalah yang diperkirakan sebagai penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu
aksi untuk menghasilkan suatu solusi, dan akhirnya terjadi proses belajar dari
pengalaman. Cara orang bereaksi terhadap krisis tergantung pada tiga faktor :
persepsi terhadap kejadian, dukungan situasional, dan mekanisme koping
mereka (Hamilton, 1995).
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa
bingung dan preocupation dengan masalah yang mengganggu. Selama
periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin
dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral, dan ekonomi mereka.
Akhirnya dicapai keputusan, dan rencana tindakan dibuat (Hamilton, 1995).
Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran –
pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia
membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan
kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia
berespon terhadap kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan
bahwa kehamilan adalah bagaimana menjadi bapak dan seperti apa seorang
bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari ayahnya, pengalaman hidupnya,
dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsinya mempengaruhi bagaimana
ia memperhatikan ibu dari anak – anaknya. Banyak pria menjadi sangat
khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif dalam
memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala –
gejala seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa
ahli medis disebut mitleiden, atau “menderita bersama” (Susanti, 1998).
Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang
belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan
melakukan aktivitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah
xii
raga yang berat, mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi,
dan melakukan solutide. Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh calon
orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas
kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang
terganggu (Myles, 2009).
Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan
tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima
kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif.
Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan
ukurannya. Selama trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan
gerakan bayinya pertama kali. Pengalaman tersebut menandakan
pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan hal ini sering menyebabkan
calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar. Gambaran sifat dari
reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya tersebut dimodifikasi oleh
perbedaan kepribadian individu. Beberapa wanita mengalami peningkatan
mood, lainnya tidak. Pada umumnya, bagaimanapun perawat dapat
mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa aman pada ibu
dengan menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka bukan hal yang aneh.
Antusias dan semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga mereka
mati (Myles, 2009) (Susanti, 1998).
xiii
b. Konstipasi
1) Penyebab
a) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus
menjadi lambat
b) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus
besar penyerapan air dari kolon meningk
c) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
2) Cara mengatasi
a) Tingkatkan intake cairan serat didalam diet seperti buah/jus prem,
minum cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
b) Istirahat cukup
c) Senam/exersice
d) Membiasakan BAB secara teratur
e) BAB segera setelah ada dorongan
f) Terapi sesuai petunjuk dokter atau bidan.
c. Miksi sering (nocturia)
1) Penyebab
Adanya tekanan pada vesika urinaria oleh pembesaran uterus sehingga
bentuk vesika urinaria berubah dan akibatnya vesika urinaria cepat penuh
dan timbul rangsangan untuk BAK.
2) Cara mengatasi
a) Tidak minum 2-3 jam sebelum tidur
b) Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur
c) Perbanyak minum pada siang hari agar kebutuhan cairan ibu tetap
terpenuhi
d) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan
e) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola dengan
cafein, dll.
d. Insomnia
1. Penyebab
a) Perasaan gelisah, kuatir, ataupun bahagia
b) Ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin,
bangun ditengah malam karena nocturia, dispnea, heartburn, sakit
otot, stress dan cemas.
2. Cara mengatasi
a) Gunakan teknik relaksasi
b) Mandi air hangat
xiv
c) Minum minuman hangat (susu, teh dengan susu), sebelum pergi tidur
d) Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
e) Hindari obat-obatan tidur (dapat emlitasi sawat plasenta)
e. Heart Burn
1) Penyebab
a) Keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut karena
perubahan hormone
b) Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot
polos, yang kemungkinan meningkatnya progesterone dan tekanan
uterus.
c) Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan
ditekan oleh pembesaran uterus.
2) Cara mengatasi
a) Makan sedikit tapi sering
b) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang
digoreng/makanan yang berbumbu merangsang.
c) Hindari rokok, kopi, alcohol, coklat ( mengiritasi gastric )
d) Hindari berbaring setelah makan
e) Hindari minuman selain air putih saat makan
f) Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
g) Lakukan posisi lutut-dada, peregangan lengan super-dooper.
h) Hindari obat antacid yang terbuat dari bahan lain selain kalsium
f. Anemia
1) Penyebab
Rendahnya asupan zat besi, yaitu mineral yang membantu tubuh untuk
membuat hemoglobin.
2) Cara mengatasi
a) Makan-makanan yang kaya zat besi
b) Konsumsi produk hewani yang rendah kolestrol dan lemaknya.
Misalnya, ikan dan ayam.
c) Mengkonsumsi sumber makanan vegetarian. Misalnya, kacang-
kacangan, polong-polongan, biji-bijian, kismis, dan sayur-sayuran.
g. Keputihan
1) Penyebab
a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan
sel-sel
b) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher
rahim
2) Cara mengatasi
xv
a) Jangan membilas bagian dalam vagina
b) Kenakan pembalut wanita
c) Jaga kebersihan alat kelamin
d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau
perubahan sifat dan warna.
xvi
b. Tanda Gejala Konstipasi
Penderita konstipasi biasanya harus mengejan dengan keras, karena feses sulit
dikeluarkan. Feses penderita konstipasi yang keras dan panas dapat
bergesekan dengan anus sehingga seringkali menyebabkan wasir. Gejala dan
tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola
makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda,
tetapi biasanya gejala dan tanda yang fisiologis ditemukan pada sebagian
besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
1) Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan
feses.
2) Feses menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya
lebih sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat
berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.
3) Pada saat buang air besar feses sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-
kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu
supaya dapat mengeluarkan feses (bahkan sampai mengalami ambeien
dan berkeringat dingin).
4) Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5) Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit
akibat bergesekan dengan feses yang panas dan keras.
6) Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk
daripada biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama
sekali tidak bisa buang angin).
7) Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu
transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali
atau lebih).
8) Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
9) Sakit punggung bila feses yang tertumpuk cukup banyak.
10) Bau mulut.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita
konstipasi antara lain:
1) Kurang percaya diri
2) Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
3) Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi
ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut
berkurang.
4) Emosi meningkat dengan cepat.
5) Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres
sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
xvii
6) Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat
sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering
mengantuk.
7) Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
8) Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani
yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
9) Nafsu makan dapat menurun (Himria, 2016).
c. Faktor yang dapat mempengaruhi konstipasi antara lain:
1) Pembesaran uterus menimbulkan sejumlah ketidaknyamanan normal pada
kehamilan salah satunya konstipasi. Rahim yang membesar menekan
colon dan rectum sehingga mengganggu ekskresi dan meningkatakan
terjadinya konstipasi.
2) Progesterone berpengaruhi pada relaksasi otot polos yang menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas uterus. Penurunan pada uterus
menimbulkan perpanjangan waktu transisi yang akan makin lama sering
dengan berkembangannya kehamilan (Walsh Lind W, 2007). Penurunan
motilitas usus menyebabkan sisa makanan lebih lama berada di usus
sehingga meningkatkan penyerapan air dan feses menjadi keras.
3) Cairan sering kali tidak dianggap sebagai salah satu nutrisi, tetapi air
meningkatkan peranan penting selama masa hamil. Air membantu
pencernaan dengan melarutkan makanan dan membantu transportasi
makanan.
4) Serat makanan adalah polisakarida nompati yang terdapat dalam semua
makanan nabati. Serat terdiri dari dua golongan, yaitu serat larut air dan
serat tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa dan
lignim yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum, sayuran dan
buah-buahan. Serat golongan itu dapat melancarkan defekasi sehingga
mencegah konstipasi (Sunita, 2005).
5) Obat-obatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti
penggunaan obat-obatan antidepresan, antikolinergik, antacid,
psikotropika, kodein, obat tekanan darah tinggi, laksatif atau antasuda
yang terlalu sering terutama obat yang digunakan ibu hamil yaitu tablet
besi yang dapat menyebabkan konstipasi, karena memiliki efek
menciutkan dan kerja yang lebih secara local pada mukosa usus untuk
menyeobabkan konstpasi.
6) Kebiasaan buruk seperti menunda waktu buang air besar atau membuat
akumulasi feses yang lebih lama dalam usus, sehingga penyerapan air
meningkat yang mengakibatkan feses lebih keras dan padat. Seringnya
mengacuhkan keinginan untuk buang air besar akan menyebabkan
xviii
mulainya siklus BAB yang buruk. Setelah beberapa lama sering
menunda, secara psikologis tubuh akan menghentikan keinginan untuk
BAB (Arisman, 2004).
7) Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang menyababkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. Olahraga ringan secara rutin baik dengan
melakukan senam hamil atau sekedar berjalan ringan disetiap harinya
(Bayu, dkk, 2014). Senam hamil dapat melancarkan metabolism tubuh
sedangkan aktivitas yang kurang dapat menghambat proses metabolism
yang dapat menyebabkan konstipasi pada ibu hamil.
8) Posisi defekasi juga mempengaruhi untuk terjadinya konstipasi. Pada
posisi jongkok, sudut antara uterus dan rectum akan menjadi lurus akibat
fleksi maksimal dari paha. Ini akan memudahkan terjadinya proses
defekasi sehingga tidak memerlukan tenaga mengedan yang lebih kuat.
Proses mengedan kuat yang berkelanjutan akan dapat menimbulkan
konstipasi dan hemoroid. Ibu hamil cebderung lebih nyaman defekasi
dengan posisi duduk tetapi dapat berakibat timbulnya konstipasi (Ratih,
Surya, 2017).
d. Patofisiologis
Berdasarkan patofisiologis konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi
akibat kelainan structural dan konstipsi fungsional. Konstipasi akibat kelainan
structural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja, sedangkan konstipasi
fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon. Konstipasi pada
wanita hamil umumnya merupakan konstipasi fungsional (Ligat Priba,2015).
e. Perubahan pada konstipasi
1) Perubahan fisiologis Konstipasi
Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan konstipasi. Selain itu juga karena perubahan pola makan.
Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus lambat,
penurunan mobilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus,
penyerapan air dari calon meningkat tekanan pada usus yang membesar
karena uterus yang ukurannya semakin besar terutama pada akhir
kehamilan (Kusmiyati, 2009).
xix
2) Perubahan Psikologis Konstipasi
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita
konstipasi antara lain:
a) Kurang percaya diri
b) Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
c) Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang
(apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam
perut berkurang.
d) Emosi meningkat dengan cepat.
e) Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres
sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
f) Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat
sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering
mengantuk.
g) Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
h) Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani
yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
i) Nafsu makan dapat menurun (Wiki, 2013).
f. Penatalaksanaan Non Farmakologi Dan Farmakologi
1) Non farmakologi
Terapi pertama dan utama pada konstipasi adalah meningkatkan
asupan serat dan cairan, serta aktivitras fisik yang cukup. Hindari
makanan porsi besar 3 kali sehari tetapi makanlah dengan porsi kecil dan
sering. Hindari ketegangan psikis seperti stress dan cemas. Jangan
menahan rasa ingin BAB karena akan memperbesar resiko konstipasi.
Pemberian probiotik pada wanita hamil juga dianjurkan karena dapat
memperbaiki keseimbangan flora kolon dan memperbaiki fungsi
pencernaan. Jahe dalam diet juga disebutkan dapat membantu mengurnagi
morning sickness dan konstipasi dan mencegah kembung. Kebutuhan
serat pada wanita hamil sama dengan orang normal yaitu sekitar 25-30 gr
perhari. Serat makanan terdiri dari serat larut dan serat tidak larut. Serat
larut akan mengalami fermentasi di usus besar dan memperlambat
pengosongan lambung, menahan air dan membentuk gel. Serat tidak larut
air banyak terdapat pada sereal, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan biji-
bijian. Hindari konsumsi serat yang berlebihan segera bersamaan dalam
waktu cepat karena akan menimbulkan kembung, sebab dan rasa tidak
nyaman diperut (Ligat Priba,2015).
xx
Dengan upaya preventif selain obat –obatan farmakologi, dapat
menggunakan cara alamiah sehingga menggunakan intervensi
berlebihan pada ibu hamil, dengan menggunakan buah pepaya
(Pandu, 2015). Pepaya merupakan buah yang mudah ditemukan dan
tumbuh di daerah tropis, misal Indonesia. Pepaya menjadi buah
favorit dikalangan penduduk Indonesia. Selain murah, papaya juga
rasanya enak dan manis. Kandungannya,meliputi vitamin A yang baik
untuk kesehatan mata, dapat mempelancar pencernaan bagi yang
sulit buang air besar. Getah juga tergolong mahal karena bisa diolah
menjadi tepung papain yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga
danindustri. Selain itu,papaya dapatmencegah kanker, sembelit.
2) Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasi adalah dengan pemberian
obat pencahar. Pemberian obat pencahar hanya diberikan kepada wanita
hamil yang benar-benar diperlukan saja dan tidak untuk jangka panjang
(Ligat Priba,2015).
xxi
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
yang berkaitan dengan kondisi klien. Pendekatan ini harus bersifat
komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan.
1) Data subjektif
Menurut Kemenkes RI (2013) data subjektif berisi hasil anamnesa
yang meliputi identitas, riwayat kehamilan sekarang termasuk keluhan
yang dialami, riwayat obstetri lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat medis
lain dan riwayat sosial ekonomi termasuk pola pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
a) Umur
Umur di catat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas dan ketika
usia lebih dari 35 tahun kemampuan rahim menerima janin menurun
karena nutrisi rahim berkurang dengan menambahnya usia. (Varney,
2012).
b) Pendidikan
Menurut tinjauan teori pendidikan berpengaruh dalam tindakan
kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
Pendidikan Tingkat Pendidikan seorang ibu hamil sangat berperan
dalam kualitas perawatan kehamilan. Peguasaan pengetahuaan juga
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang (Varney, 2012).
c) Pekerjaan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan tinjaun kasus tidak
terdapat kesenjangan antara Tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena Ibu melakukan pekerjaan Rumah Tangga dan berdagang yang
tidak terlalu berat. Wanita hamil dapat tetap bekerja namun Aktifitas
yang di lakukannya tidak boleh terlalu berat (Varney, 2012).
d) Alamat
Alamat pasien dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan
sekitar pasien. Semakin terpencilnya suatu daerah dan keadaan
geografis yang sulit untuk di jangkau maka akan semakin sulit pula
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Varney, 2012).
e) Keluhan utama
Keluhan utama di kaji untuk memberikan asuhan dan diagnosa
yang tepat (Varney, 2012).
xxii
f) Riwayat kehamilan
Imunisasi TT :
Suntikan TT melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus
neonatorium dan mencegah kematian pada bayi baru lahir yanh
disebabkan oleh kuman tetanus yang masuk ketubuh bayi melalui tali
pusat (Varney, 2012).
g) Nutrisi
kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi dilihat dari kenaikan berat
badan ibu selama hamil dalam batas normal. Penambahan berat
badan 6,5 kg sampai 15 kg (Varney, 2012).
h) Pola istirahat
Istirahat sangat penting bagi ibu hamil karna dengan istirahat
yang cukup berguna untuk menjaga kesehatan ibu pada saat ibu
hamil. Malam hari yaitu 6-8 jam dan tidur siang 1-2 jam (Varney,
2012).
i) Pola seksualitas
Menurut tinjauan kasus Pada Trimester I perubahan psikologis
yang dialami ibu adalah Khawatir, Sensitive, rasa tidk nyaman,
merasa kehilangan perhatian dan libido menurun (Varney, 2012).
Alasan berkurangnya minat Seksual yang dialami banyak wanita
hamil khususnya dalam minggu-minggu awal kehamilan. Beberapa
wanita merasa takut senggama karena akan merusak bayinya atau
menyebabkan prematuritas (Varney, 2012).
2) Data Objektif
Menurut Kemenkes RI (2013) data objektif terdiri dari pemeriksaan
fisik umum, pemeriksaan fisik obstetri dan pemeriksaan penunjang.
a) Pemeriksaan fisik umum
(1) Pada kunjungan pertama meliputi tinggi badan, berat badan,
tanda-tanda vital, LILA, muka (apakah ada edema atau terlihat
pucat) dan pemeriksaan fisik umum lengkap yang meliputi
kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru,
payudara (apakah terdapat benjolan, bekas operasi di daerah
areola, bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama bekas
operasi terkait uterus), tulang belakang, ekstremitas (edema,
varises, refleks patella) serta kebersihan kulit
(2) Pada kunjungan berikutnya meliputi tanda tanda vital, berat
badan, edema serta pemeriksaan terkait masalah yang telah
teridentifikasi pada kunjungan sebelumnya.
b) Pemeriksaan fisik obstetri
xxiii
(1) Pada kunjungan pertama meliputi tinggi fundus uteri; vulva/
perinium umtuk memeriksa adanya varises, kondiloma, edema,
hemoroid atau kelainan lainnya; pemeriksaan dalam untuk
menilai serviks*, uterus*, adneksa*, kelenjar bartholin, kelenjar
skene dan uretra (*bila usia kehamilan < 12 minggu); serta
pemeriksaan inspekulo untuk menilai serviks, tanda-tanda infeksi
dan cairan dari ostium uteri.
(2) Pada kunjungan berikutnya meliputi pemantauan tumbuh
kembang janin dengan mengukur TFU, palpasi abdomen serta
auskultasi DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia
kehamilan >16 minggu).
c) Pemeriksaan penunjang
(1) Pemeriksaan laboratorium pada kunjungan pertama meliputi
kadar hemoglobin, golongan darah ABO dan rhesus serta tes
HIV dan Rapid test untuk malaria (untuk ibu hamil di daerah
endemi).
(2) Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi meliputi urinalisis
(pada trimester II dan III jika terdapat hipertensi), kadar
hemoglobi pada trimester III jika divurigai anemia, pemeriksaan
BTA, tes sifilis dan gula darah puasa.
(3) Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada awal kehamilan untuk
menentukan usia gestasi, pada usia kehamilan sekitar 20 minggu
untuk deteksi anormal janin dan pada trimester III untuk
perencanaan persalinan.
b. Langkah II : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa
wanita hamil normal meliputi nama, umur, gestasi (G) paritas (P) abortus (A),
umur kehamilan, tunggal, hidup, intra-uteri, letak kepala, keadaan umum baik
(Varney, 2012).
c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasikan
(Varney, 2012).
d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
xxiv
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien (Varney,2012).
e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi,
pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan efisien dan aman
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
g. Langkah VII: Mengevaluasi hasil tindakan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan. Rencana dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Menurut Varney (2010) pencacatan dilakukan segera setelah melaksanakan
asuhan pada formulir yang tersedia. Pencatatan tersebut ditulis dalam catatan
perkembangan SOAP.
a. S adalah data subjektif dan mencatat hasil anamnesa yang dilakukan
b. O adalah data onjektif dan mencatat hasil pemeriksaan
c. A adalah hasil analisa yang mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
d. P adalah penatalaksanaan yang mencatat seluruh perencanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera dan tindakan secara
komprehensif yang meliputi penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up serta rujukan.
xxv
Patofisiologi konstipasi pada kehamilan
BAB II
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY T, USIA 26 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 20 MINGGU
DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
PENGKAJIAN:
Tanggal : 19 Agustus 2021 Jam : 09.30 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn. M
2. Umur : 26 tahun 2. Umur : 29 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Pegawai Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Kalanglundo 2/4 7. Alamat : Kalanglundo 2/4
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
KELUHAN UTAMA:
Ibu menyatakan susah BAB
Uraian Keluhan Utama :
BAB 2-3 hari sekali
RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah/ sedang mengalami keluhan seperti:
1. TBC : batuk berkepanjangan kurang lebih 1 bulan atau disertai dengan
darah
2. Penyakit Jantung : terengah- engah atau tersengal-sengal selesai
beraktivitas
3. Hepatitis : Nyeri ulu hati, kencing pekat seperti teh, BAB dengan tinja
berwarna keabuan
4. DM : Sering kencing saat malam hari, sering lapar dan haus
5. HIV/AIDS : BB turun terus menerus, flu terus menerus, jamur pada
kulit
6. Hipertensi : Pusing yang tidak hilang setelah dipakai tidur.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah atau sedang
mengalami keluhan seperti yang disebutkan diatas.
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : Hari ke 21
Siklus : ±30 hari Lama : ±6-7 hari
Warna darah : Merah pada hari 1-3, merah kecoklatan 4-5,
kehitaman pada hari 6-7
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Leukhorea : mengalami keputihan sebelum dan sesudah
menstruasi.
