Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Dinda Kristiani PB221007
Layun Awanda PB221013
Maria A.W. Rettob PB221018
Nur Jannah PB221022
Tri Apriliana PB221033
Pembimbing Institusi
Tanggal :…………………………………….
Di :…………………………………….. (Rahajeng Putriningrum, SST., Bdn.,M,Kes)
NIK : 201083059
Pembimbing Klinik (CI)
Tanggal :…………………………………….
Di :………………………..................... (Anik Ekawati, S.Tr. Keb.)
NIP : 197101191991032004
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Lapora Pendahuluan dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. A Umur 22 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 10 Minggu
ii
dengan Hyperemesis Gravidarum di RSUD Simo Boyolali”. Laporan ini disusun untuk
memenuhi persyaratan praktik klinik stase Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Patologi.
Penulis menyadari keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan
dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Desy Widyastutik, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan
Program Sarjana Dan Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta.
2. Desy Widyastutik, SST., M.Keb selaku Koordinator Stase Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan.
3. Anik Ekawati, S.Tr. Keb selaku pembimbing lahan di RSUD Simo Boyolali.
4. Rahajeng Putriningrum, SST., Bdn.,M,Kes selaku pembimbing akademik stase Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan Patologi .
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu selama
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
karena keterbatasan pengetahuan dan kemamupuan yang penulis milik. Untuk itu kritik dan
saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Persetujuan.....................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2
C. Manfaat................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori.......................................................................................................4
B. Evidance Based Midwifery..................................................................................8
BAB III ASUHAN KEBIDANAN..................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................20
B. Saran......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, apabila telah mengalami
menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ
reproduksinya sehat, sehingga besar kemungkinan terjadi kehamilan. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Selama hamil seorang ibu
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologi. Perubahan
tersebut menyebabkan ibu hamil mengalami ketidaknyamanan. Rasa tidak nyaman yang
dirasakan oleh ibu hamil biasanya berbeda-beda setiap trimester kehamilan (Emilta DA,
dkk, 2017). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai dari konsepsi
sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan trimester III dari 28 sampai
40 minggu (Marmi,2014).
Untuk mendeteksi kesejahteraan ibu dan janin menurut Walyani, (2015) untuk
pelayanan Antenatal Care dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, sekali pada
trimester pertama, sekali trimester kedua, dan dua kali trimester ketiga. Antenatal Care
(ANC) merupakan salah satu upaya mencegah kematian ibu dengan mendeteksi lebih dini
terjadinya resiko tinggi kehamilan. Beberapa faktor untuk meningkatkan kepatuhan
antenatal care diantaranya adalah dukungan suami, paritas pendidikan dan pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan trimester III. Pada pelayanan Antenatal Care ibu hamil
mendapatkan penjelasan mengenai tanda bahaya kehamilan agar ibu hamil dapat waspada
dan apabila mengalaminya dapat segera mendapat pertolongan ke tenaga kesehatan atau
fasilitas kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu dalam bentuk asuhan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan, baik selama masa kehamilan, persallinan, nifas harus mengutamakan
kesinambungan (continuity of care) agar setiap perkembangan akan terpantau dengan
baik. Apabila hal tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan
komplikasi pada ibu dan janin (Walyani, 2015; h. 2).
Menurut Nursalam (2008) dalam jurnal Nur Fika dkk (2019) faktor yang
mempengaruhi ketidak patuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan
(ANC) salah satunya adalah karena kurangnya pengetahuan ibu hamil, sikap ibu dalam
1
2
memotivasi dirinya untuk melakukan ANC. Pada awal masa kehamilan, (morning
sickness) sering kali merupakan hari yang sangat menakutkan bagi ibu hamil yang
menyebabkan menurunnya nafsu makan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan
masa yang penting bagi perkembangan janin. Gejala awal kehamilan pada beberapa
wanita adalah mual, dengan atau tanpa muntah. Ini sering disebut morning sickness (mual
pagi). Banyak wanita mengalami mual, biasanya tidak perlu perhatian medis. Akan
tetapi, suatu keadaan yang disebut hyperemesis gravidarum (mual dan muntah yang
parah) menyebabkan muntah yang sering sehingga kehilangan nutrisi dan cairan. Semua
kehamilan yang terus berlanjut dan diinginkan memiliki makna khusus bagi wanita yang
menginginkannya. Banyaknya kontribusi ilmu pengetahuan sosial dalam memahami
reproduksi telah difokuskan pada pengalaman dan kebutuhan wanita berisiko rendah
selama kehamilan dan Persalinan. Selain itu, wanita hamil juga memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan selama hamil.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun dan dehidrasi. Kejadian Hiperemesis gravidarum dialami oleh sebagian
besar ibu hamil baik primigravida maupun multigrvida. Hiperemesis Gravidarum terjadi
pada 60- 80% Primigravida dan 40-60% multigravida. Pada sebagian besar primigrvida
belum mampu beradaptasi dangan hormon estrogen dan chorionik gondotropin sehingga
lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida sudah mampu
beradaptasi dengan perubahan hormonal karena sudah mempunyai pengalaman terhadap
kehamilan dan melahirkan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ny. A Umur 28 tahun G2P1A0 Umur
Kehamilan 10 Minggu dengan Hyperemesis Gravidarum
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologi pada
Ny. A Umur 28 tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 10 minggu dengan Hyperemesis
Gravidarum
3
4
5
terhadap perubahan ini. Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik
karena sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak (Nuraeni&ani,
2018)
3) Faktor psikologis memegang peranan yang hubungannya dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mualdan muntah (Nuraeni&ani, 2018)
c. Patofisiologis
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun, demikianlah pula klorida air kemih. Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekstresi lewat ginjal, bertambahnya
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati (Nuraeni&ani,
2018)
d. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
tingkatan yaitu :
1) Tingkat I
Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi, nafsu makan berkurang,
berat badan turun, mata cekung dan lidah kering, epigastrium nyeri, nadi
meningkat dan tekanan darah menurun, tampak lemah dan lemas
2) Tingkat II
Dehidrasi semakin meningkat akibatnya : turgor kulit makin turun, frekuensi
nadi semakin cepat >100 x/mnit, auhu badan meningkat, tekanan darahturun,
fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus, kadang-kadang muntah
7
becampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada
sindrom mallory weiss
3) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, sindrom mallory weiss, keadaan kesadaran makin
menurun hingga mencapai somnollen atau koma, nadi kecil,tekanan darah
menurun dan temperatur meningkat, ikterus semakin berat.
e. Penatalaksanaan
1) Obat-obatan
Memberikan obat untuk pasien yang mengalamai hiperemesis gravidarum
sebaiknya berkonsultasi dengan dikter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak
bersifatteratogenik (dapat menyebabkan kelainan kongenetal, cacat baaan bayi)
obat yang dapat diberikan seperti : sedatif ringan sebagai obat penenag,
antialergi, obat anti mual muntah, vitamin
2) Isolasi
Ibu ditempatkan di dalam kamar yang tenang dengan situasi yang cerah dan
peredaran udara baik. hanya tenaga kesehatan yang boleh masuk ke dalam kamar
ibu sampai muntah berhenti dan ibu mau makan. Kadang dengan tindakan
isolasi, gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) Pemberian cairan pengganti
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti sehingga dehidrasi dapat
diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain : glukosa 5-10%,
cairan dapat ditambahakan vitamin C, vitamin B, kompleks, atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme. Selama rehidrasi keseimbangan cairan
(baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan darah, jumlah nadi, suhu dan
pernapasan harus terpantau. Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk
bahwa keadaan ibu berangsur-angsur membaik
4) Diet dan terapi nutrisi
a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III, makanan hanya
berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan, terapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang akan zat gizi.
Kecusli vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
8
b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Pemberian minum tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini
rendah dalam semua zat0zat gizi, kecuali vitamin A dan D
c) Diet hiperemesis III diberikan pada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita, minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium (Atioh,
2020)
B. Evidance Based Medicine dalam kebidanan
Mual muntah merupakan hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan
terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual muntah
ini terjadi terus menerus dan berlebihan dengan frekuensi >10 kali sehari, sehingga dapat
mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit tubuh (Hanan Yamaludin, 2016). Mual
dan muntah yang berlebihan dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor psikologis,
faktor paritas, faktor nutrisi dan faktor alergi. Dari beberapa faktor itulah yang dapat
menyebabkan terjadinya hyperemesis gravidarum pada ibu hamil (Lina Oktavia, 2016).
Menurut penelitian Ibrahim,dkk (2021) pada jurnal “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Hyperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di RSUD Syekh Yusuf
Tahun 2019” di jelaskan bahwa dari hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf faktor-faktor
yang berhuhungan dengan hyperemesis gravidarum salah satunya ialah faktor
pengetahuan ibu. . Dari hasil penelitian diketahui Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Syekh Yusuf tahun
2019). Hasil penelitian di RSUD Syekh Yusuf terdapat dari 60 (60.6%) responden
terdapat 50 (100%) responden berpengeahuan baik dan 10 (20.4) responden
berpengetahuan kurang dengan status kehamilan normal. Dari 39 (39.4) responden
terdapat 39 (79.6%) responden berpengetahuan kurang dan 0 (0%) responden
berpengetahuan baik dengan status hyperemesis gravidarum.Dapat disimpulkan
pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dalam menghadapi komplikasi kesehatan pada
saat kehamilan. Rendahnya pengetahuan seseorang makin rendah pula ibu hamil dalam
menerima informasi. Dimana hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wa Janaria, dkk (2017) menunjukkan
9
10
11
Hamil ini
e. Riwayat hamil
1) HPHT : 4 November 2022
2) HPL : 11 Agustus 2023
3) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : ibu mengatakan mual muntah dan tidak mau makan
a) ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kandungannya sebanyak 1 kali ke
bidan. Ibu sudah mendapatkan konseling diantaranya mengenai kehamilan
yaitu: Gizi pada ibu hamil, pola istirahat.
b) Imunisasi TT
Ibu mengatakan imunisasi TT lengkap
f. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang mengidap penyakit apapun
2) Riwayat penyakit menurun dan menular
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM, asma,
12
Syphilis : negatif
B. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 13 Januari 2023
Jam : 19:00 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. A umur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 10 minggu dengan hyperemesis
gravidarum
Data Dasar :
2. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan berumur 28 tahun
b. Ibu mengatakan hamil anak keduanya
c. Ibu mengatakan mual-muntah 8 kali sehari
d. Ibu mengatakan kehilangan nafsu makan
e. Ibu mengatakan merasa lemas dan pusing
3. Data Objektif
a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : CM
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/68 mmHg
Nadi : 97 x/menit
Suhu : 36,9℃ RR
Respirasi : 23x/menit
SpO2 : 96 %
d. TB : 153cm
e. BB : 51 kg
f. LILA : 24 cm
g. TFU : belum teraba
4. Masalah
Ibu merasa tidak nyaman, cemas dan gelisah dengan kehamilannya saat ini karena
mual muntah yang mengganggu aktifitasnya
15
5. Kebutuhan
a. Informasi tentang keadaan kehamilannya
b. Informasi tentang penyebab mual dan muntah serta cara mengatasinya
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Hiperemesis Gravidarum grade II
D. TINDAKAN SEGERA
Anjurkan ibu istirahat dan kolaborasi dengan dokter SpOG
E. RENCANA TINDAKAN
1. Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini
2. Beri penjelasan kepada ibu tentang mual dan muntah pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
4. Memberikan terapi obat
5. Anjurkan ibu untuk istirahat
6. Anjurkan ibu untuk minum teh hangat
7. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
8. Anjurkan ibu untuk menyeka perut menggunakan air hangat
F. IMPLEMENTASI/ TINDAKAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam keadaan
normal Tekanan darah : 100/68 mmHg, Nadi : 97 x/menit, Suhu : 36,9℃ ,RR :
23x/menit, SpO2 : 95 %
2. Menjelaskan kepada ibu tentang hyperemesis gravidarum. Hyperemesis gravidarum
merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan pada trimester 1, hyperemssis
gravidarum ialah mual muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian cairan infus larutan
dekstrosa 5% dengan kecepatan aliran 20 tpm kepada pasien, pemberian injeksi
ondansetron 4 mg/ 4 jam, pemberian oba oral folavit 1x1
4. Memberikan terapi injeksi obat ondansetron 4 mg/ 4 jam dan obat folavit 1x1
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat
6. Menganjurkan ibu untuk minum the hangat atau minuman hangat
16
7. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering seperti roti, biskuit dll
8. Menganjurkan ibu untuk menyeka perutnya dengan menggunakan botol kaca yang
berisi air hangat agar mengurangi perih yang dirasakan oleh ibu
G. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti tentang hyperemesis gravidarum
3. Kolaborasi dengan dokter SpOG telah dilakukan
4. Ibu bersedia diberikan terapi obat
5. Ibu bersedia untuk istirahat
6. Ibu bersedia untuk minum the hangat
7. Ibu bersedia untuk makan sedikit tapi sering
8. Ibu bersedia untuk menyeka perutnya
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. A umur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 10 minggu.
Manajemen asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan teori 7 langkah varney yang
meliputi: pengkajian data dasar, interpretasi data dasar, identidikasi diagnosa potensial,
indetifikasi dan menetapkan kebutuhan segera, merencanakan asuhan menyeluruh,
melaksanakan perencanaan dan evaluasi.
Langkah I yaitu pengumpulan data dasar atau pengkajian data, menurut dilakukan
pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien (Simamora& fransiska. 2021). Berdasarkan anamnesa,
didapatkan data bahwa ini merupakan kehamilan keduanya. Keluhan utama pada waktu
masuk ibu Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, mengeluh sejak 4 hari yang lalu
mengalami mual dan muntah kurang lebih 10 x sehari, ibu tidak nafsu makan, badan terasa
lemas sampai menggangu aktifitas. Berdasarkan pengkajian data obyektif didapatkan
bahwa pemeriksaan umum Ny. A, TD : 100/68 mmHg, N : 97 x/menit, S : 36,9℃ , RR :
23x/menit, SpO2 : 96 %. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
Langkah II yaitu interpretasi data dasar, dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah klien atau kebutuhan berdasarkan intrepetasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan
hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Simamora& fransiska. 2021)
Diagnosis kebidanan pada kasus ini yaitu Ny. A umur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 10
minggu dengan hyperemesis gravidarum. Masalah: Ibu merasa tidak nyaman, cemas dan
gelisah dengan kehamilannya saat ini karena mual muntah yang mengganggu aktifitasnya,
sehingga ibu membutuhkan Informasi tentang keadaan kehamilannya, Informasi tentang
penyebab mual dan muntah serta cata mengatasinya. Pada langkah ini tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang adadi lahan praktek
Langkah III diangnosa kebidanan pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang sudah di indetifikasi
17
18
(Simamora& fransiska. 2021). Pada kasus ini diagnosa yang muncul sama seperti ada pada
teori dan diagnosa potensial ini tidak terjadi pada ibu karena telah dilakukan
penatalaksanaan yang benar. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang terdapat dilapangan.
Langkah IV tindakan segera atau antisipasi, pada langkah ini antisipasiyang pertama
perlu dilakukan pasien dengan induksi atas indikasi ketuban pecah dini adalah rawat di
rumah sakit dan kolaborasi dengan dokter SpOG , pemberian obat induksi , menganjurkan
ibu untuk bedrest (Simamora& fransiska. 2021). Antisipasi yang diberikan pada kasus yaitu
Anjurkan ibu bedrest total dan kolaborasi dengan dokter SpOg. Pada langkah ini tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan
Langkah V rencana tindakan, pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang
menyeluruh, ditemukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
pengembangan maslaah atau diagmosis yang didentifikasikan (Atiqoh, 2020). Pada kasus
ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum pada Ny. A rencana tindakan yang diberikan
yaitu : Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini, Beri penjelasan kepada ibu tentang
mual dan muntah pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum, Melakukan kolaborasi
dengan dokter SpOg, Anjurkan ibu untuk istirahat , Anjurkan ibu untuk minum the hangat,
Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, Anjurkan ibu untuk menyeka perut
menggunakan air hangat, Memberikan terapi obat
Langkah VI pelaksanaan, pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dan
harus diarahkan dan dilaksanakan secara efesien dan aman oleh tenaga kesehatan kepada
ibu (Atiqoh, 2020). Pada kasus ini Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dalam keadaan normal Tekanan darah : 106/68 mmHg, Nadi : 87 x/menit,
Suhu : 36,9℃ ,RR : 23x/menit, SpO2 : 96 %, Menjelaskan kepada ibu tentang hyperemesis
gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi, Melakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG dalam pemberian cairan infus larutan dekstrosa 5% dengan kecepatan
aliran 20 tpm kepada pasien, Menganjurkan ibu untuk istirahat, Menganjurkan ibu untuk
minum the hangat, Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering seperti roti, biskuit
dll , Menganjurkan ibu untuk menyeka perutnya dengan menggunakan botolkacayangh
19
berisi air hangat agar mengurangi perih yang dirasakan oleh ibu, Memberikan terapi
injeksi obat ondansetron 4 mg/ 4 jam dan obat folavit 1x1
Langkah VII Evaluasi, langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan mengenai pemenuhan kebutuhan yang benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana yang telah diindetifikasi di dalam masalah dan diagnosis (Atiqoh,
2020). Pada kasus Ny. A evaluasi yang di dapat yaitu Ibu mengetahui hasil pemeriksaan,
Ibu mengerti tentang hyperemesis gravidarum, Kolaborasi dengan dokter SpOG telah
dilakukan, Ibu bersedia untuk istirahat , Ibu bersedia untuk minum the hangat, Ibu bersedia
untuk makan sedikit tapi sering, Ibu bersedia untuk menyeka perutnya, Ibu bersedia
diberikan terapi obat
.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian data dasar Asuhan Kebidanan bahwa ibu bernama Ny. A Umur 28
Tahun G2P1A0 umur kehamilan 10 minggu mengatakan mual muntah kurang lebih
10kali sehari.
2. Sudah dilakukan interpretasi data Asuhan Kebidanan dengan hasil diagnosa Ny A
Umur 28 Tahun G2P1A0 Uumur kehamilan 10 Minggu dengan hyperemesis
gravidarum.
3. Tidak terjadi Diagnose Potensial Hyperemesis Gravidarum Grade II dikarenakan
telah dilakukan penatalaksanaan yang tepat
4. Tindakan segera pada kasus ini yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
untuk pemberian terapi infus D5, injeksi ondan 4 mg/ 8 jam, pemberian obat oral
folavit 1x1
5. Perencanaan Asuhan Kebidanan pada Ny A dilakukan : Memberitahu ibu tentang
keadaannya saat ini, Beri penjelasan kepada ibu tentang mual dan muntah pada ibu
hamil dengan hyperemesis gravidarum, Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG,
Anjurkan ibu untuk istirahat, Anjurkan ibu untuk minum teh hangat, Anjurkan ibu
untuk makan sedikit tapi sering, Anjurkan ibu untuk menyeka perut menggunakan air
hangat, Memberikan terapi obat
6. Sudah melakukan implementasi Asuhan Kebidanan pada Ny. A Umur 28 tahun
G2P1A0 Umur Kehamilan 10 Minggu dengan hyperemesis gravidarum di RSUD
Simo.
7. Tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktik Asuhan Kebidanan pada Ny. A
Umur 28 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 10 Minggu di RSUD Simo.
20
21
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan agar menambah ilmu dan pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dan sebagai bahan referensi untuk memberikan asuhan
kebidanan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan pengetahuannya
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina & tri. 2018. Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Rumah
Sakit Umum Daerah Wonogiri. Indonesian Journal On Medical Science. 5(2): 149-155.
Atiqoh, Rasida Ning. 2020. Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah Berlebih
dalam Kehamilan). Jakarta : One Peach Media.
Lusiana Gultom, SST, M. K., & Julietta Hutabarat, S.Psi, M. K. (2020). Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Zifatama Jawara.
Maulana, Mirza. 2016. Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta : Katahati
Nuraeni, Rina & Arni, Wianti. 2018. Asuhan Keperawatan Gangguan Maternitas. Cirebon :
LovRinz Publishing.
Uniyah, Astik, dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Padang : Get Press.
Wa Janaria R. “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Hiperemesis gravidarum
dengan kejadian Hiperemesis gravidarum di puskesmas Puuwatu kota kendari Tahun
2017”. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari. Jurnal. 20
Wardani, F. K., Nurrahmaton, N., & Juliani, S. (2020). EFektivitas Eksrtak Jahe Untuk
Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Klinik Hj. Dewi
Sesmera Medan. Jurnal Maternitas Kebidanan, 5(2), 64–77.
Wulandari, D. A., Kustriyanti, D., & Aisyah, R. (2019). Minuman Jahe Hangat Untuk
Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Nalumsari Jepara. Jurnal
SMART Kebidanan, 6(1), 42.
Yulizawati, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Padang : Penerbit Erka.