Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


PADA NY. A G2P1A0 UMUR 36 TAHUN UMUR KEHAMILAN 16
MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT
DI UPTD PUSKESMAS NGAWEN

DISUSUN OLEH

HEMALIA DEWANTY PUTRI R

P1337424619004

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BLORA JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2022
1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan maternal pada Ny. A umur


36 tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 16 Minggu dengan abortus inkomplit di
UPTD Puskesmas Ngawen. Telah dipeiksa dan disahkan pada:
Hari :

Tanggal :

Blora, Maret 2022

Pembimbing Institusi Praktikan

Retno Sri Hayati, S.Tr.Keb Hemalia Dewanty Putri R

Mengetahui,

Pembimbing Institusi

Dina Dewi Anggraini, S.ST, Keb, M.Kes

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ilmiah ini
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal pada Ny. A G2P1A0 Umur 36 Tahun Umur Kehamilan 16 minggu
dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen” tanpa halangan suatu apapun.
Terselesaikanya laporan ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Blora Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Ibu Dina Dewi Anggraini, S.ST, Keb, M.Kes selaku Pembimbing Institusi
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing kami
dalam penyusunan laporan ilmiah ini.
3. Ibu Retno Sri Hayati, S.Tr. Keb, selaku Pembimbing Klinik yang telah
memberikan pengarahan serta masukan dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Serta teman-teman dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu
atas bantuan secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan lancar.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisanya. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi
acuan dan bekal pengalaman bagi saya untuk menjadi lebih baik dimasa yang
akan datang. Semoga laporan ilmiah yang saya buat ini dapat bermaanfaat sebagai
ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya dalam bidang kesehatan.

Blora, Februari 2022


Penulis

Hemalia Dewanty Putri R

2
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................................ 2

1.4 Manfaat...................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................. 5

BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 12

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 20

BAB V PENUTUP............................................................................................... 22

5.1 Kesimpulan................................................................................................ 22

5.2 Saran..........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental, kehidupan sosial, fungsi serta proses yang berkaitan
dengan alat reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
melainkan bagaimana dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan
dapat melalui masa kehamilan dan bersalin dengan aman.
Kehamilan merupakan penyatuan spermatozoa dan ovum hingga terjadi
perubahan fisiologi dan psikologi sampai kelahiran bayi baru lahir. kehamilan
di hitung mulai dari 2 minggu setelah periode menstruasi normal terakhir
wanita, lama total gestasi kehamilan 40 minggu dalam waktu10 bulan atau 9
bulan (Caroline, dkk, 2017).
Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan masalah
seperti abortus karena kondisi fisik yang belum siap secara utuh, pendidikan
yang kurang tentang kehamilan, pekerjaan yang terlalu berbahaya, faktor
ekonomi keluarga dan usia lebih dari 35 tahun digolongkam dengan
kehamilan berisiko tinggi yang dapat membahayakan ibu dan janinnya. Hal-
hal tersebut merupakan faktor yang dapat menyebabkan Abortus. Abortus itu
sendiri merupakan penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan pada usia
20 minggu dan berat janin masih kurang dari 500 gram dan panjang janin
kurang dari 25 cm. Abortus juga merupakan salah satu masalah kesehatan
Unsafase Abortion yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian ibu
yang tinggi. Angka Kematian Ibu(AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan kesehatan disuatu negara (Sarwono, 2010)
Sebagian besar wanita mengalami nyeri selama dan setelah dilakukan
dengan penyedotan atau kuratase vakum. Derajat nyeri yang dialami wanita
sangat bervariasi. Nyeri akibat Aborsi di kategorikan sebagai nyeri dengan
intesitas yang moderat (nyeri sedang). Nyeri adalah perasaan yang tidak
nyaman dan sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat
menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Secara umum, nyeri
1
didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat
(Mubarak, 2008).
Menurut data WHO angka kejadian abortus berkisar antara 16 – 25%
dari seluruh kehamilan. Perdarahan dari jalan lahir merupakan gejala pada
kehamilan muda dengan presentase 10 – 15% yang setengahnya berahir
dengan abortus. Sebagian besar (60%) abortus terjadi sebelum kehamilan
berusia 12 minggu dan sisanya terjadi pada rentang waktu 12 – 20 minggu.
Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia yaitu satu dari 8 kematian
ibu, diperkirakan 13% atau 67.000 kematian, diakibatkan oleh aborsi yang
tidak aman. Hampir 95% aborsi yang tidak aman berlangsung di Negara
berkembang dan diperkirakan bahwa diseluruh dunia, hampir 80.000 wanita
meninggal tiap tahun akibat komplikasi setelah abortus, diperkirakan bahwa
diantara 10% dan 50% dari 11 12 seluruh wanita yang mengalami aborsi yang
tidak aman memerlukan pelayanan medis akibat komplikasi. Komplikasi
yang paling sering terjadi adalah aborsi imminens, sepsis, hemoragi, dan
cedera intra abdomen (WHO, 2012:32-33).
Berdasarkan data Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, AKI di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.Target global Millenium Development Goals (MDGs) ke-5 adalah
menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Mengacu dari kondisi ini mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan
AKI adalah diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya
(Kemenkes RI, 2014:1).
Kejadian kasus abortus inkomplit di Puskesmas Bukateja, sehingga
penulis mengangkat judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan
Abortus Inkomplit” karena penanganan secara dini oleh petugas kesehatan
sangat di perlukan khususnya bidan.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
diatas yaitu pada Ibu hamil Ny. A G2P1A0 Umur 36 Tahun Umur Kehamilan
16 minggu dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan


Abortus Inkomplit di Puskesmas Bukateja melalui pendekatan
manajemen kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Dilaksanakannya pengkajian dan analisis data ibu hamil dengan


abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.

b. Dirumuskannya diagnosa/ masalah aktual pada ibu hamil dengan


abortus inkompit di Puskesmas Ngawen.

c. Dirumuskannya diagnosa/masalah potensial ibu hamil dengan abortus


inkomplit di Puskesmas Ngawen.

d. Diidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi ibu hamil dengan


abortus imkomplit di Puskesmas Ngawen.

e. Ditetapkannya rencana tindakan asuhan pada ibu hamil dengan


abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.

f. Dilaksanakannya tindakan asuhan yang disusun pada ibu hamil


dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.

g. Diketahuinya hasil tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil


dengan abortus inkomplit di Puskesmas Ngawen.

h. Didokumentasikannya semua temuan dan tindakan yang telah


diberikan pada ibu hamil dengan abortus inkomplit di Puskesmas
Ngawen.

3
1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan lapoan ilmiah ini diantaranya adalah:


1. Manfaat teoritis
Menerapkan teori-teori dalam melakukan penatalaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan bidan
2. Manfaat praktik
Hasil dari laporan ilmiah diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi institusi pelayanan kesehatan, institusi pendidikan, penulis
dan masyarakat umum
3. Pelayanan kesehatan
Sebagai masukan bagi institusi dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan pasien
4. Institusi pendidikan
Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa,
khususnya terkait kehamilan kegawatdarutaran maternal abortus
inkomplit dan sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar
terutama mengenai pelaksanaan bagi kehamilan kegawatdarutaran
maternal abortus inkomplit.
5. Penulis
Mendapatkan gambaran nyata pada Ny. A dan memperoleh pengalaman
dalam proses penelitian dan menambah wawasan dalam penelitian
6. Pasien
Mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan pada
kehamilan kegawatdarutaran maternal abortus inkomplit.
7. Tenaga kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya kehamilan kegawatdarutaran maternal
abortus inkomplit.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Abortus


2.1.1 Pengertian Abortus
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin
dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau
berat janin belum mencapai 500 gram. Abortus biaanya ditandai dengan
terjadinya perdarahan pada wanita yang sedang hamil. Dengan USG abortus
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu abortus karena kegagalan
perkembangan janin di mana gambaran USG menunjukan kantong
kehamilan yang kosong, sedangkan jenis kedua yaitu abortus karena
kematian janin dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan
(Rukiyah, 2017).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) atau sebelum kehmailan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Prawirohardjo,
2009).
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa
intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminologi
umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage
(Prawirohardjo, 2009)
Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu
yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk
kehamilan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus
(Prawirohardjo, 2009).

2.1.2 Macam-Macam Abortus


Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

5
a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran): merupakan ±20 %
dari semua abortus. Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang
berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. WHO
mendefinisikan sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang,
yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga
22 minggu atau kurang. Gejala abortus spontan adalah kram dan
pengeluaran darah dari jalan lahir adalah gejala yang paling umum terjadi
pada abortus spontan. Kram dan pendarahan vagina yang mungkin tejadi
sangat ringan, sedang, atau bahkan berat. Tidak ada pola tertentu untuk
berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu gejala lain yang
menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut bagian bawah, nyeri pada
punggung, pembukaan leher rahim dan pengeluaran janin dari dalam
rahim. Berdasarkan gambaran klinisnya, abortus dibagi menjadi:
1) Abortus Imminiens (keguguran mengancam). Abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. Pada
abortus ini terjadinya pendarahan uterus pada kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosisnya terjadi pendarahan melalui ostium uteri
eksternum disertai mual, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan.
Serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Pada abortus ini peristiwa
peradangan uterus pada kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya rasa mulas menjadi
lebih sering dan kuat, pendarahan bertambah.
3) Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta)
masih tertinggal di dalam rahim. Pada abortus ini pengeluaran
sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal,
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavun uteri atau
6
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Pendarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan,
dapat menyebabkan syok.
4) Abortus komplit (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap. Pada abortus ini, ditemukan pendarahan
sedikit, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil dan tidak
23 memerlukan pengobatan khusus, apabila penderita anemia perlu
diberi sulfat ferrosus atau transfusi (Fauziyah, 2012: 42-45).
5) Missed Abortion (keguguran tertunda) ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-22. Pada abortus ini, apabila buah
kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
Sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan sedikit
sehingga menimbulkan gambaran abortus imminiens (Sulistyawati,
2013:123).
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang), ialah abortus yang
telah berulang dan berturut-turut terjadi: sekurang-kurangnya 3X
berturut-turut.
7) Abortus infeksiosus, abortus septik Abortus infeksiosus ialah abortus
yang disertai infeksi pada alat genetalia.Abortus septik ialah abortus
yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh
(Sarwono, 2014: 467-473).
b. Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan): 80 % dari semua abortus
dibagi atas 2 yaitu:
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus. Abortus
provocatus artificialis atau abortus therapeuticus ialah pengguguran
kehamilan biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit beratmisalnya: penyakit jantung, hypertensi essentialis,
carcinoma dari serviks.
2) Abortus Provocatus criminalis Abortus buatan kriminal (abortus
propocatus criminalis) adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan
7
medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang
oleh hukum (Feryanto,2014: 41). Abortus provocatus criminalis
adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan
dilarang oleh hukum. Abortus provokatus dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglanding atau curettage dengan penyedotan (Vacum)
atau dengan sendok kuret (Pudiastusi, 2012: 41-42).
2.2 Tinjauan Khusus Abortus Inkomplit
2.2.1 Definisi
Abortus inkomplit yaitu terjadinya perdarahan pada kehamilan muda di
mana sebagian dari konsepsi sudah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
serviks yang tertinggal pada desidua, ditandai dengan perdarahan sedang
hingga banyak dan setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan,
perdarahan berlangsung terus, serviks terbuka, kram nyeri perut bagian bawah
dan terasa mules-mules, ekspulsi sebagai hasil konsepsi (Rukiyah, 2017).
2.2.2 Penyebab
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebab antara lain:
- Kelainan kromosom, misalnya trisomy, poliploidi dan kelainan
kromosom seks. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi paling
sering menyebabkan abortus, 50 % angka kejadian pada trimester
pertama, lalu insiden menurun pada trimester kedua sekitar 20-30% dan
5-10% pada trimester ketiga.
- Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia
tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endoktrin atau sindrom ovarium
polikistik.
- Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus, disebut teratogen.
2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili korlales
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menganggu

8
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain, maupun kronik seperti anemia berat,
keracunan laparotomy, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, misalnya retroversion uteri, mioma uteri, atau
kelainan bawaan uterus. Terutama retroversion uteri gravida inkarserata
atau moima submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain
keguguran dalam trimester dua ialah serviks imkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks berlebihan, konisiasi,
amputasi, atau robekam serviks yang luas yang tidak dijahit.
2.2.3 Patofisiologi
Proses abortus inkomplit dapat berlangsung secara spontan maupun sebagai
komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis. Proses
terjadinya adalah berawal dari perdarahan pada desidua basalis yang
menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Selanjutnya sebagaian atau
seluruh hasil konsepsi terlepas dari dinding uterus. Hasil konsepsi yang
terlepas menjadi benda asing terhadap uterus sehingga akan dikeluarkan
langsung atau bertahan beberapawaktu. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi
korialies belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan
antara 8 minggu sampai 14 minggu villi koriales menembus disedua lebih
dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu
umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin,
disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan
tidak jika plasenta segera terlepas denagn lengkap.

9
2.2.4 Tanda dan Gejala
a. Setelah tejadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan
berlangsung terus.
b. Sering cervix tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim
yang dianggap corpus allieum, maka uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan
ini dibiarkan lama cerviksakan menutup kembali (Pudiastuti, 2012).
2.2.5 Dasar Diagnosis
a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
c. Terjadi infeksi ditandai suhu tinggi.
d. Dapat terjadi degenerasi ganas.
e. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
1) Kanalis servikalis terbuka
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim.
3) Lakukan pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri
tekan, penipisan serviks, serta kondisi ketuban.
4) Jika hasil pemeriksaan negatif, lakukan pemeriksaan denyut
jantung janin untuk menentukan kelangsungan hidup janin dan
tenangkan keadaan ibu.
5) Jika perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui uterus lebih
besar dari yang harusnya mungkin menunjukkan kehamilan ganda
atau molahidatidosa.
6) Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa
dan lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi.
7) Konsultasi dan rujuk ke dokter spesialis jika terjadi perdarahan
hebat, kram meningkat atau hasil pemeriksaan menunjukkan hasil
abnormal (Yulaikhah, 2015)
2.2.6 Komplikasi
Pendarahan perforasi syok ada infeksi. Pada missed abortion dengan retensi
lama hasil konsepsi terjadi kelainan pembekuan darah.
10
2.2.7 Penatalaksanaan
Abortus inkomplit adalah begitu keadaan hemodinamik pasien sudah
dinilai dan pengobatan dimulai, jaringan yang tertahan harus diangkat atau
perdarahan akan terus berlangsung. Oksitosin (oksitosin 10 IU/500ml
larutan dekstrosa 5% dalam larutan RL IV dengan kecepatan kira-kira 125
ml/jam) akan membuat uterus berkontraksi, membatasi perdarahan,
membantu pengeluaran bekuan darah atau jaringan dan mengurangi
kemungkinan perforasi uterus selama dilatasi dan kuretase.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGIS
PADA NY. A UMUR 36 TAHUN G2 P1 A0 HAMIL 16 MINGGU
DI PUSKESMAS NGAWEN

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Poned
II. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab Status : Suami

1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. R


2. Umur : 36 tahun 2. Umur : 40 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Ngawen 1/3 8. Alamat : Ngawen 1/3

III. DATA SUBYEKTIF


1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan.
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan keluar gumpalan darah sejak tadi malam dari jalan lahir.
3. RIWAYAT KESEHATAN:
Ibu mengatakan bahwa dirinya serta keluarga tidak sedang dan tidak
pernah menderita penyakit jantung, paru-paru, ginjal, gangguan pada hati,
asma, darah tinggi, kencing manis, maag, tipes, rematik, dan penyakit
HIV/AIDS. Tidak alergi terhadap obat maupun makanan tertentu. Tidak

12
pernah dirawat di pelayanan kesehatan dalam waktu lama, dan tidak pernah
operasi apapun.

4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 16-28 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : merah kecoklatan
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
G2 P1 A0
HPHT : 11 -11-2021
HPL : 18-8-2022
Gerak janin : Belum ada
TT : TT5
Minum jamu/obat : tidak pernah
Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini.
Tanda bahaya :
c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:
Tahu Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
n Anak
Abo Masal UK Jenis penolon JK/BB Penyulit ASI Penyulit
rtus ah g
2010 Tida Tidak 39 Spont Bidan ♂/ Tidak √ Tidak Hidup
k ada an 3300gr ada ada

5. RIWAYAT PERKAWINAN

Ibu mengatakan menikah sah secara agama dan hukum.

Lama menikah : 13 tahun

13
Usia menikah : 23 tahun

6. RIWAYAT KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan.
7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Pola Nutrisi Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil makan 3x/hari 1
porsi dengan nasi, lauk, dan sayur, minum 7-8 gelas/hari.
Pola Eliminasi Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil BAB 1x/hari
dengan konsistensi lunak warna kuning kecoklatan dan
BAK 6-2x/hari berwarna kuning jernih.
Pola Istirahat Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidur malam 7
jam/hari dan tidur siang 1 jam/hari.
Pola Seksual Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak ada
keluhan saat berhubungan seksual seperti rasa nyeri, keluar
darah dari vagina, maupun ketidaknyamanan yang lainnya.
Sebelum hamil biasanya berhubungan 3x/minggu dan
selama hamil 1x/minggu.
Personal Hygiene Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil mandi, gosok
gigi, ganti pakaian 2x/hari dan keramas 2x/minggu.
Pola Aktivitas Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil setiap hari di
sawah dan sore nyapu, ngepel, membereskan rumah.
Pola Hidup Sehat Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak merokok,
mengonsumsi alkohol, menggunakan jamban sehat,
menggunakan air bersih.
Psiko, sosial, Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil apabila Ibu
spiritual, cultural mengalami permasalahan dibicarakan bersama, hubungan
Ibu, keluarga, dan suami baik, tidak ada bahaya atau
kepercayaan yang membahayakan kehamilan ini. Ibu
menjalankan ibadah dengan tepat waktu. Serta Ibu dan
keluarga menghargai kehamilan ini.
Tingkat Ibu mengatakan sudah mengetahui perdarahan saat hamil

14
Pengetahuan muda atau TM 1.

IV. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu/T : 36,7 0C
TB : 155 cm
LILA : 22 cm
BB Sebelum/ Sekarang : 50 / 52 kg
IMT : BB/(TB)2
: 52/2,4
: 21,6 (N)
b. Status present
Kepala Mesochepal, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
Mata Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.
Hidung Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.

Telinga Simetris, tidak ada serumen, tudak ada gangguan


pendengaran.
Mulut Simetris, bibir lembab, tidak stomatitis.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid dan vena
jugularis.
Dada Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri
tekan, tidaka ada wheezing dan ronchy. Bunyi jantung
teratur.

Abdomen Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka atau

15
operasi.
Ekstremitas Jari lengkap, tidak odema dan capillary refill baik.
Genetalia Bersih, tidak odema, terdapat bekas jahitan perineum.

Anus Bersih, tidak hemoroid

c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : tidak ada oedema, tidak pucat tidak sianosis, tidak ada
chloasma gravidarum.
Mammae : simetris, puting menonjol, areolla menghitam
Abdomen : terdapat linea nigra dan striae gravidarum, tidak ada bekas
luka operasi
Vulva : tidak odema, tidak ada varises di vulva.
2)Palpasi
Leopold I : Tegang. TFU teraba pada pertengahan
antara symphysis dan pusat.

Leopold II : Belum teraba

Leopold III : Belum teraba

Leopold IV : Belum teraba

TFU : pertengahan shimphysis dan pusat TBJ :-


3) Auskultasi :
DJJ : belum terdengar
4) Perkusi
Reflek patella : +/+
5) Pemeriksaan Penunjang
16
PP test : +
Hb : 12,3 gr %

V. INTERPRETASI DATA DASAR


Ny. A usia 36 tahun G2P1A0 UK 16 minggu dengan abortus inkomplit.
a. Masalah : Tidak ada
b. Kebutuhan : Tidak ada

VI. DIAGNOSA POTENSIAL


Potensial terjadi infeksi.

VII. TINDAKAN SEGERA


Kuretase.

VIII. PERENCANAAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga tentang abortus dan
tanda - tandanya.
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Anjurkan Ibu untuk istirahat.
4. Lakukan persiapan rujuk.

IX. PELAKSANAAN
Tanggal : 24 Februari 2022
Jam : 09.00 WIB
1. Menyampaikan bahwa keadaan Ibu dan keluarga bahwa Ibu mengalami
keguguran janin atau disebut dengan Abortus Inkomplit. Abortus
inkomplit merupakan salah satu jenis keguguran yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu. Ketika ini terjadi, jaringan janin yang telah

17
mati tidak keluar sepenuhnya dari rahim dan menyebabkan perdarahan terus
berlanjut. Dan tanda-tanda terjadinya abortus inkomplit yaitu umumnya
mengalami perdarahan hebat dan nyeri perut. Kondisi ini juga ditandai
dengan selaput ketuban pecah serta keadaan mulut rahim terbuka.
Hasil : Ibu mengerti dan paham.
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu dalam keadaan
normal.
Hasil : Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat yang
cukup.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahat
yang cukup.
4. Melakukan persiapan rujuk dengan BAKSOKUDA yaitu memastikan ibu
didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten, membawa
perlengkapan dan bahan yang diperlukan, memberitahu ibu dan keluarga
mengenai kondisi terakhir ibu serta suami/anggota keluarga yang lain
menemani ibu, membawa obat-obatan esensial, menyiapkan kendaraan,
mengingatkan keluarga untuk membawa uang, menyiapkan donor darah

Hasil : Telah dilakukan.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Dari hasil tinjauan kasus Ny. A umur 36 tahun G2P1A0 hamil 16
minggu dengan abortus inkomplit, didapatkan bahwa:

Dari hasil subyektif ibu mengalami perdarahan dengan gumpalan darah,


hal ini sesuai dengan tanda gejala Adanya pendarahan pada awal kehamilan
melalui ostium uteri eksternum, disertai nyeri perut ringan atau tidak sama
sekali. Adanya gejala nyeri perut dan punggung belakang semakin bertambah
buruk dengan atau tanpa kelemah dan uterus membesar sesuai usia
kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.
Pada pengkajian obyektif pada pemeriksaan PPV ditemukan terdapat
perdarahan disertai gumpalan darah dan pemeriksaan inspekulo dengan hasil
porsio lunak, terbuka dan teraba sisa sisa jaringan. Pembesaran uterus sesuai
dengan usia gestasi. Hal ini sesuai dengan abortus imminens menurut
Rukiyah (2017) yaitu terjadinya perdarahan pada kehamilan muda di mana
sebagian dari konsepsi sudah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks
yang tertinggal pada desidua, ditandai dengan perdarahan sedang hingga
banyak dan setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan
berlangsung terus, serviks terbuka, kram nyeri perut bagian bawah dan terasa
mules-mules, ekspulsi sebagai hasil konsepsi.
Analisa yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif yaitu yaitu
Ny. A umur 36 tahun G2P1A0 hamil 16 minggu dengan abortus inkomplit.
Penatalaksanaan sudah sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengatasi
abortus inkomplit yaitu memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu tekanan
darah : 100/80 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36,6 0C, respirasi : 22x/menit,
PPV darah dan gumpalan darah, VT :1 cm, porsio lunak, terbuka.
Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami abortus inkomplit atau
keguguran yang mana keadaan ibu yaitu terjadi perdarahan disertai gumpalan
darah yang menunjuk ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan.
Dalam kondisi ini kehamilan sudah tidak bisa dipertahankan, ditandai dengan

19
perdarahan dan gumpalan darah, serviks terbuka (karena pada saat
pemeriksaan dalam sudah terbuka 1 cm), uterus sesuai usia gestasi, kram
perut bawah karena kontraksi rahim kuat, akibat kontraksi uterus terjadi
pembukaan, sudah terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Melakukan persiapan rujuk
dengan BAKSOKUDA yaitu memastikan ibu didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten, membawa perlengkapan dan bahan yang
diperlukan, memberitahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
serta suami/anggota keluarga yang lain menemani ibu, membawa obat-obatan
esensial, menyiapkan kendaraan, mengingatkan keluarga untuk membawa
uang, menyiapkan donor darah.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik pada asuhan kebidanan patologis dengan abortus inkomplit.

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan yang diberikan pada Ny. A umur 36 tahun G2P1A0 hamil 16


minggu dari hasil pengkajian adalah:
1. Dari hasil subyektif ibu mengalami keluar darah dan gumpalan darah dari
jalan lahir.
2. Pada pengkajian obyektif pada inspekulo didapat porsio lunak tebuka 1
cm, PPV terdapat perdarahan dengan gumpalan darah, palpasi leopold
didapatkan pembesaran uterus sesuai dengan usia gestasi.
3. Analisa yang didapatkan yaitu Ny. A umur 36 tahun G2P1A0 hamil 16
minggu dengan abortus inkomplit.
4. Penatalaksanaan sudah sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengatasi
abortus inkomplit yaitu memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
tekanan darah : 100/80 mmHg, nadi : 80x/menit, suhu : 36,60C, respirasi :
22x/menit, PPV keluar darah dan gumpalan darah, VT : porsio lunak,
terbuka 1 cm. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami abortus
inkomplit atau keguguran yang mana keadaan ibu yaitu terjadi perdarahan
dengan gumpalan darah yang menunjuk ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan. Dalam kondisi ini kehamilan tidak bisa berlanjut atau
dipertahankan, ditandai dengan perdarahan dan gumpalan darah, serviks
terbuka (karena pada saat pemeriksaan dalam belum sudah terdapat
pembukaan 1 cm), uterus sesuai usia gestasi, kram perut bawah karena
kontraksi rahim kuat, akibat kontraksi uterus terjadi pembukaan, sudah
terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Melakukan persiapan rujuk dengan
BAKSOKUDA yaitu memastikan ibu didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten, membawa perlengkapan dan bahan yang
diperlukan, memberitahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
serta suami/anggota keluarga yang lain menemani ibu, membawa obat-
obatan esensial, menyiapkan kendaraan, mengingatkan keluarga untuk
membawa uang, menyiapkan donor darah
21
5. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

5.2 Saran
1. Bagi profesi bidan
Diharapkan dapat berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien agar klien tahu apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya pada ibu hamil dengan abortus
inkomplit. Bidan dapat memberikan pelayanan profesional dan
komprehensif pada ibu dengan kehamilan patologis
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih berkualitas dan profesional
dalam membentuk tenaga kesehatan yang berkompeten
3. Bagi penulis
Diharapkan bisa menjadi sumber referensi untuk pembelajaran bersama
4. Lahan praktik
Dapat meningkatkan pelayanan, menangani pasien secara profesional serta
optimal sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Bagi klien
Diharapkan klien dapat memahami asuhan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan khususnya pada ibu hamil patologis

22
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Hadijanto B. 2014. Dalam ilmu kebidanan Sarwono Prawirahardjo: Perdarahan


pada Kehamilan muda. Edisi ke-4. Cetakan ke-4. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo; h.461-474.

Kemenkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta: Kemenkes RI.

Pebri Walita Pul;ungan, dkk. 2020. Ilmu Kebidanan Obstetri dan Ginekologi
Untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis

Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitaf Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta: Unicef.

Yulaikha, Lili. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai