Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. N G1P0A0


USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU DI BPM SUSIANA
KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Disusun Oleh :

NAMA : EZY YUNITA

NIM : 2115901212

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN


BIDAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCKBUKITTINGGI
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. N G1P0A0


USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU DI BPM SUSIANA
KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Disusun Oleh

Ezy yunita

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Bdn. Susiana, S.Tr. Keb) (Detty Afrianti, S.ST, M.Keb)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Pendidikan Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Fort De kock

(Febriniwati Rifdi, S.ST, M.Biomed)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia Kehamila 39-40 Minggu Di
BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman”.Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat meneladani
segala sisi kehidupan beliau. Laporan ini dibuat sebagai tugas siklus Asuhan
Kebidanan Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL Program Studi Profesi
Pendidikan Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
Penulis sadar tanpa bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akan sangat
sulit untuk menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Tiku, September 2022

Penulis
BAB I

PENDAHLUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dariuterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukupbulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membukadan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
beluminpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(AsuhanPersalinan Normal, 2008).
Menurut Sarwono (2005), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu :Kala I
(kala pembukaan) yang terdiri dari fase aktif dan fase laten.Kala satu persalinan
adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandaioleh perubahan serviks
yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap(10 cm) pada primipara
kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan padamultipara kira-kira 7 jam,
tahap kedua yaitu Kala II (kala pengeluaran janin) yang ditandai dengan Ibu
merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu
merasakanpeningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat
menonjol,vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir darah, selanjutnya tahap Kala III (pengeluaran plasenta) yang
ditandai dengan perubahan bentuk (uterus globuler) dan tinggi fundus,tali pusat
memanjang, semburan darah tiba-tiba , kemudian tahap yang terakhir adalah Kala
V (kala pengawasan) selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamatikeadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
yaitu:power yaitu kekuatan mengejan ibukeadaan kardiovaskuler respirasi
metabolik ibu, yang kedua Passage yaitu keadaan jalan lahir, ketiga Passager
yaitu janinnya sendiri, keempat Psikologis Respon, dan yang kelima adalah
penolong.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin menyusun Laporan Kasus
Kelolaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia Kehamila
39-40 Minggu Di BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamila 39-40 Minggu Di BPM Susiana Kabupaten Padang Pariaman ?
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N


G1P0A0 Usia Kehamila 39-40 Minggu Di BPM Susiana Kabupaten Padang
Pariaman.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk dapat melakukan pengkajian data subjektif


b. Untuk dapat melakukan pengkajian data objektif
c. Untuk dapat melakukan Assesment
d. Untuk dapat melakukan Planning
e. Untuk dapat melakukan Pendokumentasi
D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumber informasi yang dapat dipergunakan untuk penulis


selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan


Diharapkan dapat menjadi masukan untuk dinas kesehatan dibidang
kesehatan Ibu Hamil. Sehingga bisa dapat menjadi pertimbangan dan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
b. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas
dalam memberikan asuhan pada Ibu Bersalin sehingga proses persalinan
dapat berjalan dengan nyaman dan aman.
c. Bagi Ibu Bersalin
Diharapkan dapat menjalani persalinannya dengan aman, tenang dan
nyaman sehingga tidak ada kelainan sampai masa nifas nantinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dariuterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukupbulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membukadan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
beluminpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(AsuhanPersalinan Normal, 2008).
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Varney yang mengatakan
bahwapersalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasilkonsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,
yangditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan
pengeluaranplasenta (Varney, 2007).
Persalinan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Persalinan spontan: Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan: Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
misalnyadengan ekstraksi vakum, forcep, ataupun sectio secarea
3. Persalinan anjuran: Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat
untukmerangsang timbulnya kontraksi.
Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
diluar, tetapitidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Kadang-kadangpersalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelahpemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

B. Tanda dan Gejala Persalinan


Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan
seorangwanita mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami
semua,sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah:
1. Lightening
Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalahpenurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sevalik,kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat
itu, sesak nafas yangdirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena
kondisi ini akanmenciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru.
Sebaliknya ibu akanmerasamenjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman
akibat tekanan panggulyang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan
statis pada vena.
2. Perubahan Serviks
Perubahan serviks mendekati persalinan serviks semakin matang.
Konsistensiservik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban Pecah Dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.
KPD dialamioleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan spontan dalam
24 jam.
4. Bloody Show
Bloody show adalah pengeluaran lendir disertai dengan darah melalui
vagina.Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkanpendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat dikanalis
servikalis lepas, kapilerpembuluh darah pecah, yang menjadikan perdarahan
sedikit (Asrinah, 2010).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang hatus diperhatikan, yaitu :
1. Power : Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Ada dua power
yangbekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS dan tenaga mengejan ibu.
2. Passanger : Faktor janin meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah.
3. Passage : Merupakan faktor jalan lahir. Jalan lahir merupakan komponen
pentingdalam proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan
lahir lunak(Manuaba,2010).
4. Psikis Ibu : Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya
kerjaotot –otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom
maupun yangsadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa
tenang dan sabar,maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut.
Namun jika ia merasatidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini
akan menghambat prosespersalinan (Sumarah, 2010).
5. Penolong : Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan
doronganingin mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang
dapatmembantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan.
Tenaga ibuakan menjadi terbuang jika saat untuk mengejan yang ibu lakukan
tidak tepat(Sumarah, 2010).

D. Tahap-Tahap dalam Persalinan


1. Kala I
Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi
persalinansejati, yang ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan
diakhiridengan pembukaan lengkap (10 cm). Hal ini sering dikatakan sebagai
tahappembukaan serviks (Helen Varney 2007).
Kala I terbagi atas 2 fase, yaitu:
a. Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
danpembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks
membukakurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten berlangsung hampir
8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih
dalam10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari
pembukaan 4hingga mencapai pembukaan 10cm, akan terjadi dengan
kecepatan ratarataperjam pada primipara atau lebih 1 cm hingga 2 cm pada
multiparadan terjadi penurunan bagian terbawah janin ( Depkes, 2008).
Fase aktif terdiri atas beberapa sub fase, yaitu:
 Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
 Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangatcepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jampembukaan 9 cm menjadi 10 cm (Prawirohardjo, 2010).
Dalam proses ini terjadi penurunan bagian terbawah janin. Penanganan
yangharus dilakukan bidan pada fase ini adalah memberi perhatian lebih
kepada ibu,jika tampak ibu merasa kesakitan maka bidan harus dapat
menghiburnya, baikitu dengan mengalihkan perhatiannya maupun dengan
memberi support kepadaibu tentang bayi yang dikandungnya untuk
pertama kali akan ia lahirkan.Makan dan minum tidak boleh dibatasi, hal
ini agar ibu memiliki cadanganenergi yang mencukupi saat harus
mengejan di kala II persalinan. Lakukansemua tindakan dengan tetap
menjaga privasi klien, agar klien merasadihormati selayaknya manusia.
Pada saat HIS berkurang, dapat ditawarkanberbagai posisi melahirkan kala
II yang akan dirasa cukup memberinya rasanyaman. Persilahkan ibu untuk
memilih yang sesuai dengan keadaannya sertaberikan konseling tentang
kelebihan dan kekurangan berbagai metode tersebut.
2. Kala II
Kala dua adalah saat keluarnya janin. Kala dua persalinan dimulai
ketikapembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi.Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam
padamultipara. Gejala dan tanda kala dua persalinan:
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan spingter ani membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir dan nulipara umumnya bercampur
sedikitdarah.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kirakira2- 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehinggaterjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektorismenimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu
merasa sepertimau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janinmulai kelihatan, vulva membuka, perineum meregang. Dengan his
yangterpimpin terlahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala 2
padaprimipara : 1 ½ – 2 jam, pada multipara ½ - 1 jam.
3. Kala III
Kala III adalah pemisahan dan keluarnya plasenta dan membran, pada
kala tigaini, juga dilakukan pengendalian perdarahan. Kala ini berlangsung
darilahirnya bayi sampai plasenta dan membran dikeluarkan. Kala tiga
persalinandimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsungtidak lebih dari 30 menit. (Saifuddin, 2003).
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal
dibawahini:
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometriummulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanyasepusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong kebawah, uterusberbentuk segitiga atau seperti buah pear dan
fundus berada diatas pusat(seringkali mengarah kesebelah kanan).
b. Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva
(Tanda Ahfeld)
c. Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul
dibelakangplasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh
gaya gravitasi.Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam
ruang diantara dindinguterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampungnya maka darahtersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas.

Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi


uterus lebihefektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III jika dibandingkan
dengan penatalaksanaan fisiologis. Manajemen Aktif Kala III terdiri dari tiga
langkah utama:

a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit partama setelah bayi lahir


b. Melakukan penegangan talipusat terkendali
c. Masase fundus uteri. (JNPK-KR, 2008).
Hal penting yang perlu diperhatikan pada saat plasenta lahir segera
cekkelengkapan plasenta.

4. Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamatikeadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpratum
karenaperdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Tujuh
pokokpenting didalam kala IV, antara lain:
a. Kontraksi rahim: baik atau tidak kontraksi rahim dapat diketahui dengan
palpasi.Bila perlu lakukan massase dan berikan uteretonika
b. Perdarahan: ada perdarahan aktif atau tidak, dan jumlah dari perdarahan
c. Kandung kemih
d. Luka-luka jahitan baik atau tidak
e. Penilaian terhadap kelengkapan plasenta
f. Keadaan umum ibu seperti tanda-tanda vital
g. Memeriksa Kemungkinan Perdarahan dari Perineum. Perhatikan dan
temukanpenyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum dan
vagina.Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan :
 Derajat I : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum.Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan posisi luka
baik.
 Derajat II : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, dan otot perineum
 Derajat III : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,dan otot perineum ditambah dengan otot sfingter ani
eksterna.
 Derajat IV : terdiri dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum,dan otot perineum, otot sfingter ani eksterna dan dinding
rectum anterior.
Untuk derajat III dan IV penolong APN tidak dibekali keterampilan
untukreparasi laserasi perineum derajat III dan IV, segera rujuk (Depkes,
2007).

E. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling
terkaitdalam asuhan persalinan yang bersih dan aman (JPNK, 2008).

1. Membuat Keputusan Klinik


Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk
menyelesaikanmasalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien
2. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dankeinginan ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
3. Pencegahan InfeksI
Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk untuk
melindungiibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnyadengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur
4. Pencatatan (Dokumentasi)
Pencatatan adalah bagian terpenting dari proses membuat keputusan
klinik karenamemungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus
memperhatikan asuhanyang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran
bayi
5. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan
atau fasilitasyang memiliki sarana yang lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwaibu dan bayi baru lahir.
F. Evidence based
1. Laserasi/episoptomi
Dengan paradigma pencegahan, episotomi tidak lagi dilakukan secara
rutinkarena dengan frasat khusus penolong persalinan akan mengatur
ekspulsikepala, bahu dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laerasi atau
hanya terjadirobekan minimal pada perineum.
2. Partus Lama
Untuk pencegahan terjadinya partus lama atau melewati batas waktu
yangditentukan, asuhan persalinan normal mengandalkan penggunaan
patografuntuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan.
Dukungansuami atau kerabat diharapkan dapat memberikan rasa tenang da
aman selamaproses persalinan berlangsung. Pendampingan ini diharapkan
dapatmendukung kelancaran proses persalinan, menjalin kebersamaan dan
berbagitanggung jawab diantara penolong dan keluarga klien
3. Amniotomi
Amniotomi dapat dilakukan dalam situasi:
a. Pemantauan janin atau uterus diperlukan
b. Untuk induksi persalinan, biasanya bersamaan dengan infus oksitosin
c. Untuk augmentasi persalinan, karena dalam amniotomi
tersebutmenyebabkan peningkatan pada prostaglandin plasma.
Kontraindikasi dari amniotomi yaitu:
a. Dicurigai plasenta previa
b. Adanya kontraindikasi apapun untuk terjadinya persalinan pervaginam
c. Presentasi yang tidak diketahui.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. N G1P0A0


USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU DI BPM SUSIANA
KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Kala I Fase Aktif


Tanggal 3 September 2022, Pukul 08:00 WIB

Subjektif

Ibu datang ke BPM Susiana pada pukul 08.00 WIB dengan keluhan mules-mules yang
sering dan keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air. Pergerakan janin aktif.
Minum terakhir pukul 07.45 WIB, dan BAK terakhir pukul 06:00 WIB.

Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional Stabil

Tanda-tanda vital

TD : 130/90 mmHg Pernapasan : 23x/menit

Nadi : 83x/menit Suhu : 36,50C.

Pemeriksaan obstetri

TFU 32 cm, dengan di fundus teraba bulat, lunak,dan tidak melenting (bokong). Pada
bagian kanan teraba tahanan keras memanjang (punggung) dan dibagian kiri teraba
bagian terkecil janin ( ekstremitas ). Pada bagian terendah teraba bagian bulat, keras,
dan sulit dilentingkan (kepala). Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul,
teraba kepala 2/5 bagian. His sebanyak 4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik,
kekuatan sedang. Frekuensi denyut jantung janin 138 x/menit, teratur, puntum
maksimum dua tempat disebelah kanan dibawah pusat. Pemeriksaan dalam pada vulva
vagina tidak terdapat kelainan, terdapat pengeluaran lendir darah. Portio teraba tipis
lunak dengan penmbukaan 5 cm. Selaput ketuban utuh, denominator ubun-ubun kecil
dengan posisi kanan depan. Presentasi belakang kepala dan tidak terdapat penyusupan.
Penurunan kepala pada Hodge II+. Pada anus tidak terdapathemoroid.

Analisa

Diagnosa kebidanan : Ibu G1P0A0 hamil usia 39 minggu partus kala 1 fase aktif.
Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.

Penatalaksanaan

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga, berdasarkan hasil pemeriksaan yang


telahdilakukan bahwa sampai saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan
baik.Ibu dan keluarga mengerti dengan keadaan ibu dan janin.
2. Menghadirkan pendamping persalinan. Ibu ditemani oleh suami.
3. Membimbing ibu dalam melakukan relaksasi saat mulas datang, dengan
caramenarik nafas panjang lewat hidung, kemudian dilepaskan dengan perlahan
danditiupkan melalui mulut secara berulang.Ibu dapat mengulangi teknik
relaksasi dengan baik.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasinya,
gunamenambah tenaga untuk persiapan saat mengejan.Ibu bersedia untuk makan
dan minum. Ibu meminum air mineral, larutan isotonik,dan teh manis hangat.
Serta makan roti.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dengan posisi tubuh miring ke
kiri,ataupun berganti kearah kanan jika ibu sudah merasa pegal.Ibu mengerti, dan
ibu memilih untuk miring ke arah kiri.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan dalam BAB dan BAK
gunakeefektifan penurunan kepala janin, dan memanggil petugas kesehatan
untukmembantu proses eliminasi.Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
7. Mengobservasi kemajuan persalinan seperti detak jantung janin, his, nadi, setiap
30menit dan melakukan pemeriksaan dalam serta tekanan darah 4 jam lagi ( pukul
12:00 WIB ) atau jika ada indikasi.Observasi telah dilakukan.
8. Menyiapkan perlengkapan persalinan, seperti pakaian bersih untuk
ibu,perlengkapan bayi, partus set, obat-obat yang dibutuhkan seperti
oksitosin,heacting set, air bersih untuk membersihkan sisa persalinan, dan air
klorin.Peralatan telah disiapkan.
9. Memberikan dukungan kepada ibu agar bersabar dalam penantian persalinan.Ibu
terlihat lebih tenang dan dapat menguasai dirinya.
10. Melakukan pengisian partograf.

Kala II

Tanggal 3 September 2022 pukul 14:30 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan merasa mulas yang semakin kuat dan terasa ingin buang air besar.

Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional Stabil

Tanda-tanda vital

TD : 120/80mmHg Pernapasan : 24x/menit

Nadi : 82x/menit Suhu : 36,8 0C.

Pemeriksaan Obstetri

Frekuensi DJJ 140 x/menit, teratur, puntum maksimum tiga jari dibagian
kanan dibawah pusat. His sebanyak 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, kekuatan
kuat. Kandung kemih ibu kosong. Terdapat tanda gejala kala II, yaitu: dorongan ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.

Pemeriksaan dalam (pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi) Vulva/Vagina


tidak terdapat kelainan, portio tidak teraba dengan pembukaan 10 cm. Ketuban utuh,
denominator ubun-ubun kecil, posisi kanan depan dengan presentasi belakang kepala.
Tidak terdapat penyusupan dan penurunan kepala pada Hodge III+.
Analisa

Diagnosa kebidanan : Ibu G1P0A0 hamil 39 minggu partus kala II. Janin Tunggal,
hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


bahwapembukaan jalan lahir telah lengkap dan ibu sudah boleh mengedan pada
saat his(mulas) datang, dan istirahat sejenak disaat mulas hilang.Ibu mengerti dan
dapat melakukan sesuai intruksi.
2. Memberi tahu macam-macam posisi dalam bersalin dan menganjurkan kepada
ibuuntuk memilih posisi yang membuat ibu nyaman.Ibu memilih posisi setengah
duduk.
3. Melakukan amniotomi pukul 14.45 ketuban jernih.
4. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap bersemangat demi kelahiran
sangbayi.Ibu merasa lebih tenang dan siap untuk mengedan.
5. Membantu ibu dengan memimpin meneran yang baik ketika his
datang,menganjurkan ibu untuk istirahat dan minum di saat his menghilang
danmengobsrvasi DJJ.Ibu berusaha meneran dengan baik dan istirahat serta
minum saat his menghilang
6. Melibatkan pendamping ibu dalam proses persalinan.Suami ibu membantu dalam
memberikan minum saat ibu istirahat dari proses mengejan.
7. Melakukan pertolongan persalinan normal.Bayi lahir spontan pukul 15.00 WIB,
jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, warnakulit kemerahan, tonus otot bergerak
aktif, mengeringkan dan menghangatkan bayi.
8. Memfasilitasi kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini
(IMD)segera setelah persalinan dan memberitahu kepada ibu tujuan dari IMD.Ibu
bersedia dan mengerti dengan tujuan IMD.

Kala III

Tanggal 3 September 2022 pukul 15.10 WIB


Subjektif

Ibu merasa bahagia dan lega dengan kelahiran bayinya, namun masih merasakan
sedikit mulas.

Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional Stabil

TD : 120/80 mmHg P : 22 x/i

Nadi : 82 x/menit S : 36,8 0C

Pemeriksaan obstetri

TFU teraba sepusat, tidak ada janin kedua. Kontraksi uterus baik, teraba keras.
Kandung kemih teraba penuh. Perdarahan ±100cc. Inspeksi pada genetalia tampak
talipusat didepan vulva.

Analisa

Diagnosa kebidanan : Ibu P1A0 partus kala III

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam


kondisibaik dan memberitahu bahwa plasenta akan segera lahir.Ibu mengerti
dengan kondisinya.
2. Membantu mengosongkan kandung kemih menggunakan kateter nelaton. Ibu
bersedia dan kandung kemih telah dikosongkan.
3. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atau bagian luar.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Terdapat tanda-tanda
pelepasanplasenta yaitu tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba, dan
uterusglobuler. Melahirkan plasenta. Pukul 15:10 WIB plasenta lahir spontan
dan lengkap.
c. Melakukan massase fundus uterus selama 15 detik atau 15 putaran.
Kontraksiuterus mulai keras.
4. Melakukan pemeriksaan plasenta. Selaput ketuban utuh, panjang tali pusat ±52
cm,diameter ±20 cm, tebal ±3 cm, insersi tali pusat central, berat ±500 gram,
jumlahkotiledon 20 buah.
5. Menilai perdarahan.Pengeluaran darah ±100 cc.
6. Menilai robekan jalan lahir.Terdapat robekan pada jalan lahir derajat 2

Kala IV

Tanggal 3 September 2022 pukul 15:25 WIB

Subjektif

Ibu mengatakan merasa senang atas kelahiran bayinya dan merasa lega karena
plasenta sudah lahir, namun ibu masih merasa mulas.

Objektif

Keadaan umum Baik, kesadaran Compos mentis, keadaan emosional stabil

Tanda-tanda vital

TD : 110/80mmHg Pernapasan 21 x/menit

Nadi 82x/menit Suhu 36,80C

Pemeriksaan Obstetri

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras. Kandung kemih teraba
kosong. Pengeluaran darah ±100 cc. Tampak robekan pada mukosa vagina, mukosa
perineum, dan otot perineum.

Analisa

Diagnosa kebidanan : Ibu P1A0 partus kala IV dengan ruptur jalan lahir grade II.

Masalah : Rupture grade II

Kebutuhan : Heacting perineum.

Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa menurut hasil pemeriksaan pada
saat iniibu dan bayi dalam keadaan baik.Ibu dan keluarga mengerti dan telah
mengetahui.
2. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
terdapatrobekan jalan lahir dan melakukan inform consent.Ibu bersedia untuk
dijahit tanpa menggunakan anastesi.
3. Melakukan penjahitan di otot dan perineum dengan teknik jelujur menggunakan
cutgut tanpa anastesi.Luka jalan lahir telah di jahit, dan tidak terdapat perdarahan
aktif pada luka.
4. Mendesinfektankan partus set, heacting set dengan merendam alat di larutan
klorin0,5% selama 10 menit.Alat telah di desinfektankan.
5. Membersihkan, merapihkan, dan mengganti pakaian ibu, memakaikan pembalut
gunapemantauan perdarahan. Serta memantau tekanan darah, nadi, suhu,
kontraksi uterus,TFU, perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30menit pada satu jam kedua. Pemantauan telah dilakukan.
6. Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus yang baik,
danmengajarkan teknik massase uterus setiap kali uterus teraba lembek.Ibu dan
keluarga dapat mempraktikannya.
7. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu.Ibu meminum teh manis hangat, dan
makan nasi sayur dan lauk.
8. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi bertahap diatas tempat tidur, yaitu
denganmiring kekanan maupun miring kekiri.Ibu dapat melakukan secara
bertahap, dan tidak terdapat keluhan saat mobilisasi.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK, dan memanggil
petugaskesehatan jika ingin BAK. Memberitahu pentingnya tidak menahan BAK
yaitu agarinvolusi uteri berproses dengan baik, dan jika ingin membersihkan alat
genetaliasecara bersih dan kering.Ibu mengerti dan ibu belum ingin BAK
10. Memberikan ibu therapy amoxicillin 500 mg 3x1, Asam Mefenamat 500 mg
3x1,serta Vitamin A pertama. Dan memberitahu agar mengonsumsi obat dengan
airmineral, bukan dengan air teh atau susu karena dapat mengurangi kinerja
obat.Ibu ingin meminum obat setelah makan. Dan ibu mengerti mengenai
carameminumnya.
11. Merencanakan ibu untuk pindah keruang perawatan nifas setelah Kala IV atau
setelah2 jam ( pukul 17:30 WIB )
BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi


cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Erawati, 2011). Proses persalinan dengan normal dari
kala I-IV. Kala 1 persalinan dimulai dengan serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm.

Ibu datang ke BPM Susiana dengan keluhanmules-mules yang sering dan


keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air. Hal ini terjadi karena adanya kontraksi
yang dialami ibu. Pada primigravida fase laten, fase aktif dan fase deselarasi terjadi
lebih panjang dikarenakan mekanisme membukanya serviks berbeda antara
primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan
membuka lebih dahulu sehinggah serviks akan mendatar dan menipis Widia Sofa
(2015).

Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir Gejala dan
tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak kepala janin melalui bukaan
introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rectum
atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan spingter ani membuka,
peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Proses ini biasanya berlansung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada mult parai. (Rukiah, dkk 2012).

Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan Ny. N adalah asuhan persalinan
normal (APN) dengan 60 langkah. Hal ini sesuai dengan (Sainfuddin, 2010) tentang
asuhan persalinan normal.Pada kala II dilakukannya amniotomi kepada Ny. N karena
pada 15 menit setelahdinyatakan pembukaan lengkap selaput ketuban muncul di
depan vulva, dan atas arahanbidan penolong melakukan amniotomi guna menghindari
pecahnya selaput ketubansecara spontan di luar vulva. Menurut Nan G O’Connell,
2016 indikasi dilakukannyaamniotomi adalah saat pemantauan janin atau uterus
diperlukan seperti adanya keliananpada plasenta/talipusat/membran, untuk induksi
persalinan, untuk augmentasi persalinan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada masa PersalinanKeadaan ibu pada waktu bersalin
baik dan telah sesuai dengan standar asuhan persalinan normal (APN) dengan 60
langkah dan tidak ditemukan masalahpenyulit dalam persalinan, proses pesalinan
berjalan lancar

B. Saran
1. Bagi lahan praktik
Pelayanan asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan lebih
ditingkatkan sesuai dengan standar terbaru terutama pada pencegahan
infeksidan pengkajian awal klien.
2. Bagi mahasisiwi kebidanan
Mahasiswi diharapkan agar selalu menambah wawasan dalam
ilmukebidanan dan mempraktikkannya dengan optimal.
3. Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan lebih meningkatkan pengetahuannya
seputarkehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas dan saling
menjalinkerjasama yang baik dalam memberikan dukungan kepada ibu.
4. Bagi penulis
Diharapkan penulis selalu menerapkan manajemen kebidanan
secarakomprehensif dan berkesinambungan serta dapat terus bermanfaat
bagimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Baston, Helen & Hall, Jennifer. 2011. Midwifery Essentials: Persalinan, volume4.
Jakarta: EGC

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI

Karlina, Novvi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan


Neonatal. Bogor: IN MEDIA

Manuaba. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Miratu, Megasari, dkk. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Jilid 1.


Yogyakarta: Deepublish.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


PustakaSarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SarwonoPrawirohardjo

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta:
EGC

Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta:
EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENGURANGI NYERI PERSALINAN

I. Pokok Bahasan : Mengurangi Nyeri Persalinan


Penyuluh : Ezy yunita
Hari/Tanggal : 03 September 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : BPM Susiana
Sasaran : Ibu Melahirkan

II. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Ibu Hamil dapat mengetahui cara sederhana mengatasi nyeri persalinan

III. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


A. Ibu dapat menyebutkan cara sederhana mengatasi nyeri persalinan.
B. Ibu dapat menyebutkan 5 posisi yang bisa mengurangi nyeri saat
persalinan

IV. Materi
A. Cara sederhana mengatasi nyeri persalinan
B. 5 posisi yang bisa mengurangi nyeri saat persalinan

V. Media
-

VI. Metode
A. Ceramah
B. Diskusi

VII. Pelaksanaan
NO Kegiatan Respon Masyarakat Waktu

1 Pendahuluan 5 menit

a. Penyampaian salam a. Membalas salam

b. Perkenalan b. Memperhatikan

c. Menjelaskan topic penyuluhan c. Memperhatikan

d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan

e. Menjelaskan waktu e. Memperhatikan


pelaksanaan
2 Penyampaian materi 10
menit
1. Materi a. Memperhatikanpenjelasan
a. Cara sederhana dan mencermati materi
mengatasi nyeri
persalinan.
b. Posisi yang bisa b. Bertanya
mengurangi nyeri saat
persalinan
c. Memperhatikan
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya

3. Menjawab pertanyaan
peserta

3 Penutup 5 menit

a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan


penyuluhan
b. Menjawab salam
b. Mengakhiri dengan salam

VIII. Evaluasi
Setelah diberi penyuluhan Ibu Hamil diberi pertanyaan yaitu :
1. Bagaimanacara sederhana mengatasi nyeri persalinan
2. Apa saja posisi yang bisa mengurangi nyeri saat persalinan

IX. Referensi

https://www.popmama.com/pregnancy/birth/novyagrina/posisi-meredakan-
nyeri-saat-kontraksi-persalinan/5

X. Materi

Terlampir
Materi Penyuluhan

Mengurangi Nyeri Persalinan

A. Cara Sederhana Mengatasi Nyeri Persalinan


1. Memberi kompres hangat pada bagian tubuh yang terasa nyeri atau mandi air
hangat
2. Mendapat pijatan, misalnya di bagian kaki, tangan, dan punggung
3. Melakukan teknik relaksasi, seperti menarik napas dalam, mendengarkan
musik yang menenangkan, atau menggunakan aromaterapi
4. Mencoba lebih banyak bergerak, misalnya berjalan di sekitar kamar, atau
mengubah posisi tubuh, misalnya dengan duduk, jongkok, atau berbaring
menyamping
B. 5 Posisi yang Bisa Mengurangi Nyeri saat Persalinan
1. Posisi jongkok
Jika kontraksi datang, lakukan posisi jongkok. Lihat sesuatu untuk
pegangan seperti tiang tempat tidur atau handrail stainless kloset. Intinya
sesuatu yang kokoh. Jongkok adalah posisi sempurna untuk proses
pembukaan dan membawa bayi ke leher rahim mama untuk mempercepat
persalinan. Sebagian perempuan menganggap posisi ini memberi dorongan
kontraksi yang sangat kuat, sebagian merasa posisi ini sangat membantu
untuk meredekan nyeri dan mempercepat proses pembukaan. Tarik napas
dalam dalam ritme lambat selama kontraksi. Lepaskan ketegangan dengan
setiap hembusan napas.
2. Posisi intuitif
Bergerak secara intuitif untuk memfasilitasi bayi yang sebentar lagi
akan lahir sehingga dia akhirnya bisa bergabung dengan Mama di luar.
Salah satunya dengan bersimpuh sambil mengangkat satu kaki, sesekali
condongkan tubuh bagian atas ke depan. Seperti biasa, pilihlah tempat
untuk pegangan yang kokoh.
3. Duduk di atas gym ball
Teruslah bergerak dan berjalan. Aktivitas ini bisa membantu kepala
bayi cepat masuk ke jalan lahir. Selama proses pembukaan berlangsung,
Mama akan merasakan ada sesuatu yang mendorong hingga terasa nyeri ke
vagina. Untuk meredakan rasa nyeri duduklah di atas gym ball. Ikuti
gerakan natural pinggang dan pinggul mama. Ke depan, ke samping, atau ke
belakang secara perlahan.

4. Posisi bersimpuh
Lama-kelamaan energi akan semakin habis dan tubuh mama terasa
seperti tertarik oleh gravitasi bumi. Sesekali condongkan tubuh ke depan,
angkat panggul ke atas dan dorong ke belakang. Gerakan ini bisa
mengurangi nyeri saat kontraksi sebelum persalinan.
5. Hidroterapi
Mandi air hangat bisa menenangkan, terutama jika kamu bisa duduk
di bangku dan mengarahkan handheld shower ke perut atau punggung.
Mandi dengan air hangat bisa membuat Mama lebih rileks, dan bahkan bisa
mempercepat persalinan.

Anda mungkin juga menyukai