Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PARTUS PREMATURUS IMMINENS (PPI)

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners di Ruang Bersalin

Oleh:

KARTINI
NIM : 2018030392

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan


Partus Prematurus Imminens (PPI) di Ruang Bersalin Klinik Assifa Tanggul
Jember. Telah disahkan oleh pembimbing Akademik pada hari :

Hari / Tanggal :

Nama :

NIM :

Mahasiswa

Kartini

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

(Enny Puspita. SST.,M.Kes) ( )

Kepala Ruangan

( )
LAPORAN PENDAHULUAN

PARTUS PREMATURUS IMMINENS (PPI)

A. DEFINISI
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan prematur
dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur yang
disertai pendataran dan atau dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita
hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259
hari) sejak hari pertama haid terakhir. Menurut Nugroho (2010) persalinan
preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan
berat janin kurang dari 2500 gram. Partus preterm adalah kelahiran setelah
20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu dari hari pertama
menstruasi terakhir (Benson, 2012). Menurut Rukiyah (2010), partus
preterm adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
atau berat badan lahir antara 500-2499 gram.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diketahui bahwa Partus
Prematurus Iminens (PPI) adalah adanya suatu ancaman pada kehamilan
dimana timbulnya tanda-tanda persalinan pada usia kehamilan yang belum
aterm (20 minggu-37 minggu) dan berat badan lahir bayi kurang dari 2500
gram.
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Faktor resiko PPI menurut Wiknjosastro (2010) yaitu :
1. Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal, perdarahan antepartum,
KPD, pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin, gemeli,
polihidramnion
2. Ibu : DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan
bentuk uterus, riwayat partus preterm atau abortus berulang,
inkompetensi serviks, pemakaian obat narkotik, trauma, perokok berat,
kelainan imun/resus.
Namun menurut Nugroho (2010) ada beberapa resiko yang dapat
menyebabkan partus prematurus yaitu :
1. Faktor resiko mayor : Kehamilan multiple, hidramnion, anomali
uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,
serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat
persalinan pretem sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan
preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
2. Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam, perdarahan
pervaginam setelah kehamilan 12 minggu, riwayat pielonefritis,
merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester
II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.
Sedangkan menurut Manuaba (2009), faktor predisposisi partus
prematurus adalah sebagai berikut:
1. Faktor ibu : Gizi saat hamil kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit
menahun ibu seperti; hipertensi, jantung, ganguan pembuluh darah
(perokok), faktor pekerjaan yang terlalu berat.
2. Faktor kehamilan : Hamil dengan hidramnion, hamil ganda,
perdarahan antepartum, komplikasi hamil seperti pre eklampsi dan
eklampsi, ketuban pecah dini.
3. Faktor janin : Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
C. MANIFESTASI KLINIS
Partus prematurus iminen ditandai dengan :
1. Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 4-5 menit sekali selama 45
detik dalam waktu minimal 2 jam
2. Pola fase aktif, inensitas dan frekuensi kontraksi meningkat saat pasien
melakukan aktifitas
3. Usia kehamilan antara 20-37 minggu
4. Presentasi janin abnormal lebih sering di temukan pada persalinan
pretrem
D. PATOFISIOLOGI
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan mekanisme
yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kondisi tenang uterus
selama kehamilan atau adanya gangguan yang menyebabkan singkatnya
kehamilan atau membebani jalur persalinanan normal sehingga memicu
dimulainya proses persalinan secara dini. Empat jalur terpisah, yaitu stress,
infeksi, regangan dan perdarahan (Norwintz, 2007).
Enzim sitokinin dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban
pecah, aliran darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan
intoleransi aktifitas yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga
menyebabkan persalinan prematur.
Akibat dari persalinan prematur berdampak pada janin dan pada
ibu. Pada janin, menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya
sehingga terjailah imaturitas jaringan pada janin. Salah satu dampaknya
terjdilah maturitas paru yang menyebabkan resiko cidera pada janin.
Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada kesehatan yang menyebabkan
ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan
kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
E. PENATALAKSANAAN
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada PPI, terutama untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus preterm ialah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolitik,
yaitu :
a. Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam,
dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat
diberikan lagi jika timbul kontaksi berulang. dosis maintenance
3x10 mg.
b. Obat ß-mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan
salbutamol dapat digunakan, tetapi nifedipin mempunyai efek
samping yang lebih kecil. Salbutamol, dengan dosis per infus: 20-
50 µg/menit, sedangkan per oral: 4 mg, 2-4 kali/hari (maintenance)
atau terbutalin, dengan dosis per infus: 10-15 µg/menit, subkutan:
250 µg setiap 6 jam sedangkan dosis per oral: 5-7.5 mg setiap 8
jam (maintenance). Efek samping dari golongan obat ini ialah:
hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemi
miokardial, edema paru.
c. Sulfas magnesikus: dosis perinteral sulfas magnesikus ialah 4-6
gr/iv, secara bolus selama 20-30 menit, dan infus 2-4gr/jam
(maintenance). Namun obat ini jarang digunakan karena efek
samping yang dapat ditimbulkannya pada ibu ataupun janin.
Beberapa efek sampingnya ialah edema paru, letargi, nyeri dada,
dan depresi pernafasan (pada ibu dan bayi).
2. Akselerasi pematangan fungsi paru janin dengan kortikosteroid,
Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan
surfaktan paru janin, menurunkan risiko respiratory distress syndrome
(RDS), mencegah perdarahan intraventrikular, necrotising
enterocolitis, dan duktus arteriosus, yang akhirnya menurunkan
kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan bilamana usia
kehamilan kurang dari 35 minggu.
Obat yang diberikan ialah deksametason atau betametason.
Pemberian steroid ini tidak diulang karena risiko pertumbuhan janin
terhambat. Pemberian siklus tunggal kortikosteroid ialah :
a. Betametason 2 x 12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jam.
b. Deksametason 4 x 6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam.
Selain yang disebutkan di atas, juga dapat diberikan Thyrotropin
releasing hormone 400 ug iv, yang akan meningkatkan kadar tri-
iodothyronine yang kemudian dapat meningkatkan produksi surfaktan.
Ataupun pemberian suplemen inositol, karena inositol merupakan
komponen membran fosfolipid yang berperan dalam pembentukan
surfaktan
3. Pencegahan terhadap infeksi dengan menggunakan antibiotik.
Mercer dan Arheart (1995) menunjukkan, bahwa pemberian
antibiotika yang tepat dapat menurunkan angka kejadian
korioamnionitis dan sepsis neonatorum. Antibiotika hanya diberikan
bilamana kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi, seperti pada
kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang dianjurkan ialah eritromisin
3 x 500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lainnya ialah ampisilin 3 x 500
mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan antibiotika lain seperti
klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-amoksiklaf karena risiko
necrotising enterocolitis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Urinalisis
3. Ultrasonografi untuk melihat taksiran berat janin, posisi janin dan letak
plasenta
4. USG
G. KOMPLIKASI
Sedangkan menurut oxorn (2010) prognosis yang dapat terjadi pada
persalinan prematuritas adalah :
1. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi premature
2. Gangguan respirasi
3. Tentasn terhadap kompresi kepala karena kurangnya tulang tengkorak
dan imaturitas jaringan otak
H. PATHWAY

Perdarahan

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus kontraksi

Hasil konsepsi keluar

Konsepsi Konsepsi
Masa kehilangan
keluar keluar tidak
sempurna sempurna
Cemas

Stress

Nyeri

MK : MK :
Gangguan Gangguan
rasa pola tidur
nyaman
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi identitas klien yang terdiri dari nama, umur, alamat, ststus
perkawinan, diagnose medis, penanggung jawab, sukubangsa
2. Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat ini
3. Riwayat obstetri
Meliputi riwayat menstruasi riwayat kehamilan
4. Riwayat KB
a. Bila iya, kontrasepsi apa yang digunakan
b. Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi
c. Apa ada masalah atau tidak
5. Kebutuhan dasar khusus
a. Pola nutrisi : frekuensi makanan, nafsu makan, jenis makan
b. Pola eliminasi : konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine,
edema pada kandung kemih, protein urea
c. Pola personal hygine : bagaimana frekuensi personal hygine klien :
mandi, oral hygine, cuci rambut.
d. Pola istirahat tidur : lama tidur keluhan saat tidur
e. Pola aktivitas dan latihan : terganggu karena nyeri
f. Seksualitas /reproduksi : ketakutan melakukan hubungan sex
karena nyeri.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah
baik sedang atau buruk
b. Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu :
composmentis, apatis, samnolen atau koma.
c. TTV :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 35,6c – 37,5c
Nadi : 60-100 x/menit
RR : 16-24 x/menit
d. Berat badan : untuk mengetahui adanya kanaika berat badan slama
hamil. Penambahan berat badan rata-rata 3-5 kg minggu tetapi
normal penambahan selama kehamilan 9-12 kg
e. Tinggi badan : untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil kurang
dari 145 cm
f. Lila untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu normalnya 23,5 cm
g. Kepala :
- Rambut : untuk menilai warna ketebalan, distribusi merata,
atau tidak
- Muka : keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan atau
tidak
- Mata : conjungtiva warna pucat atau kemerahan, sclera putih
atau tidak
- Telingga : bagaimana keadaan daun telinga dan liang telinga
bentuk telinga, dan posisinya
- Mulut : untuk mengetahui apakah mulut bersih atau kering,
ada caries dan karang gigi atau tidak
h. Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe
dan tyroid
i. Dada dan axila
- Mamae : untuk mengetahui bentuk payudara dan pigmentasi
putting susu menonjol benjolan abnormal dan kolostrum
- Axila : adakah tumor atau benjolan adakah nyeri tekan atau
tidak
j. Ekstremitas : untuk mengetahui ada edema atau tidak, terdapat
varises atau tidak
k. Pemeriksaan khusus obstetri
- Inspeksi : untuk mengetahui pembesaran perut sesuai usia
kehamilan, bentuk abdomen, linea alba/nigra, striae
albkn/lividoe, kelainan atau pergerakan janin
- Palpasi :
TFU : untuk mengetahui TFU dengan cara menggunakan tita
ukur, dilakukan pengukuran dengan menempatkan ujung
pita ukur dada tepi atas sympisis pubis dan tetap
menjaga pita ukur agar tetap menempel pada dinding
abdomen diukur jaraknya kebagian atas fundus uteri
Leopold I : menentukan TFU dan bagian apa yang terdapat
pada fundus ibu
Leopold II : menentukan apa yang terdapat di sebelah kanan
dan kiri perut ibu
Leopold III : menentukan apa yang terdapatdi bawah perut ibu
dan apakah sudah masuk PAP atau belum
Leopold IV : menentukan seberapa jauh bagian terendah janin
masuk PAP
HIS/kontraksi : untuk mengkaji frekuensi lamanya dan
kekuatan kontraksi
7. Pemeriksaan dalam anogenetal
- Vulva/vagina : untuk mengetahui adakah edema, varises, luka
kemerahan atau tidak
- Perineum : untuk mengetahui ada bekas luka atau tidak ada
keluhan atau tidak
- Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid atau tidak ada
kelainan atau tidak
8. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk mendukung penegakan diagnose pada kasus PPI data
yang di perlukan berupa USG, keadaan air ketuban, CTG
(kesejahteraan janin) CRP, leokosit dalam air ketuban, leukosit dalam
dalam serum ibu, kultur urine, pemeriksaan gas dan PH darah janin
9. Analisa data : merupakan kesimpulan dari data subjektif dan objektif
B. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik
3. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
C. INTERVENSI

No Diagnose SKLI SIKI


.
1. Dx 1  Status Pengaturan posisi
kenyamanan O:
Setelah dilakukan 1. Monitor status oksigenasi
tindakan keperawatan sebelum dan sesudah
deharapkan status mengubah posisi
kenyamanan 2. Monitor alat traksi sgar
meningkat. selalu tepat
Kriteria Hasil : T:
 Keluhan tidak 1. Tempatkan pada
nyaman (4) matras/tempat tidur
 Gelisah (4) terapeutik yang tepat
 Merintih (4) 2. Tempatkan pada posisi
 Pola tidur (4) teraprutik
3. Atur posisi tidur yang
disukai
4. Posisikan pada kesejajaran
tubuh yang tepat
5. Tinggikan tempat tidur
bagian kepala
E:
1. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
K:
1. Kolaborasi pemberian
premadinasi sebelum
mengubah posisi
2. Dx 2  Pola tidur Dukungan tidur
Setelah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas
diharapkan pola tidur dan tidur
membaik. 2. Identiffikasi faktor
Kriteria Hasil : penganggu tidur
 Keluhan sulit 3. Identifikasi makanna dan
tidur (4) minuman pengganggu
 Keluhan tidak tidur
puas tidur (4) 4. Identifikasi obat tidur yang
 Keluhan pola dikonsumsi
tidur berubah T:
(4) 1. Modifikasi lingkungan
 Keluhan 2. Batas waktu tidur siang
istirahat tidak 3. Tetapkan jadwal tidur rutin
cukup (4) 4. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
E:
1. Jelaskan pentingnya tidur
selama sakit
2. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan dan minuman
yang menganggu tidur
3. Dx 3  Tingkat nyeri Manajemen nyeri
Setelah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun. frekuensi, kualitas,
Kriteria Hasil : intensitas nyeri
 Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
(4) 3. Monitor efek samping
 Meringis (4) penggunaan analgetik
 Gelisah (4) T:
 Kesulitan tidur 1. Memberikan teknik
(4) nonfermakologis untuk
 Kemampuan mengurangi rasa nyeri
menuntaskan 2. Control lingkungan yang
aktivitas (4) memperberat rasa nyeri
3. Fasilitas istirahan dan tidur
E:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologiuntuk
mengurani rasa nyeri
K:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik

D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan dari rencana keperawatan yang telah disusun secara
matang dan terperinci
E. EVALUASI
S : berisi tentang informasi dari pasien setelah dilakukan tindakan
O : informasi yang dapat dari hasil pengamatan, penelitian pengukuran
yang dilakukan oleh perawat
A : membandingkan antara data subjektif dan data objektif dengan kriteria
hasil
P : rencana keperawatan lanjutan yang di lakukan berdasarkan hasi analisis
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama pasien : Ny “N” Nama Suami : Tn “N”
Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun
Suku/bangsa : jawa Suku/bangsa : jawa
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jember Alamat : Jember
2. Riayat keperawatan
a. Riwayat obstetric
Riwayat menstruasi
Menarche : 14 Siklus : teratur
Banyaknya : 9-08-2019 Lamanya : 7
HPHT : 2-11-2-1018

Keluhan utama : pasien mengatakan perutnya terasa kencang-


kencang
b. Riwayat sekarang
Diagnose : nyeri berhubungan dengan proses persalinan
ANC berapa kali : 5
Keluhan selama hamil : nyeri perut bagian bawah sampai
pinggul
Pengobata selama hamil : ( √ ) ya ( ) tidak
Pergerakan janin : ( √ ) ya ( ) tidak
Rencana perawatan bayi : ( √ ) sendiri ( ) orang tua
c. Riwayat keluarga berencana
Pelaksanaan KB : ( ) ya ( √ ) tidak
d. Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada
Pengobatan yang didapat : tidak ada
e. Riwayat psikososial
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahn terhadap
kehidupan sehari-hari : ya
Bila ya bagaimana : pola aktivitas tidur terganggu
Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : bayi dapat tumbuh
sehat dan normal
Ibu tinggal dengan siapa : orang tua
Siapa orang terpenting bagi ibu : suami
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : menerima
kelahiran bayi dengan gembira
Kesiapan mental untuk menadi ibu : ( √ ) ya ( ) tidak
3. Pola fungsi kesehatan
a. Nutrisi

No Kondisi RS
1. Selera makan Baik
2. Frekuensi 3X
makan

b. Cairan

No Kondisi RS
1. Jenis minuman Air putih
2. Frekuensi Secukupnya
minuman

c. Eliminasi (BAB&BAK)

No Kondisi RS
1. Tempat Kamar mandi
pembuangan
2. Frekuensi (waktu) - BAB : selama di
RS belum BAB
sama sekali
- BAK : 5-6 X/hari

d. Istirahat tidur

No Kondisi RS
1. Lama tidur 1 jam berkali-kali
2. Kebiasaan Tidak ada
sebelum tidur
3. Keluhan Tidak ada

e. Personal hygine

No Kondisi RS
1. Mandi
- frekuensi 0
2. Cuci rambut
- frekuensi 0

4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Respirasi : 16 xmenit
Berat badan : 59 kg
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 36C
Tinggi badan : 154 cm
a. Kepala
Bentuk : normal
Keluhan : tidak ada
b. Mata
Kelopak mata : simetris, tidak cekung
Konjungtiva : merah muda
Sclera : tidak ikterus
Pupil : isokor
c. Hidung
Reaksi alergi : tidak ada
Sinus : tidak ada
d. Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi : tidak ada
Kesulitan menelan : tidan ada
e. Dada dan axilla
Mamae membesar ya atau tidak : ya
Areola mammae : berwarna hitam
Papilla mamae : menonjol
Colostrums : belum keluar
f. Pernafasan
Jalan nafas : lancar
Suara nafas : normal, tidak ada suara tambahan
g. Frekuensi jantung
Irama : lup dup
Kelainan bunyi jantung : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
h. Abdomen
Mengecil : menonjol sesuai umur kehamilan
Luka bekas operasi : tidak ada
Leopold 1 : TFU 27 cm
Leopold II : puka
Leopold III : presentasi I kepala
Leopold IV : bagian terendah sudah masuk bagian PAP
Denyut jantug janin : 136 x/menit
Kontraksi : jarang
i. Genitourinary
Keptihan : tidak ada
Pap smear : tidak ada
j. Ekstremitas
Warna kulit : sawo matang
5. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Do : pasien Pengeluaran janin Nyeri melahirkan
mengatakan
nyeri perut
bagian bawah

Ds : TTV :
TD : 110/80
mmHg
N : 83x/menit
S : 36,0C
R : 16x/menit

P : nyeri
diakibatkan
kontraksi uterus
Q : seperti diremas-
remas
R : bagian perut
S:8
T : setiap 2 menit
sekali
- wajah
mampak
meringis
kesakitan
- pasien
nampa
gelisah

B. DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik
3. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
C. INTERVENSI

No Diagnosa SLKI SIKI


1. DX 1  Tingkat nyeri Manajemen nyeri
Setelah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik,
nyeri menurun. durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil : kualitas, intensitas
 Keluhan nyeri nyeri
(4) 2. Identifikasi skala
 Meringis (4) nyeri
 Gelisah (4) 3. Monitor efek
 Kesulitan tidur samping
(4) penggunaan
 Kemampuan analgetik
menuntaskan T:
aktivitas (4) 1. Memberikan
teknik
nonfermakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Control
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitas istirahan
dan tidur
E:
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologiun
tuk mengurani
rasa nyeri
K:
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik

D. IMPLEMENTASI

No Diagnose SIKI
1. DX 1 Manajemen nyeri
O:
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Memonitor efek samping penggunaan
analgetik
T:
1. Memberikan teknik nonfermakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
3. Memfasilitas istirahan dan tidur
E:
1. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
3. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. Menganjurkan teknik
nonfarmakologiuntuk mengurani rasa
nyeri
K:
1. Kolaborasi pemberian analgetik

E. EVALUASI

No Diagnosa Evaluasi
1. DX 1 S : pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah
O : K/U : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 83x/menit
S : 36C
R : 16x/menit
P : nyeri diakibatkan kontraksi uterus
Q : Seperti diremas-remas
R : dibagian perut
S:8
T : sewaktu-waktu
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. Dx1 S : pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah
O : K/U : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 83x/menit
S : 36C
R : 16x/menit
P : nyeri diakibatkan kontraksi uterus
Q : Seperti diremas-remas
R : dibagian perut
S:7
T : sewaktu-waktu
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
3. Dx 1 S : pasien mengatakan nyeri perut bagian
bawah sedikit berkurang
O : K/U : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 100/80 mmHg
N : 83x/menit
S : 36C
R : 16x/menit
P : nyeri diakibatkan kontraksi uterus
Q : Seperti diremas-remas
R : dibagian perut
S:7
T : sewaktu-waktu
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai