Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. C MULTIGRAVIDA G2P1A0 UK 38 MINGGU


DENGAN SKOR KSPR 14 (BSC + TB<145CM)
DI PUSKESMAS SIDOTOPO WETAN-SBY

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirabbilalaamiin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan
Asuhan kebidanan ini dengan judul asuhan kebidanan pada ny. C Multigravida G2 p1A0
uk 38 minggu dengan skor KSPR 14.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas Praktek kebidanan klinik, Asuhan kebidanan ini
juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang
bagaiaman teori tentang kehamilan dengan BSC DAN CPD .
Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan Asuhan kebidanan
selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya , Desember 2014

Penyusun

2.2 DISPROPORSI SEFALO-PELVIK


A. Pemeriksaan Panggul
Terdiri dari:

Pemeriksaan panggul luar


Pemeriksaan panggul dalam (VT) yang dievaluasi antara lain promontorium,
linea Innominata, Spina Isciadika, dinding samping, kurvatura sakrum, ujung
sakrum dan arkus pubis.
Pada pemeriksaan ini dicoba memperkirakan ukuran:
Konjunggata diagonalis dan konjunggata vera
Distansia interspinarum
Diameter antero-posterior pintu bawah panggul
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan antara kehamilan minggu ke 34-36
B. Pemeriksaan Besarnya Janin
Pemeriksaan ini dilakukan sesaat sebelum partus atau waktu partus. Kalau
bentuk normal dan letak anak memanjang, yang menentukan imbang feto-pelvik
ialah kepala, maka disebut imbang sefalo pelvik. Besarnya kepala rata-rata
tergantung dari besarnya (berat) janin. Oleh karena itu sebagian ukuran kepala
digunakan berat badan janin.
Ada beberapa perkiraan berat janin:

Umur kehamilan dan taksiran persalinan (rumus Neagle)


Berat badan ditaksir melalui palpasi kepala pada abdomen (EBW). Sudah
tentu untuk mendapatkan kecakapan ini diperlukan latihan dan pengalaman
yang agak lama. Suatu penaksiran dianggap baik jika kesalahannya tidak
melebihi 10%
Rumus Johson-Toshack. Berdasarkan atas ukuran Mac Donald, yaitu jarak
antara simpisis pubis dan batas antara funndus uteri melalui konveksitas
abdomen.
BBJ=(MD-12)x155 gr.
BBJ = berat badan janin dalam gram.
MD = Ukuran Mac Donald dalam cm
Kepala belum H III (MD 13)
Kepala di H III (MD - 12)
Kepala lewat IV (MD - 11)
Bila ketuban sudah pecah ditambah 10%
Dengan menggunakan alat-alat canggih, seperti ultrasonografi, diameter
biparietalis dapat diukur.
C. Disproporsi Sefalo-Pelvik
Ada beberapa kemungkinan:

Imbang sefalo-pelvik baik.

Partus dapat direncanakan pervaginam, namun demikian his, posisi kepala


dan keadaan serviks harus diperhatikan selama partus.

Disproporsi sefalo-pelvik
Artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan secara normal pervaginam bila
anak hidup lakukan seksio sesarea
Kemungkinan disproporsi
Mengandung arti: imbang baik atau dapat terjadi disproporsi
Untuk mendapatkan kepastian, maka harus dilakukan pemeriksaan radiologik
dan atau partus percobaan.
D. Pemeriksaan Radiologik
Untuk pelvimetri dibuat 2 buah foto.

Foto pintu atas panggul


Ibu dalam posisi setengah duduk (THOMS), sehingga tabung ronten tegak
lurus di pintu atas panggul.
Foto rateral
Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal pada trochater
mayor dari samping.

Dari keduanya dapat dilihat


Diameter tranversa
Distansia interspinarum
Jenis pelvis
Conjunggata diagonalis-konjunggata vera
Dalamnya pelvis
Diameter AP pintu bawah
Diameter sagitalis posterior
Bentuk sakrum, spina isciadika
E. Jenis Panggul Wanita Indonesia (Djaka & Moeljo)
Ginekoid 64,2%
Antropoid 16,3%
Platipeloid 13,6%
Android 2,2%
Panggul Patologik 3%
F. Luas Bidang Panggul
Untuk menentukan luasnya suatu bidang panggul di pergunakan index
MENGERT, yaitu diameter AP di kalikan diameter tranversa.
Luas bidang panggul wanita Indonesia (standart):
Pintu atas panggul : 10 x 12 = 120 cm2
Pintu tengah : 10 x 11,5 = 115 cm 2

Untuk tiap-tiap panggul yang dibuat pelvimetri, diukur luas bidang menurut
index MENGERT, kemudian dibandingkan dgn luas standart tadi.
G. Kapasitas Panggul
Perbandingan antara luas bidang yang didapat itu dengan luas standart dalam
persen dinamakan kapasitas daripada bidang.
Contoh:
Pintu atas : conjunggata vera 10 cm

Diameter tranversa 11 cm
Luas 10 cm x 11 cm = 110 cm2
Kapasitas = 92 %
120 cm2
Pintu tengah : distansia interspinarum 9 cm
Diameter AP 12 cm
Luas : 9 cm x 12 cm = 108 cm2
Kapasitas: 108 =94%
115
Sebagai kapasitas dari pelvis seluruhnya diambil kapasitas terkecil, dari
contoh diatas adalah 92 %
H. Daya Akomodasi
Daya akomodasi suatu pelvis adalah volume dari bayi yang terbesar yang masih
dapat dilahirkan secara spontan dan normal melalui panggul yang dinyatakan
dalam gram BB.
Suatu panggul dengan kapasitas 100% harus dapat melahirkan bayi dengan
beratnya 400 gram. Daya akomodasi turun seimbang dengan kapasitasnya.

2.3 SEKSIO CAESARIA


A. DEFINISI
Istilah sectio caesaria berasal dari bahasa latin caedere yang artinya
memotong. Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut (Rustam Mochtar, 1992)
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan, perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh, serta berat janin diatas 500 gr (Sarwono
1991)
Jadi sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat
insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin
dilahirkan melalui perut, dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan
keadaan utuh dan sehat.

B. INDIKASI
Ibu:
Disproporsi kepala panggul
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
Anak:
Janin besar
Gawat janin
Letak lintang
C. TIPE OPERASI SEKTIO CAESARIA
1. Sectio caesarea abdominalis
Sektio caesarea transperitonealis
Sektio caesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus
uteri
Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervikal dengan insisi pada
segmen bawah rahim
Sectio caesaria ekstraperitonealis
Yaitu: tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak
membuka kavum abdominal.
2. Sectio caesaria vaginalis
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan sebagai berikut:
Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kroniq
Sayatan melintang (tranversal) menurut Kerr
Sayatan huruf T (T-incision)
D. PROGNOSIS
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa
sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tekhnik operasi, anastesi,
penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang
baik oleh tenaga-tenaga yang cetakan adalah kurang dari 2 per 1000.
Nasib janin yang ditolong secara sectio caesaria sangat tergantung dari
keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-negara dengan
pengawasan antenatal yang baik dari fasilitas neonatal yang sempurna, angka
kematian perinatal sekitar 4-7%. (Mohtar Rustam. 1992)
E. KOMPLIKASI
Pada ibu:
Infeksi puerperal
Perdarahan

Komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru dan


sebagainya jarang terjadi.
Pada anak:
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria
banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio
casaria. Menurut statistik di negara-negara dengan pengawasan antenatal dan
intranatal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4
dan 7%. (Sarwono, 1999)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
Pemantauan EKG
JDL dengan diferensial
Elektrolit
Haemoglobin/Hematokrit
Gol.darah dan pencocokan silang darah
Urinalisis
Amniosintesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
Ultrasound sesuai pesanan

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal

: 16 Desember 2014

Jam

: 09.00 Wib

Tempat

: Puskesmas Sidotopo wetan - SBY

I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Istri : Ny C

Nama Suami : Tn. D

Umur

: 31 tahun

Umur

: 36 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMK

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pekerjaan

: Swasta (Buruh pabrik)

Suku/bangsa : Madura/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia


Alamat
2.
Kawin ke : 1

: Sidomulyo sby

Alamat

: Sidomulyo Sby

Status perkawinan
Kawin ke : 1

Lama Kawin : 6 Tahun

Lama Kawin : 6 Tahun

Umur Kawin : 25th

Umur Kawin : 30th

3.

Alasan Datang
Ibu memeriksakan kehamilannya dengan usia kehamilan 24minggu, mens terakhir
tanggal 25-03-2014.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche
: + 14 tahun
Siklus

: + 28 hari

Lamanya

: + 7 hari teratur

Banyaknya

: + 3 kotek/hari ( hari ke 1-4) 2 kotek/hari (hari ke 5-7)

Keluhan

: Tidak ada

HPHT

: 25 03 2014

TP

: 02 01 2015

Sifat darah

: encer

Warna

: Merah
1

Bau

: Amis

Dismenorrrhoe

: Kadang kadang

Fluor albus

: tidak ada

5. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


Kehamilan
Persalinan
Anak

Nifas

Ke

Usia

Tempat

Je
nis

Penolong

Penyulit

BB

Sex

Hidup

38mggu

Rs.st
khodijah

SC

dokter

3300

lk

4th

38mggu

6.

Mati

ASI

Penyulit

22bln

HAMIL INI

Riwayat pemakaian KB
Ibu menggunakan kontrasepsi KB pil setelah kelahiran anak pertama selama 3
bulan, lalu mengganti dengan KB suntik 3 bulanan selama 3 tahun.

7. Riwayat kehamilan sekarang


Ini adalah kehamilan kedua dengan umur kehamilan 9 bulan, gerakan janin
dirasakan mulai umur kehamilan 5 bulan. Mendapat imunisasi TT sebanyak 5x
dan periksa ANC di :

ANC TM I : 1x di puskesmas Sidotopo wetan tggal 04-04-2014 dengan


keluhan mual dan nafsu makan menurun.
Tx : Vit.C, B.complex, Asam folat.
He yg pernah didapat : Perubahan fisiologis kehamilan TM I, Kebutuhan
nutrisi, dan tanda bahaya kehamilan TM I

ANC TM II : 1x di puskesmas Sidotopo wetan tanpa keluhan,


Tx : Tablet Fe, Kalk.
He yg pernah didapat : pemenuhan gizi dan nutrisi kehamilan TM II, Tanda
bahaya kehamilan TM II, kelas ibu hamil.

KB

ANC TM III : 1x di puskesmas sidotopo wetan tanpa keluhan


He yg pernah didapat : pemenuhan gizi dan nutrisi kehamilan TM III, Tanda
bahaya kehamilan TM III.

8. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menurun seperti : asma, DM,
Hipertensi, jantung, Hepatitis , dan lain lain dan ibu tidak pernah operasi.
9. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular dan menurun
seperti : DM, jantung, asma, hipertensi dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
2

Pil

10. Pola kebiasaan sehari hari


a. Pola nutrisi
Sebelum hamil :Makan : 3x/hr porsi sedang (nasi lauk sayur)
Minum : 6-7 gelas/hr Air putih
Selama hamil

:Makan : 3x/hr porsi sedang (nasi lauk sayur)


Minum : 8-9 gelas/hr Air putih

Pola eliminasi
Sebelum Hamil

:BAB 1x/hari (konsistensi lunak, kuning, bau khas, tdk


ada keluhan)
BAK 4-5x/hari (jernih, bau khas, tidak ada keluhan)

Saat Hamil

: BAB 1x/hari (konsistensi lunak, kuning, bau khas, tdk


ada keluhan)
BAK 6-7x/hari (jernih, bau khas, tidak ada keluhan)

Pola aktivitas
Sebelum hamil

:Ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

Selama hamil

:Ibu tetap mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

Pola istirahat
Sebelum hamil

: Siang ( ibu jarang tidur siang )


Malam ( 7-8 jam )
Selama hamil
: Siang ( 1-2 jam )
Malam (7-8 jam )
b. Pola personal Hygiene
Sebelum hamil
:Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/ minggu,
ganti baju 2x/hari, dan ganti celana dalam 2/hari, ibu bisa
menjaga kebersihan.
Selama hamil
:Mandi2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2x/ minggu,
ganti baju 2x/hari, dan ganti celana dalam 2x/hari, ibu
bisa menjaga kebersihan.
c. Pola Sexualitas
Sebelum hamil
: Ibu melakukan hubungan sexual dengan suami tanpa
keluhan
Selama hamil
tanpa

: Ibu tetap melakukan hubungan sexual dengan suami


keluhan

11. Riwayat Psikososial


Ibu merasa senang dengan kehamilannya. Hubungan ibu dengan suami dan
keluarganya baik, mereka semua mendukung kehamilan saat ini.
12. Data sosial budaya
Selama hamil tidak ada pantangan dalam jenis makanan/minuman, ibu tidak
pernah minum jamu/pun pijat dan tidak pernah merokok.
B. DATA OBYEKTIF
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan Umum
: Baik
Tanda tanda vital :
o TD
: 120/80 mmHg
o S :
36.5O C
o N :
80 x/mnt
o RR
: 20 X/mnt
Tinggi badan
: 143 cm
Berat badan sblm hmil : 42 Kg
Berat badan hamil : 50 Kg
Kenaikan
: 8kg
Lila
: 25 cm
Pelayanan Standar didalam ANC yaitu 7T :
Timbang berat badan : Sudah dilakukan (BB 50kg)
Ukur Tekanan darah : Sudah dilakukan (120/80mmHg)
Ukur TFU : Sudah dilakukan ( 35cm )
Pemberian imunisasi TT lengkap : Ibu sudah mendapat TT lengkap (5x)
Pemberian Tablet Besi ( Ibu mendapat tamblet Besi saat kontrol terakhir )
Tes terhadap IMS (tidak dilkukan karena ini merupakan kunjungan ulang)
Temuwicara : (dilakukan setelah pemeriksaan)

Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi
Muka
: Tidak oedem, tidak pucat, sklera tidak ikterus, tidak ada
oedem palpebra
Perut

: Membesar sesuai dengan umur kehamilan, membujur,


terdapat linea nigra dan striae lividae, tidak ada bekas operasi

Ekstremitas : Simetris, tidak ada varises pada poplitea


b. Palpasi
Perut

:
Leopold I
:
Tinggi fundus uteri 2jari dibawah px
(35cm), bagian janin yang terdapat dalam fundus uteri
sifatnya lunak, bundar dan tidak melenting kesan bokong
4

Leopold II :
Disebelah Kanan perut ibu teraba bagian
yang panjang, datar, keras seperti papan kesan punggung,
disebelah kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III :
Bagian terendah janin bersifat keras,
Bulat dan Melenting tidak dapat digoyangkan kesan kepala
sudah masuk PAP.
Leopold IV :
Bagian terendah janin sudah masuk PAP
1/5 bagian.
TBJ = (TFU -11) x 155 = (35-11) x 155 = 3720 gram
Ekstremitas

: Simetris, Tidak ada oedem pada 1/3 distal pretibia, os


maleolus dan metatarsal.

c. Auskultasi
DJJ Frekuensi 146 x/mnt terdengar jelas dan teratur disebelah kanan bawah
perut ibu.
d. Perkusi
Reflek Patella : kanan dan kiri kaki pada tendon arsiles +/+
Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum

: 21 cm ( 23-26 cm )

Distansia christarum

: 25 cm ( 26-29 cm )

Konjugata eksternal

:16 cm (18-20 cm)

Distansia tuberrum

: 11 cm ( 10,5-11 cm )

Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

Kesimpulan : Ny C Usia 31th G2P1A0 Uk 38 minggu H/T letkep intra uterine kesan jalan
lahir normal, k/u ibu dan janin baik.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx : G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu, H/T, dengan BSC dan tinggi <145cm
DS :Ini adalah kehamilan yang kedua dengan umur kehamilan 9 bulan dan pergerakan
anak dirasakan pertama kali pada UK 5 bulan
DO : TTV
o TD : 120/80 mmHg N
o N : 80 x/mnt
Palpasi : TFU 2jari dibawah px (35cm) kesan kepala,puka, bagian terendah presentasi
kesan kepala.
5

Auskultasi

: DJJ 146x/mnt

Peningkatan BB : 8kg
TBJ

: 3.720gram

Skor KSPR

: 14

Dx

:G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu, H/T, dengan BSC dan tinggi


<145cm

Masalah

: Tidak Ada

Kebutuhan :

HE tentang peningkatan pola nutrisi dan persiapan rujukan.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Dx/Masalah Potensial : Potensial terjadi komplikasi yang lebih tinggi pada kehamilan.
Antisipas : Menganjurkan ibu untuk kontrol kehamilan rutin sesuai jadwal untuk
memantau perkembangan janin dan kondisi ibu.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada
V.
PERENCANAAN / INTERVENSI
Dx
: G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu, H/T, dengan BSC dan tinggi
<145cm
Tujuan :Dengan dilakukannya asuhan kebidanan ini diharapkan ibu bersedia
mememriksakan kehamilannya secara berkala sesuai jadwal untuk memantau
perkembangan ibu dan janin.
Kriteria:

Ibu bersedia melakukan anjuran yang telah dinasehatkan oleh petugas


TTV dan DJJ dalam batas normal
KU Ibu dan janin baik

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan Jelaskan hasil pemeriksaan
R = Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya, sehingga rasa cemas ibu berkurang
2. Jelaskan pada ibu bahwa kondisi ibu adalah resiko tinggi dan harus melahirkan di
RS atau fasilitas yankes yg lebih lengkap
6

R = Pengetahuan ibu akan kondisinya membuat ibu paham dengan apa yg harus dia
lakukan.
3. Berikan KIE tentang gizi ibu hamil
R = Memenuhi kebutuhan gizi selama hamil

4.

Ajarkan Ibu cara melakukan perawatan payudara


R= Persiapan Laktasi
5.
Anjurakan ibu untuk melakukan mobilisasi aktif
R = Perinium tidak kaku, dan mempercepat penurunan kepala bagi kehamilan yg
sudah aterm
6.
Berikan therapy pada pasien
R = Menyeimbangkan kandungan kalsium dan zat besi selama kehamilan.
7. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 Minggu lagi dan siapkan surat rujukan.
R = mengevaluasi perkembangan janin dan kondisi ibu
8. Lakukan pendokumentasian
R = Bukti tertulis tindakan bidan
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 16 Desember 2014
Jam

: 09.00 Wib

09.00

:Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin baik.

09.10

:Menjelaskan pada ibu bahwa kondisi ibu adalah resiko tinggi, sehingga
potensi terjadinya masalah atau komplikasi selama kehamilan lebih besar.
Kondisi ibu dengan resiko tinggi harus dilahirkan dirumah sakit atau yankes
yang memiliki fasilitas lebih lengkap agar jika terjadi komplikasi selama
kehamilan akan bisa diatasi sesegera mungkin dan meminimalkan angka
kematian ibu dan bayi.

09.12

:Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi atau jika bisa
ditingkatkan, khususnya makanan yang mengandung serat tinggi seperti buah
dan sayur sehingga masalah yg biasa terjadi pada kehamilan tua seperti
konsipasi dapat dihindari. Juga menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi
makanan yg banyak mengandung Omega3 dan kalsium tinggi seperti ikan laut
dan susu serta keju agar kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi
dalam rahim optimal.

09.13

:Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara yaitu mengompres


kedua payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian kurang lebih
20x

09.14

:Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi aktif agar perinium tidak kaku
dan mempercepat penurunan kepala pada kehamilan aterm.

09.15

:Memberikan therapy pada pasien Tablet Fe 500mg & kalsium 400mg


(masing-masing 10tablet 1x1)

09.16

:Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi sesuai jadwal yang
sudah ditentukan untuk memantau perkembangan ibu dan janin serta
meminimalkan terjadinya komplikasi dengan deteksi dini ANC secara berkala
khususnya pada ibu dengan resti. Selain itu petugas juga menyiapkan surat
rujukan jika sewaktu-waktu ibu inpartu.

09.17

:Melakukan pendokumentasian.

VII. EVALUASI
Tanggal : 16-12-2014
Pukul

: 09.17 wib

S : Ibu mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan petugas kesehatan


O : k/u baik, ibu dapat mengulang penjelasan petugas.
A : G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu, H/T, dengan skor KSPR 14
P : Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi, memantau perkembangan ibu
dan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.


Mochtar, Rustam, Prof. Dr. MPH .2002 . Synopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.
Prawiroharjo, Sarwono.2005. Pelayanan Kesehatan dan Perinatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
Prawiroharjo,Sarwono.2002. Buku Praktis Pelayanan Kesehatan.Jakarta: YPBSP

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menyelesai pembahasan dengan mengembangkan tinjauan kasus dengan
tinjauan pada Ny C G2P1A0 UK 38 minggu janin tunggal hidup intra uteri letkep dengan
riwayat sectio caesaria atas indikasi TB<145cm(CPD). Pada tahap ini penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Disproporsi Sefalo-Pelvik (CPD) artinya bahwa janin tidak dapat dilakukan secara
normal pervaginam, bila anak hidup lakukan sectio caesaria. (Sinopsis
Obstetri.1998:319)
Kesamaan teori dan praktek sangatlah penting sehingga dapat diterapkan intervensi
dan dapat di implementasikan.
Pada tanggal 16-12-2014 ibu mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak rumah
sakit. Pasien dibolehkan pulang dan telah mendapat asuhan:
- Perawatan pasien pro SC
- Perawatan pasien Post SC
- Perawatan bayi
- Konseling gizi, ASI Ekslusif dan HE
- Terapi oral yang dilanjutkan dirumah
4.2 Saran
A. Bagi petugas kesehatan
Agar lebih sabar dan telaten dalam membimbing peserta praktek
Dapat menerapkan teori dengan lapangan/praktek sesuai standart kesehatan
B. Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi dalam memahami teori
sehingga dapat diterapkan dilahan praktek.
Supaya mahasiswa lebih disiplin serta mengefisienkan waktu dalam menjalankan
tugaskan.
C. Bagi Klien
Klien hendaknya lebih memperhatikan kesehatan dirinya serta melakukan asuhan
yang diberikan.

10

Anda mungkin juga menyukai