PENDAHULUAN
(Sarwono, 2014.)
Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi
dengan usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu
badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala
bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian
besar persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-
15%) merupakan persalinan patologik.
(Saifuddin, 2008)
Persalinan adalah proses pengeluarn hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri).
(Sulistyawati, 2013)
(Hidayat, 2010)
2.1.3 Fisiologi
2.1.3.1 Tanda dan Gejala Terjadinya Persalinan
a. Tanda – tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya beberapa
minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya”
atau ”minggu-nya” atau “hari-nya” yang disebut kala
pendahuluan dengan tanda-tanda sebagai, berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu
kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara
kejadian tersebut tidak begitu jelas.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Sering buang air kecil atau sulit berkemih
(polakisuria) karena tertekan oleh bagian bawah
janin.
4. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang (false
labour pains) oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah uterus.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah, mungkin bercampur darah.
(Manuaba, 2010)
6. Cairan lendir bercampur darah (show) terlihat
melalui vagina
(Buku Acuan dan Panduan.2008.Asuhan Persalinan
Normal.Jakarta:JNPK-KR hal 37)
7. Persalinan palsu. Dapat terjadi selama berhari
hari atau intermitten bahkan 3 atau 4 minggu
sebelum persalinan. Hal ini sangat nyeri dan
wanita dapat mengalami kurang tidur dan energy
dalam menghadapinya. Wanita tersebut tidak tahu
cara memastikan apakah ini persalinan yang
sebenarnya karena hanya dapat dipastikan dengan
pemeriksaan dalam.
8. Ketuban pecah.
9. Lonjakan energy.
10. Gangguan pada saluran cerna.
(Hidayat, Asri. 2010)
(Sulistyawati, Ari.2010:13)
E. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini
Bidan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadappi proses
persalinan.
(Nining Wiyati. 2009 : 23)
2.1.4 Klasifikasi
Kala I
Fase Laten
Berlansung selama kurang lebih 8 jam. Terjadi sangat lambat
sampai mencapai diameter 3 cm.
Fase Aktif
Dibagi atas 3 fase :
Fase akselerasi dalm waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini
menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi yang pembukaannya melambat kembali, dalam
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm).
pembukaan lengkap berarti bibir serviks dalam keadaan tak
teraba dan diameter lubang serviks adalah 10 cm.
Evaluasi :
a. Tujuan asuhan kebidanan
b. Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah
c. Hasil asuhan
(Ari Sulistyawati, 2013 : 220 - 223)
2) Manajemen kala II
Pengkajian :
Data yang mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II
adalah pasien yang ingin meneran.
Diperoleh dari data subjektif dan objektif.
Merumuskan Masalah :
Interpretasi data dasar dirumuskan dengan diagnose potensial.
Merencanakan Asuhan :
Perencanaan kala II adalah sebagai berikut :
a. Jaga kebersihan pasien.
b. Atur posisi.
c. Penuhi kebutuhan hidrasi.
d. Libatkan suami dalam proses persalinan.
e. Berikan dukungan mental dan spiritual.
f. Lakukan pertolongan persalinan.
Melaksanakan Asuhan :
a. Menjaga kebersihan pasien
b. Mengatur posisi
c. Memenuhi kebutuhan hidrasi
d. Melibatkan suami dalam proses persalinan
e. Memberikan dukungan mental dan spiritual
f. Melakukan pertolongan persalinan
Evaluasi :
a. Keadaan umum bayi :
Jenis kelamin, spontanitas menangis segera setelah lahir, dan
warna kulit.
b. Keadaan umum pasien :
Kontraksi, perdarahan dan kesadaran/
c. Kepastian adanya janin kedua.
(Ari Sulistyawati, 2013 : 233 – 237)
Perencanaan :
1. Lakukan palpasi. Ada tidaknya bayi kedua
2. Berikan suntikan oksitosin 0,5 cc secara IM
3. Libatkan keluarga dalam pemberian minum
4. Pemotongan tali pusat
5. Lakukan PTT (Penekanan Tali Pusat)
6. Lahirkan tali pusat
Penatalaksanaan :
1. Lakukan palpasi uterus untuk memastikan ada tidaknya bayi
kedua.
2. Memberikan suntik oksitosin 0,5 cc (IM) di otot 1/3 luar paha
dalam waktu kurang dari 1 menit. Setelah bayi lahir.
3. Melibatkan keluarga dalam pemberian minum kepada pasien
sangat penting dilakukan untuk mengambalikan kesegaran
pasien setelah kehilangan banyak cairan dalam proses
persalinan kala II.
4. Melakukan penjepitan dan perawatan tali pusat.
5. Melakukan PTT
6. Melahirkan plasenta.
Evaluasi :
1. Plasenta lahir lengkap pada tanggal …… jam …..
2. Kontraksi uterus baik atau tidak.
3. TFU berapa jari dibawah pusat.
4. Perdarahan sedikit/banyak.
5. Laserasi jalan lahir ada atau tidak
6. Kondisi umum pasien
7. Tanda vita pasien
8. Managemen kebidanan kala IV
(Ari Sulistyawati, 2013 : 237 – 239)
4) Manajemen kala IV
Pengkajian :
Pada kala IV bidan harus melakukan pengkajian yang lengkap dan
jeli, terutama mengenai data yang berhubungan dengan
kemungkinan penyebab perdarahan, karena pada kala IV inilah
kematian pasien paling banyak terjadi. Penyebab kematian pasien
pasca melahirkan terbnyak adalah perdarahan dan ini terjadi pada
kala IV.
Perencanaan :
1. Lakukan pemantauan intensif pada pasien.
2. Lakukan penjahitan luka perineum.
3. Pantau jumlah perdarahan.
4. Penuhi kebutuhan pasien pada kala IV
Pelaksanaan :
1. Melakukan pemantauan pada kala IV
a. Luka atau robekan jalan lahir : serviks, vagina dan vulva.
b. Tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
c. Kontraksi uterus
d. Lochea
e. Kandung kemih
2. Melakukan penjahitan luka perineum.
3. Memantau jumlah perdarahan.
4. Memenuhi kebutuhan pada kala IV.
a. Hidrasi dan nutrisi.
b. Hygiene dan kenyamanan pasien
c. Bimbingan dan dukungan untuk berkemih
d. Kehadiran bidan sebagai pendamping
e. Dukungan dalam pemberian IMD
f. Posisi tubuh yang nyaman
g. Tempat dan alas tidur yang bersih dan kering agar tidak
terkena infeksi
.
Evaluasi :
1. Tanda vital pasien normal
2. Perkiraan jumlah perdarahan total selama persalinan tidak lebih
dari 500 cc
3. Kontraksi uterus baik
4. IMD berhasil
5. Pasien dapat menjalani peran barunya.
(Ari Sulistyawati, 2013 : 239 – 241)
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
Konsep manajemen asuhan varney 7 langkah varney, langkah- langkahnya
:
1. Pengumpulan data dasar secara komperhensif untuk mengkaji pasien
2. Pengembangan data dasar, interpretasi data menetukan diagnosa
3. Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain
4. Evaluasi kebutuhan intervensi segera
5. Perencanaan
6. Implementasi
7. Evaluasi/penilaian
Langkah 1 (pertama) : Pengumpulan data dasar secara
komperhensif untuk mengkaji pasien
Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk megkaji pasien.
Data dasar tersebut termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik
dan panggul serta tinjauan catatan saat ini atau catatan lama dari Rumah
Sakit/RB/Puskesmas. Pengumpulan data ini mencakup Data Subjekti
dan Objektif sebagai Berikut :
A. DATA SUBYEKTIF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/
pertanyaan kepada ibu hamil
Nama
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Telepon dan alamat
2) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini :
Keluhan yang dirasakan oleh ibu persalinan :
- Nyeri pada abdomen
- Nyeri pada punggung, pangkal paha
- Perasaan mual
- Sensasi terbakar pada vagina
3) Riwayat Menstruasi
Usia menarche
Jumlah darah haid
HPHT (Periode menstruasi terakhir)
Keluhan saat haid
Lama haid
Flour albus
Usia Kehamilan dan Taksirann Persalinan (menggunakan rumus
Neagel : tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)
4) Riwayat Kehamilan saat ini
Riwayat kehamilan sekarang digunakan untuk mendeteksi adanya
komplikasi, ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan
yang dialami wanita sejak HPHT nya.
5) Riwayat persalinan yang lalu
Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan
sebelumnya.
Cara persalinan.
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
Berat badan lahir.
Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
Tiap komplikasi atau abnormalitas dicatat karena hal ini
dapat mempengaruhi penggunaan kontrasepsi.
6) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit yang pernah diderita
DM, HDK, ISK
Jantung
Infeksi Virus Berbahaya
Alergi obat atau makanan tertentu
Pernah mendapat transfusi darah dan insdikasi tindakan tersebut
Inkompatibilitas Rhesus
Paparan sinar-X/Rontgen
7) Riwayat penyakit keluarga
Diabetes Mellitus, hipertensi atau hamil kembar
Kelainan bawaan
Kanker
8) Status perkawinan
9) Riwayat psikososial
10) Riwayat KB
11) Riwayat ginekologi
12) Pola kesehatan ibu yang meliputi :
Pola aktivitas sehari-hari
Pola eliminasi
Pola makan dan minum
Pola istirahat
DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2) Pemeriksaan fisik
Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya
bagaimana
Rahang,gigi,gusi: rahang tidak/pucat, stomatitis
ada/tidak, gigi berlubang ad/tidak, gusi berdarah/tidak
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid,
kelenjar limfe, dan vena jugularis
Dada : bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak, areola
hiperpigmentasi/tidak, adakah benjolan abnormal/tidak
Axilla : Adakah kelenjar limfe
Sistem respiratori : Ada ronchi / tidak, ada wheejing/tidak
Sistem kardio : Nyeri dada ada/tidak, palpistasi ada/tidak,
murmur ada/tidak
Postur tubuh : Normal/scoliosis/kifosis/lordosis
Ekstremitas : tungkaisimetris/asimetris, oedem ada/tidak,
varises ada/tidak, reflek patella ada/tidak
3) Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala.
Mata
Hidung
Hiegene mulut dan gigi karies
Bentuk dan ukuran abdomen
Payudara (pembesaran dan adanya striae)
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
Kebersihan kulit.
Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid, atau
kelainan lain.
Palpasi
Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV :
Leopold I : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus
uteri (dilakukan sejak TM I).
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu
(dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian babwah
uterus (dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP
(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
TFU (Mcdonald) : TFU ibu hamil yang akan kita jelaskan kali ini,
adalah menggunakan Pita/tali atau Pelvimeter. Tinggi fundus dikalikan
2 dan dibagi 7, maka akan memberikan umur kehamilan dalam bulan
obstetrik. Dan apabila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu.
Auskultasi
DJJ menggunakan fetoskop atau doppler (jika UK >16 minggu). DJJ
normal 120-160x/menit.
Pemeriksaan Panggul luar
Distansia Spinarum : 24 – 26 cm
Distansia Cristarum : 28 – 30 cm
Konjugata Eksterna : 18 – 20 cm
Lingkar Panggul : 80 – 90 cm
Distansia tuberum : ±10, 5 cm
4) Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : >12, 5 g/dl
Protein :-
Reduksi :-
4) Penapisan Ibu bersalin
Riwayat bedah sesar
Perdarahan pervaginam
Persalinan kurang bulan ( < 37 minggu )
Ketuban pecah dengan meconium kental
Ketuban pecah lama ( > 24 jam )
Ketuban pecah saat persalinan kurang bulan ( < 27 minggu )
Ikhterus
Anemia berat
Tanda / gejala infeksi
Pre eklamsi / hypertensi dalam kehamilan
TFU 40 cm atau lebih
Gawat janin
Primi para fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5
Presentasi bukan belakang kepala
Presentasi Ganda
Kehamilan Gemeli
Talin pusat menumbung
Syok
Langkah II (kedua): Pengembangan data dasar, interpretasi data
menentukan diagnosa
Pengembangan data dasar, interpretasi data, menentukan diagnosa. Ada
beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi atau ditetapkan sebagai
dianosa, tetapi perlu dipertimbangkan untuk pengembangan rencana
pelayanan komprehensif.
Langkah ke III (ketiga): Identifikasi masalah-masalah potensial
atau diagnosa lain
Identifikasi masalah-masalah potensial atau diagnosa lain. Tahapan ini
penting untuk mengantisipasi masalah, pencegahan bila memungkinkan
guna keamanan pelayanan. Kemudianmenentukan tindakan pencegahan
dan persiapan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan.
Langkah ke IV (ke empat): Evaluasi kebutuhan intervensi segera/
identifikasi kebutuhan segera
Gambaran proses manajemen berlanjut tidak hanya selama kunjungan
prenatal tetapi tetap berlangsung sampai ketika ia bersalin. Pengkajian
untuk mendapatkan data baru dan pemantauan kegiatan harus tetap
dilakukan.
Langkah ke V (lima): Perencanaan
Rencana pelayanan komprehensif ditentukan berdasarkan tahapan
terdahulu (langkah pertama, kedua, ketiga, dan keempat) untuk
mengantisipasi masalah serta diagnosa. Selain itu perlu untuk
mendapatkan data yang belum diperoleh atau tambahan informasi data
dasar.
Langkah ke VI (keenam): Implementasi
Implementasi rencana asuhan yang telah dirumuskan. Rencana yang
telah dirumuskan mungkin semuanya dapat dilaksanakan oleh bidan
secara mandiri atau sebagian dilaksanakan oleh ibu atau tim kesehatan
lainnya.
Langkah ke VII (ketujuh): Mengevaluasi.
Evaluasi merupakan suatu penganalisaan hasil implementasi asuhan
yang telah dilaksanakan dalam periode untuk menilai keberhasilannya
apakah benar-benar memenuhi kebutuhan untuk dibantu.Tujuan dari
evaluasi atau penilaian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi asuhan
berdasarkan analisa.
2.2.2 Pendokumentasian Secara SOAP
Data Subyektif
Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh ibu saat kehamilan saat ini :
Keluhan yang dirasakan oleh ibu persalinan :
- Nyeri pada abdomen
- Nyeri pada punggung, pangkal paha
- Perasaan mual
- Sensasi terbakar pada vagina
Data Obyektif
5) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
6) Pemeriksaan fisik
Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya
bagaimana
Rahang,gigi,gusi: rahang tidak/pucat, stomatitis
ada/tidak, gigi berlubang ad/tidak, gusi berdarah/tidak
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid,
kelenjar limfe, dan vena jugularis
Dada : bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak, areola
hiperpigmentasi/tidak, adakah benjolan abnormal/tidak
Axilla : Adakah kelenjar limfe
Sistem respiratori : Ada ronchi / tidak, ada wheejing/tidak
Sistem kardio : Nyeri dada ada/tidak, palpistasi ada/tidak,
murmur ada/tidak
Postur tubuh : Normal/scoliosis/kifosis/lordosis
Ekstremitas : tungkaisimetris/asimetris, oedem ada/tidak,
varises ada/tidak, reflek patella ada/tidak
7) Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala.
Mata
Hidung
Hiegene mulut dan gigi karies
Bentuk dan ukuran abdomen
Payudara (pembesaran dan adanya striae)
Gerakan janin
Varises atau pelebaran vena
Hernia
Edema
Kebersihan kulit.
Vulva/perineum adakah varises, konndiloma, edema, hemoroid, atau
kelainan lain.
Palpasi
Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV :
Leopold I : menentukan TFU dan bagian janin yang terletak di fundus
uteri (dilakukan sejak TM I).
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu
(dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian babwah
uterus (dilakukan mulai akhir TM II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke PAP
(dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
TFU (Mcdonald) : TFU ibu hamil yang akan kita jelaskan kali ini,
adalah menggunakan Pita/tali atau Pelvimeter. Tinggi fundus dikalikan
2 dan dibagi 7, maka akan memberikan umur kehamilan dalam bulan
obstetrik. Dan apabila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur
kehamilan dalam minggu.
P : Penatalaksanaan
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
Kala II
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
Kala III
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
Kala IV
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
Pandangan kabur
Nyeri abdomen
Sakit kepala yang hebat
Nyeri ulu hati
Lochea berbau busuk
SOAP BBL
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
P :
SOAP NIFAS
S : Keluhan Ibu
O : Pemeriksaan Fisik
Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan
5.1 Kesimpulan
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfikasi bayi baru lahir.
(Sarwono Prawirohardjo, 2014.)
Persalinan adalah proses pengeluarn hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Sulistyawati, Ari. 2015:1)
Dalam pengkajian, Ny. L mengatakan sejak pukul 01.00 sudah merasakan
kenceng – kenceng semakin lama semakin sering dan sakit rasanya dan keluar
darah saja tanpa di ikuti lendir. Ketuban sepertinya belum pecah karena tidak
merembes sama sekali dibaju. Setelah diketahui tidak segera pecah
ketubannya sampai jam 03.00 WIB, ibu dan keluarga memutuskan segera
berangkat ke Rumah Sakit takut kalau ada apa – apa dengan bayinya.
Ny. L mengatakan HPHT 19 – 01 – 2018 dan Tanggal Perkiraan Lahir 26
– 10 – 2018. Ny. L memiliki seorang putra yang lahir pada tahun 2010 yang
saat ini berusia 8 tahun dan melahirkan anak pertamanya dengan persalinan
spontan ditolong oleh bidan. Saat dilakukan pemeriksaan khusus didapati hasil
saat inspeksi perut melebar dengan arah memanjang, terdapat linea alba, striae
albican, striae lividae dan tidak terdapat bekas luka operasi. Pemeriksaan
palpasi menunjukkan leopold I TFU ibu diantara px dan pusar / setinggi 29 cm
(Mc donald) dan teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong bayi).
Leopold II pada perut ibu sebelah kiri teraba keras, dan panjang seperti papan
(punggun kiri). Leopold III teraba keras, melenting dan bulat (kepala), sudah
masuk pintu atas panggul. Leopold IV posisi kepala divergen. Setelah
dilakukan VT pembukaan 10 cm, effesement 100%, ketuban utuh,
denominator uuk, hodge IV dan kesan panggul normal. DJJ 147 x/menit dan
his 5 x 10 menit x 40 detik. Sehingga dapat diambil kesimpulan, persalinan ini
merupakan persalinan ke – 2 dengan GIIP1001 usia kehamilan 37 minggu
dengan inpartu kala I fase aktif.
Pada kasus pelaksanaan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat dan diawasi oleh dokter dan dilaksanakan oleh bidan, pada perencanaan
tidak ada kesenjangan antara teori dan juga praktiknya.
Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual dengan
hasil yang diharapkan. Pada evaluasi ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi penulis
Diharapkan mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan teori –
teori manajemen kebidanan yang sesuai dalam praktik Kebidanan.
5.2.2 Bagi institusi
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kepustakaan bagi yang
membutuhkan Asuhan Kebidanan dan acuan pada penanganan kasus
INC.
5.2.3 Bagi Klien
Diharapkan klien mengetahui tentang pentingnya INC yang harus
dipantau keadaannya hingga dinyatakan boleh pulang dan menjalani
jadwal kontrol nifas di bidan maupun rumah sakit sesuai advice yang
diberikan oleh dokter.
5.2.4 Bagi Lahan Praktik
Diharapkan sebagai fasilitator dalam melaksanakan kebidanan menurut
Helen Varney secara Komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Sulistyawati, Nugraheny Esti. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Buku Acuan dan Panduan, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR.