Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PERSALINAN NORMAL

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners di Ruang Bayi

Dosen Pembimbing :
Enny Puspita,SST.,M.Kes

Oleh :
Fatimah Wahab
NIM : 2020040048

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dengan kasus

persalinan normal Pada Ny. Di Ruang Bayi Perawatan Buli, telah disetujui

dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa,

( Fatimah Wahab )

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing klinik

(.........................................................)
(Enny Puspita,SST.,M.Kes)

Kepala Ruangan

(........................................................)
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

1.   DEFINISI
 Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal
(Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

2.      SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
3. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling
atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri
turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan
dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor
pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian  servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar.
4. FAKTOR PERSALINAN
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin
dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari:
a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
 Os. Coxae
 Os illium
 Os. Ischium
 Os. Pubis
 Os. Sacrum = promotorium
 Os. Coccygis
b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen Pintu
Panggul
c) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
d) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet.
e) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet.
f) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.
g) Bidang-bidang:
 Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas symphisis dan promontorium.
 Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
 Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri.
 Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os
coccygis
Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
1. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim
bekerja dengan baik dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot –
otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum.
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat:
1. Kontraksi simetris
2. Fundus dominan
3. Relaksasi
4. Involuntir : terjadi di luar kehendak
5. Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling).
6. Terasa sakit
7. Terkoordinasi
8. Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
1. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
2. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga
ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
3. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat
(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau  persepuluh menit.
2. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit.
6. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup
bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien
sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi Otot Rahim
1. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang    terbagi menjadi: Inertia uteri primer: apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah.
2. Inertia uteri sekunder
His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah. Dapat ditegakkan
dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan  konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit,
puskesmas atau ke dokter spesialis.
3. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
4. Persalinan Presipitatus
Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin
fatal Terjadi persalinan tidak pada tempatnya Terjadi trauma janin,
karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan. Trauma jalan lahir
ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan  inversion  uteri.
5. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian
janin  dalam Rahim.
6. Inkoordinasi otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi
kontraksi otot rahim adalah:
1) Faktor usia penderita elative tua
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas
Passanger
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah  kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2. Pengalaman bayi sebelumnya
3. Kebiasaan adat
4. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3. Medikasi persalinan
4. Nyeri persalinan dan kelahiran
Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
b. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006)
yaitu:
Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
1. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
2. Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
3. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
4. Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
5. Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus
kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala
janin turun ke pelvis.
Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan
rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB
dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada
saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada
kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan
dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan
posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan
ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang
tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir.
Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada
pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena
diameter antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas
panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam
jurusan muka belakang yang menguntungkan karena ukuran terpanjang
pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
1. Penurunan kepala.
2. Fleksi.
3. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
4. Ekstensi.
5. Ekspulsi.
6. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,  akan tetapi
untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
1. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul  biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan,
tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala
melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan
asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah
jalan lahir tepat di antara simpisis dan promontorium.     
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis  agak ke depan mendekati simpisis
atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan
kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
2. Asinklitismus posterior:   Bila sutura sagitalis mendekati simpisis
dan os  parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
3. Asinklitismus anterior:   Bila sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os
parietal belakang.
4. Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan.
Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen
atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong
janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah
rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini
juga disebabkan karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan
atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.
1. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
2. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan.
3. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan
lebih rendah dari os parietal belakang
Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
 Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke
depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan
memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu
mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan
tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu
bayi dengan gerakan ekstensi.
Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami
putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran
hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya
posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan
persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %
kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi
mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,
khususnya kalau janin besar.
Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-
menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. USG
b. Pemeriksaan Hb
5. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PERSALINAN NORMAL

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila
didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih
dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko tinggi.Pendidikan,
pekerjaan dan alamat klien.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar
ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan
darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih
hanya sedikit-sedikit.
3. Riwayat Keperawatan
4. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara
38 –42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri
pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur,
kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban
pecah dengan sendirinya.
5. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat
memperberat persalinan.
6. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan
hamil kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin,
memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga
memperberat persalinannya.
7. Genogram adalah garis keturunan
8. Riwayat Obstetri
 Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu
 Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual
muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung
13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada
multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam.
9. Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan
dan fantasi.Pada trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan
(mual, muntah), Narchisitik, pasif dan introvert. Pada trimester III
klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan
akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan
sekarat selama persalinan berlangsung.
10. Pola Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan
yang menurun.
 Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada
letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV.
 Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat
klien cepat lelah, capai, lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah
masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien
dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar
bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien
dalam posisi miring ke kanan / kiri .
 Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan
proses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
 Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki
dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
 Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
/ fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas.
11. Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
 Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit.Berat badan ibu perlu
dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama
hamil antara 10–12 kg.
 Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak
dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg.
 Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 36 0-370 C,
bila suhu lebih dari 370C dianggap ada kelainan.Kecuali bagi klien
setelah melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap normal
karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu,
Bila suhu naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat
disebabkan karena adanya perdarahan.
 Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak
pendek karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut
pernafasan normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat
menjadi normal kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4
jam.
Pemeriksaan fisik
 Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya
pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat,
sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada polip atau
tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
 Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya
hiperpigmentasi areola dan papila mamae serta ditemukan adanya
kolustrum.
 Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea
alba/ nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan
aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur
pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri/
punggung kanan, letak kepala, sudah masuk PAP atau belum.
Adanya his yang makin lama makin sering dan kuat.Auskultasi :
ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit.
 Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran  air ketuban. Bila
terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan, menandakan adannya kelainan letak
anak.Pemeriksaan dalam untuk  mengetahui jauhnya dan kemajuan
persalinan, keadaan serviks, panggul serta keadaan jalan lahir.
 Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena
penyakit jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas bagian
bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang
menekan vena abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan,
waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang
pemeriksaan serologi untuk sifilis.
 USG
 Rontgen
12. Analisa data
Analisa data adalah proses intelektual yang merupakan kemampuan
pengmbangan daya fikir berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama
dengan maslaha yang didapat pada pasien (Gus nell, 2007)

B. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1) Nyeri melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi
serviks dibuktikan dengan mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan.
2) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (kehamilan)
dibuktikan dengan merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur,
merasa kurang tenaga, mengeluh lelah.
3) Ansietas berhubungan dengan Krisis situasional dibuktikan dengan
merasa bingung, tampak gelisah, tampak tegang dan sulit tidur.

C. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa (SDKI) SLKI SIKI

1. Nyeri melahirkan Tujuan : setelah Terapi relaksasi I.09326


berhubungan dilakukan tindakan
Observasi
dengan kontraksi keperawatan selama
uterus, dilatasi 3x 24 jam 1. Identifikasi penurunan

serviks diharapkan tingkat tingkat energi,

dibuktikan nyeri menurun. ketidakmampuan

dengan mengeluh berkonsentrasi

nyeri, perineum 2. Identifikasi teknik relaksasi

terasa tertekan yang pernah efektif


digunakan
3. Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesuadah latihan.
5. Monitor respon terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik

6. Ciptakan lingkungan tenang


7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain

Edukasi

9. Jelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi
yang terrsedia
10. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
13. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan dan
imajinasi terbimbing)
2. Keletihan Tujuan : setelah Manajemen energi I.05178
berhubungan dilakukan tindakan
Observasi
dengan kondisi keperawatan selama
fisiologis 3x 24 jam 1. Identifikasi gangguan fungsi

(kehamilan) diharapkan tingkat tubuh yang mengakibatkan

dibuktikan keletihan menurun. kelelahan

dengan merasa 2. Monitor kelelahan fisik dan


Kriteria hasil :
energi tidak pulih emosisonal
verbalisasi kepulihan
walaupun telah 3. Monitor pola dan jam tidur
energi (5), motivasi
tidur, merasa 4. Monitor lokasi dan
(5), lesu (5), selera
kurang tenaga, ketidaknyamanan selama
makan (5)
mengeluh lelah melakukan aktifiktas

Terapeutik

5. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimu;lus
6. \lakukan latihan rentang
gerak ppasif dan aktif
7. Berikan aktifitas distraksi
yang menenangkan
8. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi

9. Anjurkan tirah baring


10. Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
11. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
12. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

13. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan

3. Ansietas Tujuan : setelah Terapi relaksasi I.09326


berhubungan dilakukan tindakan
Observasi
dengan Krisis keperawatan selama
situasional 3x 24 jam 1. Identifikasi penurunan

dibuktikan diharapkan tingkat tingkat energi,

dengan merasa ansietas menurun. ketidakmampuan

bingung, tampak berkonsentrasi


Kriteria hasil :
gelisah, tampak 2. Identifikasi teknik relaksasi
verbalisasi
tegang dan sulit yang pernah efektif
kebingungan (5),
tidur digunakan
verbalisasi khawatir
3. Identifikasi kesediaan,
akibat kondisi yang
kemampuan, dan
dihadapi (5),
penggunaan teknik
frekuensi napas (5),
sebelumnya
perilaku tegang (5).
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesuadah latihan.
5. Monitor respon terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik
6. Ciptakan lingkungan tenang
7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain

Edukasi

9. Jelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi
yang terrsedia
10. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih

Demonstrasikan dan latih teknik


relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan dan imajinasi
terbimbing)

D. Tindakan keperawatan
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses
keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
diselesaikan. (Perry & Potter, 2005).
1.  Tindakan Keperawatan Mandiri.
Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan
keperawatan mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan
lingkungan yang tenang, mengompres hangat saat klien demam.
2.  Tindakan Keperawatan Kolaboratif.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja
dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat
keputusan bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah klien.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang
memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi
keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi klien.(Potter & Perry.
2009).
S (subyek) : informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien
setelah tindakan diberikan
O (obyek) : informasi yang didapat dari hasil pengamatan, penilaian,
dan pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah
diberikan tindakan
A (analisis) : membandingkan antara informasi subyek dan obyek
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil
kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah teratasi
sebagian, masalah tidak teratasi.
P (planning) : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
LAPORAN KASUS
I.  PENGKAJIAN
A.    Identitas klien         
Nama klien                  : Ny. N
Umur                           : 31 Tahun
Suku/Bangsa               : Jawa
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMK
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
Alamat                         : soko

Nama Suami                : Tn.R


Umur                           : 31 Tahun                  
Suku /Bangsa              : Jawa
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat                         : soko

B.  Alasan Masuk Rumah Sakit.


         Klien masuk Klinik diantar keluarga melalui IGD dengan keluhan
nyeri pinggang, menjalar ke ari-ari sejak tadi pagi. Keluar lendir bercampur
darah dari kemaluan sejak jam 09.00 Wib.

C.     Riwayat Kehamilan dan Persalinan: G3 P2 A0 H2


N Tgl/Bln/ Temp Umur Jenis Jenis Ditolon Ke
o Thn at Kehamil Partus kelamin/B g t
partus an B bayi
1. 2009 Ruma Cukup Norm Perempua Bidan -
h al n
Sakit
2. 2011 Ruma Cukup Norm Laki-laki Bidan -
h al
Sakit

D.    Riwayat Psikososial
- Pandangan ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan persalinan ini  :
* Keluarga mengatakan   menerima dan merasa senang dengan kehadiran
Bayi.
- Pengelaman melahirkan sebelumnya         :
* Klien partus spontan, Normal, Ketuban Jernih.
-  Respon klien terhadap persalinan  :
         Tenang : ya                   
         Depresi : ya
         Gelisah : ya
         Cemas  : ya
         Takut    tidak
         Tegang  tidak
         Senang  : ya
         Peka      : ya
         Lelah     : ya

-       Interaksi dengan orang lain  :


* Kllen berinteraksi Baik, karena kllen menerima keadaan Bayi.

-       Pengetahuan ibu terhadap  :


           Penggunaan orang pendukung  :
     *Kllen membutuhkan pendamping (suami/ orang tua)

           Teknik pernafasan / relaksasi  :


        * Penyebab kllen gelisah pernapasan menjadi tidak stabil (cepat
dangkal ,P:30x/i).

 E.Pemeriksaan Umum  :
            -          Tanda-tanda vital  : TD  :           120/80            N  :80                   
RR  : 30                  T  : 36,3
          -          TB  :       145          BB  :                        51 kg   Peningkatan
BB  : 59 kg

          -          Palpasi Kandung Kemih :


                     *Kandung kemih terasa kosong.
-          Haemorhoid                   :
            *Tidak ada
-          Edema                            :
            *Tidak terdapat edema di kaki kanan dan kiri.
-          Varices                           :
            *Tidak ada varises pada kedua kaki.
-          Pola istirahat                  :
            *Kllen istirahat dengan cukup
-          Pola Nutrisi                    :
           *Kllen selama Hamil nutrisi tercukupi.

E.     Laporan Persalinan
KALA I :
1.      Mulai persalinan : Tanggal 10/12/2015
2.      Tanda dan gejala
-Rasa sakit adanya His yang datang lebih kuat, Sering dan teratur. ( durasi
10 menit, frekuensi 3x )
-Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil
pada servik.
-Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar.
                   3.    Tanda-tanda Vital
                          TD : 130/70               P : 22 x/i
                          N : 76 x/i                   S : 36,8 C
4.    Lama kala 1 : 4 jam
5.    Keadaan Psikososial : Sedang.
6.    Tindakan
       - Memantau DJJ (bunyi DJJ 156x/m)
       - Memantau Pembukaan / Periksa dalam ( pembukaan 3-10 cm )
7.    Pengobatan
       -Terpasang Infus RL 20 tts/i
       -Antibiotik (cefixime) 1gr .Iv
       -Dexametason 2 amp.
KALA II :
Lama kala II 20 menit
1.      Tanda dan gejala
- Ibu ingin meneran bersama dengan kontraksi
-Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum/vagina
-Perenium terlihat menonjol
-Vulva Vagina dan sfinger membuka
-Peningkatan pengeluaran Lendir dan Darah.
                   2.    Jelaskan upaya meneran
                          *Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi.
                          -Tindakan
                           * Dilakukan episiotomi.
                   CATATAN KELAHIRAN.
                   1.Bayi lahir jam :13.00 Wib
                   2.Nilai APGAR : 8/9
                  3.Tanda –tanda Vital
                      TD:120/80         P : 54 x/i          BB : 2600 gram
                      N : 146 x/i         S : 36,4 C        PB : 47,5 cm
                   4.Pengobatan
                        -Inj.Neo K
                        -Tetes mata gentamicin
                   Kala III
      Lama Kala III :
Lama kala III 10 menit
1.Tanda dan gejala.
    -Perebuhan bentuk dan tinggi fundus uteri
    -Tali pusat memanjang.
     -Semburan darah mendadak dan singkat.
                        2.Plasenta lahir jam : 13.00
                        3.Cara lahir plasenta spontan
                         -Panjang tali pusat                              -Kelainan:Tidak  ada
   -Pengobatan Oxitacin lamp              -Metargin
KALA IV
      Tanda-tanda Vital :      TD:130/70                  N:80x/i                       
RR:20x/i    T:36,6
      Mulai jam : 13.20 wib
      Keadaan Uterus : 2 jari dibawah pusat, kontaraksi baik dan keras
      Pendarahan ± 75 cc, Normal, Karekteristik encer
      Bonding ibu dan bayi : belum di lakukan pada 1 jam post partum
      Tindakan : -pantau TTV kllen
                             -pantau pendarahan kllen
                             -pantau tinggi fundus klien (3 jari dibawah proc.
Xyphoideus)
                             -pantau kontaksi uteri
                             -pantau kantong kandung kemih.
       F. Data Fokus
           DS:
            -Kllen mengatakan merasa letih dan mengantuk
            -Kllen mengatakan haus
            -Kllen mengatakan ada cairan mengalir keluar dari kemaluan
            -Kllen mengatakan nyeri pada area kemaluan
            -Kllen mengatakan bokongnya terasa basah dan dingin
            -Kllen mengatakan belum menyusui bayinya
           DO :
            -Kllen tampak lemah
            -Kllen tampak terbaring ditempat tidur
            -Mokosa mulut tampak kering
            -Tampak ada cairan keluar dari kemaluan
            -Kllen tampak gelisah
            -Kllen tampak tidak nyaman dengan alas bokong basah
            -Perinium kllen terlihat ada jahitan episiotomi basah
            -Pengalas bokong kllen tampak basah dan kotor
            -Kllen tampak belum ada menyusui bayinya
            -Bayi tampak kehausan dan menangis
ANALISA DATA
ETIOLOGI MASALAH
No DATA

1. Ds : Kehamilan 36- Gangguan rasa


40 mg
-Klien mengatakan nyeri nyaman (nyeri
pada kemaluan Penurunan melahirkan)
kadar
progesteron &
Do : estrogen
-Kllen tampak gelisah
Kontraksi pada
-Kllen mengatakan nyeri
uterus
P : nyeri perut bawah
Q: seperti di sayat Tekanan
hidrostatis air
R: perut bawah
ketuban &
S: skala nyeri 8 tekanan
intrauterin naik
T: terus menerus
-TD:130/90 Serviks
mendatar &
N:80x/menit
terbuka
RR:19x/menit
Kontraksi kuat
S:36.8 C
& cepat

Iskemia korpus
uteri

Saraf nyeri
aferen serviks
& uterus
masuk ke
medula
spinalis
melalui akar
posterior T10-
L1

Gangguan rasa
nyaman (nyeri
melahirkan)
2. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi
serviks dibuktikan dengan mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan.

3. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa (SDKI) SLKI SIKI

1. Nyeri melahirkan Tujuan : setelah Terapi relaksasi I.09326


berhubungan dilakukan tindakan
Observasi
dengan kontraksi keperawatan selama
uterus, dilatasi 3x 24 jam 1. Identifikasi penurunan

serviks diharapkan tingkat tingkat energi,

dibuktikan nyeri menurun. ketidakmampuan

dengan mengeluh berkonsentrasi


Kriteria hasil :
nyeri, perineum 2. Identifikasi teknik relaksasi
keluhan nyeri (5),
terasa tertekan yang pernah efektif
meringis (5), gelisah
digunakan
(5), kesulitan tidur,
3. Identifikasi kesediaan,
perineum terasa
kemampuan, dan
tertekan (5), uterus
penggunaan teknik
teraba membulat (5),
sebelumnya
dan ketegangan otot
4. Periksa ketegangan otot,
(5)
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesuadah latihan.
5. Monitor respon terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik

6. Ciptakan lingkungan tenang


7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain

Edukasi

9. Jelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi
yang terrsedia
10. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
13. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan dan
imajinasi terbimbing)
4. IMPLEMENTASI
No. DX IMPLEMENTASI PARAF
Terapi relaksasi I.09326

Observasi

1. Mengidentifikasi penurunan tingkat


energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi
2. Mengidentifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
3. Mengidentifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
4. Memeriksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesuadah latihan.
5. Memonitor respon terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik

6. Menciptakan lingkungan tenang


7. Menggunakan pakaian longgar
8. Menggunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain

Edukasi

9. Menjelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi yang
terrsedia
10. Menganjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Menganjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih
13. Mendemonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan dan imajinasi
terbimbing)

Terapi relaksasi I.09326

Observasi

1. Mengidentifikasi penurunan tingkat


energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi
2. Mengidentifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
3. Mengidentifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
4. Memeriksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesuadah latihan.
5. Memonitor respon terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik

6. Menciptakan lingkungan tenang


7. Menggunakan pakaian longgar
8. Menggunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain
Edukasi

9. Menjelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi yang
terrsedia
10. Menganjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Menganjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih

Mendemonstrasikan dan latih teknik


relaksasi (mis. Napas dalam, peregangan
dan imajinasi terbimbing)

Terapi relaksasi I.09326

Observasi

1. Mengidentifikasi penurunan tingkat


energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi
2. Mengidentifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
3. Mengidentifikasi kesediaan,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
4. Memeriksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesuadah latihan.
5. Memonitor respon terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik
6. Menciptakan lingkungan tenang
7. Menggunakan pakaian longgar
8. Menggunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan analgetik
atau tindakan medis lain

Edukasi

9. Menjelaskna tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis relaksasi yang
terrsedia
10. Menganjurkan mengambil posisi
nyaman
11. Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
12. Menganjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih
13. Mendemonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis. Napas dalam,
peregangan dan imajinasi
terbimbing)
5. EVALUASI
Dx EVALUASI

S: kllen mengatakan nyeri pada kemaluan berkurang.


-cairan masi ada keluar dari kemaluan sedikit-sedikit.
O: lokasi nyeri pada area perineum skla 4.
-TTV . 13.15.wib
 TD: 130/90. N : 80 x/i
P :19x/i  S: 36,6 C
            13.20 wib
TD : 120/70, N :85 x/i
P :20 x/i  S:36,6 C
             13.45 wib
TD :120/80 , N: 85 x/i  P : 20 x/i
        S :36,6 C
               14.00
TD :120/70  N: 88 x/i   P:21 x/i
 S : 36,5 C
-kondisi luka baik
-kontraksi uterus baik dan keras
-TFU 2 jari dibawah pusat
-kllen mampu melakukan teknik nafas dalam.
-kandung kemih kllen kosong.
-kllen sebelumnya sudah BAK.

A: Dx : 1 Teratasi.

P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.

S: kllen mengatakan nyeri pada kemaluan berkurang.


-cairan masi ada keluar dari kemaluan sedikit-sedikit.
O: lokasi nyeri pada area perineum skla 4.
-TTV . 13.15.wib
 TD: 130/90.
N : 80 x/i
P :19x/i 
S: 36,6 C
-kondisi luka baik
-kontraksi uterus baik dan keras
-TFU 2 jari dibawah pusat
-kllen mampu melakukan teknik nafas dalam.
-kandung kemih kllen kosong.
-kllen sebelumnya sudah BAK.
A: Dx : 1 Teratasi.
P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.

S: kllen mengatakan nyeri pada kemaluan berkurang.


-cairan masi ada keluar dari kemaluan sedikit-sedikit.
O: lokasi nyeri pada area perineum skla 4.
-TTV .
 TD : 120/70,
N :85 x/i
P :20 x/i 
S:36,6 C
-kondisi luka baik
-kontraksi uterus baik dan keras
-TFU 2 jari dibawah pusat
-kllen mampu melakukan teknik nafas dalam.
-kandung kemih kllen kosong.
-kllen sebelumnya sudah BAK.
A: Dx : 1 Teratasi.
P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.
DAFTAR PUSTAKA

ddin, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi,
Penerbit Elemen, Bandung.
Bobak Jensen, Zalar, 2002, Maternity and Gynecologycal Care, St.
Lois, Baltimore, Toronto, The C. V. Mosby Co
Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta
Iowa Outcome Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC),
Mosby-Year Book
Iowa Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification
(NOC), Mosby-Year Book
Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit
kandungan dan keluarga berencana, EGC, Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC ,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai