Disusun Oleh:
1. Gustina Sugati
2. Irma Brasellera
3. Indah Meitasari
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “teknologi tepat
guna Dalam pelayanan nifas”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari TuhanYang Maha Esa.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh
penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis
sendiri. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu KMC ?
2. Untuk mengetahui manfaat KMC ?
3. Untuk mengetahui cara pembuatan KMC ?
4. Untuk mengetahui cara pemakaian KMC ?
BAB II
PEMBAHASAN
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau
setelah melahirkan (Anggraeni, 2010). Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas)
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alatalat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6
minggu.
Metode kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir,
khususnya bayi premature atau berat lahirnya lebih kecil 2500
gram(BBLR)dengan caramelekatkan kulit bayi ke kulit ibu skin to skin contact.
(Sekartini,2011)
Kanguru Mother Care ( KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) adalah kontak langsung
kulit ibu dan bayi secara dini, terus menerus dengan pemberian ASI eksklusif
metode ini dilakukan sampai berat bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu
atau sampai bayi kurang nyaman dengan kanguru mother care (Endyarni,2011)
Metode kangguru mampu memenuhi kebutuhan bayi dengan BBLR yaitu dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang sesuai dengan rahim ibu, sehingga
memberipeluang untuk dapat beradaptasi secara baik dengan dunia luar.Metode
Kangguru atau perawat bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat
bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama
perawatan di klinik ataupun di rumah. Sehingga diperoleh suhu optimal bayi
(Maulana,2009).
C. Sop pemakaian KMC
Standard Operasional Prosedur (SOP)
Kangaroo Mother Care
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak
langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
Dilakukan
No.
Tindakan Ya Tidak
1. Fase Pra Interaksi
a. SDM: Ibu/Keluarga sehat dan mampu serta mau
merawat bayi dengan metode kanguru
b. Peralatan
1) Termometer
2) Topi Bayi
3) Popok
4) Gendongan khusus KMC
c. Persiapan Ibu
1) Membersihkan daerah dada dan perut dengan
cara mandi menggunakan sabun 2-3 kali sehari
2) Membersihkan kuku dan tangan
3) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat
sebelum dipakai
4) Selama pelaksanaan Perawatan metode
kangguru ibu tidak memakai bra
5) Memakai kain baju yang dapat direnggangkan
atau dilonggarkan
c. Persiapan Bayi
1) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup
dibersihkan dengan kain bersih dan hangat.
2) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan
popok selama penggunaan metode ini.
3) Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau
sedikit kesamping kanan/kiri sesuai dengan
kenyamanan bayi dan ibu. Usahakan kulit bayi
dan ibu saling kontak.
4) Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap
tegak mendekap ibu. Setelah bayi dimasukkan
ke dalam baju, ikat kain selendang di
sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.
2. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan KMC
c. Menjelaskan prosedur KMC
d. Menyiapkan lingkungan
3. Fase Kerja
a. Cuci tangan
b. Ukur suhu bayi
c. Buka pakaian bayi, kecuali popok dan topi
d. Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi
tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu
e. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan
posisi sedikit tengadah/ ekstensi. Ujung pengikat
berada tepat di bawah telinga bayi
f. Kedua lengan dan tungkai bayi ditekuk sedikit seperti
posisi kodok
g. Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan
khusus. Ikat tali bagian atas kepunggung ibu (seperti
selendang). Lalu, ikat tali bagian bawah ke pinggang
depan ibu atau pengganti ibu tepat dibawah pantat bayi
(untuk menyangga bayi.
h. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar
dari badan ibu, dan bayi diletakkan di antara payudara
ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai
selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak
terjatuh
i. Selanjutnya ibu dapat beraktifitas seperti biasa sambil
membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu
(skin to skin contact) seperti kanguru. Pada waktu tidur,
posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan
beberapa bantal di belakang punggung ibu
j. Bila ibu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang
lain.
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
D. Jurnal terkait
Jurnal ke-1
Penelitian
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG METODE KANGURU
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KUALA KECAMATAN
KUALA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017
E-mail: hilbramgavriel@gmail.com
ABSTRAK
Metode kangguru bisa digunakan dalam perawatan bayi BBLR sebagai pengganti inkubator, caranya
dengan meletakkan bayi yang telah diberi popok dan penutup kepala di antara payudara ibu dan ditutupi
baju ibu yang berfungsi sebagai kantong kanguru. Dari studi pendahuluan di wilayah kerja Pusksesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat didata jumlah ibu hamil tahun 2017 sebanyak 380 orang,
yang bersalin 215 orang, di antaranya yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 19 bayi. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada
bayi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017.
Penelitian bersifat deskriptif. Populasi adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung saat penelitian
dilakukan bulan Mei-Juni 2017 sebanyak 45 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total sampling).
Hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Kabupaten Langkat Tahun 2017 tentang pengertian metode kanguru mayoritas kurang, tentang
manfaat metode kanguru mayoritas kurang, tentang cara perawatan metode kanguru mayoritas kurang,
dan pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada bayi berat lahir rendah mayoritas kurang.
Disarankan kepada ibu hamil agar berupaya menjaga kesehatan selama kehamilan agar kelak dapat
melahirkan bayi yang sehat. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar lebih memotivasi dan
meningkatkan penyuluhan tentang cara sehat selama kehamilan dan memberikan pengetahuan kesehatan
tentang metode kanguru. Diharapkan peran serta keluarga terutama ayah terhadap upaya pencegahan
bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan cara membantu ibu hamil memenuhi asupan gizi
309
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
Kata kunci: Pengetahuan; Ibu Hamil, Metode Kanguru; Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
310
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
2 SMP/sederajat 22 48,9
3 SMA/sederajat 15 33,3
4 Akademi/Perguruan Tinggi 3 6,7
Jumlah 45 100
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga (IRT) 24 53,3
2 Wiraswasta 12 26,7
312
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
3 Karyawan 6 13,3
4 Pegawai 3 6,7
Jumlah 45 100
No Paritas Frekuensi Persentase (%)
1 1 (Primipara) 12 26,7
2 2-4 (Multipara) 31 68,9
3 > 4 (Grandemultipara) 2 4,4
Jumlah 45 100
314
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
atau 48,9% dari total sampel. Hal ini kulit ibu adalah agar bayi berat badan
dibuktikan dari jawaban responden lahir rendah mendapatkan kasih sayang
terhadap kuesioner bahwa permasalahan ibunya; manfaat kontak langsung kulit
yang kurang diketahui ibu adalah cara bayi ke kulit ibu adalah agar bayi berat
perawatan bayi berat badan lahir rendah badan lahir rendah tidak cengeng; dan
dengan metode kanguru dan dengan cara manfaat merawat bayi dengan kontak
membedong bayi, serta tentang tujuan langsung kulit bayi ke kulit ibu adalah
perawatan kontak langsung kulit bayi ke agar bayi berat badan lahir rendah
kulit ibu adalah untuk menghangatkan terhindar dari penyakit
tubuh bayi berat badan lahir rendah.
Asumsi peneliti bahwa ibu-ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuala
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat
Tahun 2017 kurang pengetahuannya
tentang pengertian metode kanguru
karena pada umumnya ibu hanya
mengenal cara perawatan tradisional
seperti meletakkan botol panas di sisi
bayi atau meletakkan lampu di sekitar
bayi.
Pengetahuan ibu tentang metode
kanguru dapat ditingkatkan bila ibu mau
mencari informasi misalnya dengan
banyak membaca buku kesehatan,
dengan bertanya kepada bidan di
puskesmas atau tenaga kesehatan/kader
di posyandu.
316
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
318
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
319
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
320
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
JURNAL KE-2
ANDI FATMASARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSA…
Fadhilillah Ali
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI LAHIR REND…
Jurnal Ipteks Terapan
321
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
The Effect of Kangoroo Mother Care (KMC) To Increase Body Temperature Low Birth
Weight Infants in Sawerigading Palopo General Hospital in 2016
ABSTRACT
Kangaroo Mother Care (KMC) is proven to be the appropriate technology in caring low birth
weight babies by skin to skin contact of mother and baby. To determine the effect of kangoroo
mother care in the increase body temperature low birth weight infants in Sawerigading Palopo
General Hospital in 2016. The study design with a pre-experimental design approach to one group
pretest-posttest design. The population in this study were all low birth weight infants treated in
perinatology Sawerigading Palopo General Hospital as people. Sampling using total sampling, 31
respondents, collection of data trough observation sheets. Data analysis included univariate
analysis for frequency distribution and bivariate analyzes to test paired sample t-test to determine
the effect of the independent variable on the dependent. There are significant kangoroo mother
care to increase body temperature low birth weight infants ( -value =0,000 < 0,05). There are
significant kangoroo mother care to increase body temperature low birth weight infants in
Sawerigading Palopo General Hospital in 2016. Therefore suggested the need of kangoroo mother
care to increase body temperature and prevent hypotermia low birth weight infants.
Keywords: Kangoroo Mother Care, Increased Body Temperature, Low Birth Weight
323
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
BBLR yaitu sekitar 2.247 bayi (1,78%) dan inkubator sehingga panas badannya
jumlah bayi lahir mati di akibatkan oleh mendekati dalam rahim. Bila belum
BBLR sekitar 186 (29,5%), asfiksia memiliki inkubator, bayi dapat dibungkus
sekitar 143 dengan kain dan disampingnya ditaruh botol
(22,7%) dan lain-lain 215 (31,18%) hasil yang berisi air panas atau menggunakan
presentase di hitung berdasarkan dari metode kangguru yaitu perawatan bayi baru
jumlah kematian neonatal umur 0-28 hari lahir seperti bayi kangguru dalam kantung
629 bayi.5 Data dari Dinas Kesehatan Kota ibunya sehingga panas badannya dapat
Palopo angka kejadian BBLR adalah 57 dipertahankan.8
bayi (Dinkes Palopo, 2015) dan data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Sawerigading tahun 2015 terdapat 298 bayi
yang lahir dengan BBLR.6
Bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) merupakan salah satu faktor risiko
yang mempunyai kontribusi terhadap
kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Bayi dengan BBLR hingga saat
ini masih merupakan masalah diseluruh
dunia karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa bayi
baru lahir. BBLR merupakan salah satu
faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan.1
Menurut Chase dalam Rahmawati (2010)
kemungkinan meninggal pada usia kurang
dari satu tahun untuk bayi yan BBLR 17
kali lebih besar dibanding dengan bayi yang
lahir dengan berat badan normal. Akibat
lain dari BBLR adalah terjadinya
immaturitas sistem neurologi dan ketidak
optimalan fungsi motorik dan autonom
pada awal bulan kehidupan bayi.7
Sebagai individu yang diyakini memiliki
kesempatan sama untuk hidup sehat dan
produktif, maka beberapa aspek yang
mempengaruhi tumbuh kembang bayi
BBLR perlu mendapat perhatian dari tim
pelayanan kesehatan terutama bidan agar
dapat membantu proses tumbuh kembang
bayi BBLR seoptimal mungkin.4
Bayi dengan berat badan lahir rendah
akan cepat mengalami kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat
pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan
permukaan badan relatif luas. Oleh karena
itu, bayi prematur harus dirawat didalam 324
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
Perawatan metode kangguru (PMK) bulan Mei samapai Juli 2016. Populasi
adalah perawatan bayi baru lahir dengan adalah semua bayi yang lahir dengan Berat
meletakkan bayi di dada ibu (kontak kulit Badan Lahir Rendah (BBLR) yang dirawat
bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh dengan menggunakan perawatan metode
bayi tetap hangat, perawatan metode ini kangguru di RSU Sawerigading Palopo
sangat menguntungkan terutama untuk bayi pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016
berat lahir rendah.1 Selain itu, bayi yang dengan jumlah 31 responden, dimana
menerima PMK akan memiliki respon stres tekhnik
yang rendah, tidur yang teratur, kontrol
kognitif yang baik serta dapat
meningkatkan aritma sinus pernapasan.9
PMK merupakan teknologi tepat guna
sebagai pengganti inkubator, tetapi harus
tetap dilakukan pemantauan oleh tenaga
kesehatan sampai BBLR mencapai >2500
gr.4 Suhu ibu merupakan sumber panas
yang efisien dan murah. Kontak erat dan
interaksi ibu dan bayi akan membuat bayi
merasa nyaman dan aman, serta
meningkatkan perkembangan psikomotor
bayi sebagai reaksi rangsangan sensoris ibu
ke bayi.10
Penelitian tentang perawatan metode
kangguru (PMK) oleh Usman dkk (1996)
dalam Suradi (2010) menyatakan bahwa
kemampuan mempertahankan suhu serta
kenaikan berat badan pada BBLR yang
dilakukan PMK menunjukkan hasil yang
lebih baik.11 Oleh karena itu PMK sangat
berguna dalam pencehagan hipotermi
dalam perawatan BBLR di rumah sakit
maupun dirumah. Hal ini dibuktikan
dengan penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat (2014) bahwa PMK
dikaitkan dengan penurunan resiko
kematian (RR 0,60, 95%), infeksi
nosokomial/sepsis (RR 0,45,
95%), dan hipotermi (RR 0,34, 95%).12
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
apakah ada pengaruh Perawatan Metode
Kangguru (PMK) terhadap peningkatan
suhu tubuh pada BBLR di RSU
Sawerigading Palopo tahun 2016.
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini adalah pre-
experimental design dengan pendekatan
one group pretest-posttest design.
Penelitian ini telah dilakukan di RSU
Sawerigading Palopo selama 3 bulan, dari
325
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
Tabel 1. Distribusi Gambaran Suhu Tubuh Pada Bayi BBLR di RSU Sawerigading Palopo
Tahun 2016
326
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
328
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018
329
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Penerapan Metode Kangguru terhadap Peningkatan
Suhu Tubuh pada BBLR di RSU Sawerigading Palopo tahun 2016 maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh perawatan metode kangguru terhadap peningkatan suhu tubuh pada BBLR
di RSU Sawerigading Palopo tahun 2016 dengan nilai value 0,000 < 0,05 yang berarti Ha
diterima dan Ho ditolak, karena terbukti adanya peningkatan suhu yang dialami oleh bayi
BBLR setelah diberi perwatan metode kangguru yaitu rata-rata meningkat sampai 0,78 ºC.
Disarankan bagi bidan/perawat yang bertugas di ruang Perinatology Rumah Sakit Umum
Sawerigading Palopo agar meningkatkan perannya dalam pelaksanaan asuhan pada bayi BBLR
untuk melaksanakan perawatan metode kangguru untuk meningkatkan suhu tubuh dan
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi, terutama pada bayi dengan BBLR.
REFERENSI
1. Proverawati A, Ismawati C. BBLR Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010: 1-
5.
2. WHO. Preterm Birth. World Health Organization; 2015.
3. Sudesh RS, Smith G, Utsav T, Sanjiv SB, Bikash B, Kusum W, Laxman S. Low Birth Weight at
Term and Its Determinants in a Tertiary Hospital of Nepal. Research Article; 2015: 10 (4).
4. Maryunani A. Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: TIM; 2013: 4-
5, 194.
5. Dinkes. Data Angka Kejadian BBLR Kota Palopo. Dinas Kesehatan Kota Palopo; 2015.
6. RSU Sawerigading. Data Rekam Medik. Rumah Sakit Umum Sawerigading; 2015.
7. Rahmawati, Rosdan. Pengaruh Faktor Maternal Terhadap Kejadian BBLR Studi Kasus Diwilayah
Kerja Puskesmas Ampel
57
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
I Boyolali Tahun 2008. Under graduates thesis, Universitas Negri Malang; 2010.
8. Marmi, Raharjo K. Asuhan neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2012: 45
9. Feldman R, Rosenthal Z, Eidelman AI. Maternal-Preterm Skin-to-Skin Contact Enchances Child
Physiologic Organization and Cognitive Control Across the First 10 Years of Life. PubMed US
National Library of Medicine National Institutes of Health; 2014: 75 (1).
10. Siwi E. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta:
Pustakabarupress; 2015: 163.
11. Suradi R. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode Kanguru, HTA Indonesia,
DepKes; 2009.
12. Cunde-Agudelo A, Diaz-Rossello JL. Kangaroo Mother Care to Reduce Morbidity and Mortality
in Low Birth Weight. PubMed US National Library of Medicine National Institutes of Health;
2014: 22 (4).
13. Ariani Putri. Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2014: 15.
14. Marlina, PP. Pengaruh Penerapan Metode Kangguru Terhadap Peningkatan Suhu Tubuh pada
BBLR di RSUD Prof. DR. W.
Z. Johannes Kupang tahun 2012, Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran. Universitas Hasanuddin Makassar; 2012.
15. Lilik H, Evi E. Gambaran Penerapan Metode Kangguru Dalam Pencegahan Hipotermi Pada BBLR
di RSUD Dr.Moewardi Surakarta; 2011.
16. Angriani, Amelia, Jamila. Hubungan Antara Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap
Suhu Tubuh BBLR DI RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar; 2014: V.4.
17. Syaifuddin. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jakarta: EGC; 2012: hal 568.
JURNAL KE-3
Efektivitas Metode Kangguru terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang 2015
Ririn Anggraini
Akademi Kebidanan Abdurahman Palembang, Jl. Sukajaya No.7 Kol. H.Burlian KM. 5,5 Palembang, Sumatera
Selatan, Indonesia
email: ri2n_anggraini88@yahoo.com
ABSTRAK
Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO), hampir semua (98%) dari lima
juta kematian neonatal terjadi dinegara berkembang. Umumnya karena Berat Badan Lahir
kurang dari 2500 gram. Dalam menangani masalah BBLR dapat digunakan metode
kangguru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan metode
kangguru terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR di Rumah Sakit Muhammadyah
Palembang Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan
pendekatan “Kohort”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir dengan
BBLR di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada bulan April-Juni 2015, sampel di
ambil dengan “Quota Sampling” sebanyak 30 bayi dengan BBLR. Hasil analisis bivariat
dengan menggunakan uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
metode kangguru dengan peningkatan berat badan pada bayi BBLR (p value : 0,272), namun
58
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
jika dilihat dari hasil penelitian metode kangguru efektif dalam meningkatkan berat badan
namun sedikit, dari 15 responden yang dilakukan metode kangguru terdapat 10 bayi yang
mengalami peningkatan berat badan sedangkan dari 15 responden yang tidak dilakukan
metode kangguru hanya terdapat 6 responden yang mengalami peningkatan berat badan. Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa secara statistik metode kangguru tidak efektif dalam
meningkatkan berat badan bayi BBLR hal ini disebabkan jumlah sampel yang sedikit. Untuk
itu disarankan pada peneliti selanjutnya untuk memperbanyak jumlah sampel.
Kata Kunci: Metode kangguru, kenaikan berat badan, BBLR
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) estimated that almost all (98%) of the five million
neonatal occurred in developing countries. Generally, it happened because of birth weight
less than 2500 grams. In handling the problem of LBW (Low Birth Weight), kangaroo method
can be implemented.This study aimed to determine the effectiveness of kangaroo method
implementation on weight gain for LWB babies at Muhammadiyah Palembang Hospital in
2015. This study was an analytical quantitative research with a "Kohort" approach. The
population in this study was all newborns with LBW at Muhammadiyah Palembang Hospital
in April-June 2015; 30 babies with LBW taken by "Quota Sampling" were the samples of this
study. The result of bivariate analysis using chi square statistical test showed that there was
no correlation between kangaroo method with weight gain in LWB baby (p value: 0,272).
However, seeing from the study result, kangaroo method was effective in body weight gain.
From 15 respondents, there were 10 babies treated by kangaroo method had weight gain.
Meanwhile, from 15 respondents who did not implement kangaroo method, there were only 6
respondents who experienced weight gain. From the results obtained statistically that
kangaroo method is not effective in increasing the baby weight of LBW this is caused due to
the small number of samples. It is suggested to the next researcher to increase the number of
samples.
Keywords: Kangaroo method, weight gain, LBW babies.
59
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
PENDAHULUAN
lebih sering terjadi di negara-negara
Semakin berkembangnya ilmu
berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
pengetahuan dan teknologi dibidang
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
kesehatan, semakin bertambah pula
BBLR didapatkan di negara berkembang
permasalahan-permasalahan dalam bidang
dan angka kematian 35 kali lebih dari 2500
kesehatan. Jika diamati dengan baik,
gram 3.
seharusnya dengan semakin bertambahnya
Berdasarkan hasil Survei Demografi
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
bidang kesehatan, semakin berkurang pula
2007 tercatatAngka Kematian Ibu (AKI)
masalah-masalah kesehatan yang muncul.
sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH)
Hal ini tidak sama dengan yang terjadi di
dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar
Negara Republik Indonesia, masalah-
34/1000 KH.Sedangkan hasil SDKI 2012
masalah kesehatan belum bisa teratasi
tercatat AKI sebesar 359/100.000 KH dan
dengan baik. Sebagai contoh, dapat dilihat
AKB sebesar 32/1000 KH (4).
angka kematian ibu dan bayi dari tahun ke
Pada tahun 2012 jumlah kematian
tahun semakin bertambah dengan berbagai
neonatal di Provinsi Sumatera sebanyak
penyebab yang berbeda-beda. Salah
712 kematian, dengan penyebabnya BBLR
satunya, banyak ibu yang melahirkan bayi
sebanyak 32,5%, Asfiksia 25,7%, Infeksi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
0,7%, lain-lain 35,6%. Sedangkan Jumlah
yang menyebabkan kematian pada bayi (1).
kematian neonatal di Kota Palembang
Berdasarkan perkiraan organisasi
sebanyak 62 kematian dengan penyebabnya
kesehatan dunia World Health
BBLR sebanyak 9,4%, Asfiksia 10,9%,
Organization (WHO), hampir semua (98%)
Infeksi 15,1%, lain-lain 5,9% (5).
dari lima juta kematian neonatal terjadi
Penyebab terbanyak terjadinya
dinegara berkembang. Umumnya karena
BBLR adalah kelahiran prematur, faktor
Berat Badan Lahir kurang dari 2500 gram.
ibu yang lain adalah umur, paritas dan lain-
Menurut WHO, 17% dari 25 juta persalinan
lain. Faktor plasenta seperti penyakit
pertahun adalah bayi dengan BBLR dan
vaskuler, kehamilan ganda, serta faktor
hampir semua terjadi dinegara
janin juga merupakan penyebab terjadinya
berkembang(2).
BBLR (3).
Prevalensi bayi dengan BBLR
Kini telah banyak digunakan oleh
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran
negara-negara berkembang didunia, dalam
didunia dengan batasan 3,3% - 38% dan
60
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
61
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Metode Kangguru Pada Bayi Dengan BBLR
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan pada Bayi Dengan BBLR
Analisis Bivariat
Tabel 3.
Efektivitas Metode Kangguru Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Bayi BBLR
Kenaikan Berat
Metode Ya Tidak N p value
No
Kangguru n % n %
1 Ya, 10 62,5 5 35,7 15
2 Tidak 6 37,5 9 64,3 15
0,272
Jumlah 16 100 14 100 30
atas, dari 30 responden yang melakukan bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh
62
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
63
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
64
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
65
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
DAFTAR PUSTAKA
1. Subagio, Adi. 2013. Jurnal Kebidanan
Berat Badan Lahir Rendah. Diakses
66
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
67
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
68
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kestabilan suhu tubuh pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dapat dicapai dengan pelaksanaan perawatan metode Kangaroo Mother
Care (KMC). Kestabilan suhu tubuh pada bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) dapat dipenuhi dengan pelaksanaan perawatan metode
Kangaroo Mother Care (KMC) secara kontinyu dan memperhatikan ketepatan
pada komponennya yang berupa kanggaroo position, kangaroo nutrition,
kangaroo support,dan kangaroo discharge.
Pelaksanaan perawatan metode Kangaroo Mother Care (KMC) pada ibu
dan bayi dilakukan dengan dukungan serta bantuan dari perawat dan keluarga
orang terdekat ibu dan bayi. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator
penting dalam memberikan dukungan fisiologis maupun psikologis kepada ibu
dan bayi terutama dalam pelaksanaannya.
B. SARAN
69
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/sop-kmcdocx-pdf-free.html
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2635/7/Conclusion.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/991/3/bab%202.pdf
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-
meningkatkan-pemberian-asi
https://docplayer.info/49178998-Bab-i-pendahuluan-metode-kanguru-adalah-
metode-perawatan-dini-dengan-sentuhan-kulit-ke-kulit.html
70