Anda di halaman 1dari 36

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Menarche

2.1.1

Definisi Menarche
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang

usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja sebelum memasuki masa reproduksi.
Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan
pada endometrium. Menarche merupakan suatu tanda awal adanya perubahan lain
diantaranya pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila,
serta distribusi lemak pada daerah pinggul (Proverawati & Misaroh, 2009:58). Seiring
dengan perkembangan biologis pada umumnya, maka pada usia tertentu, seseorag
mencapai tahap kematangan organ-organ seks, yang ditandai dengan menstruasi
pertama (menarche). Dalam masa kanak-kanak ovaria dikatakan masih dalam
keadaan istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik (Proverawati & Misaroh,
2009:59).
Menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari
anak-anak ke dewasa. Pada studi antar budaya, menarche mempunyai variasi makna
termasuk rasa tanggung jawab, kebebasan dan harapan untuk memulai bereproduksi.
Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang
menunjukkan adanya produksi hormon yang normal yang dihasilkan oleh
hipotalamus dan kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Selama sekitar dua

tahun hormn-hormon ini akan merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder


seperti pertumbuhan payudara, perubahan-perubahan kulit, perubahan siklus,
pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta bentuk tubuh menjadi bentuk
tubuh wanita yang ideal (Proverawati & Misaroh, 2009:59).

2.1.2

Mekanisme Terjadinya Menarche


Menarche terjadi karena dipengaruhi oleh kerja sistem endokrin yaitu

hipotalamus. Hipotalamus adalah sebuah struktur yang terletak di dalam otak yang
berinteraksi dengan kelenjar pituitary untuk memonitor regulasi hormon di dalam
tubuh. Hipotalamus mengeluarkan hormon yang bersifat mengatur sekresi hormon
yang dikeluarkan oleh hipofise, seperti hormon GnRH mengatur sekresi hormon FSH
dan LH yang dikeluarkan oleh hipofise anterior (Santrock, 2007) .
Fungsi hormon FSH adalah untuk memacu pertumbuhan sel gonad,
sedangkan hormon LH berfungsi untuk merangsang fungsi sel gonad untuk
mengeluarkan hormon seks seperti hormon esterogen. FSH dan LH biasanya
disekresi secara pulsasif atau episodic. Pengeluaran hormon gonadotropin sedikit atau
tidak dipengaruhi aktifitas. Frekuensi dan amplitude gonadotropin berhubungan
dengan sekresi hormon GnRH dan kadar seks steroid dalam sirkulasi. Secara biologis
pada wanita hal ini untuk mempertahankan siklus menstruasi. Pengaruh GnRh pada
gonadotropin hipofise mempunyai frekuensi tertentu. Secara alamiah sinyal dari
GnRH untuk mengatur sekresi FSH dan LH (Santrock, 2007).

Kelenjar hipofise dari fetus menghasilkan hormon FSH dan LH mulai minggu
kw 10 kehamilan dan dapat mensekresi hormon FSH dan LH mulai minggu ke 11 dan
12 kehamilan. Penurunan sekssteroid terjadi selama hari pertama setelah lahir,
kemudian meningkat lagi dan dihambat selama bulan pertama kelahiran.
Meningkatnya kadar gonadotropin sesuai dengan meningkatnya kadar estrogen pada
wanita (Santrock, 2007).
Mulai 1-2 tahun pada wanita konsentrasi gonadotropin menurun dan
kemudian stabil selama masa anak anak sampai mulai pubertas. Kadar FSH selama
stadium pubertas meningkat sangat pesat untuk maturasi sel gonad, kemudian diikuti
dengan peningkatan yang pesat dari hormon LH. Meningkatnya kadar FSH dan LH
menyebabkan matangnya gonad untuk normalnya kadar hormon seks. Akhir dari
proses pubertas diikuti dengan berkembangannya hormon steroid yang mempunyai
mekanisme umpan balik saat pubertas. Peningkatan FSH saat pubertas akan
memimcu berkembangnya sel granulose pada ovarium dan dilanjutkan dengan sekresi
LH yang meningkat serta merangsang pengeluaran estrogen oleh sel granulose
sebelum menstruasi (Santrock, 2007).
Sedangkan pituitari adalah kelenjar yang menghasilkan hormon-hoemon yang
dapat merangsang kelenjar-kelenjar lain. Pituitari juga mempengaruhi pertumbuhan
dengan cara menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan. Pituitari mengirimkan
gonadotropin ke indung telur serta hormon yang menstimulasi tiroid ke kelenjar
tiroid. Di samping itu pituitary juga mengirimkan hormon ke kelenjar adrenal.
Kelenjar tiroid, berinteraksi dengan kelenjar pituitary untuk mempengaruhi

pertumbuhan. Kelenjar adrenal, berinteraksi dengan kelenjar pituitary dan agaknya


berperan dalam perkembangan pubertas (Santrock, 2007) .
Gonad atau kelenjar seks, kelenjar ini terdiri dari indung telur pada
perempuan. Kelenjar seks sangat terlibat dalam penampilan karakteristik seks
sekunder, seperti perkembangan payudara pada perempuan. Kelompok yang umum
dari hormon-hormon yang disebut estrogen bersifat dominan pada perempuan,
pengaruh hormon estrogen yang lain ialah pada pertumbuhan genetalia interna,
genatalia eksterna dan ciri ciri kelamin sekunder (Yanti Afrian Siswianti, 2012).
Hormon estrogen adalah hormon yang menyebabkan remaja putri memiliki
sifat kewanitaan. Adapun perubahan yang disebabkan oleh hormon estrogen adalah
merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina, membuat dinding
rahim makin tebal dan produksi cairan vagina bertambah banyak, mengakibatkan
tertimbunnya lemak di daerah panggul wanita (Yanti Afrian Siswianti, 2012).
Perubahan hormon yang berlangsung di kelanjar adrenal mengeluarkan
adrenarche dan gonadarche. Gonadarche juga berperan dalam kematangan seksual
dan perkembangan kematangan reproduktif, periode ini dimulai pada umur 8 sampai
10 tahun pada remaja putri. Pada masa pertengahan hingga akhir gonadarche pada
remaja putri terjadi menarche (Soetjiningsih, 2004).

2.1.3

Tanda-Tanda Datangnya Haid Pertama


Menurut Lestari (2011), tanda tanda yang muncul saat haid pertama atau

menarche akan muncul adalah suhu badan yang meningkat atau meriang, pinggang
sakit, pusing, payudara membengkak, gangguan pada kulit, dan nafsu makan
berlebih.

2.1.4

Usia Menarche
Usia remaja yang mendapatkan menarche bervariasi yaitu antara usia 10-16

tahun, tetapi rata-rata 12.5 tahun (Wiknjosastro H dkk, 2009). Literature lain
mengatakan bahwa datangnya haid tidak sama pada setiap wanita. Ada yang berusia
12 tahun saat menadapatkan menstruasi pertama kali, tetapi ada juga yang usia 8
tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasipun
dapat terjadi (Proverawati&Misaroh, 2009). Statistik menunjukkan bahwa usia
menarche dipengaruhi banyak faktor menurut Lestari (2011) yaitu status gizi, gaya
hidup, pengetahuan orang tua.

2.1.5

Macam-Macam Menarche
Menurut Wiknjosastro (2005) macam-macam menarche ada 2 yaitu menarche

prekoks dan menarche tarda. Menarche prekoks yaitu sudah ada haid sebelum umur
10 tahun. Sedangkan menarche tarda adalah menarche yang baru datang umur 14-16
tahun. Menurut literatur lain menyebutkan bahwa menarche prekoks adalah

perkembangan seksual sekunder yang terjadi sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki
atau 8 tahun pada anak perempuan (Nelson, W.E et al. 2000) Menurut literatur lain,
mengungkapkan hal yang sama bahwa menarche tarda adalah jika gejala-gejala
pubertas baru datang antara umur 14-16 tahun (Prawiroharjo,2010).

2.2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menarche


Menurut Lestari (2009), terdapat 3 faktor yang mempengaruhi menarche yaitu

status gizi, pengetahuan orang tua, dan gaya hidup.

2.2.1

Status Gizi
Gizi merupakan suatu istilah yang merujuk kepada suatu proses dari

organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan,


penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan yang
dipergunakan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ tubuh dan
produksi (Linder, 2006).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi3. Status gizi dapat pula diartikan sebagai tanda fisik yang
diakibatkan oleh karena adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
gizi melalui variabel tertentu yaitu indikator status gizi (Linder, 2006). Status gizi
optimal adalah suatu keadaan dimana terdapat keseimbangan antara asupan dengan
kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari (Soekirman, 2000).
Status gizi lebih terjadi apabila asupan zat gizi diperoleh dalam jumlah berlebih,

sedangkan status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan zat-zat
gizi.
Status gizi seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makan yang bergantung pada
jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga dan
kebiasaan makan secara perorangan (Coitinho D, 2000). Status gizi berhubungan
dengan keadaan lemak dalam tubuh. Jaringan lemak yang cukup mempengaruhi
kadar estrogen non gonad dan menstimulasi gonadotropin releasing hormon (GnRH)
(Tena-Sempere M, 2006 ).

1.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


Menurut Jellife DB (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri

dari penyebab langsung dan tidak langsung terdiri dari:


a. Penyebab langsung, yaitu:
1) Asupan makanan
2) Penyakit infeksi yang mungkin diderita
b. Penyebab tidak langsung, yaitu:
1) Ketahanan pangan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dengan baik secara kuantitas
maupun kualitas.
2) Pola pengasuhan anak, meliputi sikap ibu atau pengasuh lain dalam hal
berhubungan

dengan

anak,

memberikan

makan,

merawat,

menjaga

kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya.


3) Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan; semakin mudah akses dan
keterjangkauan anak dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan
ketersediaan air bersih, semakin kecil resiko anak terkena penyakit dan
kekurangan gizi.

Sedangkan menurut Proverawati & Asfuah (2010) faktor-faktor yang


berepengaruh pada gizi remaja ada 3 yaitu sebagai berikut.
a. Status individu
Biasanya wanita remaja atau wanita yang susah menikah merasa
kesulitan untuk menentukanan masakan apa yang akan dihidangkan. Pada
wanita yang sudah menikah, memilih untuk menghabiskan makanan yang
masih ada atau tersisa dari keluaraga karena mereka merasa sayang jika di
buang. Berbeda dengan apa yang di lakukan remaja. Remaja umumnya
memilih makanan yang siap saji, makanan yang diminati saja, tanpa
b.

memperhatikan nilai gizi yang dikandung.


Status Ekonomi
Remaja dengan status ekonomi tinggi tentu akan berbeda nilai gizinya
jika dibandingkan dengan remaja yang memiliki status ekonomi sedang atau

c.

bahkan cukup.
Anatomi tubuh individu
Ukuran pelvis remaja sangat berkaitan erat dengan tinggi badan
remaja. Untuk ukuran tinggi badan remaja, sangat dominan dengan peran
pertumbuhan dan perkembangan tulang. Pertumbuhan dan perkembanagn
tulang sendiri dipengaruhi dengan konsumsi kalsium. Kandungan kalsium
banyak

terkandung

dalam

susu.

Umumnya

remaja

menganggap

mengkonsumsi susu sebagai suatu hal yang harus dihindari karena dapat
mengakibatkan kegemukan.

2.

Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan suatu interprestasi dari sebuah pengetahuan


yang berasal dari study informasi makanan (dietary), biokimia, antropometri, dan
klinik
a. Survey Gizi
Adalah bentuk survey croos sectional yang dilakukan pada kelompok
masyarakat yang diukur. Populasi dengan survey gizi dapat diketahui status gizi
dasarnya dan atau status secara keseluruhan. Survey gizi cross sectional memiliki
kelebihan yaitu dapat mengidentifikasikan dan menerangkan kelompok dalam
populasi yang beresiko terhadap malnutrisi yang kronik. Sedangkan kekurangannya
yaitu kurang dapat mengidentifikasi malnutrisi yang akut atau memberikan informasi
penyebab yang mungkin terjadi dari malnutrisi.
b. Surveilans Gizi
Yaitu monitoring yang terus menerus dari status gizi kelompok tertentu.
Tujuan dari surveilans ini menurut WHO (1976) adalah meningkatlkan pengambilan
keputusan

oleh

pemerintah

mengenai

prioritas

dalam

pengeluaran

dana,

memformulasikan dari suatu prediksi dengan dasar hasil yang diperoleh terakhir, dan
juga mengevaluasi efektif tidaknya suatu program gizi. Pada survalens gizi, data yang
diperoleh akan dikumpulkan, dianalisa dan kemudian digunakan pada waktu yang
panjang.
c. Skrining Gizi
Untuk

mengidentifikasi

individu

yang

mengalami

malnutrisi,

dan

membutuhkan suatu intervensi yang dapat dilakukan memalui skrinning. Dapat


dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari seseorang individu dengan

level atau derajat tertentu yang disebut dengan cut off-point. Skrining dapat dilakukan
pada tingkat individu dan juga pada suatu sub populasi yang dianggap beresiko
tinggi.

3.

Pengukuran Antropometri
Antropometri berasal dari bahasa yunani. Berdasarkan asal katanya

antropometri dibagi 2 yaitu antropos (tubuh) dan metros (ukuran), jadi antropometri
memiliki makna ukuran tubuh. Antropometri adalah berbagai metode pengukuran
mengenai dimensi tubuh dan komposisi tubuh dalam berbagai tingkatanh umur dan
tingkatan gizi, serta merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan.
Antropometri terdiri dari dua yaitu antropometri statis dan antropometri
dinamis. Antropometri statis adalah pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier
pada permukaan tubuh. Sedangkan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakangerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Antropometri merupakan alat yang mudah didapat dan digunakan diman
apengukuranny adapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Dalam
pengukuran antropometri

sendiri tidak selalu harus oleh tenag akesehatan yang

profesional, dapat juga dilakukan oleh tenaga lain setelah mendapatkan pelatihan,
selain itu biaya relatif murah, hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cut off point
dan baku rujukan yang sudah pasti, serta secara ilmiah diakui kebenarannya. Hal ini

yang menyebabkan antropometri banyak digu7nakan dalam kehidupan di masyarakat


untuk mengukur status gizinya.
4.

Jenis Parameter Antropometri


Jenis parameter antropometri tergantung pada parameter yang digunakan.

Parameter itu sendiri dalam antropometri adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia.
Jenis parameter antropometri diantaranya adalah umur, berat badan, tinggi badan.
a.

Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan lebih banyak interprestasi status gizi

1)

salah. Batasan umur yang digunakan adalah :


Tahun Umur Penuh
Contoh : umur 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun, 5 tahun 11 bulan,

2)

dihitung 5 tahun.
Bulan Usia Penuh (Untuk Anak Umur 0-2 Tahun)
Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan, 2 bulan 26 hari, dihitung 2

a)

bulan. Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat oleh

b)

orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan pamong desa
Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Sunda,

c)

Jawa, dan lain-lain), cocokan dengan kalender nasional.


Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau berdasar

d)

kejadian penting
Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat

e)

yang diketahui pasti tanggal lahirnya


Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka
ditentukan tanggal 15 bulan tersebut.
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20

tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita, serta ada kecenderungan berkurang

setelah 60 tahun. Setelah itu, tidak ada lagi terjadi pertumbuhan justru akan
cenderung berubah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang menjadi indikasi
pengukuran antropometri untuk digunakan.

b.

Berat Badan (BB)


Merupakan ukuran paling penting dan paling sering digunakan. Pada masa

bayi samppai balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun status gizi. Berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan
dosis obat dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan
protein otot menurun. Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan
utama :
1)

parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat

2)

karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan,


memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik

3)
4)
5)
6)

memberikan gambaran pertumbuhan,


umum dan luas dipakai di Indonesia,
ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur,
digunakan dalam KMS,
BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur.

c.

Tinggi Badan (TB)


Tinggi badan merupkan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan noraml, TB tumbuh seiring dengan pertambahan


umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif pada masalah

kekurangan gizi dalam waktu singkat. TB merupakan ukuran kedua yang penting,
karena dengan menghubungkan BB terhadap TB, faktor umur dapat dikesampingkan.
Alat ukur yang dapat digunakan adalah :
1)

alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak yang belum dapat

2)

berdiri,
microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri.

5.

Indeks Antropometri
Adalah pengukuran dari beberapa parameter dimana indeks antropometri

merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau
yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri adalah sebagai
berikut.
a.

BB/U (Berat Badan Terhadap Umur)


Indeks ini lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat, baik untuk

mengukur status gizi akut dan kronis, indikator status gizi kurang saat sekrang, atau
kegemukan.
b.

TB/U (Tinggi Badan Terhadap Umur)


Memberikan status gizi masa lampau dan status sosial ekonomi. Alat untuk

indeks ini dapat digunakan sendiri, murah dan mudah dibawa.


c.

BB/TB (Berat Badan Terhadap Tinggi Badan)


Berat bdan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan

normal perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan


tertentu.

6.

Ambang Batas (Cut Off Points)


Dari berbagai indeks antropometri diperlukan ambang batas untuk

menginterprestasikannya. Ambang batas dapat berupa sebagai berikut.

Persen Terhadap Median


Dalam antropometri gizi, median persentil 50 dan nilai median ini dinyatakan
100% (untuk standar). Setelah itu dihitung presentase terhadap nilai median untuk
mendapatkan ambang batas.
2.1 Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri
Status gizi

BB/U
Gizi baik
>80%
Gizi sedang
71%-80%
Gizi kurang
61%-70%
Gizi buruk
60%
Sumber : Proverawati & Astuah (2010)

Indeks
TB/U
>90%
81-90%
71-80%
70%

BB/TB
>90%
81-90%
71-80%
70%

2.2.2 Pengetahuan Orang Tua


1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Rogers (dalam Notoatmodjo, 2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni:
a.

awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek),

b.

interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap

c.

subjek sudah mulai timbul,


evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

d.

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
trial di mana subjek tersebut mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

e.

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus,


adoption, di manasubjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Bloom (Notoatmodjo, 2010), tingkatan pengetahuan di dalam
domain-domain kognitif ada 6 tingkatan, yaitu:
a. tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pada tingkat ini adalah recall (mengingat kembali) terhadap sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh
sebab itu, tingkatan ini adalah tingkatan yang paling rendah.
b. memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi, menyebutkan contoh,
dan lain-lain.

c. aplikasi (application)
Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
dalam situasi/kondisi riil.
d. analisa (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi/suatu ke dalam komponen
bagian yang sudah dimengerti, kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. sintesis (syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk formulasi-formulasi yang ada,
misalnya dapat menyusun, menyelesaikan suatu teori.
f. evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap
suatu

materi/objek.

Pengukuran

pengetahuan

dapat

dilakukan

dengan

wawancara/angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.

3.

Cara Mengukur
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan tingkatan

(Notoatmodjo, 2010). Kemudian hasil

pengetahuan tersebut dikategorikan menjadi :

a.

pengetahuan baik

: 76%-100%

b.

pengetahuan cukup

: 56%-75%

c.

pengetahuan Kurang

: <56%

4.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Azwar (2009) adalah sebagai


berikut :
a.

Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang
yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang-orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
b.

Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadian dengan jalan potensi-potensi pribadinya, yaitu: rohani (pikir, karsa, cipta,
dan hati nurani). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut
menerima informasi.
c.

Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, adanya

pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis


pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat
yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, misalnya

seorang ibu rumah tangga akan memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara
merawat rumah, mengurus anak dan sebagainya.
d.

Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap tingkah laku

seseorang. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang relatif mencukupi akan mampu
menyediakan fasilitas yang diperlukan serta akan dapat masuk ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, karena salah satu pengetahuan kita diperoleh dari pendidikan dan
tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
e.

Sosial Budaya
Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu

baik fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan akan mempengaruhi tingkat


pengetahuan seseorang baik positif maupun yang negatif.
f.

Informasi
Sebagian sarana komunikasi berbagai bentuk komunikasi media masa seperti

televisi, radio, koran dan penyuluhan mempengaruhi besar informasi dalam


pembentukan opini dan kepercayaannya.

5.

Pengertian Orangtua
Orangtua adalah sosok teladan yang akan diidentifikasi dan diinternalisasi

menjadi peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas utama orangtua adalah
mendidik keturunannya, dengan kata lain dalam relasi antara anak dan orangtua itu
secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan kepribadian anak dan

mendewasakannya. Karena itu orangtua merupakan pendidik paling pertama dan


paling utama bagi anak-anaknya.

6.

Peran Orangtua
Gunarsa (2006) menyatakan bahwa, dalam keluarga yang ideal (lengkap)
maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran
ibu. Berbagai peranan yang terdapat dalam orangtua adalah sebagai berikut.

a.

Peran ibu:
1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik,
2) Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan konsisten,
3) Mendidik mengatur dan mengendalikan anak,
4) Menjadi contoh dan teladan bagi anak.

b.

Peran ayah:
1) Sebagai pencari nafkah,
2) Sebagai suami yang penuh pengertian dan member rasa aman,
3) Berpartisipasi dalam pendidikan anak,
4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.

7.

Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Remaja


Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun. Anak-anak
lain dalam rumah biasanya masih dalam usia sekolah. Tujuan keluarga yang terlalu
enteng pada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga memungkinkan
tanggungjawab dan kebebasan yang lebih besar bagi remaja dalam persiapan menjadi
dewasa muda (Duvall, 2006).
Tabel 2.2 Tahap Siklus V Kehidupan Keluarga Inti dengan Anak Remaja
Tahap Siklus
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Kehidupan Keluarga
Keluarga dengan anak 1. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab
remaja
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan
anak-anak.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang
tua dan anaknya yang berusia remaja.
Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga dengan anak remaja bergerak
sekitar perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan
kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kidwell et al, 2006),
serta konflik-konflik dan krisis yang berdasarkan perkembangan. Adams (2006)
menguraikan tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian,

yakni emansipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan


hubungan teman sebaya), kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan
norma-norma antara orangtua dan remaja).

2.2.3

Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup


Menurut Kotler dan Keller (2009) gaya hidup adalah pola hidup seseorang
seperti yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup
menggambarkan

keseluruhan

diri

seseorang

dalam

berinteraksi

dengan

lingkungannya.
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah a mode of living that is
identified by how people spend their time (activities), what they consider important in
their environment (interest), and what they think of themselves and the world around
them (opinions). Yang kurang lebih meiliki makna bahwa suatu gaya hidup yang
dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang
penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan
tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini).
Gaya hidup menurut WHO yaitu life style is a way of living based on
identifiable patterns of behavior which are determined by the interplay between an
individuals personal characteristics, social interactions, and socioeconomic and
environmental living condition.

Josep Plumer misalnya mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur


aktivitas-aktivitas manusia dalam hal interest, opinion, activity.
1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.
3. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
4. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka telah lalui dalam
kehidupan, penghasilan, pendidikan dan dimana mereka tinggal.

2. Bentuk-Bentuk Gaya Hidup


Menurut Chaney, ada beberapa bentuk gaya hidup sebagai berikut.
a. Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalami estetisisasi,
estetisisasi kehidupan sehari-hari dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru
mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi
sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. Yang terjadi pada industry gaya hidup
adalah kegandrungan manusia modern akan gaya. Itu sebabnya industry gaya hidup
untuk sebagian besar adalah industry penampilan..
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyrakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi,
individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi
informasi yang seperti ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra
(image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang

menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan


merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus arti pentingnya citra
diri untuk tampil di muka public. Iklan juga perlahan tapi pasti dapat mempengaruhi
pilihan cita rasa yang diinginkan.
c. Public Relations dan Jurnalisme Gaya Hidup
Pemikiran terbaru dan termutakhir dalam dunia promosi sampai pada
kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para
selebriti membantu dalam pembentukan identitas diri para remaja. Wajah generasi
baru

yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang.

Dimana mereka memandang slebriti sebagai bahan panutan dalam cara mereka
memandang cara berperilaku dan berpenampilan.
d. Gaya Hidup Mandiri
Mandiri adalah mampu hidup tanpa bergantung penuh kepada orang lain.
Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengetahui kemampuan dan kekurangan diri
sendiri. Dengan gaya hidup mandiri, maka budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihan secara
bertanggung jawab, dan memunculkan sesuatu yang inovatif untuk menunjang
kemandiriannya.
e. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari
kegembiraan, seperti banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak
bermain, senang pada kebisingan, membeli barang barang mahal yang disenangi
serta senang menjadi pusat perhatian. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk

dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup yang dipandang dari suatu
penampilan, gaya hidp yang dipandang atau mengacu pada media iklan, gay hidup
yang mengacu pada artis atau selebriti yang diidolakan, gaya hidup yang hanya
menikmati kesenangan dan berhura-hura, sampai pada bentuk gaya hidup yang
mandiri serta bertanggung jawab.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup


Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor
internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif,
dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut.
a.

Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk

memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman


dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat
dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.
Pengalaman Dan Pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari,
melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman
sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.

Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku


yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.

Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep

diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan
hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merk. Bagaimana individu
memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri
sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam
menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of
reference yang menjadi awal perilaku.
e.

Motif.
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman

dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika
motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk
gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f.

Persepsi
Persepsi adalah

proses

dimana

seseorang

memilih,

mengatur,

dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti


mengenai dunia.

Faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut.


a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh
tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam
kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada
perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap
dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan
anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu
kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam
lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini
dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena
kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia


menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari polapola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

4. Psikografis
a. Pengertian Psikografis
Hawkins dkk., (2005) mengatakan psikografis yang asli memfokus pada
pengukuran aktifitas, minat, dan opini yang terkandung dalam inventori AIO.
Menurut Engel, dkk. psikografis (psychographics) adalah teknik utama yang
digunakan oleh peneliti konsumen sebagai ukuran operasional dari gaya hidup.
Psikografis memberikan pengukuran kuantitatif dengan sampel besar berlawanan
dengan teknik penelitian lunak atau kualitatif seperti wawancara kelompok fokus atau
wawancara mendalam. dalam praktiknya, psikologis dipergunakan untuk mengukur
gaya hidup konsumen dengan menganalisis aktivitas, minat, dan opini (activities,
interest,dan opinion - AIO).

b. Komponen AIO
AIO, istilah yang digunakan secara dapat dipertukarkan dengan psikografis,
mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini. Menurut Engel, dkk, AIO
(activities, interest, dan opinion) 7 adalah:
1) Activities (kegiatan) adalah tindakan nyata seperti menonton suatu medium,
berbelanja di toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang
baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan
tersebut jarang dapat diukur secara langsung. Aktivitas yaitu orang yang mudah
a)

atau tidak bergerak dan bereaksi serta bertingkah laku secara spontan.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka yang

dihasilkan sebagai suatu pengeluaran tenaga, yang meliputi pekerjaan, waktu senggang
dan aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang taau
berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan bila dilakukan secara teratur
(Adisapoetra, 2005).
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan tubuh kurang
menggunakan energy yang tersimpan di dalam tubuh. Oleh karena itu, jika asupan energy
berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai maka secara berkelanjutan
dapat mengakib atkan obesitas. Cara paling mudah dan umum untuk meningkatkan
pengeluaran energy adalah dengan melakukan latihan fisik atau gerak badan.
Salah satu aktifitas yang dapat dilakukan anak usia sekolah adalah dengan rutin
berolahraga sehingga pengeluaran energy dapat seimbang. Selain itu dapat pula
meningkatkan aktifitas fisiknya dengan mengikuti kegiatan-krgiatan ekstrakulikuler si
sekolah maupun di luar sekolah.

(1) Jenis-Jenis Aktivitas Fisik Remaja


Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang
sesuai untuk remaja sebagai berikut.
(a) Aktivitas ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance).
Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci
kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh
adik, nonton TV, aktivitas main play station, main computer, belajar di rumah,
nongkrong.
(b) Aktivitas sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan
otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh : berlari kecil, tenis
meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda, bermain music,
jalan cepat.
(c) Aktivitas berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan
kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak
bola, aerobic, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat) dan outbond.
(2) Cara Mengukur Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner yang disebut APARQ (Adolescent
Physical Activity Recall Questionnare). Siswa menulis jenis, frekuensi dan durasi
aktivitas yang biasa dilakukan selama seminggu kedalam kuesioner ini. Selanjutnya
aktivitas dinilai menjadi tiga yaitu aktif, kurang aktif dan inaktif. Siswa dikatakan aktif
apabila berpartisipasi dalam aktivitas berat paling sedikit 3 kali seminggu untuk minimal
20 menit per hari, dikatakan kurang aktif siswa hanya melakukan aktivitas sedang paling

sedikit 3 jam perhari dalam 1 minggu dan siswa dikatakan tidak aktif bila tidak
memenuhi syarat di atas ( Booth, 2006).
Tabel 2.3 Cara Penilaian Aktivitas Fisik
indikator
aktif
berpartisipasi dalam
- Aktivitas
aktivitas
berat
ringan:
memerlukan se- paling sedikit 3 kali
untuk
dikit
tenaga, seminggu
tidak
menye- minimal 20 menit
babkan peruba- per hari
han dalam pernapasan
atau
ketahanan
(endurance)
-

Aktivitas
sedang:
membutuhkan
tenaga intens atau terus menerus,
gerakan
otot
berirama
atau
kelenturan
(flexibility).

Aktivitas berat:
berhubungan
dengan olahraga,
membutuhkan
kekuatan
(strength)

2) Interest (minat)

Kurang aktif
Inaktif
melakukan aktivitas tidak
memenuhi
sedang
paling syarat sebelumnya
sedikit 3 jam perhari
dalam 1 minggu

Interest (minat) akan semacam obyek, peristiwa, atau topik adalah tingkat
kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus kepadanya. Minat
ialah usaha aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan pada umumnya yaitu titik
akhir daripada gerakan yang menuju ke sesuatu arah tetapi tujuan minat adalah
melaksanakan suatu tujuan.
3) Opinion (opini)
Adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respons terhadap
situasi stimulus dimana semacam pertanyaan diajukan. Atau dapat diartikan sebagai
hasil pekerjaan pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan
lainnya, antara pengertian satu dengan pengertian lainnya dan dinyatakan dalam satu
kalimat. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan, dan evaluasi
seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan
peristiwa masa datang, dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau
menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Usia Menarche


Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dapat dilaporkan adalah sebagai
berikut.
2.3.1

Status Gizi

Tabel 2.4 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada siswi
SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014
Status gizi

cepat

normal

Jumlah

Kurang

7.9%

92.1%

100%

Normal

11.1%

88.9%

100%

lebih

43.8%

56.2%

100%

Di adopsi dari Fidrin dkk (2014)


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara status gizi
dengan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014 yang
menunjukkan pada status gizi kurang 7,9% mengalami menarche pada usia cepat
sedangkan 92,1% pada usia lambat. Pada status gizi normal 11,1% mengalami usia
menarche pada usia cepat sedangkan 88,9% pada usia normal. Pada status gizi lebih
43,8% mengalami usia menarche pada usia cepat sedangkan 56,2% pada usia normal.

2.3.2

Gaya Hidup (Aktivitas Fisik)


Tabel 2.5 Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik dengan Usia Menarche pada
siswi SMP Negeri 3 Sumbul Tahun 2014
Aktivitas
cepat
normal
Jumlah
fisik
Ringan
24.3%
75.7%
100%
Sedang

11.7%

88.3%

100%

Berat

100%

100%

Di adopsi dari Fidrin dkk (2014)


Berdasarkan tabel 2.5 di atas dapat diketahui hasil tabulasi silang antara
aktivitas fisik dan usia menarche pada siswi SMP Negeri 3 Sumbul tahun 2014. Pada
aktivitas fisik ringan 24,3% mengalami menarche pada usia cepat sedangkan 75,7%
mengalami menarche pada usia normal. Pada aktivitas fisik sedang 11,7% mengalami
menarche pada usia cepat sedangkan 88,3% mengalami menarche pada usia normal.
Pada aktivitas fisik berat 100% mengalami menarche pada usia normal.

2.3.3

Pengetahuan Orang Tua

Tabel 2.6 Hubungan Peran Orang Tua dengan Kesiapan Anak Usia 10-12 Tahun
dalam Menghadapi Menarche pada Siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungaran Timur
Peran orang
tua
Kurang baik

Tidak siap

siap

Total

21.2%

78.8%

100%

baik

52.6%

47.4%

100%

jumlah

32.7%

67.3%

100%

Di adopsi dari Ida Nilawati dkk (2014).


Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua kepada anak umur 1012 tahun dalam menghadapi menarche kategori kurang baik yaitu sebanyak 63.5%.
Orang tua siswi SD Negeri Sidomulyo 04 Ungapan Timur dengan peran dalam
menghadapi menarche kategori kurang baik sebanyak 9.1% dan yang berumur 25-35
tahun sebanyak 90.9%.

2.4 Kerangka Konsep

Remaja
Faktor Gizi
- Usia
- Jenis
kelamin

Perubahan
Fisik

Pengetahuan Orang Tua


- Menyeimbangkan
kebebasan
dan
tanggungjawab
- Memfokuskan
kembali hubungan
perkawinan.
- Berkomunikasi
secara
terbuka
antara
orangtua
dan anak-anak
Gaya Hidup
- Aktivitas
- Interest
-Opinion
Keterangan
=

diteliti

tidak diteliti

berpengaruh

berhubungan

FSH
Hormon
Hormon

GnRH

Menarche

Usia Menarche

Macam macam:
- Menarche
prekoks
- Menarche
tarda

LH

Anda mungkin juga menyukai