1.1 Tujuan
1. Melakukan pengkajian data pasien dengan ketuban pecah dini
2. Melakukan analisa data pada pasiean ketuban pecah dini
3. Menentukan diagnosa potensial dengan pasien ketuban pecah dini
4. Melakukan tindakan segera pada pasien ketuban pecah dini
5. Merumuskan rencana tindakan pada pasien ketuban pecah dini
6. Melakukan penatalaksanaan rencana pasien ketuban pecah dini
7. Evaluasi tindakan pada pasien ketuban pecah dini dan mendokumentasikan
dengan SOAP
1.2 Pelaksanaan
Tanggal : 24 Februari 2020-06 Februari 2020
Tempat : Ruang Nifas RSU Haji Surabaya
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 TINJAUAN KASUS
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar KPP
2.1.1 Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Prawirohardjo, 2010). Ketuban pecah
dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan.
(Manuaba, 2010).Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan/sebelum partus, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan (Nugraha,2010).
2.1.2 Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane
ataumeningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan serviks. Penyebabnya juga disebabkan karena inkompetensi servik.
Polihidramnion / hidramnion, mal presentasi janin (seperti letak lintang) dan juga
infeksi vagina / serviks (Prawirohardjo, 2010).
Adapun yang menjadi faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini adalah:
(Prawirohardjo, 2010)
Suhu = 36 oC - 37 oC , Ibu yang mengalamiketuban pecah dini dengan suhu di atas 37,5oC
merupakan tanda-tanda infeksi.
Nadi = 76 – 92x/menit
RR = 16 – 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan bendungan vena jugularis
Abdomen : terdapat linea nigra, terdapat striae alba atau lividae, TFU, ada bekas
operasi/tidak, membesar sesuai UK, Leopold I – IV. KPD dapat terjadi
kelainan letak janin (letak sunsang dan lintang).
Vulva vagiana tidak ada kelainan portid tebal, tipis dan posisi partio antefleksi,
retrofleksi, dan pembukaan dengan persalinan KPD primis < 3 cm, dan multi <
5 cm.
Ekstremitas : tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah, tidak ada oedem dan
varises pada ekstremitas bawah
2.2.2 Diagnosa
G ....P…. A…. parturient aterem kala…. Janin hidup tunggal intro uterine dengan
Ketuban Pecah dini
Masalah : Ibu cemas dalam menghadapi persalinan.
2.2.3 Diagnosa potensial
Partus lama, infeksi puerpuralis, perdarahan post partum, atonia uteri.
2.2.4 Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera
Konsultasi dengan dr.Sp.OG.
2.2.5 Rencana Tindakan
1) Konservatif
1. Rawat di rumah sakit
2. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
3. Kaji ulang diagnose
4. Observasi tanda ivfeksi dan distress janin
5. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak ada
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg 7 hari).
6. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
7. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
(-) : beri dextametason, observasi tanda infeksi dan kesejahteran janin,
terminasi pada kehamilan 37 minggu.
8. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), dexametason dan induksi sesudah 24 jam.
9. Jika usia kehamilan 32-34 minggu ada infeksi, berikan antibiotic dan lakukan
induksi.
10. Pada usia kehamilan 32 - 34 minggu berikan steroid intencid untuk memacu
kematangan paru janin dan kalau kemungkinan periksa kadar lesitin dan
spingomiclin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tanggal
selama 2 hari, dexametason 1 M 5 mg 6 jam sebanyak 4 kali.
2) Terminatif
1. Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan
diakhiri :
- Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, lalu induksi bila tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan SC.
- Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan patus pervaginam
2.2.6 Pelaksanaan
Pada langkah ini melaksanakan rencana asuhan yang telah direncanakan secara menyeluruh
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi ke efektifan dari asuhan yang diberikan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Suami UK Pny Penolo Jenis Pny Tmpt L/P BB H/ Pny Pnylt Lama Met
Ke lit ng lt M lt Menetki ode
1 N I F A S I N I
Genetalia : tidak ada kondiloma, tidak ada varises, tidak odema, tidak hematoma, lochea
rubra 25 cc.
Ekstremitas : tidak oedem, terpasang infus RL 500 cc tangan kanan, tidak ada oedem,
tidak varises, tidak terdapat tanda plebitis
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil LAB
Ketorolac 30 mg (1x1)
Ondancentrom 4mg (3x1)
Ceftriaxon 1 gram (2x1)
P.O Asam Mefenamat 3x 500 mg
P.O Hemafort 2x1
3.3 Assasment
P01001 Post Partum SC Hari ke 1 atas indikasi KPP > 24 jam
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal 25 Februari 2020
JAM PENATALAKSANAAN
21.30 Memberi penjelasan kepada ibu bahwa sakit yang ibu rasakan adalah hal yang
normal dan akan bersangsur-angsur membaik
e/ Ibu mengerti
21.40 Memberi ibu edukasi untuk istirahat cukup
e/ ibu mau melakukan
04.30 Melakukan observasi TTV
TD : 100/70 mmHg RR : 24x/menit
N : 79 x/menit S : 36,1 oC
Fluxus : ½ Kotex UC : Keras TFU : 2 Jr dibawah pusat
06.00 Memberi terapi obat sesuai advis
- Inj. Ceftriaxone 1 gram
- P.O Asam Mefenamat 500mg
- P.O Hemafort
e/ ibu bersedia diberikan terapi
06.30 Memberikan HE ASI Eksklusif dan meminta ibu untuk memerah ASI untuk
dikirim ke ruang NICU
e/ ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif dan bersedia memerah ASI
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : Rabu, 26-02-2020
O:
TD : 100/70 mmHg RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5 oC ASI : Lancar (+/+)
Fluxus : ½ Kotex Lochea Rubra UC : Keras TFU : 2 Jr dibawah pusat
P:
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
TD : 110/70 mmHg RR : 21 x/menit
N : 82 x/menit S : 36,8 oC ASI : Lancar (+/+)
Fluxus : 1 Kotex Lochea Rubra UC : Keras TFU : 3 Jr dibawah pusat
Terapi yang dilanjutkan :
- P.O Asam Mefenamat (3x1)
- P.0 Hemafort (2x1)
-
A : P01001 Post Partum SC Hari ke-3 a/i KPP >24 Jam
P:
BAB 4
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan pada Ny.S usia 26 tahun P01001 post partum SC atas
indikasi KPP > 24 jam saat pengkajian didapatkan data subjektif bahwa ibu melakukan
Prawiroharjo (2010) yang myenyatakan bahwa trauma juga diyakini berkaitan dengan
terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual saat hamil
baik dari frekuensi yang ≥4 kali seminggu, posisi koitus yaitu suami diatas dan penetrasi
penis yang sangat dalam sebesar 37,50% memicu terjadinya ketuban pecah dini. Hal ini dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya ketuban pecah dini.Hasil dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan jumlah leukosit 13.800/mm3, jumlah ini lebih tinggi dari nilai
normal yang berarti ibu mengalami tanda infeksi intrauterin sehingga dilakukan terminasi dan
pemberian antibiotik.
Asuhan yang diberikan telah sesuai dengan teori untuk pemberian antibiotik sesuai
dengan advis dokter, pada Ny.S antibiotik yang diberikan adalah ceftriaxone 1 gram. Ketika
pengkajian pertama mengeluh nyeri pada jahitan SC, hal ini termasuk hal yang normal dan
sudah teratasi dengan memberikan konseling bahwa keluhan dari ibu adalah sesuatu yang
fisiologis pada ibu bersalin pasca nifas. Asuhan yang diberikan kepada Ny.S sesuai dengan
kebutuhan pasien dan hasil kolaborasi dengan tenaga medis lain diantaranya yaitu observasi
berkala, pemberian terapi obat sesuai advis dokter, cek laboratorium, pemberian konseling
kesehatan sesiau kebutuhan ibu nifas. Sebagai mahasiswa, pemberian asuhan kepada Ny.S
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulis yang didapatkan dalam kasus dan pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny Susia26 tahun post SC atas indikasi KPP maka penulis mengambil
kesimpulan.
Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan maternal pada Ny.S usia 26 tahun post SC atas
indikasi KPP >24 jam dapat diterapkan melalui pendekatan manajemen asuhan
kebidanan menurut 7 langkah varney dengan hasil sebagai berikut :
1. Pengkajian data dapat dilaksanakan dengan wawancara dan hasil observasi
2. Interpretasi data dari hasil pengkaian diperoleh diagnosa kebidanan P01001 Post SC
atas indikasi KPP >24 jam
3. Diagnosa potensial yang terjadi adalah infeksi masa nifas, infeksi jahitan SC, syok
4. Antisipasi yang dilakukan adalah kolaborasi engan dokter Sp.OG tentang pemberian
terapi berupa antibiotik, antipiretik dan tablet tambah darah
5. Rencana yang dilakukan pada kasus ini adalah pemberian terapi sesuai advise dokter
6. Evaluasi dari kasus ini adalah keadaan ibu membaik dan ibu sudah boleh KRS.
DAFTAR PUSTAKA