DISUSUN OLEH
Tanggal……………………
Disusun oleh :
Mengetahui,
Ka.Prodi Kebidanan
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu Asuhan Kebidanan
Kehamilan berjudul “Asuhan kebidanan pada Kehamilan fisiologis Pada Ny. S
Umur 30 tahun. Adapun laporan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan berterima kasih
kepada ibu Bd. Marta Ulina, Am.Kep, S.Tr.Keb Selaku pembimbing C.I
lapangan dan ibu Ainal Mardiah, SST. M.Keb selaku CI akademik yang telah
memberikan saran,arahan dan masukan terhadap laporan stase Asuhan Kehamilan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan untuk
perbaikan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………i
Halaman Persetujuan…………………………………………………………ii
Halaman pengesahan…………………………………………………………iii
Kata Pengantar………………………………………………………………..iv
Daftar Isi……………………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Tujuan...............................................................................................................2
Manfaat Penulisan…………………………………………………………….3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang
menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan di suatu negara. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga sehingga penilaian terhadap
status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan. Upaya kesehatan ibu dan anak menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
serta bayi sampai anak prasekolah (Kemenkes RI, 2018).
Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dan anak, dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
AKI adalah jumlah kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas di setiap 100.000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan AKB adalah
jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 KH.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi juga
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya terhadap
pelayanan kesehatan baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas (Kemenkes
RI, 2018).
Diperkirakan 75% wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan
sekali dalam hidupnya. Keputihan ini disebabkan oleh jamur dan parasit
seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis) dan Bacterial
Vaginosis. Keputihan yang disebabkan Candida 53%, Trichomonas 3,1% dan
yang tergolong oleh Bakteri 40,1% (Hoirina, 2009).
Ibu hamil cenderung akan mengalami gangguan keputihan lebih
sering daripada tidak sedang hamil (Nurlan, 2013). Leukorea atau Fluor
Albus (Keputihan) merupakan tanda dan gejala yang terjadinya pengeluaran
1
2
cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah (Eva, 2010). Fluor
Albus merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi
Fluor Albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina
terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka
keseimbangan ekosistem vagina terganggu, yang tadinya bakteri Doderlein
atau Lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada
dinding vagina untuk pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi
asam, (Eva, 2010) sebagai proteksi ekstra terhadap beberapa organisme
seperti Candida albicans (Koes, 2014).
Penyebab lain keputihan yang dialami pada wanita hamil adalah
pengaruh peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada
serviks, maka dapat menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna
keputihan karena menggandung banyak sel epitel vagina tanggal akibat
hiperplasi kehamilan normal (Diyan, 2013).
Infeksi jamur Candida albicans merupakan salah satu penyebab
keputihan. Jamur tersebut banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
lembab. Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
lembab. Keputihan karena jamur ini lebih mudah menyerang wanita hamil
dikarenakan pada masa kehamilan, vagina menjadi kaya dengan kandungan
glukosa yang disebut dengan glikogen, dan ini merupakan makanan yang baik
untuk jamur dan bakteri tumbuh. Jumlah kandungan glikogen yang tinggi
berhubungan peningkatan hormon estrogen dan penurunan keasamaan
vagina.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut didapatkan rumusan masalah bagaimana
asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis pada Ny.S umur 30 tahun
kehamilan fisiologis di Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin
3
3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis pada
Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada ibu Hamil
fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis.
b. Mampu menginterpretasi data dasar pada ibu Hamil fisiologis pada
Ny.S diPuskesmas Pematang Kandis
c. Mampu mengidentifikasikan diagnosa pada pada ibu Hamil
fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis
pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis
e. Mampu melakukan evaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan
pada ibu Hamil fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang
Kandis
4. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan Tugas ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi ilmu
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan ibu hamil fisiologis
a. Institusi
Diharapkan sebagai bahan kajian, masukan dan dasar pemikiran bagi
mahasiswa khususnya untuk studi kasus lebih lanjut guna
meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Lahan praktek
Dapat menjadi bahan masukan dalam pelayanan asuhan kebidanan
terhadap pasien dengan ibu hamil fisiologis
4
c. Bagi Pasien
Meningkatkan pengetahuan tentang penatalaksanaan dalam pelayanan
asuhan kebidanan terhadap ibu hamil fisiologis dengan keluhan-keluhan
yang dialami selama kehamilan ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan.
