Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki efek samping, begitu pula dengan AKDR.
Berikut ini adalah efek samping yang terjadi setelah pemasangan AKDR beserta dengan
penanganannya.
2. Bercak Darah Segera Setelah Pemasangan dan Pola Menstruasi serta Perdarahan
Selanjutnya
Umumnya setelah pemasangan AKDR, terjadi perdarahan sedikit-sedikit yang cepat
berhenti. Peringatkan klien bahwa ia akan mengeluarkan bercak darah segera setelah
pemasangan dan berikan pembalut perineum untuk melindungi pakaiannya. Bercak darah
atau perdarahan serta haid yang lebih berat daripada biasa umum terjadi selama bulan-bulan
pertama, baik pada pengguna AKDR tembaga maupun hormonal.
Wanita yang menggunakan Copper T 380A biasanya mengalami masa menstruasi dua
hingga tiga kali lebih lama dan lebih berat dan kemudian menstruasinya secara bertahap akan
kembali seperti sebelum pemasangan AKDR atau tetap sedikit lebih berat daripada masa
menstruasi sebelum ia menggunakan AKDR.
Klien dengan LNG-IUS umumnya mengalami ketidakteraturan menstruasi dan hari-hari
pengeluaran bercak darah atau perdarahan ringan yang sering selama tiga sampai enam bulan
pertama. Beberapa klien akan mengalami masa menstruasi lebih berat daripada menstruasi
normal mereka. Selanjutnya hari-hari pengeluaran bercak darah dan perdarahan sejak 8 bulan
kemudian, tetapi lama-kelamaan menjadi tidak teratur. Kurang lebih 20% klien akan
mengalami amenore. Amenore adalah Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
Penanganan efek samping amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil, apabila tidak,
AKDR tidak dilepas, memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila
dikehendaki. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan
lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan
harus lebih diamati dan diperhatikan.
Klien yang mengalami perdarahan berat atau berkepanjangan, menoragia setelah masa
awal penyesuaian uterus terhadap AKDR harus dievaluasi untuk mengantisipasi AKDR
terlepas sebagian dan adanya keadaan patologis pada servik dan uterus.Memastikan dan
menegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR
selama lebh dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) dianjurkan untuk
melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai.
Apabila AKDR terlepas sebagian, lepaskan AKDR tersebut kemudian gantikan
dengan AKDR yang lain bila wanita tersebut belum hamil, tidak mengidap infeksi, dan tetap
ingin menggunakan AKDR. Karena semua manipulasi dilakukan untuk melepas dan
mengganti AKDR, maka wanita tersebut perlu mendapat antibiotik profilaksis doksisiklin
100 mg po setiap 12 jam selama 7 hari. Apabila klien alergi terhadap tetrasiklin, gantilah obat
tersebut dengan eritromisin 500 mg po QID selama tujuh hari. Selain itu bidan perlu
menentukan kadar hemoglobin/hematokrit dan membandingkan dengan temuan sebelumnya
untuk melihat apakah terjadi kehilangan darah sampai tingkat yang dapat membuat klien
amanik sehingga perlu diprogramkan mendapat zat besi.
4. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan AKDR masih terpasang perlu
diinformasikan tentang resiko yang terjadi bila kehamilan itu dilanjutkan dengan AKDR tetap
terpasang. Resiko tersebut diantaranya infeksi intrauterus, sepsis, aborsi spontan, aborsi
sepsis spontan, plasenta previa. Klien yang AKDRnya mesih terpasang perlu evaluasi untuk
melihat apakah ada kehamilan ektopik mengingat insiden kehamilan pada kelompok klien ini
sangat tinggi.
Resiko untuk mengalami abortus sepsis spontan yang mengancam jiwa yang biasa
terjadi pada trimester 2 dengan cepat meningkat bila AKDR masih di dalam uterus.