Anda di halaman 1dari 31

PEMBERIAN

ASUHAN PRE DAN


PASCA BEDAH
Kelompok 2
Daftar Anggota
Anastasia Ismi Rahma

Azzahra Jumrotul Viny

Hanifa Muswida
Pre & Pasca Bedah
Pre-bedah ialah suatu tindakan yang dilakukan
oleh para medis terhadap pasien, untuk
memastikan bahwa prosedur tindakan sesuai
dengan tujuan pasien melakukan tindakan
operasi (pembedahan), serta memastikan bahwa
segala persiapan operasi telah tersedia dengan
baik.

Pasca-Bedah ialah masa asuhan yang


dilaksanakan oleh bidan setelah tindakan operasi
pasien selesai dilaksanakan
Tujuan Asuhan Kebidanan
dalam Tindakan Pre-Bedah
tindakan pre-bedah
Pre-bedah dilaksanakan untuk mempersiapkan pasien, tim medis,
ruangan, dan segala hal yang dibutuhkan saat tindakan operasi
dilakukan. Tindakan pre-bedah juga dilaksanakan agar kondisi psikologis,
fisiologis dan spiritual pasien siap, serta memberikan kesempatan pada
tenaga medis untuk menyinkronkan kerja sama tim.
ada beberapa tindakan yang dilakukan, antara lain:
1. Kepada pasien
2. Kepada tim medis
Tindakan pasca bedah
pasca bedah dilakukan untuk memantau dan mengamati
kondisi pasien, dari setelah operasi hingga untuk
beberapa waktu kedepan. Hal ini dilakukan agar dokter
dapat segera mengetahui apabila ada komplikasi yang
terjadi setelah operasi, sehingga dokter dapat
mengambil tindakan yang tepat untuk pasien.

A. Tujuan pasca bedah :


1. menunjukan kembali fungsi fisiologis normal.
2. tidak memperlihatkan adanya infeksi luka bedah.
3. pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
4. pasien dapat kembali kepada status kesehatan
fungsional dengan keterbatasan pasca pembedahan.
B. Tahapan-tahapan asuhan pasca-bedah :
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke
RR.
2. Perawatan post-anaetasi di RR.
3. Transportasi pasien ke RR.
4. Perawatan di RR.

C. Perawatan Post-Anestesi di RR :
1. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke RR.
2. Perawatan post-anaetasi di RR.
3. Transportasi pasien ke RR.
4. Perawatan di RR.
C. Perawatan Post-Anestesi di RR.
1. Alat bantu napas.
2. Alat pantau status Hemodinamika.

D. Tujuan perawatan di RR :
1. Mempertahankan jalan napas.
2. Mempertahankan ventilasi.
3. Mempertahankan sirkulasi darah.
4. Observasi keadaan umum.
5. Monitoring balance cairan dan elektrolit.
6. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah
risiko injury atau inflamasi.
E. Asuhan-asuhan yag dilaksanakan
antara lain:
1. Bidan mengkaji ulang secara intensif mengenai tingkat
kesadaran psien setelah peyuntikan anestesi, sebelum
pasien dipindahkan ke ruangan perawatan yang lebih
memadai serta pemeriksaan fisik umum pasien.
2. Suhu tubuh pasien, frekuensi jantung atau denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan darah pasien juga tak luput dari
pemeriksaan.
3. Frekuensi respirasi pasien harus dijaga, agar pembawaan
O2 dalam tubuh dapat berjalan dengan optimal menyebar
ke seluruh tubuh. Jika pasien masih belum
sadarsepenuhnya, pasien tetap dipasang respirator untuk
menunjang penyebaran O2 dalam tubuh pasien.
F. Kriteria pasien keluar dari RR :
1. Fungsi pulmonal tidak mengalami penghambatan.
2. Hasil oksimetri nadi menunjukkan level O2 adekuat.
3. Ttv stabil.
4. Orientasi pasien terhadap empat, waktu, dan personal.

G. Proses keperawatan di RR :
1. Pemfis umum: TTV, tingkat kesadaran, kondisi balutan,
status infus cairan, Haluan urin, serta tingkat rasa
nyaman nyeri.
2. Pengmgamatan kondisi pasien secara berkala.
3. Dokumentasi hasil Analisa.
H. Penatalaksanaan pasien di Ruang Perawatan.

1. Mempertahankan respirasi.
2. Menganjurkan pasien melakukan Latihan deep
breathing.
3. Nakes menyarankan pasien melakukan mobilisasi
dan ambulansi dini.
Setelah 6-10 jam diharuskan pasien untuk berposisi
miring ke kiri dan kanan. Kemudian, pasien disarankan
untuk belajar duduk setela 24 jam
Jenis-Jenis Operasi
Berdasarkan Sifat Pelaksana
A. Berdasarkan Jenis Prosedur :
1. Reseksi.
2. Amputasi.
3. Bedah rekonstruktif.
4. Bedah kecantikan.
5. Cangkok.
6. Penanaman kembali
B. Berdasarkan alat yang digunakan :
1. Bedah Mikroskopi.
2. Bedah Endoskopi.
3. Bedah Robotik.
4. Bedah laser
C. Berdasarkan jenis sayatan :
1. Laparoskopi.
2. Laparotomi
D. Berdasarkan pemilihan waktu :
1. Bedah Darurat / Cito.
2. Bedah Semi-Elektif.
3. Bedah elektif.
E. Berdasarkan bagian tubuh :
1. Bedah tulang.
2. Bedah jantung.
3. Bedah saluran.
4. Bedah mulut
F. Berdasarkan tujuan :
1. Bedah terapi.
2. Bedah penyelidikan.
Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani
An yaitu "tidak, tanpa" dan aesthetos yaitu
"persepsi, kemampuan untuk merasa"). Secara
umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan
pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada
tahun 1846.
A. Jenis jenis anestesi
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling
banyak digunakan adalah:
1. Anestesi infiltrasi
2. Anestesi blok
3. Anestesi permukaan
4. Anestesi spinal
5. Anestsi epidural
6. Anestesi kaudal

B. Cara pemberian anestesi


Obat penghilang rasa sakit epidural diberikan dalam
beberapa cara:
1. Injeksi dengan top-up
2. Infus kontinue
C. Mekanisme Kerja Anestesi :
1. Mencegah timbulnya konduksi impuls saraf
2. Meningkatkan ambang membran, eksitabilitas berkurang
dan kelancaran h antaran terhambat.
3. Meningkatkan tegangan permukaan selaput lipid
molekuler.

D. Cara penggunaan anestesi


1. Melalui Pernafasan
2. Injeksi intravena
3. Injeksi pada spiral/epidural.
4. Injeksi lokal.
E. Sifat Anestesi

8. Tekniknya relatif sederhana dan prosentase


1. Tidak mengiritasi / merusak jaringan saraf secara
kegagalan dalam penggunaanya relatif kecil.
permanen.
9. Pada daerah yang diinjeksi tidak terdapat
2. Batas keamanan harus lebar.
pembengkakan.
3. Larut dalam air.
10. Peralatan yang digunakan, sedikit sekali dan
4. Stabil dalam larutan.
sederhana serta obat yang digunakan relatif murah.
5. Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.
11. apat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki
6. Indikasi & Keuntungan anastesi lokal.
pada daerah anatomi tertentu. Mula kerja harus
7. Penderita dalam keadaan sadar serta kooperatif.
sesingkat mungkin Durasi kerja harus cukup lama.
PROSEDUR ASUHAN KEBIDANAN DALAM
TINDAKAN PRE-BEDAH

SOP PRE-BEDAH

SOP (prosedur operasional standar) persiapan pra bedah


merupakan pedoman yang merinci langkah-langkah yang
harus diikuti oleh tim medis dalam mempersiapkan pasien
sebelum operasi. SOP ini mencakup prosedur pemeriksaan
kesehatan, pengelolaan pengobatan, dan koordinasi dengan
pasien dan keluarganya.
contoh lembar SOP persiapan pre-
bedah
PADA UMUMNYA DIPERLUKAN BEBERAPA
PEMERIKSAAN BERIKUT SEBELUM OPERASI:

1. KONSULTASI DENGAN DOKTER 7. IDENTIFIKASI DAN PENGHAPUSAN


OBGYN DAN DOKTER ANESTESI. PROSTETIK

2. INFORMED CONSENT 8. PEMERIKSAAN FISIK.

3. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP


9. TES FACTOR PEMBEKUAN DARAH.
4. PRAMEDIKASI
10. KESEIMBANGAN CAIRAN
5. PEMERIKSAAN EKG.
11. PERSONAL HYGIENE.
6. PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH
DAN KOLON
Pengertian
Perawatan Luka
Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya
kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi tubuh dan mengakibatkan.
terganggunya aktivitas sehari-hari (Damayanti, Pitriani, &
Ardhiyanti, 2015).

Perawatan luka pada pasien diawali dengan


pembersihan luka selanjutnya tindakan yang dilakukan
untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang
bertujuan untuk mencegah infeksi silang serta
mempercepat proses penyembuhan luka (Lusianah,
Indaryani, & Suratun, 2012).
PRINSIP PERAWATAN
LUKA PASCA OPERASI
Perawatan pasca operasi adalah perawatan yang dilakukan
untuk meningkatkan proses penyembuhan luka dan
mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat luka serta
memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin
(Riyadi & Harmoko, 2012).

Terlepas dari mekanisme penyembuhan luka, tujuan


perawatan luka pasca operasi tetap sama: agar luka dapat
sembuh dengan cepat tanpa komplikasi, dan dengan hasil
fungsional dan estetika terbaik.
TUJUAN PERAWATAN
LUKA PASCA BEDAH
Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah
bertambahnya kerusakan jaringan, membersihkan luka dari
benda asing/kotoran, memudahkan pengeluaran cairan yang
keluar dari luka, mencegah masuknya kuman dan kotoran ke
dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya
jaringan parut sekitar luka
JENIS LUKA OPERASI
Menurut Septiari (2012) pembedahan dibagi menjadi 4 klasifikasi yaitu:

1. Operasi Bersih

Operasi pada keadaan prabedah tanpa adanya luka atau operasi yang melibatkan
luka steril, dan dilakukan dengan memperhatikan prosedur aseptik dan
antiaseptik. Operasi bersih saluran pencernaan maupun saluran pernapasan
serta saluran perkemihan tidak dibuka. Contohnya hernia, tumor payudara, tumor
kulit
2. Operasi bersih terkontaminasi

Operasi seperti keadaan di atas dengan daerah-daerah yang terlibat


pembedahan seperti saluran napas, saluran kemih, atau
pemasangan drain. Contohnya prostatektomi, apendiktomi tanpa
radang berat, kolesistektomi elektif.
JENIS LUKA OPERASI
Menurut Septiari (2012) pembedahan dibagi menjadi 4 klasifikasi yaitu:

3.Operasi terkontaminasi

Operasi yang dikerjakan pada daerah dengan luka yang terjadi 6-10 jam
dengan atau tanpa benda asing. Tanda-tanda infeksi tidak ada namun
kontaminasi jelas karena saluran pernafasan, pencernaan atau perkemihan
dibuka, contohnya operasi usus besar, operasi kulit (luka kulit akibat trauma).

4. Operasi kotor
Operasi ini yang melibatkan daerah dengan luka yang telah terjadi
lebih dari 10 jam. Tanda-tanda klinis infeksi luka contohnya luka
trauma yang lama, perforasi usus. Operasi dilakukan apabila ada
keadaan darurat saja
luka bedah terdiri dari
empat kategori

1. Kelas I-Bersih 2. Kelas II-Bersih


Terkontaminasi
Luka Operasi yang tidak
terinfeksi serta tanpa Luka yang masuk saluran napas,
peradangan dan tidak masuk gastrointestinal, genital atau
saluran pernapasan, saluran perkemihan di bawah
gastrointestinal dan kondisi terkontrol tetapi tanpa
perkemihan. Contohnya hernia kontaminasi luar biasa. Contohnya
repair, biopsi mammae. cholecystectomy, operasi saluran
pencernaan elektif.
luka bedah terdiri dari
empat kategori

3. Kelas III- Terkontaminasi 4. Kelas IV – Kotor

Luka terbuka luka baru atau Luka lama dengan jaringan mati
suatu pembedahan dalam teknik dan luka yang melibatkan infeksi
aseptic dan termasuk suatu klinis yang telah ada atau perforasi
insisi dimana ditemukan usus, yang menyebabkan infeksi
peradangan akut tidak pasca pembedahan yang terdapat
bermanah. Contohnya trauma, luka sebelum pembedahan. Contoh:
luka jaringan yang luas, Perforasi diverculitis, infeksi
enterotomy saat obstrusi usus. nekrotik jaringan lunak
Faktor resiko infeksi luka operasi
01. Tingkat kontaminasi luka yang terkait dengan jenis
operasi
02. Faktor penjamu yaitu faktor predisposisi yang dimiliki oleh penderita
misalnya obesitas, adanya infeksi peioperatif, penggunaan obat
kortikosteroid, penyakit penyerta seperti diabetes mellitus serta mal
nutrisi bera

03. Faktor lokasi luka operasi disebabkan karena adanya suplai darah
yang buruk ke daerah operasi, pencukuran daerah operasi (cara dan
waktu pencukuran), lokasi luka yang mudah tercemar (dekat perineum).
Hal-Hal Yang Harus
Diperhatikan Pasca Bedah

1. Nutrisi

2. Personal Hygiene

3. Luka Operasi Jangan Sampai Terkena Air


4. Ganti Perban Penutup Luka Operasi secara Berkala
Apabila sudah menjalani rawat jalan berikut
langkah-langkah yang dapat dilakukan.

1) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah
mengganti perban, serta saat membuka apa bila memungkinkan
pakailah sarung tangan.
2) Basahi perban dengan air bersih saat akan dibuka agar
memberikan rasa nyaman
3) Bersihkan area sekitar luka dengan kain kasa yang telah dibasahi
4) Jangan gunakan sabun antibakteri atau cairan antiseptik karena
dapat menunda proses penyembuhan luka
5) Jangan oleskan krim apapun tanpa izin dokter
6) Terakhir, keringkan luka dengan kain kasa atau kain lembut yang
bersih dan kering.
Jaga jahitan supaya tidak robek:
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah
robeknya luka jahitan di bagian tubuh mana pun
adalah:
1) Jaga agar sayatan tetap bersih dan kering, dan hindari mandi selama
24 jam pertama.
2) Jangan menggaruk luka operasi meskipun terasa gatal, sebab tindakan
tersebut berisiko menyebabkan benang jahitan terlepas.
3) Hindari olahraga yang dapat menyebabkan tekanan pada area jahitan
luka, misalnya bermain sepak bola, bulutangkis, atau olahraga berat
lainnya. Jika memang sudah menjadi suatu tuntutan pekerjaan, dapat di
lakukan 7 hari setelah operasi dengan tidak mengangkat beban yang berat.
4) Minum obat yang telah diresepkan oleh dokter secara teratur.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai