Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT

GUNA DALAM PELAYANAN NIFAS

KMC ( kangaroo mother care )

Disusun Oleh:

1. Gustina Sugati

2. Irma Brasellera

3. Indah Meitasari

4. Layli Uswatun Hasanah

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
AISYAH PRINGSEWU
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “teknologi tepat
guna Dalam pelayanan nifas”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari TuhanYang Maha Esa.
Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh
penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis
sendiri. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita
semua.

Pringsewu, 17 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian masa nifas


B. Pengertian KMC (kangaroo mother care)
C. Sop pemakaian KMC
D. Jurnal terkait KMC

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTARPUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan


teknologi. Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam
masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional,
atau yang dikenal dengan "teknologi tepat guna" atau banyak ditentukan
oleh masyarakat tertentu.
Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan pedesaan. Masih banyak desa-desa terutama desa
tertinggal yang jauh dari perilaku hidup sehat. Sementara, kesehatan
merupakan salah satu indeks pengukuran dari (IPM), dan mayoritas
masyarakat Indonesia tinggal diPedesaan sehingga menjadi hal yang wajar
apabila IPM Indonesia masih bernilai sangat rendah. Kesehatan merupakan
aspek penting dan menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar dalam
kehidupan masyarakat menjadi semua masyarakat termasuk masyarakat
desa.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan
lahirnya kurang dari 2500 gram (Dwi Maryanti, Sujianti, Tri Budiarti,
2011). Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR adalah berat saat lahir kurang
dari 2500 gram (World Health Organization, 2012)
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau
skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk
menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah
pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu KMC ?
2. Untuk mengetahui manfaat KMC ?
3. Untuk mengetahui cara pembuatan KMC ?
4. Untuk mengetahui cara pemakaian KMC ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau
setelah melahirkan (Anggraeni, 2010). Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Puerperium (nifas)
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alatalat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6
minggu.

B. Pengertian KMC (kangaroo mother care)

Metode kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir,
khususnya bayi premature atau berat lahirnya lebih kecil 2500
gram(BBLR)dengan caramelekatkan kulit bayi ke kulit ibu skin to skin contact.
(Sekartini,2011)

Kanguru Mother Care ( KMC) atau perawatan bayi lekat (PBL) adalah kontak langsung
kulit ibu dan bayi secara dini, terus menerus dengan pemberian ASI eksklusif
metode ini dilakukan sampai berat bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu
atau sampai bayi kurang nyaman dengan kanguru mother care (Endyarni,2011)

Metode kangguru mampu memenuhi kebutuhan bayi dengan BBLR yaitu dengan
menyediakan situasi dan kondisi yang sesuai dengan rahim ibu, sehingga
memberipeluang untuk dapat beradaptasi secara baik dengan dunia luar.Metode
Kangguru atau perawat bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat
bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama
perawatan di klinik ataupun di rumah. Sehingga diperoleh suhu optimal bayi
(Maulana,2009).
C. Sop pemakaian KMC
Standard Operasional Prosedur (SOP)
Kangaroo Mother Care

 Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak
langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.

 Kriteria bayi PMK


1. Berat badan lahir kurang dari 2500 gram
2. Semua keadaan patologis sudah teratasi :
3. Mampu untuk menghisap-menelan dan bernafas sudah baik
4. Berat badan selama di Inkubator meningkat (15-20 gr/hari selama >8 hari)
5. Ibu, suami atau pengganti ibu lainnya sehat dan mampu serta mau merawat bayi
dengan metode kanguru

Dilakukan
No.
Tindakan Ya Tidak
1. Fase Pra Interaksi
a. SDM: Ibu/Keluarga sehat dan mampu serta mau
merawat bayi dengan metode kanguru

b. Peralatan
1) Termometer
2) Topi Bayi
3) Popok
4) Gendongan khusus KMC

c. Persiapan Ibu
1) Membersihkan daerah dada dan perut dengan
cara mandi menggunakan sabun 2-3 kali sehari
2) Membersihkan kuku dan tangan
3) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat
sebelum dipakai
4) Selama pelaksanaan Perawatan metode
kangguru ibu tidak memakai bra
5) Memakai kain baju yang dapat direnggangkan
atau dilonggarkan

c. Persiapan Bayi
1) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup
dibersihkan dengan kain bersih dan hangat.
2) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan
popok selama penggunaan metode ini.
3) Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau
sedikit kesamping kanan/kiri sesuai dengan
kenyamanan bayi dan ibu. Usahakan kulit bayi
dan ibu saling kontak.
4) Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap
tegak mendekap ibu. Setelah bayi dimasukkan
ke dalam baju, ikat kain selendang di
sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.

2. Fase Orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan KMC
c. Menjelaskan prosedur KMC
d. Menyiapkan lingkungan

3. Fase Kerja
a. Cuci tangan
b. Ukur suhu bayi
c. Buka pakaian bayi, kecuali popok dan topi
d. Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi
tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu
e. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan
posisi sedikit tengadah/ ekstensi. Ujung pengikat
berada tepat di bawah telinga bayi
f. Kedua lengan dan tungkai bayi ditekuk sedikit seperti
posisi kodok
g. Pertahankan posisi dengan menggunakan gendongan
khusus. Ikat tali bagian atas kepunggung ibu (seperti
selendang). Lalu, ikat tali bagian bawah ke pinggang
depan ibu atau pengganti ibu tepat dibawah pantat bayi
(untuk menyangga bayi.
h. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar
dari badan ibu, dan bayi diletakkan di antara payudara
ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai
selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak
terjatuh
i. Selanjutnya ibu dapat beraktifitas seperti biasa sambil
membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu
(skin to skin contact) seperti kanguru. Pada waktu tidur,
posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan
beberapa bantal di belakang punggung ibu
j. Bila ibu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang
lain.
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

.4. Fase Terminasi


a. Menanyakan respon klien
b. Evaluasi:
1) Suhu tubuh bayi
2) Kenaikan berat badan stabil
3) Produksi ASI adekuat
4) Pernafasan bayi
5) Gerakan bayi
c. Dokumentasi

D. Jurnal terkait

Jurnal ke-1

Penelitian
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG METODE KANGURU
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KUALA KECAMATAN
KUALA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

Debora Lestari Simamora


Dosen Prodi D-III Kebidanan, STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan

E-mail: hilbramgavriel@gmail.com

ABSTRAK

Metode kangguru bisa digunakan dalam perawatan bayi BBLR sebagai pengganti inkubator, caranya
dengan meletakkan bayi yang telah diberi popok dan penutup kepala di antara payudara ibu dan ditutupi
baju ibu yang berfungsi sebagai kantong kanguru. Dari studi pendahuluan di wilayah kerja Pusksesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat didata jumlah ibu hamil tahun 2017 sebanyak 380 orang,
yang bersalin 215 orang, di antaranya yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 19 bayi. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada
bayi BBLR di wilayah kerja Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017.
Penelitian bersifat deskriptif. Populasi adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung saat penelitian
dilakukan bulan Mei-Juni 2017 sebanyak 45 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total sampling).
Hasil penelitian diperoleh pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Kabupaten Langkat Tahun 2017 tentang pengertian metode kanguru mayoritas kurang, tentang
manfaat metode kanguru mayoritas kurang, tentang cara perawatan metode kanguru mayoritas kurang,
dan pengetahuan ibu hamil tentang metode kanguru pada bayi berat lahir rendah mayoritas kurang.
Disarankan kepada ibu hamil agar berupaya menjaga kesehatan selama kehamilan agar kelak dapat
melahirkan bayi yang sehat. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar lebih memotivasi dan
meningkatkan penyuluhan tentang cara sehat selama kehamilan dan memberikan pengetahuan kesehatan
tentang metode kanguru. Diharapkan peran serta keluarga terutama ayah terhadap upaya pencegahan
bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan cara membantu ibu hamil memenuhi asupan gizi
309
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

seimbang dan rutin melakukan pemeriksaan kepada petugas kesehatan.

Kata kunci: Pengetahuan; Ibu Hamil, Metode Kanguru; Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

PENDAHULUAN bayi yang baru lahir. Kemudian bayi


diletakkan di antara payudara ibu dan
Berat Badan Lahir Rendah/BBLR ditutupi baju ibu yang berfungsi sebagai
(kurang dari 2.500 gram) merupakan kantong kanguru. Posisi bayi tegak
salah satu faktor utama yang ketika ibu berdiri atau duduk, tengkurap
berpengaruh terhadap kematian perinatal atau miring ketika ibu berbaring. Hal ini
dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 dilakukan sepanjang hari oleh ibu atau
kategori, yaitu BBLR karena premature pengganti ibu (Handayani, 2010).
atau BBLR karena intrauterine growth Angka kejadian BBLR di Indonesia
retardation (IUGR), yaitu bayi yang nampak bervariasi dan beberapa studi
lahir cukup bulan tetapi berat badannya BBLR pada tahun 2005 sebesar 14,6 %
kurang (Admin, 2009). di daerah pedesaan dan 17,5 % di rumah
Perawatan bayi BBLR dengan sakit, hasil studi di 7 daerah multisenter
metode kangguru bisa digunakan sebagai diperoleh angka BBLR dengan rentang
pengganti dengan inkubator caranya, 2,1 % -17,2 % secara nasional
dengan menggunakan popok dan tutup berdasarkan analisa lanjut
kepala pada

310
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Survei Demografi Kesehatan Indonesia


1991 angka BBLR sekitar 9,5 %. Data tahun 2017,dan penelitian dilakukan
Depkes yang disampaikan oleh Azrul pada bulan Mei-Juli 2017.
menyebutkan bahwa selama periode
tahun 1990-2000 terdapat 7-14 % bayi Populasi dan Sampel
atau 335.000- 710.000 bayi dengan berat Populasi dalam penelitian ini adalah
rendah dari 5 juta bayi lahir per tahun seluruh ibu hamil yang berkunjung saat
(Depkes RI, 2008). penelitian dilakukan bulan Mei-Juni
Dari studi pendahuluan di wilayah 2017 sebanyak 45 orang dan sampel
kerja Pusksesmas Kuala data ibu hamil dalam penelitian ini diambil secara total
tahun 2017 sebanyak 380 orang, yang sampling yaitu seluruh populasi
bersalin 215 orang, di antaranya yang dijadikan sampel.
melahirkan bayi BBLR sebanyak 19
Metode Pengumpulan Data
bayi. Tahun 2010 ada sebanyak 245
orang, yang bersalin 185 orang, di Metode pengumpulan data adalah
antaranya yang melahirkan bayi BBLR dengan menggunakan data primer yang
sebanyak 15 bayi. Tahun 2009 ada diperoleh dari responden dan melalui
sebanyak 210 orang, yang bersalin 155 wawancara langsung dengan
orang, di antaranya yang melahirkan menggunakan kuesioner berisikan daftar
bayi BBLR sebanyak 13 bayi. pertanyaan dan pilihan jawaban yang
telah disiapkan.
METODE
Metode Analisi Data
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melihat jumlah
deskriptif yang bertujuan untuk presentase data yang telah terkumpul dan
mengetahui gambaran pengetahuan ibu disajikan dalam tabel-tabel distribusi
hamil tentang metode kanguru pada Bayi frekuensi kemudian dilakukan
Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah pembahasan dengan menggunakan teori
Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan dan kepustakaan.
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
HASIL
Lokasi dan Waktu Penelitian
Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Distribusi karakteristik responden di
Kabupaten Langkat wilayah kerja Puskesmas Kuala
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat
Tahun 2017, seperti terlihat di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Umur Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan


Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
No Umur
1 < 21 – tahun 9 20,0
2 21 – 25 tahun 14 31,1
3 26 – 30 tahun 17 37,8
4 31 – 35 tahun 5 11,1
Jumlah 45 100
Pendidikan
1 SD 5 11,1
311
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

2 SMP/sederajat 22 48,9
3 SMA/sederajat 15 33,3
4 Akademi/Perguruan Tinggi 3 6,7
Jumlah 45 100
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga (IRT) 24 53,3
2 Wiraswasta 12 26,7

312
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

3 Karyawan 6 13,3
4 Pegawai 3 6,7
Jumlah 45 100
No Paritas Frekuensi Persentase (%)
1 1 (Primipara) 12 26,7
2 2-4 (Multipara) 31 68,9
3 > 4 (Grandemultipara) 2 4,4
Jumlah 45 100

Dari tabel di atas, diketahui umur Tabel 4. Distribusi Frekuensi


responden mayoritas 26-30 tahun Pengetahuan Responden tentang Cara
sebanyak Perawatan Metode Kanguru di Wilayah
17 orang (37,8%), pendidikan mayoritas Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
SMP/sederajat sebanyak 22 orang Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
(48,9%), pekerjaan mayoritas IRT No Pengetahuan Frekuensi (f) (%)
sebanyak 24 orang (53,3%), dan paritas 1 Baik 6 13,3
mayoritas multipara sebanyak 31 orang 2 Cukup 16 35,6
(68,9%). 3 Kurang 23 51,1
Jumlah 45 100
Pengetahuan Responden Dari tabel di atas, diketahui
pengetahuan responden tentang cara
Tabel 2. Distribusi Frekuensi perawatan metode kanguru mayoritas
Pengetahuan Responden tentang kurang 23 orang (51,1%).
Pengertian Metode Kanguru di Wilayah Dari ketiga tabel di atas, dapat
Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan diketahui pengetahuan responden
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017 tentang metode kanguru pada bayi
Frekuensi
No Pengetahuan (%) BBLR sebagaimana tabel berikut.
(f)
1 Baik 8 17,8 Tabel 5. Distribusi Frekuensi
2 Cukup 15 33,3 Pengetahuan Responden tentang Metode
3 Kurang 22 48,9
Kanguru pada Bayi BBLR di Wilayah
Jumlah 45 100
Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Dari tabel di atas, diketahui tingkat
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
pengetahuan responden tentang No Pengetahuan Frekuensi (f) (%)
pengertian metode kanguru, mayoritas 1 Baik 8 22,2
kurang sebanyak 2 Cukup 14 38,9
22 orang (48,9%), dan minoritas baik 3 Kurang 23 63,9
sebanyak 8 orang (17,8%). Jumlah 45 100
Dari tabel di atas diketahui tingkat
Tabel 3. Distribusi Frekuensi pengetahuan responden tentang metode
Pengetahuan Responden tentang kanguru pada bayi BBLR mayoritas
Manfaat Metode Kanguru di Wilayah kurang sebanyak 23 orang (63,9%).
Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
No Pengetahuan Frekuensi (f) (%)
1 Baik 9 20,0
2 Cukup 13 28,9 PEMBAHASAN
3 Kurang 23 51,1
Jumlah 45 100 Pengetahuan Responden tentang

Dari tabel di atas, diketahui tingkat pengetahuan responden tentang manfaat


313
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

metode kanguru mayoritas kurang Pengertian Metode Kanguru di Wilayah


sebanyak 23 orang (51,1%). Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
Hasil penelitian mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang
pengertian metode kanguru,
mayoritas
responden
pengetahuannya kurang sebanyak 22
orang

314
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

atau 48,9% dari total sampel. Hal ini kulit ibu adalah agar bayi berat badan
dibuktikan dari jawaban responden lahir rendah mendapatkan kasih sayang
terhadap kuesioner bahwa permasalahan ibunya; manfaat kontak langsung kulit
yang kurang diketahui ibu adalah cara bayi ke kulit ibu adalah agar bayi berat
perawatan bayi berat badan lahir rendah badan lahir rendah tidak cengeng; dan
dengan metode kanguru dan dengan cara manfaat merawat bayi dengan kontak
membedong bayi, serta tentang tujuan langsung kulit bayi ke kulit ibu adalah
perawatan kontak langsung kulit bayi ke agar bayi berat badan lahir rendah
kulit ibu adalah untuk menghangatkan terhindar dari penyakit
tubuh bayi berat badan lahir rendah.
Asumsi peneliti bahwa ibu-ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuala
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat
Tahun 2017 kurang pengetahuannya
tentang pengertian metode kanguru
karena pada umumnya ibu hanya
mengenal cara perawatan tradisional
seperti meletakkan botol panas di sisi
bayi atau meletakkan lampu di sekitar
bayi.
Pengetahuan ibu tentang metode
kanguru dapat ditingkatkan bila ibu mau
mencari informasi misalnya dengan
banyak membaca buku kesehatan,
dengan bertanya kepada bidan di
puskesmas atau tenaga kesehatan/kader
di posyandu.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat


Metode Kanguru di Wilayah Kerja
Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Kabupaten Langkat Tahun 2017
Hasil penelitian mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang manfaat
metode kanguru di wilayah kerja
Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Kabupaten Langkat Tahun 2017,
mayoritas kurang sebanyak 23 orang
atau 51,1% dari total sampel.
Hal ini dibuktikan dari jawaban
responden terhadap kuesioner bahwa
permasalahan yang kurang diketahui ibu
meliputi manfaat cara merawat bayi
dengan metode kanguru kontak langsung
kulit bayi ke kulit ibu bermanfaat untuk
menghangatkan tubuh bayi berat badan
lahir rendah; manfaat merawat bayi
dengan kontak langsung kulit bayi ke
315
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Asumsi peneliti bahwa ibu-ibu perawatan dengan cara tradisional yang


hamil di wilayah kerja Puskesmas sudah membudaya di lingkungan tempat
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten tinggalnya seperti meletakkan botol
Langkat Tahun 2017 kurang panas di sisi bayi atau meletakkan lampu
pengetahuannya tentang manfaat di sekitar bayi.
metode kanguru pada bayi baru lahir
dengan berat badan rendah dikarenakan
pada umumnya ibu mendengar tentang
metode kanguru hanya sekilas saja dari
petugas kesehatan/bidan dan pada
umumnya ibu tidak diberi buku atau
brosur untuk dibaca dan untuk panduan
dalam menerapkan. Sehingga ibu masih
terikat budaya perawatan bayi BBLR
dengan cara tradisional.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Cara


Perawatan Metode Kanguru di Wilayah
Kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
Hasil penelitian mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang cara
perawatan metode kanguru di wilayah
kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Kuala Kabupaten Langkat Tahun
2017, mayoritas responden
pengetahuannya kurang sebanyak 23
orang atau 51,1% dari total sampel.
Hal ini dibuktikan dari jawaban
responden terhadap kuesioner bahwa
permasalahan yang kurang diketahui
ibu meliputi cara perawatan metode
kanguru yaitu diperuntukkan pada pada
bayi yang lahir dengan berat badan di
bawah 2,5 kg, cara perawatan dilakukan
setelah ibu membersihkan diri dan
mendekap bayi dengan dada terbuka,
apabila ibu ada kegiatan dapat
digantikan oleh suami atau pengasuh
bayi secar terus menerus sampai berat
badan bayi mencapai 2,5 kg dalam
pengawasan petugas kesehatan.
Asumsi peneliti bahwa ibu-ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten
Langkat Tahun 2017 kurang
pengetahuannya tentang cara perawatan
metode kanguru dikarenakan ibu pada
umumnya belum pernah
menerapkannya.
Selama ini ibu hanya melakukan

316
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Metode


Kanguru pada Bayi Berat Lahir Rendah SARAN
(BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Berdasarkan hasil pembahasan dan
Langkat Tahun 2017 kesimpulan, penulis menyarankan
Dari bahasan terhadap hasil sebagai berikut:
penelitian mengenai pengetahuan ibu 1. Diharapkan kepada ibu hamil yang
hamil tentang pengetian, manfaat, dan melahirkan bayi dengan berat badan
cara perawatan metode kanguru rendah melakukan metode kanguru
diperoleh hasil secara umum bahwa dengan cara kontak kulit ke kulit, bayi
didekap terus menerus dengan ibu dan
gambaran pengetahuan ibu hamil tentang
apabila ibu berhalangan dapat
metode kanguru pada bayi berat lahir digantikan dengan suami atau pengasuh
rendah di wilayah kerja Puskesmas bayi sampai bayi mencapai berat badan
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten 2500 gram.
Langkat Tahun 2017, mayoritas kurang. 2. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan
Permasalahan yang paling umum agar lebih memotivasi ibu-ibu yang
tidak diketahui ibu adalah bahwa cara memiliki bayi dengan berat badan lahir
perawatan metode kanguru dengan rendah melalui penyuluhan dan
kontak langsung kulit bayi ke kulit ibu mensosialisasikan metode kanguru,
bertujuan agar bayi mendapatkan kasih membagikan brosur-brosur dan
sayang ibunya dan sebaiknya dilakukan mengadakan kunjungan ke rumah untuk
setelah ibu membersihkan diri dan membimbing ibu menerapkan metode
kanguru pada bayinya.
mendekap bayi dengan dada terbuka.
3. Diharapkan peran serta keluarga
Bila ibu berhalangan tugas ini dapat terutama ayah terhadap upaya
digantikan oleh suami atau pengasuh pencegahan bayi baru lahir dengan
bayi secara terus menerus sampai berat berat badan rendah dengan cara
badan bayi dapat ditingkatkan. membantu ibu hamil memenuhi asupan
gizi seimbang dan rutin melakukan
KESIMPULAN pemeriksaan kepada petugas kesehatan.

1. Pengetahuan ibu hamil tentang DAFTAR PUSTAKA


pengertian metode kanguru di wilayah
kerja Puskesmas Kuala Kecamatan Admin. (2009). Status Gizi.
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017 http://dinkes.banyuwangikab.go.id/s
mayoritas kurang. itua si-derajat-kesehatan/status-
2. Pengetahuan ibu hamil tentang
gizi.html.
manfaat metode kanguru di wilayah
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Penelitian – Suatu Pendekatan Praktik,
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.
mayoritas kurang.
Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan
3. Pengetahuan ibu hamil tentang cara
Normal, Buku Acuan, Revisi 5. Jakarta:
perawatan metode kanguru di wilayah
Bakti Husada.
kerja Puskesmas Kuala Kecamatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2017
(2009). Profil Kesehatan Provinsi
mayoritas kurang.
Sumatera Utara 2008.
4. Pengetahuan ibu hamil tentang metode
Evariny A. (2009). Seputar Melahirkan-
kanguru pada bayi berat lahir rendah di
masalah Umum Kehamilan.
wilayah kerja Puskesmas Kuala
http://www.bing.com/search?q=perawat
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat
an+bayi+bblr&form=QBRE&filt=rf.
Tahun 2017 mayoritas kurang.
Handayani, Faras. (2010). Berat Badan
317
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Lahir Rendah tak Selalu Dirawat di


Rumah Sakit, Dunia Bayi, Nakita
NO.

318
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

319
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

492 Tahun x. http://www.tabloid- nakita.com/artikel.php3?edisi=05237&r ubrik=bayi.


Indiarti, M.T. (2009). Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan, dan Perawatan Bayi, Bahagia Menyambut si
Buah Hati, Cetakan X. Yogjakarta: Diglossia Media.
Jalilah, N. H. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi
Suami dalam Asuhan Kehamilam, di PBS Iwuk Weida Ananto Pringsurattemanggung pada Bulan Juni
Tahun 2008. http://one.indoskripsi.com.
Marliyani, Lisa. (2010). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tenaga Kesehatan terhadap Pelaksanaan Metode
Kanguru di Ruang Perinatologi

320
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

RSUD Banjarbaru Tahun 2010. Akbid Martapura.


Maulana, Mirza. (2009). Seluk-Beluk Merawat Bayi dan Balita-Sebuah Panduan Tepat Guna untuk Ibu-ibu di
Rumah, Cetakan I. Yogjakarta: Garailmu.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2006). Metode Penelitian Kesehatan, Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.
Pringgardani, Keumala. (2010). Berat Badan Lahir Rendah tak Selalu Dirawat di RS, Dunia Bayi Nakita No.
492 Tahun x. http://www.tabloid- nakita.com/ artikel.php3?edisi=05237&rubrik=bayi.

JURNAL KE-2

Accelerating the world's research.

Andi Fatmasari ARTIKEL.pdf Pengaruh PMK


terhadap peningkatan suhu BBLR

ANDI FATMASARI

Related papers Download a PDF Pack of the best related papers

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSA…
Fadhilillah Ali

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI LAHIR REND…
Jurnal Ipteks Terapan

BINA HUSADA PALEMBANG 2014


yesi ardila

321
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK) TERHADAP


PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA BBLR
DI RSU SAWERIGADING
PALOPO TAHUN 2016

The Effect of Kangoroo Mother Care (KMC) To Increase Body Temperature Low Birth
Weight Infants in Sawerigading Palopo General Hospital in 2016

Andi Fatmasari,1 Wahyuni Arif,2 Andi Musdalifah3


1
Program Studi D.IV STIKES Mega Buana Palopo (Email: andifatmasari010@gmail.com)
2
Dosen STIKES Mega Buana Palopo (E-mail: karamedinakara@gmail.com)
3
Dosen STIKES Mega Buana Palopo (E-mail: fa.musdalifah@gamil.com)

ABSTRACT

Kangaroo Mother Care (KMC) is proven to be the appropriate technology in caring low birth
weight babies by skin to skin contact of mother and baby. To determine the effect of kangoroo
mother care in the increase body temperature low birth weight infants in Sawerigading Palopo
General Hospital in 2016. The study design with a pre-experimental design approach to one group
pretest-posttest design. The population in this study were all low birth weight infants treated in
perinatology Sawerigading Palopo General Hospital as people. Sampling using total sampling, 31
respondents, collection of data trough observation sheets. Data analysis included univariate
analysis for frequency distribution and bivariate analyzes to test paired sample t-test to determine
the effect of the independent variable on the dependent. There are significant kangoroo mother
care to increase body temperature low birth weight infants ( -value =0,000 < 0,05). There are
significant kangoroo mother care to increase body temperature low birth weight infants in
Sawerigading Palopo General Hospital in 2016. Therefore suggested the need of kangoroo mother
care to increase body temperature and prevent hypotermia low birth weight infants.

Keywords: Kangoroo Mother Care, Increased Body Temperature, Low Birth Weight

PENDAHULUAN muda saat hamil, ibu dengan Hb rendah dan


Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) kurangnya nutrisi selama kehamilan adalah
adalah bayi dengan berat badan kurang dari penyebab
2500 gram tanpa memandang masa gestasi.1
Menurut WHO (2015) setiap tahun, 15 juta
bayi lahir prematur (sebelum usia
kehamilan 37 minggu) dan jumlah ini terus
meningkat dan merupakan penyebab utama
kematian dikalangan anak- anak dibawah
usia 5 tahun yang angka kejadiannya
hampir 1 juta kematian pada tahun 2013.
Indonesia termasuk dalam 10 negara
dengan jumlah kelahiran prematur terbesar
yaitu berada di urutan ke lima dengan
angka kejadian 675.700 kasus.2
Riwayat kelahiran prematur, pekerjaan
fisik yang berat selama kehamilan, usia
322
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

utama dari BBLR di Nepal dengan angka


kejadian yaitu 39,6%.3 Di Indonesia Angka
Kematian Bayi (AKB) masih tinggi,
sekitar 56% dimana prematuritas juga
merupakan salah satu penyebab utama
kematian. Dari angka tersebut, 30-40%
merupakan angka kematian neonatus
prematur, termasuk bayi BBLR. BBLR
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3% - 38 % dan
lebih sering terjadi di Negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan bahwa 90%
dari kejadian BBLR didapatkan di negara
berkembang dan angka kematiannya 35
kali lebih tinggi dibanding pada bayi
dengan berat badan lahir lebih dari 2500
gram.4
Data dari Dinas Kesehatan Kota
Makassar pada tahun 2010 jumlah bayi
lahir dengan

323
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

BBLR yaitu sekitar 2.247 bayi (1,78%) dan inkubator sehingga panas badannya
jumlah bayi lahir mati di akibatkan oleh mendekati dalam rahim. Bila belum
BBLR sekitar 186 (29,5%), asfiksia memiliki inkubator, bayi dapat dibungkus
sekitar 143 dengan kain dan disampingnya ditaruh botol
(22,7%) dan lain-lain 215 (31,18%) hasil yang berisi air panas atau menggunakan
presentase di hitung berdasarkan dari metode kangguru yaitu perawatan bayi baru
jumlah kematian neonatal umur 0-28 hari lahir seperti bayi kangguru dalam kantung
629 bayi.5 Data dari Dinas Kesehatan Kota ibunya sehingga panas badannya dapat
Palopo angka kejadian BBLR adalah 57 dipertahankan.8
bayi (Dinkes Palopo, 2015) dan data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Sawerigading tahun 2015 terdapat 298 bayi
yang lahir dengan BBLR.6
Bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) merupakan salah satu faktor risiko
yang mempunyai kontribusi terhadap
kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Bayi dengan BBLR hingga saat
ini masih merupakan masalah diseluruh
dunia karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa bayi
baru lahir. BBLR merupakan salah satu
faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan.1
Menurut Chase dalam Rahmawati (2010)
kemungkinan meninggal pada usia kurang
dari satu tahun untuk bayi yan BBLR 17
kali lebih besar dibanding dengan bayi yang
lahir dengan berat badan normal. Akibat
lain dari BBLR adalah terjadinya
immaturitas sistem neurologi dan ketidak
optimalan fungsi motorik dan autonom
pada awal bulan kehidupan bayi.7
Sebagai individu yang diyakini memiliki
kesempatan sama untuk hidup sehat dan
produktif, maka beberapa aspek yang
mempengaruhi tumbuh kembang bayi
BBLR perlu mendapat perhatian dari tim
pelayanan kesehatan terutama bidan agar
dapat membantu proses tumbuh kembang
bayi BBLR seoptimal mungkin.4
Bayi dengan berat badan lahir rendah
akan cepat mengalami kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermia, karena pusat
pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan
permukaan badan relatif luas. Oleh karena
itu, bayi prematur harus dirawat didalam 324
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Perawatan metode kangguru (PMK) bulan Mei samapai Juli 2016. Populasi
adalah perawatan bayi baru lahir dengan adalah semua bayi yang lahir dengan Berat
meletakkan bayi di dada ibu (kontak kulit Badan Lahir Rendah (BBLR) yang dirawat
bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh dengan menggunakan perawatan metode
bayi tetap hangat, perawatan metode ini kangguru di RSU Sawerigading Palopo
sangat menguntungkan terutama untuk bayi pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016
berat lahir rendah.1 Selain itu, bayi yang dengan jumlah 31 responden, dimana
menerima PMK akan memiliki respon stres tekhnik
yang rendah, tidur yang teratur, kontrol
kognitif yang baik serta dapat
meningkatkan aritma sinus pernapasan.9
PMK merupakan teknologi tepat guna
sebagai pengganti inkubator, tetapi harus
tetap dilakukan pemantauan oleh tenaga
kesehatan sampai BBLR mencapai >2500
gr.4 Suhu ibu merupakan sumber panas
yang efisien dan murah. Kontak erat dan
interaksi ibu dan bayi akan membuat bayi
merasa nyaman dan aman, serta
meningkatkan perkembangan psikomotor
bayi sebagai reaksi rangsangan sensoris ibu
ke bayi.10
Penelitian tentang perawatan metode
kangguru (PMK) oleh Usman dkk (1996)
dalam Suradi (2010) menyatakan bahwa
kemampuan mempertahankan suhu serta
kenaikan berat badan pada BBLR yang
dilakukan PMK menunjukkan hasil yang
lebih baik.11 Oleh karena itu PMK sangat
berguna dalam pencehagan hipotermi
dalam perawatan BBLR di rumah sakit
maupun dirumah. Hal ini dibuktikan
dengan penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat (2014) bahwa PMK
dikaitkan dengan penurunan resiko
kematian (RR 0,60, 95%), infeksi
nosokomial/sepsis (RR 0,45,
95%), dan hipotermi (RR 0,34, 95%).12
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
apakah ada pengaruh Perawatan Metode
Kangguru (PMK) terhadap peningkatan
suhu tubuh pada BBLR di RSU
Sawerigading Palopo tahun 2016.

METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini adalah pre-
experimental design dengan pendekatan
one group pretest-posttest design.
Penelitian ini telah dilakukan di RSU
Sawerigading Palopo selama 3 bulan, dari
325
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

pengambilan sampel menggunakan total PMK sebagian besar suhu tubuhnya


sampling.
berkisar 36,0-36,5ºC (45,2%) dan setelah
Alat pengukuran yang digunakan dalam
diberikan PMK sebagian besar suhunya
penelitian ini adalah dengan menggunakan
meningkat 36,6- 37,0ºC (51,6%). Suhu
lembar observasi. Lembar observasi ini
tubuh bayi pada hari III sebelum dilakukan
memuat mengenai pemantauan suhu tubuh
PMK sebagian besar suhu tubuhnya
bayi BBLR sebelum dan setelah dilakukan
berkisar 36,0-36,5ºC (74,2%) dan setelah
PMK selama 3 hari berturut-turut. Teknik
diberikan PMK sebagian besar suhunya
pengolahan data yang dilakukan dengan
meningkat 36,6-37,0ºC (67,7%).
menggunakan editing (penyuntingan data),
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji
coding (kode), memasukan data (data
statistik paired sample t-test suhu tubuh
entry) atau processing, dan pembersihan
bayi sebelum PMK dengan nilai mean =
data (cleaning). Analisa data yang
36,097 dan standar deviasi = 0,2073,
digunakan yaitu analisa univariat dan
sedangkan suhu tubuh bayi setelah PMK
bivariat uji statistik paired sample t test
dengan nilai mean = 36,877 dan standar
dengan program SPSS versi 16.13
deviasi = 0,1839. Standar mean error
sebelum dan setelah PMK = 0,0313 dengan
HASIL
nilai t-value -24,978 dan value = 0,000.
Tabel 1 menunjukkan bahwa suhu tubuh
Oleh karena = 0,000 < = 0,05 maka Ho
pada BBLR hari I dan II sebelum
ditolak dan Ha diterima.
dilakukan

Tabel 1. Distribusi Gambaran Suhu Tubuh Pada Bayi BBLR di RSU Sawerigading Palopo
Tahun 2016

Suhu Tubuh Pre Tes Post Test


(ºC) N % N %
Hari I
≥37,1 0 0,0 6 19,4
36,6-37,0 1 3,2 16 51,6
36,0-36,5 16 51,6 9 29,0
≤36 14 45,2 0 0,0
Jumlah 31 100,0 31 100,0
Hari II
≥37.1 0 0,0 12 38,7
36.6-37.0 5 16,1 16 51,6
36.0-36.5 17 54,8 3 9,7
≤36 9 29,0 0 0,0
Jumlah 31 100,0 31 100,0
Hari III
≥37.1 0 0,0 8 25,8
36.6-37.0 4 12,9 21 67,7
36.0-36.5 23 74,2 2 6,5
≤36 4 12,9 0 0,0
Jumlah 31 100,0 31 100,0
Sumber: Data Primer, 2016

326
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

Tabel 2 Distribusi Pengaruh Penerapan Metode Kangguru Terhadap Peningkatan Suhu


Tubuh Pada BBLR di RSU Sawerigading Palopo Tahun 2016

Variabel PMK Mean Std.Deviation Std. T Sig. (2-


Mean tailed)
Eror
Suhu Pre 36,097 0,2073 0,0313 - 0,000
badan Post 36,877 0,1839 24,978
Sumber: Uji Paired Sample t-Test, 2016

PEMBAHASAN Hanifah dan Ernawati (2011) dari hasil


Berdasarkan tabel 2 pasien bayi BBLR penelitian ada sebanyak 11 BBLR yang
di beri PMK yang menjadi sampel setelah dilakukan metode kangguru tidak
penelitian dan telah dilakukan pengukuran mengalami peningkatan suhu dikarenakan
suhu menggunakan termometer diperoleh kehilangan panas yang disebabkan oleh
suhu sebelum dilakukan PMK dengan mean permukaan tubuh bayi yang realtif lebih
36,097 dan standar deviasi 0,2073, luas dibandingkan dengan berat
sedangkan setelah dilakukan PMK mean
sebesar 36,877 dan standar deviasi 0,1839.
Hal ini menujukkan bahwa secara umum
telah terjadi peningkatan suhu tubuh akibat
penerapan metode kangguru yaitu sebesar
0,78.
Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) mempunyai keterbatasan
dalam pengaturan fungsi tubuhnya, salah
satunya adalah ketidakstabilan suhu tubuh,
sehingga dapat menyebabkan hipotermi
pada bayi BBLR. PMK merupakan salah
satu solusi pencegahan hipotermi pada
BBLR. Prinsipnya adalah skin to skin
contact yaitu perpindahan panas secara
konduksi dari ibu ke bayi sehingga bayi
tetap hangat. Penerapan metode kangguru
dapat meningkatkan suhu tubuh dan
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi
BBLR sehingga sangat penting untuk
diberikan kepada pasien bayi BBLR
sebagai salah satu tindakan penanganan dan
sebagai pengganti inkubator yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh siapa saja,
dimana saja dan relatif murah dalam
pencegahan hipotermi pada BBLR.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan di Kupang tahun 2012 yang
menyimpulkan bahwa secara umum telah
terjadi peningkatan suhu tubuh pada bayi
BBLR akibat penerapan metode kangguru
(PMK), dimana nilai value=0,000.14
Hal yang sama dikemukakan oleh
327
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

badan, kurangnya jaringan lemak dibawah


kulit, dan kekurangan lemak coklat dan
terdapat 19 BBLR yang mengalami
peningkatan suhu dikarenakan bayi
mendapatkan kehangatan sumber panas
alami (36-37ºC) terus menerus langsung
dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan
udara dalam kantung/baju ibu, serta ASI
menjadi lancar.15
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Makassar tahun 2014 didapatkan bahwa
dari 38 responden, 23 ibu yang melakukan
PMK memiliki suhu tubuh bayi yang
normal, sementara 15 bayi yang tidak di
PMK mengalami hipotermi. Suhu tubuh
ibu merupakan sumber panas yang efisien
dan murah, dapat memberikan lingkungan
hangat pada bayi, juga meningkatkan
hubungan ibu dan bayi.16
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas
metabolik dan pergerakan otot. Pada
lingkungan suhu dingin panas harus
dipertahankan atau suhu tubuh akan turun
di bawah batas normal. Pengeluaran panas
melalui kulit berlangsung melalui proses
evaporasi air (perubahan molekul air) yang
disekresi oleh kelenjar keringat dan juga
melalui proses perspirasi (sekresi keringat),
difusi molekul air melalui kulit. Dalam
pengaturan suhu tubuh kulit berperan
mengeluarkan keringat dan kontraksi otot
dengan pembuluh darah kulit.17
Pengaturan aliran darah melalui kulit
adalah untuk mengatur suhu tubuh.
Dengan meletakkan bayi tertelungkup di
dada ibu akan terjadi kontak kulit langsung
ibu dan bayi sehingga bayi akan
memperoleh kehangatan karena ibu
merupakan sumber panas yang baik bagi
bayi.
Metode kangguru merupakan cara
efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi
yang paling mendasar yaitu kehangatan, air
susu ibu, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.4

328
Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 4, No.1, Februari 2018

329
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Penerapan Metode Kangguru terhadap Peningkatan
Suhu Tubuh pada BBLR di RSU Sawerigading Palopo tahun 2016 maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh perawatan metode kangguru terhadap peningkatan suhu tubuh pada BBLR
di RSU Sawerigading Palopo tahun 2016 dengan nilai value 0,000 < 0,05 yang berarti Ha
diterima dan Ho ditolak, karena terbukti adanya peningkatan suhu yang dialami oleh bayi
BBLR setelah diberi perwatan metode kangguru yaitu rata-rata meningkat sampai 0,78 ºC.
Disarankan bagi bidan/perawat yang bertugas di ruang Perinatology Rumah Sakit Umum
Sawerigading Palopo agar meningkatkan perannya dalam pelaksanaan asuhan pada bayi BBLR
untuk melaksanakan perawatan metode kangguru untuk meningkatkan suhu tubuh dan
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi, terutama pada bayi dengan BBLR.

REFERENSI
1. Proverawati A, Ismawati C. BBLR Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010: 1-
5.
2. WHO. Preterm Birth. World Health Organization; 2015.
3. Sudesh RS, Smith G, Utsav T, Sanjiv SB, Bikash B, Kusum W, Laxman S. Low Birth Weight at
Term and Its Determinants in a Tertiary Hospital of Nepal. Research Article; 2015: 10 (4).
4. Maryunani A. Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: TIM; 2013: 4-
5, 194.
5. Dinkes. Data Angka Kejadian BBLR Kota Palopo. Dinas Kesehatan Kota Palopo; 2015.
6. RSU Sawerigading. Data Rekam Medik. Rumah Sakit Umum Sawerigading; 2015.
7. Rahmawati, Rosdan. Pengaruh Faktor Maternal Terhadap Kejadian BBLR Studi Kasus Diwilayah
Kerja Puskesmas Ampel

57
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

I Boyolali Tahun 2008. Under graduates thesis, Universitas Negri Malang; 2010.
8. Marmi, Raharjo K. Asuhan neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2012: 45
9. Feldman R, Rosenthal Z, Eidelman AI. Maternal-Preterm Skin-to-Skin Contact Enchances Child
Physiologic Organization and Cognitive Control Across the First 10 Years of Life. PubMed US
National Library of Medicine National Institutes of Health; 2014: 75 (1).
10. Siwi E. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta:
Pustakabarupress; 2015: 163.
11. Suradi R. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode Kanguru, HTA Indonesia,
DepKes; 2009.
12. Cunde-Agudelo A, Diaz-Rossello JL. Kangaroo Mother Care to Reduce Morbidity and Mortality
in Low Birth Weight. PubMed US National Library of Medicine National Institutes of Health;
2014: 22 (4).
13. Ariani Putri. Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika;
2014: 15.
14. Marlina, PP. Pengaruh Penerapan Metode Kangguru Terhadap Peningkatan Suhu Tubuh pada
BBLR di RSUD Prof. DR. W.
Z. Johannes Kupang tahun 2012, Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran. Universitas Hasanuddin Makassar; 2012.
15. Lilik H, Evi E. Gambaran Penerapan Metode Kangguru Dalam Pencegahan Hipotermi Pada BBLR
di RSUD Dr.Moewardi Surakarta; 2011.
16. Angriani, Amelia, Jamila. Hubungan Antara Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap
Suhu Tubuh BBLR DI RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar; 2014: V.4.
17. Syaifuddin. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jakarta: EGC; 2012: hal 568.

JURNAL KE-3

Efektivitas Metode Kangguru terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang 2015

Ririn Anggraini

Akademi Kebidanan Abdurahman Palembang, Jl. Sukajaya No.7 Kol. H.Burlian KM. 5,5 Palembang, Sumatera
Selatan, Indonesia
email: ri2n_anggraini88@yahoo.com

ABSTRAK
Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO), hampir semua (98%) dari lima
juta kematian neonatal terjadi dinegara berkembang. Umumnya karena Berat Badan Lahir
kurang dari 2500 gram. Dalam menangani masalah BBLR dapat digunakan metode
kangguru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan metode
kangguru terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR di Rumah Sakit Muhammadyah
Palembang Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan
pendekatan “Kohort”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir dengan
BBLR di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada bulan April-Juni 2015, sampel di
ambil dengan “Quota Sampling” sebanyak 30 bayi dengan BBLR. Hasil analisis bivariat
dengan menggunakan uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
metode kangguru dengan peningkatan berat badan pada bayi BBLR (p value : 0,272), namun
58
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

jika dilihat dari hasil penelitian metode kangguru efektif dalam meningkatkan berat badan
namun sedikit, dari 15 responden yang dilakukan metode kangguru terdapat 10 bayi yang
mengalami peningkatan berat badan sedangkan dari 15 responden yang tidak dilakukan
metode kangguru hanya terdapat 6 responden yang mengalami peningkatan berat badan. Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa secara statistik metode kangguru tidak efektif dalam
meningkatkan berat badan bayi BBLR hal ini disebabkan jumlah sampel yang sedikit. Untuk
itu disarankan pada peneliti selanjutnya untuk memperbanyak jumlah sampel.
Kata Kunci: Metode kangguru, kenaikan berat badan, BBLR

ABSTRACT
World Health Organization (WHO) estimated that almost all (98%) of the five million
neonatal occurred in developing countries. Generally, it happened because of birth weight
less than 2500 grams. In handling the problem of LBW (Low Birth Weight), kangaroo method
can be implemented.This study aimed to determine the effectiveness of kangaroo method
implementation on weight gain for LWB babies at Muhammadiyah Palembang Hospital in
2015. This study was an analytical quantitative research with a "Kohort" approach. The
population in this study was all newborns with LBW at Muhammadiyah Palembang Hospital
in April-June 2015; 30 babies with LBW taken by "Quota Sampling" were the samples of this
study. The result of bivariate analysis using chi square statistical test showed that there was
no correlation between kangaroo method with weight gain in LWB baby (p value: 0,272).
However, seeing from the study result, kangaroo method was effective in body weight gain.
From 15 respondents, there were 10 babies treated by kangaroo method had weight gain.
Meanwhile, from 15 respondents who did not implement kangaroo method, there were only 6
respondents who experienced weight gain. From the results obtained statistically that
kangaroo method is not effective in increasing the baby weight of LBW this is caused due to
the small number of samples. It is suggested to the next researcher to increase the number of
samples.
Keywords: Kangaroo method, weight gain, LBW babies.

59
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

PENDAHULUAN
lebih sering terjadi di negara-negara
Semakin berkembangnya ilmu
berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
pengetahuan dan teknologi dibidang
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
kesehatan, semakin bertambah pula
BBLR didapatkan di negara berkembang
permasalahan-permasalahan dalam bidang
dan angka kematian 35 kali lebih dari 2500
kesehatan. Jika diamati dengan baik,
gram 3.
seharusnya dengan semakin bertambahnya
Berdasarkan hasil Survei Demografi
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
bidang kesehatan, semakin berkurang pula
2007 tercatatAngka Kematian Ibu (AKI)
masalah-masalah kesehatan yang muncul.
sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH)
Hal ini tidak sama dengan yang terjadi di
dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar
Negara Republik Indonesia, masalah-
34/1000 KH.Sedangkan hasil SDKI 2012
masalah kesehatan belum bisa teratasi
tercatat AKI sebesar 359/100.000 KH dan
dengan baik. Sebagai contoh, dapat dilihat
AKB sebesar 32/1000 KH (4).
angka kematian ibu dan bayi dari tahun ke
Pada tahun 2012 jumlah kematian
tahun semakin bertambah dengan berbagai
neonatal di Provinsi Sumatera sebanyak
penyebab yang berbeda-beda. Salah
712 kematian, dengan penyebabnya BBLR
satunya, banyak ibu yang melahirkan bayi
sebanyak 32,5%, Asfiksia 25,7%, Infeksi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
0,7%, lain-lain 35,6%. Sedangkan Jumlah
yang menyebabkan kematian pada bayi (1).
kematian neonatal di Kota Palembang
Berdasarkan perkiraan organisasi
sebanyak 62 kematian dengan penyebabnya
kesehatan dunia World Health
BBLR sebanyak 9,4%, Asfiksia 10,9%,
Organization (WHO), hampir semua (98%)
Infeksi 15,1%, lain-lain 5,9% (5).
dari lima juta kematian neonatal terjadi
Penyebab terbanyak terjadinya
dinegara berkembang. Umumnya karena
BBLR adalah kelahiran prematur, faktor
Berat Badan Lahir kurang dari 2500 gram.
ibu yang lain adalah umur, paritas dan lain-
Menurut WHO, 17% dari 25 juta persalinan
lain. Faktor plasenta seperti penyakit
pertahun adalah bayi dengan BBLR dan
vaskuler, kehamilan ganda, serta faktor
hampir semua terjadi dinegara
janin juga merupakan penyebab terjadinya
berkembang(2).
BBLR (3).
Prevalensi bayi dengan BBLR
Kini telah banyak digunakan oleh
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran
negara-negara berkembang didunia, dalam
didunia dengan batasan 3,3% - 38% dan

60
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

menangani masalah BBLR yaitu metode


METODE PENELITIAN
kangguru. Metode kangguru itu sendiri Penelitian ini merupakan penelitian
adalah perawatan bayi baru lahir dengan kuantitatif bersifat analitik karena data
melekatkan bayi didada ibu (kontak kulit yang diperoleh merupakan hasil
bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh pengamatan, hasil wawancara langsung.
bayi tetap hangat .
(6)
Teknik pengumpulan datanya
Metode ini lebih membuktikan menggunakan teknik eksperimen dengan
dalam meningkatkan berat badan bayi pendekatan kohort karena mengkaji antara
dengan BBLR daripada menggunakan faktor yang akan diteliti dengan efeknya,
inkubator. Hal tersebut disebabkan karena faktor yang akan diteliti dilakukan
dengan menggunakan metode kangguru identifikasi terlebih dahulu kemudian
(kulit ke kulit) mendorong bayi untuk diikuti ke depan secara prospektif sehingga
mencari puting dan menghisapnya dan timbulnya efek. Peneliti akan melakukan
secara tidak langsung bayi akan sering penimbangan pada bayi BBLR dan
menyusui .(7)
dilakukan metode kangguru selama 10 hari
Hasil penelitian oleh Ali (2009) di dan dilakukan penimbangan kembali lalu
Rumah Sakit Aligarh India menyimpulkan dibandingkan denga hasil penimbngan yang
bahwa metode kanguru dapat pertama.
meningkatkan berat badan bayi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Peningkatan berat badan bayi yang seluruh bayi baru lahir dengan berat badan
mendapatkan perlakuan dengan metode lahir rendah di Rumah Sakit
kangguru meningkat 19,3 gram per hari, Muhammadiyah Palembang tahun 2015.
sedangkan pada bayi yang mendapatkan Teknik sampel yang digunakan adalah
perlakuan dengan metode konvensional quota sampling (sampel yang diinginkan)
meningkat 10,44 gram per hari. dengan mengambil sampel atas dasar apa
Tujuan penelitian ini untuk yang diinginkan. Jumlah sampel dalam
diketahuinya efektivitas pelaksaksanaan penelitian ini sebanyak 30 sampel. Peneliti
metode kangguru terhadap peningkatan menggunakan sampel dari populasi yang
berat badan pada bayi dengan berat badan mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
lahir rendah di Rumah Sakit (kuota) yang diinginkan. 15 sampel sebagai
Muhammadiyah Palembang tahun 2015. kelompok perlakuan (dilakukan metode
kangguru) dan 15 sampel sebagai kontrol
(tidak dilakukan metode kangguru).

61
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017
p-ISSN: 2503-1392

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Metode Kangguru Pada Bayi Dengan BBLR

No Metode Kangguru Frekuensi %


1 Ya 15 50 %
2 Tidak 15 50%
Total 30 100 %

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan pada Bayi Dengan BBLR

No Kenaikan Berat Badan Frekuensi %


1 Ya, ≥200 gr/ 10 hari 16 53,3 %
2 Tidak, <200 gr/ 10 hari 14 46,7 %
Total 30 100 %

Analisis Bivariat

Tabel 3.
Efektivitas Metode Kangguru Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Bayi BBLR

Kenaikan Berat
Metode Ya Tidak N p value
No
Kangguru n % n %
1 Ya, 10 62,5 5 35,7 15
2 Tidak 6 37,5 9 64,3 15
0,272
Jumlah 16 100 14 100 30

PEMBAHASAN Perawatan metode kangguru

Pelaksanaan Metode Kangguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan

Berdasarkan data penelitian di melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit

atas, dari 30 responden yang melakukan bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh

perawatan metode kangguru sebanyak 15 bayi tetap hangat 6.


responden dan responden yang tidak Manfaat perawatan metode
melakukan metode kangguru sebanyak 15 kangguru antara lain mempererat ikatan
responden. emosi ibu dan bayi, mempertahankan suhu
tubuh bayi, melatih ibu cara menyusui

62
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

yang benar, melatih bayi untuk menghisap


pastikan kepala bayi sudah terfiksasi
dan menelan secara teratur dan
pada dada ibu. Posisikan bayi dengan
terkoordinasi 7.
siku dan tungkai tertekuk, kepala dan
Menurut Atikah (2010), tanda-
dada bayi terletak di dadaibu dengan
tanda bayi BBLR yang memerlukan
kepala agak sedikit ekstensi.
perawatan metode kangguru adalah
c. Dapat pula memakai baju dengan
sebagai berikut:
ukuran lebih besar dari badan ibu
a. Tubuh bayi dingin (Suhu badan di
dengan posisi bayi diletakkan di antara
bawah 36,5ºC.
payudara ibu, baju
b. Bayi menjadi gelisah, mudah
ditangkupkan,kemudian ibu memakai
terangsang, lesu dan tidak sadarkan
selendang yang dililitkan di perut ibu
diri, demam (suhu badan di atas
agar bayi tidak terjatuh.
37,5ºC).
d. Bila baju ibu tidak dapat menyokong
c. Bayi malas menyusu, tidak minum
bayi, dapat digunakan handuk atau
dengan baik dan muntah-muntah.
kainlebar yang elastis atau kantong
d. Bayi kejang.
yang dibuat sedemikian untuk menjaga
e. Mengalami kesulitan bernafas, yaitu
tubuh bayi.
cepat nafas (lebih dari 60 kali per menit
e. Ibu masih dapat beraktivitas dengan
dan mengalami berhenti nafas selama
bebas, dapat bebas bergerak walau
20 detik).
berdiri, duduk, jalan, makan dan
f. Diare atau mencret.
mengobrol. Pada waktu tidur, posisi
g. Kulit tampak kuning atau biru,
ibu setengah duduk atau dengan jalan
terutama pada mulut/ bibir bayi.
meletakkan beberapa bantal di
h. Menunjukkan gejala lain yang
belakang punggung ibu.
6
mengkhawatirkan . f. Dalam pelaksanaannya perlu
Menurut Mitayani (2010), tahap- diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi
tahap dalam pelaksanaan perawatan bayi, pemantauan bayi, cara pemberian
metode kangguru adalah sebagai berikut:
ASI dan kebersihan ibu dan bayi 7.
a. Bayi diberi pakaian, topi, popok, dan
kaos kaki yang telah dihangatkan Kenaikan Berat Badan
terlebih dahulu. Berdasarkan data penelitian di
b. Letakkan bayi di atas dada ibu, dengan atas, dari 30 responden yang mengalami
posisi tegak, langsung ke kulit ibu dan kenaikan berat badan ≥ 200 gr/ 10 hari

63
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

sebanyak 16 responden lebih banyak


kangguru sebanyak 15 responden,
dibandingkan dengan yang tidak
responden yang tidak melakukan metode
mengalami kenaikan berat badan ≥ 200 gr/
kangguru sebanyak 15 responden.
10 hari sebanyak 14 responden.
Berdasarkan hasil penelitian lain
Menurut Varney (2010),kenaikan
oleh Ali (2009) di Rumah Sakit Aligarh
berat badan padabayi cukup bulan dan
India menyimpulkan bahwa metode
sesuai masakehamilan adalah sebagai
kangguru dapat meningkatkan berat badan
berikut :
bayi. Peningkatan berat badan bayi yang
a. Dalam 3 hari hingga 5 hari kehidupan:
mendapatkan perlakuan dengan metode
1. Bayi baru lahir kehilangan berat
kangguru meningkat 19,3 gram per hari,
badan sebanyak 5-10 % dari berat
sedangkan pada bayi yang mendapatkan
lahirnya.
perlakuan dengan metode konvensional
2. Bayi yang minum ASI kehilangan
meningkat 10,44 gram per hari.
berat badan lebih banyak.
Menurut Mitayani (2010), dalam
3. Bayi lahir harus dicapai kembali
publikasi yang dirilis oleh Linkage Project
pada hari ke 10 kehidupan.
yang telah diterjemahkan ke dalam
b. Dalam 3 bulan pertamakehidupan :
Bahasa Indonesia, perawatan kulit ke kulit
1. Kenaikan rata-rata 30 gram per hari.
mendorong bayi untuk mencari putting
2. Bayi yang minum ASI mungkin
susu dan menghisapnya, mempererat
mengalami kenaikan berat badan
ikatan antara ibu dan bayi, serta
sedikit, yaitu kurang dari 30 gram
membantu keberhasilan pemberian ASI
per hari.
begitu bayi tersebut cukup umur untuk
c. Dalam tahun pertama kehidupan :
menghisap.
1. Berat badan menjadi 3 kali lipat
Penelitian lain yang dilakukan di
berat lahir.
RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo
2. Panjang badan menjadi dua kali
Purwokerto yaitu berdasarkan hasil
8
lipat dari panjang saat lahir .
analisis diketahui bahwa berat badan bayi
yang mendapatkan perlakuan dengan
Efektivitas Metode Kangguru Terhadap
metode kangguru setelah hari ke-5 dan ke-
Kenaikan Berat Badan Pada Bayi BBLR
10 lebih berat dibandingkan yang
Berdasarkan data penelitian di
mendapatkan perlakuan dengan
atas, responden yang melakukan metode
metodeinkubator. Hasil uji tersebut
diperoleh hasil ada perbedaan berat badan

64
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

bayi BBLR antara yang mendapatkan


jumlah sampel yang sedikit sehingga
perawatan metode kangguru dengan yang
secara statistik tidak efektif.
mendapatkan perawatan dalam inkubator
Pada penerapan yang peneliti
di Ruang Melati RSUD Prof. DR
lakukan terdapat kesulitan dalam
Margono Soekarjo Purwokerto.
melaksanakan metode kangguru
Hasil penelitian yang dilakukan di
diantaranya banyak ibu mengeluh dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
melakukan metode kangguru dikarenakan
tidak sejalan dengan penelitian dan teori
terlalu repot bagi ibu yang baru saja
yang telah dikemukakan. Dari hasil uji
melahirkan. Ibu-ibu yang melakukan
statistic Chi Square menyatakan bahwa p
metode kangguru mengaku dalam 10 hari
value 0,272 > 0,05, maka tidak ada
hanya beberapa kali saja mereka
hubungan yang bermakna antara metode
melakukan perawatan metodekangguru
kangguru dengan kenaikan berat badan di
pada bayinya. Karena faktor waktu yang
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
tidak memungkinkan untuk mereka
Hal ini mungkin disebabkan oleh jumlah
melakukannya dan pengetahuan mereka
sampel yang terlalu sedikit. Dimana
yang belum begitu memahami tentang
terdapat 15 sampel yang dilakukan
perawatan metode kangguru.
metode kangguru dan 15 sampel yang
tidak dilakukan metode kangguru
KESIMPULAN
sehingga secara statistik metode kangguru
Berdasarkan hasil penelitian di
tidak efektif dalam meningkatkan berat
atas dapat disimpulkan bahwa secara
badan bayi yang BBLR. Namun terlihat
statistik metode kangguru tidak efektif
pada tabel 1.3 bahwa dari 15 responden
dalam meningkatkan berat badan bayi
yang melakukan metode kangguru
BBLR namun hal ini disebabkan jumlah
terdapat 10 bayi yang mengalami
sampel yang sedikit. Untuk itu disarankan
peningkatan berat badan ≥ 200 gr/ 10 hari.
pada peneliti selanjutnya untuk
Sedangkan dari 15 bayi BBLR yang tidak
memperbanyak jumlah sampel yang
dilakukan metode kangguru hanya
diambil.
terdapat 6 bayi yang mengalami
peningkatan berat badan. Hal ini
menunjukkan bahwa metode kangguru
memiliki efektivitas dalam meningkatkan
berat badan bayi namun dikarenakan

65
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

DAFTAR PUSTAKA
1. Subagio, Adi. 2013. Jurnal Kebidanan
Berat Badan Lahir Rendah. Diakses

66
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

pada tanggal 15 april 2015.


www.adisubagio92.blogspot
.com
2. Dinas Kesehatan Kota
Palembang. 2009. Data
WHO Kematian Neonatal
di Negara Berkembang.
Palembang: Dinas
Kesehatan.
3. Pantiawati, Ika. 2010. Bayi
dengan Berat Badan Lahir
Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
4. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2014.
Situasi Kesehatan Ibu.
Jakarta: Pusat Data dan
Informasi.
5. Dinas Kesehatan Kota
Palembang. 2012. Angka
Kematian Bayi Sumatera
Selatan. Laporan Tahunan.
6. Proverawati, Atikah. 2010.
Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
7. Mitayani. 2010. Mengenal
Bayi Baru Lahir dan
Penatalaksanaannya.
Padang: Paninta Offset.

67
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

8. Varney. 2010. Asuhan


Kebidanan. Jakarta: EGC.

68
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

kestabilan suhu tubuh pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) dapat dicapai dengan pelaksanaan perawatan metode Kangaroo Mother
Care (KMC). Kestabilan suhu tubuh pada bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) dapat dipenuhi dengan pelaksanaan perawatan metode
Kangaroo Mother Care (KMC) secara kontinyu dan memperhatikan ketepatan
pada komponennya yang berupa kanggaroo position, kangaroo nutrition,
kangaroo support,dan kangaroo discharge.
Pelaksanaan perawatan metode Kangaroo Mother Care (KMC) pada ibu
dan bayi dilakukan dengan dukungan serta bantuan dari perawat dan keluarga
orang terdekat ibu dan bayi. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator
penting dalam memberikan dukungan fisiologis maupun psikologis kepada ibu
dan bayi terutama dalam pelaksanaannya.
B. SARAN

Metode ini dapat dijadikan literatur dalam pelaksanaan tindakan perawatan


Kangaroo Mother Care (KMC) pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
untuk kestabilan suhu tubuh pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
diharapkan kedepannya tenaga kesehatan paham dalam memberikan asuhan
Kangaroo Mother Care (KMC) kepada bayi BBLR.

69
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September
2017 p-ISSN: 2503-1392

DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/sop-kmcdocx-pdf-free.html

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2635/7/Conclusion.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/991/3/bab%202.pdf

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-
meningkatkan-pemberian-asi

https://docplayer.info/49178998-Bab-i-pendahuluan-metode-kanguru-adalah-
metode-perawatan-dini-dengan-sentuhan-kulit-ke-kulit.html

70

Anda mungkin juga menyukai