Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan
kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam
prosedur asing yang dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan
jiwa akibat prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002)

Pembedahan/ operasi adalah suatu tindakan yang dilakukan di ruang


operasi rumah sakit dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Tindakan
pembedahan akan mengakibatkan reaksi psikologis yaitu kecemasan.
Menurut Capernito (1999), menyatakan 90% pasien pre operasi berpotensi
mengalami kecemasan. Maka tidak heran jika pasien dan keluarga sering
menunjukkan sikap yang berlebihan dengan kecemasan yang dialaminya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep bedah operasi?

2. Apa saja faktor pada resiko rembedahan ?

3. Apa saja istilah-istilah perawatan operasi bedah ?

4. Bagaimana penyiapan kamar dan team pembedahan pada pra operasi ?

5. Apa saja hal-hal yang dilakukan oleh paramedis terkait dengan


pengaturan posisi pasien ?

6. Bagaimana asuhan pasca operatif secara umum ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep bedah operasi?

2. Mengetahui apa saja faktor pada resiko rembedahan ?

3. Mengetahui apa saja istilah-istilah perawatan operasi bedah ?

1
4. Mengetahui bagaimana penyiapan kamar dan team pembedahan pada
pra operasi ?

5. Mengetahui apa saja hal-hal yang dilakukan oleh paramedis terkait


dengan pengaturan posisi pasien ?

6. Mengetahui bagaimana asuhan pasca operatif secara umum ?

1.4 Manfaat Masalah


Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai
konsep kependudukan dan konsep program keluarga berencana, serta dapat
menambah pengalaman dan sebagai modal bagi penyusun untuk melakukan
penyusunan makalah berikutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP BEDAH OPERASI


Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana (Potter, 2006).
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
(Smeltzer and Bare, 2002)
A. Tipe Pembedahan
1. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter & Perry ( 2005 ) membagi
menjadi:
a. Diagnostik : Biopsi, laparotomi eksplorasi.
b. Kuratif (ablatif) : Tumor, appendiktom.
c. Reparatif : Memperbaiki luka multiple.
d. Rekonstruktif : Mamoplasti, perbaikan wajah.
e. Paliatif : Menghilangkan nyeri.
f. Transplantasi : Penanaman organ tubuh untuk menggantikan
organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal,
kornea).
2. Sedangkan Smeltzer and Bare ( 2001 ), membagi operasi menurut
tingkat urgensi.
a. Kedaruratan
Klien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang
diakibatkannya diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau
kecacatan fisik), tidak dapat ditunda.
b. Urgen
Klien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24 –30
jam.

3
c. Diperlukan
Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa
minggu atau bulan.
d. Elektif
Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu
membahayakan jika tidak dilakukan.
e. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan
pribadi klien).
c. Menurut Luas atau Tingkat Resiko :
a. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai
tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.
b. Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.
B. Gambaran pasien preoperatif
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual
pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres
fisiologis maupun psikologis. Menurut Long B.C (2001),pasien
preoperasi akan mengalami reaksi emosional berupa kecemasan.
Berbagai alasan yang dapat menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien
dalam menghadapi pembedahan antara lain :
1. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak
berfungsi normal (body image).
2. Takut nyeri setelah pembedahan.
3. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti).
4. Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama.
5. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan
petugas.
6. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.

4
7. Takut operasi gagal.Ketakutan dan kecemasan yang mungkin
dialami pasien dapat mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti :
meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan
tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan
sering berkemih. Persiapan yang baik selama periode operasi
membantu menurunkan resiko operasi dan meningkatkan pemulihan
pasca bedah. Tujuan tindakan keperawatan preoperasi menurut
Luckman dan Sorensen ( 1993 ), dimaksudkan untuk kebaikan bagi
pasien dan keluarganya yang meliputi :
a. Menunjukkan rasa takut dan cemasnya hilang atau berkurang
(baik ungkapan secara verbal maupun ekspresi muka).
b. Dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan mobilisasi yang
dilakukan setelah tindakan operasi.
c. Terpelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan nutrisi.
d. Tidak terjadi vomitus karena aspirasi selama pasien dalam
pengaruh anestesi.
e. Tidak ada atau berkurangnya kemungkinan terjadi infeksi setelah
tindakan operasi.
f. Mendapatkan istirahat yang cukup.
g. Menjelaskan tentang prosedur operasi , jadwal operasi serta
menanda tangani inform consent.
h. Kondisi fisiknya dapat dideteksi selama operasi berlangsung.

2.2 ISTILAH-ISTILAH PERAWATAN OPERASI BEDAH

1. Perioprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai


prebedah (preoperasi), bedah (intraoperasi), dan pasca bedah
(postoperasi).

5
2. Prabedah merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan,
dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja
bedah.
3. Intrabedah merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer
ke meja beda dan berakhir sampai pasien dibawa ke ruang pemulihan.
4. Pascabedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai
evaluasi selanjutnya.
5. Anestesia adalah penghilangan kesadaran sementara sehingga
menyebabkan hilang rasa pada tubuh tersebut. Tujuannya untuk
penghilang rasa sakitketika dilakukan tindakan pembedahan. Hal yang
perlu diperhatikan yaitu dosis yang diberikan sesuai dengan jenis
pembedahan atau operasi kecil/besar sesuai waktu yang dibutuhkan
selama operasi dilakukan.
6. Premedikasi adalah obat yang diberikan sebelum operasi sebagai
persiapan atau bagian dari anastesi.
7. Protesis adalah tiruan yang terpasang pada tubuh manusia seperti lensa
kontak, gigi palsu, kaki palsu, dll yang harus dilepas sebelum
pembedahan.
8. Informed Consent adalah persetujuan dilakukannya suatu tindakan
setelah sebelumnya klien mendapat kejelasan segala sesuatu tentang
tindakan yang akan dilakukan.
9. Ambulasi adalah upaya untuk melatih atau mengajari pasien dapat
bergerak dari kondisinya yang terbatas, biasanya memerlukan bimbingan
dari petugas khusus atau pasien dapat berlatih secara disiplin.

2.3 PENYIAPAN KAMAR DAN TEAM PEMBEDAHAN PRA OPERASI


Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja
operasi. Dua faktor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar
pembedahan: lay out kamar operasi dan pencegahan infeksi.
1. Lay Out pembedahan
Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan

6
pelayanan pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan
bagian logistik).
Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan design ada pemisahan
antara hal yang bersih dan terkontaminasi (protektif, bersih, steril dan kotor).
Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.
Umumnya:
• Kamar terima
• Ruang untuk peralatan bersih dan kotor
• Ruang linen bersih
• Ruang ganti
• Ruang umum untuk pembersihan dan sterilisasi alat
• Scrub area
Ruang operasi terdiri dari:
• Stretcher atau meja operasi
• Lampu operasi
• Anesthesia station
• Meja dan standar instrumen
• Peralatan suction
• System komunikasi
2. Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan
Kebersihan (kulit, rambut, saluran pernafasan) dan kesehatan team
pembedahan yang hygiene.
Pencegahan kontaminasi:
» Cuci tangan
» Handscoon
» Mandi
» Tidak memakai perhiasan
3. Pakaian bedah
Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK
Tujuan: Menurunkan kontaminasi
4. Surgical Scrub
Cuci tangan pembedahan dilakukan oleh:

7
• Ahli Bedah
• Semua asisten
• Scrub nurse.
sebelum menggunakan sarung tangan dan gaun steril
Alat-alat:
• Sikat cucin tangan reuable / disposible
• Anti microbial : betadine
• Pembersih kuku
dikeringkan dengan handuk steril, waktu : 5 – 10 menit

2.4 HAL-HAL YANG DILAKUKAN OLEH PARAMEDIS TERKAIT


DENGAN PENGATURAN POSISI PASIEN
1. Kesejajaran fungsional
Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi.
Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula.
2. Pemajanan area pembedahan
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah mana yang akan
dilakukan tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini
paramedis dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping.
3. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
4. Monitoring Fisiologis, yaitu dengan :
a. Melakukan balance cairan
b. Memantau kondisi cardiopulmonal. Pemantauan yang dilakukan
meliputi fungsi pernafasan, nadi dan tekanan darah, saturasi oksigen,
perdarahan dll.
c. Pemantauan terhadap perubahan vital sign
d. Monitoring psikologis, dukungan psikologis yang dilakukan antara
lain :
1) Memberikan dukungan emosional pada pasien.
2) Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur
induksi.
3) Mengkaji status emosional klien.

8
4) Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan
(jika ada perubahan).
5. Pengaturan dan koordinasi paramedis
Tindakan yang dilakukan antara lain :
1)      Me-manage keamanan fisik pasien
2)     Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis.

2.5 ASUHAN PASCA OPERATIF SECARA UMUM


1. Pengkajian tingkat kesadaran. Pada pasien yang mengalami anastesi
general, perlu dikaji tingkat kesadaran secara intensif sebelum
dipindahkan ke ruang perawatan. Kesadaran pasien akan kembali pulih
tergantung pada jenis anastesi dan kondisi umum pasien.
2. Pengkajian suhu tubuh, frekuensi jantung/ nadi, respirasi dan tekanan
darah. Tanda-tanda vital pasien harus selalu dipantau dengan baik.
3. Mempertahankan respirasi yang sempurna. Respirasi yang sempurna
akan meningkatkan supply oksigen ke jaringan. Respirasi yang sempurna
dapat dibantu dengan posisi yang benar dan menghilangkan sumbatan
pada jalan nafas pasien. Pada pasien yang kesadarannya belum pulih
seutuhnya, dapat tetap dipasang respirator.
4. Mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat.
5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara
memonitor input serta outputnya.
6. Mempertahankan eliminasi, dengan cara mempertahankan asupan dan
output serta mencegah terjadinya retensi urine
7. Pemberian posisi yang tepat pada pasien, sesuai dengan tingkat
kesadaran, keadaan umum, dan jenis anastesi yang diberikan saat
operasi.
8. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara
terapeutik.
9. Mengurangi rasa nyeri pada luka operasi, dengan teknik-teknik
mengurangi rasa nyeri.

9
10. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum
ambulatory.
11. Meningkatkan proses penyembuhan luka dengan perawatan luka yang
benar, ditunjang factor lain yang dapat meningkatkan kesembuhan luka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk
mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan
obat-obatan sederhana. Dan bedah memiliki beberapa tipe ada yang
berdasarkan tingkat resiko dan ada yang berdasarkan fungsinya. Kita perlu
memngetahui istilah-istilah apa saja dalam konteks bedah itu sendiri sebagai
pengetahuan agar kita tidak salah dalam mengambil tindakan ketika
perawatan pre dan pasca bedah.
Dijelaskan pula persiapan ruangan seperti apa dan team pembedahan pra
operasi hsl ini bertujuan untuk menjaga Keamanan klien. Ada dua faktor
penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan: lay out
kamar operasi dan pencegahan infeksi.
1. Lay Out pembedahan
Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan
pelayanan pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan
bagian logistik).
Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan design ada pemisahan
antara hal yang bersih dan terkontaminasi (protektif, bersih, steril dan kotor).
2. Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan
Kebersihan (kulit, rambut, saluran pernafasan) dan kesehatan team
pembedahan yang hygiene.
Pencegahan kontaminasi:
» Cuci tangan
» Handscoon
» Mandi
» Tidak memakai perhiasan

3. Pakaian bedah

11
Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK
Tujuan: Menurunkan kontaminasi
4. Surgical Scrub

3.2. Saran

Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang


mempelajarinya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://dianhusadazairi.blogspot.co.id/p/manajemen-kamar-operasipersiapan.html
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/05/konsep-bedah-operasi.html?
m=1
https://oshigita.wordpress.com/2014/04/01/asuhan-pada-pasien-pre-intra-dan-
pasca-bedah-pada-kasus-kebidanan/
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-nanangqosi-6162-2-
babii.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai