DISUSUN OLEH
P1337424619004
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal pada Ny. A G2P1A0 Umur 36 Tahun Umur Kehamilan 16 minggu
dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen” tanpa halangan suatu apapun.
Terselesaikanya laporan ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Blora Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Ibu Dina Dewi Anggraini, S.ST, Keb, M.Kes selaku Pembimbing Institusi
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing kami
dalam penyusunan laporan ilmiah ini.
3. Ibu Retno Sri Hayati, S.Tr. Keb, selaku Pembimbing Klinik yang telah
memberikan pengarahan serta masukan dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Serta teman-teman dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu
atas bantuan secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan lancar.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisanya. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi
acuan dan bekal pengalaman bagi saya untuk menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Semoga laporan ilmiah yang saya buat ini dapat bermaanfaat sebagai
ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya dalam bidang kesehatan.
2
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 20
BAB V PENUTUP............................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 22
5.2 Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
diatas yaitu pada Ibu hamil Ny. A G2P1A0 Umur 36 Tahun Umur Kehamilan
16 minggu dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.
3
1.4 Manfaat Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran): merupakan ±20 %
dari semua abortus. Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang
berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. WHO
mendefinisikan sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang,
yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga
22 minggu atau kurang. Gejala abortus spontan adalah kram dan
pengeluaran darah dari jalan lahir adalah gejala yang paling umum terjadi
pada abortus spontan. Kram dan pendarahan vagina yang mungkin tejadi
sangat ringan, sedang, atau bahkan berat. Tidak ada pola tertentu untuk
berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu gejala lain yang
menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut bagian bawah, nyeri pada
punggung, pembukaan leher rahim dan pengeluaran janin dari dalam
rahim. Berdasarkan gambaran klinisnya, abortus dibagi menjadi:
1) Abortus Imminiens (keguguran mengancam). Abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. Pada
abortus ini terjadinya pendarahan uterus pada kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosisnya terjadi pendarahan melalui ostium uteri
eksternum disertai mual, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan.
Serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Pada abortus ini peristiwa
peradangan uterus pada kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya rasa mulas menjadi
lebih sering dan kuat, pendarahan bertambah.
3) Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta)
masih tertinggal di dalam rahim. Pada abortus ini pengeluaran
sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal,
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavun uteri atau
6
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan,
dapat menyebabkan syok.
4) Abortus komplit (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap. Pada abortus ini, ditemukan pendarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil dan tidak
23 memerlukan pengobatan khusus, apabila penderita anemia perlu
diberi sulfat ferrosus atau transfusi (Fauziyah, 2012: 42-45).
5) Missed Abortion (keguguran tertunda) ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-22. Pada abortus ini, apabila buah
kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
Sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan sedikit
sehingga menimbulkan gambaran abortus imminiens (Sulistyawati,
2013:123).
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), ialah abortus yang
telah berulang dan berturut-turut terjadi: sekurang-kurangnya 3X
berturut-turut.
7) Abortus infeksiosus, abortus septik Abortus infeksiosus ialah abortus
yang disertai infeksi pada alat genetalia.Abortus septik ialah abortus
yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh
(Sarwono, 2014: 467-473).
b. Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan): 80 % dari semua abortus
dibagi atas 2 yaitu:
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus. Abortus
provocatus artificialis atau abortus therapeuticus ialah pengguguran
kehamilan biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit beratmisalnya: penyakit jantung, hypertensi essentialis,
carcinoma dari serviks.
2) Abortus Provocatus criminalis Abortus buatan kriminal (abortus
propocatus criminalis) adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan
7
medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang
oleh hukum (Feryanto,2014: 41). Abortus provocatus criminalis
adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan
dilarang oleh hukum. Abortus provokatus dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglanding atau curettage dengan penyedotan (Vacum)
atau dengan sendok kuret (Pudiastusi, 2012: 41-42).
2.2 Tinjauan Khusus Abortus Inkomplit
2.2.1 Definisi
Abortus inkomplit yaitu terjadinya perdarahan pada kehamilan muda di
mana sebagian dari konsepsi sudah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
serviks yang tertinggal pada desidua, ditandai dengan perdarahan sedang
hingga banyak dan setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan,
perdarahan berlangsung terus, serviks terbuka, kram nyeri perut bagian bawah
dan terasa mules-mules, ekspulsi sebagai hasil konsepsi (Rukiyah, 2017).
2.2.2 Penyebab
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebab antara lain:
- Kelainan kromosom, misalnya trisomy, poliploidi dan kelainan
kromosom seks. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi paling
sering menyebabkan abortus, 50 % angka kejadian pada trimester
pertama, lalu insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30% dan
5-10% pada trimester ketiga.
- Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia
tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endoktrin atau sindrom ovarium
polikistik.
- Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili korlales
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menganggu
8
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain, maupun kronik seperti anemia berat,
keracunan laparotomy, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, misalnya retroversion uteri, mioma uteri, atau
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversion uteri gravida inkarserata
atau moima submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain
keguguran dalam trimester dua ialah serviks imkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks berlebihan, konisiasi,
amputasi, atau robekam serviks yang luas yang tidak dijahit.
2.2.3 Patofisiologi
Proses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun sebagai
komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis. Proses
terjadinya adalah berawal dari perdarahan pada desidua basalis yang
menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Selanjutnya sebagaian atau
seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding uterus. Hasil konsepsi yang
terlepas menjadi benda asing terhadap uterus sehingga akan dikeluarkan
langsung atau bertahan beberapawaktu. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi
korialies belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan
antara 8 minggu sampai 14 minggu villi koriales menembus disedua lebih
dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu
umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin,
disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan
tidak jika plasenta segera terlepas denagn lengkap.
9
2.2.4 Tanda dan Gejala
a. Setelah tejadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan
berlangsung terus.
b. Sering cervix tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim
yang dianggap corpus allieum, maka uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan
ini dibiarkan lama cerviksakan menutup kembali (Pudiastuti, 2012).
2.2.5 Dasar Diagnosis
a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
c. Terjadi infeksi ditandai suhu tinggi.
d. Dapat terjadi degenerasi ganas.
e. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
1) Kanalis servikalis terbuka
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim.
3) Lakukan pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri
tekan, penipisan serviks, serta kondisi ketuban.
4) Jika hasil pemeriksaan negatif, lakukan pemeriksaan denyut
jantung janin untuk menentukan kelangsungan hidup janin dan
tenangkan keadaan ibu.
5) Jika perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui uterus lebih
besar dari yang harusnya mungkin menunjukkan kehamilan ganda
atau molahidatidosa.
6) Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa
dan lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi.
7) Konsultasi dan rujuk ke dokter spesialis jika terjadi perdarahan
hebat, kram meningkat atau hasil pemeriksaan menunjukkan hasil
abnormal (Yulaikhah, 2015)
2.2.6 Komplikasi
Pendarahan perforasi syok ada infeksi. Pada missed abortion dengan retensi
lama hasil konsepsi terjadi kelainan pembekuan darah.
10
2.2.7 Penatalaksanaan
Abortus inkomplit adalah begitu keadaan hemodinamik pasien sudah
dinilai dan pengobatan dimulai, jaringan yang tertahan harus diangkat atau
perdarahan akan terus berlangsung. Oksitosin (oksitosin 10 IU/500ml
larutan dekstrosa 5% dalam larutan RL IV dengan kecepatan kira-kira 125
ml/jam) akan membuat uterus berkontraksi, membatasi perdarahan,
membantu pengeluaran bekuan darah atau jaringan dan mengurangi
kemungkinan perforasi uterus selama dilatasi dan kuretase.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
PADA NY. A UMUR 36 TAHUN G2 P1 A0 HAMIL 16 MINGGU
DI PUSKESMAS NGAWEN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Poned
II. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab Status : Suami
12
pernah dirawat di pelayanan kesehatan dalam waktu lama, dan tidak pernah
operasi apapun.
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 16-28 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : merah kecoklatan
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
G2 P1 A0
HPHT : 11 -11-2021
HPL : 18-8-2022
Gerak janin : Belum ada
TT : TT5
Minum jamu/obat : tidak pernah
Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini.
Tanda bahaya :
c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:
Tahu Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
n Anak
Abo Masal UK Jenis penolon JK/BB Penyulit ASI Penyulit
rtus ah g
2010 Tida Tidak 39 Spont Bidan ♂/ Tidak √ Tidak Hidup
k ada an 3300gr ada ada
5. RIWAYAT PERKAWINAN
13
Usia menikah : 23 tahun
6. RIWAYAT KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan.
7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Pola Nutrisi Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil makan 3x/hari 1
porsi dengan nasi, lauk, dan sayur, minum 7-8 gelas/hari.
Pola Eliminasi Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil BAB 1x/hari
dengan konsistensi lunak warna kuning kecoklatan dan
BAK 6-2x/hari berwarna kuning jernih.
Pola Istirahat Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur malam 7
jam/hari dan tidur siang 1 jam/hari.
Pola Seksual Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak ada
keluhan saat berhubungan seksual seperti rasa nyeri, keluar
darah dari vagina, maupun ketidaknyamanan yang lainnya.
Sebelum hamil biasanya berhubungan 3x/minggu dan
selama hamil 1x/minggu.
Personal Hygiene Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil mandi, gosok
gigi, ganti pakaian 2x/hari dan keramas 2x/minggu.
Pola Aktivitas Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil setiap hari di
sawah dan sore nyapu, ngepel, membereskan rumah.
Pola Hidup Sehat Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak merokok,
mengonsumsi alkohol, menggunakan jamban sehat,
menggunakan air bersih.
Psiko, sosial, Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil apabila Ibu
spiritual, cultural mengalami permasalahan dibicarakan bersama, hubungan
Ibu, keluarga, dan suami baik, tidak ada bahaya atau
kepercayaan yang membahayakan kehamilan ini. Ibu
menjalankan ibadah dengan tepat waktu. Serta Ibu dan
keluarga menghargai kehamilan ini.
Tingkat Ibu mengatakan sudah mengetahui perdarahan saat hamil
14
Pengetahuan muda atau TM 1.
Abdomen Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka atau
15
operasi.
Ekstremitas Jari lengkap, tidak odema dan capillary refill baik.
Genetalia Bersih, tidak odema, terdapat bekas jahitan perineum.
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : tidak ada oedema, tidak pucat tidak sianosis, tidak ada
chloasma gravidarum.
Mammae : simetris, puting menonjol, areolla menghitam
Abdomen : terdapat linea nigra dan striae gravidarum, tidak ada bekas
luka operasi
Vulva : tidak odema, tidak ada varises di vulva.
2)Palpasi
Leopold I : Tegang. TFU teraba pada pertengahan
antara symphysis dan pusat.
VIII. PERENCANAAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga tentang abortus dan
tanda - tandanya.
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Anjurkan Ibu untuk istirahat.
4. Lakukan persiapan rujuk.
IX. PELAKSANAAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
1. Menyampaikan bahwa keadaan Ibu dan keluarga bahwa Ibu mengalami
keguguran janin atau disebut dengan Abortus Inkomplit. Abortus
inkomplit merupakan salah satu jenis keguguran yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Ketika ini terjadi, jaringan janin yang telah
17
mati tidak keluar sepenuhnya dari rahim dan menyebabkan perdarahan terus
berlanjut. Dan tanda-tanda terjadinya abortus inkomplit yaitu umumnya
mengalami perdarahan hebat dan nyeri perut. Kondisi ini juga ditandai
dengan selaput ketuban pecah serta keadaan mulut rahim terbuka.
Hasil : Ibu mengerti dan paham.
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu dalam keadaan
normal.
Hasil : Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat yang
cukup.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat
yang cukup.
4. Melakukan persiapan rujuk dengan BAKSOKUDA yaitu memastikan ibu
didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten, membawa
perlengkapan dan bahan yang diperlukan, memberitahu ibu dan keluarga
mengenai kondisi terakhir ibu serta suami/anggota keluarga yang lain
menemani ibu, membawa obat-obatan esensial, menyiapkan kendaraan,
mengingatkan keluarga untuk membawa uang, menyiapkan donor darah
18
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dari hasil tinjauan kasus Ny. A umur 36 tahun G2P1A0 hamil 16
minggu dengan abortus inkomplit, didapatkan bahwa:
19
perdarahan dan gumpalan darah, serviks terbuka (karena pada saat
pemeriksaan dalam sudah terbuka 1 cm), uterus sesuai usia gestasi, kram
perut bawah karena kontraksi rahim kuat, akibat kontraksi uterus terjadi
pembukaan, sudah terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Melakukan persiapan rujuk
dengan BAKSOKUDA yaitu memastikan ibu didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten, membawa perlengkapan dan bahan yang
diperlukan, memberitahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
serta suami/anggota keluarga yang lain menemani ibu, membawa obat-obatan
esensial, menyiapkan kendaraan, mengingatkan keluarga untuk membawa
uang, menyiapkan donor darah.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik pada asuhan kebidanan patologis dengan abortus inkomplit.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi profesi bidan
Diharapkan dapat berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien agar klien tahu apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya pada ibu hamil dengan abortus
inkomplit. Bidan dapat memberikan pelayanan profesional dan
komprehensif pada ibu dengan kehamilan patologis
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih berkualitas dan profesional
dalam membentuk tenaga kesehatan yang berkompeten
3. Bagi penulis
Diharapkan bisa menjadi sumber referensi untuk pembelajaran bersama
4. Lahan praktik
Dapat meningkatkan pelayanan, menangani pasien secara profesional serta
optimal sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Bagi klien
Diharapkan klien dapat memahami asuhan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan khususnya pada ibu hamil patologis
22
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta: Kemenkes RI.
Pebri Walita Pul;ungan, dkk. 2020. Ilmu Kebidanan Obstetri dan Ginekologi
Untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitaf Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta: Unicef.