Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S UMUR 30 TAHUN DENGAN


KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PEMATANG
KANDIS KABUPATEN MERANGIN

DISUSUN OLEH

RINA SETIA AGUSTIN 2215901138

PRODI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2022 – 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S UMUR 30 TAHUN DENGAN


KEHAMILAN FISIOLOGIS DI PUSKESMAS PEMATANG
KANDIS KABUPATEN MERANGIN

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Kehamilan

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal……………………

Disusun oleh :

Rina Setia Agustin 2215901138

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Bd. Marta Ulina, Am.Kep, S.Tr.Keb Ainal Mardiah, S.ST., M.Keb


Mengetahui,

Ka.Prodi Kebidanan

(Febriniwati Rifdi, SST, M.Biomed)

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu Asuhan Kebidanan
Kehamilan berjudul “Asuhan kebidanan pada Kehamilan fisiologis Pada Ny. S
Umur 30 tahun. Adapun laporan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan berterima kasih
kepada ibu Bd. Marta Ulina, Am.Kep, S.Tr.Keb Selaku pembimbing C.I
lapangan dan ibu Ainal Mardiah, SST. M.Keb selaku CI akademik yang telah
memberikan saran,arahan dan masukan terhadap laporan stase Asuhan Kehamilan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan untuk
perbaikan.

Bukittinggi, Desember 2022

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………i
Halaman Persetujuan…………………………………………………………ii
Halaman pengesahan…………………………………………………………iii
Kata Pengantar………………………………………………………………..iv
Daftar Isi……………………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Tujuan...............................................................................................................2
Manfaat Penulisan…………………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Kehamilan ..........................................................................4
B. Perubahan Fisiolgis pada Ibu Hamil ....................................................4
C. Kebutuhan Fisik Ibu hamil...................................................................7
D. Kebutuhan Psikolgis Ibu hamil ......................................................... 10
E. Faktor Resiko pada Ibu Hamil............................................................13
F. Keluhan pada masa kehamilan dan penanganannya...........................15
G. ANC....................................................................................................18
H. Keputihan……………………………………………… …..……… 20

BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………………………25


BAB IV ANALISIS KASUS……………………………………………………36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................38
B. Saran................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator yang
menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan di suatu negara. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga sehingga penilaian terhadap
status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk
dilakukan. Upaya kesehatan ibu dan anak menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui
serta bayi sampai anak prasekolah (Kemenkes RI, 2018).
Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dan anak, dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
AKI adalah jumlah kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
nifas di setiap 100.000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan AKB adalah
jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 KH.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi juga
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat karena sensitifitasnya terhadap
pelayanan kesehatan baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas (Kemenkes
RI, 2018).
Diperkirakan 75% wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan
sekali dalam hidupnya. Keputihan ini disebabkan oleh jamur dan parasit
seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis) dan Bacterial
Vaginosis. Keputihan yang disebabkan Candida 53%, Trichomonas 3,1% dan
yang tergolong oleh Bakteri 40,1% (Hoirina, 2009).
Ibu hamil cenderung akan mengalami gangguan keputihan lebih
sering daripada tidak sedang hamil (Nurlan, 2013). Leukorea atau Fluor
Albus (Keputihan) merupakan tanda dan gejala yang terjadinya pengeluaran

1
2

cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah (Eva, 2010). Fluor
Albus merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi
Fluor Albus yang patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina
terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka
keseimbangan ekosistem vagina terganggu, yang tadinya bakteri Doderlein
atau Lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada
dinding vagina untuk pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi
asam, (Eva, 2010) sebagai proteksi ekstra terhadap beberapa organisme
seperti Candida albicans (Koes, 2014).
Penyebab lain keputihan yang dialami pada wanita hamil adalah
pengaruh peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada
serviks, maka dapat menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna
keputihan karena menggandung banyak sel epitel vagina tanggal akibat
hiperplasi kehamilan normal (Diyan, 2013).
Infeksi jamur Candida albicans merupakan salah satu penyebab
keputihan. Jamur tersebut banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
lembab. Jamur dan bakteri banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan
lembab. Keputihan karena jamur ini lebih mudah menyerang wanita hamil
dikarenakan pada masa kehamilan, vagina menjadi kaya dengan kandungan
glukosa yang disebut dengan glikogen, dan ini merupakan makanan yang baik
untuk jamur dan bakteri tumbuh. Jumlah kandungan glikogen yang tinggi
berhubungan peningkatan hormon estrogen dan penurunan keasamaan
vagina.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut didapatkan rumusan masalah bagaimana
asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis pada Ny.S umur 30 tahun
kehamilan fisiologis di Puskesmas Pematang Kandis Kabupaten Merangin
3

3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis pada
Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada ibu Hamil
fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis.
b. Mampu menginterpretasi data dasar pada ibu Hamil fisiologis pada
Ny.S diPuskesmas Pematang Kandis
c. Mampu mengidentifikasikan diagnosa pada pada ibu Hamil
fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu Hamil fisiologis
pada Ny.S di Puskesmas Pematang Kandis
e. Mampu melakukan evaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan
pada ibu Hamil fisiologis pada Ny.S di Puskesmas Pematang
Kandis

4. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan Tugas ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi ilmu
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan ibu hamil fisiologis
a. Institusi
Diharapkan sebagai bahan kajian, masukan dan dasar pemikiran bagi
mahasiswa khususnya untuk studi kasus lebih lanjut guna
meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Lahan praktek
Dapat menjadi bahan masukan dalam pelayanan asuhan kebidanan
terhadap pasien dengan ibu hamil fisiologis
4

c. Bagi Pasien
Meningkatkan pengetahuan tentang penatalaksanaan dalam pelayanan
asuhan kebidanan terhadap ibu hamil fisiologis dengan keluhan-keluhan
yang dialami selama kehamilan ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan.
Menurut Winkjosastro (2002, h; 121), kehamilan adalah
prosespematangan fetus dalam endometrium hasil bertemunya ovum dan
sperma. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur,kehamilan lebih dari
43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan kehamilan antara 28-36
minggu disebut kehamilan premature.
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester. Trimester pertama,
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu), trimester ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu). (Rukiah Ai Yeyeh. 2013:2).

B. Diagnosa Kehamilan
Diagnosa merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi suatu keadaan
seseorang berdasarkan hasil olah fikir atau analisis hasil pemeriksaan dan /
atau gejala untuk mengetahui suatu keadaan atau penyebab. Adapun
penegakkan diagnosa kehamilan yang dapat dilakukan yaitu dengan salah
satu pemeriksaan, baik tanda awal kehamilan, pemeriksaan hormonal
sederhana dan/atau pemeriksaan penunjang. Tandadan gejala yang dapat
mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan diantaranya :
1) Amenorhea Tidak adanya haid pada wanita usia subur atau padamasa
reproduksi.
2) Tanda Hegar Melunaknya isthmus uteri sehingga serviks dan korpusuteri
seolah-olah terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar 4sampai 8 minggu setelah
pembuahan.
3) Tanda Goodel Pemeriksaan dalam untuk meraba serviks. Pada keadaan
tidak hamil, serviks teraba seperti ujung hidung sedangkan saat hamil teraba
seperti permukaan bibir.

5
6

4) Tanda Chadwick Adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada
mukosa vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan spekulum. Hal ini
terjadi karena adanya hiperpigmentasi dan adaanya peningkatan esterogen.
5) Ballotement Dapat dideteksi pada usia kehamilan 16 minggu hingga 20
minggu ketika jumlah air ketuban lebih besar jika dibandingkan dengan besar
janin.
C. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
Menurut Rukiah (2013), perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi
pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Uterus
Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus
menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. Ketika usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan
janin normal, maka pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri (TFU) 25
cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40
minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah Prosessus Xyfoideus
(PX).
2. Serviks Uteri
Serviks mengalami perubahan yang ditentukan sebulan setelah konsepsi
perubahan itu meliputi perubahan kekenyalan yaitu serviks menjadi lunak
(tanda goodel), pembuluh darah meningkat, lendir menutupi ostium uteri
serviks sehingga menjadi lebih mengkilap.
3. Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih
tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama
minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen
tersebut menampung janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi.
7

4. Kontraksi Braxton-Hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah
dalam plasenta.
5. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina membiru
karena pelebaran pembuluh darah.
6. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatemammotropin,
esterogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada
kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mammae menjadi lebih besar,
mammae akan membesar, lebih tegang dan aerola mammae tampak lebih
hitam karena hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting
susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrums.
7. Sistem Endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya menurun dan
penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi kelenjar endokrin
(khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal). Kadar hormon hipofise,
prolaktin meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan,
namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi disurpresi sampai plasenta
dilahirkan dan kadar esterogen menurun.
8. Sistem Kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam fungsi
imunologi secara hormonal dan seluler untuk menyesuaikan diri dengan
graft janin. Titer antibodi humoral melawan beberapa virus misalnya herves
simpleks, campak, dan influenza A menurun selama kehamilan.
9. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah mingu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam,
8

dengan meningkatnya volume tidal dan kecepatan ventilasi sehingga


memungkinkan pencampuran gas dan konsumsi oksigen meningkat.
10. Tractus Urinarus
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP (Pintu Atas
Panggul), keluhan sering kencing timbul karena kandung kencing mulai
tertekan. Pada ginjal seorang wanita hamil bertambah besar, misalnya
menemukan bahwa ginjal 1,5 cm lebih panjang selama masa nifas awal dari
pada yang diukur 6 bulan kemudian. Kecepatan fitrasi glomerulus dan aliran
plasma ginjal bertambah pada awal kehamilan, pada awal trimester kedua
sebanyak 50 persen, mekanisme tepat untuk meningkatnya hal-hal ini pada
kehamilan belum diketahui.
11. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, akibat retensi cairan intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Sfingter esopagus bawah relaksasi, sehingga
dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada. Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaksi disertai dengan penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, sehingga menyebabkan
konstipasi yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
12. Sistem Muskuleskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok,
peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan,
penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura
spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.
C. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
Kebutuhan kesehatan ibu hamil menurut Nugroho (2014) sebagai berikut:
1. Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.
Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim.
9

Kebutuhan meningkat 20 %. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-


tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak karena akan mengurangi
masukan oksigen.
2. Nutrisi
Pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan 300 kkal/hari
atau sama dengan mengonsumsi tambahan makanan 100 gr daging atau
minum 2 gelas susu. Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan kalori yang
digunakan oleh tubuh sebagai pengelola. Selain itu ibu hamil juga perlu
mengonsumsi tambahan vitamin dan tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
kehamilan yang berguna untuk mencegah anemia defisiensi besi,
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta. Makanan sehari-hari yang dapat dikonsusmsi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ibu adalah makanan yang mengandung
karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin, semua sumber
nutrisi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi nasi secukupnya, sayuran
hijau, buah- buahan, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan.
3. Personal Hygiene
Personal Hygiene penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil karena bila
tidak dijaga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil
sebaiknya mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian dalam minimal 2
kali sehari, menjaga kebersihan alat genitalia dan pakaian dalam dan
menjaga kebersihan payudara.
4. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu, sebaiknya memperbanyak intake di
siang hari dan menguranginya di malam hari dan mengganti pakaian dalam
setiap terasa lembab, dan bila selesai buang air ceboklah dengan baik.
5. Pakaian
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan mengenakan baju
biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap
10

keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar,


bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan
perut yang terus membesar. Bra disiapkan paling sedikit dua buah dengan
bukaan di depan untuk memudahkan menyusui, sepatu kenakan yang rata
bukan bertumit.
6. Seksual
Ibu hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya
sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Bila
hendak melakukan hubungan seksual sebaiknya gunakan kondom karena
prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi.
7. Istirahat/Tidur
Ibu hamil hendaknya tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Posisi
tidur untuk ibu hamil dianjurkan dalam posisi miring ke kiri, letakkan
beberapa bantal untuk menyangga. Pada ibu hamil sebaiknya banyak
menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur, walau
bukan benar-benar tidur hanya baringkan badan untuk memperbaiki
sirkulasi darah dan jangan bekerja terlalu lelah.
8. Senam Hamil
Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil sesuai dengan kondisi
ibu, senam ringan yang dapat dilakukan ibu adalah jalan pagi, sambil
menghirup udara segar dan sebelum maupun sesudah melakukan senam ibu
harus minum yang cukup.
Senam hamil bukan merupakan satu keharusan. Namun, dengan melakukan
senam hamil akan banyak memberi manfaat dalam membantu kelancaran
proses persalinan, antara lain dapat melatih pernapasan, relaksasi, menguatkan
otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan yang benar
9. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting diberikan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi
yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit
tetanus. Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi statusnya T0. Jika
11

