Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
……………………. ………………………
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses yang harus dilalui setelah masa kehamilan.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup
bulan baik secara spontan ataupun dengan proses pembedahan (Suparyanto,
2011). Proses persalinan dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor pertama
kekuatan untuk mendorong janin keluar (power) yang meliputi his (kekuatan
uterus) dan kontraksi otot dinding perut. Faktor kedua adalah faktor janin
(passenger) meliputi besarnya janin, berat bayi lahir dan lainnya. Faktor
ketiga jalan lahir (passage) meliputi tulang-tulang panggul, otot-otot,
jaringan, dan ligament-ligament. Apabila ketiga faktor ini dalam keadaan
baik, maka proses persalinan akan berlangsung secara normal / spontan.
Namun, apabila salah satu dari faktor tersebut mengalami kelainan, maka
akan berpengaruh terhadap lamanya proses persalinan (Poernomo, 2016).
Persalinan tidak selalu berjalan normal, bisa terjadi beberapa penyulit
dalam persalinan. Penyulit dalam persalinan diantaranya distosia karena
kelainan janin (Manuaba, 2010). Distosia karena kelainan janin dapat terjadi
karena kelainan letak atau karena bentuk janin yang pertumbuhannya terlalu
besar. Pertumbuhan janin yang terlalu besar dapat menjadi faktor terjadinya
persalinan yang lama dan distosia bahu. Distosia bahu merupakan kondisi
kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin
gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala.
Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan maneuver
obstetrik oleh karena tarikan biasa ke belakang pada kepala bayi tidak
berhasil untuk melahirkan bayi. Pada persalinan dengan presentasi kepala,
setelah kepala lahir bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara pertolongan biasa
dan tidak didapatkan sebab lain dari kesulitan tersebut. Insidensi distosia bahu
sebesar 0,2% - 0,3 % dari seluruh persalinan vaginal presentasi kepala.
Apabila distosia bahu didefinisikan sebagai jarak waktu antara lahirnya
kepala dengan badan bayi lebih dari 60 detik, maka waktu antara lahirnya
kepala dengan lahirnya badan lebih baik dari 60 detik. Maka insidensinya
menjadi 11% (Prawirohardjo, 2014).
Distosia bahu merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetric pada
persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah
lahirnya kepala. Distosia bahu masih menjadi penyebab penting cedera
neonatal dan maternal dengan tingkat insidensi distosia bahu mencapai 0.260
(166 kasus dari 44.580 persalinan normal. Distosia bahu memiliki kaitan erat
dengan terjadinya cedera pleksus brakhialis. Cedera pleksus brakhialis
berkisar 1-20 % dari seluruh kasus distosia bahu. Seringkali cedera hanya
bersifat sementara dan akan pulih dalam hitungan jam hingga bulan, namun
ditemukan juga cedera permanen, pada 3-10% kasus yang diduga terjadi
akibat avulsi jaringan saraf (Akbar, 2017).
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan
bahu untuk “melipat” ke dalam panggul (misal: pada makrosomia)
disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara
sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak
melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah
panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil
melipat masuk ke dalam panggul (Prawirohardjo, 2009).
Insiden distosia bahu sulit dihitung karena masalah dalam
mendefinisikannya sehingga semakin luas definisi, semakin tinggiinsiden
yang dicatat. Akan tetapi rentan antara 0,23 – 2,09 % dari seluruh kelahiran
per vagina telah dilaporkan, dengan peningkatan risiko karena peningkatan
berat badan lahir. Olugbile dan Mascarenhas meninjau distosia bahu di
Birmingham Women’s Hospital dan angka insiden yang mereka laporkan
adalah 0,53% (Boyle, 2008)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan persalinan patologis
yaitu distosia bahu dengan menggunakan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subyektif pada persalinan Kala
I-Kala IV patologis yaitu distosia bahu
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif pada persalinan
persalinan Kala I-Kala IV patologis yaitu distosia bahu
c. Mahasiswa mampu membuat assessment (diagnose atau masalah) pada
persalinan persalinan Kala I-Kala IV patologis yaitu distosia bahu
d. Mahasiswa mampu membuat penatalaksanaan pada persalinan
persalinan Kala I-Kala IV patologis yaitu distosia bahu
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan edukasi bagi bidan dalam meningkatkan mutu pelayanan
dibidang Kesehatan ibu bersalin
b. Bagi responden
Memberikan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai salah satu
Asuhan Persalinan
2. Manfaat Teoritis
Memberikan ilmu pengetahuan serta diharapkan bisa menjadi salah satu
tambahan referensi mengenai Asuhan Persalinan patologis dengan distosia
bahu.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini dimulai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Ari Sulistyawati, 2010).
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru
lahir. Sementara itu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya
komplikasi. (Prawirohardjo, 2014)
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan
mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian
ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih
terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan penguasaan
keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di falitas pelayanan
tersebut masih belum memadai (Prawirohardjo, 2014)
2. Proses terjadi persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya
kekuatan his. Perlu diketahui ada 2 hormon yang dominan saat hamil, yaitu
(Manuaba, 2010) Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
a. Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot
rahim dan otot polos relaksasi
3. Permulaan terjadi persalinan
Dengan penurunan hormon progesterone menjelang persalinan dapat terjadi
kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:
a. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada
primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bawah,
di atas simfisis pubis dan sering ingin berkemih atau sulit kencing
karena kandung kemih tertekan kepala.
b. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun STIKes Elisabeth Medan
c. Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot
rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar
serviks (tanda persalinan palsu).
d. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
e. Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan
6. Faktor-faktor persalinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ada 5 faktor yaitu:
1) Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a. His His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His yang
sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri yang
lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi terjadi stimultan
di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot uterus menjadi lebih
pendek dari pada sebelumnya, yang disebut retraksi. Pada his yang
perlu diawasi adalah:
Frekuensi yaitu waktu antara kontraksi atau waktu antara awal
kontraksi dengan awal kontraksi berikutnya.
Durasi (lama kontraksi)
Intensitas (kekuatan kontraksi)
4) Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum yang paling sering terjadi 2 jam pertama. Observasi yang
dilakukan adalah:
a. Memeriksa tingkat kesadaran penderita
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: Tekanan darah, nadi, dan
pernafasan.
c. Kontraksi uterus
d. Terjadi perdarahan/ jumlah perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
B. Distosia Bahu
1. Definisi
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet di
atas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul,
atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari
tulang sacrum (tulang ekor) (Sari, Eka Puspita dan Rimandini, Kurnia Dwi
(2015)).
Distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan
tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan. (Maryunani, Anik dan
Puspita Eka (2014)).
Distosia bahu merupakan kegawatdaruratan obstetric yang berat karena
morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi (Manuaba, 2012). Hal ini
disebabkan:
a. Teknik operasi persalinan bahu sulit, berat, dan memerlukan tim yang
baik:
Dokter anak
Dokter anestesi
Asisten yang sudah telatih
Alat resusitasi yang cukup baik
b. Terbatasnya waktu untuk melahirkan bahu yang tertahan disimfisis
c. Tarikan berat terhadap leher menimbulkan trauma. Tarikan terlalu
ringan persalinan bahu tidak lahir
d. Teknik penekanan bahu di atas simfisis sangat penting dan menentukan
keberhasilan jalan persalinan STIKes Elisabeth Medan
e. Distosia bahu sebelumnya sulit diduga
2. Diagnosis
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya:
a. Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan.
b. Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan kencang.
c. Dagu tertarik dan menekan perineum
d. Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan
di kranial simfisis pubis. Begitu distosia bahu dikenali, maka prosedur
tindakan untuk menolongnya harus segera dilakukan.
a. Diabetes.
b. Obesitas.
c. Lewat waktu.
d. Berat badan janin berlebihan.
e. Pertambahan berat badan ibu berlebihan.
f. Bayi besar sebelumnya.
g. Distosia bahu sebelumnya.
h. Multiparitas
6. Penanganan
Diperlukan seorang asisten untuk membantu, sehingga bersegeralah
minta bantuan. Jangan melakukan tarikan atau dorongan sebelum
memastikan bahwa bahu posterior sudah masuk kepanggul. Bahu posterior
yang belum melewati pintu atas panggul akan semakin sulit dilahirkan bila
dilakukan tarikan pada kepala. Untuk mengendorkan ketegangan yang
menyulitkan bahu posterior masuk panggul tersebut, dapat dilakukan
episiotomi yang luas, posisi Mc. Robert, atau posisi dada-lutut.
Dorongan pada fundus juga tidak diperkenankan karena semakin
menyulitkan bahu untuk dilahirkan dan berisiko menimbulkan rupture uteri.
Di samping perlunya asisten dan pemahaman yang baik tentang mekanisme
persalinan, keberhasilan pertolongan persalinan dengan distosia bahu juga
ditentukan oleh waktu. Setelah kepala lahir akan terjadi penurunan pH
arteria umbilikalis dengan laju 0,04 unit/menit. Dengan demikian, pada bayi
yang sebelumnya tidak mengalami hipoksia tersedia waktu antara 4-5 menit
untuk melakukan maneuver melahirkan bahu sebelum terjadi cedera
hipoksik pada otak. Secara sistematis tindakan pertolongan distosia bahu
adalah sebagai berikut.
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal : 09 Juni 2021 Jam : 14.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
KALA I
DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Pasien datang dengan mules-mules
KELUHAN UTAMA:
- Pasien mengeluh mules-mules sejak pukul 05.00 WIB
- Ibu mengatakan belum merasa keluar air-air
- Ibu mengatakan ada keluar lendir darah dari kemaluannya sejak pukul
08.00 WIB
- Ibu mengatakan sudah melakukan USG dan hasilnya normal (tidak
ada masalah)
- Ibu mengatakan Gerakan janin masih aktif
2. RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Pasien tidak pernah mengalami sakit jantung, diabetes, asma, hipertensi, TBC,
dan Hepatitis
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Pasien tidak memiliki penyakit turunan seperti, jantung, diabetes, asma,
hipertensi, TBC, dan Hepatitis
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid :
Menarche : 14 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28-29 hari Lama : 6-7 hari
Warna darah : Merah Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : 2-3 ganti pembalut /harI
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1P0A0 Ah 0
2) Usia kehamilan : 39 minggu 3 hari
3) HPHT : 06 – 09 – 2020
4) HPL : 13 – 06 – 2021
5) Gerak janin
Pertama kali : 16 minggu
Frekuensi dalam 12 jam : 10 gerakan
6) Tanda bahaya
a. TM I : Tidak ada
b. TM II : Tidak ada
c. TM III : Tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Sedikit mual
b) Trimester II : Tidak ada keluhan
c) Trimester III : Pegal-Pegal
8) Riwayat terapi
a. Trimester I : Vitamin B6, Kalk, Tablet Fe
b. Trimester II : Tablet Fe, Kalk, Vitamin C
c. Trimester III : Tablet Fe, Kalk, Vitamin C rr
9) Riwayat Alergi: Tidak ada
10) Kekhawatiran khusus : Tidak ada
11) Imunisasi / TT : 4 kali
12) ANC : 10 x
Suplemen
AN
Tangga Tempat t & Fe MASALA TINDAKAN/PENDKE
C
l (Jenis & H S
Ke
Jml)
1 24-11- Puskesma - Vitamin Mual Tindakan : TTV,
2020 s Bulu B6 1x1 Antropometri, Pemfis
10 mg - Kalk 1x1 dan Lepold (belum
- Tablet Fe teraba)
1x1 Pendkes :Hasil
Pemeriksaan Normal,
membritahu makan
seimbang, Memberitahu
perubahan fisik dan
psikologi pada ibu hamil
TM I, Memberitahu
kunjungan ulang.
2 03-12- Puskesma - Vitamin Sedikit Tindakan : TTV,
2020 s Bulu B6 1x1 mual Antropometri, Pemfis
11 mg - Kalk 1x1 dan Leopold (TFU
- Tablet Fe setengah pusat dan
1x1 sympisis, DJJ 141 X/M)
Pendkes : Hasil
pemeriksaan normal,
memberitahu perubahan
fisik dan psikologi ibu
hamil TM II, perbanyak
nutrisi dan hidarsi,
pantau pergerakan janin,
memberitahu kunjungan
ulang.
3 19-01- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Istirahat cukup
2020 s Bulu C 1x1 keluhan - Rutin periksa
18 mg - Kalk 1x1 - Kurangi mengonsumsi
- Tablet Fe kopi dan teh
1x1
4 09-02- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Gizi seimbang
2021 s Bulu C 1x1 keluhan - Istirahat Cukup
21 mg - Kalk 1x1
- Tablet Fe
1x1
5 04-03- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Rutin mengonsumsi
2021 s Bulu C 1x1 keluhan suplemen
24 mg - Kalk 1x1 - Perawatan payudara
- Tablet Fe
1x1
6 29-04- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Gizi seimbang
2021 s Bulu C 1x1 keluhan - USG
33 mg - Kalk 1x1 - Senam hamil
- Tablet Fe - Tanda bahaya
1x1 Trimester III
7 06-05- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Menjelaskan
2021 s Bulu C 1x1 keluhan ketidaknyamanan
34 mg - Kalk 1x1 Trimester III
- Tablet Fe - Posisi menungging
1x1
8 13-05- Puskesma - Vitamin Tidak ada - Pijat perinium
2021 s Bulu C 1x1 keluhan - Gizi seimbang
35 mg - Kalk 1x1 - Istirahat cukup
- Tablet Fe - Rutin periksa 1 minggu
1x1 sekali
7. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah , umur waktu menikah : 23 bulan
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 5 bulan
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan/tidak oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : kehamilan ini
sangat diharapkan dan sangat didukung oleh suami dan keluarga
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Memutuskan masalah
dengan kepuutusan bersama antar istri dan suami
d. Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan anak
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu : Suami dan Ibu kandung
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Dipuskesmas
dan ditolong oleh bidan
i. Penghasilan perbulan: Rp 2.500.000 Cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya : ..................................................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui persiapan
persalinan dan tanda-tanda persalinan
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui cara mengurangi
nyeri saat persalinan
l. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak
m. Paparan dengan polutan : tidak
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Pemeriksaan Umum :
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 110/70 mmHg
2) Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 95 x/m
3) BB Sebelum/ Sekarang: 55 / 67 Suhu : 36,7 0C
4) TB : 153 cm RR : 22 x/m
5) LILA : 27 cm IMT : 28
6) Keadaan emosi : Stabil
7) Keadaan Psikologi : Baik
b. Status present
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam
Mata : Simetris, tidak ikterik, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Tidak kering, tidak ada sariawan, bersih
Telinga : Tidak ada sekret, simetris
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Ketiak : Tidak ada benjolan, dan tidak ada pemebesaran kelenjar
getah bening
Dada : simetris,bersih, tidak ada benjolan, puting menonjol,ASI
sudah keluar
Perut : memanjang, tidak ada bekas operasi, terdapat striae
gravidarum
Lipat paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada oedem, terdapat lendir darah, tidak ada varises,
tidak keluar air-air
Ekstremitas : tidak ada oedem, tidak ada varises
Refleks patella : +/+
Punggung : Postur tubuh normal
Anus : Tidak ada haemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
Muka : Tidak oedem, Tidak ada Chosma Gravidarum, Tidak
anemis
Mamae : Simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi areola
Abdomen : Terdapat linea nigra, Striae gravidarum, tidak ada bekas
operasi
Vulva : Tidak ada oedem, Tidak ada varises, dan tidak ada luka,
terdapat lendir darah
2. Palpasi
Leoplod I : pada fundus teraba besar, lunak, bulat dan tidak
melenting (bokong)
Leoplod II : Kanan (teraba keras memanjang seperti papan,
Punggung) Kiri (Teraba bagian terkecil janin, Ekstremitas)
Leoplod III : pada bagian terbawah janin teraba keras, bulat,
keras dan melenting (kepala)
Leoplod IV : bagian terbawah sudah masuk PAP
3.TFU : 34 cm
4.TBJ : (34-11) x 155 = 3.565 gram
5. His : 3 x 10 x 40 detik
5. Auskultasi :
DJJ : 141 x/menit Frekuensi : Stabil
8. Perkusi: .......................................................................
9. Pemeriksaan panggul:.........................................................
10. KSPR dan kartu sudarto: .........................................................................
11. Pemeriksaan penunjang :
- Hb : 11.4 gr/dl
- HbsAg : Negatif
- HIV/IMS : Negatif
- VDRL : Negatif
d. Pemeriksaan Dalam
- Tanggal/Pukul : 09-06-2021 / 14.00 WIB
- Pembukaan serviks : 8 cm
- Ketuban : utuh
- Molase : tidak ada
- Denominator : UUK Depan
- Penurunan kepala : Hodge III
- Konsiistensi serviks : Elastis dan Lunak
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan :
Ny. N Usia 23 tahun G1P0A0 Hamil 39 minggu 3 hari
Janin Tunggal, Hidup Presentasi Kepala, , Intrauterine, Partus Kala I Fase Aktif
Masalah :
Ibu merasa nyeri pada saat kontraksi datang
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 09 Juni 2021 Jam 14.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan ibu harus mengetahui sebagai sarana agar
Ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya
sendiri dan keluarga.
Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga Kesehatan
2. Beri informasi tentang kondisi yang dialami saat ini, khususnya nyeri pada
perut hingga pinggang
Rasionalisasi : dengan menjelaskan keadaan ibu saat ini adalah normal
diharapkan ibu paham sehingga akan membantunya untuk mengurangi
kecemasan dan ketakutannya dalam menghadapi persalinan
3. Memberi dukungan kepada ibu, bahwa ibu mampu menghadapi persalinan
dan meminta suami/keluarga untuk selalu mendampingi ibu dan memberi
makan/minum kepada ibu.
Rasionalisasi : tugasnya adalah berada didalam kamar bersalin dan
memberikan dukungan psikis dan emosional.
Hasil : Suami mendampingi ibu dan sudah memberi makan dan minum. Ibu
mau makan dan minum yang diberikan suaminya.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap dan
menganjurkan ibu untuk miring kiri
Rasionalisasi : tidur miring kiri akan meningkatkan aliran darah dan nutrisi
keplasenta dan janin, ginjal ibu juga akan bekerja lebih efisien dengan
menghilangkan cairan dan sampah dari dalam tubuh.
Hasil : ibu dapat melakukanya dengan baik
5. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
Rasionalisasi posisi yang rileks pada ibu akan membantu ibu untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil : ibu memilih posisi setengah duduk
6. Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi dan hidrasi
Rasionalisasi :pemenuhan nutrisi dan hidrasi merupakan factor penting
selama proes persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit normal pada ibu dan
janin.
Hasil : ibu menghabiskan makanan dan minuma yang sudah disediakan
7. Ajarkan ibu Teknik relaksasi
Rasionalisasi untuk membantu aliran oksigen kearah janin dan
memperlancar sirkulasi darah serta memberi ketenangan pada ibu
Hasil : ibu dapat melakukanya dengan baik
8. Lakukan masase atau sentuhan pada ibu
Rasionalisasi : masase pada perut dan pinggang untuk mengurangi rasa
nyeri
Hasil : sudah dilakukan
9. Melakukan observasi DJJ, TTV, His setiap 30 menit serta melakukan VT
setiap 4 jam dan pantau kemajuan persalinan dan catat dipartograf
Rasionalisasi : Partograf untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal.
Hasil : sudah dilakukan
10. Mempersiapkan tempat, alat-alat dan perlengkapan ibu dan bayi untuk
proses persalinan.
Rasionalisasi : Alat-alat untuk menolong persalinan yaitu bak instrumen
steril berisi 2 buah arteri klem, 1 buah gunting tali pusat, 1buah stand doek,
2 pasang handscoon steril, 1 buah benang tali pusat,kassa steril sudah
disiapkan. Peralatan bayi yang disiapkan yaitu bedong, baju, popok, gurita,
sarung tangan, sarung kaki dan topi bayi.
Hasil : sudah disiapkan
11. Lakukan pemantauan kemajuan kala I dengan partograph
Rasionalisasi : partigraf dibuat untuk memantau keadaan ibu maka dapat
diketahui kemajuan persalinannya untuk menentukan keputusan klinik
yang akan diambil.
Hasil : sudah dilakukan
.
KALA II
Hari/Tanggal : Sabtu / 09-06-2021 Pukul : 15.15 WIB
I. SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan adanya keinginan untuk buang air besar (BAB)
2. Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
II. OBYEKTIF
1. Tanda-tanda Vital
- TD : 120/80 - Suhu : 36,7 0C
- RR : 24 x/m - N : 90 x/m
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen
- HIS : 5 x 10’ x 45”
- DJJ : 141 x/m
b. Genetalia
- Perinium menonjol
- Vulva membuka
- Adanya tekanan pada anus
- Pengeluaran lendir darah
- Kandung kemih kosong
c. Pemeriksaan Dalam (Pukul 20.00 WIB)
- Pembukaan : 10 cm (lengkap)
- Penurunan kepala : Hodge IV
- Molase : 0
- Ketuban : selaput ketuban pecah dan air ketuban berwarna
jernih (15.15 WIB)
III. ANALISIS
Diagnosa :
Ny. N usia 22 tahun G1P0A0 Inpartu Kala II, Usia kehamilan 39 minggu,
Presentasi kepala, janin tunggal hidup, intrauterine.
Masalah : nyeri kontraksi semakin kuat dan cemas menghadapi
persalinannya
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu saat ini sudah buka lengkap
dan ibu memasuki proses pengeluaran janin
Hasil : Ibu sudah dapat mengedan jika ada dorongan meneran sesuai
instruksi bidan
2. Memastikan semua alat-alat sudah lengkap.
Hasil : Semua alat-alat yang diperlukan sudah lengkap.
3. Memakai alat perlindungan diri (APD) dan mendekatkan partus set.
Hasil : APD sudah dipakai dan partus set sudah lengkap.
4. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
Rasionalisasi : Ibu mempunyai keinginan untuk meneran, Ibu merasa
tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya,
Perineum menonjol, Vulva dan sfingter ani membuka
Hasil : sudah tampak
5. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah
pecah, dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang
nyaman sesuai keinginannya.
Hasil : ibu memilih posisi setengah duduk
6. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran. Rasionalisasi : Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
Hasil : ibu dan keluarga dapat melakukanya dengan baik
7. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
Rasionalisasi :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan
untuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f. Menganjurkan ibu minum untuk menambah tenaga ibu saat
meneran.
Hasil : ibu dapat melakukanya dengan baik
8. Meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
Hasil : Handuk sudah diletakkan.
9. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
Hasil : sudah diletakan
10. Membuka partus set.
Hasil : sudah disiapkan
11. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Hasil : sudah dilakukan
12. Menolong persalinan dengan 60 langkah APN
Hasil : sudah dilakukan
13. Melakukan pertolongan persalinan normal sesuai dengan APN
- Memakai APD, mencuci tangan lalu dikeringkan, pakai sarung
tangan, meletakkan tangan kiri di vertex dan tangan kanan
melakukan steneng
- Bila kepala tampak di vulva maju mundur, perineum menonjol dan
anus membuka, pimpin ibu meneran saat ada his (keinginan
spontan untuk meneran). Saat ibu meneran, lindungi perineum
dengan satu tangan dengan kain bersih, melakukan tindakan
mencegah kepala ekstensi (mencegah robekan perineum).
- Kepala bayi sudah lahir, usap muka bayi dengan kain bersih dan
bersihkan lendir dari mulut dan hidung dengan kassa steril, periksa
adanya lilitan tali pusat (tidak ada lilitan tali pusat).
- Bayi tidak mengalami putar paksi luar secara spontan dan
mengalami kesulitan dalam melahirkan bahu.
Hasil : Kepala bayi sudah lahir, lilitan tali pusat tidak ada, akan
tetapi kepala bayi tidak terjadi putar paksi luar secara spontan.
KALA II
Tanggal : 09-06-2021 Pukul : 16.00 WIB
I. SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan merasa Lelah karena meneran
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules dan merasakan adanya
keluar darah dari kemaluannya
II. OBYEKTIF
1. Kontraksi uterus baik bulat dan keras
2. TFU Setinggi pusat
3. Kandung kemih kosong
Tanda-tanda pelepasan plasenta
1. Tampak tali pusat memanjang
2. Adanya semburan darah
3. Uterus globuler
III. ANALISIS
Ny. N P1A0 Inpartu Kala III
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami bahwa saat ini waktu untuk
pengeluaran plasenta.
Hasil : Ibu sudah mengetahui keadaannya.
2. Melakukan pengecekan janin kedua dan pengosongan kandung kemih
Hasil : tidak ada janin kedua dan kandung kemih kosong
3. Melakukan manajemen aktif Kala III
Rasionalisasi :
- Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha kanan (sudah
dilakukan)
- Menjepit dan memotong tali pusat dengan klem dan gunting
(sudah dilakukan)
- Melaukan PTT kea rah dorso kranial (Plasenta lahir pada pukul
16.10 WIB)
- Segera melakukan massase uterus selama 15 detik
Hasil : dalam keadaan normal tidak ada perdarahan
4. Memeriksa kelengkapan plasenta dan mengevaluasi adanya laserasi
pada perineum dan vagina.
Hasil : Kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 50
cm dan terdapat robekan perineum derajat II
5. Melkukan penjahitan laserasi jalan lahir dengan anestesi
Rasionalisasi : Melakukan anestesi menggunakan pehacain 1% pada
tepi luka dan derajat II sampai otot perineum
Hasil : penjahitan laserasi jalan lahir derajat II telah dilakukan
6. Mengajarkan ibu dan suami untuk melakukan masase sendiri.
Hasil : Ibu sudah mengetahui cara masasse uterus dan kontraksi uterus
baik.
KALA IV
Tanggal : 09-06-2021 Pukul : 16.25 WIB
I. SUBYEKTIF
1. Ibu mengatakan lelah setelah bersalin
2. Ibu mengatakan nyeri pada daerah perineum
3. bu mengatakan perutnya masih mules
4. Ibu tampak senang dan mengatakan lega karena bayi lahir normal
II. OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda Vital : TD : 110/80 mmHg N : 78 x/m
RR : 23 x/m S : 36,5 0C
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi : Baik
- Kandung Kemih : Kosong
b. Genetalia
- Laserasi : terdapat laserasi jalan lahir derajar II
- Perdarahan : ± 250 cc
III. ANALISIS
Diagnosa : Ny. N P1A0 Kala IV
Masalah : nyeri pada daerah luka perineum
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Hasil : dalam keadaan normal dan Ibu sudah mengetahui hasil
pemeriksaannya.
2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus
Rasionalisasi : yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan diatas perut
dan melakukan gerakan melingkar searah jarum jam.
Hasil : Ibu dan suami sudah mengerti dan mempraktekkannya dengan
benar dihadapan petugas.
3. Membersihkan ibu menggunakan washlap dan air DTT dan memasang
doek dan celana dalam ibu serta mengganti pakaian ibu.
Hasil : Ibu sudah dibersihkan
4. Mendekontaminasi peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5%.
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai dan peralatan bekas pakai telah di rendam dalam larutan
klorin 0,5 %
5. Memberitahu tentang Personal hygiene terutama bagian genetalia
Rasionalisasi : membersihkan bagian genetalia dengan tangan bersih,
ganti pembalut secara berkala, dan mandi minimal 2 kali sehari
Hasil : ibu mengerti dan ingin melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan istirahat
Hasil : ibu sudah makan dan minum dan sedang istirahat
7. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang berserat dan
protein tinggi
Rasionalisasi : seperti sayuran, telur rebus, apel, papaya
Hasil : ibu dapat melakukannya
8. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas
9. Memantau keadaan ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
memantau keadaan ibu setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Hasil : sudah dilakukan
Sukoharjo, 07 Juni 2021
Mengetahui
Pembimbing Prodi
BAB IV
PEMBAHASAN
Data objektif yang didapat pada Ny. N dengan Persalinan Distosia Bahu
KU Baik, Tanda-tanda vital, Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi 80
x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu , berat badan 67 kg, kenaikan berat
badan selama hamil 12 kg, tinggi badan 153 cm dan lila 27 cm. Palpasi
abdomen Leopold I: teraba lebar, lunak dan tidak melenting pada fundus
(kepala). Leopold II: teraba pada sisi abdomen kanan keras, panjang dan
memapan (punggung) dan pada sisi kiri teraba bagian kosong dan bagian
terkecil janin (ekstremitas). Leopold III: bagian terbawah teraba bulat, keras
dan melenting (kepala). Leopold IV: kepala sudah masuk pada pintu atas
panggul (PAP). Tinggi fundus uteri 34 cm, tafsiran berat janin 3.565 gram.
DJJ 141x/menit dan hasil pemeriksaan dalam: pembukaan 5 cm, konsistensi
lunak dan ketuban masih utuh. Setelah pembukaan lengkap kepala tampak
maju mundur divulva seperti kura-kura Pada tahap ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek
BAB V
A. Kesimpulan
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kehamilan dan di dapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan anamesa dan mengumpulkan data Subjektif
pada Ny.N dengan melakukan Tanya jawab.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang pada Ny.
N dengan melakukan pemeriksaan Kehamilan
3. Mahasiswa mampu melakukan analisi kasus berdasarkan data subjektif
dan objektif pada Ny. N.
4. Mahasiswa mampu melakukan Tindakan segera dilakukan yang diberikan
oleh bidan adalah melahirkan bahu dengan pertolongan distosia bahu
5. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan kasus pada Ny. N dengan
melakukan melong persalinan dengan 60 langkah APN
6. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan persalinan Kala I – Kala
IV
B. Saran
1. Bagi Klien
3. Bagi Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Harun, dkk. 2017. Kehamilan Aterm Dengan Distosia Bahu. Medula
Volume 7 Nomor 4. Diunduh tanggal 22 April 2018
Edozien, Leroy C. 2014. Buku Saku Manajemen Unit Persalinan. Jakarta: EGC
Gustina, Dr. Eni. 2016. Laporan Tahunan Dirktorat Kesehatan Keluarga Tahun
2016.http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Laptah%20TA%202016%20
Dit%20Kesga.pdf. Diunduh tanggal 12 Juni 2021
Manuaba, Prof. dr. I.B.G, dkk. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Maryunani, Anik dan Puspita Eka. 2014. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal &
Neonatal. Jakarta : CV. Trans Info Media
Saputra, Lyndon. 2014. Masa Persalinan Fisiologi & Patologi. Jakarta : Binarupa
Aksara
Sari, Eka Puspita dan Rimandini, Kurnia Dwi. 2015. Asuhan Kebidanan
Persalinan (Intranatal Care).Jakarta : CV. Trans Info Media