Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.R UMUR 21 TAHUN


G1P0A0 HAMIL 10-11 MINGGU DENGAN FISIOLOGIS
DI RUANG KIA PUSKESMAS LUMBUNG

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Praktik


Asuhan Kebidanan Kehamilan

Disusun oleh:
Nama :
NIM :
Kelas : Profesi Kebidanan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.R UMUR 21 TAHUN
G1P0A0 HAMIL 10-11 MINGGU DENGAN FISIOLOGIS
DI RUANG KIA PUSKESMAS LUMBUNG

Disusun oleh:
Nama :
NIM :
Kelas : Profesi Kebidanan

Disetujui:
Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik
Tanggal : ................................ Tanggal : ................................

(.............) (.............)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan
Kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. R Umur 21 Tahun G1P0A0 Hamil
32-33 Minggu dengan Fisiologis di Ruang KIA Puskesmas Lumbung” tepat
waktu. Selain itu laporan ini juga bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui
dan memahami secara jelas mengenai asuhan kebidanan pada kehamilan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini, diantaranya :
1. Pembimbing Lapangan Ibu ......
2. Pembimbing institusi Ibu .............
3. Ny. R selaku responden dalam pembuatan laporan ini.
4. Teman-teman yang membantu dan mendukung laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa
pihak.

TTD

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan...........................................4
B. Konsep Dasar Kehamilan..........................................................................8
C. Manajemen Kebidanan............................................................................29
D. Konsep Asuhan Kehamilan Fisiologis.....................................................32
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................................51
A. Simpulan..................................................................................................51
B. Saran........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada
wanita. Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester
pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode
tumbuh kembang yang cepat bagi bayi. Kehamilan biasanya berlangsung
selama 40 minggu, mulai dari hari pertama periode terakhir menstruasi wanita
yang berarti bahwa itu mencakup dua minggu sebelum ovulasi dan konsepsi
terjadi.Hal ini sering disebut dalam tiga bagian yang disebut trimester.
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu. Trimester pertama
merupakan saat perubahan besar dalam tubuh seorang wanita, dan akan
mengalami perubahan dengan cara yang unik. Beberapa wanita langsung
tahu bahwa mereka telah hamil, sedangkan orang lain mungkin tidak yakin
mereka sedang hamil bahkan setelah tes kehamilan positif dan dokter telah
mengkonfirmasi. Trimester pertama dapat membawa peningkatan energi dan
rasa kesejahteraan.
Merupakan suatu trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk
menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang
tua dan janin berkembang pada trimester ini. Perhatian ibu hamil biasanya
mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan harapan
akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kecemasan akan adanya kelainan
fisik maupun mental pada bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik
akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat persalinan perlu
mendapat perhatian pula
Beberapa wanita mungkin merasa lelah dan emosional. Mungkin tidak
melihat banyak perubahan sampai kemudian pada kehamilan.Selama tubuh
mengalami perubahan, wanita mungkin perlu membuat perubahan ke rutinitas
sehari-hari, seperti pergi ke tempat tidur lebih awal atau sering makan,
makanan kecil. Dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka

1
2

pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta dan


praktik perorangan/ kelompok perlu dilaksanakan secara komprehensif dan
terpadu, mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan
rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit
menular (imiunisasi, /PMTCT/HIV/AIDS, TB, malaria, penyakit menular
seksual), penanganan penyakit tidak menular serta beberapa program lokal
dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan program.
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat
ibu, dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises
dialami oleh kebanyakan wanita pada kehamilan tahap akhir. Peningkatan
ukuran abdomen mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Posisi yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil menjadi
semakin tidak sabar menanti saat-saat semuanya berlalu (Bobak et.al, 2004)
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil
terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 (kontak pertama) dengan
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar untuk
mendapatkan asuhan kehamilan dengan standar pelayanan 10T (Kemenkes
RI, 2021).
Oleh sebab itu, pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai asuhan
kebidanan kehamilan normal pada pada hamil fisiologis trimester I.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang laporan kasus ini maka dirumuskan
masalah bagaimakah sikap dan tindakan bidan tentang asuhan kebidanan
kehamilan normal pada pada hamil fisiologis trimester I?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan normal pada pada
hamil fisiologis trimester I.
3

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada hamil
fisiologis trimester I
b. Melakukan interpretasi data pada hamil fisiologis trimester I
c. Menentukan diagnosa potensial pada hamil fisiologis trimester I
d. Menentukan tindakan segera pada hamil fisiologis trimester I
e. Membuat perencanaan pada hamil fisiologis trimester I
f. Melakukan penatalaksanaan pada hamil fisiologis trimester I
g. Melakukan evaluasi tindakan pada hamil fisiologis trimester1

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan kehamilan normal pada pada hamil
fisiologis trimester I.
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan kehamilan normal pada pada hamil
fisiologis trimester I.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan normal pada pada hamil
fisiologis trimester I.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan normal pada pada hamil
fisiologis trimester I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


1. Pengertian
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu, klien. Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
komperhensif dan karakteristik berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang
ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa prakonsepsi, masa
kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan
upaya promotif, preventative dan rehabilitatif baik secara individu,
keluaarga, kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan
kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa
persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
(Depkes RI, 2014).
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau
permasalahan, khususnya dalam KIA atau KB. Asuhan kebidanan adalah
penerapan fungsi, kegiatan dan tanggungjawab bidan dalam memberikan
pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah
kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga
berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan
kesehatan masyarakat (Asrinah, dkk, 2017).
2. Lingkup Asuhan Kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus
memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun
lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi: (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).

4
5

a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta


menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung
janin dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
e. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
f. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
g. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan
komplikasi.
h. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan.
i. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia
ringan.
j. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi
ketidaknyamanan kehamilan.
k. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
l. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal
dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi,
pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan
kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi
ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran
kencing.
m. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan
menjadi orang tua.
n. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok.
6

o. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang


tersedia.
3. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan
melalui asuhan antenatal yang efektif; adalah mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi dengan pendidikan
kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi. Di dalamnya
juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan
penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama
kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan
persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan
ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normaldan
merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan mempersiapkan
rujukan apabila diperlukan (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
4. Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan kebidanan
Lingkup peran dan tanggungjawab bidan dalam menjalankan
asuhan kebidanan adalah berikut ini; (Tyastuti & Wahyuningsih, 2016).
a. Care Provider ( pemberiasuhankebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan memberikan asuhan
kebidanan secara efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan
aspek budaya terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan menyusui, bayi
baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada kondisi normal
berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.
b. Community Leader (Penggerak masyarakat) dalam bidang kesehatan
ibu dan anak.
Seseorang yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak
dan pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan
anak dengan menggunakan prinsip partnership dan pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan.
7

c. Communicator (komunikator)
Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi secara
efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi
lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.
d. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan
klinik dalam asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan prinsip partnership.
e. Manager (pengelola)
Seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola klien
dalam asuhan kebidanan dalam tugas secara mandiri, kolaborasi
(team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada individu, keluarga
dan masyarakat.
5. Evidence based dalam Praktik Kehamilan (Tyastuti & Wahyuningsih,
2016).
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian
yang terpilih dan terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang
sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam
pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan asuhan
yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian
ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri
yang mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. Menurut
MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal
antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam
membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga
persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik
akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam
usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan antenatal
menjadi lebih terfokus pada pilihan praktik yang terbukti menguntungkan
klien (refocusing antenatal).
8

Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal


sebagai berikut:
a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.
b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan
serta komplikasi.
d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita
ibu hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain
yang diderita (misal: hipertensi, diabetes, dan lainlain).
f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
g. Kunjungan ANC secara rutin.

B. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur.
Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul-betul penuh perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang
dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel
telur. Dari jumlah yang sudah sedikit itu, Cuma 1 sperma saja yang bisa
membuahi sel telur. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015).
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsep dan pertumbuhan zigot, nidasi
(Implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
9

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses


patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal
tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-
intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2011).
2. Klasifikasi kehamilan
Menuruut Mufdillah (2019) kehamilan biasanya berlangsung
sekitar 40 minggu, atau dapat lebih dari 9 bulan, diawali dari periode
menstruasi terakhir sampai melahirkan. Terdapat istilah untuk setiap
pembagian pada kehamilan yang disebut trimester.
a. Trimester pertama (minggu ke-1 sampai ke-12)
Kehamilan dimulai dengan pembuahan, sperma menembus
sel telur. Sel telur yang telah dibuahi (disebut zigot) kemudian
berjalan melalui saluran tuba fallopi ke rahim, lalu zigot
menanamkan dirinya sendiri di dinding rahim. Zigot terdiri dari
sekelompok sel yang kemudian membentuk janin dan plasenta.
Plasenta menghubungkan ibu ke janin dan memberikan nutrisi serta
oksigen ke janin. Gejala normal pada trimester pertama adalah mual,
muntah, pusing, nyeri payudara, dan sering buang air kecil
(Mufdillah, 2019).
b. Trimester kedua (minggu ke-13 sampai ke-28)
Gejala yang normal dialami adalah peningkatan antara
minggu ke-18 dan ke-20, dapat melakukan USG untuk mengetahui
ada atau tidaknya kecacatan dan mengetahui jenis kelamin janin.
Pada minggu ke-20 ibu hamil dapat mulai merasakan pergerakan
janin, dan pada minggu ke-24 sudah mulai terbentuk telapak kaki
dan telapak tangan janin (Mufdillah, 2019).
c. Trimester ketiga (minggu ke-29 sampai ke-40)
Pada minggu ke-32, tulang lunak janin dan hampir
sepenuhnya terbentuk, dan gerakan mata dapat membuka dan
menutup. Gejala yang normal pada trimester ketiga adalah
penurunan libido, nyeri pinggang, nyeri tungkai, sering buang air
10

kecil. Janin yang lahir sebelum 37 minggu disebut dengan preterm.


Janin yang lahir pada usia kehamilan 37 dan 38 minggu disebut early
term. Janin yang lahir pada saat usia kehamilan 39 atau 40 disebut
full term. Janin yang lahir pada usia kehamilan 41 minggu disebut
late term. Janin yang lahir saat usia kehamilan mencapai 42 minggu
disebut post term (Mufdillah, 2019).
3. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut (Marjati, 2011) untuk dapat menegakan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan
gejala kehamilan yaitu :
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi
tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan
memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan
untuk memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan..
Tetapi, amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik
tertentu, tumor pituitari, perubahan dan faktör lingkungan,
malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan
akan kehamilan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah
yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning
sicknes. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila
terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang
disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi
11

pada bulan-bulanan pertama kehamilan dan akan menghiiang


dengan tuanya kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16
minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme
rate-BMR) pada kehamilan yang akan meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil
konsepsi.
6) Payudara Tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progestron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama gomatomamotropin,
hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan
pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
7) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang
sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus
kekandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini
akan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali kandung
kemih.
12

8) Konstipasi atau obstipasi


Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi
tempat-tempat berikut ini
a) Sekitar pipi: cloasoma gravidarum (penghitaman pada
daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
b) Sekitar leher tampak lebih hitam
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada
seorang primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea
alba meniadi lebih hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda
pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit
putih, coklat tua pada wanita kuiit coklat, dan hitam pada
wanita kuüt hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri
menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas terdapat strie akibat
pembesaran bagian tersebut.
10) Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada
triwulan pertama.
11) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang
mempunyai bakat. Varises dapat terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah persalinan.
13

b. Tanda Kernungkinan (Probability sign)


Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis
yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan
fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-
hal berikut ini:
1) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
bulan keempat kehamilan.
2) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat di tekannya
isthimus uteri.
3) Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak sepeti bibir.
4) Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan
delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai
mendekati persalinan.
14

7) Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan
karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup
karena dapat saja merupakan myoma uteri.
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human
cjorionicgonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiorro
poblasrik sel selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran
darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada urine ibu.
Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi
dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat
tertinggi pada hari 60-70 usia gastasi, kemudian menurun pada
hari ke 100-130.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda
pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini.
1) Gerakan janin daiam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya dopier).
Dengan stethoscope laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu.
3) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong) serta bagian kecil janin (Iengan dan kaki) dapat diraba
15

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).


Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan
USG.
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
4. Diagnosis Kehamilan
Menurut (Saifuddin, 2009) diagnosis dibuat untuk menentukan
hal-hal sebagai berikut:
Tabel 1 Diagnosis Kehamilan
No Kategori Gambaran
1 Kehamilan normal 1. Ibu sehat
2. Tidak ada riwayat obstetri buruk
3. Ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
2 Kehamilan dengan masalah Seperti masalah keluarga atau psiko-sosial,
khusus kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial
dan lain-lain
3 Kehamilan dengan masalah Seperti hipenensi, anemia berat, preeklamsi,
kesehatan yang membutuhkan pertumbuhan janin terhambat, infeksi sal uran
rujukan untuk konsuitasi dan atau kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang
kerjasama penangananya dapat memburuk selama kehamilan.
4 Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban pecah dini,
kegawadaruratan yang atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada
membutuhkan rujukan segera ibu dan bayi

Menurut (Marjati, 2011) diagnosis banding nulipara dan


multipara dapat dilihat pada tabei bawah ini:
Tabel 2 Diagnosis Banding Nulipara dan Multipara
No Nulipara Multipara
1 Perut tegang Perut longgar, perut gantung, banyak
strie
2 Pusat menonjol Tidak begitu menonjol
3 Rahim tegang Agak lunak
4 Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung ada
strae
5 Labia mayora Nampak bersatu Terbuka
6 Hymen koyak pada beberapa tempat Kurunkula himenalis
7 Vagina sempit dengan rugae yang utuh Lebih besar, rugae kurang menonjol
8 Servik licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh Bisa terbuka dengan satu jari, kadang
satu ujung jari kala ada bekas robekan persalinan
yang lalu
9 Perineum utuh baik dan baik Bekas robekan atau bekas episiotomi
10 Pembukaan sertiks:
a. Serviks menatar dulu, baru membuka a. Mendatar sambil membuka
16

b. Pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2 jam hampir sekaligus


b. 2 cm dalam 1 jam
11 Bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu Biasanya tidak terfiks pada PAP
akhir kehamilan sampai persalinan mulai
12 Persalinan hampir selalu dengan epistiotomi tidak

5. Adaptasi psikologi masa kehamilan


Kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan merupakan saat
dimana cukup banyak mengalami perubahan yang mengharuskan ibu
hamil untuk melakukan adaptasi yaitu bagiamana menyesuaikan diri dari
perubahan bentuk fisik yang dialami dan kesulitan apasaja yang akan
timbul pada masa kehamilan (Pangesti, 2018).
Perubahan emosional yang signifikan terjadi pada seorang
perempuan tersebut karena menunggu kehadiran dan kelahiran bayi
amatlah membahagiakan bagi seorang permpuan menjadi seorang ibu.
Kehamilan yang sedang dilaluinya, perempuan sering merasa khawatir,
serperti merasa takut kehilangan kehilangan kecantikannya, berat tubuh
yang naik, atau mengenai kelahiran bayinya, bahkan beberapa
perempuan yang bahkan sangat menghawatirkan mengenai kemungkinan
kematian pada dirinya yang mungkin bisa terjadi (Fidora, 2019).
Menurut Fidora (2019) adaptasi psikologi pada masa kehamilan
perubahan tersebut antara lain:
a. Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan masa dimana terjadinya sebuah
penantian dan awal dari kekhawatiran, dimana dalam hal ini terjadi
perubahan beberapa kadar hormon di dalam tubuh sehingga bisa juga
menimbulkan rasa yang tidak enak, kecemasan, dan bahkan tidak
jarang ibu membenci kehamilan yang terjadi di dalam dirinya,
sehingga terjadi sebuah rasa penolakan. Bahkan hampir 80%
merasakan yang namanya kecemasan, depresi, gelisah dan juga rasa
kecewa.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua merupakan hanya perubahan periode
17

kesehatan yang jauh lebih baik, ibu sudah mulai merasa nyaman
dengan kehamilan yang sedang dilaluinya. Pada fase dan proses
trimester kedua ini dimana banyak sekali fase kemunduran yang
dilalui ibu hamil.
c. Trimester Ketiga
Akhir trimester ini yang paling ditunggu dan juga dinanti-
nanti, karena adanya sebuah periode penantian kelahiran sang buah
hati menjadikan ibu waspada dan membuat ibu tidak sabar. Ibu akan
mulai banyak melakukan persiapan untuk kelahiran bayi. Perubahan
seperti gerakan bayi di dalam perut akan semakin menambah ikatan
ibu dan anak. Namun hal ini jugalah yang biasanya banyak
dikhawatirkan setiap ibu. Karena takut anaknya lahir sewaktu-waktu,
sehingga perlu dilakukan kewaspadaan, sehingga terjadinya
persalinan yang tidak terduga pun akan bisa dikurangi.
6. Perubahan Fisiologi pada kehamilan
Menurut (Mandang, 2016) perubahan-perubahan fisiologis pada
masa kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Rahim atau uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.
b. Vagina (liang senggama)
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara
lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan
darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan
pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan
pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat
18

stimulasi estrogen.
c. Ovarium (indung telur)
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel
ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat
ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi
maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya
fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan
fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan
progesterone.
d. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara
menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola
akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
e. Sirkulasi Darah Ibu
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya
untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis.
f. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya
elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan.
Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume
dan peningkatan konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan
perempuan tidak hamil.
19

g. Sistem Pencernaan
Seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus
akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan
motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat
penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi
lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul.
Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat
konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena
pembesaran uterus.
h. Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin
lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone
lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang.
j. Metabolisme
Menurut (Manuaba, 2010) perubahan metabolisme pada
kehamilan, metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula,
terutama pada trimester ketiga, keseimbangan asam basa mengalami
penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145 mEq per liter
disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang
20

diperlukan janin, kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk


pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein
tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari,
kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein,
kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pembentukan
tulang janin.
2) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan 0,5 kg/ minggu.
7. Perubahan psikologis dalam masa kehamilan
Menurut (Mandang, 2016) perubahan-perubahan psikologis
dalam masa kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan trimester I
Setelah terjadinya peningkatan hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam
ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah,
keletihan, dan perbesaran pada payudara. Hal ini akan membuat
perubahan psikologis seperti ibu membenci kehamilannya,
merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Pada
trimester ini ibu mencari tahu secara aktif apakah benar benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan bila terjadi
perubahan pada dirinya maka akan selalu diperhatikannya.
b. Pada kehamilan trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
21

ketidaknyamanan fisik dan ukuran perut wanita belum menjadi


masalah besar. Lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini,
kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda. Perubahan
dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang
yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini
turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
c. Pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu sudah tidak sabar menunggu
kehadiran bayinya keluar ke dunia. Gerakan bayi dan membesarnya
perut membuat ibu tidak sabar menanti hari kelahiran bayinya,
kadang ibu merasa khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu atau
bahkan lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan berusaha
melindungi dan menghindari bayinya dari orang atau benda apa saja
yang dapat membahayakan bayinya.
8. Kebutuhan dasar ibu hamil
a. Kebutuhan Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat
membersarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20%. Ibu hamil
sebaiknya tidak berada di tempat-tempat yang terlalu ramai dan
penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen. Paru-paru
bekerja lebih berat untuk keperluan ibu dan janin. Pada hamil aterm
sebelum kepala masuk panggul, paru-paru terdesak ke atas sehingga
menyebabkan sesak nafas (Mandang, 2016).
b. Kebutuhan Nutrisi
Tuntutan pada ibu hamil supaya harus makan-makanan yang
mengandung nilai gizi bermutu tinggi sangat disarankan. Gizi pada
waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari sehingga
ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
22

zat besi, dan minuman cukup cairan (menu seimbang) (Mandang,


2016).
c. Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang
dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman.
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita,
dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang
meliputi perubahan fisik, mental, psikologis, dan social. Kesehatan
pada ibu hamil untuk mendpatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan
selama ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan di
antaranya dengan memperhatikan kebersihan diri pada ibu hamil itu
sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan
efek negatif pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi
(Walyani, 2015).
d. Pakaian
Pakaian yang dikenakan ibu harus nyaman tanpa sabuk atau
pita yang menekan dibagian perut atau pergelangan tangan, pakaian
juga tidak baik terlalu ketat dileher, stoking tungkai yang sering
digunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat
menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan
menarik karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar.
Sepatu harus terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan
berujung lancip tidak baik bagi kaki, khusunya saat kehamilan ketika
stabilitas tubuh terganggu dan cidera kaki yang sering terjadi
(Walyani, 2015).
e. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Kontipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesterone. Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
23

makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, segeralah untuk
buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan yang fisiolgis pada ibu hamil, pada awal
kehamilan hal ini terjadi karena adanya pembesaran uterus yang
mendesak kandung kemih berkurang, sedangkan pada trimester III
terjadi karena pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada
kandung kemih. tindakan mengurangi asupan cairan untuk
mengurangi keluhan sering buang air kecil sangat tidak dianjurkan
karena akan menyebabka dehidrasi, dianjurkan ibu unutuk minum 8-
12 gelas cairan setiap hari (Walyani, 2015).
f. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang
kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat pendarahan
pervaginam, terdapat riwayat abortus berulang, abortus/partus
prematurus imminens, ketuban pecah, dan serviks telah membuka
(Mandang, 2016).
g. Mobilisasi dan Body Mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan
pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak, dan mengajar. Semua
pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut
dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Untuk ibu hamil yang
sebelumnya sudah pernah dioperasi baik itu karena sesar atau karena
penyakit lainnya harus benar-benar mengurangi beban kerja yang
berat dan harus rajin melakukan olahraga ringan dan secara teratur
(Mandang, 2016).
h. Exercise atau Senam Hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara
berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan, dan senam
hamil. Senam hamil dilakukan dimulai pada umur kehamilan setelah
24

22 minggu. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan


atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu
penyakit jantung, ginjal, dan penyulit dalam kehamilan (hamil
dengan pendarahan, kelainan letak, dan kehamilan yang disertai
dengan anemia) (Mandang, 2016)
i. Istirahat atau Tidur
Ibu hamil sebaiknya memiliki jam isrirahat/ tidur yang cukup.
Kurang istirahat atau tidur, ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan
kurang gairah. Usahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1
jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur karena rongga dadanya
terdesak perut yang membesar atau posisi tidrunya tidak nyaman.
Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan
sehat (Mandang, 2016).
j. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Didalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapat
mempercayakan dirinya kepada bidan/dokter. Pertemuan konsultasi
dan menyampaikan keluhan, mencipakan hubungan saling mengenal
antara calon ibu dan bidan atau dokter yang akan menolongnya.
Kedatangannya sudah mencerminkan adanya informed consent
artinya telah menerima informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan
atau dokter itulah yang akan menolong persalinannya (Kusmiyati,
2009 dalam (Oktavia, 2016).
k. Kebutuhan untuk penilaian janin
Untuk melakukan penilaian terhadap kesejahteraan janin dalam
rahim bias menggunakan stetoskop laenec untuk mendengarkan
denyut jantung secara manual (auskustasi). Pemantauan
kesejahteraan janin yang dapat dilakukan oleh ibu hamil adalah
dengan menggunakan kartu ”fetal movement”, yaitu ibu hamil
mencermati dan mencatat setiap pergerakan janin yang dirasakan.
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam
(Mandang, 2016)
25

9. Tanda bahaya kehamilan (Manuaba, 2010)


a. Sakit kepala yang hebat
Sakit keapala pada kehamilan adalah umum, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayangan. Sakit kepala yanghebat dalam kehamilan
adalah gejala preeklampsia.
b. Masalah visual
Karena pengaruh hormonal, ketajaman visual ibu dapat
berubah dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal.
Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur
atau berbayang-bayang/berbintik-bintik. Perubahan visual ini
mungkin disertai demam sakit kepala yang hebat. Perubahan visual
mendadak merupakan suatu tanda preeklamsia.
c. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu yang akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah berisitirahat atau meletakanya lebih tinggi.
d. Nyeri abdominal yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah tidak normal.
Nyeri abdominal yang mungkin menunjukan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak
hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa appendicitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
e. Bayi kurang gerak seperti biasa
26

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya sejak bulan ke lima


atau ke enam, bahkan beberapa ibu dapat merasakannya lebih awal.
Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan mudah
terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik.
10. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal yaitu : (Saifuddin, 2017)
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke
12)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 12-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36
dan sesudah minggu ke 36)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Hasil pencapaian program
pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan KI dan K4, yaitu :
a. Pemeriksaan kehamilan yang pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018).
b. Pemeriksaan kehamilan yang keempat (K4)
Kunjungan K4 atau yang biasa disebut cakupan K4 adalah cakupan
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan
standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
trimester ke 1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester
ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
27

Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh


pelayanan antenatal sesuai dengan standar palingsedikit empat kali
sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerjapada kurun waktu satu tahun.
Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal
secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu
yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu
hamil di suatu wilayah, di samping menggambarkan kemampuan
manajemen ataupun kelangsungan program KIA.
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar
pelayanan yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan, dan
minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali
pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali pada
trimester kedua (kehamilan diatas 12 minggu sampai 28 minggu), 3 kali
pada trimester ketiga (kehamilan diatas 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36) (Pusponegoro, 2021).
11. Standar Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan berkualitas sesuai standar terdiri dari :
(Kemenkes RI, 2021). Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal
4 kali untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama sehingga
dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara
tepat.
a. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
screening ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK), KEK yang
dimaksud adalah ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan
28

keluhan berlangsung lama (beberapa Bulan/Tahun), dimana LILA


kurang dari 23,5 cm.
b. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran TFU pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
c. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan
preeklamsia.
d. Menghitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal.
e. Menentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya tiap kali kunjungan antenatal.
f. Pemberian imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama ibu hamil
dipantau status imunisasi TT. Pada saat kontak pertama ibu hamil
dipantau status imunisasi TT dan pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.
g. Memberikan tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan saat antenatal.
i. Tatalaksana/penanganan kasus
29

j. KIE efektif
Tindakan KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi :
1) Kesehatan ibu
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
5) Gejala penyakit menular dan tidak menular
6) Penawaran untuk melakukan konseling dan tes HIV di daerah
tertentu (risiko tinggi)
7) Inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
8) KB pasca persalinan
9) Imunisasi

C. Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah proses pemberian pelayanan
kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan mencipkan kesejahteraan ibu dan anak, kepuasan pelanggan dari
kepuasan bidan sebagai provider. Aktifitas management dan pelayanan
melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengaarahan, kordinasi,
dan pengawasan (supervisi dan evaluasi) (Juliana, 2012).
Managemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam
rangakaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada kilen (Juliana, 2012).
30

2. Proses Manajemen
Proses manajemen menurut Helen Varney ada tujuh langkah yang
berurutan yang setiap langkahnya disemprnakan secara periodik. Tujuh
langkah Varney yaitu:(Mufdlilah, 2013)
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
Pengumpulan data dasar dilakukan untuk mengevaluasi
keadaan pasien termasuk didalamnya, riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, catatan rumah sakit sebelum atau baru, data
laboratorium.
b. Langkah II (Interprestasi Data Dasar)
Identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klain berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik. Masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
dibutuhkan penaganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana
asuhan terhadap klien.
c. Langkah III (Antisipasi Masalah atau Diagnosa Potensial)
Setelah didapatkan masalah atau diagnosa, maka masalah
tersebut dirumuskan mencakup masalah potensial yang berkaitan
dengan diagnosa kebidanan adalah merupakan masalah yang
mungkin timbul apabila tidak segera ditanggulangi maka dapat
mempegaruhi keselamatan hidup pasien/klien. Oleh sebab itu
masalah potensial haruslah segera diatasi, dicegah dan diawasi serta
segera dipersiapkan untuk mengatasinya.
d. Langkah IV (Tindakan segera atau Kolaborasi)
Beberapa hal yang mencerminkan kesinambungan dan
kegiatan yang dilakukan dari mulai ANC sampai persalinan. Dalam
langkah tersebut mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan. Bisa jadi dalam kegiatan ini dapat
mengumpulkan data baru yang kemudian dievaluasi bila menunjukan
31

klien gawat dapat direncanakan tindakan segera baik mandiri maupun


kolaborasi.
e. Langkah V (Rencana Manajemen)
Perencanaan asuhan kebidanan merupakan lanjutan dan
masalah atau diagnosa yang telah ada. Di dalam langkah ini bidan
dapat mencari informasi yang lengkap dan memberi informasi
tambahan. Perencanaan asuhan yang mencakup kegiatan bimbingan,
penyuluhan dan rujukan pada klien.
f. Langkah VI (Pelaksanaan)
Dalam langkah pelaksanaan ini, bidan dapat melakukan secara
mandiri kolaborasi maupun rujukan, namun bidan tetap bertanggung
jawab untuk terus mengarahkan pelaksanaan tindakan asuhan
kebidanan.
g. Langkah VII (Evaluasi)
Menjelaskan tentang penilaian atau evaluasi terhadap asuhan
yang telah dilaksanakan apakah efektif atau tidak, sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan apakah perlu mengulang kembali rencana
asuhan pemeriksaan fisik seterusnya (Varney, 1997).
3. Model Dokumentasi Soap
Dalam melakukan pencatatan asuhan kebidanan ada beberapa
metode pendokumentasian yang dapat dilakukan oleh bidan, salah satunya
yaitu dengan model SOAP. SOAP merupakan catatan yang bersifat
sederhana, jelas, logis dan tertulis. Bidan hendaknya menggunakan
dokumentasi SOAP setiap kali bertemu pasien. Alasan catatan SOAP
dipakai dalam pendokumentasian adalah karena metoda SOAP merupakan
kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisirpenemuan dan
kesimpulan dalam rencana asuhan, metoda SOAP dapat dipakai sebagai
penyaring inti sari proses penatalaksanaan kebidanan dalam tujuannya
penyediaan dan pendokumentasian asuhan, dan dengan SOAP dapat
membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dan asuhan yang
menyeluruh.
32

a. S= Subjektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari sudut pandang pasien
atau segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien
bisu maka dibagian data belakang “S” diberi kode”0” atau “X”.
b. O=Objektif
Data objektif merupakan data yag diperoleh dari hasil pemeriksaan /
observasi bidan atau tenaga kesehatan lain. Yang termasuk dalam data
objektif meliputi pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium,
atapu pemeriksaan diagnostik lainnya.
c. A=Analisa Data
Analisa data merupakan pendokumentasian dari hasil analisa data
subjektif dan data objektif. Analisa yang cepat dan akurat sangat
diperlukan guna pengambilan keputusan / tindakan yang tepat.
d. P=Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencakup rencana yang dibuat berdasarkan
hasil analisa, pelaksanaan asuhan dan evaluasi hasil asuhan. Pada
pelaksanaan ini juga meliputi rencana saat ini dan akan datang.

D. Konsep Asuhan Kehamilan Fisiologis


1. Pengkajian
Tanggal : ................. Waktu : .................. Tempat : ..................
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data wanita hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. (Hani, Ummi, dkk, 2010)
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Nama : Untuk membedakan antara klien yang satu dengan
yang lainnya
b) Umur : Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko
tinggi atau tidak
33

c) Suku/bangsa : Untuk mengetahui apakah ibu WNI atau WNA


dan untuk mengetahui adat istiadat yang berlaku.
d) Agama : Untuk menentukan bagaimana kita memberikan
dukungan pada ibu sesuai dengan kepercayaannya.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien
tentang kesehatan
f) Pekerjaan : Untuk mengetahui status sosial ekonomi.
g) Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu tinggal dan untuk
memudahkan menghubungi keluarga ibu.
2) Anamnesa
Tanggal dan jam : Untuk memudahkan pengetahuan waktu dan
kapan dilakukan pemeriksaan.
a) Alasan kunjungan : Apakah klien datang untuk kunjungan
pertama atau kunjungan ulang
b) Keluhan yang dirasakan : Untuk mengetahui apakah klien
mempunyai resiko tinggi yang dapat mempengaruhi
kehamilan.
c) Riwayat kehamilan sekarang
- Riwayat menstruasi : Memberikan penilaian tentang faal
alat kandungan, teratur tidaknya haid serta siklusnya.
HPHT digunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan
perhitungan taksiran tanggal persalinan.
- Tanda-tanda kehamilan : Pada trmester satu bisa terjadi
hiperemesis gravidarum dan pemeriksaan kehamilan
dapat dilakukan pada usia trimester I.
- Pergerakan janin : Pada primigravida gerakan janin
dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu,
sedangkan pada multigravida gerakan janin dirasakan
pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu.
d) Pola Kebiasaan sehari-hari
- Pola nutrisi : Untuk mengetahui pemenuhan gizi pada
34

ibu hamil.
- Pola eliminasi : Untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan pada system pencemaan ibu hamil. Pada awal
normal BAB ± 1 x / haridan BAK ± 5 x / hari.
- Riwayat imunisasi : Untuk mengetahui apakah klien
sudah mendapatkan imunisasi TT atau belum. Imunisasi
TT diberikan untuk mencegah tetanus neonatorium dan
diberikan 2 kali dan interval antara TT I dan TT II
selama -minggu.
- Riwayat kontrasepsi : Untuk mengetahui alat kontrasepsi
apa yang pernah klien gunakan.
e) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita penyakit
kronis seperti : jantung, hati, ginjal, paru-paru yang dapat
menyebabkan timbulnya kegawatan kehamilan.
f) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah ada penyakit keturanan seperti :
diabetes mellitus, hipertensi, jantung, hepatitis, gemeli.
g) Riwayat sosial
Kehamilan ini diharapkan atau tidak Perkawinan :
- Status perkawinan
- Jumlah perkawinan
- Lama perkawinan
- Perkawinan sah atau tidak
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan untuk
mengetahui apakah ada pantangan di keluarga klien, untuk
ibu biasanya berhubungan dengan makanan, jamu-jamu,
obat-obatan dan kebiasaan ibu hamil di suatu daerah.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ibu, dengan hyperemesis gravidarum pucatdan
lemah, composmentis, status emosional ibu cemas dan masih
35

belum menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.


2) Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan darah : Normalnya 110/70 - 130/80 mmHg.
b) Nadi : Normalnya 80-100 x / menit.
c) Pernapasan : Normalnya 18-24 x/menit
d) Suhu : Normalnya 36.5-37.2°C
3) Antopometri
e) Berat badan : Kenaikan berat badan normal pada trimester I ±
1 - 2 kg.
f) Tinggi badan : ≥ 145 cm
g) Lila : Normalnya > 23.5 cm.
4) Muka : Dilihat ada oedema/tidak. Dilihat ada cloasma
gravidarum/tidak
5) Mata : Dilihat conjungtiva merah/pucat. Dilihat selera icterik/an
icteric.
6) Mulut : Dilihat bibir kering/tidak. Dilihat lidah bersih/tidak.
7) Leher : Ada pembengkakan kelenjar thyroid/tidak. Ada
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak
8) Dada : Paru : Dilihat ada Wheezing atau tidak. dilihat ada ronchi
atau tidak. Jantung : Dilihat bunyi jantugn normal / tidak
(Reguler/irregular). Payudara : Dilihat bentuk simetris / tidak.
Dilihat terjadi hyperemesis / tidak. Dilihat ada linea / tidak.
Dilihat putting susu menonjol /tidak. Diraba ada masa/tidak.
9) Abdomen
a) Inspeksi : - Dilihat ada bekas operasi/ tidak. Dilihat ada
striae / tidak. Dilihat ada linea / tidak. Pada ibu hamil
trimester I striae dan linea belum terlihat. Dilihat
pembesaran perut sesuai dengan kehamilan / tidak.
b) Palpasi
- Leopold 1 : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian apa yang teraba fundus.
36

- Leopold 2 : Untuk menentukan bagian punggung dan


bagian terkecil janin
- Leopold 3 : Untuk menentukan apakah bagian terendah
janin sudah masuk PAP atau belum.
- Leopold 4 : Untuk menentukan seberapa jauh bagian
terendah janin sudah masuk PAP.
c) Auskultasi : Untuk mengetahui denyut janin janin DDJ
normal 120-160 x / menit terdengar jelas di puntum
maksumum.
10) Punggung dan pinggang. Posisi tulang belakang lordosis/tidak.
Pinggang ada nyeri ketuk/tidak
11) Ekstimitas
Atas kanan dan kiri : ada oedema atau tidak. Ada varices/tidak
Bawah kanan dan kiri : Ada oedema atau tidak. Ada varices/tidak
Refleks patella ada/tidak
12) Anogenital
Vulva vagina : Dilihat ada luka parut tidak. Dilihat ada
varices/tidak. Dilihat ada condilomata aquminata atau tidak.
Dilihat ada pembengkakan kelenjar atau tidak. Pengeluaran
pervaginam dilihat warna, konsistensi. Jumlah dan baunya.
Anus : Ada haemoroid/tidak
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Haemoglobin : Normalnya 11 gr%
2) Urine : Untuk megetahui ada/tidaknya protein dan albumin
dalam urine. Normalnya protein negatif. albumin urine (reduksi)
negatif.
2. Assesment
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang dikumpulkan.
Diagnosa : G..P..A..gravida….minggu keadaan umum baik dengan
37

fisiologis.
Masalah : Ibu mengeluh akan kehamilannya atau tidak mengeluh.
3. Pelaksanaan
Untuk menentukan tujuan, kriteria dari diagnosa yang ditentukan
kemudian menentukan rencana yang akan dilakukan.
RASIONALISASI : alasan secara mendasar dilakukan asuhan kebidanan
yang diberikan petugas. Hasil : Ibu dapat mengulang penjelasan yang
diberikan.
Intervensi
a. Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien dengan komunikasi
terapeutik
R: Dengan komunikasi dapat terjalin kerjasama dan kepercayaan
pasien terhadap tenaga kesehatan.
Hasil : pasien mengerti apa yang di dihrapkan dan disampaikan
petugas kesehatan
b. Beri penjelasan tentang keadaan kehamilannya
R: Penjelasan informasi tentang keadaan kehamilannya. Hasil :
pasien mengerti atas informasi yang diberikn terhadap dirinya
c. Jelaskan pada pasien tentang bahaya kehamilan TM III
R: Menambah pengetahuan dan untuk mengantisipasi Ibu kapan
harus segera ke RS.
Hasil : pasien memahami dan tahu tanda bahaya pda TM III
d. Beri penjelasan tentang mengkonsumsi menu seimbang dan
manfaatnya
R: Konsumsi menu seimbanga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
dan membantu perkembangan janin.
Hasil : Pasien dapat melaksanakan dan mengkonsumsi jenis menu
yang sudah disampaikan oleh bidan
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup
R: Istirahat yang cukup bisa membuat sirkulasi darah menjadi lancar
dan membuat relaksasi.
38

Hasil : pasien dapat membagi waktu istirahat.


f. Anjurkan Ibu untuk kontrol 1 minggu sekali
R: Memantau kehamilan baik kondisi kesehatan Ibu dan janin.
Pelaksanaannya sesuai dengan intervensi
Hasil : pasien bersedia untuk kontrol sesuai jadwal
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.R UMUR 21 TAHUN


G1P0A0 HAMIL 10-11 MINGGU DENGAN FISIOLOGIS
DI RUANG KIA PUSKESMAS LUMBUNG

Tempat Praktek/Ruang : Ruang KIA Puskesms Lumbung


Nomor MR :
Masuk RS/Klinik, H/Tgl :
Pembimbing Lahan/CI :
Pengkajian Tanggal :
Pengkaji :
Sumber Data : Wawancara dan Observasi

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Identitas Ibu Identitas Suami
Nama : Ny.R Tn. Y
NIK : - -
Umur : 21 tahun 21 tahun
Gol.Darah : - -
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Agama : Islam Islam
Alamat : Lumbung Lumbung
No. Tlp : - -
Jenis dan No BPJS Kesehatan
Jaminan

B. Keluhan utama
Ibu ingin kontrol kehamilan, tidak ada keluhan apapun.

39
40

C. Riwayat Kehamilan
1. Hamil ke /G..P..A.. : Hamil pertama G1P1A0
2. Jumlah anak hidup : -
3. Usia anak terakhir :-
4. Kehamilan ini direncanakan : Ya
5. Kehamilan ini diinginkan : Ya
6. Mengikuti kelas ibu : Ya
7. Memanfaatkan kelas ibu : tidak
8. Tgl Haid Terkahir :
9. Perkiraan persalinan :
10. Riwayat penyakit ibu /keluarga : ibu mengatakan tidak ada riwayat
penyakit jantung, diabetes mellitus, asma, dan hipertensi. Tidak ada
riwayat penyakit menular: tuberculosis, malaria, hipertensi, dan penyakit
menular seksual. Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit jantung,
hipertensi, diabetes militus, asma, dan penyakit keturunan lainnya.
D. Deteksi Dini Resiko Tinggi dan Tanda Bahaya Kehamilan
1. Resiko Tinggi pada Ibu Hamil
a. Umur ibu kurang dari 20 thn : tidak
b. Umur ibu lebih dari 35 thn : tidak
c. Kehamilan ke 4 atau lebih : tidak
d. Usia anak terakhir kurang dari 2 thn : tidak
e. Ibu pendek (TB < 145 cm) : tidak
f. Ibu tampak kurus / LILA < 23,5 cm dan BB < 45 kg : tidak
g. Terlalu lambat hamil pertama (≥ 4 tahun) : tidak
h. Riwayat persalinan dengan ekstraksi vakum (EV) : tidak
i. Riwayat persalinan dengan manual plasenta : tidak
j. Riwayat IUFD : tidak
k. Riwayat persalinan caesar : tidak
l. Riwayat keguguran berulan (lebih dari 1 kali) : tidak
m. Riwayat melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kg) : tidak
n. Riwayat melahirkan anak kembar : tidak
41

o. Riwayat melahirkan janin mati atau dengan kelainan bawaan : tidak


p. Ibu menderita penyerta (asma, DM, jantung, hipertensi, TBC,
gangguan ginjal, anemia, PMS, malaria, tiroid dll) : tidak
q. Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun) : tidak
r. Riwayat persalinan dengan tranfusi darah : tidak
s. Riwayat persalinan kurang bulan : tidak
t. Riwayat persalinan lebih bulan : tidak
2. Tanda bahaya kehamilan (pada kehamilan sekarang)
a. Ibu tidak mau makan dan atau muntah terus menerus : tidak
b. Perdarahan lewat jalan lahir : tidak
c. Pusing hebat : tidak
d. Bengkak pada kaki sampai tangan dan wajah : tidak
e. Nyeri dada / ulu hati / jantung berdebar : tidak
f. Letak melintang : tidak
g. Gemeli : tidak
h. Tekanan darah tinggi : tidak
i. Diare berulang : tidak
j. Terasa sakit pada saat kencing / keputihan / gatal di daerah
kemaluan : tidak
k. Ibu mengeluh sesak nafas : tidak
l. Demam atau panas tinggi : tidak
m. Kejang : tidak
n. Keluar air ketuban : tidak
o. Gerakan janin berkurang : tidak
p. Presentasi bokong : tidak
q. Hidramnion : tidak
r. Anemia (HB < 11 gr%) :tidak
s. Batuk lama ≥ 2 minggu : tidak
t. Sulit tidur dan cemas berlebihan : tidak
E. Riayat Kelahiran saat ini
1. Kelahiran ke /P..A..Ah : kelahiran ke pertama
42

2. Tanggal kelahiran / pukul : -


3. Umur kehamilan : 10-11 minggu
4. Pendamping kelahiran : -
5. Transportasi kelahiran : -
6. Tempat kelahiran : -
7. Penolong Kelahiran : -
8. Cara Kelahiran : -
9. Tindakan induksi kelahiran : -
10. Keadaan ibu : sehat
11. Komplikasi saat kelahiran : -
12. Riwayat Rujukan :-
13. Alasan Rujukan : -
14. Dirujuk ke : -
15. Tindakan sementasa saat merujuk : -
16. Penggunaan JKN : ya
F. Lingkungan dan Perilaku
1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pemenuhan nutrisi
1) Pola gizi seimbang : ya
2) Porsi lebih banyak dari sebelum hamil : ya
3) Makan beragam makanan (variasi makanan) : ya
4) Kebiasaan konsumsi buah dan sayur : jarang
5) Kebiasaan konsumsi protein hewani : ya
b. Personal Hygine
1) Cucu tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum makan
dan sesudah BAK/BAB : sering
2) Menyikat gigi teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur :
sering
3) Mandi 2x sehari : sering
4) Berihkan payudara dan daerah kemaluan : sering
5) Ganti pakaian dalam setiap hari : ya
43

c. Pemenuhan kebutuhan istirahat


1) Tidur malam paling sedikit 6-7 jam : ya
2) Tidur siang atau berbaring 1-2 jam posisi tidur miring kiri : ya
3) Bersama suami melakukan stimulasi pada janin dengan sering
mengelus-elus perut ibu dan mengajak janin berbicara sejak usia 4
bulan : tidak
d. Hubungan seksual selama kehamilan : tidak, karena merasa khawatir
terhadap kehamilannya.
e. Aktifitas fisik
1) Beraktifitas sesuai kondisi : ya
2) Suami membantu untuk melakukan perkerjaan sehari-hari : ya
3) Mengikuti senam hamil sesuai anjuran nakes : ya
2. Lingkungan dan perilaku yang merugikan kesehatan
a. Ibu sering terpapar asap rokok atau polusi : tidak
b. Beben perkerjaan ibu terlalu berat : tidak
c. Kebiasaan minum jamu atau obat tanpa resep dokter : tidak
d. Memiliki hewan peliharaan atau lingkungan sekitar dekat peternakan :
tidak
e. Bagaimana lingkungan tempat tinggal ibu
1) Kebiasaan cuci tangan pakai sabun : ya
2) Kepemilikan jamban : ya
3) Sumber air bersih : ada
4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL) : tertutup
5) Sarana pembuangan sampah : terbuka
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum (Sumber Buku KIA)
Tanggal Kunjungan
No Jenis Pemeriksaan
TM 1 TM 2 TM 3 TM 3
1. Keadaan umum ibu Baik - - -
2. Berat Badan 48 kg - - -
3. Tinggi Badan 151 cm - - -
4. Tekanan Darah 100/80 mmHg - - -
5. Status TT - - -
44

6. Lingkar Lengan Atas 12 cm - - -


(LILA)
7. Tinggi Fundus Uteri - - - -
(TFU)
8. Presentasi Janin - - - -
9. Tablet Fe - - - -
10. Tes Laboratorum - -
Sederhana
a. HB 12,6 gr% - - -
b. Protein Urine - - - -
c. Glukosa Urine - - - -
d. Gula Darah - - - -
11. Ditawari Test HIV - - - -
12. Konseling Ya - - -
13. Rujukan - - - -

2. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 78 x/menit
R : 24 x/menit
S : 36,8°C
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut
Warna : Hitam
Kebersihan : rambut bersih
Mudah rontok/tidak : tidak rontok
2) Telinga
Kebersihan : bersih
Gangguan pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran
3) Mata
Konjungtiva : merah muda
Sklera : an ikterik
Kebersihan : bersih
Kelainan : tidak ada kelainan
Gangguan penglihatan : tidak ada gangguan penglihatan
45

4) Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
5) Mulut
Warna bibir : merah
Integritas jaringan : tidak ada
Kebersihan lidah : kebersihan terawat/ bersih
Gangguan pada mulut : tidak ada gangguan
b. Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
c. Dada
Simetris/tidak : simetris
Besar payudara simeteris/tidak : simetris
Nyeri : tidak ada nyeri pada payudara
Hiperpigmentasi : tidak ada
Kolostrum : belum ada
Keadaan puting : menonjol
Kebersihan puting : bersih
d. Perut
Inspeksi
Bentuk : tampak pembesaran perut seseuai dengan usia kehamilan
Bekas luka operasi : tidak ada
Striae : tidak ada
Linea : tidak ada
Hasil palpasi
Leopold I : teraba balotement (+). 1 jari diatas simpisis
Leopold II : tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan
TBJ : tidak dilakukan
DJJ : belum ada
46

e. Ekstremitas
1) Atas
Kelainan : tidak ada
Kebersihan : bersih, agak pucat pada kuku jari
2) Bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Perkusi reflek patella : ada (+/+)
f. Genital
Kebersihan : bersih
Pengeluargan pervaginam : tidak ada
Tanda infeksi vagina : tidak ada
g. Anus
Hemmoroid :tidak ada
Kebersihan : bersih
4. Pemeriksaan Penunjang
HB : 12,6 gr%
USG : hamil 10-11 minggu
PP test : Positif
III. ANALISA DATA
A. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0 hamil 10-11 minggu dengan fisiologis
Data Dasar
DS : pasien tidak mengeluh apa-apa. Ini merupakan kehamilan pertama
dan tidak pernah mengalami keguguran.
DO : K/U baik, kesadaran composmentis, BB : 58 kg, TB : 151 cm,
LILA : 25 cm, TD 120/80 mmHg, N : 78 x/menit, P : 24 x/menit, S :
36,5°C. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan palpasi
teraba balotement. Pemeriksaan penunjang berupa USG terlihat kantong
kehamilan, PP test positif.
47

B. Masalah
Masalah pada Ny.R adalah merasa mual sedikit.
C. Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan Ny.R adalah beri penyuluhan tentang mual
merupakan hal yang wajar ketika memasuki kehamilan trimester
pertama.
IV. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dan keluarga.
Rasionalisasi: Dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan
saling percaya dan terjalin kerjasama yang baik antara nakes dan klien.
Hasil : Ibu merasa nyaman dan lebih percaya diri
2. Menjelaskan kondisi ibu dan janin saat ini dalam keadaan baik
Rasionalisasi: Agar ibu tidak khawatir akan kehamilannya memasuki
usia kehamilan trimester pertama dan mendapatkan dukungan mental
dari suami
Hasil: Ibu mengerti kondisinya dan janin saat ini dalam keadaan baik
3. Melakukan pemeriksaan TTV ibu pada setiap kunjungan ANC.
Rasionalisasi: Dengan melakukan pemeriksaan TTV dapat mengetahui
perkembangan kesehatan ibu dan janin dan apabila ditemukan masalah/
keabnormalan dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.
Hasil : kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal
4. Menganjurkan kepada ibu untuk ikut kelas ibu hamil.
Rasionalisasi: Dengan mengikuti kelas ibu hamil diharapkan mengikuti
program salah satunya senam ibu hamil
Hasil : ibu bersedia akan ikut kels ibu hamil.
5. Menganjurkan ibu untuk lebih sering duduk tegak dan mengurangi
mengangkat beban yang berat.
Rasionalisasi: Dengan memeberikan konseling lebih sering duduk tegak
akan dapat mengurangi rasa nyeri pada pinggang Ibu. Hasil: ibu mengerti
tentang keadaanya saat ini
48

6. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ANC I minggu lagi


Rasionalisasi: Dengan melakukan ANC secara rutin akan lebih awal
ditemukannya adanya resiko tinggi apabila ditemukannya
Hasil : Perkembangan kehamilannya lebih terpantau

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan/CI Mahasiswa

(........) (............) (............)


BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah kita memberikan asuhan kebidanan


terhadap pasien ny R umur : 21 tahun dengan kehamilan
fisiologis umur kehamilan 10-11 minggu. Dilakukan dari
pengkajian data pasien mulai dari pengumpulan data
subyektif , obyektif dandata penunjang dari menentukan
diagnosa kebidanan sesuai dengan nomenklatur Standar
nomenklatur diagnose kebidanan:
1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan.
3. Memiliki ciri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Bahwa didalam kasus ini apabila kita sebagai bidan
melakukan pengkajian dan pendekatan terhadap pasien
secara komprehensip ,akan mendapatkan data yang valid
sehingga akan menentukan diagnosa dan permasalahan
yang muncul dari diri pasien.
Hasil pengkajian ibu telah melakukan ANC sesuai
standar 10 T antara lain pengukuran tinggi badan dan berat
badan didapatkan tinggi badan ibu 151 cm dan berat badan
58 kg, pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan
darah ibu 120/80 mmHg, LILA ibu 25 cm, pengukuran
TFU teraba balotement (+). 1 jari diatas simpisis,
Imunisasi TT ibu sampai TT1 pra nikah. Tablet Fe di
konsumsi selama kehamilan ±90 tablet tes laboratorium di
lakukan di dapatkan golongan darah O, HB : 12,6 gr%,
USG : hamil 10-11 minggu PP test : Positif. Dan ibu telah
menerima konseling dari bidan sesuai keadaan ibu.

49
50

Menurut Kemenkes RI (2020), Standar pelayanan


ANC 10T timbang berat badan,tekanan darah 120/80
mmHg. Pengukuran LILA, pada ibu hamil LILA tidak
boleh <23,5 cm. Pengukuran tinggi fundus uteri.
Penentuan Presentasi terbawah janin. Pemberian
Imunisasi TT. Pemberian tablet Fe Minimal 90 tablet
selama kehamilan, tes laboratorium, konseling dan terakhir
pentalaksanaan terhadap kasus.
Berdasarkan hasil penelitian menurut Kurnisih, dkk
(2020), yang berjudul “Evaluasi Penerapan Standar
Layanan 10 T Antenatal care (ANC)” tahun 2020
menyatakan bahwa standar pelayanan ANC 10 T setiap
kali ibu hamil melakukan kunjungan yaitu mulai dari
pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran
tekanan darah,pengukuran LILA, pengukuran tinggi
puncak Rahim, penentuan prsentasi janin dan denyut
jantung janin, pemberian imunissi seusai dengan status
imunisasi, pemberian tablet tambah darah minimal 90
tablet, tes laboratorium, tatalaksana kasus dan yang
terakhir yaitu temu wicara. Dari hasil penelitian tersebut,
pentingnya melakukan pelayanan pemeriksaan kehamilan
10 T sesuai dengan standar agar dapat memperhatikan
kualitas dan kuantitas untuk dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan janin sejak awal.
Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa
Pengkajian pada ibu hamil dapat disimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara praktik dan teori karena pada
pemeriksaan standar ANC 10T.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemberian asuhan kebidanan bagi seorang wanita hamil pada
trimesterpertama perlu suatu kajian yang mendalam agar dapat mendapatkan
informasi dari pasien tersebut secara global. Ketika kita akan memberikan
intervensi terhadap pasien tersebut dengan memperhatikan pada
IPOLEKSOSBUD (pengetahuann, ekonomi politik sosial, budaya dan
pertahanannya) dari pasien. Setelah melaksanakan pengkajian dan
pengumpulan semua data ibu baik data subjektif maupun data objektif yang
berguna untuk mengevaluasi keadaan pasien, dilanjutkan dengan
mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan
interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana didapatkan diagnosa
pada Ny. R umur 21 tahun G1P0A0 kehamilan 10-11 minggu fisiologis
trimester I jalan lahir normal.
Setelah itu merencanakan asuhan yang rasional sebagai dasar untuk
mengambil keputusan berdasarkan masalah yang ditemukan dan semua
asuhan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Dengan
demikian sangat diperlukan sekali seorang bidan yang profesional dimana
mampu melaksanakan manajemen kebidanan dengan tepat, efisien sehingga
semua masalah dan kebutuhan pasien dapat teratasi dengan cepat dan baik
dan benar. Ketika kita akan memberikan intervensi terhadap pasien tersebut
dengan memperhatikan pada IPOLEKSOSBUD (pengetahuann, ekonomi
politik sosial, budaya dan pertahanannya) dari pasien untuk dapat secara
komprehensip memberikan asuhan kebidanan dan memperhatikan juga
evidence based praktek kebidannya yang sesuai dengan lingkungan,
masyarakat dan budaya.

51
52

B. Saran
1. Klien
a. Diharapkan kepada para klien mampu menerapkan asuhan yang
telah diberikan oleh bidan
b. Secepatnya membawa ke pelayanan kesehatan apabila terdapat
keluhan serta kelainan yang dirasakan sedini mungkin, untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan.
c. Dalam anamnesa pasien mampu mengemukakan keluhan yang
dirasakanya sehingga petugas kesehatan (bidan) dapat merencanakan
asuhan yang akan diberikan kepada klien tersebut, sehingga dapat
mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah buku sumber
terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan
pengetahuan, wawasan dan teknologi terkini.
3. Mahasiswa
a. Dengan adanya manjemen kebidanan diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan pada ibu, asuhan yang diberikan secara holistik dan
komprehensip sertasesuai dengan standar profesi kebidanan.
b. Diharapkan kepada mahasiswa, anamnesa pasien dilakukuan sesuai
dengan daftar tilik yang ada dan anmanesa dilakukan dengan
pendekatan pada pasien sehingga pasien terbuka dalam
menyampaikan keluhan yang dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
Hernawati, E. and Kamila, L. (2017) Buku Ajar Bidan Kegawatdaruratan
Meternal dan Neonatal. Jakata: CV. Trans Info Media.

Jannah, N. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: C.V


ANDI.

Juliana, E. (2012) Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Kemenkes RI. (2021). Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Revisi. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Kurniasih, N.D et al., (2020). Evaluasi Penerapan Standar Layanan 10 T


Antenatal Care (ANC). Jurnal Riset Kesehatan. 12(2). 429-444.

Kusmiyati, Y. (2009) Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:


Fitramaya.

Mandang (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: Penerbit In Media.

Mandriwati dkk (2016) Asuhan Kebidanan Antenatal: Penununtun Belajar.


Jakarta: EGC.

Manuaba (2010) Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Marjati (2011) Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba


Medika.

Mufdillah. (2019). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Mufdlilah (2013) Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Prawirohardjo, S. (2010) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rukiyah dan Yulianti (2010) Asuhan Kebidanan IV patologi kebidanan. Jakarta:


Trans Info Media.
Rukiyah, A. Y. (2014) Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Trans Info Media.

Saifuddin (2009) Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari, R. . (2012) Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

53
54

Sulistyawati, A. (2011) Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Walyani, E. S. (2015) Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Wiknjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Yanti, D. (2017) Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: PT. Refika


Aditama.
55

ARTIKEL JURNAL

Judul Jurnal : Evaluasi Penerapan Standar Layanan 10 T Antenatal Care


(ANC)

A. ANALISA PICO
P (Population) : Teknik pengambilan sampel secara purposive
sampling dengan jumlah sampel 5 bidan dan 1
petugas laboratorium
I (Intervention) : Dilakukan wawancara secara menyeluruh
C (Comparation) : Tidak ada
O (Outcome) : Hasil evaluasi context menunjukan masih
ditemukannya kebutuhan yang belum terpenuhi dari
sasaran. Evaluasi input menunjukan masih ditemui
kendala pendistribusian/pembagian tugas SDM, serta
belum adanya sosialisasi dan SOP yang spesifik
mengenai standar pelayanan ANC 10T. Evaluasi
process memperlihatkan pelaksanaan kesepuluh
komponen standar ANC 10T belum dijalankan secara
optimal sesuai dengan prosedur/tatalaksana yang
sudah ada, dan masih ditemui beberapa kendala.
Evaluasi product menunjukan adanya pencapaian
dari tujuan standar pelayanan ANC 10T namun
hasilnya belum optimal yaitu mulai dari penerapan
tindakan kesepuluh komponen 10T oleh bidan,
capaian K1 dan K4, komplikasi ibu hamil serta tidak
ditemuinya kematian ibu dan bayi. implementasi
standar pelayanan ANC 10T memperlihatkan
beberapa pencapaian sebagaimana dari tujuan
pelaksananannya, namun untuk hasilnya belum
optimal. Hal ini dikarenakan masih ditemui beberapa
56

kendala dan perlu dilakukakan perbaikan untuk dapat


melanjutkan implementasinya dimasa yang akan
datang untuk mencapai hasil yang optimal.

B. PERTANYAAN KLINIK
Bagaimana Evaluasi Penerapan Standar Layanan 10 T Antenatal Care
(ANC)?

C. ARTIKEL YANG DIPILIH


Evaluasi Penerapan Standar Layanan 10 T Antenatal Care (ANC)
Abstrak
Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indikator angka
kematian ibu. Upaya Percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan ANC yang
berkualitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi implementasi
standar pelayanan ANC 10T di Puskesmas Semanu II Kabupaten Gunung
Kidul. Metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi.
Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah
sampel 5 bidan dan 1 petugas laboratorium. Informasi didapatkan
menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Evaluasi menggunkan metode CIPP yaitu dievaluasi mulai dari context,
input, prosses dan product. Analisa data dilakukan mulai dengan
mengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data dan menyimpulkan.
Hasil evaluasi context menunjukan masih ditemukannya kebutuhan yang
belum terpenuhi dari sasaran. Evaluasi input menunjukan masih ditemui
kendala pendistribusian/pembagian tugas SDM, serta belum adanya
sosialisasi dan SOP yang spesifik mengenai standar pelayanan ANC 10T.
Evaluasi process memperlihatkan pelaksanaan kesepuluh komponen standar
ANC 10T belum dijalankan secara optimal sesuai dengan
prosedur/tatalaksana yang sudah ada, dan masih ditemui beberapa kendala.
Evaluasi product menunjukan adanya pencapaian dari tujuan standar
pelayanan ANC 10T namun hasilnya belum optimal yaitu mulai dari
penerapan tindakan kesepuluh komponen 10T oleh bidan, capaian K1 dan
K4, komplikasi ibu hamil serta tidak ditemuinya kematian ibu dan bayi.
implementasi standar pelayanan ANC 10T memperlihatkan beberapa
pencapaian sebagaimana dari tujuan pelaksananannya, namun untuk
hasilnya belum optimal. Hal ini dikarenakan masih ditemui beberapa kendala
dan perlu dilakukakan perbaikan untuk dapat melanjutkan implementasinya
dimasa yang akan datang untuk mencapai hasil yang optimal.
D. CRITICAL APRAISAL
57

1. Apakah hasil artikel ini valid?


a. Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi
dirandomisasi?
Ya, pasien dalam kelompok dirandomisasi.
Keterangan: Pemilihan sample menggunakan teknik Purposive
Sampling.
b. Apakah pasien difollow up secara lengkap?
Ya, Responden dilakukan wawancara secara menyeluruh
c. Apakah pasien, klinisi dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi?
Tidak, Karena untuk anggota sample jelas dan diketahui.
d. Apakah sample sama pada awal penelitian?
Ya, sampel sama saat awal sampai akhir penelitian
e. Apakah semua sample mendapat perlakuan yang sama?
Ya, dilakukan perlakuan yang sama yaitu dengan melakukan
wawancara secara menyeluruh.
2. Apa hasilnya?
Hasil evaluasi context menunjukan masih ditemukannya kebutuhan yang
belum terpenuhi dari sasaran. Evaluasi input menunjukan masih ditemui
kendala pendistribusian/pembagian tugas SDM, serta belum adanya
sosialisasi dan SOP yang spesifik mengenai standar pelayanan ANC 10T.
Evaluasi process memperlihatkan pelaksanaan kesepuluh komponen
standar ANC 10T belum dijalankan secara optimal sesuai dengan
prosedur/tatalaksana yang sudah ada, dan masih ditemui beberapa
kendala. Evaluasi product menunjukan adanya pencapaian dari tujuan
standar pelayanan ANC 10T namun hasilnya belum optimal yaitu mulai
dari penerapan tindakan kesepuluh komponen 10T oleh bidan, capaian
K1 dan K4, komplikasi ibu hamil serta tidak ditemuinya kematian ibu
dan bayi. implementasi standar pelayanan ANC 10T memperlihatkan
beberapa pencapaian sebagaimana dari tujuan pelaksananannya, namun
untuk hasilnya belum optimal. Hal ini dikarenakan masih ditemui
beberapa kendala dan perlu dilakukakan perbaikan untuk dapat
58

melanjutkan implementasinya dimasa yang akan datang untuk mencapai


hasil yang optimal.

Sumber Jurnal:
Kurniasih, N.D et al., (2020). Evaluasi Penerapan Standar Layanan 10 T
Antenatal Care (ANC). Jurnal Riset Kesehatan. 12(2). 429-444.

Anda mungkin juga menyukai