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 1 usia 20 minggu 3 hari
2) HPHT : 29 Maret 2021
3) HPL : 03 Januari 2022
4) Usia Kehamilan
Bln Mg Hari
Maret 0 2
April 4 2
Mei 4 3
Juni 4 2
Juli 4 3
Agus 2 5
________________ +
20 minggu 3hr
5) Gerak janin
Pertama kali : mulai dirasakan sejak sekitar 2 minggu yang lalu
Frekunsi dalam 12 jam : masih jarang dan ibu tidak
menghitungnya
6) Tanda bahaya : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami salah satu
tanda bahaya pada kehamilan trimester II seperti pusing yang hebat,
nyeri perut yang hebat, demam tinggi, perdarahan per vaginam dan lain
sebagainya
7) Kekhawatiran khusus : Ibu tidak mengalami kekhawatiran khusus, ibu
menanggapi kehamilan ini dengan santai dan gembira
8) Imunisasi TT : imunisasi dasar lengkap. Ibu menyatakan saat SD
sudah pernah di imunisasi TT. Kemudian saat capeng juga di suntik TT.
9) ANC : 3x
Riwayat ANC
Suplement & Fe
ANC TINDAKAN/
Tanggal Tempat (Jenis, Jml & MASALAH
Ke PENDKES
aturan minum)
1 25 Mei 2021 BPM Asam folat 1x1 Mual 1. Memberikan penkes bahwa mual adalah gejala yang
Tablet Fe 1x1 biasanya muncul pada kehamilan trimester. Hal
Domperidome 1x1 tersebut adalah gejala yang normal terjadi.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan
nutrisi dan istirahat
3. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 bulan yang akan
datang/sewaktu-waktu ada keluhan
2 19 Juni 2021 BPM 1. Vitonal Fe 1x1 Tidak ada 1. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan
2. Trimakal 2x1 keluhan nutrisi dan istirahat
2. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dengan
dosis dan cara pemakaian
3. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 bulan yang akan
datang/sewaktu-waktu ada keluhan
3.
3 01 Juli 2021 BPM 4. Fe 1x1 Tidak ada 1. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan
5. Kalk 2x1 keluhan nutrisi dan istirahat
2. Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai dengan
dosis dan cara pemakaian
3. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 bulan yang akan
datang/sewaktu-waktu ada keluhan
c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu: Ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya
Kehamilan Persalinan Nifas
Tahun KELUHAN Keadaan anak sekarang
Frek ANC UKJenisPenolongJK/ BBPenyulitIMDPenyulitAsi eksklusif
/PENYULIT
4) TB : 160 cm RR : 20x/menit
5) LILA : 27 cm IMT : 21,48
b. Status present
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam lurus,
rambut tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir lembab, lidah bersih, gigi tidak karies, gusi tidak
bengkak dan berdarah
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,
dan vena jugularis. Tidak ada nyeri telan.Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ictus cordis tak
tampak, tidak ada benjolan, tidak ada wheezing, tidak
ada stridor maupun ronkhi
Perut : Tidak ada pembesaran limpa dan hepar
Lipatan Paha: Tidak pembesaran kelenjar limfe
Vulva : Tidak odem, tidak ada varises.
Ekstremitas :Simetris, Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak
ada varices, ujung kuku tidak pucat, pergerakan normal
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : tidak odem, tidak pucat , tidak ada cloasma
gravidarum
Mamae : membesar, areola menghitam, putting menonjol,
simetris
Abdomen : tidak terdapat linea nigra
Vulva : tidak odem, tidak varises, tidak ada PPV abnormal,
tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
2) Palpasi
Leoplod I : TFU 2 jari di bawah pusat
Leoplod II : Ballotement +
Leoplod III: Ballotement +
Leoplod IV: tidak dilakukan
3) Auskultasi :
DJJ : 144x/menit Frekuensi : 12-12-12
d. Pemeriksaan penunjang :
Hasil Laboratorium
Hb : 13,5 gr%
HbsAg (-)
VCT (-)
Sifilis (-)
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan : Ny. T, usia 26 tahun, G1P0A0, Umur Kehamilan 20
minggu, janin tunggal,hidup intra uteri hamil normal.
Masalah : Konstipasi
Kebutuhan : penatalaksanaan konstipasi
IV. PELAKSANAAN
Tanggal : 19 Agustus 2021 Jam : 10.30 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
Hasil : Ibu mengerti
2. menganjurkan ibu makan-makanan yang banyak mengandung serat
seperti papaya karena dengan makanan makanan yang banyak
mengandung serat dapat memperlancar BAB.
Hasil : ibu bersedia untuk makan pepaya
3. Menganjurkan ibu segera BAB setelah ada dorongan, agar feses tidak
tertahan dan mengecap, karena jika feses terlalu lama diusus akan
terjadi pengendapan cairan sehingga feses keras dan padat
Hasil : ibu bersedia melakukannya
4. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih minimal 8 gelas
sehari (2 liter)
Hasil : pasien bersedia
5. Menganjurkan ibu untuk periksa ulang 1 bulan lagi atau sewaktu-
waktu bila ada keluhan.
Hasil : pasien bersedia control ulang 1 bulan lagi atau sewaktu-waktu
bila ada keluhan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Herawati, F. 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya : PT. ISFI
Lingga, L. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. Jakarta Selatan : PT. Agro Media
Pustaka.
Rahayu, D. A. P., Ummah, F., & Juanita, F. (2010). Hubungan Pola Makan Ibu
Hamil Dengan Kejadian Konstipasi Di BPS Aida Hartatik Desa
Ndlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Jurnal Surya, 3.
Sri Devi, P. (2020). Penatalaksanaan Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester Iii
Dengan Konsumsi Buah Pepaya Di Pmb Jariyah Amd. Keb Burneh-
Bangkalan (Doctoral dissertation, STIKes Ngudia Husada Madura).
Sulihandri, dkk. 2013. Herbal Sayur dan Buah Ajaib. Yogyakarta : Trans Idea
Publishing
5. Riwayat Perkawinan
Pernikahan ke 1
Usia Nikah: Ibu 20 Tahun, Suami 24 Tahun
Status Pernikahan: Sah menurut agama dan hukum
Lama pernikahan: 1 Tahun
Hubungan dengan suami : Baik
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun
Rencana setelah melahirkan : suntik 3 bulan
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum Hamil :
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3x per hari
b) Komposisi
Nasi : 3x ½ piring sedang
Lauk : 3 x 1 potong ikan/tahu/tempe/daging
Sayuran : 2 x ½ mangkok sayuran hijau
Buah : kadang-kadang
Cemilan : 1 x sehari makanan ringan
c) Pantangan : tidak ada pantangan makanan
2) Minum
a) Jumlah total 6-8 gelas per hari, air putih dan es teh
b) Ibu tidak suka minum susu
3) Perubahan selama hamil ini
Frekuensi makan ibu saat ini sedikit meningkat, mudah lapar dan
suka makan cemilan
b. Pola Eliminasi
Sebelum Hamil
Ibu mengatakan BAB 1X per hari, dengan konsistensi sedang, warna
kuning kecokelatan, BAK 4 x/hari.
Selama Hamil
Ibu mengatakan BAB 2 hari sekali, dengan konsistensi padat, warna
kecokelatan, BAK 5-6 x/hari.
c. Pola Istirahat
Sebelum Hamil
Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam dan tidur siang 1 jam.
Selama Hamil
Ibu mengatakan tidur malam selama 8 jam dan tidur siang 1 jam..
d. Pola Seksual
Sebelum Hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3 x seminggu.
Selama Hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2 x seminggu.
e. Personal Hygiene
Sebelum Hamil
Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi sehari 2x, keramas 2-3x
seminggu. ganti pakaian dan celana dalam 2 x sehari, ibu rajin
memakai alas kaki jika keluar rumah.
Selama Hamil
Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2 x sehari, keramas
2-3x seminggu.ibu ganti celana dalam 2 x per hari, ibu rajin memakai
alas kaki jika keluar rumah.
f. Aktivitas fisik dan olahraga
Sebelum hamil : aktivitas ibu sebagai ibu rumah tangga (menyapu,
memasak, mengepel, mencuci, dll) dan ibu tidak pernah olahraga
Selama hamil : Pada usia kehamilan ini ibu juga melakukan aktivitas
sebagai ibu rumah tangga.
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Ibu mengatakan tidak merokok/ konsumsi alkohol/ narkotika/ jamu
maupun obat-obatan.
h. Psiko,Sosial,Spiritual
1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilanya, suami dan keluarga
mendukung.
2) Ibu hanya tinggal serumah dengan suami
3) .Ibu menjalankan shalat 5 waktu bersama suami
4) Ibu tidak pernah puasa sunah senin kamis
5) Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakeswanita maupun pria
6) Pengambil keputusan utama dalam keluarga adalah suami
7) Rencana tempat bersalin yang diinginkan adalah puskesmas
8) Penghasilan perbulan 2 juta
9) Adat istiadat disekitar ibu masil kental serta ibu memiliki seorang
nenek yang msh kejawen yang melarang ibu hamil keluar rumah
saat malam hari.
10) Ibu mengatakan belum paham tentang keluhan yang dialami saat
ini, karena ini kehamilan pertamanya
D. PELAKSANAAN
Tanggal 25 Agustus 2021 Jam 09.50
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ibu mengerti hasil
yang telah diberikan bahwa ibu sedang hamil 24 mg.
2. Memberikan informasi kepada ibu tentang ketidaknyamanan TM II, ibu
paham tentang ketidaknyamanan TM II yang meliputi keputihan, konstipasi,
insomnia/ susah tidur, anemia dll.
3. Menganjurkan ibu untuk mengubah pola makan yaitu dengan lebih banyak
mengkonsumsi serat (sayuran hijau) dan banyak minum air putih, ibu
bersedia mengubah pola makannya.
4. Memberitahu ibu cara mengatasi keluhan konstipasi/sembelit yaitu dengan
melakukan olahraga ringan setiap hari atau bisa juga dengan exercise dan
jangan menunda apabila ada keinginan BAB dari tubuh, ibu bersedia
olahraga ringan setiap hari.
5. Memberikan ibu obat Tropifer XXX 1x1 dan vit .C XXX 1x1, ibu bersedia
mengambil obat di apotek puskesmas.
6. Memberitahu ibu untuk periksa kembali 1 bulan kemudian atau apabila ada
keluhan, ibu bersedia periksa 1 bulan kemudian.
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien: No.RM: Ruang :
Ny. B KIA/KB
Umur : 20 th Tanggal : 02 September 2021
Tanggal / Catatan Perkembangan (SOAP) Nama dan
Jam Paraf
02/9/2021 S: 1. Ibu mengatakan sudah BAB namun dengan
07.30 sedikit dorongan/mengejan.
2. Ibu sudah mulai mengatur pola makan
O : 1. KU : baik
2.Td : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S :36˚C,
R : 20 x/mnt.
3. Palpasi :
Leopold I :TFU setinggi pusat, bagian
fundus teraba bulat lunak
Leopold II : teraba punggung kanan
Leopold III : bagian bawah teraba bulat
keras dan masih bisa
digoyang
Leopold IV : Bagian terbawah janin
belum masuk panggul
4. DJJ : 140 x/mnt
A : Ny. B umur 20 tahun, G1P0A0 hamil 24
minggu 1 hari
P : 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti tentang keadaannya.
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan berserat (sayuran) dan banyak
minum air putih, ibu bersedia
4. Menganjurkan pada ibu untuk olahraga
ringan setiap hari, ibu bersedia
5. Memberi tahu ibu untuk menghindari
ketegangan psikis seperti stress dan cemas
serta jangan menahan rasa ingin BAB
karena akan memperbesar resiko konstipasi,
ibu bersedia dan paham.
8 / 09/ 2021 S:
Jam 07.30 1. Ibu mengatakan BAB nya lancar namum
masih 2 hari sekali
2. Ibu mengatakan sudah mulai rutin olahraga
ringan
O:
1. KU : Baik
2. Td : 110/60 mmHg, N : 82 x /mnt, S: 36²C,
R: 18 x/mnt
3. Palpasi :
Leopold I : TFU setinggi pusat, bagian
fundus teraba bulat lunak
Leopold II : teraba punggung kanan
Leopold III : bagian bawah teraba bulat keras
dan masih bisa digoyang
Leopold IV: Bagian terbawah janin belum
masuk panggul
4. DJJ : 148 x/mnt
A:
Ny.S umur 22 tahun G1P0A0 hamil 25 minggu
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu
mengerti dan paham
2. Menyarankan kepada ibu untuk segera
periksa jika ada keluhan, ibu bersedia
3. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu
olahraga ringan, banyak konsumsi serat dan
banyak minum air putih, ibu bersedia
mengkonsumsi banyak serat, banyak minum
air putih dan olahraga ringan.
Eka