Disusun Oleh :
NIM : 2115901212
Disusun Oleh
Ezy yunita
Mengetahui,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia Kehamila 39-40 Minggu Di
BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman”.Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat meneladani
segala sisi kehidupan beliau. Laporan ini dibuat sebagai tugas siklus Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL Program Studi Profesi
Pendidikan Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat
sulit untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dariuterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukupbulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membukadan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
beluminpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(AsuhanPersalinan Normal, 2008).
Menurut Sarwono (2005), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :Kala I
(kala pembukaan) yang terdiri dari fase aktif dan fase laten.Kala satu persalinan
adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandaioleh perubahan serviks
yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap(10 cm) pada primipara
kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan padamultipara kira-kira 7 jam,
tahap kedua yaitu Kala II (kala pengeluaran janin) yang ditandai dengan Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu
merasakanpeningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat
menonjol,vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir darah, selanjutnya tahap Kala III (pengeluaran plasenta) yang
ditandai dengan perubahan bentuk (uterus globuler) dan tinggi fundus,tali pusat
memanjang, semburan darah tiba-tiba , kemudian tahap yang terakhir adalah Kala
V (kala pengawasan) selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamatikeadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
yaitu:power yaitu kekuatan mengejan ibukeadaan kardiovaskuler respirasi
metabolik ibu, yang kedua Passage yaitu keadaan jalan lahir, ketiga Passager
yaitu janinnya sendiri, keempat Psikologis Respon, dan yang kelima adalah
penolong.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin menyusun Laporan Kasus
Kelolaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia Kehamila
39-40 Minggu Di BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamila 39-40 Minggu Di BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dariuterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukupbulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membukadan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
beluminpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(AsuhanPersalinan Normal, 2008).
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Varney yang mengatakan
bahwapersalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasilkonsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,
yangditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan
pengeluaranplasenta (Varney, 2007).
Persalinan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Persalinan spontan: Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan: Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
misalnyadengan ekstraksi vakum, forcep, ataupun sectio secarea
3. Persalinan anjuran: Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat
untukmerangsang timbulnya kontraksi.
Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
diluar, tetapitidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Kadang-kadangpersalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelahpemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamatikeadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpratum
karenaperdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Tujuh
pokokpenting didalam kala IV, antara lain:
a. Kontraksi rahim: baik atau tidak kontraksi rahim dapat diketahui dengan
palpasi.Bila perlu lakukan massase dan berikan uteretonika
b. Perdarahan: ada perdarahan aktif atau tidak, dan jumlah dari perdarahan
c. Kandung kemih
d. Luka-luka jahitan baik atau tidak
e. Penilaian terhadap kelengkapan plasenta
f. Keadaan umum ibu seperti tanda-tanda vital
g. Memeriksa Kemungkinan Perdarahan dari Perineum. Perhatikan dan
temukanpenyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum dan
vagina.Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan :
Derajat I : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum.Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka
baik.
Derajat II : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, dan otot perineum
Derajat III : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,dan otot perineum ditambah dengan otot sfingter ani
eksterna.
Derajat IV : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,dan otot perineum, otot sfingter ani eksterna dan dinding
rectum anterior.
Untuk derajat III dan IV penolong APN tidak dibekali keterampilan
untukreparasi laserasi perineum derajat III dan IV, segera rujuk (Depkes,
2007).
Subjektif
Ibu datang ke BPM Susiana pada pukul 08.00 WIB dengan keluhan mules-mules yang
sering dan keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air. Pergerakan janin aktif.
Minum terakhir pukul 07.45 WIB, dan BAK terakhir pukul 06:00 WIB.
Objektif
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan obstetri
TFU 32 cm, dengan di fundus teraba bulat, lunak,dan tidak melenting (bokong). Pada
bagian kanan teraba tahanan keras memanjang (punggung) dan dibagian kiri teraba
bagian terkecil janin ( ekstremitas ). Pada bagian terendah teraba bagian bulat, keras,
dan sulit dilentingkan (kepala). Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul,
teraba kepala 2/5 bagian. His sebanyak 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik,
kekuatan sedang. Frekuensi denyut jantung janin 138 x/menit, teratur, puntum
maksimum dua tempat disebelah kanan dibawah pusat. Pemeriksaan dalam pada vulva
vagina tidak terdapat kelainan, terdapat pengeluaran lendir darah. Portio teraba tipis
lunak dengan penmbukaan 5 cm. Selaput ketuban utuh, denominator ubun-ubun kecil
dengan posisi kanan depan. Presentasi belakang kepala dan tidak terdapat penyusupan.
Penurunan kepala pada Hodge II+. Pada anus tidak terdapathemoroid.
Analisa
Diagnosa kebidanan : Ibu G1P0A0 hamil usia 39 minggu partus kala 1 fase aktif.
Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.
Penatalaksanaan
Kala II
Subjektif
Ibu mengatakan merasa mulas yang semakin kuat dan terasa ingin buang air besar.
Objektif
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan Obstetri
Frekuensi DJJ 140 x/menit, teratur, puntum maksimum tiga jari dibagian
kanan dibawah pusat. His sebanyak 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, kekuatan
kuat. Kandung kemih ibu kosong. Terdapat tanda gejala kala II, yaitu: dorongan ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.
Diagnosa kebidanan : Ibu G1P0A0 hamil 39 minggu partus kala II. Janin Tunggal,
hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.
Penatalaksanaan
Kala III
Ibu merasa bahagia dan lega dengan kelahiran bayinya, namun masih merasakan
sedikit mulas.
Objektif
Pemeriksaan obstetri
TFU teraba sepusat, tidak ada janin kedua. Kontraksi uterus baik, teraba keras.
Kandung kemih teraba penuh. Perdarahan ±100cc. Inspeksi pada genetalia tampak
talipusat didepan vulva.
Analisa
Penatalaksanaan
Kala IV
Subjektif
Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya dan merasa lega karena
plasenta sudah lahir, namun ibu masih merasa mulas.
Objektif
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan Obstetri
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras. Kandung kemih teraba
kosong. Pengeluaran darah ±100 cc. Tampak robekan pada mukosa vagina, mukosa
perineum, dan otot perineum.
Analisa
Diagnosa kebidanan : Ibu P1A0 partus kala IV dengan ruptur jalan lahir grade II.
Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa menurut hasil pemeriksaan pada
saat iniibu dan bayi dalam keadaan baik.Ibu dan keluarga mengerti dan telah
mengetahui.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
terdapatrobekan jalan lahir dan melakukan inform consent.Ibu bersedia untuk
dijahit tanpa menggunakan anastesi.
3. Melakukan penjahitan di otot dan perineum dengan teknik jelujur menggunakan
cutgut tanpa anastesi.Luka jalan lahir telah di jahit, dan tidak terdapat perdarahan
aktif pada luka.
4. Mendesinfektankan partus set, heacting set dengan merendam alat di larutan
klorin0,5% selama 10 menit.Alat telah di desinfektankan.
5. Membersihkan, merapihkan, dan mengganti pakaian ibu, memakaikan pembalut
gunapemantauan perdarahan. Serta memantau tekanan darah, nadi, suhu,
kontraksi uterus,TFU, perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30menit pada satu jam kedua. Pemantauan telah dilakukan.
6. Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus yang baik,
danmengajarkan teknik massase uterus setiap kali uterus teraba lembek.Ibu dan
keluarga dapat mempraktikannya.
7. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu.Ibu meminum teh manis hangat, dan
makan nasi sayur dan lauk.
8. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi bertahap diatas tempat tidur, yaitu
denganmiring kekanan maupun miring kekiri.Ibu dapat melakukan secara
bertahap, dan tidak terdapat keluhan saat mobilisasi.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK, dan memanggil
petugaskesehatan jika ingin BAK. Memberitahu pentingnya tidak menahan BAK
yaitu agarinvolusi uteri berproses dengan baik, dan jika ingin membersihkan alat
genetaliasecara bersih dan kering.Ibu mengerti dan ibu belum ingin BAK
10. Memberikan ibu therapy amoxicillin 500 mg 3x1, Asam Mefenamat 500 mg
3x1,serta Vitamin A pertama. Dan memberitahu agar mengonsumsi obat dengan
airmineral, bukan dengan air teh atau susu karena dapat mengurangi kinerja
obat.Ibu ingin meminum obat setelah makan. Dan ibu mengerti mengenai
carameminumnya.
11. Merencanakan ibu untuk pindah keruang perawatan nifas setelah Kala IV atau
setelah2 jam ( pukul 17:30 WIB )
BAB IV
PEMBAHASAN
Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir Gejala dan
tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak kepala janin melalui bukaan
introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rectum
atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan spingter ani membuka,
peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Proses ini biasanya berlansung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada mult parai. (Rukiah, dkk 2012).
Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan Ny. N adalah asuhan persalinan
normal (APN) dengan 60 langkah. Hal ini sesuai dengan (Sainfuddin, 2010) tentang
asuhan persalinan normal.Pada kala II dilakukannya amniotomi kepada Ny. N karena
pada 15 menit setelahdinyatakan pembukaan lengkap selaput ketuban muncul di
depan vulva, dan atas arahanbidan penolong melakukan amniotomi guna menghindari
pecahnya selaput ketubansecara spontan di luar vulva. Menurut Nan G O’Connell,
2016 indikasi dilakukannyaamniotomi adalah saat pemantauan janin atau uterus
diperlukan seperti adanya keliananpada plasenta/talipusat/membran, untuk induksi
persalinan, untuk augmentasi persalinan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada masa PersalinanKeadaan ibu pada waktu bersalin
baik dan telah sesuai dengan standar asuhan persalinan normal (APN) dengan 60
langkah dan tidak ditemukan masalahpenyulit dalam persalinan, proses pesalinan
berjalan lancar
B. Saran
1. Bagi lahan praktik
Pelayanan asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan lebih
ditingkatkan sesuai dengan standar terbaru terutama pada pencegahan
infeksidan pengkajian awal klien.
2. Bagi mahasisiwi kebidanan
Mahasiswi diharapkan agar selalu menambah wawasan dalam
ilmukebidanan dan mempraktikkannya dengan optimal.
3. Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan lebih meningkatkan pengetahuannya
seputarkehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas dan saling
menjalinkerjasama yang baik dalam memberikan dukungan kepada ibu.
4. Bagi penulis
Diharapkan penulis selalu menerapkan manajemen kebidanan
secarakomprehensif dan berkesinambungan serta dapat terus bermanfaat
bagimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Baston, Helen & Hall, Jennifer. 2011. Midwifery Essentials: Persalinan, volume4.
Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta:
EGC
Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta:
EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IV. Materi
A. Cara sederhana mengatasi nyeri persalinan
B. 5 posisi yang bisa mengurangi nyeri saat persalinan
V. Media
-
VI. Metode
A. Ceramah
B. Diskusi
VII. Pelaksanaan
NO Kegiatan Respon Masyarakat Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
b. Perkenalan b. Memperhatikan
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup 5 menit
VIII. Evaluasi
Setelah diberi penyuluhan Ibu Hamil diberi pertanyaan yaitu :
1. Bagaimanacara sederhana mengatasi nyeri persalinan
2. Apa saja posisi yang bisa mengurangi nyeri saat persalinan
IX. Referensi
https://www.popmama.com/pregnancy/birth/novyagrina/posisi-meredakan-
nyeri-saat-kontraksi-persalinan/5
X. Materi
Terlampir
Materi Penyuluhan
4. Posisi bersimpuh
Lama-kelamaan energi akan semakin habis dan tubuh mama terasa
seperti tertarik oleh gravitasi bumi. Sesekali condongkan tubuh ke depan,
angkat panggul ke atas dan dorong ke belakang. Gerakan ini bisa
mengurangi nyeri saat kontraksi sebelum persalinan.
5. Hidroterapi
Mandi air hangat bisa menenangkan, terutama jika kamu bisa duduk
di bangku dan mengarahkan handheld shower ke perut atau punggung.
Mandi dengan air hangat bisa membuat Mama lebih rileks, dan bahkan bisa
mempercepat persalinan.