Anda di halaman 1dari 6

METODE KANGURU PADA BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

DI RUANG PERI RSUD GOETENG TARONADIBRATA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 13

1. Fatma Qurrotunnada (2211040162)


2. Lisa Dewi Diana Sari (2211040159)
3. Yuliana Enggar Palupi (2211040107)
4. Windi Indah Yani (2211040142)
5. Iif Wahyu Pratama (2211040204)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022/2023
A. Perawatan Metode Kanguru
Perawatan metode kanguru (PMK) adalah teknik yang di rekomendasikan WHO
untuk menjaga suhu BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Menurut WHO, PMK terdiri dari
kontak kulit ke kulit secara terus menerus antara ibu dan bayi, frekuensi menyusui lebih
sering dan perencanaan pulang dari rumah sakit lebih awal. Penelitian Toni, Sitompul dan
Tambunan (2016) menyatakan ibu yang melakukan PMK, memiliki berbagai pengalaman
seperti sedih, trauma dan khawatir, takut, nyaman, merasa bersalah dan menyesal.
Ibu melakukan PMK dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu (Amalia &
Herawati, 2018). Pengetahuan ibu BBLR berkaitan dengan umur dan pendidikan ibu,
semakin tinggi pendidikan ibu makan semakin banyak ilmu pengetahuan yang didapat
(Amalia & Herawati, 2018; Idris & Enggar, 2019; Solehati, Kosasih, Rais, & Fithriyah,
2018; Willaims, Ambika, Chandrashekar, Prasannakumar, & Muralimohan, 2016). Hal ini
bertentangan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Gomathi, (2014); dan Nina,
Magdalena, & Przemko, (2018) yang menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan dan
tingkat pendidikan ibu. Pengetahuan ibu yang baik, akan menghasilkan sikap yang positif.
Sikap positif dipengaruhi oleh kepercayaan diri (self efficancy) ibu.
Kepercayaan diri ibu timbul setelah ada pengalaman melakukan PMK. Memberi
edukasi ibu mengenai PMK menjadi hal penting. WHO (2003) memberikan panduan
edukasi posisi kanguru sebagai berikut : bayi ditempatkan diantara kedua payudara ibu,
dengan posisi tegak serta dada bayi menempel kedada ibu. Kepala bayi dimiringkan
kesalah satu sisi dengan posisi sedikit ekstensi. Pertahankan posisi kepala bayi ekstensi
untuk memastikan jalan napas terbuka dan terjadi kontak mata ibu dan bayi. Hindari
kepala bayi menekuk dan menghadapkan muka keatas. Bayi diberikan posisi “kodok”
dengan pinggul bayi posisi fleksi. Pertahankan pelekatan dengan optimal. Lakukan PMK
minimal 1 jam, PMK bisa dilakukan ibu, ayah atau anggota keluarga lainnya.
PMK memberikan efek kepada bayi dan ibu. PMK memberikan manfaat
meningkatkan kepercayaan diri ibu dan meningkatkan keterikatan ibu dan bayi (Stuard,
2016). Pelaksanaan PMK di ruang rawat mengalami hambatan seperti ibu takut
menyentuh bayi, takut terhadap lingkungan dan peralatan yang ada pada bayi dan
kehadiran ibu yang tidak terus menerus (Namnabati, Talakoub, Mohammadizadeh, &
Mousaviasl, 2016). Selain itu pelaksanaan PMK di rumah mengalami hambatan seperti
memerlukan waktu khusus (16,7%), tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah (11,9%),
bayi kepanasan dan terlihat tidak nyaman (19,5%), waktu berkurang untuk anak lain
(7,1%) dan terlalu stres (7,1%) (Opara & Okorie, 2017).
Durasi melaksanakan PMK berbeda – beda. Penelitian Parsa, Karimi, Basiri, dan
Roshanaei (2018) mengemukakan PMK selama 4 jam sehari memberikan peningkatan
saturasi oksigen signifikan dibandingkan dengan yang dilakukan kurang dari 4 jam sehari.
PMK memberikan efek kepada bayi berupa perubahan fisiologis (meningkat denyut
jantung, saturasi oksigen dan kecepatan pernapasan), frekuensi menangis bayi lebih
rendah, kenaikan berat badan bayi, dan daya hisap bayi meningkat (Parsa et al., 2018;
Stuard, 2016). Penelitian Opara dan Okorie (2017) mengemukakan durasi PMK yang
efektif dilakukan selama di rumah sakit 2,03 ± 1,22 ( 0,81 – 3,25) jam dan di rumah
selama 3,25 ± 2,85 (0,5 – 12) jam. Hal ini didukung oleh penelitian Namnabati et al.,
(2016) yang menyatakan durasi PMK selama 60 menit dengan pelekatan yang benar, akan
meningkatkan berat badan bayi.
Posisi menyusui ideal untuk BBLR adalah saat sedang dilakukan PMK. Selama PMK
bayi memiliki jalan masuk yang tidak terbatas ke payudara ibu (Giannì et al., 2016). Pada
saat PMK bayi akan menunjukkan tanda menghendaki menyusui seperti menggerak –
gerakkan lidah dan mulut, dan ingin untuk menghisap (seperti jari dan kulit ibu).
Memberikan edukasi ibu tentang cara menyusui yang benar menjadi hal utama.
Edukasi ibu mengenai menyusui dengan panduan WHO (2003) sebagai berikut :
1. Pastikan posisi dan bayi benar untuk menyusui
2. Ajarkan ibu bagaimana cara menggendong bayinya seperti pegang kepala dan tubuh
bayi dengan lurus, buat bayi menghadap dadanya, hidung bayi berlawanan dengan
putingnya, pegang tubuh bayi dekat dengan tubuhnya, menopang seluruh tubuh bayi
3. Ajarkan ibu bagaimana membantu bayi menyusu seperti sentuh bibir bayinya dengan
puting ibu, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, gerakkan bayinya dengan cepat
kepayudara ibu, arahkan bibir bawah bayi jauh kebawah puting susu
4. Ajarkan ibu tanda – tanda pelekatan yang baik seperti dagu bayi menyentuh
payudaranya, mulutnya terbuka lebar, bibir bawahnya dower, area areola yang lebih
besar terlihat diatas daripada dibawah mulut bayi, bayi menghisap perlahan dan dalam,
terkadang terhenti.
B. APA ITU PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR?
Perawatan metode kangguru ( Kangaroo Mother Care ) atau disebut juga kontak kulit
dengan kulit ( Skin to Skin Contact ) merupakan metode asuhan Khusus bagi bayi berat
lahir rendah atau bayi prematur ( < 2500 gram ) atau kurang bulan ( <37 mg ) dengan
melakukan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.
C. TUJUAN PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR

 Mencegah hipotermi
 Mencegah Infeksi
 Mendukung ibu memberikan ASI eksklusif

D. MANFAAT PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR

 Menghangatkan bayi
 Menstabilkan tanda vital bayi
 Meningkatkan durasi tidur
 Mengurangi tangisan dan kalori yang terbuang dari bayi
 Meningkatkan berat badan bayi dan perkembangan otak
 Meningkatkan hubungan emosional bayi dan ibu
 Mempermudah pemberian ASI
 Ibu dan keluarga merasa lebih puas karena berperan dalam perawatan bayi selama di
RS

E. CARA MENGGENDONG BAYI

 Bayi telanjang ( hanya menggunakan popok dan topi )


 Bayi diletakkan di dada ibu, diantara kedua payudara ibu sehingga terjadi kontak
dengan kulit pinggul bayi dengan posisi fleksi ( frog position ) kemudian di sanggah
dengan kain  penggendong
 Posisi kepala bayi sedikit ekstensi, sehingga jalan nafas bayi tetap terbuka dan
memungkinkan terjadinya kontak mata antara ibu dan bayi

F. CARA MENYANGGAH BAYI DENGAN KAIN

 Ibu telanjang dada dan posisikan bayi


 Fiksasi selendang bagian bawah telinga bayi memutar sampai punggung ibu
 Ikat selendang dibagian bawah punggung ibu dengan erat
 Putar sisa selendang melingkari punggung ibu dan ikat dibawah tubuh bayi
 Pastikan bayi menempel dengan erat pada tubuh ibu

G. PERAWATAN METODE KANGURU DAPAT Dilakukandengan Dua Cara:


1. PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan
perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin
memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang
waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara terus-
menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat
dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
2. PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi
harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum
(seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK
sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukancPMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya
sehingga meningkatkan asupan ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L., & Herawati, E. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap dalam pelaksanaan

perawatan metode kanguru. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(2).

https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.13658

Giannì, M. L., Bezze, E., Sannino, P., Stori, E., Plevani, L., Roggero, P., … Mosca, F.

(2016). Facilitators and barriers of breastfeeding late preterm infants according to mothers’

experiences. BMC Pediatrics, 16(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12887- 016-0722-7

Gomathi, B. (2014). Effect of video - assisted teaching programme on management og

breastfeeding problems. The Nursing Journal of India, 4(22), 8–10.

Idris, I., & Enggar, E. (2019). Pengaruh penyuluhan menggunakan audio visual tentang asi

eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di puskesmas Singgani kota Palu. Jurnal

Bidan Cerdas (JBC), 2(1), 1. https://doi.org/10.33860/jbc.v2i1.159

Namnabati, M., Talakoub, S., Mohammadizadeh, M., & Mousaviasl, F. (2016). The

implementation of kangaroo mother care and nurses’ perspective of barriers in Iranian’

NICUs. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 21(1), 84.

https://doi.org/10.4103/1735-9066.174753

Nina, M., Magdalena, Z., & Przemko, K. (2018). Does type of feeding affect body

composition in very low birth weight infants? A prospective cohort study. Science

Direct, 04(010), 1–6. https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2018.04.010

 
Opara, P., & Okorie, E. (2017). Kangaroo mother care: Mothers experiences post discharge

from hospital. Journal of Pregnancy and Neonatal Medicine, 01(01), 16–

20. https://doi.org/10.35841/pregnancy-neonatal.1000103

Parsa, P., Karimi, S., Basiri, B., & Roshanaei, G. (2018). The effect of kangaroo mother care

on physiological parameters of premature infants in Hamadan city, Iran. Pan African Medical

Journal, 30, 1–8. https://doi.org/10.11604/pamj.2018.30.89.14428

Solehati, T., Kosasih, C. E., Rais, Y., & Fithriyah, N. (2018). Kangaroo mother care in low

baby weight: A systematic review. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(6), 83–96.

Stuard, W. (2016). The effects of kangaroo care on a newborn development and vital

physiology. Clinics in Mother and Child Health, 13(01), 1–4. https://doi.org/10.4172/2090-

7214.1000225

WHO. (2003). Kangaroo mother care: A practical guide. In WHO Reproductive Health and

Research (Vol. 73). https://doi.org/10.4038/sljch.v34i1.564

Willaims, S., Ambika, K., Chandrashekar, M., Prasannakumar, D. R., & Muralimohan.

(2016). A study to assess the effectiveness of health exhibition and video show on knowledge

regarding the exclusive breastfeeding among nursing mothers at immunization clinic,

Makkala Koota, Mysore. Asian Journal of Nursing Education and Research, 6(1), 105.

https://doi.org/10.5958/2349-2996.2016.00022.7

Anda mungkin juga menyukai