Nama : Pricilia
Putri Pattiasina
Semester : IV
Prodi :
Keperawatan
Kelas : Ambon
(siang)
AMBON
TA 2020/2021
A. Pengertian Perawatan Metode Kanguru Kangoroo mother care (KMC) adalah kontak kulit diantara ibu
dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif (Febri, 2009).
Metode kangguru juga merupakan sebuah metode perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan
bayi didada ibu ( skin to skin ) untuk menyalurkan kehangatan pada si bayi (Ulfah, 2010). Perawatan
metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau disebut juga asuhan kontak kulit dengan (skin to skin
contact) merupakan metode khusus asuhan bagi bayi berat lahir rendah atau bayi prematur
(Dadangsjarif, 2010).
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983 oleh dua orang ahli neonatologi
dari Bogota, Colombia yaitu Rey dan Martinez. Perawatan dengan metode ini sangat bermanfaat untuk
merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di
rumah. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat
beradaptasi baik dengan dunia luar (Prassasti, 2008).
Menurut Ulfah (2010), tujuan dalam perawatan metode kangguru yaitu kontak kulit ke kulit antara ibu
dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk
mempertahankan neutral thermal environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi dapat
mempertahankan suhu tubuhnya tetap normal dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan
oksigen terkecil. Metode ini dapat juga dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga dengan kontak langsung
kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan perlindungan bisa
dipenuhi.
Menurut Dadangsjarif (2010), manfaat perawatan dengan metode kangguru ditinjau dari Rumah Sakit
yaitu :
1. Mempersingkat lama rawat di rumah sakit sehingga bayi cepat pulang dan inkubator dapat digunakan
bagi klien lain yang memerlukan (turn over meningkat)
2. Pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat membantu
efisiensi anggaran
3. Dengan adanya turn over serta efisiensi anggaran diharapkan adanya kemungkinan kenaikan
penghasilan bagi Rumah Sakit (revenue)
4. Efisiensi tenaga perawat/medis karena ibu lebih banyak dan percaya diri dalam merawat bayinya
Menurut Febri (2009), keuntungan perawatan metode kangguru untuk bayi yaitu :
Menurut Prassasti (2008), kriteria bayi yang harus dilakukan perawatan metode kangguru yaitu :
3. Refleks dan kordinasi isap serta menelan pada bayi yang sudah membaik
Dadangsjarif (2010), menambahkan kriteria pulang untuk bayi setelah dilakukan metode perawatan
kangguru adalah :
3. Pertambahan berat badan setiap hari minimal 20 gram selama 3 hari berturut-turut
Dadangsjarif (2010), ada 2 (dua) tipe untuk merawat bayi dengan metode kangguru yaitu :
Tipe ini dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat-obatan intravena, bantuan khusus
seperti oksigen atau minum melalui oral gastric tube (OGT). Asuhan harus dilakukan selama lebih dari 1
(satu) jam untuk memberikan hasil yang optimal dan mengurangi stress pada bayi (dalam waktu 4 - 5
jam)
Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak memerlukan bantuan khusus untuk
bernafas. Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan kemampuan bayi
menyusu dan kemampuan ibu untuk merawat bayinya sampai kriteria pemulangan bayi terpenuhi,
asuhan ini dapat dilakukan dalam waktu terus – menerus selama 24 jam.
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Alat
2. Tahap Pelaksanaan
a. Beri bayi pakaian, topi, popok/diapers dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu
b. Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel kedada ibu
c. Posisi bayi diamankan agar tidak nyeloyor dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dan dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi. Ujung pengikat berada
tepat dibawah kuping bayi. Posisi kepala bayi seperti ini bertujuan untuk menjaga saluran nafas tetap
terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala
merunduk kedepan dan sangat tengadah. Pangkal paha bayi haruslah dalam posisi fleksi dan ekstensi
seperti dalam posisi “kodok” ; tanganpun harus dalam posisi fleksi.
d. Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir. Pastikan juga bahwa
ikatan yang kuat dari kain tersebut menutupi dada si bayi. Perut bayi jangan sampai tertekan dan
sebaiknya berada disekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan pernafasan perut.
Nafas ibu akan merangsang bayi.
e. Ajarkan ibu cara bagaimana memasukkan dan mengeluarkan bayi dari gendongan, yaitu dengan cara
1). Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung bayi, 2). Topang
bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak
menutupi saluran nafas ketika bayi berada pada posisi tegak, dan 3). Tempatkan tangan lainnya dibawah
pantat bayi.