Menurut Winkjosastro (2002, h; 121), kehamilan adalah
prosespematangan fetus dalam endometrium hasil bertemunya ovum dan
sperma. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur,kehamilan lebih dari
43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan kehamilan antara 28-36
minggu disebut kehamilan premature.
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester. Trimester pertama,
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu). (Rukiah Ai Yeyeh. 2013:2).
B. Diagnosa Kehamilan
Diagnosa merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi suatu keadaan
seseorang berdasarkan hasil olah fikir atau analisis hasil pemeriksaan dan /
atau gejala untuk mengetahui suatu keadaan atau penyebab. Adapun
penegakkan diagnosa kehamilan yang dapat dilakukan yaitu dengan salah
satu pemeriksaan, baik tanda awal kehamilan, pemeriksaan hormonal
sederhana dan/atau pemeriksaan penunjang. Tandadan gejala yang dapat
mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan diantaranya :
1) Amenorhea Tidak adanya haid pada wanita usia subur atau padamasa
reproduksi.
2) Tanda Hegar Melunaknya isthmus uteri sehingga serviks dan korpusuteri
seolah-olah terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar 4sampai 8 minggu setelah
pembuahan.
3) Tanda Goodel Pemeriksaan dalam untuk meraba serviks. Pada keadaan
tidak hamil, serviks teraba seperti ujung hidung sedangkan saat hamil teraba
seperti permukaan bibir.
5
6
4) Tanda Chadwick Adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada
mukosa vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan spekulum. Hal ini
terjadi karena adanya hiperpigmentasi dan adaanya peningkatan esterogen.
5) Ballotement Dapat dideteksi pada usia kehamilan 16 minggu hingga 20
minggu ketika jumlah air ketuban lebih besar jika dibandingkan dengan besar
janin.
C. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
Menurut Rukiah (2013), perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi
pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Uterus
Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus
menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. Ketika usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan
janin normal, maka pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri (TFU) 25
cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40
minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah Prosessus Xyfoideus
(PX).
2. Serviks Uteri
Serviks mengalami perubahan yang ditentukan sebulan setelah konsepsi
perubahan itu meliputi perubahan kekenyalan yaitu serviks menjadi lunak
(tanda goodel), pembuluh darah meningkat, lendir menutupi ostium uteri
serviks sehingga menjadi lebih mengkilap.
3. Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih
tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama
minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen
tersebut menampung janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi.
7
4. Kontraksi Braxton-Hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah
dalam plasenta.
5. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina membiru
karena pelebaran pembuluh darah.
6. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatemammotropin,
esterogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada
kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar,
mammae akan membesar, lebih tegang dan aerola mammae tampak lebih
hitam karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting
susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrums.
7. Sistem Endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya menurun dan
penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi kelenjar endokrin
(khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal). Kadar hormon hipofise,
prolaktin meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan,
namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi disurpresi sampai plasenta
dilahirkan dan kadar esterogen menurun.
8. Sistem Kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam fungsi
imunologi secara hormonal dan seluler untuk menyesuaikan diri dengan
graft janin. Titer antibodi humoral melawan beberapa virus misalnya herves
simpleks, campak, dan influenza A menurun selama kehamilan.
9. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah mingu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam,
8
telah mendapatkan dua dosis dengan interval min 4 minggu (pada masa
balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali) statusnya T2.
Bila telah mendapatkan TT yang ke 3 (interval min 6 bulan dari dosis ke 2)
statusnya T3. Status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval min
1 tahun dan dosis ke 3) dan status T5 didapat bila 5 dosis sudah didapat
(interval min 1 tahun dari dosis ke 4) (Ari Sulistyawati, 2013).
10. Memantau Kesejahteraan Janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus-
menerus agar bila ada gangguan kandungan akan bisa segera terdeteksi dan
ditanggani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau
sendiri oleh ibu adalah gerakkannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24
jam minimal 10 kali. Gerakan ini dirasakan dan dihitung oleh ibu sendiri
yang dikenal dengan menghitung gerakan 10. Selain dihitung secara
manual, gerakan janin dapat dipantau melalui sebuah metode yang disebut
Non-Stres Test 9 (NST), dengan cara elektroda ditempelkan di perut ibu,
yang dihubungkan dengan monitor, sehingga setiap ada gerakan janin akan
muncul suatu grafik yang tergambar jelas di layar monitor (Asrinah, dkk,
2010).
11. Persiapan Persalinan
Menurut Ari Sulistywati, 2013 ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
untuk persalinan adalah sebagi berikut :
a. Tempat dan penolong persalinan yang disepakati oleh ibu, suami dan
keluarga (dengan mempertimbangkan kemampuan finansial dan rasa
nyaman terhadap pelayanan).
b. Biaya persalinan.
c. Menentukan anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambilan
keputusan jika terjadi komplikasi yang membutuhkan rujukan.
d. Perlengkapan persiapan ibu dan bayi.
e. Kendaraan yang akan digunakan menuju tempat persalinan.
f. Mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan.
12
sering terjadi jika interval antarkehamilan kurang dari satu tahun (Wheeler,
2004).
Menurut BKKBN, jarak kehamilan yang paling tepat adalah 2 tahun
atau lebih. Jarak kehamilan yang pendek akan mengakibatkan belum
pulihnya kondisi tubuh ibu setelah melahirkan. Sehingga meningkatkan
risiko kelemahan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2013). Ibu hamil dengan
persalinan terakhir > 10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dan
persalinan ini seolah-olah mengalami persalinan yang pertama lagi. Bahaya
yang dapat terjadi :
a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Penyakit ibu Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain.
3. Anemia
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah ibu yang terjadi
akibat peningkatan volume plasma, bukan akibat peningkatan sel darah
merah. Walaupun terjadi peningkatan sel darah merah namun jumlahnya
tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma, sehingga
mengakibatkan penurunan kadar haemoglobin (Varney, Kriebs, dan Gegor,
2007).
4. Riwayat keluarga
Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada kelainan
anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum padapada
uterus avascular dan terjadi kegagalan vaskularisasi ini menyebabkan
gangguan pada perkembangan plasenta hal ini juga didukung oleh faktor
usia ibu > 35 tahunyang mempengaruhi perkembangan plasenta. Septum
mengurangi kapasiatas dan endometrium sehingga dapat menghambat
pertumbuhan janin, selain itu juga dapat menyebabkan keguguran pada
trimester dua dan persalinan premature (Prawirohardjo, 2008).
15
1. Sering Berkemih
Keluhan berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus
yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang serta frekuensi meningkat. Menjelang akhir kehamilan,
presentasi terendah janin memasuki pintu atas panggul (PAP), sehingga
menyebabkan dasar kandung kemih terdorong ke depan dan ke atas
(Husin, 2014).
Cara mengurangi sering berkemih yaitu dengan kosongkan kandung
kemih, minum pada siang hari, kurangi minum pada malam hari kecuali
menggangu tidur dan mengalami kelelahan, hindari minum teh atau kopi
sebagai diuresis (Hani, 2011).
2. Heartburn/Nyeri Dibagian Atas Perut
Keluhan ini disebabkan oleh meningkatnya kadar progesteron attau
meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari otot polos,
sehingga terjadi penurunan irama pergerakan lambung dan penurunan
tekanan pada sfingter esofagus bahwa yang memungkinkan untuk
makanan dan asam lambung lolos dari daerah lambung ke esofagus
sehingga menyebabkan peradangan pada esofagus dan adanya sensasi rasa
terbakar pada perut (Husin, 2014).
16
b. Hindari mengenakan pakaian ketat dan berdiri lama, serta duduk tanpa
adanya sandaran.
c. Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk memfasilitasi
peningkatan sirkulasi.
d. Anjurkan ibu untuk menggunakan stoking untuk dapat membantu
meringankan tekanan yang memperberat kerja dari pembuluh vena
sehingga dapat mencegah terjadinya varises.
5. Nyeri perut bawah
Menurut Ari Sulistyawati (2013), penyebab nyeri perut bagian bawah
disebabkan oleh hipertropi dan peregangan ligamentum rotundum selama
kehamilan dan tekanan dari uterus pada ligamentum rotundum karena
pembesaran uterus.
6. Kontraksi Braxton Hicks
Pada saat trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20
menit dan juga sedikit banyak berirama. Pada akhir kehamilan, kontraksi-
kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab
persalinan palsu. (Husin, 2014).
7. Nyeri pinggang
Nyeri pinggang yang terjadi pada trimester tiga merupakan salah satu
akibat dari perubahan system muskuloskeletal yaitu meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus, bentuk tubuh selalu
menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya
otot abdomen (Sulistyawati, 2013).
8. Keputihan
Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar estrogen. Peningkatan lendir serviks ini disebut
dengan operculum. Asuhan yang diberikan yaitu tingkatkan kebersihan
dengan mandi setiap hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun
agar menyerap cairan, hindari pemakaian pantyliner (Sulistyawati, 2013).
18
H. Keputihan
1. Pengertian keputihan/ Flour albus
Flour albus/Keputihan adalah merupakan tanda dan gejala yang
ditandai dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak
berupa darah di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai
rasa gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara normal (fisiologis)
maupun (patologis) yang dipengaruhi oleh hormone tertentu. Cairanyya
berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak pada
perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
(ovulasi) (Kusmiran,2011).
Sedangkan Keputihan/Flour albus yang tidak normal (patologis)
biasa disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena mencuci
vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian
pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan
adanya benda asing dalam vagina.Selain karena infeksi, keputihan dapat
juga disebabkan oleh masalah hormonal, celana yang tidak menyerap
keringat, dan penyakit menular seksual. Cairanya berwarna
putih/hijau/kuning, berbau, sangat gatal dan disertai nyeri perut bagian
bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti itu, maka orang tersebut
harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan disesuaikan dengan
penyebabnya (Kusmiran,E,2011).
2. Patogenesis
flour albus Leokorea atau flour albus merupakan gejala dimana
terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa
darah.Dalam perkembangan, alat kelamin wanita mengalami perubahan
mulai dari bayi hingga menupause. Flour albus merupakan keadaan yang
dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flour albus yang patologis
karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit
seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem
vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasillus
21
ketika buang air kemih(kencing), dan nyeri perut bagian bawah perut.
Keputihan patologis kemungkinan disebabkan oleh infeksi atau
peradangan yang mungkin disebabkan oleh penyakit menular seksual,
gejala keganasan pada organ reproduksi adanya benda asing dalam uterus
dan vagina. Keputihan juga disebabkan oleh bagaiman kita dalam merawat
organ reproduksi kita, misalnya mencuci vagina dengan air kotor,
pemakaian pembilas vagina yang berlebihan, penggunaan celana dalam
dengan bahan yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana
dalam, menggunakan pembalut dalam waktu yang relative lama
Keluarnya caian berwana putih kekuningan atau berwarna putih
kelabu dari saluran vagina, cairan ini dapat encer atau kental dan kadang-
kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum
atau sesudah haid pada wanita tertentu. Pada penderita tetentu, terdapat
rasa gatal yang menyertainya. Biasanya keputihan yang normal tidak
disertai dengan rasa gatal keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang
terlalu lelah atau daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan terseut
berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang
terinfeksi, atau alat kelamin luar. Pada bayi perempuan yang baru lahir,
dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan
akibat pengaruh hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau uri. Gadis
muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas,
biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya (Joseph, 2011).
4. Faktor penyebab keputihan (Setiawati, 2013)
a). Infeksi pada vagina Infeksi dapat disebkan oleh jamur (Candida
Albicans), parasit (Tricomona vaginalis), bakteri (Gonorrhea/Chlamydia),
dan virus (Human papilloma virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina
yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis.Bakterial vaginosis
merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan
dan bau tak sedap. Hal ini disebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri
pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
23
b). Faktor hygiene yang kurang Kebersihan daerah vagina yang kurang
dapat menyebabkan timbulnya keputihan.Hal ini terjadi karena
kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri pathogen penyebab
infeksi mudah menyebar.
c). Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikostiroid, dan pil KB) Dalam
waktu lama. Karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic yang
terlalu lama dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh.Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita.Biasanya
pada wanita yang mengkomsumsi antibiotic timbul keputihan.
d.) StressOtak, mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor
otak mengalami stress maka hormonal didalam tubuh mengalami
perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
e). Alergi Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal
dari selimut, celana,dan lainnya. Biasanya karna luka seperti tusukan,
benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan,
seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya akibat keputihan pada
kehamilan.
f). Infeksi Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan
meningkatkan risiko persalinan premature dan janinyya juga beresiko
mengalami infeksi. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau
segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan
terjadi adanya infeksi,jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat
menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi
sebelum waktunya.
5. Dampak flour albus pada kehamilan
Keputihan dalam kehamilan muncul dikarenakan adanya peningkatan
hormonal selama kehamilan.Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan
berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah
banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini
24
merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar
area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat.Namun jika keputihan disertai dengan
gatal-gatal dan berbau segera periksa kedokter anda. Karena dengan kondisi
ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan
pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan
timbul kontraksi sebelum waktunya. Khusus perempuan yang sering
menggunakan pembersih kewanitaan. Perlu diketahui tidak semua bakteri
merugikan. Secara alami, pada vagina terdapat bakteri menyehatkan yang
berfungsi membunuh bakteri yang merugikan tubuh. Jika terlalu sering
menggunakan sabun, bakteri baik yang menyehatkan akan mati. Selain itu,
bahan kimia sabun dapat menyebabkan iritasi, sebab kulit mulut Rahim
sangat tipis sehingga iritasi yang timbul dapat memicu kanker mulut Rahim
(Joseph, 2010).
Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena
pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya
adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina
serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Dampak dari
keputihan pada ibu hamil bila tidak diatasi adalah:
1. merasa tidak nyaman
2. kanker rahim
3. kehamilan ektopik
Dampak keputihan pada janin adalah :
1. Kebutaan pada bayi
2. Kematian Janin
3. Berat badan bayi lahir rendah
4. Infeksi asendrem
Dampak keputihan pada Persalinan adalah :
1. Ketuban pecah dini
2. Persalinan kurang bulan (prematuritas)
3. Infeksi intrapartum (Maharani,2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL NY.”S“ G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 25-26 MINGGU
DI PUSKESMAS PEMATANG KANDIS KABUPATEN MERANGIN
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sei Ulak Alamat : Sei Ulak
Gol.Darah :A Gol.Darah :A
No HP/WA : 081366xxxxx
2. Alasan datang berkunjung
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluhkan
keputihan berwarna putih susu, tidak berbau tidak gatal, agak banyak, ibu
merasa tidak nyaman.
3. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 1-6-2022
b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan belum pernah keguguran
c. Ibu mengatakan sejak 1 minggu yang lalu mengalami keputihan
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lamanya Haid : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari
25
26
Jumlah Darah Haid : Ibu mengatakan saat haid dalam sehari 2-3x ganti
pembalut
Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan
Keluhan : kadang nyeri perut bagian bawah
5. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : Sah
Kawin Ke : 1 kali
Umur Menikah : 24 tahun
Lama Menikah : 6 tahun
Jarak menikah dengan kehamilan I : 1 bulan tahun
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
G2 P1 Tanggal Usia Jenis Penolong Penyulit BBL Keadaan
A0 H1 Partus Ibu Persalinan Persalinan Anak
Sekarang
1 Maret 25 Normal Bidan Tidak 3200 Sehat
2018 tahun Ada gram
ini
b. TP : 8- 3-2023
8. Riwayat Gynekologi
Tidak menderita penyakit seperti infertilitas, cervisitis cronis, polip serviks,
infeksi virus, endometriosis, kanker kandungan, penyakit menular seksual
(PMS), myoma serta tidak pernah mengalami operasi kandungan.
9. Riwayat Keluarga Berencana
27
Mandi : 1x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok Gigi : Setiap mandi
Ganti Pakaian Dalam : Setiap habis mandi
Ganti Pakaian Luar : Setiap habis mandi
Genetalia : Bersih
d. Istirahat dan tidur
Tidur siang : 1 – 2 jam
Tidur malam : 8 jam
Keluhan : tidak ada
e. Olahraga
Jenis : jalan pagi
Frekuensi : 2x seminggu
Keluhan : tidak ada
f. Hubungan seksual
Frekuensi sebelum hamil : 2x seminggu
Frekuensi selama hamil : 1x seminggu
Keluhan : tidak ada
g. Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minumam Keras : tidak ada
Obat-obatan : Bidan
Jamu : tidak ada
h. Pola aktivitas pekerjaan sehari-hari: melakukan pekerjaan rumah
a. Psikososial
c. Kultural : Baik
d. Spiritual : Baik
B. OBJEKTIF
1. Data umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA
1). Berat Badan : 50 Kg Berat Badan Sebelum Hamil:56Kg
2). Tinggi Badan : 158 cm
3). LILA : 26 cm
e. Tanda-tanda vital
1). TD : 110/68 mmhg
2). Nadi : 100 x/i
3). Pernafasan : 22 x/i
4). Suhu : 36,5 ˚C
f. Postur tubuh : Normal
2. Data khusus
a. Kepala
Rambut : Rambut bersih, hitam dan tidak rontok
Muka : agak Pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak cekung, Simetris, congjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak oedema
30
1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, linea alba, tidak ada
strie, pembesaran perut sesuai umur kehamilan
2) Palpasi :
Leopold I : sepusat, bokong
Leopold II : pu-ki
Leopold III : kepala, nelum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
3) Auskultasi
DJJ: Punctum Max : 3 jari dibawah kiri pusat
Frekuensi : 148x/i
Teratur/tidak : Teratur
e. Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices.
Bawah : Kuku bersih, tidak ada oedema, terlihat tulang kering, tidak
ada varises
Perkusi : Reflek patela : Tidak Dilakukan
f. Kulit
Turgor kulit baik
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Golongan Darah :
2) HB : 12 gr%
3) Urin :
31
C. ASSESSMENT
1. Diagnosa :
NY. D Usia 30 tahun G2P1A0H1, usia kehamilan 25-26 minggu fisiologis
2. Masalah
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluhkan
keputihan berwarna putih susu, tidak berbau tidak gatal, agak banyak, ibu
merasa tidak nyaman
3. Kebutuhan
1) Berikan KIE tentang terjadinya keputihan
2) Berikan KIE tentang personal hygiene
3) Cara penanganan keputihan
4) Anjurkan ibu untuk kunjungan 2 minggu lagi
D. PLANNING
1. Informed consent dan membina hubungan baik dengan ibu dengan cara
menyapa ibu dengan sopan dan ramah saat pertama kali berkunjung
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
2. Memberitahu hasil pemeriksaan dalam batas normal yaitu TD : 110/68
mmHg, Nadi : 100 x/m, R : 22 x/m, S : 36,5°C. Usia kehamilan 25-26
minggu keadaan janin baik, letak janin normal presentasi kepala, belum
masuk PAP, denyut jantung janin normal 141x/m
Evaluasi : Ibu menegerti tentang hasil pemeriksaan
3. Memberikan KIE tentang terjadinya keputihan Diakibatkan karena kurang
menjaga kebersihan di sekitar genetalinya serta dapat terjadi melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang penyebab terjadinya keputihan
4. Menjaga personal hygiene, mengganti celana dalam 3 kali sehari atau setiap
kali basah, kotor, dan merasa tidak nyaman. Hindari penggunaan bedak
32
talcum tissue, atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat
menyebabkan iritasi, dan biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap
kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga personal higiens
5. Memberitahu ibu untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan
membersihkan bak mandi, ember, menara air dan bibir kloset dengan
antiseptik untuk menghindari berkembangbiak nya kuman, menganjurkan
ibu untuk memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan
6. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan buah dan sayur
7. Tidak menggunakan cairan pembersih vagina tanpa resep dokter, karena
dapat membunuh bakteri yang dapat merugikan tubuh, serta dapat
menyebabkan iritasi
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk tidak menggunakan cairan
pembersih vagina
8. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik rebusan Air Daun Sirih untuk
mengatasi kepitihan, dengan cara membasuh vagina dengan rebusan daun
sirih 3x sehari selama 1 minggu. Penggunan rebusan daun sirih hijau efektif
dalam menurunkan kejadian keputihan pada ibu hamil. Beberapa konten
yang terkandung dalam minyak esensial dari daun sirih dihasilkan oleh
minyak terbang (betiephenol), seskuiterpen, pati, diastase, gula dan zat tanin
dan alkohol yang memiliki kuman mematikan, antioksidasi dan fungisida
dan anti jamur.
Evaluasi : ibu bersedia untuk menggunakan rebusan daun sirih untuk
pengobatan keputihan
9. Memberikan tablet Fe sebanyak 30 butir untuk pemberian satu kali sehari
sebelum tidur untuk mencegah terjadi pusing dan mual.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi tablet Fe
33
S :
- Ibu mengatakan masih melakukan apa yang disarankan oleh petugas
- Ibu mengatakan keputihannya sudah berkurang
O :
- Ku : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
BB : 56 kg
TB : 158cm
TTV:
- TD : 120/70 mmhg - Nadi : 80x/i
- Suhu : 36,5 - Nafas : 20x/i
Lila : 26 cm
Kesadaran : compos mentis
K / U : baik
Leopold I : 3 jari diatas pusat, bokong
Leopold II : pu-ki
Leopold III : kepala, nelum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
DJJ : 148 x/i
TFU : 23 cm
TBJ : 1705 gr
36
37
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan
fisioliogis di Puskesmas Pematang Kandis, Kabupaten Merangin pada tahun
2022, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian pada Ny. S didapatkan, Ny. S mengalami keputihan
yang disebabkan oleh personal hygiens dan hormone hormon estrogen
dan progesterone pada kehamilan.
2. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.S ibu hamil fisiologis, dengan
keputihan yaitu berikan KIE tentang terjadinya keputihan, KIE tentang
personal hygiene, cara penanganan keputihan
3. Dari asuhan yang diberikan kepada Ny.S pada tanggal 3 Desember 2022
dan 17 Desember 2022 dilakukan 2 kali kunjungan dengan rentang waktu
2 minggu dengan terapai rebusan air daun sirih pada ibu hamil. Setelah
dilakukan asuhan selama 2 kali kunjungan tersebut maka hasil yang
didapat pada kajian terakhir yaitu keputihan ibu sudah mulai berkurang,
sudah encer dan berwarna bening,
B. Saran
Bagi penulis laporan kasus individu asuhan kebidanan kehamilan
selanjutnya melakukan pengkajian komprehensif dan mengambil diagnosis
kebidanan yang tepat menurut pengkajian yang didapatkan, melaksanakan
tindakan kebidanan dengan lebih dahulu memahami masalah dengan baik,
melakukan asuhan dengan tepat sehingga tercapai tujuan dari asuhan yang
komprehensif dan mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1120/1/LTA%20RUSYDA%20NUR
%20ATIKA.pdf
https://prosiding.htp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/60
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/download/114/94
Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasisi Bukti. Jakarta : Sagung Seto
17 Desember 2022
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
1.
2.
3.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEHAMILAN
IX. Evaluasi
1. Ibu mengerti apa saja ketidaknyamanan masa kehamilan
2. Ibu mengerti penyebab masalah ketidaknyamanan masa kehamilan
3. Ibu mnegerti cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut