Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DAN SECTIO CAESARIA


Dosen Pembimbing : Hj. Nurwahidah, S.Kep.Ns.M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 18

1. JUMIATI SEPTIASI
2. ESTI OKTOVIANA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BIMA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kerja keras penulis makalah yang berjudul “asuhan keperawatan ibu
Nifas dan sectio caesaria” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas untuk menempuh mata kuliah Keperawatan Maternitas. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada
bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih perlu
perbaikan. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik
serta saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki penyusunan makalah
selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Bima, 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
2.1 Konsep Dasar Teori.................................................................................................. 3
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................... 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................21


1.1 Kesimpulan...............................................................................................................21
1.2 Saran.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sectio caesaria merupakan proses persalinanatau pembedahan melalui insisi
pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin.Indikasi medis
dilakukannya operasi sectio caesaria ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar,
kelainanletakjanin, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan
tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak yang
dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir,
ketuban pecah dini(KPD), dan pre eklampsia(Hutabalian , 2011).Berdasarkan data
yang ada penyebab langsung kematian pada ibu terdiri dari perdarahan (35%),
eklampsi (20%), infeksi (7%) sedangkan untuk penyebab yang tidak diketahui
(33%) (PWS KIA Tahun 2007).Dalam keadaan normal 8–10% perempuan hamil
aterm akan mengalami KPD (Sarwono, 2008).Makin dikenalnya bedah caesar dan
bergesernya pandangan masyarakat akan metode tersebut, juga diikuti
meningkatnya angka persalinan dengan sectio caesaria.

Di Indonesia sendiri, secara garis besar jumlah dari persalinan caesardi rumah
sakit pemerintah adalah sekitar 20–25% dari total persalinan, sedangkan untuk
rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi, yaitu sekitar 30–80% dari total
persalinan (Rosyid, 2009).Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia bersama
Pemerintah (Departemen Kesehatan dan Departemen Kesejahteraan Sosial)
mengeluarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Dirjen
Yanmedik) Departemen Kesehatan RI yang menyatakan bahwa angka sectio
caesariauntuk rumah sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan rumah sakit
swasta 15% (Kasdu, 2003).Angka kejadian sectio caesariakhususnya dengan
indikasi ketuban pecah dini yang disertai dengan presentasi bokong selama 1 tahun
terakhir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terdapat 8 orangdan untuk
1 bulan terakhir sebanyak 1orang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tinjauan teori pada ibu nifas dan sectio caesaria?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu nifas sectio caesaria?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja tinjauan teori yang terdapat pada ibu nifas sectio caesaria.
2. Mengetahui apa yang ada di dalam asuahan keperawatan pada ibu nifas sectio
caesaria.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP TEORITIS


A. PENGERTIAN
MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. (Nifas)
berlangsung selama 6 minggu atau %$ hari, merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami


banyak perubahan, baik secara fisik maupu psikologis sebenarnya sebagian
besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui
asuhan keperawatan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis.

Masa ini merupakan masa yang C'ukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan
dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika
ditinjau dari penyebab kematian terbanyak para ibu, infeksi merupakan
penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga
sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi
pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada
kesejahteraan bayi yang dilahirkannya karena bayi tersebut tidakakan
mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. dengan demikian, angka
morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningka

3
SECTIO CAESAREA
Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen
dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gr atau umur
kehamilan > 28 minggu (Manuaba, 2012).
Sectio caesarea merupakan tindakan melahirkan bayi melalui insisi
(membuat sayatan) didepan uterus. Sectio caesarea merupakan metode yang
paling umum untuk melahirkan bayi, tetapi masih merupakan prosedur
operasi besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam
keadaan darurat menurut Hartono (2014).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Sarwono, 2009).
melalui sectio caesarea didefinisikan sebagai pelahiran janin melalui
insisi di dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerotomi)
menurut Norman (2012).
A. ETIOLOGI
Adapun indikasi untuk melakukan Sectio Caesarea menurut (Mochtar
R,2002) adalah sebagai berikut :
1. Etiologi yang berasal dari ibu
a. Plasenta Previa Sentralis dan Lateralis (posterior) dan totalis.
b. Panggul sempit.
c. Disporsi sefalo-pelvik : ketidakseimbangan antara ukuran kepala
dengan panggul.
d. Partus lama (prognoled labor)
e. Ruptur uteri mengancam
f. Partus tak maju (obstructed labor)
g. Distosia serviks
h. Pre-eklamsia dan hipertensi
i. Disfungsi uterus
j. Distosia jaringan lunak.

4
2. Etiologi yang berasal dari janin
a. Letak lintang.
b. Letak bokong.
c. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
d. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan
e. cara-cara lain tidak berhasil.
f. Gemeli menurut Eastma, sectiocaesarea di anjurkan :
a. Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (Shoulder
Presentation).
b. Bila terjadi interlok (locking of the twins).
c. Distosia oleh karena tumor.
d. Gawat janin.
g. Kelainan uterus :
a. Uterus arkuatus
b. Uterus septus
c. Uterus duplekus
d. Terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu masuk kepala
janin ke pintu atas panggul
B. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada klien dengan post sectio caesarea menurut
(Prairohardjo, 2007) antara lain :
1 Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.
2 Terpasang kateter, urin jernih dan pucat.
3 Abdomen lunak dan tidakada distensi.
4 Bising usus tidak ada.
5 Ketidaknyamanan untukmenghadapi situasi baru
6 Balutan abdomen tampak sedikit noda.
7 Aliran lokhia sedangdan bebas bekuan, berlebihan dan banyak
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Haemoglobin/hematocrit
2. JDL dengan deferensial
3. Pemantauan EKG

5
4. Elektrolit
5. Pencocokan silang darah dan golongan
6. Amniosintesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
7. Pemeriksaan sinar X sesuai indikasi
8. Ultrasound sesuai pesanan
9. Urinalisis
D. KLASIFIKASI SECTIO CAESARIA
1. Seksio caesarea abdomen
Seksio Caesarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen
bawah uterus, insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang
atau memanjang.
2. Seksio caesrea vaginalis/peritoneal
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio caesarea dapat dilakukan
sebagai berikut :
a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kroning
b. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr
c. Sayatan huruf T (T-incision)
3. Seksio caesrea klasik
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira sepanjang 10 cm.
4. Seksio caesrea ismika (profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen
bawah rahim (low cervical transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut
(Mochtar R, 2002) adalah sebagai berikut :
1. Infeksi puerperal (nifas)
a) Ringan,dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b) Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi
dan perut sedikit kembung.
c) Berat dengan peritonitis,sepsisdan ieus paralitik.

6
2. Perdarahan disebabkan karena:

a. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.


b. Antoniauteri.
c. Perdarahan pada plcental bed.
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonealisasi terlalu tinggi.
4. Kemungkinn ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang.

4.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian yaitu tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasikan status kesehatan klien yang berdasarkan pada kebutuhan
dasar manusia (Nursalam, 2001).
a. Pengumpulan Data
Merupakan upaya untuk mendapatkan data yang dapat digunakan
sebagai informasi tentang klien. Data yang dibutuhkan tersebut mencakup
data tentang biopsikososial dan spiritual dari klien, data yang berhubungan
dengan klien serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang
berhubungan dengan klien seperti data tentang keluarga (Hidayat, 2004).
Adapun data yang dikumpulkan antara lain:
1) Identitas
a) Identitas Klien
Identitas klien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status, agama,
suku/bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnose medik.
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
suku/bangsa, dan hubungan dengan klien.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan utama

7
Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat dirasakan klien saat
dilakukan pengkajian. Pada pasien post sectio caesarea keluhan
utamanya berupa nyeri pada area abdomen yaitu luka operasi.
b) Riwayat Keluhan Utama
Merupakan informasi mengenai hal-hal yang menyebabkan klien
mengalami keluhan hal apa saja yang mendukung dan mengurangi,
kapan, dimana dan berapa jauh keluhan tersebut dirasakan klien. Hal
tersebut dapat diuraikan dengan metode PQRST sebagai berikut:
(1)Palliative/Provokatif : Apa yang menyebabkan terjadinya nyeri
pada abdomen faktor pencetusnya adalah post op section caesarea
a/i letak lintang.
(2)Qualitative/Quantitas : Bagaimana gambaran keluhan yang
dirasakan dan sejauh mana tingkat keluhannya seperti berdenyut,
ketat, tumpul atau tusukan.
(3)Region/Radiasi : Lokasi keluhan yang dirasakan dan
penyebarannya.
(4)Scale/Serverity : Intensitas keluhan apakah sampai menggangu
atau tidak. Pada kasus sectio caesarea nyeri selalu mengganggu
dengan skala 7-8(0-10).
(5)Timing : Kapan waktu mulai terjadi keluhan dan berapa
lama kejadian ini berlangsung biasanya pada luka sectio caesarea
dirasakan secara terus-menerus.
c) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Biasanya klien belum pernah menderita penyakit yang sama atau klien
tidak pernah mengalami penyakit yang berat atau suatu penyakit
tertentu yang memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatan
sekarang.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam pengkajian ini ditanyakan tentang hal keluarga yang dapat
mempengaruhi kehamilan langsung ataupun tidak langsung seperti
apakah dari keluarga klien yang sakit terutama penyakit yang menular
yang kronis karena dalam kehamilan daya tahan ibu itu menurun bila

8
ada penyakit menular dapat lekas menular kepada ibu dan
mempengaruhi janin dan sectio caesarea ini biasanya tidak tergantung
dari keturunan.
e) Riwayat Obstetri dan Ginekologi
(1)Riwayat Obstetri
(a)Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yang terdiri
dari tahun persalinan, umur kehamilan, tempat pertolongan,
jenis persalinan, jenis kehamilan bayi serta keadaan bayi.
(b)Riwayat kehamilan sekarang yang perlu di kaji seberapa
seringnya memeriksakan kandungan serta menjalani imunisasi.
(c)Riwayat persalinan sekarang yang perlu di kaji adalah lamanya
persalinan, BB bayi (Mansjoer, 2000)
(2)Riwayat Ginekologi
(a)Riwayat Menstruasi
Yang perlu dikaji adalah usia pertama kali haid, siklus dan
lamanya haid, warna dan jumlah, HPHT dan tafsiran kehamilan.
(b)Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah usia saat menikah dan usia pernikahan,
pernikahan yang keberapa bagi klien dan suami.
(c)Riwayat Keluarga Berencana
Yang perlu dikaji adalah jenis kontrasepsi yang digunakan
sebelum hamil, waktu dan lamanya serta maslah selama
pemakaian alat kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang akan
digunakan setelah persalinan.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : klien dengan sectio caesarea akan mengalami
kelemahan.
b) Kesadaran : pada umumnya Compos Mentis.
c) Tanda-Tanda Vital : hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan tanda-
tanda vital pada klien post Sectio Caesarea biasanya tekanan darah
menurun, suhu meningkat, nadi meningkat dan pernapasan meningkat.
d) Sistem Pernapasan

9
Kaji tentang bentuk hidung, ada tidaknya secret pada lubang hidung,
ada tidaknya pernapasan cuping hidung, gerakan dada saat bernapas
apakah simetris atau tidak, frekuensi napas.
e) Sistem Indera
Yang perlu di kaji pada sistem ini adalah adanya ketajaman
penglihatan, pergerakan mata, proses pendengaran dan kebersihan
pada lubang telinga, ketajaman penciuman dan fungsi bicara serta
fungsi pengecapan.
f) Sistem Kardiovaskuler
Yang perlu di kaji adalah tentang keadaan konjungtiva, keadaan warna
bibir, ada tidaknya peninggian vena jugularis, auskultasi bunyi jantung
pada daerah dada dan pengukuran tekanan darah serta pengukuran
nadi.
g) Sistem Pencernaan
Kaji tentang keadaan mulut, gigi, lidah dan bibir, peristaltic usus,
keadaan atau bentuk abdomen ada atau tidak adanya massa atau nteri
tekan pada daerah abdomen.
h) Sistem Muskuloskeletal
Kaji tentang keadaan derajat Range Of Montion pada tungkai bawah,
ketidaknyamanan atau nyeri yang pada waktu bergerak, serta keadaan
tonus dan kekuatan otot pada ekstermitas bagian bawah dan bagian
atas.
i) Sistem Persyarafan
Kaji tentang adanya gangguan-gangguan yang terjadi pada ke-12
sistem persyarafan.
j) Sistem Perkemihan
Kaji adanya keadaan yang terjadi pada kendung kemih,warna urin,
bau urin, serta pengeluaran urin.
k) Sistem Reproduksi
Yang perlu dikaji adalah tentang keadaan bentuk payudara, putting
susu, ada tidaknya pengeluaran ASI serta kebersihan pada daerah

10
payudara, kaji adanya pengeluhan darah pada vagina, warna darah,
bau serta ada tidaknya pemasangan kateter.
l) Sistem Integumen
Kaji tentang keadaan kulit, rambut dan kuku, turgor kulit, pengukuran
suhu serta warna kulit dan penyebaran rambut.
m)Sistem Endokrin
Yang perlu di kaji adalah tentang ada tidaknya pembesaran kelenjar
thyroid, bagaimana reflex menelan serta pengeluaran ASI dan
kontraksi.
n) Sistem Imun
Yang perlu di kaji adalah tentang keadaan kelenjar limfe, apakah
mengalami pembesaran pada kelenjar limfe.
4) Pola Aktivitas Sehari-Hari
Perlu dikaji pola aktivitas kline selama di Rumah Sakit dan pola aktivitas
klien selama di rumah, terdiri atas:
a) Nutrisi : kaji adanya perubahan dan masalah dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi karena kurangnya nafsu makan, kehilangan sensasi
pengecap, menelan, mual dan muntah.
b) Eliminasi (BAB dan BAK) : bagaimana pola eliminasi BAB dan
BAK, apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.
c) Istirahat Tidur : keseulitan tidak dan istirahat karena adanya nyeri dan
kejang otot.
d) Personal Hygiene : klien biasanya memerlukan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya.
e) Aktivitas Gerak : kaji adanya kehilangan sensasi atau paralise dan
kerusakan dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-harinya karena
adanya kelemahan.
5) Data Paikologi
a) Status Emosi
Klien menjadi irritable atau emosi yang labil terjadi secara tiba-tiba
klien menjadi mudah tersinggung.
b) Konsep Diri

11
(1)Body Image : klien memiliki persepsi dan merasa bahwa bentuk
tubuh dan penampilan sekarang mengalami penurunan berbeda
dengan keadaan sebelumnya.
(2)Ideal Diri : klien merasa tidak dapat mewujudkan cita-cita yang
diinginkan.
(3)Harga Diri : klien merasa tidak berharga lain dengan kondisinya
yang sekarang, klien merasa tidak mampu dan tidak berguna serta
cemas dirinya akan selalu memerlukan bantuan orang lain.
(4)Peran : klien merasa dengan kondisinya yang sekarang ia tidak
dapat melakukan peran yang dimilikinya baik sebagai orang tua,
istri ataupun seorang pekerja.
(5)Identitas Diri : klien memandang sirinya berbeda dengan orang lain
karena kondisi badannya yang disebabkan oleh penyakitnya.
c) Pola Koping
Klien biasanya tampak menjadi pendiam atau mendaji tertutup.
6) Data Sosial
Perlu dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan
dengan agama yang dianut klien dan bagaimana persepsi klien tentang
penyakitnya. Bagaimana aktivitas spiritual klien selama menjalani
perawatan dirumah sakit dan siapa yang menjadi pendorong dan
memotivasi bagi kesembuhan klien.
7) Data Spiritual
Perlu dikaji keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan
dengan agama yang dianut klien dan bagaimana persepsi klien tentang
penyakitnya. Bagaimana aktivitas spiritual klien selama menjalani
perawatan dirumah sakit dan siapa yang menjadi pendorong dan
memotivasi bagi kesembuhan klien.
8) Data Penunjang
Kaji pemeriksaan darah Hb, Hematokrit ibu, Leukosit dan USG.
9) Perawatan dan Pengobatan
a) Terapi

12
Pada pasien yang post sectio caesarea biasanya diberikan obat
analgetik serta antipiuretikserta pemberian cairan perinfus dan
elektrolit harus cukup.
b) Diet
Pemberian sedikit minuman sudah boleh diberikan enam sampai 10
jam post operasi berupa air putih atau teh manis. Setelah cairan infus
diberikan makan bubur sering selanjutnya secara bertahap boleh
makan biasa.
c) Kateterisasi
Biasanya dilepas 12 jam post operasi atau keesokan paginya,
kemampuan selanjutnya untuk mengosongkan vesika urinaria sebelum
terjadi distensi yang berlebihan harus dipantau.
b. Klasifikasi Data
Pengelompokan data adalah pengelompokan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Setelah dapat
dikelompokkan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan
klien dengan merumuskannya. Adapun data-data yang muncul
diklasifikasikan dalam data subyektif da obyektif. Data subyektif adalah
data yang diperoleh lansung melalui ungkapan atau keluhan dari klien
sedangkan data obyektif adalah data yang di peroleh dari hasil observasi
atau pengukuran (Nursalam, 2002).
c. Analisa Data
Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,
menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokan data serta
mengkaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnose
keperawatan biasanya ditemukan data subyektif dan obyektif (Carpenito,
2002).
Dalam analisa data mengandung 3 komponen utama yaitu :
1) Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan dimana tindakan
keperawatan dapat diberikan.

13
2) Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukan penyebab keadaan atau
masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
3) Sign dan Symtom (S/tanda dan gejala), adalah ciri, tanda atau gejala yang
merumuskan suatu informasi yang diperlukan untuk dapat merumuskan
suatu diagnosis keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawatan mempunyai izin
dan berkompeten dan mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien
didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literature yang berkaitan catatan
medis klien masa lalu dan konsultasi dengan professional lain yang kesemuanya
dikumpulkan selama pengkajian (Potter, 2005).
Menurut buku standar diagnosis keperawatan Indonesia. 2016, diagnose
keperawatan yang dapat muncul pada kasus sectio caesarea antara lain:
1. Post Anastesi :
a. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
2. Luka Post Operasi :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Post Partum Nifas :
a. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan trauma atau diversi
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
c. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidak adekuatan
suplai ASI.
3. Perencanaan atau Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan
yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Nursalam,
2001). Perencanaan keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan klien sectio
caesarea yang ditegakan antara lain :

14
Intervensi Anastesi :

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1 Konstipasi Setelah dilakukan O: 1. Untuk mengetahui
berhubungan tindakan 1. Periksa tanda dan seberapa parah kostipasi
dengan keperawatan gejala konstipasi pasien
penurunan diharapkan masalah 2. Indentifikasi 2. Untuk mengidentifikasi
gastrointestinal teratasi dengan faktor risiko risiko konstipasi.
Ditandai kriteria hasil : konstipasi ( mis. 3. Makanan tinggi serat
dengan : 1. Penurunan obat-obatan, tirah dapat melunakan feses
1. Pengeluara keluhan defekasi baring, dan diet sehingga mudah di
n feses lama dan sulit rendah serat) keluarkan.
lama dan mengeluarkan N: 4. Enema dapat
sulit feses. 3. Anjurkan diet merangsang peristaltic
2. Mengejan 2. Penurunan tinggi serat. kolon sehingga mudah
saat mengejan saat 4. Berikan enema mengeluarkan feses.
defekasi defekasi atau irigasi, jika 5. Pemberian cairan untuk
perlu. melunakkan feses.
E: 6. Pemberian obat
5. Anjurkan pencahar untuk
meningkatkan melunakan feses.
cairan asupan
cairan, jika tidak
ada
kontraindikasi.
K:
6. Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar, jika
perlu.
2 Ansietas Setelah dilakukan O : 1. Untuk
berhubungan tindakan 1. identifikasi teknik mengidentifikasikan

15
dengan kurang keperawatan relaksasi yang teknik relaksai yang
terpaparnya diharapkan masalah pernah efektif pernah dilakukan pasien.
informasi. teratasi dengan digunakan 2. Menciptakan lingkungan
Ditandai kriteria hasil : N: tenang dan tanpa ganggu
dengan : 1. Pengungkapan 2. Ciptakan gangguan dengan
1. Merasa kebingungan lingkungan tenang pencahayaan dan suhu
bingung pasien menurun dan tanpa ruang nyaman, jika
2. Merasa 2. Pengungkapan gangguan dengan memungkinkan dapat
khawatir khawatiran pencahayaan dan membuat perasaan yang
dengan pasien menurun suhu ruang nyaman pada pasien.
akibat dari 3. Penurunan nyaman, jika 3. Teknik relaksasi dapat
kondisi perilaku memungkinkan. membuat perasaan
yang kegelisahan dari 3. Gunakan relaksasi nyaman dan tengang
dihadapi. pasien. sebagai strategi pada pasien.
3. Tampak penunjang dengan 4. Menjelaskan tujuan,
gelisah. analgetik atau maanfaat, batasan, dan
tindakan medis jenis relaksasi yang
lain, jika sesuai. tersedia (mis. musik,
E: meditasi, napas dalam,
4. Jelaskan tujuan, relaksasi otot progresif).
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis.
music, meditasi,
napas dalam,
relaksasi otot
progresif).
K:-

16
Intervensi Luka Operasi :

NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan O : 1. Untuk
berhubungan tindakan 1. Identifikasi mengidentifikasika
dengan agen keperawatan kesiapan dan n kesiapan pasiena
pencedera fisik. diharapkan kemampuan menerima
Ditandai dengan : masalah teratasi menerima informasi
1. Pasien mengeluh dengan kriteria informasi meredakan nyeri.
nyeri. hasil : N: 2. Untuk
2. Tampak 1. Keluhan nyeri 2. Sediakan materi mempermudah
meringis. pasien dan media penerimaan
menurun. pendidikan informasi dan
2. Eksprsi kesehatan pendidikan
meringis mengenai nyeri kesehatan melalui
pasien sesuai kesepakatan media
menurun. E: 3. Untuk mengetahui
3. Jelaskan penyebab, penyebab, peride,
peride, dan strategi dan strategi
meredakan nyeri. meredakan nyeri.
K:-
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan O : 1. Mengidentifikasi
berhubungan tindakan 1. Identifikasi dan dan merawat ibu
dengan tindakan keperawatan merawat ibu segera segera setelah
infasive. diharapkan setelah melahirkan melahirkan sampai
Ditandai dengan : masalah teratasi sampai enam enam minggu.
dengan kriteria minggu. 2. Memonitor tanda-
hasil : 2. Monitor tanda – tanda vital pasien
1. Meningkatnya tanda vital. sehingga dapat
kemampuan N: memantau keadaan
mencari 3. Masase fundus umum pasien.
informasi sampai kontraksi 3. Melakukan masase

17
tentang faktor kuat jika perlu. fundus dapat
risiko. E: merangsang
2. Meningkatnya 4. Jelaskan tanda terjadinya
kemampuan bahaya nifas padaa kontraksi sehingga
menghindar ibu dan keluarga. dapat mencegah
faktor risiko. K:- terjadinya
pendarahan.
4. Menjelaskan tanda
bahaya nifas padaa
pasien dan
keluarga.
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan O : 1. Mengidentifikasika
fisik berhubungan tindakan 1. Identifikasi n kemampuan
dengan nyeri keperawatan kemampuan pasien pasien dan
Ditandai dengan : diharapkan dan keluarga keluarga menerima
1. Nyeri saat masalah teratasi menerima informasi.
bergerak dengan kriteria informasi. 2. Untuk
2. Enggan hasil : N: mempermudah
melakukan 1. Menurunn 2. Sediakan materi penerimaan
pergerakan. ya rasa nyeri dan media informasi dan
pada saat pendidikan pendidikan
bergerak. kesehatan. kesehatan melalui
2. Meningkat E : media
nya pergerakan 3. Jelaskan manfaat 3. Untuk mengetahui
eksteremitas. kesehatan dan efek apa saja manfaat
fisiologis olahraga. kesehatan dan efek
fisiologis olahraga.

Intervensi Nifas :

18
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
O Hasil
1 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan O : 1. Mengidentifikas
urin berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi dan i dan mengelola
dengan efek tindakan diharapkan masalah mengelola gangguan pola
medis dan teratasi dengan gangguan pola eliminasi urine
diagnostik. kriteria hasil : eliminasi urine. pasien.
Ditandai dengan : 1. Menurunnya N: 2. Mencatat
1. Distensi distensi kandung 2. Catat waktu-waktu waktu-waktu
kandung kemis. dan haluan dan haluan
kemis. 2. Menurunnya berkemih. berkemih.
2. Berkemih berkemih tidak E : 3. Memberikan
tidak tuntas tuntas (hesitancy). 3. Anjurkan minum minuman
(hesitancy). yang cukup, jika terutama air
tidak ada dapat
kontraindikasi. merangsang
K:- pasien untuk
BAK.

2 Defisiensi Setelah dilakukan O: 1. Untuk


pengetahuan tindakan keperawatan 1. Identifikasi mengidentifikas
berhubungan dengan diharapkan masalah kesiapan dan ikan kesiapan
kurangnya informasi. teratasi dengan kemampuan pasien
Ditandai dengan : kriteria hasil : menerima menerima
1. Menanyakan 1. Meningkatnya informasi informasi yang
masalah yang kemampuan N: di berikan
dihadapi. dalam 2. Sediakan materi 2. Untuk
2. Menunjukkan menjelaskan dan media mempermudah
perilaku tidak pengetahuan pendidikan penerimaan
sesuai anjuran tentang suatu kesehatan informasi dan
3. Menunjukkan topik. E: pendidikan
persepsi yang 2. Menurunya 3. Jelaskan faktor kesehatan

19
keliru terhadap persepsi yang risiko yang dapat melalui media
masalah. keliru terhadap mempengaruhi 3. Untuk
masalah kesehatan mengetahui apa
3. Meningkatnya K:- saja faktor
pengungkapan resiko yang
minat dalam dapat
mencari informasi mempengaruhi
kesehatan.
3 Menyusui tidak Setelah dilakukan O : 1. Mengidentifikas
efektif berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi ikan
dengan ketidak diharapkan masalah permasalahan yang permasalahan
adekuatan suplai teratasi dengan ibu alami selama yang ibu alami
ASI. kriteria hasil : proses menyusui selama proses
Ditandai dengan : 1. Menurunnya N: menyusui.
1. Kecemasan kecemasan 2. Gunakan 2. Menggunakan
maternal. maternal. teknik tekbik
2. ASI tidak 2. Meningkatnya mendengarkan mendengaarkan
menetes/mam tetesan atau aktif (mis. duduk dapat
ancar. pancaran ASI. sama tinggi, mengurangi
dengarkan stress pada ibu
permasalahan ibu) dan ibu dapat
E: mengeluarkan
3. Ajarkan tehnik keluh kesahnya.
menyusui yang 3. Mengajarkan
tepat sesuai tehnik menyusui
kebutuhan ibu. yang tepat
K :- sesuai
kebutuhan ibu.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sectio caesaria merupakan proses persalinanatau pembedahan melalui
insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan
janin.Indikasi medis dilakukannya operasi sectio caesaria ada dua faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi
sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainanletakjanin, ancaman gawat janin,
janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan
faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan panggul,
penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini(KPD), dan
pre eklampsia(Hutabalian , 2011)
Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen
dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gr atau umur
kehamilan > 28 minggu (Manuaba, 2012).
Sectio caesarea merupakan tindakan melahirkan bayi melalui insisi
(membuat sayatan) didepan uterus. Sectio caesarea merupakan metode yang
paling umum untuk melahirkan bayi, tetapi masih merupakan prosedur operasi
besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam keadaan darurat
menurut Hartono (2014).
3.2 SARAN
Diharapkan pembaca dapat memahami post partum section caesarea, dan
sebagai perawat agar mampu dijadikan acuan dalam pemberian asuhan
keperawatan serta mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
mengenai post partum section caesarea.

21
DAFTAR PUSTAKA

Septianraha. Asuhan keperawatan pada klien ny. R dengan post op sectio caesarea.
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2019. Dari:
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-klien-ny-r-dengan-
post-op-sectio-caesarea?from_m_app=android

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : DPP PPNI

22

Anda mungkin juga menyukai