OLEH : KELOMPOK 6
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Komplikasi Diabetes Melitus
Gestasional”. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
(Kelompok 6)
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi yang lahir dari ibunya yang mengalami DMG beresiko tinggi untuk
terkena makrosomia, trauma kelahiran. Selain itu, bayi berisiko tinggi untuk
terkena hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom gangguan
pernafasan, polisitemia, obesitas dan diabetes melitus tipe 2 (Perkins, 2007).
Menurut Nurrahmani (2012), jika dalam kehamilan kadar gula darah ibu tinggi,
glukosa akan melintasi plasenta ke dalam sirkulasi bayi dan mengakibatkan bayi
menjadi gemuk. Hal ini terjadi karena pankreas bayi memproduksi insulin
meskipun pankreas ibu tidak. Insulin tersebut nantinya akan mengubah glukosa
menjadi lemak. Akibatnya, bayi akan tumbuh lebih besar dan kelebihan glukosa
tersebut dapat menghambat proses pembentukan sel sehingga bayi dapat
mengalami kecacatan hingga risiko kematian.
1
1.2.2 Apa sajakah penyebab penyakit Diabetes Melitus Gestasional
(DMG)?
1.2.4 Apa sajakah tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus Gestasional
(DMG)?
1.3 Tujuan
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu menambah wawasan
mengenai Diabetes Melitus Gestasional (DMG) dan asuhan keperawatannya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pada diabetes gestasional, gula darah akan kembali normal segera setelah
melahirkan. Tapi jika Anda pernah menderita diabetes gestasional, Anda berisiko
mengidap diabetes tipe 2 di masa depan. Anda harus terus memeriksakan diri ke
3
dokter untuk memantau dan mengelola gula darah Anda, karena bagi kebanyakan
wanita, diabetes gestasional tidak menyebabkan tanda atau gejala yang nyata.
2.2. Penyebab
a) Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
c) Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah
yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
d) Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki
diabetes).
4
f) Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
2.3 Patofisiologis
Kadar gula darah pada kondisi normal akan selalu terkendali berkisar 70-
110 mg/dl, karena pengaruh kerja hormon insulin oleh kelenjar pankreas. Setiap
sehabis makan terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan (karbohidrat)
di usus dan kadar gula darah akan meningkat. Peningkatan kadar gula darah ini
memicu produksi hormon insulin oleh pankreas. Berkat pengaruh hormon ini,
gula dalam darah sebagian masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak
sel otot) dan akan digunakan sebagai bahan energi dalam sel tersebut. Sel otot
kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebegai energi,
sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa maka sebagian sisa
tersebut di ubah menjadi lemak dan protein. Jika fungsi insulin mengalami
defisiensi (kekurangan) insulin, hiperglikemia akan timbul dan hiperglikemia ini
adalah diabetes. Kekurangan insulin dikatakan relatif apabila pankreas
menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal, tetapi insulinnya tidak efektif.
Hal ini seperti pada DM tipe II ada resistensi insulin, Baik kekurangan insulin
maupun relative akan mengakibatkan gangguan metabolisme bahan bakar, yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak. Tubuh memerlukan metabolisme untuk
melangsungkan fungsinya, membangun jaringan baru, dan memperbaiki jaringan.
Semua hormon yang terkait dalam metabolisme glukosa, hanya insulin yang bisa
menurunkan gula darah. Insulin adalah hormon yang kurang dalam penyakit DM
(Aulia, 2009:88-90).
Hormon insulin dihasilkan oleh sel beta pulau langherhans yang terdapat
pada pankreas. Peran insulin untuk memastikan bahwa sel tubula dapat memakai
bahan bakar. Insulin mempunyai peran untuk membuka pintu sel agar bahan
bakar bisa masuk ke dalam sel. Permukaan setiap sel terdapat reseptor. Dengan
reseptor membuka (oleh insulin), glukosa bisa masuk ke dalam tubuh. Glukosa
bisa masuk ke dalam sel, sehingga sel tanpa hormon insulin tidak bisa
5
memproduksi untuk mendapatkan energi. Pulau Langerhans mengandung sel
khusus seperti sel alfa, sel beta, sel delta, dan sel F. Sel alfa menghasilkan
glukagon, sedangkan sel beta menghasilkan insulin. Kedua hormon ini membantu
mengatur metabolisme. Sel delta menghasilkan somastotatin (faktor penghambat
pertumbuhan hipotalamik) yang bisa mencegah sekresi glukagon dan insulin. Sel
f menyekresi polipeptida pankreas yang di keluarkan ke dalam darah setelah
individu makan. Penyebab gangguan pankreas adalah produksi dan kecepatan
pemakain metabolik insulin. Kekurangan insulin dapat mengakibatkan
pengikatan glukosa dalam darah dan peningkatan glukosa dalam urin, dengan
insulin, hepar dapat mengambil glukosa, lemak, dan dari peredaran darah. Hepar
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, yang lain disimpan dalam sel otot,
dan sel lemak. Glikogen dapat diubah kembali menjadi glukosa apabila di
butuhkan. Kekurangan insulin dapat mengakibatkan hiperglikemia dan
tergantung pada metabolisme lemak. Setelah makan, karena jumlah insulin yang
berkurang atau insulin tidak efektif, glukosa tidak bisa ditarik dari peredaran
darah dan glikogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) akan terhambat.
Karena sel tidak memperoleh bahan bakar, hepar memproduksi glukosa (melalui
glikogenesis atau gluconeogenesis) dan mengirim glukosa ke dalam peredaran
darah, keadaan iniakan memperberat hiperglikemia (Baradero, 2009:87-92).
6
Faktor Predisposisi :
Influensi/Retensi Urine 1. Umur > 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks
massa tubuh 30 kg/m2
Sel beta rusak 3. Riwayat DM pada
keluarga
4. Pernah menderita DM
Mengganggu produksi insulin gestasional sebelumnya
5. Adanya glukosuria
Glukosa meningkat
Katabolisme protein
Asam amino
Hiperglikemiaa
Polifagi
Profil darah
abnormal/anemia
Perubahan
nutrisi < keb.
Resiko tinggi tubuh
cedera maternal
7
2.4 Tanda dan Gejala
d) Kelelahan
e) Mual
g) Penglihatan kabur
2.5 Penatalaksanaan
a. Manajement diet
Tujuan dari penatalaksanaan diet antara lain yaitu untuk mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid mendekati normal, mencapai dan
mempertahankan berat badan dalam batas normal kurang lebih dari 10% dari
berat badan idman, mencegah komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan
kualitas hidup (Damayanti, 2015:33).
b. Terapi nutrisi
8
Terapi nutrisi khusus untuk meningkatkan pasien dengan lebih intensif
lagi menilai makan dan asupan gizi, memberikan konseling yang menghasilkan
peningkatan kesehatan dan dapat mengurangi komplikasi (Redmon, 2014:24).
Tujuan terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah tetap dalam kondisi
mendekati normal. Pada DM tipe 2, insulin terkadang diperlukan seagai terapi
jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika dengan diet, dan
latihan fisik tidak dapat menjaga gula darah dalam rentang normal.
9
2.6 Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus Gestasional
1. PENGKAJIAN
A. Data umum
1) Identitas pasien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, tempat
tanggal lahir, no RM
2) Identitas penanggung jawab yang meliputi nama, hubungan dengan
pasien, umur, alamat, dan telp/no.HP
B. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakanpasien)
2) Alasan berobat (hal/kejadian apa yang menyebabkan pasien berobat
kerumah sakit)
3) Riwayat penyakit (Tanya pada pasien atau keluarga pasien apakah
memiliki riwayat penyakit sebelumnya)
C. Riwayat kesehatan dahulu
1) Penyakit yang pernah dialami
2) Riwayat perawatan (apakah pernah melakukan perawatan atau
mendapat perawatan di rumah sakit atau tidak pernah)
3) Riwayat operasi (apakah pernah mengalamioperasi)
4) Riwayat pengobatan (apakah pernah melakukan pengobatan)
5) Kecelakaan yang pernah dialami (apakah pernah mengalami
kecelakaan)
6) Riwayat alergi (tanyakan pada pasien apakah memiliki alergi
terhadap makanan atau obat)
D. Riwayat psikologi dan spiritual
1) Riwayat psikologi meliputi : tempat tinggal, lingkungan rumah,
hubungan antara anggota keluarga, dan pengasuh anak.
2) Riwayat spiritual meliputi : support system, kegiatan keagamaan.
3) Riwayat hospitalisasi : pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat
inap rumah sakit.
E. Pola fungsi kesehatan (11 pola fungsi Gordon) :
- Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
- Pola nutrisi metaboliik
- Pola eliminasi
- Pola aktivitas dan latihan
- Pola ttidur dan istirahat
- Pola kognitif/perseptual
- Pola persepsi diri atau konsep diri
- Pola seksual dan reproduksi
- Pola peran hubungan
- Pola managemen koping stress
10
- Pola keyakinan/nilai
F. Pemeriksaanfisik meliputi:
- Hari, tanggal, jam
- Keadaan umum : kesadaran, penampilan, dihubungkan dengan usia,
ekspresi wajah, kebersihan secara umum, ttv.
- Head to toe meliputi : kulit/intergumen (I.P), kepala dan rambut (I.P),
kuku ( I.P), mata/penglihatan (I.P), hidung atau penciuman (I.P),
telinga (I.P), mulut dan gigi (I.P), leher (I.P), dada/thorax (IP.P.A),
jantung (IP.P.A), abdomen (I.P.P.A), perineum dan genetalia (I)
ekstremitas atas dan bawah (I.P).
G. Pemeriksaan diagnostik
H. Penatalaksanaan medis
2. Diagnosa Keperawatan:
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2) Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik
3) Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan
kadaar glukosa maternal.
3. Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kriteria hasil:
Intervensi:
11
b. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
12
a. Kaji gerakan janin dan denyut janin setiap kunjungan.
Rasional : terjadi insufiensi plasenta dan ketosis maternal mungkin
secara negatif mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung
janin
b. Siapkan untuk ultrasonografi pada gestasi minggu ke 8, 12, 18,
28, 36, sampai minggu ke 38.
Rasional : ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan tanggal
gestasi dan membanty dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra
uterin..
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan
hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko terkena DMG selama kehamilan adalah kelebihan berat
badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal), merupakan anggota
kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli Amerika, atau
Asia), gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula
darah yang tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes), riwayat
keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes),
dan mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya. Tanda dan
gejalanya antara lain gula dalam urin, senantiasa merasa haus, sering buang
air kecil, kelelahan, mual, sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit,
penglihatan kabur. Penatalaksanaan DM tipe 2 yaitu manajement diet, terapi
nutrisi, latihan fisik (oleh raga), pemantauan kadar gula darah (monitoring),
dan terapi farmakologi.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15