OLEH
KELOMPOK B
Mirna Yuliana Tamrin 70900123014
Siti Nuraini Irwan 70900123011
Masyita Fajriati 70900123010
Rabiyatul Awaliyah 70900123013
CI INSTITUSI CI LAHAN
A. Definisi Persalinan
a. Pada uterus dan servik, uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekananhidrostatis
air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar
karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu-ibu bersalin hal-hal yang harus diperhatikan
dari his:
a. Frekuensi his: Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh
menit.
b. Intensitas his: Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi kontraksi
uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu persalinan semakin
maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut
berjalan-jalan sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his: Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik, misalnya
selama 40 detik.
d. Datangnya his: Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval: Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2sampe
3 menit
f. Aktivitas his: Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari
sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu
dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien
berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
3. Passenger (janin)
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan keras
dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupunanencephalus,
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. Psikologi
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi
realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan
yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal
yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
A. Pengkajian
a. Kala I (Fase laten)
1) Integritas ego : Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3) Seksualitas
4) Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari fleklendir
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada Kala I fase laten yaitu:
a. Ansietas
b. Defisit Pengetahuan
c. Koping tidak efektif
d. Risiko infeksi
e. Risiko hipovolemia
b. Kala I (Fase aktif)
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuanmengendalikan pernafasan
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada Kala I fase aktif yaitu:
a. Nyeri melahirkan
b. Gangguan eliminasi urin
c. Koping tidak efektif
d. Risiko cedera pada ibu
c. Kala II
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Dapat merintih/menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar/meregang pada perineum
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5-2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
a) Serviks dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada Kala II yaitu:
a. Nyeri melahirkan
b. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan
d. Kala III
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal
dengancepat
b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
c) Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
a) Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
b) Tali pusat memanjang pada muara vagina
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada Kala III yaitu:
a. Risiko hipovolemi
b. Nyeri melahirkan
c. Risiko perdarahan
d. Risiko cedera pada ibu
e. Kala IV
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah
pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk
kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandungkemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum
bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striaemungkin pada abdomen, paha dan
payudara
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul pada Kala III yaitu:
a. Nyeri melahirkan
b. Ketidaknyamanan pasca partum
c. Resiko hipovolemi
B. Diagnosis Keperawatan
1. KALA I
a. Masalah Keperawatan: Ansietas
1) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
2) Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
3) Penyebab
a) Krisis situasional
b) Kebutuhan tidak terpenuhi
c) Krisis maturasional
d) Ancaman terhadap konsep diri
e) Ancaman terhadap kematian
f) Kekhawatiran mengalami kegagalan
g) Disfungsi sistem keluarga
h) Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
i) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
j) Penyalahgunaan zat
k) Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan dan lain-lain)
l) Kurang terpapar informasi
2. KALA II
a. Masalah Keperawatan: Nyeri Melahirkan
1) Definisi
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari
menyenangkan sampaitidak menyenangkan yang berhubungan dengan
persalinan.
2) Batasan Karakteristik
b. Resiko syok
Tujuan: setelah dilakukan intervensi selama ... x ... jam, diharapkan tingkat syok
menurun, dengan kriteria hasil:
1. Kekuatan nadi meningkat
2. Tingkat kesadaran meningkat
3. Saturasi oksigen meningkat
4. Akral dingin menurun
5. Pucat menurun
6. Tekanan darah sistolik membaik
7. Tekanan darah diastolik membaik
8. Tekanan nadi membaik
9. Frekuensi nadi membaik
10. Frekuensi napas membaik
Intervensi Keperawatan Rasional
Pencegahan Syok
Observasi Observasi
- Monitor status kardiopulmonal - Hipotensi (termasuk postural),
(frekuensi dan kekuatan nadi, takikardi, demam dapat menunjukkan
frekuensi napas, TD, MAP) respon kehilangan cairan
- Monitor status oksigenasi (oksimetri - Mengetahui adanya perubahan nilai
nadi, AGD) SaO2 dan status hemodinamik dan
- Monitor status cairan (input dan output memantau kebutuhan oksigen dalam
cairan, turgor kulit, CRT) tubuh, jika terjadi perburukan
- Monitor tingkat kesadaran dan respon - Untuk mengumpulkan dan
pupil menganalisis data pasien untuk
- Memantau nilai laboratorium: HB, HT mengatur keseimbangan cairan
dan elektrolit - Penurunan kesadaran merupakan
indikasi hipoksia yang akan beresiko
mengalami syok
- Anemia akibat kehilangan darah
dapat terjadi, terapi pengantian darah
mungkin diperlukan
Terapeutik Terapeutik
- Berikan Oksigen nasal 3L/menit. - Dapat memperbaiki atau mencegah
- Tidurkan pasien pada posisi kaki terjadinya hipoksia dan kegagalan
lebih tinggi dan badannya tetap napas serta tindakan untuk
terlentang. penyelamatan hidup
- Pasang jalur IV. - Dengan kaki lebih tinggi akan
- Berikan cairan IV dan atau oral meningkatkan aliran darah ke otak
yang tepat. dan organ lain dan untuk menjaga
- Pasang Kateter untuk meningkatkan kepatenan jalan nafasnya
kontraksi uterus dan untuk menilai - Untuk memudahkan pemberian obat
produksi urine. sesuai indikasi
- Lakukan pijat uterus untuk - Cairan intravena dapat
merangsang kontraksi uterus meningkatkan volume intravaskuler
-Meningkatkan kontraksi uterus dan
untuk menilai produksi urine
- Massage uterus merangsang
kontraksi dan membantu pelepasan
plasenta, satu tangan diatas simpisis
mencegah terjadinya inversio uteri
Edukasi Edukasi
- Jelaskan penyebab/faktor risiko syok - Agar keluarga dan pasien
- Jelaskan tanda dan gejala awal syok mengetahui penyebab dari resiko
- Anjurkan melapor jika menemukan syok
tanda dan gejala awal syok - Memberikan pengetahuan keluarga
dan pasien tentang tanda dan gejala
syok agar keluarga dan pasien bisa
mencegah dan mengantisipasi
datangnya syok
- Membantu mencegah terjadinya
syok
Kolaborasi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV, jika perlu - Terapi intravena (IV) merupakan
- Kolaborasi pemberian transfuse cara yang digunakan untuk
darah, jika perlu memberikan cairan dan
- Kolaborasi peberian uterotonika, memasukkan obat dan transfuse
antikoagulan, jika perlu darah ke tubuh pasien dan
- Berikan transfuse whole blood, jika pemberian cairan yang tepat sangat
perlu penting untuk meningkatkan
volume intavasculer
- Transfusi darah diberikan jika
kadar Hb kurang dari 6 gr/dl
- Uterotonika diberikan untuk
merangsang kontraksi uterus dan
Antikoagulan mencegah gumpalan
perdarahan dan mengetahui
intervensi selanjutnya
- Whole blood membantu
menormalkan volume cairan tubuh
akibat perdarahan
7. KALA IV
a. Masalah Keperawatan: Ketidaknyamanan Pasca Partum
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama …x… jam, diharapkan status
kenyamanan pasca partum meningkat dengan Kriteria hasil:
1) Keluhan tidak nyaman menurun
2) Meringis menurun
3) Luka episiotomy menurun
4) Kontraksi uterus menurun
5) Tekanan darah membaik
Intervensi Rasional
Perawatan Kenyamanan
Observasi Observasi
- Identifikasi perasaan yang tidak - Untuk menentukan terapi lebih
menyenangkan lanjut
Terapeutik Terapeutik
- Berikan posisi yang nyaman - Mengurangi tekanan pada insisi,
meningkatkan relaksasi dan
istirahat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman - Dengan lingkungan yang nyaman
pasien akan merasa rileks dan
tenang
Edukasi Edukasi
- Ajarkan terapi relaksasi - Mengurangi ketegangan otot dan
rasa nyeri
- Ajarkan latihan pernapasan - Pernapasan dalam dapat
membantu menguragi rasa sakit,
- Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi tekanan darah tinggi, danmembuat
terbimbing rileks
- Untuk mengalihkan rasa sakit
pada hal lain
b. Masalah Keperawatan: Risiko Infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi selama …x… jam, diharapkan infeksi dapat
dikontrol dengan Kriteria hasil:
1) Kemampuan mencari informasi tentang faktor risiko meningkat
2) Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat
3) Kemampuan melakukan strategi kontrol risiko meningkat
4) Kemampuan menghindari faktor risiko meningkat
5) Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan meningkat
6) Pemantauan perubahan status kesehatan
Intervensi Keperawatan Rasional
Pencegahan Infeksi
Observasi Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal -Untuk mengetahui tanda dan gejala
dan sistemik terjadinya infeksi
Terapeutik Terapeutik
-Batasi jumlah pengunjung -Mengurangi kontaminasi bakteri
-Berikan perawatan kulit pada edema -Meringankan gejala edema
-Cuci tangan sebelum dan sesudah -Untuk mengurangi kontaminasi silang
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien -Mengurangi risiko infeksi pasca-
berisiko tinggi prosedur dan untuk meminimalkan
paparan dari penyedia layanankesehatan
untuk mikroorganisme yang berpotensi
menular
Edukasi Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi -Agar pasien dan keluarga pasien dapat
memahami tanda dan gejala infeksi
Hayati, E. & Butsi, F.I. (2021) ‘Pengaruh Penerapan Komunikasi Teraupetik Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Bpm Sanita Hutabarat Kec. Pancur Batu Kota Medan
Tahun 2020’, 4, p. 6.
Hetia, E. N., Ridwan, M., & Herlina. (2017). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap
Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Aktif. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, [Internet].
X(1), 5–10. Tersedia pada: http://www.ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/1334. [Diakses 24 Desember 2021].
Juniartati, E., & Widyawati, M. N. (2018). Literature Review : Penerapan Counter Pressure Untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Kebidanan, [Internet]. 8(2), 112–119. DOI:
https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3740. Tersedia pada: http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/3740. [Diakses 24 Desemberr 2021].
Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Hal 1-168.[Internet].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Edisi 2018. Tersedia pada:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Asuhan
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf. [Diakses 24
Desember 2021].
Manuaba. (2013). Memahami KesehatanReproduksi Wanita. Jakarta : EGC.
Robson, Elizabeth, Jason Waugh. 2013. Patologi Pada kehamilan Manajemen & Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”. Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”. Edisi 1.
Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan”. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Odi L, Namangjabar, Mareta B . (2023) ‘Asuhan kebidanan persalinan & bayi baru lahir’,
Malang: Penerbit Rena Cipta Mandiri.
Oktarina, M. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Byi Baru Lahir. Deepublish.
Setiaawan, F. A. (2017). Apa saja Tahapan dalam Persalinan. Dicto.
https://www.dictio.id/t/apa-saja-tahapan-dalam-persalinan/13368
Wulandari, R.C.L. & Wahyuni, S. (2019) ‘FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KELAINAN
BIBIR NON SINDROMIK PADA SUKU SASAK LOMBOK’, p. 44.