telah mendapatkan dua dosis dengan interval min 4 minggu (pada masa
balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali) statusnya T2.
Bila telah mendapatkan TT yang ke 3 (interval min 6 bulan dari dosis ke 2)
statusnya T3. Status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval min
1 tahun dan dosis ke 3) dan status T5 didapat bila 5 dosis sudah didapat
(interval min 1 tahun dari dosis ke 4) (Ari Sulistyawati, 2013).
10. Memantau Kesejahteraan Janin
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus-
menerus agar bila ada gangguan kandungan akan bisa segera terdeteksi dan
ditanggani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau
sendiri oleh ibu adalah gerakkannya dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24
jam minimal 10 kali. Gerakan ini dirasakan dan dihitung oleh ibu sendiri
yang dikenal dengan menghitung gerakan 10. Selain dihitung secara
manual, gerakan janin dapat dipantau melalui sebuah metode yang disebut
Non-Stres Test 9 (NST), dengan cara elektroda ditempelkan di perut ibu,
yang dihubungkan dengan monitor, sehingga setiap ada gerakan janin akan
muncul suatu grafik yang tergambar jelas di layar monitor (Asrinah, dkk,
2010).
11. Persiapan Persalinan
Menurut Ari Sulistywati, 2013 ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
untuk persalinan adalah sebagi berikut :
a. Tempat dan penolong persalinan yang disepakati oleh ibu, suami dan
keluarga (dengan mempertimbangkan kemampuan finansial dan rasa
nyaman terhadap pelayanan).
b. Biaya persalinan.
c. Menentukan anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambilan
keputusan jika terjadi komplikasi yang membutuhkan rujukan.
d. Perlengkapan persiapan ibu dan bayi.
e. Kendaraan yang akan digunakan menuju tempat persalinan.
f. Mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan.
12

Selain informasi mengenai persiapan persalinan, tanda-tanda


persalinan juga harus di informasikan seperti :
a. Nyeri perut yang menjalar dari perut bagian bawah sampai
kepinggang.
b. Keluarnya lendir bercampur darah.
c. Keluar air ketuban.
D. Kebutuhan Psikologis pada Ibu Hamil
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami mengalami
perubahan psikologis dan emosional. Menurut Asrinah, dkk (2010), agar
proses psikologis dalam kehamilan berjalan normal dan baik maka ibu hamil
perlu mendapatkan dukungan dan ketidaknyamanan dalam psikologisnya.
Dukungan bisa berasal dari keluarga dan orang-orang di sekelilingnya.
1. Dukungan Keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih sayang dari
orang-orang terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu dihadapkan pada
suatu situasi yang ia sendiri mengalami ketakutan dan kesendirian,
terutama pada trimester akhir. Bidan sangat berperan dalam memberikan
pengertian ini pda suami dan keluarga (Ari Sulistyawati, 2009).
2. Dukungan dari Tenaga Kesehatan
a. Aktif melalui kelas antenatal.
b. Pasif dengan memberi kesempatan pada mereka yang mengalami
masalah untuk berkonsultasi.
c. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaan yang ada di
sekitar ibu hamil/pasca bersalin yaitu bapak (suami ibu bersalin),
kakak (saudara kandung dari calon bayi/sibling), serta faktor
penunjang.
3. Perasaan Aman dan Nyaman selama kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. Bidan bekerja sama dengan keluarga diharapkan berusaha dan
secara antusias memberikan perhatian serta mengupayakan untuk
mengatasi ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang dialami oleh ibu.
13

4. Persiapan menjadi Orang Tua


Peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan. Segala persiapan menjadi orang tua harus dipersiapkan sedini
mungkin, diantaranya:
a. Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat
melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang
kejadian yang dialami oleh masing-masing.
b. Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan di lakukan untuk
menghadapi status orang tua, yaitu:
1) 1 apabila nantik saat ibu hamil bekerja
2) Apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi (Asrinah, 2010).

5. Faktor Risiko pada Ibu Hamil


Faktor risiko pada ibu hamil menurut Depkes RI (2010) dan Poeji
Rochjati ( 2011 ) sebagai berikut:
1. Hamil lebih dari 35 tahun.
Usia ibu hamil saat hamil > 35 tahun merupakan salah satu faktor
resiko tinggi ibu hamil. Banyak wanita yang menunda usia kehamilan
bahkan sampai usia 40 tahun, dengan alasan tertentu seperti alasan
pendidikan, alasan professional, pekerjaan, (Aghamohamaidi, A and
Noortarijor M, 2011). Apabila kehamilan diatas usia 42 tahun dapat
mempengaruhi kondisi ibu,usia ibu hamil >42 tahun memiliki hubungan
signifikan dengan preeklamsia, kelahiran bayi premature, berat badan lahir
rendah, dan seksio sesarea. Penyakit hipertensi dapat menyebabkan
preeklamsia, dan mempengaruhi pertumbuhan plasenta yaitu hypertropi
plasenta. (Aghamohammadi dan Noortarijor, 2011). Kehamilan usia ibu
lebih dari 42 tahun akan mempengaruhi fungsi plasenta dan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin (Winkjosastro, 2005)
2. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang
Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan apabila kurang dari 12
bulan meningkatkan kemungkinan risiko prematur. Anemia juga lebih
14

sering terjadi jika interval antarkehamilan kurang dari satu tahun (Wheeler,
2004).
Menurut BKKBN, jarak kehamilan yang paling tepat adalah 2 tahun
atau lebih. Jarak kehamilan yang pendek akan mengakibatkan belum
pulihnya kondisi tubuh ibu setelah melahirkan. Sehingga meningkatkan
risiko kelemahan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2013). Ibu hamil dengan
persalinan terakhir > 10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dan
persalinan ini seolah-olah mengalami persalinan yang pertama lagi. Bahaya
yang dapat terjadi :
a. Persalinan dapat berjalan tidak lancar
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Penyakit ibu Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain.
3. Anemia
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah ibu yang terjadi
akibat peningkatan volume plasma, bukan akibat peningkatan sel darah
merah. Walaupun terjadi peningkatan sel darah merah namun jumlahnya
tidak seimbang dengan peningkatan volume plasma, sehingga
mengakibatkan penurunan kadar haemoglobin (Varney, Kriebs, dan Gegor,
2007).
4. Riwayat keluarga
Riwayat BBLR berulang dapat terjadi biasanya pada kelainan
anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum padapada
uterus avascular dan terjadi kegagalan vaskularisasi ini menyebabkan
gangguan pada perkembangan plasenta hal ini juga didukung oleh faktor
usia ibu > 35 tahunyang mempengaruhi perkembangan plasenta. Septum
mengurangi kapasiatas dan endometrium sehingga dapat menghambat
pertumbuhan janin, selain itu juga dapat menyebabkan keguguran pada
trimester dua dan persalinan premature (Prawirohardjo, 2008).
15

F. Keluhan Pada Masa Kehamilan dan Penanganannya

Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan


plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan pengaruh
pada system organ maternal. Pada saat kehamilan kadar progesteron
mengalami peningkatan dari masa sebelum hamil. Penantian dan persiapan
akan persalinan mempengaruhi psikologi ibu. Ibu merasa khawatir terhadap
proses persalinan yang akan dihadapinya dan keadaan bayi saat dilahirkan,
sehingga dukungan pedamping sangat dibutuhkan.
Perubahan-perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya keluhan-
keluhan fisologis pada kehamilan, yaitu :

1. Sering Berkemih
Keluhan berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus
yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang serta frekuensi meningkat. Menjelang akhir kehamilan,
presentasi terendah janin memasuki pintu atas panggul (PAP), sehingga
menyebabkan dasar kandung kemih terdorong ke depan dan ke atas
(Husin, 2014).
Cara mengurangi sering berkemih yaitu dengan kosongkan kandung
kemih, minum pada siang hari, kurangi minum pada malam hari kecuali
menggangu tidur dan mengalami kelelahan, hindari minum teh atau kopi
sebagai diuresis (Hani, 2011).
2. Heartburn/Nyeri Dibagian Atas Perut
Keluhan ini disebabkan oleh meningkatnya kadar progesteron attau
meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari otot polos,
sehingga terjadi penurunan irama pergerakan lambung dan penurunan
tekanan pada sfingter esofagus bahwa yang memungkinkan untuk
makanan dan asam lambung lolos dari daerah lambung ke esofagus
sehingga menyebabkan peradangan pada esofagus dan adanya sensasi rasa
terbakar pada perut (Husin, 2014).
16

Cara mengatasinya menghindarai berbaring dalam waktu 3 jam


setelah makan, menghindari dan mengurangi asupan makanan yang dapat
merangsang terjadinya refleks seperti makanan berminyak, pedas, bersoda,
dan asam, makan dalam porsi kecil tapi sering, hindari rokok, asapprokok,
alkohol, dan coklat, tidur dengan kaki tinggikan.
3. Sesak napas/rasa sesak didada
Keluhan sesak nafas atau rasa sesak didada terjadi karena adanya
perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks
akibat pembesaran uterus yang mendorong diafragma serta peningkatan
volume darah yang mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah
menjadi lebih berat dan secara tidak langsung berpengaruh pada frekuensi
pernapasan ibu hamil (Husin, 2014). Penanganannya :
a. Mengurangi aktivitas berat dan berlebihan
b. Posisi duduk ibu hamil dengan punggung tegak atau bisa disanggah
dengan bantal pada bagian punggung.
c. Menghindari posisi tidur terlentang karena akan mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi akibat tertekannya
vena (Suppin Hipotension Sindrom).
d. Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang.
4. Bengkak pada kaki
Menurut Husin (2014), bengkak atau udema adalah penumpukan atau
retensi cairan pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan
intraselular ke ekstraselular. udema pada kaki biasa dikeluhkan pada usia
kehamilan diatas 34 mingggu. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang
semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan
bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi
cairan semakin besar. Asuhan yang dapat diberikan berupa :
a. Anjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama saat duduk
dan tidur. Hindari duduk dengan posisi kaki menggantung. Pada saat
tidur posisikan kaki sedikit tinggi. Saat istirahat dengan berbaring bisa
miring ke kiri, kaki agak di tinggikan.
17

b. Hindari mengenakan pakaian ketat dan berdiri lama, serta duduk tanpa
adanya sandaran.
c. Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk memfasilitasi
peningkatan sirkulasi.
d. Anjurkan ibu untuk menggunakan stoking untuk dapat membantu
meringankan tekanan yang memperberat kerja dari pembuluh vena
sehingga dapat mencegah terjadinya varises.
5. Nyeri perut bawah
Menurut Ari Sulistyawati (2013), penyebab nyeri perut bagian bawah
disebabkan oleh hipertropi dan peregangan ligamentum rotundum selama
kehamilan dan tekanan dari uterus pada ligamentum rotundum karena
pembesaran uterus.
6. Kontraksi Braxton Hicks
Pada saat trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20
menit dan juga sedikit banyak berirama. Pada akhir kehamilan, kontraksi-
kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab
persalinan palsu. (Husin, 2014).
7. Nyeri pinggang
Nyeri pinggang yang terjadi pada trimester tiga merupakan salah satu
akibat dari perubahan system muskuloskeletal yaitu meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus, bentuk tubuh selalu
menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya
otot abdomen (Sulistyawati, 2013).
8. Keputihan
Peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat
dari peningkatan kadar estrogen. Peningkatan lendir serviks ini disebut
dengan operculum. Asuhan yang diberikan yaitu tingkatkan kebersihan
dengan mandi setiap hari, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun
agar menyerap cairan, hindari pemakaian pantyliner (Sulistyawati, 2013).
18

G. Antenatal Care ( ANC )

Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu


hamil sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah
kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
dan perencanaan persalinan Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Kemenkes RI,
2016). Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil
untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu
hamil normal atau bermasalah (Ai Yeyeh, 2009).
Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu: mengumpulkan
informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun
membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi
komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia
kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan ibu Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan
antenatal yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
19

Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan


yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali
pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama
( kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan
diatas 12 minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan
diatas 24 minggu sampai 40 minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada
ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )
5. Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )
6. Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT
) bila diperlukan.
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah ( Hb),
pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya ),
pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan.
9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.
10. Temu wicara ( konseling ) ( Permenkes,2016 ).
20

H. Keputihan
1. Pengertian keputihan/ Flour albus
Flour albus/Keputihan adalah merupakan tanda dan gejala yang
ditandai dengan keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak
berupa darah di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai
rasa gatal setempat. Penyebab keputihan dapat secara normal (fisiologis)
maupun (patologis) yang dipengaruhi oleh hormone tertentu. Cairanyya
berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak pada
perempuan yang terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur
(ovulasi) (Kusmiran,2011).
Sedangkan Keputihan/Flour albus yang tidak normal (patologis)
biasa disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena mencuci
vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian
pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan
adanya benda asing dalam vagina.Selain karena infeksi, keputihan dapat
juga disebabkan oleh masalah hormonal, celana yang tidak menyerap
keringat, dan penyakit menular seksual. Cairanya berwarna
putih/hijau/kuning, berbau, sangat gatal dan disertai nyeri perut bagian
bawah. Jika seseorang mengalami hal seperti itu, maka orang tersebut
harus segera berobat ke dokter. Pengobatan akan disesuaikan dengan
penyebabnya (Kusmiran,E,2011).
2. Patogenesis
flour albus Leokorea atau flour albus merupakan gejala dimana
terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa
darah.Dalam perkembangan, alat kelamin wanita mengalami perubahan
mulai dari bayi hingga menupause. Flour albus merupakan keadaan yang
dapat terjadi fisiologis dan dapat menjadi flour albus yang patologis
karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit
seperti jamur, parasit, bakteri dan virus maka keseimbangan ekosistem
vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau lactobasillus
21

memakan glikgen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina


untuk pertumbuhanyya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini
tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina membuat
kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina
(Sibagariang, 2010).
Lendir vagina umumnya semakin banyak selama kehamilan yang
disebabkan oleh peningkatan suplai darah dan perubahan homonal, yang
kemudian menyebabkan peningkatan produksi lendir dari serviks dan
perubahan keseimbangan pH pada lapisan vagina. jika lendir vagina
menyebababkan rasa gatal baik didalam atau diluar vagina, berwarna
krem, abu-abu, kehijauan atau bernoda darah atau jika mengeluarkan bau
tidak lazim, mungkin karena terkena infeksi yang harus dirawat sebelum
memasuki proses persalinan. Sebagian besar infeksi vagina dapat
disembukan, namun jika tidak dirawat dapat ditularkan kejanin saat dia
melewati jalan kelahiran dan ini dapat menyerang mata, mulut atau saluran
pencernaan janin (Onggo,2012).
3. Klasifikasi keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina,
keputihan ada dua jenis, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan
patologis. Keputihan fisiologis pada perempuan terjadi pada saat
menjelang menstruasi,pertengahan siklus menstruasi, dan setelah
menstruasi. Jumlahnya tidak terlalu banyak, berwarna jernih,putih (kadang
meninggalkan warna kekuningan di celana dalam), tidak berbau, dan tidak
disertai rasa gatal, nyeri, bengkak pada organ kelamin, panas dan perih
pada saat buang kemih (air kencing), dan nyeri perut bagian bawah.
Umumnya keputihan fisiologis disebabkan oleh proses hormonal dalam
tubuh. Keputihan patologis ditandai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan banyak, berwarna kuning, hijau, merah kecoklatan (karena
bercampur darah), putih seperti susu basi, berbau amis/busuk. Perempuan
yang mengalami keputihan patologis umumnya mempunyai keluhan-
keluhan seperti gatal,nyeri, bengkak pada organ kelamin,panas dan pedih
22

ketika buang air kemih(kencing), dan nyeri perut bagian bawah perut.
Keputihan patologis kemungkinan disebabkan oleh infeksi atau
peradangan yang mungkin disebabkan oleh penyakit menular seksual,
gejala keganasan pada organ reproduksi adanya benda asing dalam uterus
dan vagina. Keputihan juga disebabkan oleh bagaiman kita dalam merawat
organ reproduksi kita, misalnya mencuci vagina dengan air kotor,
pemakaian pembilas vagina yang berlebihan, penggunaan celana dalam
dengan bahan yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana
dalam, menggunakan pembalut dalam waktu yang relative lama
Keluarnya caian berwana putih kekuningan atau berwarna putih
kelabu dari saluran vagina, cairan ini dapat encer atau kental dan kadang-
kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum
atau sesudah haid pada wanita tertentu. Pada penderita tetentu, terdapat
rasa gatal yang menyertainya. Biasanya keputihan yang normal tidak
disertai dengan rasa gatal keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang
terlalu lelah atau daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan terseut
berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang
terinfeksi, atau alat kelamin luar. Pada bayi perempuan yang baru lahir,
dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan
akibat pengaruh hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau uri. Gadis
muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas,
biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya (Joseph, 2011).
4. Faktor penyebab keputihan (Setiawati, 2013)
a). Infeksi pada vagina Infeksi dapat disebkan oleh jamur (Candida
Albicans), parasit (Tricomona vaginalis), bakteri (Gonorrhea/Chlamydia),
dan virus (Human papilloma virus). Jenis infeksi yang terjadi pada vagina
yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis.Bakterial vaginosis
merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan
dan bau tak sedap. Hal ini disebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri
pathogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
23

b). Faktor hygiene yang kurang Kebersihan daerah vagina yang kurang
dapat menyebabkan timbulnya keputihan.Hal ini terjadi karena
kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri pathogen penyebab
infeksi mudah menyebar.
c). Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikostiroid, dan pil KB) Dalam
waktu lama. Karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic yang
terlalu lama dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh.Sedangkan
penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita.Biasanya
pada wanita yang mengkomsumsi antibiotic timbul keputihan.
d.) StressOtak, mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor
otak mengalami stress maka hormonal didalam tubuh mengalami
perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan.
e). Alergi Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang
dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti
tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal
dari selimut, celana,dan lainnya. Biasanya karna luka seperti tusukan,
benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan,
seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya akibat keputihan pada
kehamilan.
f). Infeksi Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan
meningkatkan risiko persalinan premature dan janinyya juga beresiko
mengalami infeksi. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau
segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan
terjadi adanya infeksi,jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat
menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi
sebelum waktunya.
5. Dampak flour albus pada kehamilan
Keputihan dalam kehamilan muncul dikarenakan adanya peningkatan
hormonal selama kehamilan.Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan
berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah
banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini
24

merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar
area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak
terlalu ketat dan menyerap keringat.Namun jika keputihan disertai dengan
gatal-gatal dan berbau segera periksa kedokter anda. Karena dengan kondisi
ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan
pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan
timbul kontraksi sebelum waktunya. Khusus perempuan yang sering
menggunakan pembersih kewanitaan. Perlu diketahui tidak semua bakteri
merugikan. Secara alami, pada vagina terdapat bakteri menyehatkan yang
berfungsi membunuh bakteri yang merugikan tubuh. Jika terlalu sering
menggunakan sabun, bakteri baik yang menyehatkan akan mati. Selain itu,
bahan kimia sabun dapat menyebabkan iritasi, sebab kulit mulut Rahim
sangat tipis sehingga iritasi yang timbul dapat memicu kanker mulut Rahim
(Joseph, 2010).
Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena
pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya
adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina
serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Dampak dari
keputihan pada ibu hamil bila tidak diatasi adalah:
1. merasa tidak nyaman
2. kanker rahim
3. kehamilan ektopik
Dampak keputihan pada janin adalah :
1. Kebutaan pada bayi
2. Kematian Janin
3. Berat badan bayi lahir rendah
4. Infeksi asendrem
Dampak keputihan pada Persalinan adalah :
1. Ketuban pecah dini
2. Persalinan kurang bulan (prematuritas)
3. Infeksi intrapartum (Maharani,2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU HAMIL NY.”S“ G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 25-26 MINGGU
DI PUSKESMAS PEMATANG KANDIS KABUPATEN MERANGIN

Hari/tanggal : Sabtu, 3 Desember 2022


Pukul : 10.00 WIB
A. SUBJEKTIF

1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. R
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sei Ulak Alamat : Sei Ulak
Gol.Darah :A Gol.Darah :A
No HP/WA : 081366xxxxx
2. Alasan datang berkunjung
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluhkan
keputihan berwarna putih susu, tidak berbau tidak gatal, agak banyak, ibu
merasa tidak nyaman.
3. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 1-6-2022
b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan belum pernah keguguran
c. Ibu mengatakan sejak 1 minggu yang lalu mengalami keputihan
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lamanya Haid : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari

25
26

Jumlah Darah Haid : Ibu mengatakan saat haid dalam sehari 2-3x ganti
pembalut
Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan
Keluhan : kadang nyeri perut bagian bawah
5. Riwayat Perkawinan
Status Pernikahan : Sah
Kawin Ke : 1 kali
Umur Menikah : 24 tahun
Lama Menikah : 6 tahun
Jarak menikah dengan kehamilan I : 1 bulan tahun
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
G2 P1 Tanggal Usia Jenis Penolong Penyulit BBL Keadaan
A0 H1 Partus Ibu Persalinan Persalinan Anak
Sekarang
1 Maret 25 Normal Bidan Tidak 3200 Sehat
2018 tahun Ada gram
ini

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Pada hamil muda ini ibu mengatakan bahwa ibu mengalami mual dan
pusing.
a. HPHT : 1 Juni 2022

b. TP : 8- 3-2023

c. Usia Kehamilan : 25-26 minggu

8. Riwayat Gynekologi
Tidak menderita penyakit seperti infertilitas, cervisitis cronis, polip serviks,
infeksi virus, endometriosis, kanker kandungan, penyakit menular seksual
(PMS), myoma serta tidak pernah mengalami operasi kandungan.
9. Riwayat Keluarga Berencana
27

Ibu mengatakan sebelum kehamilan ini menggunakan KB implant selama 3


tahun

10. Riwayat kesehatan


a. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah diderita seperti
Jantung, Hipertensi, Diabetes Melitus, TBC, Asma, Hepatitis serta tidak
ada riwayat operasi abdomen/SC.
b. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan
seperti Hipertensi, Pre Eklamsi, dan Eklamsi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan ada tidak ada riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
e. Riwayat alergi : Tidak ada
11. Pola kegiatan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan : Frekuensi : 3-4x sehari, porsi sedang
Menu : nasi+ lauk pauk dan sayuran.
Porsi :1 piring
Keluhan : tidak ada
Minum :Frekuensi : 8x sehari/gelas
Jenis : Air putih
Keluhan : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB :Frekuensi : 1x sehari, kadang 2 hari sehari
Konsistensi : Lunak, kadang agak keras
Keluhan : Ibu mengatakan akhir-akhir ini agak susah BAB
BAK : Frekuensi : 6-7 x sehari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
c. Personal hygiene
28

Mandi : 1x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok Gigi : Setiap mandi
Ganti Pakaian Dalam : Setiap habis mandi
Ganti Pakaian Luar : Setiap habis mandi
Genetalia : Bersih
d. Istirahat dan tidur
Tidur siang : 1 – 2 jam
Tidur malam : 8 jam
Keluhan : tidak ada
e. Olahraga
Jenis : jalan pagi
Frekuensi : 2x seminggu
Keluhan : tidak ada
f. Hubungan seksual
Frekuensi sebelum hamil : 2x seminggu
Frekuensi selama hamil : 1x seminggu
Keluhan : tidak ada
g. Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minumam Keras : tidak ada
Obat-obatan : Bidan
Jamu : tidak ada
h. Pola aktivitas pekerjaan sehari-hari: melakukan pekerjaan rumah

12. Riwayat Psikososial, ekonomi, kultural dan spiritual

a. Psikososial

1) Ibu mengatakan hubungan Ibu dengan Keluarga Baik


2) Ibu mengatakan perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan
yang kedua ini yaitu senang dan menerima
29

3) Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu


suami
4) Ibu mengatakan tempat dan petugas yang diinginkan untuk
membantu persalinan yaitu BPM
5) Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : Rumah Sakit
b. Ekonomi : Baik

c. Kultural : Baik

d. Spiritual : Baik

B. OBJEKTIF
1. Data umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan Emosional : Stabil
d. Pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA
1). Berat Badan : 50 Kg Berat Badan Sebelum Hamil:56Kg
2). Tinggi Badan : 158 cm
3). LILA : 26 cm
e. Tanda-tanda vital
1). TD : 110/68 mmhg
2). Nadi : 100 x/i
3). Pernafasan : 22 x/i
4). Suhu : 36,5 ˚C
f. Postur tubuh : Normal

2. Data khusus
a. Kepala
Rambut : Rambut bersih, hitam dan tidak rontok
Muka : agak Pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak cekung, Simetris, congjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak oedema
30

Telinga : Simetris, normal, bersih, tidak ada serumen


Hidung : Normal, bersih, tidak ada secret, dan tidak ada polip
Mulut : Bibir sedikit pucat, gigi tidak ada caries dan tidak ada stomatitis
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kalenjar tiroid dan limfe
c. Payudara
1) Inspeksi : Payudara simetris, putting menonjol, areola
hiperpigmentasi
2) Palpasi : Tidak ada pembengkakan
d. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, linea alba, tidak ada
strie, pembesaran perut sesuai umur kehamilan
2) Palpasi :
Leopold I : sepusat, bokong
Leopold II : pu-ki
Leopold III : kepala, nelum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
3) Auskultasi
DJJ: Punctum Max : 3 jari dibawah kiri pusat
Frekuensi : 148x/i
Teratur/tidak : Teratur
e. Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, tidak ada oedema, tidak ada varices.
Bawah : Kuku bersih, tidak ada oedema, terlihat tulang kering, tidak
ada varises
Perkusi : Reflek patela : Tidak Dilakukan
f. Kulit
Turgor kulit baik
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Golongan Darah :
2) HB : 12 gr%
3) Urin :
31

Protein Urin : Tidak dilakukan


Glukosa Urin : Tidak di lakukan
3) Pemeriksaan Penunjang lain : Tidak dilakukan

C. ASSESSMENT
1. Diagnosa :
NY. D Usia 30 tahun G2P1A0H1, usia kehamilan 25-26 minggu fisiologis
2. Masalah
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengeluhkan
keputihan berwarna putih susu, tidak berbau tidak gatal, agak banyak, ibu
merasa tidak nyaman
3. Kebutuhan
1) Berikan KIE tentang terjadinya keputihan
2) Berikan KIE tentang personal hygiene
3) Cara penanganan keputihan
4) Anjurkan ibu untuk kunjungan 2 minggu lagi
D. PLANNING
1. Informed consent dan membina hubungan baik dengan ibu dengan cara
menyapa ibu dengan sopan dan ramah saat pertama kali berkunjung
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
2. Memberitahu hasil pemeriksaan dalam batas normal yaitu TD : 110/68
mmHg, Nadi : 100 x/m, R : 22 x/m, S : 36,5°C. Usia kehamilan 25-26
minggu keadaan janin baik, letak janin normal presentasi kepala, belum
masuk PAP, denyut jantung janin normal 141x/m
Evaluasi : Ibu menegerti tentang hasil pemeriksaan
3. Memberikan KIE tentang terjadinya keputihan Diakibatkan karena kurang
menjaga kebersihan di sekitar genetalinya serta dapat terjadi melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah.
Evaluasi : Ibu mengerti tentang penyebab terjadinya keputihan
4. Menjaga personal hygiene, mengganti celana dalam 3 kali sehari atau setiap
kali basah, kotor, dan merasa tidak nyaman. Hindari penggunaan bedak
32

talcum tissue, atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat
menyebabkan iritasi, dan biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap
kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga personal higiens
5. Memberitahu ibu untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan
membersihkan bak mandi, ember, menara air dan bibir kloset dengan
antiseptik untuk menghindari berkembangbiak nya kuman, menganjurkan
ibu untuk memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan
6. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan buah dan sayur
7. Tidak menggunakan cairan pembersih vagina tanpa resep dokter, karena
dapat membunuh bakteri yang dapat merugikan tubuh, serta dapat
menyebabkan iritasi
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk tidak menggunakan cairan
pembersih vagina
8. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik rebusan Air Daun Sirih untuk
mengatasi kepitihan, dengan cara membasuh vagina dengan rebusan daun
sirih 3x sehari selama 1 minggu. Penggunan rebusan daun sirih hijau efektif
dalam menurunkan kejadian keputihan pada ibu hamil. Beberapa konten
yang terkandung dalam minyak esensial dari daun sirih dihasilkan oleh
minyak terbang (betiephenol), seskuiterpen, pati, diastase, gula dan zat tanin
dan alkohol yang memiliki kuman mematikan, antioksidasi dan fungisida
dan anti jamur.
Evaluasi : ibu bersedia untuk menggunakan rebusan daun sirih untuk
pengobatan keputihan
9. Memberikan tablet Fe sebanyak 30 butir untuk pemberian satu kali sehari
sebelum tidur untuk mencegah terjadi pusing dan mual.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi tablet Fe
33

10. Anjurkan ibu untuk kunjungan 2 minggu lagi untuk mengetahui


perkembangan dari keluhan ibu
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 2
minggu lagi
34

CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


FISIOLOGIS PADA Ny. S UMUR 30 TH

Tanggal : 24 Desember 2022

Jam : 11.00 WIB

S :
- Ibu mengatakan masih melakukan apa yang disarankan oleh petugas
- Ibu mengatakan keputihannya sudah berkurang

O :
- Ku : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis

 BB : 56 kg
 TB : 158cm
 TTV:
- TD : 120/70 mmhg - Nadi : 80x/i
- Suhu : 36,5 - Nafas : 20x/i
 Lila : 26 cm
 Kesadaran : compos mentis
 K / U : baik
 Leopold I : 3 jari diatas pusat, bokong
 Leopold II : pu-ki
 Leopold III : kepala, nelum masuk PAP
 Leopold IV : Tidak dilakukan
 DJJ : 148 x/i
 TFU : 23 cm
 TBJ : 1705 gr

A : NY. S Usia 30 tahun G2P1A0H1, usia kehamilan 28-29 minggu fisiologis


Masalah : Tidak Ada
35

Tindakan segera : Tidak ada


P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, TTV : TD : 120/70 mmHg, N: 80 x/i, P: 20x/i,
S:36,5 ˚C, dari periksaan didapatkan ibu hamil 28-29 minggu, TFU 3 jari
diatas pusat,
Evaluasi : Ibu mengerti dengan keadaanya
2. Informasikan agar ibu tetap menjaga personal hygiene, mengganti celana
dalam 3 kali sehari atau setiap kali basah, kotor, dan merasa tidak nyaman.
Hindari penggunaan bedak talcum tissue, atau sabun dengan pewangi pada
daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi, dan biasakan membasuh
dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga personal higiens
3. Menginformasikan agar tidak menggunakan cairan pembersih vagina tanpa
resep dokter, karena dapat membunuh bakteri yang dapat merugikan tubuh,
serta dapat menyebabkan iritasi
Evaluasi : Ibu mengatakan bersedia untuk tidak menggunakan cairan
pembersih vagina
4. Memberitahu ibu untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan
membersihkan bak mandi, ember, menara air dan bibir kloset dengan
antiseptik untuk menghindari berkembangbiak nya kuman, menganjurkan
ibu untuk memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan
5. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur
Evaluasi : Ibu bersedia untuk makan buah dan sayur
6. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ada keluhan
Evaluasi :ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan segera control bila
ada keluhan
BAB IV
ANALISIS KASUS

Pada kasus ini Ny. S umur 30 Tahun sedang melakukan pemeriksaan


kehamilan anak kedua. Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa
Ny. DS usia Kehamilan 25-26 minggu,mengeluh keputihan nya Ibu mengatakan
ada pengeluaran cairan dari vagina cair dan agak banyak jumlah nya, Ibu
mengatakan mengganti celana setiap habis mandi, namun tidak mengganti celana
dalam setiap kali jika basah maupun lembab dan cara membasuh vagina dari arah
belakang kedepan. Ibu mengatakan merasa tidak nyaman dengan keputihannya.
Sistem reproduksi pada ibu hamil rentan terkena infeksi, karena daya tahan ibu
hamil menurun dan meningkatkan kebutuhan metabolisme (Elisabeth, 2015). Ibu
hamil cenderung akan mengalami gangguan keputihan lebih sering, daripada tidak
sedang hamil, dan keputihan pada ibu hamil disebabkan oleh jamur dan Bacterial
Vaginosis (BV) (Elisabeth, 2015)
Keputihan dalam kehamilan sering dianggap sebagai hal biasa terjadi dan
sering luput dari perhatian ibu maupun petugas kesehatan yang sering melakukan
pemeriksaan kehamilan. Meskipun tidak semua keputihan dapat disebabkan oleh
infeksi, beberapa keputihan dalam kehamilan yang dapat berbahaya karena dapat
menyebabkan persalinan kurang kurang bulan, ketuban pecah sebelum waktunya
atau bayi dengan berat lahir rendah (Pribakti,2012).
Penyebab lain keputihan yang dialami pada wanita hamil adalah pengaruh
peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada serviks, maka dapat
menghasilkan cairan mukoid yang berlebihan, berwarna keputihan karena
menggandung banyak sel epitel vagina tanggal akibat hiperplasi kehamilan
normal (Diyan, 2013)
Penangan keputihan pada ibu hamil bisa dengan menggunakan dauh sirih.
Penggunaan daun sirih hingga satu minggu dapat mengurangi keluhan keputihan
pada ibu hamil dengan mengurangi jumlah lendir tanpa mempengaruhi keputihan,
sehingga reaktif aman untuk mengurangi keputihan pada ibu hamil. Daun sirih

36
37

dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan


seperti candida albicans yang merupakan penyebab keputihan patologis.
Selain itu penanganan keputihan yang bisa dilakukan adalah menjaga
personal hygiene, mengganti celana dalam 3 kali sehari atau setiap kali basah,
kotor, dan merasa tidak nyaman. Hindari penggunaan bedak talcum tissue, atau
sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi, dan
biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
Pencegahan yang lain juga bias dilakukan agar ibu memperhatikan
kebersihan lingkungan dengan membersihkan bak mandi, ember, menara air dan
bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari berkembangbiak nya kuman,
menganjurkan ibu untuk memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah
menyerap. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur
Ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi sekitar 1000 mg sepanjang
kehamilannya. Tablet besi (Fe) sangat aman dikonsumsi dan sangat dianjurkan
bagi ibu hamil untuk mencegah kekurangan zat besi dan asam folat yang
meningkat kebutuhannya selama kehamilan agar ibu dan janinnya sehat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan kehamilan
fisioliogis di Puskesmas Pematang Kandis, Kabupaten Merangin pada tahun
2022, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian pada Ny. S didapatkan, Ny. S mengalami keputihan
yang disebabkan oleh personal hygiens dan hormone hormon estrogen
dan progesterone pada kehamilan.
2. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.S ibu hamil fisiologis, dengan
keputihan yaitu berikan KIE tentang terjadinya keputihan, KIE tentang
personal hygiene, cara penanganan keputihan
3. Dari asuhan yang diberikan kepada Ny.S pada tanggal 3 Desember 2022
dan 17 Desember 2022 dilakukan 2 kali kunjungan dengan rentang waktu
2 minggu dengan terapai rebusan air daun sirih pada ibu hamil. Setelah
dilakukan asuhan selama 2 kali kunjungan tersebut maka hasil yang
didapat pada kajian terakhir yaitu keputihan ibu sudah mulai berkurang,
sudah encer dan berwarna bening,

B. Saran
Bagi penulis laporan kasus individu asuhan kebidanan kehamilan
selanjutnya melakukan pengkajian komprehensif dan mengambil diagnosis
kebidanan yang tepat menurut pengkajian yang didapatkan, melaksanakan
tindakan kebidanan dengan lebih dahulu memahami masalah dengan baik,
melakukan asuhan dengan tepat sehingga tercapai tujuan dari asuhan yang
komprehensif dan mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan.

38
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1120/1/LTA%20RUSYDA%20NUR
%20ATIKA.pdf
https://prosiding.htp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/60
https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/download/114/94

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan) Dinas Kesehatan


Kota Demak Tahun 2013. Dinkes Provinsi Jawa Tengah

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Barupess

Husin, Farid. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasisi Bukti. Jakarta : Sagung Seto

Joseph , HK. (2010). Ginekologi dan Obsteri (Obsgyn) . Yogyakarta : Nuha.


Medika

Kusmiran, E (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta:


Salemba. Medika.

Nugroho, T, dkk. (2014). Buku Ajar Askeb1 Kehamilan. Yogyakarta: Nuha.


Medika.

Onggo, I.T. (2010). Panduan Super Lengkap Kehamilan Sehat. Yogyakarta :


New. Diglossia.

Sibagariang., Pusmaika., Rismalinda. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta: TIM.

Sulistyawati, A. 2013. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan”. Jakarta :


Salemba Medika

Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka


L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI
3 Desember 2022 :

17 Desember 2022
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
TAHUN AKADEMIK 2022-2023

Nama : Rina Setia Agustin


CI Lapangan : Bd. Marta Ulina, Am.Kep., S.Tr.Keb
Tempat Praktik : Puskesmas Pematang Kandis

No Hari/Tanggal Bimbingan Hasil Bimbingan TTD CI

1.

2.

3.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEHAMILAN

I. Topik : Kehamilan fisiologis


Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Desember 2022
Waktu : 35 menit
Tempat : Puskesmas Pematang Kandis
Sasaran : ibu hamil
II. Tujuan Intruksional Umum

Setelah di berikan penyuluhan ini di harapkan pasangan mampu


memahami dan mengerti tentang masa kehamilan dan keluhan yang
dirasakan ibu

III. Tujuan Intruksional Khusus


Pada akhir pertemuan peserta dapat :
1. Menjelaskan ketidaknyamanan masa kehamilan
2. Menjelaskan penyebab masalah ketidaknyamanan masa kehamilan
3. Menjelaskan cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut
IV. Menjelaskan cara penanganan ketidaknyamanan pada masa kehamilan
V. Materi
1. Apa saja ketidaknyamanan masa kehamilan
2. penyebab masalah ketidaknyamanan masa kehamilan
3. cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut
VI. Metode
 Ceramah
 Diskusi
 Tanya Jawab
VII. Media
Leaflet
VIII. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran


1 5 Menit 1.Pembukaan 1.Menjawab Salam
2.Salam 2.Memperhatikan
3.Perkenalkan diri dengan seksama
2 15 Menit Penyampaian materi oleh Memperhatikan
penyuluh penjelasan dan
1. Menjelaskan mendengarkan materi
ketidaknyamanan masa
kehamilan
2. Menjelaskan penyebab
masalah
ketidaknyamanan masa
kehamilan
3. Menjelaskan cara
mengatasi
ketidaknyamanan
tersebut

3 5 Evaluasi Merespon dan


1.Memberi kesempatan bertanya
kepada peserta untuk
bertanya

3 10 Menit 1.Penutup Menyimpulkan


2. Mengakhiri penyuluha bersama-sama
3. Kesimpulan Menjawab salam
4. Mengingatkan materi
pertemuan selanjutnya
5. Mengucapkan terimakasih
6. salam

IX. Evaluasi
1. Ibu mengerti apa saja ketidaknyamanan masa kehamilan
2. Ibu mengerti penyebab masalah ketidaknyamanan masa kehamilan
3. Ibu mnegerti cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut

Anda mungkin juga menyukai