Anda di halaman 1dari 87

Biodata Nara Sumber

Nama lengkap : dr. Julius Anzar, Sp.A(K)


TTL : Palembang / 28 Desember 1965
Alamat : Jl. Kemangi No.140 RT/RW. 032/009 Kel. 9 Ilir Kec. Ilir Timur III Palembang
30113
Jabatan sekarang : • Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Kesehatan Anak
FK Unsri / RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
• Staf KSM Kesehatan Anak RS Dr Mohammad Hoesin / Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang
• Ketua Komite Etik dan Hukum RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
Pendidikan : • Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (1991)
• Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (2002)
• Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik anak(2013)
• Training Course of IEM di Departement of Pediatrics of Shimane
University Japan (2012)
• Metabolic Clinical and Laboratory Attachments di Sheffield Children’s
Hospital United Kingdom (2015)
Riwayat Pekerjaan : • 1991 : Dokter KPS Pertamina
• 1992 – 1995 : Dokter PTT Provinsi Riau
• 1996 – 2002 : pendidikan dokter sp. Anak FK Unsri
• 2002 – 2009 : dokter sp. Anak RSUD Kayuagung
• 2010-- sekarang : dokter sp anak di RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang
Organisasi :
dr. Julius Anzar, Sp.A(K)
Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
KSM Ilmu Kesehatan Anak
RSUP Dr.Moh.Hoesin/Fakultas Kedokteran Univ.Sriwijaya Palembang

Julius Anzar 20102022


2
Malnutrisi adalah penyebab utama kematian anak
(WHO, 2000)
HIV
4% Diare
12%
Lain-lain
Diare Lain-lain
29% 28%
malnutrisi 28% malnutrisi Malaria
8%
(underlying factor) (underlying factor)
>50% 60%
Malaria Perinatal
7% 22%
pertusis
ISPA ISPA
15% 4% Tetanus
Neonatus 20%
campak 6% campak
5%
11%
1990 2000
Protecting the World’s Children, A Call for Action, 1990;
Evidence and information for Policy/WHO, Child Adolescent Health and Development, 2001
WHO, Child and Adolescent Health and Development. On line www.who.int/child-adolescent-
health/inegr.htm
3
DAMPAK MALNUTRISI

PENURUNAN KEKEBALAN

INFEKSI >>
PENYAKIT MEMBERAT DAN MASA RAWAT MEMANJANG
PEMULIHAN PASCA OPERASI >>
KOMPLIKASI PASCA OPERASI >>
BIAYA PERAWATAN >>

PENYEBAB UTAMA MORBIDITAS DAN MORTALITAS BALITA


“STUNTING”
• Adalah istilah yang diberikan oleh WHO khusus untuk anak balita yang berperawakan
pendek yang diakibatkan oleh malnutrisi
• Tidak semua anak yang berperawakan pendek itu STUNTING

5
Perbaiki nutrisi

Penyakit infeksi

Bayi BBLR dan prematur

Kemiskinan

FAKTOR Pengabaian oleh pengasuh anak

PENYEBAB Stimulasi anak tidak adekuat

STUNTING Layanan kesehatan terbatas

Kurangnya akses air bersih

Sanitasi yang buruk


6
Bagaimana stunting bisa terjadi?

KURANG VITAMIN
KUALITAS
MINERAL
MAKANAN
TIDAK
CUKUP KURANG KH,
JUMLAH PROTEIN, LEMAK
SEL-SEL TUBUH
sinergi dan
interaksi KEKURANGAN
GANGGUAN SAL
CERNA PENYERAPAN KURANG MAKAN

PENYAKIT UNTUK
PERTUMBUHAN GAGAL TUMBUH
KEBUTUHAN MENINGKAT
KURANG

NAFSU MAKAN TURUN ASUPAN KURANG STUNTING


Jadi STUNTING adalah :

TB menurut umur
< -2SD grafik The WHO child growth
standards yang disebabkan oleh
gangguan asupan NUTRISI

8
Deteksi Dini STUNTING
UKUR SECARA DI
BERKALA POSYANDU
TINGGI BADAN
TB NORMAL TB/U < - 2SD

CURIGA
STUNTING
LANJUTKAN
PEMANTAUAN
DI
POSYANDU RUJUK KE RS
BERKALA UTK MEMASTIKAN STUNTING

9
Sebelum STUNTING, terjadi dulu
GAGAL TUMBUH

Julius Anzar 2016 10


Gagal tumbuh
diperkenalkan pertama kali oleh Holt
(1897)
Dengan istilah “failure to thrive”
yaitu sindroma klinik, ketidakmampuan
tubuh menjaga pertumbuhan tetap
optimal
kode ICD-10 (R62.8)

Julius Anzar 2016 11


PENCEGAHAN GAGAL TUMBUH
ž Pemberian konseling nutrisi
ž Monitoring berkala bagi anak sehat yang
berkunjung ke klinik rawat jalan atau pos
pelayanan terpadu
ž Untuk bayi ASI:
ž tentukan kecukupan ASI
ž manajemen laktasi
ž suplementasi bila diperlukan

Julius Anzar 2016 12


Rekomendasi WHO 2003
1. Setiap bayi seharusnya
mendapat ASI Eksklusif selama
6 bulan pertama kehidupannya
(tmsk IMD), KECUALI pada
beberapa kondisi medis

2. Untuk memenuhi kebutuhan


nutrisinya, setiap bayi harus
mendapat MP-ASI yang cukup
serta aman, sementara ASI
diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih.
World Health Organization 2009

Alasan medis yang dapat diterima


untuk penggunaan susu formula
Kondisi Bayi

Bayi yang
menderita PKU : perlu susu bebas
kelainan fenilalanin
metabolisme
bawaan yang
tidak boleh Galaktosemia : tidak boleh
mendapat laktosa
mendapat ASI /
BAYI PASI- standard
kecuali PASI
Khusus
bayi dengan BL < 1500 g, atau
Bayi yang
mendapatkan prematur <32 minggu, atau
ASI tetapi untuk
sementara bayi yang berisiko hipoglikemia
waktu tidak misalnya BBLR yang tidak dapat
dapat secara diatasi dengan ASI saja, bayi
eksklusif yang ibunya Diabetes
Kondisi Ibu

ibu penderita
Kontra HIV
indikasi Obat psikotropik,
antiepileptik,
mutlak opioid
Ibu sakit berat
IBU misalnya sepsis
Yodium
radioaktif
Ibu sedang
mengonsumsi Kemoterapi,
Kontra sitostatik
indikasi obat
sementara Ibu menderita Penggunaan
Herpes simplex Yodium topikal
type-1 didaerah yg banyak
payudara
Kondisi lain
Abses payudara
Hepatitis B
Ibu sakit Hepatitis C
ASI masih Mastitis
dapat
diberikan : TBC

Perokok,
Lain-lain
Alkohol,

NAFZA
Rekomendasi Pemberian makan
bayi yang benar (WHO 2003)

• Inisiasi menyusu dini (< 1 jam setelah bayi


lahir)
• ASI eksklusif selama 6 bulan
• Makanan pendamping ASI diberikan
paling lambat pada usia 6 bulan sambil
melanjutkan pemberian ASI
• Berikan Makanan Pendamping ASI:
• Tepat waktu
• Kandungan nutrisi cukup dan seimbang
• Aman
• Diberikan dengan cara yang benar
Tatalaksana stunting
Bayi 0 – 6 bulan
Manajemen
Laktasi & Atasi
Masalah Medis

Kenaikan Berat Kenaikan Berat Tidak


Cukup Cukup

MULAI MPASI
Teruskan ASI Bayi Belum Siap
Eksklusif (yg sudah siap Makan
makan)

Suplementasi Susu
ASI Donor dengan persyaratan sesuai rekomendasi
medis

19
Breastfeeding in Young Infant
• Assist with latch-on technique
• Ensure proper feeding timing
• Newborn (minimum of 8 times in 24 hours)
• Feed at least 5 minutes on each breast
• Let down
• Treat maternal exhaustion, stress, hunger, thirst
Tabel . • Milk supply
Pemberian • Use breast pump to increase supply
• Use medications such as metoclopramide
makan Breastfeeding in Toddler
• Assure adequate supplemental food
pada bayi • Decrease non-nutritive sucking
dan batita • Choose weaning or increase milk supply
Bottle Feeding
• Verify proper formula mixing
• Verify minimum: 5.5 oz/kg (110 kcal/kg) formula
Toddler Feeding
• 3 meals + 2 nutritious snacks per day
• 16 to 32 oz of milk per day
• Discontinue juice, punch, soda pop until weight gain
• Stop forcing and food battles
Julius Anzar 2016
• Feed in a social environment 20
Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K)
ADA 4 STRATEGI PEMBERIAN MPASI
AGAR BERHASIL
TEPAT WAKTU
• Pematangan ginjal dan fungsi gastrointestinal
• Perubahan peerkembangan syaraf
• Ketidakcukupan nutrisi makro dan mikro dari ASI
• Pemberian yang terlalu cepat atau terlambat
meningkatkan risiko alergi
ADEKUAT / CUKUP
Cukup dalam jumlah kandungan zat gizi
makro dan mikro, frekuensi, konsistensi,
dan menggunakan berbagai jenis
makanan sesuai kebutuhan dan usianya.

• Kelompok karbohidrat
• Kelompok protein hewani & ikan
• Kelompok bahan makanan
mengandung susu
• Kelompok kacang-kacangan
• Kelompok buah & sayur
• Lemak
Komponen yang perlu diperhatikan pada
MPASI
• Makanan bersumber dari hewan penting krn
memberikan protein kualitas tinggi, mikronutrien
mudah diserap, rendah anti nutrien dan serat

• Menstimulasi sekresi IGF-I èberefek langsung


untuk pertumbuhan linier

• Mengandung nutrien dalam jumlah besar misalnya


kalsium, fosfor dan magnesium
Protein
• Rasio protein : energi sekitar 8 - 15%
• Asupan protein rendah è stunting, tetapi bila
berlebihè risiko gizi lebih
• 1,9 g/hari 6-8 bulan; 4 g/hari 9-11 bulan, 6,2 g/hari
12-23 bulan
LEMAK
• Sumber energi bersama KH, sumber asam lemak
esensial, vitamin larut lemak
• 30% - 45% dari asupan energi

SERAT & ANTI NUTRIENT


• Serat dapat berikatan & mencegah absorpsi beberapa mineral
penting (kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, seng)

• Serat dan faktor anti-nutrien di MPASI misalnya Fitat, tanin, dan


saponin dapat menghambat bio-availabilitas nutrien & enzim
Komponen yang perlu diperhatikan
Serat & anti-nutrient
Kebutuhan harian serat pada anak usia 1 – 2 tahun adalah 14 g /
1000 kkal / hari, lebih tinggi dibandingkan rekomendasi
sebelumnya yang menggunakan rumus “usia anak + 5 g”
Williams et al, 1995; IOM, 2005
aman & higienis
RESPONSIF

• Proses makan yang memerlukan


interaksi bayi & ibu/pengasuh
• Menyuapi
• Makan sendiri (anak yang lebih besar)
• Sabar, tidak memaksa
• Perhatikan tanda lapar & kenyang
• Hindari distraksi/gangguan pengalih
perhatian
Hal-hal yg harus diperhatikan
CARA MENENTUKAN GAGAL TUMBUH
“RISIKO GAGAL TUMBUH”
(at risk failure to thrive):
apabila angka pertambahan berat badan berada di bawah
persentil ke-5 pada grafik laju pertambahan berat badan
WHO tahun 2006.
Grafik ini dapat diunduh di
http://www.who.int/childgrowth/standards/w_velocity/en/
index.html.
Grafik pertumbuhan ini berisi data pertambahan berat
badan anak usia 0 sampai 24 bulan.

Julius Anzar 2016 34


Proses ANP

1. Assessment (penilaian)
2. Penghitungan kebutuhan
3. Penentuan cara pemberian
4. Penentuan jenis makanan
5. Pemantauan, evaluasi dan
tindak lanjut
1. Assessment (Penilaian)
ž Pola asupan makanan :
— Bahan makanan
— Frekuensi
ANAMNESIS — Volume
— Riwayat alergi makanan dll
ž Keterampilan/kebiasaan makan
ž Data antropometri sebelumnya

• Tumbuh Kembang
PEMERIKSAAN • Pemeriksaan Fisik
• Antropometri (BB/U,TB/U,BB/TB,IMT,HA,BBI)

• Hasil Laboratorium
• Diagnosis Primer / penyakit penyerta
ANALISIS
• Obat-obatan
Tabel . ASESMEN melalui anamnesis riwayat
History Implication
Dietary history
Important to be as specific as possible (one-day log of all foods given and Quantity total caloric intake
eaten)
Amount of food and/or formula
Attempt to quantify total caloric intake (for infants)
Is the formula prepared correctly? Too diluted = too few calories; too concentrated = unpalatable, infant
Type of food may refuse to drink
Beverage consumption-specifically milk, juice, sodas, and water Excess fruit juice as cause for FTT
Feeding history
When does the child eat? Where? With whom? Distracted infants, inappropriate supervision
How is the child feed-self, spoon, other? Positioning? Inappropriate feeding techniques for developmental stage
Feeding battles Food refusal
Snack intake-what, how often is the child grazing? Poor mealtime eating caused by snacking and early satiety
Past and current medical history
Birth history-complications, small for gestational age, prematury Differentiate FTT from small for gestational age
Recent acute illnesses-otitis media, gastroenteritis, recurrent viral infections Growth may improve shortly on own, but need close follow-up
Chronic medical conditions-anemia, asthma, congenital heart disease Organic causes of FTT
Past hospitalizations, injuries, accidents Evaluate for neglect or child abuse
Stool pattern-frequency, consistency, blood, mucus Rule out malabsorption (cystic fibrosis, celiac disease), infection, and
Vomiting, reflux, or other gastrointestinal symptoms allergy
Evaluate for milk protein allergy, gastroesophageal reflux, and infection
Social history
Who lives in the home? Identify those caring for the child
Who are the caregivers?
Who helps support the family? Assess adequate quantity of food
What is the child’s temperament? High-strung, colicky children may have feeding difficulty
Any important stressors-economic, intrafamilial,major life events? May lead to inadequate food supply, depressed parents, neglect
Does anyone at home have a problem with alcohol or drugs? Neglect
Other children with neglect, FTT, Children’s Protective Service reports? History of neglect
Family history
Medical conditions or FTT in siblings Predisposition to organic or genetic causes of FTT
Family members with short stature
Differentiate between falling to expected height and true FTT. Check midparental height formula.*
MentalJulius
illnessAnzar 2016 Caretakers with mental illness who may be unable to care for child 48
Tabel . Tanda dan gejala red flag yang
mengarah ke penyebab medis gagal tumbuh

Cardiac finding suggesting congenital heart disease or heart


failure (e.g., murmur, edema, jugular venous distention)
Developmental delay
Dysmorphic features
Failure to gain weight despite adequate caloric intake
Organomegaly or lymphadenophaty
Recurrent or severe respiratory, mucocutaneous, or urinary
infection
Recurrent vomiting, diarrhea, or dehydration

Julius Anzar 2016 49


MENGUKUR PANJANG BADAN
MENGUKUR LINGKAR KEPALA
MENIMBANG BERAT BADAN
CARA MEMILIH GRAFIK
ANTROPOMETRI
HITUNG UMUR

0 – 5 TAHUN > 5 TAHUN – 18 TAHUN

WHO 2006 CDC 2000

BB/TB >=
BB/U >=+1SD
110%

IMT IMT

0-< 2 TH : 2-18 TH
WHO 2006 CDC 2000 CDC 2000
CARA PLOTTING BB/U ATAU WAZ
♀, 10 bln, 7 kg, 70 cm
RISK OF OVERWEIGHT
NORMOWEIGHT
UNDERWEIGHT
SEVERELY UNDERWEIGHT +1

RISK OF OVERWEIGHT

NORMOWEIGHT
-1,60 SD
CARA PLOTTING PB/U ATAU HAZ DAN
USIA TINGGI ATAU HEIGHT AGE
♀, 10 bln, 7 kg, 70 cm

NORMOLENGHT
STUNTED
SEVERELY STUNTED NORMOLENGHT

USIA TINGGI 9 BULAN -0,60 SD

USIA TINGGI
CARA PLOTTING BB/PB WHZ
dan BB IDEAL
♀, 10 bln, 7 kg, 70 cm
OBESE
OVERWEIGHT
POSSIBLE RISK OF
OVERWEIGHT
GOOD
WASTED
SEVERELY WASTED
BB IDEAL 8,3 KG

7
-1,75 SD
ANAK USIA DI ATAS 5
TAHUN

CARA PLOTTING BB/U 10 18 120

BB = 18 KG
CARA PLOTTING PB/U
TB = 120 CM
CARA PLOTTING BB
IDEAL
BB IDEAL = 22 KG
USIA TINGGI = 7 TAHUN
% BB AKTUAL/BB IDEAL = 18/22 = 81,8%
BMI charts (CDC)

Obese
Obese

Overweight
Overweight
Klasfikasi antropometri
Status Gizi Anak usia di atas 5 tahun

ž BB aktual/BB ideal (%)


ž Klasifikasi menurut (Waterlow,
1972)
— ≥120% Þ obesity
— ≥110 -120% Þ overweight
— ≥90-110% Þ normal
— ≥80-90% Þ mild malnutrition
— ≥70-80% Þ moderate malnutrition
— ≤70% Þ severe malnutrition
2.Penentuan Kebutuhan

ž Metode paling simpel Usia Tinggi RDA (kkal/kg/hari)


Þ RDA (tahun)
ž Metode yang paling 0-0,5 120
tepat Þ Indirect
calorimetry 0,6 - 1 110
ž Lain-lain : 1-3 100
— Harris-Benedict 4-6 90
equation (REE) 7-9 80
— WHO (REE) 10-12 L : 60-70
— Schofield equation P : 50-60
(REE) L : 50-60
12-18
P: 40-50
Perhitungan Kebutuhan Catch-Up Growth
pada Anak

RDA x berat ideal

Kelompok RDA berdasarkan Usia Tinggi (Height Age)


CONTOH KASUS
ž Berapa kebutuhan nutrisi Anak laki-laki
12 bulan, BB 7 kg, PB 70 cm?
JAWAB
ž Anak laki-laki 12 bulan, BB 7 kg, PB 70
cm, BB ideal 8,5 kg, kelompok usia
tinggi 0-1 tahun.
Kebutuhan nutrisi KALORI :
110 x 8,5 = 935 kkal/hari
3.Penentuan Cara Pemberian

Penilaian terhadap faktor-faktor


yang berhubungan dengan porsi
dan rute pemberian:
Kemampuan
menghisap/menelan
keterampilan makan
Pemeriksaan invasif
Kemampuan GI tract
Faktor tumbuh kembang,
psikologis
Pilihan akses vena
Damayanti Rushi Sjarif 2010
4.Penentuan Jenis Makanan

KELOMPO USIA JENIS MAKANAN USIA CAIR PADAT


K UMUR
0 -24 0 -6 ASI 100% 0%
BULAN BULAN SUSU FORMULA (INDIKASI
MEDIS)
6 – 12 ASI 6 BULAN – 8 70% 30%
BULAN MPASI BULAN
SUSU FORMULA 9 BULAN 50% 50%
10 BULAN – 12 30% 70%
BULAN
12-24 ASI , SUSU PERTUMBUHAN 30% 70%
BULAN MAKANAN KELUARGA

Rekomendasi WHO ASI eksklusif selama 6 bulan


(Protecting, promoting and supporting breastfeeding:
the special role of maternity services. A joint WHO/UNICEF statement. Geneva, WHO, 1989)
.
Contoh Jadwal Makan

BAGI YANG MASIH MINUM ASI


12 -24 BULAN (cair 30%+ padat 70%) 06.00 ASI

08.00 Makan Pagi

10.00 Makanan Selingan

Buatkan jadwal 12.00 Makan Siang

14.00 ASI

makan sesuai 16.00 Makanan Selingan

usia dan
18.00 Makan Malam

20.00 ASI

kebutuhan 22.00 ASI

02.00 ASI
Contoh jadwal makan

68

Sjarif DR, dkk. Rekomendasi Praktik Pemberian


Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita. IDAI.
2015
5. Monitoring ANP
ž Parameter
— Aseptabilitas
— Toleransi : efek samping
makanan
— Efektifitas :
○ pertambahan BB
○ Penyembuhan penyakit
KENAIKAN BB ADEKUAT

UMUR/WAKTU Gram/bulan
0 – 3 bulan 750 - 900
4 – 6 bulan 600
7 – 9 bulan 450
10 – 12 bulan 200 – 300
> 12 bulan 200

70
Cara pemberian makan yang benar
Jenis makanan
• Mengandung sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah
cukup dan seimbang
• Teksturnya disesuaikan dengan tahap perkembangan bayi, mulai dari
cair, halus, lumat, padat

Jadwal makan teratur

• Waktu makan maksimal 30 menit


• Tidak ada makanan diluar jadwal yang sudah ditetapkan

Tidak dipaksa

• Bayi/ anak yang menentukan berapa jumlah makanan yang dikonsumsi

Cara

• Porsi kecil ditingkatkan bertahap sesuai kemampuan


• Jika dalam 15 menit bayi atau anak menolak makan Þ hentikan
pemberian makan
FEEDING RULES untuk mengatasi anak sulit makan
Jadwal
o Teratur
o Tidak > 30 menit
o Tidak menawarkan camilan yang lain

Lingkungan
o Menyenangkan
o Siapkan serbet agar tidak berantakan
o Tidak ada distraksi
o Jangan memberikan makanan sebagai hadiah

Prosedur
o Makanan dalam porsi kecil
o Makanan utama dulu, baru minum
o Dorong anak untuk makan sendiri
o Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan, tawarkan kembali makanan
secara netral
o Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan
o Membersihkan mulut anak jika makan sudah selesai

Bonnin AB. Can Fam Physician. 2006

73
MPASI 6-9 BULAN
MPASI 9-12 BULAN
MPASI 12-23 BULAN

• Tidak dibutuhkan intervensi


khusus
Contoh anjuran konsumsi makronutrien
(protein hewani, Lemak & KArboHidrat)
ž Bayi laki-laki usia 6 bulan, BB 7,5 kg, PB 68 cm. Status gizi (BB/TB)
baik
ž Berapakah protein dan lemak yang harus diberikan?

ž Tambahan kalori dari MPASI usia 6-8 bulan = 200 kalori


ž Komposisi yang dianjurkan: protein 15-20%, lemak 35-60%, sisanya
karbohidrat
ž Protein dari MPASI = 200 x 10-20% = 20-40 kalori/hari = 5 -10 gram/hari
ž Lemak dari MPASI = 200 x 35-60% = 70-120 kalori/hari = 7,8 - 13,3
gram/hari
ž Karbohidrat dari MPASI = 200 x 35-55% = 70-110 kalori/hari = 17,5 - 27,5
gram/hari
ž Per kali makan =
ž Protein: ½ potong dada/paha ayam atau ½ butir telur atau 2-3 ekor udang
atau 25 gram tempe
ž Lemak: 1 sendok teh minyak
ž Karbohidrat: 2-3 sendok makan nasi atau 50 gram nasi tim atau ½
kentang ukuran sedang
ž Buah/sayuran: sebagai perkenalan, tidak banyak
ž
ž

77
BERBAGAI FAKTA & PERTANYAAN DI MASYARAKAT

Commercial Food:
Pemberian MPASI dapat menggunakan bahan lokal dan dimasak sendiri
yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi makro serta mikro anak.
WHO,2000

MPASI homemade orang Indonesia mayoritas kekurangan zat besi,


kalsium, zinc, niasin, folat dan tiamin
Fahmida, dkk,2014

Jika kebutuhan nutrisi makro & mikro anak tidak dapat terpenuhi dari
MPASI homemade, maka dapat diberikan MPASI komersial sesuai Codex
Alimentarius
Rekomendasi IDAI, 2015
BERBAGAI FAKTA & PERTANYAAN DI MASYARAKAT

Gula & Garam


Bayi secara alamiah lebih menyukai rasa manis, asin, dan gurih, serta telah
mengenal berbagai rasa sejak dalam kandungan dan saat periode ASI
De Cosmi et al, 2017; Mis et al for ESPGHAN, 2017
Asupan gula dalam bentuk “free sugar” dibatasi di bawah 10% dari total asupan
kalori harian (WHO), Batas atas < 5% energy (2 – 18 tahun)years. Intakes should be
even lower in infants and toddlers <2 years.
World Health Organization, 2015; ESPGHAN 2017
Asupan gula yang disarankan adalah berupa gula alamiah, seperti buah segar,
produk susu tanpa pemanis, bukan jus buah/produk dgn tambahan pemanis.
Mis et al for ESPGHAN, 2017
Kebutuhan garam pada anak usia 0-12 bulan adalah <1 g/hari (< 400 mg Natrium),
sedangkan pada anak usia 1 – 3 tahun adalah < 2g/hari (< 800 mg). Tidak
dianjurkan menambahkan garam melebihi kebutuhan harian.
World Health Organization, 2012 Mis et al for ESPGHAN, 2017
Berbagai fakta & pertanyaan di
masyarakat
• Vegan food
• Diet vegetarian, termasuk diet vegan, berisiko kekurangan zat gizi
berupa protein, kalsium, zat besi, seng, vitamin B12 dan vitamin
D. Hal ini disebabkan keterbatasan kapasitas lambung bayi dan
balita, densitas kalori makanan yang dikonsumsi rendah, dan
keterbatasan pilihan makanan yang dapat dikonsumsi.
• American Dietetic Association, 2009

• Untuk mencegah malnutrisi dan gangguan pertumbuhan, jenis


makanan yang diberikan harus rendah serat dan tinggi energi.
Sumber makanan pokok utama harus berasal dari serealia,
mengandung kacang-kacangan, serta produk susu dan telur yang
tinggi protein dapat menjadi alternatif.
• Baroni et al, 2018
mPASI & Alergi

• Penghindaran atau penundaan makanan alergenik


tidak terbukti menurunkan alergi
• Pajanan dini dan teratur pada periode kritis è
toleransi
• Pajanan yang terlalu cepat meningkatkan risiko
alergi
• MPASI + ASI penting untuk promosi toleransi
• Penundaan telur, susu, sereal malah meningkatkan
risiko dermatitis & sensitisasi alergi
RINGKASAN
• Belum ada Konsensus untuk menetapkan gagal tumbuh,
• Penatalaksanaan terhadap gagal tumbuh sangat penting bahkan
terhadap sebelum gagal tumbuh itu terjadi (risiko gagal tumbuh)
karena berdampak jangka panjang terhadap masa depan anak.
• Penyebab gagal tumbuh dibagi menjadi dua, yaitu gagal tumbuh
organik dan gagal tumbuh non organik. Biasanya gagal tumbuh
disebabkan oleh multifaktorial.
• Ada istilah berisiko gagal tumbuh (at risk failure to thrive) dan ada
istilah gagal tumbuh.
• Penatalaksanaan terhadap anak dengan (risiko) gagal tumbuh harus
secara komprehensif, meliputi penanganan faktor-faktor penyebab,
penyakit yang mengakibatkan gagal tumbuh, serta tatalaksana
asuhan nutrisi.

Julius Anzar 2016 84


• Pencegahan yang paling efektif adalah pemberian
konseling nutrisi dan monitoring berkala bagi
anak sehat yang berkunjung ke klinik rawat jalan
maupun pos pelayanan terpadu.
• Edukasi tentang cara pemberian makan yang baik
yang sesuai umur anak serta dukungan
psikososial keluarga akan mencegah kejadian
gagal tumbuh.
• Pemantauan tumbuh kembang secara teratur
akan menghasilkan generasi yang prima demi
masa depan Indonesia yang lebih baik.

Julius Anzar 2016 85


Julius Anzar 2016 87

Anda mungkin juga menyukai