Operasi emergency/CITO, adalah suatu tindakan bedah yang dilakukan dngan tujuan life saving
pada seorang pasien yang berada dalam keadaan darurat. Misalnya: korban luka tembak atau
lukas tusuk yang tidak bisa menunggu besok, wajib operasi saat itu juga untuk menyelamatkan
nyawanya.
Persiapan pre oprerasi segera (cito), diantaranya :
1. Tidak melakukan pemeriksaan fisik
2. Tidak melakukan rongten
3. Tidak melakukan puasa
4. Melakukan tes laboratorium
5. Melakukan pencukuran di sekitar daerah yang ingin dioprasi
6. Melakukan pembesihan kolon
7. Melakukan inform concent
8. Memasang infus
3. Persiapan penunjang
Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan
pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang, maka dokter bedah tidak
mungkin bisa menentukan tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien.
Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi,
laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG, dan lain-lain. Sebelum dokter
mengambil keputusan untuk melakukan operasi pada pasien, dokter melakukan berbagai
pemeriksaan terkait dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa menyimpulkan
penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi
maka dokter anstesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien layak menjalani
operasi. Untuk itu dokter anastesi juga memerlukan berbagai macam pemerikasaan
laboratorium terutama pemeriksaan masa perdarahan (bledding time) dan masa
pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum, hemoglobin, protein darah, dan
hasil pemeriksaan radiologi berupa foto thoraks dan EKG.
4. Pemeriksaan status anestesi
Pemeriksaaan status fisik untuk pembiusan perlu dilakukan untuk keselamatan selama
pembedahan. Sebelum dilakukan anastesi demi kepentingan pembedahan, pasien akan
mengalami pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk menilai sejauh mana resiko
pembiusan terhadap diri pasien. Pemeriksaan yang biasa digunakan adalah pemeriksaan
dengan menggunakan metode ASA (American Society of Anasthesiologist). Pemeriksaan
ini dilakukan karena obat dan teknik anastesi pada umumnya akan mengganggu fungsi
pernafasan, peredaran darah dan sistem saraf.
5. Inform consent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain
yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung
gugat, yaitu Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa
tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien
yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan
dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).
Inform Consent sebagai wujud dari upaya rumah sakit menjunjung tinggi aspek etik
hukum, maka pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien wajib untuk
menandatangani surat pernyataan persetujuan operasi. Artinya apapun tindakan yang
dilakukan pada pasien terkait dengan pembedahan, keluarga mengetahui manfaat dan
tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya. Pasien maupun keluarganya sebelum
menandatangani surat pernyataan tersebut akan mendapatkan informasi yang detail
terkait dengan segala macam prosedur pemeriksaan, pembedahan serta pembiusan yang
akan dijalani. Jika petugas belum menjelaskan secara detail, maka pihak pasien/
keluarganya berhak untuk menanyakan kembali sampai betul- betul paham. Hal ini sangat
penting untuk dilakukan karena jika tidak maka penyesalan akan dialami oleh pasien/
keluarga setelah tindakan operasi yang dilakukan ternyata tidak sesuai dengan gambaran
keluarga.
5.Persiapan mental/ psikis
Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi
karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang
yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis (Barbara C. Long, 2000).
Contoh: perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan misalkan pasien
dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan
pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan.
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya
perubahan- perubahan fisik seperti: meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-
gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan
pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih. Perawat perlu mengkaji
mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Disamping itu
perawat perlu mengkaji hal- hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi
masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan
pasien, faktor pendukung/ support system.
6. Puasa
Sebelum menjalani operasi, seorang akan mendapat bius terlebih dahulu agar tidak
merasakan sakit ketika proses operasi berjalan. Dalam dunia medis, ada dua bius yang
biasa digunakan yakni bius lokal dan bius umum. Ini berkaitan erat dengan alasan harus
berpuasa sebelum tindakan operasi. Bius lokal hanya menghilangkan rasa sakit dibagian
tubuh yang dioperasi saja. Sedangkan bius umum, akan membuat anda tidak sadar
sepenuhnya. Hal tersebut biasanya akan berlangsung selama prosedur operasi. Mulai dari
awal hinggaselesai.
Biasanya pasien yang akan mendapatkan pembiusan umum, pasien tidak akan diizinkan
makan dan minum apapun. Hal tersebut disebabkan, ketika anda berada di bawah
pengaruh bius, reflek tubuh anda akan dihentikan sementara waktu. Kondisi yang
mungkin akan terjadi jika anda makan dan minum sebelumnya pembiusan dilakukan
adalah, adanya kemungkinan anda akan muntah atau akan terjadi regurgitasi (yaitu
naiknya makanan ke tenggorokan)
Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat indikasi medis yang
mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan dengan operasi. Operasi ini disebut
dengan Sectio Caesarea. Sectio Caesarea berasal dari bahasa Latin, Caedere, artinya memotong.
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
rahim. Pada pasien yang dilakukan operasi pembedahan untuk tindakan sectio cesarea ini
memerlukan beberapa perhatian karena ibu nifas yang melahirkan dengan operasi caesarea agar
dapat melewati fase penyembuhan pasca operasi tanpa komplikasi. Proses persalinan operasi
caesar umumnya berlangsung sekitar satu jam. Pada pasien dengan pembiusan total, kesadaran
akan berlangsung pulih secara bertahap seusai penjahitan luka operasi. Sedangkan pada
pembiusan regional, dengan anasthesi epidural atau spinal (memasukkan obat bius melalui
suntikan pada punggung), ibu bersalin akan tetap sadar hingga operasi selesai dan hanya bagian
perut ke bawah akan hilang sensasi rasa sementara. Pascaoperasi caesar, dilakukan pengawasan
oleh perawat dan bidan dalam ruangan pulih sadar sementara sebelum ibu di pindah ke ruang
perawatan nifas. Di sini tenaga kesehatan akan memantau tekanan darah, suhu, jumlah urine
yang tertampung, kondisi rahim, jumlah darah yang keluar pascaoperasi, dan pemeriksaan
laboratorium bila diperlukan. Setelah ibu dipindah ke ruang nifas untuk perawatan selanjutnya
yang perlu diperhatikan adalah : Efek pembiusan. Pada pembiusan dengan teknik regional
hampir tidak ada keluhan. Perasaan tidak nyaman antara lain karena kaki belum bisa digerakkan
sementara waktu, secara bertahap dalam 6 jam pertama kaki mulai bisa aktif digerakkan kembali.
Tidak perlu cemas akibat hilangnya sensasi rasa pada kedua kaki. Ini hanya bersifat sementara.
Lama pulih setiap pasien berbeda, namun dapat dipastikan semua berlangsung aman dan lancar
melewati proses hilangnya efek bius ini. Bila pembiusan umum, Pasca operasi caesar, ibu akan
merasa mengantuk, rasa kering pada mulut dan bibir, dan ini juga tak akan berlangsung lama.
Secara bertahap ibu akan pulih dan sadar kembali. Berapa lama akan pulih tergantung jenis obat
dan dosis pembiusan yang diberikan. Setiap pasien tidak sama. Namun setelah 2 jam dari ruang
observasi pascaoperasi, kesadaran ibu perlahan akan pulih. Kapan boleh minum dan makan?
Untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan minum sementara akan diatur oleh bidan sesuai
petunjuk dokter ahli anastesi, akan diatur waktunya ibu boleh memulai minum, diet makanan
cair dan bertahap makanan padat. Akibat pembiusan fungsi normal seluruh alat pencernaan akan
pulih dalam waktu sekitar 12 jam. Namun dalam waktu tersebut ada tahapan dimana pasien akan
diberi jadwal untuk mencoba minum air putih hangat sedikit demi sedikit, lalu minuman susu
cair, makanan lunak dan akhirnya diet makan nasi biasa. Ketentuan untuk menunggu waktu yang
tepat memberikan makanan cair bertahap hingga ke makanan padat adalah dengan pemeriksaan
dari tenaga kesehatan, yakni memperhatikan kondisi bising usus, tidak selalu harus buang angin.
Sementara waktu diet akan diatur oleh ahli gizi rumah sakit, sebaiknya tidak makan makanan
dari luar dulu. Kapan waktunya infus dan selang kateter urine (untuk mengalirkan dan
menampung air seni) akan dilepas? Pertanyaan ini seringkali muncul. Akibat pemasangan kedua
alat ini memang menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman. Infus diberikan selain untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang, memasukkan zat makanan dalam bentuk cairan glukosa dan elektrolit,
dan juga berguna untuk memasukkan obat-obatan. Setelah kondisi alat pencernakan pulih
sempurna, tidak ada komplikasi tambahan misalnya panas, perdarahan dan sebagainya, infus dan
selang kateter akan dilepas setelah 24 jam. Namun demikian, ada kebijakan khusus yang
dilakukan untuk penundaan melepas infus bila masih diperlukan misalnya jika pemeriksaan
kadar Hb menunjukkan anemia dan perlu tranfusi pascaoperasi caesar, dan berbagai kondisi lain.
Pemakaian kateter dan penampung urine bertujuan memantau warna dan jumlah cairan tubuh
yang keluar lewat saluran kencing. Pelepasan kateter dilakukan bila pasien sudah tidak
menggunakan infus. Setelah kateter dilepas, ibu sebaiknya berusaha untuk mencoba buang air
seni secara spontan. Dalam waktu 6 jam setelah dilepas kateter buang air kecil sudah lancar. Bila
mengalami masalah kesulitan buang air kecil sebaiknya memberitahu pada petugas kesehatan.
Kapan boleh bergerak? Sedapat mungkin ibu pascaoperasi caesar aktif bergerak jika dirasakan
efek bius sudah berangsur hilang. Mulai dengan menggerak-gerakkan kedua kaki, memutar
pergelangan kaki, melakukan gerakan pada sendi bahu dan lengan tangan saat tiduran. Untuk
posisi miring ke kanan dan ke kiri juga sudah boleh dilalukan dengan bantuan tenaga medis.
Pada pembiusan regional belajar duduk perlu hati-hati agar tidak pusing dan dilakukan dengan
bantuan bidan atau perawat. Sekitar 8 jam pascaoperasi, ibu sudah boleh mulai belajar duduk,
dan setelah melewati 24 jam latihan jalan dapat dimulai. Semakin aktif bergerak akan
mempercepat pemulihan fisik ibu nifas pascaoperasi caesar. Lakukan juga senam kegel untuk
melatih otot-otot kandung seni setelah pelepasan alat kateter urine.
Pada 24 jam pertama biasanya hanya di atas tempat tidur. Mulai dengan
menggerak-gerakkan kedua kaki, memutar pergelangan kaki, menggerakkan sendi
bahu dan lengan tangan saat tiduran. Kemudian badan Anda digerakan perlahan
ke samping kiri dan ke kanan dengan bantuan perawat. Setelah itu Anda
melakukan latihan untuk duduk. Baru setelah infus dan kateter dicabut, Anda
dilatih berdiri dan berjalan di seputar tempat tidur Anda.
Setelah itu pasien belajar berjalan ke kamar mandi. pasien perlu buang air kecil
secara teratur. Kandung kemih yang penuh justru membuat rahim dan luka pasien
tertekan.