Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY “Y” USIA KEHAMILAN


39-40 MINGGU DENGAN FETAL DISTRESS PADA PERSALINAN KALA I
FASE AKTIF
DI RSUD MUHAMMAD NATSIR SOLOK
TAHUN 2021

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk


menyelesaikan tugas Praktek Klinik Kebidanan II (PKK II)

Disusun Oleh :

Fitri Rizkia
(181000215401008)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
studi kasus yang berjudul”Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Indikasi Fetal
Distress pada KALA II Fase Aktif Di RSUD Muhammad Natsir Solok Tahun
2021” Laporan ini berisikan tentang asuhan kebidanan pada ibu post SC yang di
laksanakan dalam bentuk manajement SOAP.
Selama penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Riki Saputra, S.Fil.I,M.A, Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatra Barat.
2. Ibu Yuliza Anggraini, S.ST., M.Keb, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Sekaligus Pembimbing II Studi Kasus PKK
II.
3. Ibu Liza Andriani, S.SiT., M.Keb, Ketua Program Studi D III
kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Sekaligus Pembimbing I Studi Kasus PKK II
4. Ibu Heni Fetrisyat Pembimbing Lapangan
5. Pasien beserta keluarga yang memberi izin dalam pengambilan kasus ini.
6. Teman dan berbagai pihak yang telah memberi masukan dan saran
kepada penulis.
Dalam menyusun laporan studi kasus Patologi Asuhan Kebidanan ini penulis
menyadari atas kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran. Dan mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi
kita semua.

Solok, Januari 2021

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Persalinan ..................................................................................... 4
B. Fetal Distress ...................................................................................................... 12
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus .................................................................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan Post SC .......................................................................................... 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 26
B. SARAN .............................................................................................................. 26
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan keadaan fisiologis yang normal. Persalinan dapat

dilakukan dua cara yaitu persalinan normal (pervaginam) dan dengan

pembedahan (sectio caesarea). Persalinan normal yaitu proses dari mulesnya

ibu sampai dengan keluarnya bayi dengan kondisi kepala dahulu melalui vagina

dengan lama persalinan kurang dari 24 jam (Rahman, 2019).

Persalinan adalah proses pengeluaran ( kelahiran ) hasil konsepsi yang

dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Pada proses ini akan

terjadi perubahan – perubahan baik perubahan fisiologis maupun psikologis

sebagai respon dari apa yang dirasakan dalam proses persalinannya. Sehingga

tidak tertutup kemungkinan pada persalinan terjadinya kegawatdaruratan.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI angka kematian bayi di

Indonesia pada 2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada

2018 ketika angka kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau pada

2017 yang mencapai 22,62, angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong

tinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Pada 2019, negara Asia

Tenggara dengan angka kematian bayi paling rendah adalah Singapura (2,26),

disusul Malaysia (6,65), Thailand (7,80), Brunei Darussalam (9,83), dan

Vietnam (16,50). (KemenKes RI, 2019).

Fetal distress atau gawat janin adalah kondisi yang menandakan kondisi

janin yang mengalami kekurangan oksigen sehingga mengalami hipoksia.

1
Keadaan gawat janin atau fetal distress ditandai dengan DJJ kurang dari 120 x/i

dan lebih dari 160 x/i.(Septianana, 2020)

B.     Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melaksanakan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin NY “Y” UK 33-34 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I

Fase Aktif di RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021" dengan pendekatan

manajemen varney dan dokumentasi secara soap.

2. Tujuan Khusus

a) Mampu melakukan pengkajian data Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin NY “Y” UK 39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA

I Fase Aktif di RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021

b) Mampu melakukan diagnosa Pada Ibu Bersalin NY “Y” UK 39-40

Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif di RSUD

M.Natsir, Solok tahun 2021

c) Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial Pada Ibu Bersalin NY

“Y” UK 39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif

di RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021

d) Melaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi Ibu Bersalin NY

“Y” UK 39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif

di RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021

2
e) Menyusun rencana asuhan kebidanan Pada Ibu Bersalin NY “Y” UK

39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif di RSUD

M.Natsir, Solok tahun 2021

f) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Pada Ibu Bersalin NY “Y”

UK 39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif di

RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021

g) Mengevaluasi asuhan tindakan yang telah dilaksanakan Pada Ibu

Bersalin NY “Y” UK 39-40 Minggu dengan Fetal Distress pada KALA

I Fase Aktif di RSUD M.Natsir, Solok tahun 2021

C. Manfaat

1. Bagi penulis

Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksaan pada ibu bersalin, mahasiswa

mampu menganalisa keadaan pada ibu bersalin, dan mengerti tindakan segera

yang harus dilakukan.

2. Bagi Lahan Praktek/Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat sekitar dalam rangka

meningkatkan dan menjaga kesehatan khususnya pada Ibu bersalin.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin dengan fetal

distress.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR PERSALINAN

1) Definisi Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran

hasil konsepsi oleh ibu, persalinan dimulai dengan proses membuka dan

menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

Tanda tanda persalinan dimulai dengan adanya kontraksi yang datang

secara teratur dengan durasi yang lebih lama, kemuadian muncul rasa sakit

dan nyeri pada pinggang yang menjalar sampai ke ari ari. Selain itu juga

muncul atau adanya pengeluaran blood slime atau darah bercampur lendir dari

genitalia ibu. Selain blood slime juga bisa ditandai dengan pecahnya ketuban.

2) Etiologi
Sebab terjadinya persalinan dimulai dari penurunan kadar

progesterone, teori oxytosin, peregangan 10 otot–otot uterus yang berlebihan

(destended uterus), pengaruh janin, teori prostaglandin. Seperti diketahui

progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar

4
kedua hormon ini terjadi kira–kira 1–2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar

prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm meningkat.

Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor

yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami

degenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang

terletak dibelakang servikale. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus

dapat dibangkitkan sehingga his dapat dibangkitkan dan hasil konsepsi akan

segera dikeluarkan.

3) Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan terdiri dari 4 tahapan, yaitu :

a. KALA I
Kala I atau kala pembukaan adalah Periode persalinan yang dimulai

dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi

lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi

menjadi sebagai berikut :

a) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari

0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam. 11

b) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat, yang terbagi

menjadi :

5
 Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

 Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9

cm yang dicapai dalam 2 jam.

 Fase Fase deselerasi (fase kurangnya percepatan), dari

pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam.

b. KALA II
Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai

dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

c. KALA III
Kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari

lahinya bayi sampai dengan lahirnya plasenta.

d. KALA IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.

4) Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Terdapat lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan

kelahiran, diantaranya :

a. Passenger

6
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati

jalan lahir, maka plasenta dianggap juga sebagai bagian dari passenger

yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses

persalinan pada kehamilan normal.

b. Passageway
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-

lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi meskipun

itu jaringan lunak, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses

persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan

lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul

perlu diperhatikan sebelum persalinan dimulai.

c. Power
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-oto perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen.

Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu

7
kontraksi otot-otot rahim, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya

adalah tenaga meneran ibu

d. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Menurut Melzack, dkk tahun 1991 dalam Bobak (2012)

mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman,

dan memperbaiki sirkulasi. Posisi yang baik dalam persalinan yaitu

posisi tegak yang meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan

jongkok. Posisi tegak dapat memberikan sejumlah keuntungan, hal itu

dikarenakan posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu

penurunan janin, dapat mengurangi insiden penekanan tali pusat,

mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan mencegah

kompresi pembuluh darah serta posisi tegak dapat membuat kerja otot-

otot abdomen lebih sinkron (saling menguatkan) dengan rahim saat

ibu mengedan.

e. Psycologic Respon
Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya

dorongan positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi

adaptasi/coping (Sukarni & Wahyu, 2013). Psikologis adalah bagian

yang krusial saat persalinan, ditandai dengan cemas atau menurunnya

kemampuan ibu karena ketakutan untuk mengatasi nyeri persalinan.

8
Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan ibu yaitu

dikeluarkannya hormon katekolamin. Hormon tersebut menghambat

kontraksi uterus dan aliran darah plasenta.

Faktor psikologis tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual;

Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya; Kebiasaan adat; Dukungan

dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

5) Mekanisme persalinan
Terdapat tujuh mekanisme persalina, diantaranya :

1. Engagement

Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir

kehamilan, sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal

persalinan. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat

masuk ke dalam panggul dengan sutura sagitalis dalam

anteroposterior. Jika kapala masuk ke dalam pintu atas panggul

dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan

dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus. Kepala

pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan

dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke sympisis

maka hal ini di sebut Asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus.

Asinklitismus posterior dan asinklitismus anterior.

9
a) Asinklitismus Posterior Yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati symfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah

dari pada tulang parietal depan. Terjadi karena tulang parietal

depan tertahan oleh simfisis pubis sedangkan tulang parietal

belakang dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung

sakrum yang luas.

b)Asinklitismus Anterior Yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih

rendah dari pada tulang parietal belakang.

2. Penurunan

Penurunan diakibatkan oleh kekuatan kontraksi rahim,

kekuatan mengejan dari ibu, dan gaya berat kalau pasien dalam posisi

tegak. Berbagai tingkat penurunan janin terjadi sebelum permulaan

persalinan pada primigravida dan selama Kala I pada primigravida dan

multigravida. Penurunan semakin berlanjut sampai janin dilahirkan,

gerakan yang lain akan membantunya.

3. Fleksi

Fleksi sebagian terjadi sebelum persalinan sebagai akibat tonus

otot alami janin. Selama penurunan, tahanan dari serviks, dinding

pelvis, dan lantai pelvis menyebabkan fleksi lebih jauh pada tulang

leher bayi sehingga dagu bayi mendekati dadanya. Pada posisi

oksipitoanterior, efek fleksi adalah untuk mengubah presentasi

10
diameter dari oksipitofrontal menjadi suboksipitoposterior yang lebih

kecil. Pada posisi oksipitoposterior, fleksi lengkap mengkin tidak

terjadi, mengakibatkan presentasi diameter yang lebih besar, yang

dapat menimbulkan persalinan yang lebih lama.

4. Putaran paksi dalam

Pada posisi oksipitoanterior, kapala janin, yang memasuki

pelvis dalam diameter melintang atau miring, berputar, sehingga

oksipito kembali ke anterior ke arah simfisis pubis. Putaran paksi

dalam mungkin terjadi karena kepala janin bertemu penyangga otot

pada dasar pelvis. Ini sering tidak tercapai sebelum bagian yang

berpresentasi telah tercapai sebelum bagian yang berpresentasi telah

mencapai tingkat spina iskhiadika sehingga terjadilah engagement.

Pada posisi oksipitoposterior, kepala janin dapat memutar ke

posterior sehingga oksiput berbalik ke arah lubang sakrum. Pilihan

lainnya, kepala janin dapat memutar lebih dari 90 derajat

menempatkan oksiput di bawah simfisis pelvis sehingga berubah ke

posisi oksipitoanterior. Sekitar 75% dari janin yang memulai

persalinan pada posisi oksipitoposterior memutar ke posisi

oksipitoanterior selama fleksi dan penurunan. Bagaimanapun, sutura

sagital biasanya berorientasi pada poros anteriorposterior dari pelvis.

5. Ekstensi

Kepala yang difleksikan pada posisi oksipitoanterior terus

menurun di dalam pelvis. Karena pintu bawah vagina mengarah ke

11
atas dan ke depan, ekstensi harus terjadi sebelum kepala dapat

melintasinya. Sementara kepala melanjutkan penurunannya, terdapat

penonjolan pada perineum yang diikuti dengan keluarnya puncak

kepala. Puncak kepala terjadi bila diameter terbesar dari kepala janin

dikelilingi oleh cincin vulva. Suatu insisi pada perineum (episotomi)

dapat membantu mengurangi tegangan perineum disamping untuk

mencegah perebakan dan perentangan jaringan perineum. Kepala

dilahirkan dengan ekstensi yang cepat sambil oksiput, sinsiput,

hidung, mulut, dan dagu melewati perineum.

6. Putaran paksi luar

Pada posisi oksipitoanterior dan oksipitoposterior, kepala yang

dilahirkan sekarang kembali ke posisi semula pada saat engagement

untuk menyebariskan dengan punggung dan bahu janin. Putaran paksi

kepala lebih jauh dapat terjadi sementara bahu menjalani putaran paksi

dalam untuk menyebariskan bahu itu di bagian anteriorposterior di

dalam pelvis.

7. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar dari kepala, bahu anterior lahir

dibawah simfisis pubis, diikuti oleh bahu posterior di atas tubuh

perineum, kemudian seluruh tubuh anak.

12
B. FETAL DISTRESS

1. Pengertian Fetal Distress

Gawat janin merupakan suatu reaksi ketika janin tidak memperoleh

oksigen yang cukup. Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang

cukup, sehingga akan mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi (kronik)

dalam jangka waktu yang lama atau akut. Disebut gawat janin bila ditemukan

denyut jantung janin diatas 160/menit atau dibawah 100/menit, denyut jantung

tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan.

2. Etiologi

a) Persalinan berlangsung lama


Persalinan lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada

primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Persalinan lama

dapat mengakibatkan ibu menjadi Gelisah, letih, suhu badan meningkat,

berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus.

b) Induksi persalinan dengan oksitosin


Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum

inpartu baik secara operatif maupun mesinal, untuk merangsang timbulnya

13
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Akibat pemberian oksitosin

yang berlebih-lebihan dalam persalinan dapat mengakibatkan relaksasi

uterus tidak cukup memberikan pengisian plasenta.

c) Ada perdarahan
Perdarahan yang dapat mengakibatkan gawat janin yaitu karena

solusio plasenta. Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan

kedalam desidua basalis. Desidua tersebut kemudian terbelah sehingga

meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium. Sebagai

akibatnya, proses tersebut dalam stadium awal akan terdiri dari

pembentukan hematoma desidua yang menyebabkan pelepasan, kompresi

dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian

tersebut.

d) Infeksi
Infeksi, yang disebabkan oleh pecahnya ketuban pada partus lama

dapat membahayakan ibu dan janin,karena bakteri didalam amnion

menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion

sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneomonia pada

janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi

serius lainnya.

e) Kehamilan posterem

14
Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah bahwa dengan

diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif

terhadap gawat janin pada intrapartum, terutama bila disertai dengan

oligohidramnion. Penurunan cairan amnion biasanya terjadi ketika usia

kehamilan telah melewati 42 minggu, mingkin juga pengeluaran mekonium

oleh janin ke dalam volume cairan amnion yang sudah berkurang

merupakan penyebabnya terbentuknya mekonium kental yang terjadi pada

sindrom aspirasi mekonium.

f) Pre eklamsia

Preeklamsia dapat menyebabkan kegawatan janin seperti sindroma

distres napas. Hal tersebut dapat terjadi karena vasopasme yang merupakan

akibat dari kegagalan invasi trofoblas kedalam lapisan otot pembuluh darah

sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan menyebabkan aliran

darah dalam plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan hipoksia pada

janin yang akan menjadian gawat janin.

3. Faktor yang Mempengaruhi Fetal Distress

a. Kontraksi Uterus

Kontraksi uterus hipertonik yang lama dan kuat adalah abnormal dan

uterus dalam keadaan istirahat yang lama dapat mempengaruhi sirkulasi

utero plasenta, ketika kontraksi sehingga mengakibatkan hipoksia uterus.

15
b. Kompresi Tali Pusat

Kompresi tali pusat akan mengganggu sirkulasi darah fetus dan

dapat mengakibatkan hipoksia. Tali pusat dapat tertekan pada prolapsus,

lilitan talu pusat.

c. Kondisi Tali Pusat

Plasenta terlepas, terjadi solusio plasenta. Hal ini berhubungan dengan

kelainan fetus.

d. Depresi Pusat pada Sistem Pernafasan

Depresi sistem pernafasan pada bayi baru lahir sebagai akibat

pemberian analgetika pada ibu dalam persalinan dan perlukaan pada

proses kelahiran menyebabkan hipoksia.

4. Penanganan Fetal Distress dalam Persalinan

a. Pemantauan DJJ

Untuk gawat janin dengan resiko rendah dilakukan pemantauan setiap 15

menit pada KALA I dan setiap satu menit setelah His pada KALA II,

sedangkan untuk resiko tinggi pemantauan DJJ dilakukan dengan

pemantauan elektronik secara berkesinambungan

b. Interpretasi dan Pengolahan Data

 Untuk memperbaiki aliran darah menuju uterus , pasien

dimiringkan ke kiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta

 Hentikan infus oksitosin jika ada

 Berikan oksigen 6-8 L/menit

16
17
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN  KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY  “Y” G2P0A1H0
UK 39-40 MINGGU DENGAN FETAL DISTRESS
DI RSUD M.NATSIR
TAHUN 2021

Tanggal Pengkajian        : Senin, 18 Januari 2021


Jam                                 : 08.00 WIB
KALA I
I. DATA SUBJEKTIF/PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama            : Ny “Y” Nama suami    : Tn “N”
Umur            : 26 tahun                   Umur               : 32 tahun
Suku/ bangsa : Minang Suku/ bangsa   : Minang
Agama          : Islam                    Agama             : Islam
Pendidikan   : SMA                        Pendidikan      : SD
Pekerjaan      : IRT             Pekerjaan        : Tani
Alamat         : Singkarak Alamat             : Singkarak
2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan merasa sakit pada pinggang dan
menjalar ke ari ari, ibu tidak memiliki riwayat
tensi tinggi, ibu muntah satu kali jam 00.30 dan
saat muntah DJJ sampai 100 x/i
3. Riwayat obstetri
a) Menstruasi
Menarche                 : 13 tahun
Siklus haid               : 28 hari
Banyaknya               : 2-3 ganti duk
Lamanya                  : 7 hari
Warna darah             : merah

18
Teratur/ tidak           : teratur
Disminore               : tidak ada
b) Riwayat kehamilan

No Hamil Persalinan Anak Nifas KB


INI

c) Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 14-04-2020
TP : 21-01-2021
ANC            :
Trimester I   :
1 x di puskesmas, keluhan mual dan
muntah. Terapi tablet Fe dan Asam
Folat
Trimester II :
2x di BPM, tidak ada keluhan.
Terapi tablet Fe dan vitamin

1x di BPM, keluhan sering merasa


Trimester III :
tidak nyaman saat malam hari, terapi
tablet Fe dan vitamin

4. Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Sah
Umur ibu menikah : 24 Tahun
Pernikahan ke :1
Lama menikah baru hamil : 1 tahun
5. Riwayat kesehatan
Penyakit sistemik :
Jantung : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada

19
Hipertensi : Tidak ada
Penyakit keturunan :
DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Penyakit menular
Hepatitis : Tidak ada
HIV/AIDS : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
6. Riwayat psikologi dan social
a) Keadaan psikologi :
Ibu merasa cemas dengan proses
persalinan dan rasa sakit saat
persalinan
b) Keadaan social : Hubungan ibu dengan keluarga,
tetangga dan masyarakat baik.    
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x sehari
Menu : Nasi, lauk, sayur
Keluhan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 7-8 gelas/ hari
Jenis : Air putih
Keluhan : Tidak ada

b) Eliminasi
BAK :
Frekuensi : 5x sehari
Warnanya : jernih

20
Keluhan : Tidak ada
BAB :
Frekuensi : 2x sehari
Konsisten : Lembek
Keluhan : Tidak ada
c) Personal hygine
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Gosok gigi : 3x sehari
Ganti pakaian dalam : 3x sehari
Ganti pakaian luar : 2x sehari
d) Istrahat
Siang : 2-3 jam
Malam : 7-8 jam
e) Olahraga
Senam hamil : Tidak ada
Jalan pagi : Ada
Keluhan : Tidak ada
f) Hubungan seksual
Keluhan : Tidak ada
8. Pola kegiataan sehari-hari
Merokok : Tidak ada
Minum-minuman keras : Tidak ada
Minum jamu : Tidak ada
Obat obatan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran                      : composmentis
TD          : 130/90 mmHg

21
N                        : 81 x/ menit
S            : 37,9 0 °C
RR          :  22x/ menit
TB          : 153 cm
Lila         : 29 cm
BB sebelum hamil : 48 kg
BB sekarang   : 56 kg

Pemeriksan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Warna rambut hitam, bersih.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
Telinga   : Simetris, bersih tidak ada serumen.
Hidung : Simetris tidak ada sekret dan polip.
Mulut  : Mulut bersih, mukosa bibir lembab tidak
adastomatitis.
Leher                       :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar limfe
Dada     : Bentuk simetris.
Payudara                  :Simetris kiri kanan, puting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mamae.
Abdomen                 :Tidak ada bekas luka operasi, striae gravidarum
ada, linea nigra ada, perut membesar sesuai
umur kehamilan.
Ekstremitas atas       : Ada oedem dan tidak ada gangguan
pergerakan.
Ekstremitas bawah   : Ada oedem, tidak ada varises dan tidak

ada gangguan pergerakan.

22
b) Palpasi
Leher                       : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar limfe
Payudara                   : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
yang abnormal.
Abdomen                  
a. Leopold I :
TFU 3 jari di bawah px, teraba lunak,
bundar,dan tidak melenting
kemungkinan bokong janin
b. Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba tonjolan tonjolan
kecil kemungkinan ekstremitas janin, bagian
kiri perut ibu teraba panjang, keras, dan
memapan kemungkinan punggung janin
c. Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba keras, agak
bulat, dan melenting kepala janin belum
masuk PAP dan masih bisa digoyangkan.
d. Leopold IV : sejajar
TFU : 33 cm
TBBJ : (33-12)×155=3255
Perlimaan : 3/5
His : 2-3 x/10 menit
c) Auskultasi
DJJ : 139 x/i
Punctum maksimum : kuadran 4
d) Perkusi :-

Vagina Touche

Pembukaan : 7 cm
Portio : 70 % menipis
Ketuban : Jernih

23
Presentasi : Belakang Kepala
Posisi : UUK depan
Penurunan : H II-III
Molage :0
Pemeriksaan penunjang

Hb : 14,6 gr%
Protein urine :-
Glukosa urine :-
GOLDA :-

C. ASSESMENT
Diagnosa :
G2P0A1H0, parturient KALA I fase aktif
dengan fetal distress, janin hidup tunggal,
intrauterine, puki, preskep U
Masalah :
janin mengalami fetal distress, ibu tidak
kuat menahan sakit saat kontraksi

Kebutuhan :

1. Informasi hasil pemeriksaan


2. Rasa aman dan nyaman
3. Obat obatan
4. Cairan dan nutrisi
5. Eliminasi
D. PLANNING
1. Beritahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang telah di advice dokter
3. Lakukan kateterisasi
4. Lakukan pemasangan infus

24
5. Ajarkan ibu teknik relaksasi
E. IMPLEMENTASI
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa KU ibu dan janin
sedang
TD : 130/90 mmHg
N : 81 x/ menit
S : 37,9 0 °C
RR :  22 x/menit
DJJ : 145 x/menit
ɸ : 7 cm
2. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat obatan yang di advice dokter
PCT : 500 gr
Amoxicilin : 500 gr
Injeksi Dexa : 2 ampul
3. Memasang kateter untuk memenuhi kebutuhan eliminasi ibu
4. Melakukan pemasangan infus untuk memnuhi kebutuhan cairan ibu
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dan buang secara
perlahan
F. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mau mengonsumsi obat obatan yang diberikan
3. Kateter ibu sudah terpasang
4. Infus ibu sudah terpasang
5. Ibu mau mengikuti anjuran

25
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara studi

kasus dengan teori yang telah dipelajari mengenai asuhan kebidanan pada ibu ibu

bersalin dengan fetal distress.

Ny “Y” datang ke Rumah Sakit pada tanggal 18 januari 2021 jam 02 .15 WIB

ke ruang IGD/Ponek RSUD M.Natsir, Solok rujukan dari BPM Afni Yeti dengan

keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari ari, ketuban pecah spontan jam 23.00 WIB

tanggal 17 Januari 2021 dan berwarna jernih, kemudian pada pukul 00.30 WIB ibu

mengalami muntah dan setelah muntah DJJ diukur frekuensinya mencapai 100 x/i,

disini janin mengenali fetal distress yaitu dimana DJJ berada ˂120x/i dan ˃160 x/i.

Kemudian ny “Y” di rujuk dari BPM ke RSUD Muhammad Natsir karena fetal

distress yaitu DJJ rendah dengan frekuensi 100 x/i yang mana lebih rendah daripada

frekuensi DJJ normal.

Sampai di IGD/Ponek dilakukan pemeriksaan TTV (TD: 130/90 mmHg, N:

81 x/i, P: 22 x/i, dan S: 37,9 °C), dilakukan pemeriksaan dalam dan hasil pemeriksaan

pembukaan sudah ± 7 cm yang berarti sudah masuk dalam persalinan KALA I fase

aktif. Kemudian stelah diberi penanganan dan pemberian obat dan rasa sakit yang

semakin sering maka pada pukul 07.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dan

didapatkan hasil pembukaan sudah lengkap. Selama waktu menuju pembukaan

lengkap dilakukan pemaantauan DJJ, dimana DJJ sudah kembali normal.

BAB V

26
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan pengkajian asuhan kebidanan pada pasien Post SC

dengan SOAP, penulis mengambil kesimpulan, penulis telah mendapat

pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “Y” dengan

Persalinan dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif di RSUD Muhammad

Natsir, Solok dengan menggunakan metode SOAP.

Hasil pengkajian yang didapatkan penulis yaitu diangnosa Ny ”Y” bersalin

dengan Fetal Distress pada KALA I Fase Aktif tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek di lapangan. Penulis mengharapkan semoga keadaan pasien

dapat segera pulih dan dapat beraktivitas seperti biasa.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan dapat menambah pengetahuan

mengenai pemberian asuhan kebidanan mengenai ibu bersalin dengan fetal

distress pada KALAI fase aktif.

2. Bagi lahan praktek/Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat sekitar dalam rangka

meningkatkan dan menjaga kesehatan.

27
3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber

referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan

dengan asuhan kebidanan pada Ibu bersalin dengan indikasi fetal distress pada

KALAI fase aktif.

28
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2019

Kosim, M.Soleh. 2016. Gawat Darurat Neonatus Pada Persalinan Preterem. Sari

Pediatri

Lestari, Sri Hasmika. 2018. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Intranatal dengan

Ketuban Pecah Dini dan Gawat Janin.: Indonesian Journal of Obstetric and

Gynecology Science.

Septiana, Vira. 2020. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Gawat Janin.

Journal Ilmiah Kesehatan

Wahyuningsih, Sri. 2020. Modul Asuhan Kebidanan Persalinan KALA i dan KALA II

Ter Integrasi. Semarang :Unissula Press

Walyani dan Purwoastuti. 2015. Asuhan Persalinan Fisiologi, jakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai