Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurangnya respon masyarakat untuk mengetahui kondisi kesehatannya sejak


dini. Seperti pemeriksaan gula darah. Seseorang yang memiliki kadar gula darah
tinggi maka orang tersebut menderita diabetes sehingga perlu pemeriksaan secara
rutin untuk mengontrol kadar gula darah. Jika kita tahu berapa kadar gula darah kita
dapat mengetahui pengaruh perubahan pola makan dan olahraga terhadap kadar gula
darah, dan untuk membantu mengontrol kadar gula dan mencegah komplikasi
diabetes jangka panjang. Sebenarnya masih banyka sekali manfaat yang lain.
Pentingnya pemeriksaan golongan darah bermanfaat pada ibu hamil penting ketika
mengalami kondisi golongan darah dengan rhesus negatif bertemu dengan golongan
darah rhesus positif maka Hal itu akan menyebabkan kelainan dan penyakit.
Biasanya, hal tersebut terjadi saat ada pernikahan yang beda bangsa. Oleh karena
itulah, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pemeriksaan golongan darah
termasuk apakah itu rhesus negatif atau positif sangat diperlukan, kemudian untuk
mengecek kadar hemoglobin dan zat besi yang berguna bagi ibu hamil. Ketika ibu
sedang hamil, biasanya ia akan mengalami anemia karena darah yang dimiliki oleh
ibu hamil di bagi dua dengan anaknya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gula darah ?

2. Apa saja alat dan persiapan untuk memeriksakan gula darah ?

3. Berapa kadar gula darah yang normal atau tidak normal ?

4. Apa yang dimaksud dengan golongan darah ?

1
1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan dasar kebidanan II.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gula darah.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara memeriksakan gula darah.

4. Untuk mengetahui berapa kadar gula darah yang normal dan tidak normal.

5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan golongan darah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gula Darah

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam darah, yang
konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang mengalir dalam darah
merupakan sumber utama energi untuk sel- sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa
dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari
sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan. (Mayes, 2001)

2.2. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaaan Gula Darah


Pemeriksaan gula darah rutin diperlukan oleh penderita diabetes untuk membantu
mengontrol kadar guladarah dan mencegah komplikasi diabetes jangka panjang.
Pemeriksaan gula darah juga dibutuhkan untuk mengetahui secara dini apakah
seseorang tersebut menderita diabetes. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan
dengan menggunakan alat pemeriksaan gula darah digital. Pemeriksaan gula darah
memiliki beberapa manfaat bagi penderita diabetes, seperti :
a. Untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pengobatan secara keseluruhan.
b. Mengetahui pengaruh perubahan pola makan dan olahraga terhadap kadar gula
darah.
c. Untuk mengetahui faktor lain yang kemungkinan dapat meningkatkan kadar gula
darah.
d. Memonitor efek obat antidiabetes pada kadar gula darah.
e. Mengetahui kondisi gula darah.
f. pemeriksaan gula darah rutin diperlukan oleh penderita diabetes untuk membantu
mengontrol kadar gula dan mencegah komplikasi diabetes jangka panjang.
Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan gula
darah digital.

3
2.3. Persiapan Pasien dan Alat untuk Pemeriksaan Gula Darah

A. Persiapan Pasien

Pemeriksaan gula darah dibagi menjadi empat jenis –yaitu


1. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)
Ini adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan saat itu juga. Tidak diperlukan
persiapan dengan berpuasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini belum bisa digunakan
untuk menentukan diagnosis. Kadar gula darah sewaktu yang normal adalah 200
mg/dl.
2. Pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP)
Sesuai namanya, pemeriksaan ini mengharuskan pasien untuk berpuasa selama 10-12
jam sebelumnya. Jika dilakukan di laboratorium dengan alat yang memadai,
pemeriksaan gula darah puasa (GDP) bisa menunjukkan hasil yang akurat. Gula
darah puasa memiliki nilai normal jika hasil pemeriksaannya tidak lebih dari 126
mg/dl.
3. Pemeriksaan gula darah setelah makan (post prandial)
Ini adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan setelah pasien mengonsumsi
asupan yang mengandung sekitar 75 gram gula. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan gula darah puasa (GDP). Artinya, sebelum
pemeriksaan post prandial dilakukan, pasien harus berpuasa terlebih dahulu. Kadar
gula darah normal pada pemeriksaan jenis ini tidak lebih dari 200 mg/dl.
4. Pemeriksaan HbA1c
Ini adalah pemeriksaan yang dilakukan 3 bulan sekali untuk mengevaluasi terapi yang
telah dijalani. Pemeriksaan HbA1c juga bisa digunakan untuk mendiagnosis diabetes.
Sebelum dilakukan, pemeriksaan ini mengharuskan pasien untuk berpuasa selama 10-
12 jam.
B. Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan gula darah
1. GCU Multicheck 3 in 1, (bisa utk cek gula darah, asam urat, kolesterol)
(GCU, lancet, jarum, strip gula darah, strip asam urat, strip Kolesterol)

4
2. NESCO Multicheck 3 in 1, (bisa utk cek gula darah, asam urat, kolesterol)
(Nesco Multicheck, lancet, jarum, strip gula darah, strip asam urat, strip Kolesterol)
 Cara Penggunaan Alat Tes Gula Darah :
Cara menggunakan alat tes gula ini sangat mudah yaitu hanya dengan memasukan
chip pada alat GCUnya dan menyiapkan serta memasang strip sesuai dengan yang
akan diukur dan hasilnya bisa langsung dilihat, berikut adalah penjelasan lebih detail
tentang penggunaan alat tes gula darah GCU. Untuk pemeriksaan gula darah di
butuhkan waktu 10 detik.

Waktu pengecekan yang paling tepat adalah pagi hari sebelum sarapan pagi,sehingga
hasilnya akan lebih akurat.Masing -masing strip terdapat waktu kadarluarsa ,untuk itu
sebaiknya digunakan sebelum waktu kadarluarsa.
cara menggunakan alat untuk pemeriksaan gula darah :

1. Nyalakan alat
2. Ambil chip warna kuning masukan ke dalam mesin untuk cek mesin.

3. Jika layar muncul “error” berarti mesin rusak.

4. Jika layar muncul “OK” berarti mesin siap digunakan.

5. Setiap botol strip pada gula,asam dan kolestrol terdapat chip test.

6. Untuk cek gula,masukan chip gula dan strip gula terlebih dahulu.

7. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.

8. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.

5
9. Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen dan atur kedalaman
jarum.

10. Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan jari anda.

11. Tembakkan jarum pada jari dan tekan supaya darah keluar.

12. Darah di sentuh pada strip dan bukan di tetes diatas strip.

13. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.

14. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.

15. Tunggu sebentar,hasil akan keluar beberapa detik pada layar.

16. Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya dan buang.

17. Chip gula di simpan ke botol lagi.

18. Gunakan chip asam urat untuk tes asam urat dan chip kolestrol untuk tes
kolestrol.

19. Tutup rapat botol strip jika tidak digunakan lagi.

20. Perhatikan masa expired pada setiap strip .

21. Masing -masing strip terdapat waktu kadarluarsa ,untuk itu sebaiknya digunakan
sebelum waktu kadarluarsa.

2.4. Kadar Glukosa dalam Tubuh


Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah
makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah yang normal
pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah.
Kadar glukosa darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan

6
atau minum cairan yang mengandung glukosa maupun karbohidrat lainnya (Price,
2005).
Kadar glukosa darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang- orang yang tidak aktif bergerak.
Peningkatan kadar glukosa darah setelah makan atau minum merangsang pankreas
untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar glukosa darah yang
lebih lanjut dan menyebabkan kadar glukosa darah menurun secara perlahan (Guyton,
2007).
Patokan – patokan yang dipakai di Indonesia adalah (Perkeni , 2011):

Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar glukosa darah. Pada ketetapan terakhir yang
dikeluarkan oleh WHO dalam petemuan tahun 2005 disepakati bahwa angkanya tidak
berubah dari ketetapan sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu :

Kadar glukosa darah normal (Normoglycaemia) Normoglycaemia adalah kondisi


dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyi resiko kecil untuk dapat
berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan
pembuluh darah.
IGT(Impairing Glucose Tolerance) IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi
dimana seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada
kasus yang menunjukkan kadar glukosa darah dapat kembali ke keadaan normal.

7
Seseorang yang kadar glukosa darahnya termasuk dalam kategori IGT juga
mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering
mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena
adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan
otot terhadap insulin yang diproduksi.
IFG (Impairing Fasting Glucose) Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk
pengukuran glukosa darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri
mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi
sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan
terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran glukosa dari hati ke dalam
darah.
 Cara Mempertahankan Kadar Gula Darah Normal
Menjaga kadar gula darah agar dalam angka normal sangat penting. Gula darah
terlalu rendah (hipoglikemia) atau tinggi (hiperglikemia) bisa berdampak negatif
pada tubuh Anda. Jika gula darah Anda di bawah 70 mg/dL maka Anda
mengalami hipoglikemia. Anda dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar
gula darah Anda lebih dari 200 mg/dL.
Efek terlalu rendahnya kadar gula darah antara lain:

 Tubuh lemas.
 Kulit pucat.
 Berkeringat.
 Kelelahan.
 Kelaparan.
 Gelisah.
 Sulit berkonsentrasi.
 Mudah marah.
 Kesemutan di area mulut.
 Tidak mampu berdiri atau berjalan.
 Kejang.

8
 Jantung berdebar.
Efek terlalu tingginya kadar gula darah antara lain:

 Bobot tubuh berkurang.


 Nafsu makan meningkat.
 Tubuh lelah.
 Haus.
 Sering buang air kecil.
 Mudah gelisah.
 Penglihatan buram.
 Kulit mengering, memerah dan terasa panas.
 Sering infeksi gigi.
Untuk menghindari hal di atas, mari jaga kadar gula darah Anda agar tetap dalam
batas normal. Berikut cara-cara yang bisa Anda lakukan:

Olahraga rutin. Dengan rutin berolahraga, Anda bisa menstabilkan gula darah .
Lakukan olahraga setidaknya 2,5 jam per minggu secara teratur. Anda bisa
melatih kekuatan otot-otot tubuh karena peranannya dalam menggunakan dan
menyimpan gula sangat besar. Hal tersebut bisa membuat kadar gula darah tetap
normal. Namun ingat, jangan berlebihan melakukan aktivitas fisik karena hal
tersebut bisa memicu hipoglikemia. Perhatikan asupan. Anda diperbolehkan
untuk mengonsumsi karbohidrat namun batasi porsinya. Karbohidrat yang bisa
Anda pilih yaitu ubi, pasta dari biji-bijian utuh, dan nasi merah. Makanan lain
yang bagus untuk Anda konsumsi yaitu kacang-kacangan seperti almond, ikan
salmon, daging dada ayam tanpa kulit, brokoli, bayam, dan kayu manis.

Makan tepat waktu. Jangan melewatkan waktu makan Anda, terutama


sarapan. Jika hal ini terjadi, rasa lapar akan meningkat di jam makan berikutnya.
Hasilnya Anda akan makan secara berlebihan, kemudian naiklah gula darah
Anda. Makan tiga kali sehari ditambah dua camilan bernutrisi di sela-sela jam
makan bisa membantu gula darah tetap normal.

9
Hindari stres. Jika Anda mengalami stres segera atasi karena kondisi ini
bisa membuat kadar gula darah Anda meningkat. Selalu sedia camilan manis.
Untuk berjaga-jaga, selalu bawa camilan manis seperti permen, guna mencegah
kadar gula darah menurun drastis. Selain dengan cara-cara di atas, Anda juga bisa
menjaga kadar gula darah normal Anda dengan rutin melakukan tes gula darah.
Tes gula darah bisa dilakukan di rumah sakit atau jika ingin praktis, Anda bisa
membeli alat tes gula darah yang bisa dipakai di rumah.

2.5. Pengertian Golongan Darah


Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran
sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan
protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Antigen berfungsi
seperti tanda pengenalan sel tubuh. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh
sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Antigen dapat berupa protein,
polisakarida atau molekul lainnya, yang dapat merangsang tubuh untuk
menghasilkan antibodi dalam plasma darah dan jika sel dengan antigen yang
berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai
perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi
antibodi. Reaksi antigen dengan antibodi dapat menyebabkan aglutinasi
(penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut juga aglutinogen,
sedangkan antibodi disebut juga aglutinin. Golongan darah tiap individu tidak
sama. Perbedaan golongan darah dikelompokkan dalam tipe A, B, AB, atau O.
Status rhesus (Rh) darah pun dibagi menjadi negatif dan positif.
 Penggolongan Darah Sistem ABO
Penggolongan darah sistem ABO ditemukan oleh ilmuwan Austria bernama Karl
Landsteiner pada tahun 1930. Penggolongan darah sistem ABO dilakukan
berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) tipe A dan tipe B pada
permukaan eritrosit, serta antibodi

10
(aglutinin) tipe α (anti-A) dan tipe β (anti-B) di dalam plasma darahnya.
Penggolongan darah sistem ABO dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Golongan darah sistem ABO dengan unsur aglutinogen dan aglutininnya

Golongan darah A, memiliki antigen A pada sel darah merah dan memproduksi
antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B

Golongan darah B, memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi
antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.

Golongan darah AB, memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Ini juga berarti
tidak memiliki antibodi A dan B pada plasma darah.

Golongan darah O, tidak memiliki antigen A atau B pada sel darah merah. Orang
bergolongan darah O memproduksi antibodi A dan B di plasma darah.

Dulu, golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun, namun kini
tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki antibodi yang
bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung. Sedangkan
golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat, yaitu jika
pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai tidak
mencukupi. Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan
ini bisa mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini
hanya bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
 Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)

11
Penggolongan darah sistem Rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Wiener
pada tahun 1940. Penggolongan darah sistem rhesus berdasarkan ada atau tidak
adanya aglutinogen (antigen) RhD pada permukaan sel darah merah. Antigen RhD
berperan dalam reaksi imunitas tubuh. Individu yang memiliki antigen RhD disebut
Rh+ (rhesus positif), sedangkan individu yang tidak memiliki antigen RhD disebut
Rh- (rhesus negatif). Individu Rh- (rhesus negatif) tidak memiliki aglutinin anti-RhD
dalam plasmadarahnya, tetapi akan memproduksi aglutinin anti-RhD jika bertemu
dengan darah Rh+(mengandung antigen RhD). Orang yang memiliki Rh negatif bisa
mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif.
Pendonor dengan Rh positif hanya bisa memberikan darahnya kepada orang dengan
status Rh positif.

a. Pengaruh faktor rhesus pada transfusi darah

Jika seseorang memiliki darah Rh (rhesus negatif diberikan darah dari donor
Rhesus positif), akan segera memproduksi aglutinin anti-RhD. Transfusi tersebut
pada awalnya tidak membahayakan, tetapi transfusi darah Rh selanjutnya akan
mengakibatkan hemolisis sel darah merah donor karena aglutinin anti-RhD pada
resipien yang terbentuk sudah banyak. Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit
sehingga hemoglobin terlepas bebas ke plasma darah. Akibatnya ginjal harus bekerja
keras mengeluarkan sisa pecahan sel-sel darah merah tersebut. Kondisi ini bukan
hanya menyebabkan tujuan tranfusi darah gagal tetapi akan memperparah kondisi
resipien.

b.Pengaruh faktor rhesus terhadap janin saat kehamilan

Faktor rhesus tidak berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi perlu diperhatikan


darahrhesus oleh pasangan ayah ibu dengan rhesus yang berbeda. Jika ibu memiliki
darah rhesus positif dan janin yang dikandungnya memiliki rhesus negatif, perbedaan
ini tidak menimbulkan masalah. Namun, jika ibu memiliki darah rhesus negatif,
sedangkan yang dikandungnya rhesus positif (warisan dari ayah), tubuh ibu secara

12
alamiah akan bereaksi membentuk zat antibodi untuk melindungi tubuh ibu sekaligus
melawan benda asing (antigen RhD darah janin). Akibatnya sel darah merah janin
akan pecah dan hancur (hemolisis). Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin di
dalam rahim atau jika lahir bayi menderita eritroblastosis fetalis, yaitu pembengkakan
hati dan limpa, anemia, penyakit kuning (jaundice),dan gagal jantung.

Gambar 2. Pengaruh faktor rhesus terhadap janin saat kehamilan

Eritroblastosis fetalis dapat dicegah dengan pemberian injeksi anti D (Rho)


imunoglobulin atau RhoGam pada ibu. RhoGam akan menghancurkan sel darah
merah janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum sel darah merah janin memicu
pembentukan antibodi ibu yang dapat menembus ke dalam sirkulasi darah janin. Hal
tersebut akan membuat janin terlindung dari serangan antibodi ibu. Injeksi RhoGam
terus diulang pada setiap kehamilan selanjutnya yaitu kehamilan kedua, ketiga, dan
seterusnya.

13
2.6. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Golongan Darah

Beberapa manfaat pengecekan golongan darah bagi manusia antara lain :

1. Mempermudah transfusi darah

Salah satu manfaat yang paling penting dari pengecekan golongan darah adalah
mempermudah proses transfusi darah. Kita tidak pernah tahu kapan akan terkena
musibah yang dimana musibah itu mungkin membutuhkan donor darah. Ketika kita
sudah mengetahui apa golongan darah kita, maka penanganannya akan jauh lebih
cepat dan kita akan terselamatkan. Akan tetapi, jika kita sendiri belum tahu golongan
darah kita apa, maka harus dilakukan dulu pengecekan golongan darah yang
kemudian nantinya akan memakan waktu lebih lama dan tidak bisa segera diberikan
tindak pertolongan sebagaimana mestinya.

2. Menghindari penyakit jika terjadi perkawinan

Ibu hamil adalah kondisi yang sangat rentan bagi sang bayi untuk terkena penyakit
atau kelainan yang lain. Salah satunya adalah karena golongan darah. Kenapa bisa
begitu? Pada dasarnya, ketika seseorang menikah, haruslah mengerti bahwa golongan
darah dengan rhesus negatif tidak bisa bergabung dengan golongan darah rhesus
positif. Hal itu akan menyebabkan kelainan dan penyakit. Biasanya, hal tersebut

14
terjadi saat ada pernikahan yang beda bangsa. Oleh karena itulah, untuk menghindari
hal yang tidak diinginkan, pemeriksaan golongan darah termasuk apakah itu rhesus
negatif atau positif sangat diperlukan.

3. Memantau diet

Semua orang pasti ingin tubuh yang proporsional dan sehat. salah satu cara untuk
mencapai hal tersebut adalah dengan diet. Akan tetapi, tahukah anda bahwa diet juga
mesti dilihat dari golongan darah yang anda punya? Ya! Jenis golongan darah tertentu
lebih rentan terhadap penyakit tertentu seprti diabetes dan jantung. Bahkan, beberapa
golongan darah tidak cocok dengan pola makan vegetarian. Untuk itulah,
pengetahuan akan golongan darah anda penting agar program diet yang anda
canangkan sesuai dengan keadaan tubuh anda dan tidak merugikan anda.

4. Memeriksa gula darah

Biasanya hal ini dibutuhkan oleh ibu yang sedang hamil. Tes darah sangat diperlukan
untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuh ibu yang sedang hamil tersebut. Hal
itu karena, gula darah yang tinggi dapat merugikan bagi ibu yang sedang hamil. Salah
satu akibatnya adalah diabetes. Ketika ibu hamil terkena diabetes, maka ia akan
kesulitan untuk menyembuhkan lukanya ketika ia selesai melahirkan.

5. Mengecek kadar hemoglobin dan zat besi

Sekali lagi, ini berguna bagi ibu hamil. Ketika ibu sedang hamil, biasanya ia akan
mengalami anemia karena darah yang dimiliki oleh ibu hamil di bagi dua dengan
anaknya. Semakin aktif bayi yang dikandungnya, maka semakin banyak pula darah
yang dibutuhkan oleh sang bayi dari ibunya. Hal ini kemudian membutuhkan
pengecekan hemoglobin dan zat besi. Hal tersebut berguna untuk menghindarkan ibu
hamil dari keadaan kekurangan darah atau anemia.

6. Mengetahui kemungkinan adanya Infeksi Menular Seksual

15
Pengetahuan atas kemungkinan adanya infeksi menular seksual pada ibu hamil,
membuat sang bayi menjadi lebih terjaga keselamatannya. Tentu saja, bahwa setiap
ibu tidak ingin anaknya terkena penyakit seperti ibunya. Mengetahui hal itu, bisa
membantu bayi untuk terhindar dari kemungkinan terinfeksi penyakit. Karena ketika
ibu tahu apa penyakit yang di deritanya, maka ia bisa segera mengobatinya dan sang
bayi menjadi aman keadaannya.

7. Mengetahui kemungkinan HIV

Tes darah yang dilakukan saat kehamilan memunculkan kemungkinan pengetahun


atas ada atau tidaknya HIV pada sang ibu. Karena ketika sang ibu positif terkena
HIV, maka sang bayi pun juga akan terkena HIV. Karena itulah, tes darah sangat
penting untuk dilakukan.

8. Mengetahui kemungkinan mengidap virus TORCH

TORCH atau toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes adalah suatu


penyakit yang membutuhkan waktu yang lama untuk disembuhkan. Mengecek darah
sangat penting untuk mengetahui apakah ada kemungkinan seseorang terkena virus
ini atau tidak. Terlebih lagi pada ibu hamil. Karena, ketika seorang ibu hamil terkena
virus TORCH, ia akan bisa menularkan hal itu pada jabang bayi yang dikandungnya.
Selain itu pemeriksaan sebelum kehamilan bertujuan untuk mengetahui
penyakit seksual menular yang dapat mengakibatkan resiko kematian pada ibu dan
janin pada masa kehamilan. Selain melakukan serangkaian test dalam
mengidentifikasi virus dan penyakit di dalam tubuh dan juga pasangan dan juga harus
melakukan beberapa test kesehatan selama kehamilan anda. Test yang wajib untuk
dilakukan adalah test darah saat hamil. Test darah pada saat anda hamil bertujuan
untuk mengetahui golongan darah dan rheusesnya (Rh) sehingga dapat

16
mengidentikasi secara dini gangguan kesehatan yang mungkin timbul dari masalah
darah tersebut.

Sedangkan pemeriksaan rhesus bertujuan lebih terperinci yaitu untuk


mengetahui rhesus positif dan negatif pada ibu dan janin. Sedangkan rhesus negatif
dan positif ditentukan oleh kandungan protein dan karbohidrat di dalam darah. Bagi
ibu yang memiliki antigen-D dalam darah digolongkan pada rhesus positif sedangkan
untuk yang tidak memiliki antigen-D dapat dikatakan rhesus negatif. Bagi ibu yang
memiliki rhesus negatif sedangkan janin memiliki kandungan positif dari suami yang
memiliki rhesus positif akan memilii kerusakan pada sel darah merah pada bayi dan
mengalami masalah perkembangan pada janin, mengalami keguguran bahkan hingga
kematian bayi.

Tes darah umumnya dilakukan pada usia kehamilan 10 hingga 12 minggu dan
akan dilakukan kembali pada usia kehamilan memasuki usia 28 minggu. Selain
memeriksa golongan darah dan rhesusnya, kadar zat besi dan hemoglobin di dalam
darah sangat penting untuk diperiksa untuk mengetahui kondisi kesehatan pada ibu
hamil. Terutama ibu hamil yang memiliki riwayat anemia. Resiko anemia pada saat
kehamilan akan menjadi dua kali lipat mengingat kebutuhan zat besi ekstra sangat
dibutuhkan di dalam perkembangan janin, selain itu pemeriksaan hemoglobin
bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam perkembangan kehamilan.

Pemeriksaan darah juga berfungsi untuk mengetahui antibodi yang dimiliki


untuk menjaga kesehatan dan janin dalam menangkal beberapa virus dan bakteri
penyebab penyakit. Bila terjadi antibodi yang miliki selama kehamilan mengalami
penurunan maka dapat dilakukan pencegahan. Salah satu contohnya adalah dengan
menghindari orang yang telah terjangkit rubella, apalagi untuk anda yang megalami
trimester pertama kehamilan dan setelah setelah melahirkan membutuhkan imunisasi
dikarenakan pada saat hamil tidak diperbolehkan mendapatkan imunisasi rubella.

Bantuan medis memang sangat membantu untuk menjaga kehamilan terutama


perkembangan janin. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan dan janin melalui test

17
darah untuk mengetahui kemungkinan bayi mengalami kelainan genetik yang dapat
diturunkan dari suami. Salah satu kelainan genitik yang sering dikhawatirkan adalah
cystic fibrosis yaitu penyakit yang menyebabkan adanya penumpukan di dalam
fibriosis dan juga dalam pembentukan kista yang akan mengganggu kesehatan organ
seperti kelenjar pankreas bahkan hingga saluran pencernaan dan pernapasan. Adapun
beberapa kelainan genetis  lainnya yang mungkin ditimbulkan adalah memiliki
kolestrol tinggi dan kelainan bentuk sel darah kemudian thalassemia atau adanya
asam amino dalam pembentukan hemoglobin pada tubuh dan adanya penyakit yang
berhubungan dengan lemak di dalam sel terutama mempengaruhi saraf dan sel otak.

2.7. Tata Cara Memeriksa Golongan Darah

Alat dan bahan :

a) Object glass
b) Kapas

c) Alkohol 70 %

d) Tusuk gigi atau jarum pentul

e) Blood lanset atau jarum franke

f) Serum anti-A dan serum anti-B

g) Darah

CARA KERJA

1. Usaplah ujung jarum frank dan ujung jari manisdengan alcohol 70 %


2. Tusuk jari manis dengan jarum frank sedalam 2mm
3. Tetes yang pertama dihapus, lalu teteskan darah pada obyek glassdi dua tempat
4. Tambahkan pada tetes yang pertama agglutinin a, tetes yang kedua agglutinin b.
5. Masing- masing tetes di aduk dengan jarum pentul yang berbeda.

18
6. Amati yang,terjadi pada kedua tetes darah.
Beri tanda (-) bila tidak menggumpal/ tetap cair.
Beri tanda (+) bila menggumpal
7. Untuk menentukan golongan darah sebagai berikut :
 Golongan darah A : bila hanya tetes yang di beri agglutinin a menggumpal
 Golongan darah B : bila hanya tetes yang di beri agglutinin b menggumpal
 Golongan darah AB : bila kedua tetes menggumpal semua
 Golongan darah O : bila kedua tetes tetap cair

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jadi pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan golongan darah memiliki manfaat
masing-masing. Seperti pemeriksaan gula darah memiliki manfaat yang sangat
penting bagi penyakit diabetes untuk Mengetahui pengaruh perubahan pola makan
dan olahraga terhadap kadar gula darah, Untuk mengetahui faktor lain yang
kemungkinan dapat meningkatkan kadar gula darah, Memonitor efek obat
antidiabetes pada kadar gula darah, Mengetahui kondisi gula darah, pemeriksaan gula
darah rutin diperlukan oleh penderita diabetes untuk membantu mengontrol kadar
gula dan mencegah komplikasi diabetes jangka panjang. Kemudian pemeriksaan
golongan darah juga berguna untuk mempermudah transfusi darah, kemudian
pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil juga penting ketika mengalami kondisi
golongan darah dengan rhesus negatif bertemu dengan golongan darah rhesus positif
maka Hal itu akan menyebabkan kelainan dan penyakit. Biasanya, hal tersebut terjadi
saat ada pernikahan yang beda bangsa. Oleh karena itulah, untuk menghindari hal

19
yang tidak diinginkan, pemeriksaan golongan darah termasuk apakah itu rhesus
negatif atau positif sangat diperlukan, kemudian untuk mengecek kadar hemoglobin
dan zat besi yang berguna bagi ibu hamil. Ketika ibu sedang hamil, biasanya ia akan
mengalami anemia karena darah yang dimiliki oleh ibu hamil di bagi dua dengan
anaknya. Kemudian untuk mengetahui kemungkinan adanya Infeksi Menular Seksual
atau tidak. Itulah beberapa manfaat yang kita dapat ketahui dari pemeriksaan gula
darah dan golongan darah.

3.2. Saran

Demikianlah isi makalah yang sudah kelompok kami buat, semoga bermanfaat bagi
yang mempelajarinya, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

20

Anda mungkin juga menyukai