Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL

Ny. D UMUR 17 TAHUN G2P1A0 UK 41 MINGGU


DI RSIA RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

OLEH :
TIARA DITA AMELIA PUTRI
2023207210010

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2023

1
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


Ny. D UMUR 17 TAHUN G2P1A0 UK 41 MINGGU
DI RSIA RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG

Laporan Tugas Stase Ini Telah Memenuhi Persyaratan Dan Akan Di


Presentasikan Pada Ujian Laporan Stase Persalinan Asuhan Kebidanan INC
Pada Ny. D umur 17 tahun G2P1A0 uk 41 minggu
di Rsia Restu Bunda Bandar Lampung

OLEH

TIARA DITA AMELIA PUTRI


2023207210010

Disetujui Oleh :

Pembimbing :

Bdn. Analia Kunang, S.ST,M.

i
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
Ny. D UMUR 17 TAHUN G2P1A0 UK 41 MINGGU
DI RSIA RESTU BUNDA BANDAR LAMPUNG

OLEH :

TIARA DITA AMELIA PUTRI


2023207210010

Laporan Tugas Stase ini telah dibaca dan disahkan oleh :

Ketua Program Profesi Kebidanan Koordinator Stase

Bdn. Nurwinda Saputri., M.Keb Bdn. Analia Kunang, S.ST,M.


NIDN. 0214078805 NIDN. 02101108901

Dekan Fakultas Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D


NIDN.0215117601

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. Persalinan..................................................................................................3
1. Pengertian persalinan.............................................................................3
2. Mekanisme Persalinan...........................................................................3
3. Tahapan Persalinan................................................................................5
B. Managemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal.................................8
1. Varney....................................................................................................8
2. SOAP...................................................................................................11
3. Partograf..............................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................19
BAB IV PEBAHASAN.........................................................................................34
BAB V PENUTUP.................................................................................................35
A. Kesimpulan..............................................................................................35
B. Saran........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas padaa wanita hamil dan bersalin adalah


masalah besar di negara berkembang. Kematian pada saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak
produktivitasnya. Menurut Organisasi Dunia atau World Health
Organization (WHO) menjelaskan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan Negara ASEAN lainnya.
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti
ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu
merupakan salah satu upaya efektip untuk mencegah kesakitan dan
kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan
setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk
menatalaksanaakan konplikasi pada jenjang pelayanan tertentu.
Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana
pertolongan menjadi penentu bagi kebersihan penatalaksanaan komplikasi
yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat
terjadinya.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting
pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam

1
2

mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk


menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi konplikasi yang
mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses
persalinan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “bagaimana asuhan
kebidanan dalam persalinan normal?”

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makaalah ini,


sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan persalinan
normal.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan menerapkan managemen
asuhan persalinan normal
b. Mahasiswa diharapkan dapat membuat dokumentasi asuhan
kebidanan persalinan normal
c. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pengisian
partograf
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Persalinan

1. Pengertian persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasibelakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008 dalam
Indrayani & Maudy, 2016).
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang
kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap.
Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) (JNPK-KR DepKes RI, 2008; 37 dalam Indrayani & Maudy,
2016).
2. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin pada
proses persalinan yang meliputi langkah sbb :
a. Turunnya kepala, meliputi :
1) Masuknya kepala dalam PAP
2) Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir
tepat diantara symfisis dan promontorium, disebut synclitismus.
Kalau pada synclitismus os.parietal depan dan belakang sama
tingginya jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symfisis

3
4

atau agak kebelakang mendekati promontorium disebut


Asynclitismus.
3) Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus
posterior jika sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
b. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau
dasar panggul.
c. Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symfisis.
d. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala
hal ini disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah
ke depan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali
kearah punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah
punggung dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal
sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi
keluar dengan sangga susur.
3. Tahapan Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Indrayani & Maudy tahun 2016) di bagi
4 kala yaitu :
a. Kala 1 : Kala pembukaan
5

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan


lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
b) Pembukaan kurang dari 4 cm
c) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
2) Fase aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
d) Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
b. Kala II : Kala pengeluaran janin
Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengejan mendorong janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
4) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang
terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Menurut Kismoyo (2014) lama pada kala II ini pada primi
dan multipara berbeda yaitu :
1) Primipara kala II berlangsung sekitar 2 jam
6

2) Multipara kala II berlangsung sekitar 1 jam


Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam
letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan
sampai batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai
dada, mulut dikatup; dengan sikap seperti diatas, tetapi badan
miring kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki
yang dirangkul yaitu yang sebelah atas(JNPKR dan Depkes, 2002
dalam Indriyani & Maudy tahun 2016)
c. Kala III : Kala uri
Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri
(plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti
sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam
waktu 1 – 5 menit plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand
androw,seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah
bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan
pengeluaran darah kira – kira 100-200cc.
Tanda kala III terdiri dari 2 fase :
1) Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:
a) Schultze
Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih
dahulu di tengah kemudian terjadi reteroplasenterhematoma
yang menolak uri mula – mula di tengah kemudian
seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada
sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
b) Dunchan
7

Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir


terlebih dahulu dari pinggir (20%) Darah akan mengalir
semua antara selaput ketuban
c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
2) Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
a) Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas
simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti
belum lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang)
berarti plasenta sudah terlepas.
b) Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali
pusat kembali berarti belum lepas, bila diam/turun berarti
sudah terlepas.
c) Strastman
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila
tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar
berarti sudah terlepas.
d) Rahim menonjol diatas symfisis
e) Tali pusat bertambah panjang
f) Rahim bundar dan keras
g) Keluar darah secara tiba-tiba

d. Kala IV: Kala pengawasan


Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2
jam dan waktu dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan post partum. Pengawasan kala 4 ini
dilakukan setelah ibu merasa nyaman. Pada 1 jam pertama,
dilakukan pemeriksaan TTV setiap 15 menit sekali. Sedangkan
pada 1 jam kedua dilakukan setiap 30 menit sekali.
8

B. Managemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

1. Varney
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah
pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan
antara lain:
1) Keluhan klien
2) Riwayat kesehatan klien
3) Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
4) Meninjau catatan terbaru atau tahun sebelumnya
5) Meninjau data laboratorium. Pada langkah ini, dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Pada langkah ini bidan mengumpulkan
data dasar awal secara lengkap.
b. Interpretasi data dasar
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan
menginterpretasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan
sehingga ditemukan diagnosis atau masalah. Diagnosis yang
dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik kebidanan
yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan
prihal yang berkaitan dengan pengalaman klien dihasilkan dalam
pengkajian.
c. Identifikasi diagnosis masalah/ masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan asalah
yang sudah teridentifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, bidan
dapat melakukan antisipasi agar diagnosis/masalah tersebut tidak
terjadi. Selain itu, bidan harus bersiap-siap apalagi
diagnosis/masalah tersebut benar-benar terjadi. Contoh
diagnosis/masalah potensial:
9

1) Potensial Perdarahan Post-partum, apabila diperoleh data ibu


hamil kembar, polihidramnion, hamil besar akibat menderita
diabetes.
2) Kemungkinan Distosia Bahu, apabila data yang ditemukan
adalah kehamilan besar.
d. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Ada kemungkinan, data
yang kita peroleh memerlukan tindaka yang harus segera dilakukan
oleh bidan sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu
beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-kasus
kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan yang memerlukan
tindakan KBI dan KBE.
e. Perencanaan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh
yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.
Rencana asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi dilihat juga
dari apa yang akan diperkiran terjadi selanjutnya, apakah
dibutuhkan konseling dan apakah perlu menunjuk klien. Setiap
asuhan yang direncanakan harus disetujui kedua belah pihak, yaitu
bidan dan klien.
f. Pelaksanaan
Pada langkah keenam ini, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5
secara aman dan efesian. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
10

sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan


pelaksanaannya. Dalam situasi ini bidan harus berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain atau dokter. Dengan demikian bidan
harus bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang
menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut.
g. Evaluasi
Pada langkah terakhir ini, yang dilakukan oleh bidan adalah:
1) Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,
untuk menilai apakah sudah benar-benar terlaksana/terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam
masalah dan diagnosis
2) Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
untuk mengetahui mengapa proses manajeen ini tidak efektif.
2. SOAP
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam kebidanan
meliputi SOAP yang dimana terdiri dari (subjektif, objektif, assessment,
dan planning) Pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan
informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan & kesimpulan
anda menjadi suatu rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan
intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan
& pendokumentasian asuhan kebidanan.
SOAP merupakan urut-urutan yang dapat membantu anda dalam
mengorganisir pikiran anda & memberikan asuhan yg menyeluruh.
SOAP adalah catatan yg bersifat sederhana, jelas, logis & tertulis.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu
dengan pasiennya.

S Data Subjektif : Catatan ini menggambarkan pendokumentasian


hasil pengumpulan data melalui anamnesis yang
berhubungan dengan masalah sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran
11

dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung


atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosa.

O Data Objektif : Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan
fakta yang berhubungan dengan dignosa. Data
fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasikan teknologi (hasil laboratorium, sinar
X, rekaman CTG, USG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang dapat
diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen
yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.

A Analisa atau Masalah atau diagnosa yang ditegakkan


Pengkajian : berdasarkan data atau informasi subjektif maupun
objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan
karena keadaan pasien terus berubah dan selalu
ada informasi baru baik subjektif maupun
objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-
pisah, maka proses pengkajian adalah sesuatu
proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah
sesuatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin sesuatu
perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti
sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

P Plan/Planning : Membuat rencana tindakan saat itu atau yang


Perencanaan, akan datang. Proses ini untuk mengusahakan
pelaksanaan dan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau
evaluasi menjaga dan mempertahankan kesejahteraannya.
12

Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari


kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas
waktu tertentu,tindakan yang diambil harus
membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesehatan dan harus mendukung rencana dokter
jika melakukan kolaborasi. Dalam langkah P
dalam SOAP berisi tentang perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

Sumber : Kusuma (2011 Indriyani & Maudy tahun 2016)

3. Partograf
a. Pengertian Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala
satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik
(JNPK-KR, 2007).
b. Tujuan
Adanya tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan
menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadinya partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauian kondisi ibu,
kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan
medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (JNPK-KR,
2008).
13

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf


akan membantu penolong persalinan untuk:
1) Mencatat kemajuan persalinan.
2) Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
3) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran.
4) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini
penyulit persalinan.
5) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2008
dalam Indriyani & Maudy tahun 2016).
c. Penggunaan Partograf
Partograf harus digunakan:
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
merupakan eemen penting dari asuhan persalinan. Parograf
harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun
patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan
dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik,
baik persalinan dengan penyulit.
2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah,
puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
(Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum, Residen dan
Mahasiswa Kedokteran) (JNPK-KR, 2008 dalam Indriyani &
Maudy tahun 2016).
d. Pengisian Partograf
Pengisian partograf antara lain:
1) Pencatatan selama fase laten kala I persalinan selama fase
laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus
dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik di
14

catatatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat


(KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap
kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua
asuhan dan intervensi juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan
bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin: setiap 30 menit
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap 30 menit
c) Nadi: setiap 30 menit
d) Pembukaan serviks: setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton dan protein: setiap 2-4 jam
h) Pencatatan selama fase akhir persalinan (JNPK-KR, 2008
dalam Indriyani & Maudy tahun 2016).
2) Pencatatan selama fase aktif persalinan
Halaman depan partograf mencatumkan bahwa observasi yang
dimulai pada fase ktif persalinan, dan menyediakan lajur dan
kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase
aktif persalinan, meliputi:
a) Informasi tentang ibu
(1) Nama, umur
(2) Gravida, para, abortus
(3) Nomor catatan medik nomor puskesmas
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah:
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat
ibu)
b) Waktu pecahnya selaput ketuban
c) Kondisi janin:
(1) Denyut jantung janin
(2) Warna dan adanya air ketuban
(3) Penyusupan (moulose) kepala janin.
15

d) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
(2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentase janin
(3) Garis waspada dan garis bertindak
e) Jam dan waktu
(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
f) Kontraksi uterus: frekuensi dan lamanya
g) Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
(1) Oksitosin
(2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
h) Kondisi ibu:
(1) Nadi, tekanan darah dan temperatur
(2) Urin (volume, aseton, atau protein)
i) Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat
dalam kolom tersedia disisi partograf atau dicatatan
kemajuan persalinan) (Sarwono, 2009).
3) Mencatat temuan pada partograf
Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah:
a) Informasi tentang ibu
b) Kondisi janin
Bagian atas grafik pada partograf adalah untuk
pencatatan Denyut Jantung Janin (DJJ), air ketuban dan
penyusupan (kepala janin).
(1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih
sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap
kotak dibagian atas partograf menunjukan DJJ.
Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.
16

Kemudian hubungkan yang satu dengan titik


lainnya dengan garis tegas bersambung.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf
diantra 180 dan 100. Akan tetapi penolong harus
waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160.
(2) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat semua
temuan-temuan dalam kotak yang sesuai dibawah
lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah).
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
jernih.
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium.
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah.
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban
tidak mengalir lagi
(3) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupannya atau tumbang
tindih antara tulang kepala (CPD).
Ketidakmampuan untuk berakomodasi atau
disporposi ditunjukan melalui derajat penyusupan
atau tumpang tindih (molase) yang berat sehingga
tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk
dipisahkan. Apabila ada dugaan disporposi kepala
17

panggul maka penting untuk tetap memantau


kondisi janin serta kemajuan persalinan.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam,
nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.
Catat temuan yang ada dikotak yang sesuai dibawah
lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut ini:
0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi.
1: Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi masih dapat dipiahkan.
3: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
dan tidak dapat (JNPK-KR, 2008 dalam
Indriyani & Maudy tahun 2016 ).
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL


Ny. D UMUR 17 TAHUN G2P1A0 UK 41 MINGGU

No RM : 066566
Tanggal Masuk : 20 Desember 2023
Pukul : 07:00 WIB
I. PENGKAJIAN Tanggal 20 Desember 2023 Pukul 07 .00
A. Data Subjektif
1. Identitas Ibu Bapak
Nama Ny. D Tn. S
Umur 36 tahun 34 tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Indonesia Indonesia
Pendidikan SD SMU
Pekerjaan IRT Tani
Alamat Bakung
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur sejak 05.00 WIB tanggal
20 Desember 2023. Ibu mengatakan mengeluarkan lendir darah
jam 05.00 WIB dan ibu mengatakan keluar air-air jam 04.00 WIB
b. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama. Menikah sejak usia
16 tahun.

19
20

c. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche mulai usia 12 tahun siklus 30 hari, lama
haid 5 hari, tidak mengalami disminore tidak ada fluor albus
HPHT : 10 Maret 2023
HPL : 17 Desember 2023
UK : 41 Minggu

d. Riwayat obstetri : G2P1A0


No Thn Jenis penolong Tempat H/M BB Komplikasi
Persalinan persalinan
1. 2015 Spontan Bidan BPS Hidup 2900 Tidak ada
gram

e. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi pil sejak tahun
2015 dan berhenti pada tahun 2021 dengan alasan ingin memiliki
anak.
f. Riwayat kesehatan
1) Kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, akut
ataupun keturunan seperti jantung, DM, hipertensi, TBC,
asma, kanker
2) Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita
penyakit kronis, akut ataupun keturuna seperti jantung, DM,
hipertensi, TBC, asma, kanker.
g. Riwayat kehamilan sekarang
1) Ibu mengatakan ini kehamilan ke dua
2) Ibu melakukan ANC pertama kali dipuskesmas tanggal 10-05-
2023 saat uk 14 minggu
21

3) Frekuensi ANC: TM1 : 1 kali


TM2 : 2 kali
TM 3 : 3 kali
4) Imunisasi TT 1x TT1 tanggal 10-06-2023 saat uk 14 minggu

Keluhan dalam kehamilan


TM1 : tidak ada
TM2 : pusing
TM 3 : pegel-pegel
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Ibu mengatakan makan 3x sehari, jenis nasi, sayur, lauk. Porsi
satu piring dan tidak ada keluhan
2) Ibu mengatakan minum 7-8 gelas sehari. Jenis, air mineral,
susu, teh. Tidak ada keluhan
3) Eliminasi
BAB : ibu mengatakan BAB 1x sehari saat pagi, keluhan
tidak ada
BAK : ibu mengatakan BAK 5-6x sehari
4) Istirahat terakhir
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan malam 5-6 jam.
keluhan ibu sering susah istirahat karena sering kencing
5) Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali seharo, keramas 2 hari sekali
6) Pola aktifitas
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga, melakukan
pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, memasak.
i. Keadaan psikososial ibu
1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilan saat ini
2) Ibu mengatakan tidak takut menghadapi persalinan
22

3) Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik ditandai


dengan beberapa keluarga dan tetangga mengantar ibu ke
bidan
4) Ibu mengatakan menjalankan ibadah sholat lima waktu karena
beragama islam
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum
KU : Baik Kesadaran : Komposmentis
TD : 120/80 N : 80 kali/menit
S : 36,5 R : 20 kali/menit
TB : 148 cm BB : 68 kg
LILA : 27 cm TFU : 34 cm
DJJ : 144 x/menit His : 4x10”35’
VT : 6 cm Ketuban : Negatif
(pada tanggal 20-12-2023)

2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala : rambut hitam, tidak rontok, tidak ada pembekakan
abnormal ataupun luka.
b) Muka : tidak ada odem, tidak tampak pucat
c) Telingga : simetris, bersih, tidak ada seret
d) Mata : simetris, kojungtivamerah muda, seklera putih
tidak ada kelaianan
e) Hidung : bersih tidak ada polip
f) Mulut : bibir tidak kering, tidak ada sariawan, gigi tidak
berlubang dan bersih
g) Leher : tidak ada pembegkakan vena jugularis dan kelenjar

limfe
h) Dada : simetris, puting susu menonjol, areola hitam, tidak
ada pembekakan abdomen, sudah keluar kolestrum
23

i) Abdomen
Pembesaran perut memanjang, tempak linia nigra, tidak ada luka
bekas oprasi, tidak ada strie grafidarum, palpasi : TFU : 34 cm.
HIS : 4 kali dalam 10 menit selama 35 detik. TBJ berdasarkan
TFU 2146 gram.
Palpasi leopod:
Leopod I : teraba bulat, lunak tidak melenting disimpulkan
bokong, TFU palpasi: setinggi 3 jari dibawah Px.
Leopod II : keraba bagian perut ibu bagian kiri keraba
seperti papan panjang dan keras dan bagian kanan

perut ibu teraba kecil- kecil


Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat keras

disimpulkan kepala dan sudah tidak bisa


digoyangkan
Leopod IV : tangan pemeriksa divergen (kepala sudah masuk
panggul)
DJJ : 144 kali permenit pada pungtum maksimum
disebelah kiri bawah pusat
j) Genetalia : bersih tidak ada keputihan, tidak ada pembesaran
abnormal pada kelenjar bartolini, ataupun
klitoris, tampak keluar lendir darah
Periksa dalam dengan indikasi ketuban pecah pada pukul 10.00
WIB, tujuan dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui
turunnya kepala, pembukaan, dominator dan presentasi janin.
Hasil dari periksa dalam antara lain:
vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan
9 cm, selaput ketuban tidak ada, presentasi kepala, penurunan
24

kepala di H2 tidak ada bagian lain yang menumbung, ketuban


jernih.

k) Ekstremitas :
Atas dan bawah : normal, tidak ada kelainan bentuk tulang, tidak
ada varises, kaki tidak ada odem
l) Punggung : normal, tidak ada kelainan ulang belakang

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Ny.D umur 17 tahun G2P1A0 UK 41 minggu inpartu kala 1 fase
aktif janin tunggal hidup, punggung Kiri, presentasi kepala dan
sudah masuk panggul dengan KPD
B. Data Dasar
1. Data subjektif
a. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan berusia 17
tahun
b. Ibu mengatakan pernah melahirkana 1 kali dan hidup
c. Ibu mengatakan usia kehamilan sudah 41 minggu
d. Ibu mengatakan mules sejak pukul 07.00 WIB
e. Ibu mengatakan kencang-kencang teratur selama 5
menit sekali
f. Ibu mengatakan keluar lendir darah pada pukul 05.00
WIB
g. Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir pada
pukul 10.00 WIB
2. Data Objektif
Palpasi leopod :
leopod I : bokong
Leopod II : puki
25

Leopod III : kepala


Leopod IV : devergen dan sudah masuk PAP
DJJ : 144 kali per menit
Periksa dalam : vulva uretra tenang, dinding vagina licin,
porsio menipis, pembukaan 9 cm, selaput ketuban tidak ada,
presentasi belakang kepala, penurunan di H2, tidak ada bagian
yang menumbang, Ketuban jernih.
C. Masalah : tidak ada

III. Diagnosa Potensial : Tidak ada


IV. Antisipasi tindakan segera : Tidak ada
V. Perencanaan tanggal 20-12-2023 pukul 07.00 WIB
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
2. Beri ibu makan dan minum
3. Anjurkan ibu miring ke kiri
4. Persiapkan alat persalinan
5. Observasi keadaan ibu dengan lembar patograf
6. Lakukan pemeriksaan setiap 30 menit untuk memantau DJJ, His,
dan nadi ibu kemudian pada 4 jam berikutnya
VI. Pelaksanaan tanggal 20-12-2023 pukul 20.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu sudah masuk
dalam persalinan kala I fase aktif
2. Memberikan ibu makanana jenis nasi, sayuran, lauk, roti, dan
minuman teh haangat, air putih, susu pada ibu, menganjurkan ibu
makan dan minum
3. Mempersiapkan alat persalinan terdiri dari partes set, ember,
handuk, underpet, APD, kain
4. Menganjurkan ibu miring ke kiri
5. Mengobservasi, mencatat perkembangan kemajuan di lembar
partograf
26

6. Melakukan pemeriksaan setiap 30 menit, untuk memantau DJJ, His


dan nadi ibu
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian teraphy
Th/Ceftriaxone 1 gr/12 jam pukul 07:00 WIB

VII. Evaluasi tanggal 20-12-2023 pukul 20.30 WIB


1. Ibu mengerti dengan penjelsan bidan
2. Ibu telah mendapat nutrisi dari makan dan minum
3. Ibu telah berbaring miring ke kiri
4. Alat partes telah disiapkan
5. Kemajuan persalinan telah dicatat di lembar patograf
6. Tanggal 20-12-2023 dilakukan pemeriksaan dalam dilakukan
pukul 11:30 WIB karena ibu merasa tidak tahan untuk meneran,
ibu ingin buang air besar. Hasil periksa dalam vulva uretra tenang,
dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
selaput ketuban tidak ada, presentasi belakang kepala, UUK jam
12, molase tidak ada, penurunan kepala di H4, tidak ada bagian
janin yang menumbung

KALA II
S
- Ibu mengatakan tidak tahan lagi untuk meneran
- Ibu mengatakan ingin buang air besar
- Ibu mengatakan kencang-kencang semakin kuat
O
Dorongan meneran tekanan anus perinium menonjol vulva
membuka
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
R : 22 kali/menit
27

S : 36,7 derajat celcuis


Periksa dalam : vulva uretra tenang, dinding vagina licin,
porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, selaput ketuban
tidak ada, presentasi belakang kepala, UUK jam 12, molase
tidak ada, penurunan kepala di H4 tidak ada bagian janin
yang menumbung.
HIS :4 kali dalam waktu 10 menit. Lama : 45 detik.
A
Ny. D umur 17 tahun G2P1A0 UK 41 minggu dengan janin
tunggal, presentasi belakang kepala, UUK jam 12 dalam
persalinan kala II dengan KPD 8 jam
P
Perencanaan tanggal 20 desember 2023 pukul 11.30 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Pimpin ibu cara mengejan yang benar dan ataur posisi
ibu
3. Lakukan pertolongan kala II sesuai APN
Pelaksnaan tanggal 20-12-2023 pukul 11:30
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
sudah pembukaan lengkap.
2. Memberitahu ibu cara mengejan yang benar dan
mengatur posisi ibu senyaman mungkin
3. Melakukan pertolongan persalinan normal
1) Melihat tanda-tanda persalinana kala
II( doranteknusperjolvulka)
2) Memastikan kelengkapan alat persalinan dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
3) Memakai APD lengkap
4) Cuci tangan 7 langkah, melepas perhiasan yang
dipakai
5) Memakai sarung tangan DTT
28

6) Memaksukkan oksitosin dalam spuit


7) Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas
DTT
8) Melakukan VT untuk memastikan pembukaan
lengkap jika sudah pembukaan lengkap selaput
ketuban pecah spontan pukul 11:50 Wib
Dekontaminasi sarung tangan dilarutan klorin
dan lepas sarung tangan secara terbalik
9) Memeriksa DJJ dalam batas normal 120-160
kali/menit
10) Memeberitahu bahwa pembukaan sudh lengkap
dan beritahu ibu dan keluarga untuk membantu
ibu meneran
11) Minta keluarga untuk mensiapkan posisi
meneran
12) Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
atau saat His kuat
13) Menganjurkan ibu untuk mengejan dengan
posisi yang nyaman
14) Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan
di perut ibu jika kepala bayi telah tampak 5-6cm
di vulva
15) Meletakkan kain segitiga dibawah bokong ibu
16) Membuka set partes dan cek kembali
kelengkapan
17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18) Saat kepala janin terlihat di vulva diameter 5-6
cm lakukan penahanan perineum dengan tangan
kanan dan tangan kiri menahan kepala bayi agar
tidak defleksi maksimal ibu kelelahan perineum
29

kaku DJJ ireguler dilakukan tindakan episiotomi


dengan anastesi lidocain
19) Setelah kepala lahir seluruhnya, cek lilitan tali
pusat pada janin
20) Menunggu janin putar paks luar secara spontan
21) Setelah janin melakukan putar paksi luar, pegang
kepala janin secara biparietal dan dengan lembut
tarik janin kebawah untuk melahirkan bahu
depan
22) Setelah bahu depan lahir, geser tangan kearah
atas untuk melahirkan bahu belakang. Geser
tangan kanan ke bagian bahu janin untuk
menyangga dan dengan tangan lainnya
menyusuri bahu, lengan hingga kaki bayi untuk
mencegah robekan pada vulva
23) Setelah badan dan kaki lahir tangan menjari kaki
bayi hingga tungkai, selipkan jari pada tungkai
bawah
24) Melakukan penilaian sesaat apakah bayi
menangis kuat, warna kemerahan, dan
gerakannya aktif
25) Meletakkan bayi di perut ibu, dan mengeringkan
dengan handuk. Mengganti handuk basah
dengan handuk kering
Evaluasi tanggal 20-12-2023 jam 11.55 WIB
1. Pukul 11:55 WIB bayi lahir spontan menangis kuat,
warna kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin
laki-laki.
2. TFU setinggi pusat, janin tunggal, kontraksi baik
3. Posisi ibu setengah duduk
30

KALA III
Tanggal 20-12-2023 jam 11 :56WIB

S
- ibu mengatakan senang karena bayinya telah lahir
- Ibu mengatakan perutnya masih mulas dan ingin menera
O
- Bayi lahir spontan, menangis kuat, arna kulit kemerahan,
gerakan aktif, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.500
gram, panjang badan 51 cm, apgar skor 6/7
- Janin tunggal, uterus keras
- Tanda –tanda pelepasan plasenta ada, uterus globuler, tali
pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba
- KU ibu : baik kesadaran : komposmentis
Vital sign TD : 120/80 N : 85 x/menit
Suhu : 370 C R : 22 x/menit
A
Ny.D P2A0 usia 17 tahun UK 41 minggu janin tunggal dalam
persalinan kala III dengan KPD 8 jam
P
Perencanaan tanggal 20-12-2023 pukul 11:56 WIB.
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Beritahu ibu akan di suntuk oksitosin
3. Berikan nutrisi pada ibu
4. Lakukan manajemen aktif kala III

Pelaksanaan tanggal 20-12-2023 pukul 11.56 WIB.


1. Menjelaskan bahwa ibu sudah masuk pesalinan kala III
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
3. Memberikan minum susu hangat untuk ibu untuk
menambah nutrisi
31

4. Melakukan manajemn aktif kala III


26) Memastikan janin tunggal
27) Memberi tahu ibu akan disuntik oksitosin 10 IU
secara IM pada 1/3 paha atas
28) Memberitahu ibu bahwa akan disuntuk oksitosin
10 IU agar uterus berkontraksi dengan baik.
Injeksi dilakukan di 1/3 paha atas bagian distal
lateral
29) Suntikan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha atas
bagian distal lateral
30) Setelah 2 menit setelah persalinan jepit tali pusat
bayi dengan jarak 2 cm dari pusat bayi,
mengurut tali pusat bayi kearah plasenta dan
jepit kembali dengan jarak 2 cm dari jepitan
pertama
31) Dengan satu tangan pegang tali pusat
(melindungi perut bayi) lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT
33) Meletakkan bayi pada dada ibu untuk dilakukan
IMD dan menyelimuti bayi dengan kain bersih
serta menutup kepala bayi dengan topi
34) Memindahkan klem pada tali pusat 5 cm didepan
vulva
35) Tangan kanan memegang tali pusat sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke
arah dorsokranian
36) Setelah 30-40 detik regangkan talipusat dan
tunggu hingga kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur
32

37) Melakukan peneganggan dan dorsokranial


hingga plasenta lepas seluruhnya. Minta ibu
untuk meneran saat ada His kuat, tarik tali
plasenta ke arah sejajar lantai lalu ke atas
mengikuti jalan lahir.
38) Setelah plasenta tampak didepan vulva teruskan
melahirkan plasenta hati-hati, putar /pilin
plasenta agar selaput plasenta tidak tertinggal
39) Melakukan massase 15 detik pada fundus uteri
40) Cek kelengkapan plasenta, plasenta lahir
lengkap, selaput ketuban utuh, kotiledon
lengkap, diameter 20 cm, panjang tali pusat 50
cm, insersi sentralis
41) Cek laserasi jalan lahir pada vagina perinium,
tidak ada luka laserasi

KALA IV
Tanggal 20-12-2023 jam 12: 05 WIB
S
- Ibu mengatakan perutnya masih mules
O
KU baik kesadaran komposmentis, TD : 120/ 80 mmHg, N:
80 kali/menit, S: 37 derajat celcus, R : 20 kali/menit, plasenta
lahir lengkap,selaput plasenta utuh, kotiledon lengkap, TFU 3
jari dibawah pusat, kontraksi uterus kuat, prdarahan 100cc,
tidak ada robekan jalan lahir, kandung kemih kosong.

A
Ny.D P2 A0 umur 17 tahun dalam persalinan kala IV

planing tanggal 20-12-2023 jam 12:05 WIB.


33

- Menjelaskan hasil pemeriksaan, Kondisi ibu baik, TD


120/80 mmHg, N : 84 kali/menit, S: 37 derajat celcius.
TU : 3 jari dibawah pusat,kontraksi baik, kandung
kemih kosong
- Melakukan asuhan dalam pematauan pada kala IV
(terlampir di partograf)
- Berikan ibu makan dan minum, ibu sudah diberi makan
dan minum
BAB IV

PEBAHASAN

Pada persalinan Ny. D usia 17 tahun tergolong persalinan normal. Dapat


dilihat pada askeb persalinan Ny. D tidak terlihat tanda-tanda persalinan yang
patologi. Pada fase aktif Ny. D pembukaan servik dari 9 cm menjadi pembukaan
lengkap lamanya sekitar 2 jam. Ini masih dianggap fisiologis karena pada teori di
jelaskan bahwa serviks membuka dari 6 cm sampai 10 cm memiliki kecepatan
rata-rata 1 cm perjam pada primigravida dan pada multi gravida bisa hingga 2 cm
per jam. Pada pemeriksaan janin, yaitu penghitungan DJJ, didapat DJJ dari janin
Ny. D normal yaitu berkisar 140-145x/menit. Ini selaras dengan teori pemeriksaan
janin. Kismoyo, dkk (2014) mengatakan bahwa DJJ normal adalah berkisar 120-
160 x/menit.

Setelah kala 2 dan kala 3 selesai, Ny. D dipantau selama 2 jam untuk
memastikan keadaannya baik-baik saja. Data yang didapat pada pemantauan kala
4 yaitu Kondisi ibu baik, TD 120/80 mmHg, N : 84 kali/menit, S: 37 derajat
celcius. TU : 3 jari dibawah pusat,kontraksi baik, kandung kemih kosong. Ini
menandakan bahwa, pada pemantauan kala 4 Ny. D tidak mengalami masalah
apapun selama 2 jam postpartum.

34
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan


sendirinya, tetapi persalinan pada anusia setiap saat terancam dan
membahayakan ibu maupun janin. Sehingga persalinan memerlukan
pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas memadai.
Persalinan dibagi menjadi emat tahap penting dan kemungkinan penyulit
dapat terjadi pada setiap tahap tersebut. (Manuaba, IG., 1999)
Managemen asuhan persalinan meliputi pendokumentasian dalam
bentuk varney dan soap serta pengisian partograf. Sebagai tenaga
kesehatan yang lebih banyak melakukan asuhan persalinan, bidan dituntut
pula mampu menerapkan dokumentasi asuhan kebidanan dan melakukan
pengisian partograf secara benar.
B. Saran

1. Institusi Pendidikan
Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan bagi
pembelajaran.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai
asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal berikut managemen dan
pengisian partograf.

35
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2008. Asuhan kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC.


Andriyani, A. 2014. Modul 3: Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
Normal. Yogyakarta: Aditya Media
Depkes RI. 2002. Asuhan persalinan normal. Jakarta : Dinas Kesehatan.
Jannah, N. 2012. Buku asuhan kehamilan. Yogyakarta : Andi Media
JNPK-KR, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Revisi, 2007
Kismoyo, C.P., dkk. 2014. Modul 2 Persalinan Normal: Persalinan Bagi Ibu dan
Bayi. Yogyakarta: Aditya Media
Kusuma, C.H. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Diktat Ajar. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Mochtar, R. 2002. Sinopsis obstetri. Jakarta : EGC.
Varney, H. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC.

36
DOKUMENTASI

jjj

37
38
39
40
41

Anda mungkin juga menyukai